Professional Documents
Culture Documents
Materi Modul
Ketika Perusahaan menjadi besar, maka pasar geografisnya dan keanekaragaman dari
produknya cenderung untuk berkembang. Ketika hal ini terjadi dan waktu yang diperlukan untuk
mengelola bisnis juga meningkat. Biasanya, perusahaan pertama-tama merespons terhadap
meningkatnnya kebutuhan ini dengan menambah lapisan manejemen. Akan tetapi, pada titik tertentu,
kendali sentral terhadap operasi-operasi bisnis yang jauh berbeda ini menjadi tidak efisien. Ketika
tekanan persaingan meningkat, perusahaan cenderung untuk melakukan desentralisasi atas proses
pengambilan keputusan untuk meningkatkan efisiensi. Desentralisasi (decuntalization ) adalah filosofi
manejemen yang berusaha untuk membuat setiap divisi bisnis menjadi otonom dan praktis. Tanggung
jawab dan wewenang yang diperukan untuk mengelola operasi divisional didelegasikan ke manajemen
divisi. manajemen sentral hanya menyediakan panduan operasi umum dan sasaran laba untuk setiap
divisi. Penciptaan divisi yang terdesentralisasi dan semiotonum dalam suatu perusahaan mengarah
pada kebutuhan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja divisional. Bab ini membahas konsep
pengembalian atas modal uang digunakan, yang merupakan suatu ukuran yang digunakan oleh
manajemen dalam menilai kinerja operasi baik di tingkat perusahaan maupun di tingkat divisi. Bab ini
juga membahas penetapan harga transfer di dalam perusahaan, yang memainkan peranan penting
dalam mengukur hasil divisional.
1. Formula
Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan dapat dinyatakan sebagai produk dari
dua faktor presentase laba terhadap penjualan dan tingkat perputaran modal yang digunakan
Presentase laba terhadap penjualan (percentage of profit to sales) adalah laba dibagi dengan
penjualan. Tingkat perputaran modal yang digunakan (capital-e,ployed turnoper rate)
adalah penjualan dibagi dengan modal yang digunakan. Dalam bentuk persamaan, tingkat
pengembalian dikembang sebagaimana disajikan pada Gambar 1.
= %
1
2
mencerminkan hubungan harga-biaya yang dipengaruhi oleh tingkat dan bauran penjualan,
harga, dan pengendalian biaya. Tingkat perputaran menceminkan kecepatan dengan mana aset
yang dikomitmenkan digunakan dalam operasi. Oleh karena tingkat pengembalian atas modal
yang digunakan adalah produk dari dua faktor, maka berbagai kombinasi dapat menghasilkan
hasil yang sama, sebagaiman diiustrasikan di tampilan 1 untuk tingkat pengembalian 20
persen.
Persentase Laba Terhadap Tingkat Perputaran Modal Tingkat Pengembalian
Penjualan Yang Digunakan Modal Yang Digunakan
10 % 2.000 20 %
8% 2.500 20 %
6% 3.333 20 %
4% 5.000 20 %
2% 10.000 20 %
Tampilan 1
Tidak ada satu tingkat pengembalian tunggal atas modal yang digunakan yang
memuaskan bagi semua perusahaan. Perusahaan manufaktur di berbagai industri akan
memiliki tingkat yang berbeda, sebagaimana halnya dengan perusahaan listrik, lembaga
perbankan, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Maanajemen dapat menetapkan tingkat
yang objektif menggunakan penlaian dan pengalaman yang didukung oleh perbandingan
dengan perusahaan lain. Setiap industri memiliki perusahaan-perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi, menengah, dan rendah. Struktur dan ukuran perusahaan sangat
memengaruhi tingkat tersebut. Perusahaan yang terdiversifikasi mungkin hanya memiliki
tingkat pengembalian yang menengah ketika laba dan aset dari semua divisinya digabung
dalam analisis tersebut. Dalam kasus semacamitu, mungkin lebih baik bagi manajemen untuk
menetapkan tujuan yang terpisah bagi setiap divisi, serta bagi perusahaan secara keseluruhan.
Metode untuk analisis divisional akan dibahas kemudian dalam bab ini.
Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan dihitung dengan data yang ditemukan
dalam neraca dan laporan laba rugi. Estimasi probabilita dapat dimasukkan sebagai bagian dan
perhitungan. Angka penjualan yang umumna digunakan adalah penjualan bersih (yaitu,
penjualan kotor dikurangi retur penjualan, potongan penjualan, dan diskon penjualan). Tidak
ada kesepakatan umum mengenai angka laba dan modal yang digunakan dalam menghitung
tingkat pengembalian. Namun, konsistensi dan keseragaman merupakan persyaratan utama
karena tingkat pengembalian atas modal yang digunakan umumnya nerkaitan dengan kerumita
dari operasi dan/atau keanekaragaman divisi.
Laporan laba rugi umumnya melaporkan beberapa tingkatan laba yang berbeda,
mencakup (1) laba operasi, (2) laba sebelum pajak, yang adalah laba operasi[lus laba non
operasi dikurangi beban non operasi, dan (3) laba bersih, yang merupakan jumlah yang
ditransfer ke saldo laba setelah beban pajak penghasilan dikurangi. Menggunakan laba operasi
berarti bahwa hanya transaksi yang sifatnya operasional yang sebaiknya dipertimbangkan.
Angka laba ini lebih dipilih untuk analisa divisional. Karena pos-pos nonoperasi biasanya
merupakan tanggung jawab dari perusahaan secara keseluruhan. Penggunaan laba sebe;u, atau
sesudah pajak addalah signifikan ketika perusahaan dinilai secara keseluruhan. Akan tetapi,
laba bersih dapat dipertahankan karen pajak mengurangi sumber daya perusahaan, dan kinerja
di tingkay perusahaan secara keseluruhan sebaiknya dinilai anya berdasarkan hasil akhir. Jika
modal yang digunakan dinyatakan kembali guna mengakui inflasi, sebagaian dibahas
kemudian dalam bab ini, maka komparabilitas memerlukan pengakuan yang serupa atas
dampak inflasi terhadap laba.
Modal yang digunakan mengacu pada total aset atau jumlah aset lancar dan aset tidak
lancar. Banyak akuntan menyarankan agar jumlah modal yang digunakan sebaiknya dira-
ratakan selama periode fiskal, jika memungkinka. Prosedur semacam itu cenderung untuk
menyetarakan nilai aset akhir tahun yang luar biaa tinggi atau rendah dan pengaruh musiman.
Selain itu, sumber dana juga tikda dipertimbangkan ketika jumlah modal yang digunakan
ditentukan. Oleh karena itu, kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang yang
menyediakan uang yang digunakan dalam pembelian aset, tidak dikurangkan dari aset. Akan
tetapi, beberapa akuntan berpendapat bahwa kewajiban lancar sebaiknya dikurangkan dari aset
lancar guna memperoleh angka modal kerja yang akan digunakan sebagai ganti dari angka aset
lancar. Hal ini secara teoretis dianggap menarik untuk tujuan menghitung tinkat pengembalian
dari suatu divisi jika manajer dari divisi tersebut memiliki kendali atas kewajjiban lancar
(yaitu, jika kewajiban lancar terjadi di tingkat divisi dan bukannya di tingkat korporat).
Aset Lancar. tiga pos paling signifikan yang diklasifikan sebagai aset lancar adalah kas,
piutang, dan persediaan. Masalah valuasi dikatikan dengan masing-masing dari aset
tersebut.
Kas. Biasanya, kas yang ditunjukkan di neraca adalah jumlah yang diperlukan untuk
operasi bisnis total. Dana kas yang disisihkan untuk pensiun, pajak, atau program perluasan
atau program oengembangan masa depan sebaiknya dikluarkan, di pihak lain, dalam
menghitung tingkat pengembalian divisional, beberapa manajer tidak menerima angka kas
yang dinyatakan tetapi memilih persentase yang telah ditentukan sebelumnya dari harga pokok
penjualan atau beban operasi tahunan. Alasan dibalik ini adalah bahwa transaksi rutin dari
suatu divisi memerlukan saldo kas minimum tertentu yang harus dipegang. Jumlah yang
melebihi jumlah minimum adalah tanggung jawab tingkat korporal, dan bukanlah aset yang
diinvestasikan divisi tersebut.
Piutang. Nila yang digunakan untuk piutang sebaiknya adalah jumah kotor atau jumlah
bersih setelah penyisihan untuk piutang tak tertagih telah dikurangkan.
Persediaan. metode perhitungan biaya persediaan yang berbeda, seperti FIFO, rata-rata,
atau LIFO, menimbulkan beberaa perbedaan dalam nerca dan laporan laba rugi. Ketika rasio
pengembalian dari perusahaan-perusahaan di industri yang sama dibandingkan, maka
sebaiknya dibuat penyisihan untuk perbedaan semacam ini. Kembali, jika akun penyisihan
digunakan untuk penyesuaian mana yang lebih rendah antara biaya atau harga pasar, maka
pertanyaan yang muncul adalah apakah angka persediaan yang digunakan sebaiknya adalah
angka bersih setlah penyisihan. Kembali di sini, keseragaman memainkan peranan penting.
4
Aset Tidak Lancar. Tiga alternatif metode valuasi telah disarankan dalam kaitannya
dengan aset tidak lancar. (1) biaya awal (nilai buku awal), (2) biaya setelah
penyusutanv(biaya awal dikurangi dengan akumulasi penyusutan-yaitu, nilabuku
bersih), dan (3) akuntansi inflasi.
Biaya Awal. akuntan yang mendukung basis biaya awal berargumentasi sebagai berikut:
1. Aset dari perusahaan manufaktur, tidak seperti perusahaan pertambangan, adalah
berdasarkan kontinuitas dan bukan berrdasarkan deplesi.
2. Aset kotor dari suatu pabrik dapat dibandingkan dengan lebih baik dengan aset pabrik lain,
ketika praktik penyusutan atau umur dari aset berbeda.
3. Akumulasi penyusutan sebaiknya tidak dikurangkan dari nilai aset kotor properti, karena
hal tersebut mencerminkan retensi dari dana yang diperlukan untuk menjaga agar investasi
awal dari pemegang saham tetap utuh. Sebenarnya, aset tidak lancar digunakan untuk
memproduksi laba selama umur hidupnya. Oleh karena itu, penuh dipertimbangkan sebagai
investasi sampai aset tersebut tidak digunakan lagi.
Biaya Penyusutan. Akuntan yang mendukung penggunaan biaya setelah penyusutan
untuk aset tidak lancar mengajukan dua argumen. Pertama, meskipun aset tidak lancar
biasanya dinyatakan terlalu rendah di neraca selama periode inflasi, menaikan biaya awal
sebaiknya tidak dilakukan, karena hal ini hanya menambah kebingungan yang telah ada dalam
valuasi aset. Kedua, suatu inestasi adalah sesuatu yang terpisah dan berbeda dari media
dengan mana investasi tersebut dilakukan. Harga pembelian dari mesin sebaiknya dianggap
sebagai biaya dibayar di muka untuk jumlah tahun produksi yang diharapkan. Salah satu
fungsi dari akuntansi penyusutan adalah untuk menjaga modal agregat dengan membuat
provisi saat ini untuk aset subsitusi guna menggantikan jonsumsi aset agregal(penyusutan) dari
tahun tersebut.
Berbagai metode penyusutan yang dapat diterima, seperti metode garis lurus atau
penyusutan yang dipercepat, menghasilkan perbedaan dalam neraca dan laporan laba rugi
ketika rasio pengembalian perusahaan-perusahaan di industri yang sama dibandingkan, maka
perbedaan semcam itu sebaiknya dipertimbangkan.
Akuntasi Inflasi. Akuntan yang berpendapat bahwa aset tidak lancar sebaiknya
dimasukkan dengan biaya sekarang atau dengan biaya historis yang disesuaikan ke dolar
konstan berarguentasi bahwa nilai semacam itu lebih realistis. Mereka berpendapat bahwa
perusahaan yang menerima pengembalian tertentu yang tampaknya memuaskan berdasarkan
nilai buku sebaiknya mengakui bahwa situasi tersebut tidak sesuai dengan kondisi aktual.
Lebih lanjut lagi, mereka juga menyatakan bahwa beberapa penyetaraan terhadap nila fasilitas
dari berbagai divisi atau perusahaan yang berbeda sebaiknya disediakan, terutama antara
fasilitas lama yang dibangn dengan biaya yang relatif rendah dengan fasilitas baru yang
dibangun dengan biaya tinggi. Metode ini, tentu saja, memaparkan masalah yang tidak remeh
dalam menemukan nilai yang wajar.
Terkait erat dengan pembahasan manapun mengenai nilai aset tidak lancar yang sesuai
dalam konteksakuntansi inflasi adalah dampak dari laba, penjualan, dan modal yang
digunakan. Penjualan, biaya yang sekarang terjadi, dan aset lancar diukur dalam nilai dolar
sekarang, sementara aset tidak lancar dan biaya yang telah kadaluarsa ketinggalan bertahun-
tahun. Ketika dampak aset tidak lancar diterjemahkan ke dalam biaya sekarang atu dolar
konstan, maka tingkat pengembalian atas modal yang digunakan menjadi lebih reaslistis.
5
memperbaiki tingkat pengembalian atas modal yang digunakan dalam jangka pendek dengan
mengorbankan profitabilitas jangka panjang mencakup:
1. Penundaan atau pengurangan pemeliharaan preventif, yang mengurangi beban sekarang
tetapi memperpendek umur aset, dan dengan demikian meningkatkan baya masa depan.
2. Pengurangan dalam pengeluaran riset dan pengembangan, yang mengurangi beban
sekarang tetapi membuat perusahaan menjadi kurang kompetitif di masa depan.
3. Pengurangan atau eliminasi pelatihan dan pengembangan karyawan, yang mengurangi
beban sekarang tetapi membuat perusahaan menjadi kurang kompetitif di masa depan.
4. Penjualan aset yang dibutuhkan, yang kemudian disewa kembali. Hal ini menghilangkan
aset dari neraca tetapi dapat membuat biayanya menjadi lebih tinggi dimasa depan
dibandingkan dengan kepemilikan.
5. Penangguhan, pengurangan, atau penghindaran modernisasi fasilitas, terutama investasi
yang substansial dalam fasilitas manufaktur terotomatiasi, yang membuat biaya aset di
nercana rendah tetapi mengakibatkan perusahaan menjadi kurang kompetitif di masa
depan.
dilanggarkan) atau dengan tingkat pengembalian dari divisiyang sama di periode sebelumnya.
Akan tetapi, membandingkan tingkat pengembalian atas moda yang digunakan dari suatu
divisi dengan divisi lain tidaklah tepat. Terlepas dari masalah penentuan laba divisional dan
aset yang digunakan berdasarkan basis yang dapat diperbandingkan, setiap divisi
memproduksi peroduksi yang berbeda dan beroperasi dalam pasar yang berbeda. Sebagai
akibatnya, risiko pasar-yaitu,variabilitas dalam permintaan-ekmungkinan akan berbeda untuk
setiap divisi, yang berarti bahwa manajemen puncak sebaiknya memperkirakan bahwa tingkat
pengembalian divisional akan berbeda juga. Untuk mengompensasikan risiko, divisi yang
beroperasi dalam pasar yang berisiko tinggu sebaiknya diharuskan untuk menghasilkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan divisi yang beriparasi dalam pasar yang
risikonya lebih rendah. Jika tingkat pengembalian dari setiap divisi disesuaikan dengan risiko
pasarnya masing-asing, maka perbandingan antardivisi menjadi wajar (dengan asumsi, tentu
saja, bahwa laba dan aset yang digunakan juga diukur dengan cara yang dapat
diperbandingkan.)
Dipihak lain, membandingkan tingkat pengembalian atas modal yang digunakan untuk
satu divisi dengan divisi lain dengan tujuan untuk mengevaluasi manajer divisi sudah pasti
tidak tepat. Lingkungan ekonomi dari divisi yang berbeda umumnya terlalu berlainan guna
memungkinkan perbandingan yang berarti untuk tujuan ini. Satu divisi mungkin berada dalam
pasar yang sangat kompetitif, sementara divisi yang lain berada di pasar yang dilindungi atau
monopolistik. Satu divisi mungkin berada di pasar yang menurun, sementara divisi lain berada
di pasar yang bertumbuh. Adalah satu hal untuk ,engevaluasi tingkat pengembalian divisional
guna memutuskan apakah akan memperluas, mengurangi, atau menghentikan produksi, tetapi
adalah hal yang lain untuk membebankan perbedaan dalam tingkat pem=ngembaliam divional
ke kinerja dari manajer yang bersangkutan. Manajer terbaik sering kali ditugaskan ke divisi
terlemah di mana keahlian mereka dibutuhkan. Adalah sangat mungkin bahwa manaher dari
divisi yang beroperasi dalam pasar yang menurun jauh lebih efisien dibandingkan dengan
manajer yang mengelola divisi yang berada dalam pasar yang berumbuh, meskipun faktanya
memperlihatkan bahwa tingkat pengembalian divisional dari divisi yang pertama lebih rendah.
Jika imbalan didasarkan pada kinerja relatif dari divisi, sebagaimana diukur secara ekslusif
oleh tingkat pengembaliannya, maka manajer yang baik mungkin menjadi patah semangat dan
menurunkan usahanya atau berhenti, sementara manajer yang efisiennya paling kevil menjadi
terdorong untuk meneruskan perilaku merek yang tidak efisien.
Pemakaian ukuran divisional dari tingkat pengembalian atas modal yang digunakan
sebagai alat motivasional telah dikritik karena suatu divisi mungkin berusaha untuk
memaksimalkan tingkat pengembaliannya atas modal yang digunakan dan bukannya laba
absolut. Asumsikan bahwa suatu divisi yang sekarang memperoleh tingkat pengembalian 30
prtdrn atas modal yang digunakan sedang mempertimbangkan suatu proyek yang tingkat
pengembaliannya hanya 25 persen. Manajemen divisional tersebut bisa saja menolak proyek
itu karena tingkat pengembalian dari total modal divisi akan menurun. Akan tetapi, jika
penerimaan dari proyekterssebut merupakan penggunaan yang terbaik dari sumber daya divisi
yang bersangkutan dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, bahkan dengan tingkat
pengembalian yang lebih rendah untuk divisi tersebut atau untuk perusahaan secara
keseluruhan, proyek itu sebaiknya diterima.
Perilaku suboptimum sperti ini dapat diatasi dengan menggunakan laba residual
(residual income) (yaitu laba suati divisi dikurangi dengan jumlah yang mencerminkan biaya
modal yang digunakan oleh divisi tersebut) untuk mengukur kinerja dan bukannya tingkat
pengembalian atas modal yang digunakan, atau sebagai pelengkap dari tingkat pengembaian
atas modal yang digunakan. Perhitungan tambahan ini menekankan pada dolar laba marginal
di atas biaya modal, dan bukannya tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.
Laba residual adalah lawan dari perhitungan tingkat pengembalian atas modal yang
digunakan dan merupakan ukuran dolar dari profitabilitas. Konsep ini merupakan analogi dari
nilai sekarang bersih yang diperileh ketika arus kas didiskontokan (Bab 23). Laba residual
positif mengindikasikan bahwa laba melebihi tingkat pengembalian yang diinginkan,
sementara laba residual yang negatif mengindikasikan bahwa laba kurang dari tingkat
pengembalian yang diinginkan.
8
Gambar 3. Hubungan antara persentase laba terhadap pejualan dan tingkat perputaran
modal yang digunakan
5. Mengembangkan perasaan yang lebih tajam atas tanggung jawab dan usaha tim
antarmanajer divisional dengan memampukan mereka untk mengukur dan mengevaluasi
aktivitas mereka sendiri dalam kaitannya dengan anggaran dan dengan hasil yang dicapai
oleh manajer divisional lainnya.
Satu perusahaan yang menggunakan berbagai ukuran untuk menilai kinerja divisional
menggambarkan metodenya sebagai kemajuan kuantifikasi berdasarkan standar yang
disepakati. Setiap tahunya, standar umum diadopsi berdasarkan kesepakatan manajer
divisional dan manajemen korporat. Nilai di berikan ke standar yang mencerminkan area-area
yang memerlukan perhatian khusus di setiap divisi, sebagaimana ditentukan oleh manajemen.
Kinerja diukur sebagai berikut:
1. Laba tahun berjalan dibandingkan dengan labar dari tahun lalu dalam dolar absolut,
margin, dan tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.
2. Laba dibandingkan dengan anggaran.
3. Kas dan ukuran manajemen modal diterapkan. Di sini, penekanan ada pada manajemen
yang efektif atas persediaan dan piutang.
Perusahaan tersebut mengklaim keunggulan dari metode ini adalah:
1. Kinerja dari manajer divisi diukur dengan lebih adil dibandingkan jika hanya menggunakan
satu angka tingakat pengembalian atas modal yang di gunakan.
2. Manajemen dapat dengan segera melihat divisi mana yang kinerjanya bagus dan mana
yang tidak.
3. Nilai yang hilang berfungsi sebagai bendera merah dan mengarahkan perhatian
manajemen ke area-area yang memerlukan perhatian, ke alasan-alasan dari kesulitan
tersebut, dan tindakan koektif yang diambil atau dibutuhkan.
4. Sistem tersebut fleksibel, sehingga memungkinkan pergeseran penekanan manajemen
secara tepat waktu ketika dibutuhkan.
Dalam perusahaan ini, manajemen menyimpulkan bahwa hanya membuat tabulasi
statistic saja tidaklah mencukupi. Hasilnya harus dikomunikasikan secara efektif, tindakan
korektif diambil, dan kinerja yang baik dihargai. Sistem tersebut harus memperoleh perhatian
maupun dukungan dari manajemen divisi maupun korporat.
Harapan untuk memperoleh bonus saham atau tunai menjadi insentif bagi manajer
untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi, selama tugas-tugas yang harus di lakukan di
pahami dengan jelas dan tingkatan kinerja yang diharuskan dapat dicapai. Akan tetapi, insentif
setiap manajer adalah untuk memaksimalkan tingkatan dari tugas-tugas yang berkitan dengan
imbalan yang diharapkan, tanpa mempedulikan dampak dari tindakan tersebut terhadap
profitabilitas jangka panjang perusahaan. Sebagai akibatnya, ukuran kinerja yang dipilih
menjadi penting bagi keberhasilan keseluruhan dari perusahaam. Bonus tunai dan saham yang
didasarkan pada hasil dari satu periode saja hanya memberikan insentif jangka pendek.
11
Sebaliknya, opsi saham, hak atas apresiasi saham, dan saham kinerja hanya akan berharga jika
perusahaan meningkat dalam jangka panjang.
1. Harus memungkinkan manajemen pusat untuk menilai seakurat mungkin kinerja dari pusat
laba divisional dalam hal kontribusi dari divisi tersebut secara terpisah ke total laba korporat.
2. Harus memotivasi manajer divisional untuk mengejar cita-cita laba divisi itu sendiri dengan
cara yang kondusif bagi keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.
3. Harus mendorong efisiensi manajer tanpa kehilangan otonomi divisi tersebut sebagai pusat
biaya.
Sistem tersebut sebaiknya juga mudah untuk diterapkan, memenuhi persyaratan pelaporan
hukum dan eksternal, serta memungkinkan setiap unit perusahaan untuk memperoleh laba yang
sesuai dengan fungsi yang dijalankannya. Pada praktiknya, kriteria ini mungkin sulit untuk
dipenuhi, karena pertimbangan perilaku sangatlah penting. Oleh karena itu, harga transfer
sebaiknya merupakan harga yang adil bagi pihak penjual maupun pihak pembeli. Suatu
keuntungan yang diperoleh oleh satu divisi di pihak lain merupakan kerugian dari divisi lain, dan
akhirnya, dapat menghambat pencapaian cita-cita laba korporat.
Kepentingan dari manajer pusat laba harus tetap seajajar dengan kepentingan perusahaan.
Misalnya, asumsikan bahwa Divisi X menawarkan produk A ke divisi Y dengan harga transfer
sebesar $ 14, yang meliputi laba sebesar $2, biaya variabel sebesar $9, dan biaya tetap sebesar $3
yang mungkin akan tetap secara total ketika aktivitas berfluktuasi. Produk yang sama juga
tersedia dari pemasok luar dengan harga $11. Divisi Y, bertindak untuk meminimalkan biayanya,
akan lebih memilih untuk membeli produk A dengan harga eksternal yang lebih rendah sebesar
$11. Akan tetapi, asumsikan bahwa dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, tidak ada
pengguna yang lebih menguntungkan untuk fasilitas Divisi X yang digunakan dalam memasok
produk A ke Divisi Y, maka keputusan semacam itu tidak akan sejajar dengan kepentingan
jangka pendek perusahaan secara keseluruhan. Ketidak sejajaran ini terjadi karena harga eksternal
sebsesar $11 lebih tinggi dibandingkan dengan biaya variabel sebesar $9 yang dalam contoh ini,
merupakan biaya diferensial-yaitu, biaya incremental yang terjadi untuk memproduksi tambahan
unit. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa, dalam jangka panjang, biaya penuh harus di tutup dan
laba yang wajar dicapai atas fasilitas yang akan digunakan.
Lima metode dasar penentuan harga transfer dalam perusahaan adalah penetapan harga
transfer berdsarkan biaya, penetapan harga transfer berdasarkan pasar, penetapan harga transfer
berdasarkan biaya plus, penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi, dan penetapan harga
transfer arbitrer. Tidak ada satu metode penetapan harga transfer yang dapat secara efektif
memenuhi semua kebutuhan di segala situasi, sehingga harga transfer terbaik dapat dideinisikan
hanya ketika harga tersebut merupakan yang terbaik untuk tujuan tertentu dalam situasi tertentu.
Tanpa mempedulikan harga transfer yang digunakan, biaya diferensial dari barang yang ditransfer
dari satu divisi ke divisi lain sebaiknya ditentukan dan digunakan untuk tujuan pengambilan
keputusan.
Secara historis, harga transfer ditetapkan seharga biayanya ketika divisi yang melakukan
transfer dipandang sebagai pusat biaya-yaitu, ketika manajernya bertanggung jawab atas biaya
tetapi tidak atas pendapatan. Akan tetapi, jika divisi yang melakukan transfer adalah pusat laba
nilai pasar atau biaya plus biasanya digunakan. Studi tahun 1990 terhadap praktik penetapan
harga transfer di antara 500 perusahaan fortuna menemukan bahwa 29,6 persen dari perusahaan
responden menggunakan harga transfer berdasarkan biaya 36,7 persen menggunakan harga
transfer berdasarkan pasar, 16,6 persen menggunakan harga transfer berdasarkan negosiasi, dan
sisanya menggunakan metode lainnya.
departemen jasa terlibat dalam operasi suatu perusahaan, maka tariff pembebanan jasa
sebaiknya ditetapkan di muka sebelum pekerjaan dilakukan, sehingga departemen atau pabrik
yang memberikan jasa dan departemen atau pabrik yang memperoleh manfaat dari jasa
tersebut mengetahui biaya yang terkait dengan jasa tersebut sebelumnya.
Keuntungan utama dari metode penatapan harga berdasarkan biaya adalah
kesederhanaan. Metode ini menghindari kebutuhan untuk melakukan eliminasi atas laba
antardivisi dalam suatu perusahaan dari persediaan dalam laporan keuangan konsolidasi dan
laporan pajak penghasilan. Selain itu, biaya yang ditransfer dapat segera digunakan untuk
mengukur efesiensi produksi dengan cara memungkinkan perbandingan antara biaya actual
dengan biaya yang dianggarkan. Terakhir, metode tersebut memungkinkan perhitungan biaya
produk akhir yang sederhana dan memadai guna analisis laba berdasarkan lini produk.
Di pihak lain, satu harga transfer berdasarkan biaya tidak sesuai untuk perusahaan
terdesentralisasi yang perlu mengukur profitabilitas dari unit-unit yang otonom. Selain itu,
segemen-segmen produksi mungkin tidak cukup teliti dalam mnegendalikan biaya yang akan
ditransfer, meskipun penggunaan biaya standar untuk penetapan harga transfer dapat
mengurangi masalah ini. Harga transfer berdasarkan biaya bukan hanya kurang berguna dalam
membuat rencana divisional, memotivasi dan mengevalusi, tetapi juga kurang memiliki
objektivitas yang diperlukan dari standar kinerja yang baik.
Harga transfer lain berdasarkan biaya yang telah diusulkan adalah biaya variabel standar
plus margin kontribusi per unit yang dikorbankan atas penjualan keluar oleh perusahaan ketika
suatu segmen menjual secara internal. Untuk pusat laba, hasil tersebut pada umumnya
mendekati harga pasar, sementara untuk pusat biaya, harga transfernya adalah biaya variabel
standar ditambah kemungkinan pembebanan sebagai dari biaya tetap.
pasar. Meskipun harga berdasarkan biaya plus memiliki keuntangan yaitu kemudahaan dalam
menghitungnya, tetapi harga tersebut bukan merupakan harga yang sempurna dan dapat
menyebabkan distorsi terhadap profitabilitas relatif dari divisi penjual dan divisi pembeli.
Harga transfer berdasarkan biaya plus tidak memberikan insentif bagi divisi penjual supaya
menjadi efisian. Sebaliknya karena markup laba sering kali merupakan presntase tertentu dari
biaya maka ada insentif untuk menggelembungkan biaya melalui alokasi arbitrer atas biaya
umum dan melalui inefisiensi produksi. Selain itu, penetapan harga transfer berdasarkan biaya
plus memiliki kerugian yaitu menggelembungkan persedian dengan laba antardivisi dalam
suatu perusahaan yang harus dieliminasi dari laporan pajak penghasilan konsolidasi.
1. Divisi produksi menggunakan harga transfer berdasarkan pasar, biaya plus, negosiasi, atau
arbitrer dalam menghitung pendapatannya dari penjual internal.
2. Biaya variabel dari divisi produksi ditransfer ke divisi pembeli, bersama-sama dengan
bagian yang wajar dari biaya tetap.
3. Total biaya divisional adalah lebih besar dibandingkan dengan laba untuk perusahaan
secara keseluruhan. Laba yang dikenakan ke divisi produksi dieliminasi ketika laporan
keuangan tingkat perusahaan dibuat dan pajak penghasilan dihitung.
Pendekatan ini berarti bahwa divisi produksi memiliki insentif untuk memperluas
penjualan dan produksi, baik secara ektsternal maupun internal. Akan tetapi, divisi yang
menggunakan tidak disesatkan. Biayanya merupakan biaya actual perusahaan dan tidak
memasukan laba artifisial. Biaya variabel, dan juga biaya tetap, sebaiknya dikaitkan dengan
pembelian guna memastikan bahwa divisi yang menggunakan menyadari implikasi dari total
biaya. Tentu saja, manfaat dari pendekatan penetapan harga transfer ganda dapat dicapai
hanya jika data biaya yang mendasarinya adalah akurat dan andal.
Meskipun metode penetapan harga transfer ganda namanpaknya mengatasi banyak
insentif negative yang ada di metode penetapan harga transfer lainnya, metode ini tidak umum
digunakan dalam praktik. Kurangnya penggunaan metode ini mungkin sebagian di sebabkan
karena kerumitan pencatatan dari metode tersebut dan sebagian karena kesulitan yang ada
dalam mngevaluasi kinerja relative dari divisi penjual dan pembeli ketika laba mereka telah
ditentukan dengan dasar yang berbeda.
C. Rangkuman
Dalam mengelola divisi perusahaan yang terdesentralisasi dan otonom, maka kinerja
divisional harus diukur dan dievaluasi. Modul ini membahas tingkat pengembalian atas modal
yang digunakan, suatu ukuran yang digunakan oleh manajemen untuk menilai kinerja tingkat
perusahaan dan tingkat divisi. Pembahasan tersebut menyajikan keunggulan dan keterbatasan dari
pemakaian tingkat pengembalian atas modal yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
aset yang dikomitmenkan dan kinerja dari manajer divisi.
Keunggulan dari pemakaian laba residual dan banyak ukuran kinerja, menyajikan
penetapan harga transfer antardivisi dalam satu perusahaan yang memainkan peranan penting
dalam mengukur hasil divisional. Berbagai pendekatan alternate untuk menetapkan harga
transfer, yaitu biaya, biaya harga pasar, biaya plus markup normal untuk laba, harga hasil
negosiasi, harga arbitrer yang ditetapkan oleh manajemen pusat dan harga transfer ganda.
D. Latihan
1. Tingkat Pengembalian atas Modal yang Digunakan.
Selama tahun lalu, simpson corporation memiliki laba sebesar $200.000. penjualan bersih
sebesar $1.600.000 dan total modal yang digunakan sebesar $1.000.000.
Diminta : hitunglah :
1) Tingkat perputaran modal yang digunakan
2) Presentase laba terhadap penjualan.
3) Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan
Diminta :
1) Berikanlah saran kepada manajer divisi tungku pembakaran dalam memutuskan apakah
akan menerima tawaran dari luar, dengan asumsi bahwa Ferry Metalworks tidak dapat
meningkatkan penjualan arangnya ke perusahaan luar diatas 20% dari produksi normal.
2) Buatlah perhitungan untuk membantu manajemen eksekutif dalam memutuskan apakah
akan melakukan tambahan investasi dan menjual seluruh output divisi arang ke pihak luar.
Diminta:
1) Dengan asumsi bahwa Divisi Ace ingin memaksimalkan laba kotornya, apakah sebaiknya
divisi tersebut mengambil pelanggan baru dan menghentikan penjualannya ke Divisi
Deuce? Dukung jawaban anda dengan menghitung peningkatan atau penurunan dalam laba
kotor Divisi Ace.
2) Asumsikan bahwa Randall Corporation mengizinkan manajer divisi untuk menegosiasikan
harga transfer. Manajer-manajer tersebut menyetujui harga transfer tentatif sebesar $75 per
unit, yang akan dikurangkan berdasarkan pembagian yang sama besar atas laba kotor
tambahan bagi Divisi Ace yang dihasilkan dari penjualan 20.000 motor ke Deuce dengan
harga $75 per unit. Berapakah harga transfer aktual?
Diminta : Apakah sebaiknya dana memperbolehkan Divisi Produk Kebunnya untuk membeli
mata pisau dari pemasok luar? Dukung jawaban anda dengan menghitung peningkatan atau
penurunan dalam laba operasi dana.
E. SOAL
1. Laba dan Tingkat Pengembalian atas Modal yang Digunakan dari Berbagai Proposal.
Servertech Company memproduksi dua mainan anak-anak khusus yang dipasarkan
dengan nama dagang Springy dan leapy. Selama tahun berjalan, biaya, pendapatan, dan modal
yang digunakan oleh perusahaan tersebut dalam memproduksi dua jenis mainan itu adalah
sebagai berikut :
Modal Variabel Yang Digunakan 10% dari penjualan 20% dari penjualan
Modal Tetap Yang Digunakan $ 148.000 $ 91.500
Biaya tetap administrasi dan biaya tetap lain yang tidak dapat dialokasikan berjumlah
$28.000 dan modal digunakan yang tidak dapat dialokasikan berjumlah $25.000.
Manajemen, tidak puas dengan tingkat pengembalian atas modal yang digunakan,
sedang mempertimbangkan sejumlah alternatif untuk memperbaiki tingkat pengembalian
tersebut.
Pasar untuk Springy tampaknya kurang dikembangkan. Disepakati bahwa dengan
peningakatan sebesar $9.500 dalam biaya iklan tetap maka penjualan dapat ditingkatkan
menjadi 325.000 unit dengan harga yang sama. Tambahan dalam produksi Springy akan
memerlukan penggunaan beberapa peralatan yang sebelumnya digunakan dalam produksi
Leapy dan transfer modal tetap sebesar $10.000, serta overhead tetap sebesar $5.000 ke
produksi Springy.
Untuk Leapy, hal ini berarti membatasi produksinya menjadi 100.000 unit yang dapat
dipasarkan dengan usaha penjualan sekarang dengan (a) peneingkatan dalam harga sebesar
$0,15 per unit; (b) tanpa peningkatan harga dan dengan penurunan dalam biaya iklan tetap
sekarang sebesar $9.000 atau (c) dengan peningkatan harga sebesar $0,05 per unit dan
pengurangan sebesar $7.500 dalam biaya iklan tetap saat ini.
Diminta :
1) Hitung laba sebelum pajak dan tingkat pengembalian atas modal yang digunakan untuk
masing-masing produk dan secara total untuk tahun berjalan, sampai sepersepuluh dari 1%.
2) Hitung laba sebelum pajak dan tingkat pengembalian atas modal yang digunakan untuk
masing-masing produk dan secara total bagi setiap alternatif, sampai sepersepuluh dari 1%.
Divisi Kompresor mengenai penjualan unit kompresor ke Wind Air. Divisi Kompresor
sekarang memproduksi suatu unit yang serupa dengan unit yang digunakan oleh Wind Air dan
menjualnya secara eksklusif ke perusahaan luar. Spesifikasi untuk Kompresor Wind Air
sedikit berbeda. Spesifikasi tersebut akan mengurangi biaya bahan baku Divisi Kompresor
sebesar $1,50 per unit. Selain itu, Divisi Kompresor tidak akan mengeluarkan biaya
pemasaran apapun untuk unit yang dijual ke Wind Air. Manajer dari Wind Air menginginkan
agar semua Kompresor yang digunakan berasal dari satu pemasok dan telah menawarkan
untuk membayar Divisi Kompresor sebesar $50 per unit.
Divisi Kompresor memiliki kapasitas untuk memproduksi 75.000 unit anggaran laporan
laba rugi tahun mendatang untuk Divisi Kompresor yang ditunjukkan dibawah ini, didasarkan
pada volume penjualan 64.000 uni, tanpa mempertimbangkan proposal Wind Air. Laporan
tersebut adalah sebagai berikut :
Diminta :
1) Hitung estimasi hasil jika Divisi Wind Air mengurangi harga jualnya sebesar 5% bahkan
jika divisi tersebut dapat memperoleh kompresor secara internal sebesar $50.
2) Hitung estimasi dampak terhadap Divisi Kompresor, dari sudut pandangnya sendiri, jika
17.400 unit dipasok ke Wind Air dengan harga $50 per unit.
3) Tentukan apakah sesuai dengan kepentingan dari National Indrusties jika Divisi Kompresor
memasok 17.400 unit ke Divisi Wind Air dengan harga $50 per unit.
untuk mulai produksi. Alasan dari pembatalan tersebut adalah karena Leblanc mengumumkan
pengurangan dalam harganya menjadi $20 per pon yang efektif dengan segera.
Di pertemuan eksekutif berikutnya di kantor pusat Clarkson, Manajer umum dari Divisi
Anderson menjelaskan, tentu saja kami harus membeli CAV pada harga terendah yang
memungkinkan, atau kami tidak dapat bersaing. Oleh karena semua pesaing kami sekarang
memperoleh CAV dengan harga $20 dan memotong harga atas produk final mereka, maka
kami akan bangkrut jika kami harus membayar lebih dari $20 untuk CAV. Manajer umum
dari Divisi Magnussen menjawab, tidak mungkin kami menghargai CAV dibawah $30 dalam
jangka pendek atau dibawah $50 dalam jangka panjang.
Diminta :
1) Apa keuntungan dan kerugian per pon dalam jangka pendek bagi Clarkson jika Divisi
Anderson membeli CAV dari pemasok luar, Leblanc, sebesar $20 per pon dan bukannya
dari Divisi Magnussen sebesar $ 50 per pon?
2) Jika Anderson mengindikasikan bahwa divisinya akan membeli CAV dari LeBlanc seharga
$20 per pon, apakah manajemen puncak Clarkson memiliki insentif jangka pendek untuk
melakukan intervensi dalam keputusan yang diambil dan mengarahkan Divisi Anderson
untuk membeli dari Divisi magnussen?
Untuk dua bagian berikutnya, asumsikan bahwa Leblanc mengubah harga per ponnya
menjadi $42 dan magnussen menetapkan harga per ponnya sebesar $50.
3) Apa keuntungan atau kerugian per ponnya bagi Clarkson jika Divisi Anderson membeli
CAV dari pemasok luar, LeBlanc, sebesar $42 per pon dan bukannya dari Divisi
Magnussen sebesar $50 per pon?
4) Jika anderson mengindikasikan bahwa Divisinya akan membeli CAV dari LeBlanc seharga
$42 per pon, pada insetif jangka pendek bagi manajemen puncak Clarkson untuk
melakukan intervensi dalam keputusan yang diambil?
Deluks kami. Akan tetapi, waktu tenaga kerja akan sama, karena kursi tersebut sesuai tarif
regular kami/biaya penuh ditambah Markuf 30%.
Kline : harga tersebut lebih tinggi dari yang saya perkiran sebelumnya. Saya pikir
bahwa harga transfer yang bagus adalah biaya produksi variabel anda. Lagipula, biaya
kapasitas anda akan tetap terjadi tanpa memperdulikan apakah pekerjaan ini ada atau tidak.
Fiegel : saya sekarang beroperasi pada kapasitas penuh. Dengan membuat kursi
berbantal untuk anda, saya harus mengurangi produksi saya untuk kursi kantor deluks. Tentu
saja, saya dapat menaikkan produksi saya untuk kursi kantor ekonomis. Waktu tenaga kerja
yang dihemat karena tidak perlu melakukan pabrikasi. Kerangka atau merakit kursi deluks
dapat digunakan untuk pabrikasi kerangka dan perakitan kedu model kursi tersebut tanpa
kehilangan evisiensal. Sebagaimana anda tahu, lembur bukanlah alternatif yang dapat diterima
di perusahaan kita. Saya ingin menjual kepada anda seharga biaya variabel, tetapi saya
memiliki kelebihan permintaan akan kedua produk. Saya tidak keberatan mengubah bauran
produk saya ke model ekonomi jika saya memperoleh tingkat pengembalian yang baik atas
kursi yang saya buat untuk anda. Biaya standar untuk kedua model kursi dan skedul dari
overhead pabrik saya dicakup dalam laporan ini (laporan berikut).
Divisi Kantor
Biaya dan Harga Standar
Divisi Kantor
Anggaran Overhead Pabrik
bakar
Pajak properti dan Asuransi Tetap-perubahan trf tdk terkait 200.000
dngn aktivitas prdksi
Penyusutan Tetap 1.700.000
Tunjangan Karyawan 20% dari Supervisi tenaga kerja 575.500
langsung dan tenaga kerja tidak
langsung
Total Overhead Pabrik $ 3.840.000
Kapasitas dalam jam tenaga kerja 300.000
lansung
Tarif Overhead jam tenaga kerja $ 12,80
langsung
Kline : saya pikir saya mengerti maksud anda,tetapi saya tidak mau harga saya terlalu
mahal.Mungkin kita sebaiknya berbicara dengan manajemen korporat untuk melihat apakah
mereka dapat memberikan pedoman kepada kita.
Diminta:
1) Klien dan Fiegel meminta pedoman manajemen korporat mengenai harga transfer.
Manajeman korporat menyarankan agar mereka mempertimbangkan untuk menggunakan
harga transfer berdasarkan biaya produksi variabel plus biaya kesempatan. Hitung harga
transfer untuk kursi bebantal berdasarkan biaya produksi variabel plus biaya kesmpatan
2) Sitem harga transfer alternatif yang manakah, biaya penuh, biaya produksi variabel, atau
biaya produksi variabel plus biaya kesempatan, yang lebih baik sebagai konsep yang
mendasari kebijakan harga transfer antardivisi dalam satu perusahaan?jelaskan jawaban
anda.
dan manajer Divisi Cole setuju bahwa tidak akan menguntungkan dalam jangka pendek atau
jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas.
Diminta :
1) Asumsikan bahwa manajer dari Divisi Cole ingin memaksimalkan margin kontribusi
jangka pendek, tentukan apakah sebaiknya Divisi Cole menjual motor ke Divisi Diamond
dengan harga pasar yang berlaku, atau menerima kontrak dari Wales Company. Dukung
jawaban anda dengan perhitungan yang sesuai.
2) Abaikan jawaban anda di atas dan asumsikan bahwa Divisi Cole memutuskan untuk
menerima kontrak Wales Company. Tentukan apakah keputusan ini sesuai dengan
kepentingan Robert Products Inc. dukung jawaban anda dengan perhitungan yang sesuai.
F. KASUS
1. Tingkat Pengembalian atas Modal yang Digunakan.
Meriwether Company adalah perusahaan multidivisi yang besar dan memiliki beberapa
pabrik disetiap divisi. Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan dipakai untuk
mengukur kinerja dari divisi dan pabrik. Dasar asset untuk suatu divisi terdiri dari semua asset
yang digunakan oleh divisi tersebut, termasuk modal kerja, dan alokasi asset korporat. Dasar
asset untuk setiap pabrik meliputi asset yang digunakan oleh pabrik plus alokasi dari asset
divisi dan korporat. Hanya kendali yang terbatas atas asset pabrik yang diterapkan di tungkat
pabrik.
Manajer pabrik memiliki kendali hanya atas bagian biaya dari anggaran laba pabrik
karena divisilah bertanggung jawab atas penjualan. Bahkan dalam hal biaya, kendali tingkat
pabrik terbatas karena keputusan biaya yang diambil di tingkat yang lebih tinggi, karena
anggaran laba divisi meliputi alokasi biaya korporat, dank arena anggaran laba pabrik
memasukkan alokasi biaya divisi dan korporat.
Rekomendasi untuk promosi dan kenaikan gaji untuk eksekutif divisi serta pabrik
dipengaruhi oleh seberapa baik tingkat pengembalian actual atas modal yang digunakan
dibandingkan dengan tingkat pengembalian di anggaran.
Pabrik Dexter adalah pabrik utama di divisi huron dari Meriwether. Selama tahun 20A,
properti yang ada disebelah pabrik dibeli oleh Meriwether. Pengeluaran ini tidak dimasukkan
dalam anggaran belanja modal tahun 20A. manajemen korporat memutuskan untuk
mengalihkan dana dari proyek di pabrik lain karena property tersebut nampaknya merupakan
investasi jangka panjang yang lebih baik. Pengeluaran ini di tambahkan ke modal yang
digunakan oleh pabrik dester.
Selain itu, selama tahun 20A, Meriwether company telah mengalami penurunan
penjualan. Dalam upaya untuk mencapai dana yang dianggarkan, manajemen korporat
menggumumkan dibulan agustus bahwa semua pabrik harus memotong beban tahunan mereka
sebesar 6%. Untuk memenuhi pengurangan tersebut, manajer pabrik dexter mengurangi
pemeliharaan preventif dan menunda perbaikan besar yang di butuhkan. Karyawan yang
keluar tidak diganti kecuali bila benar-benar diperlukan. Pelatihan karyawan di tunda jika
mungkin. Persedian bahan baku, perlengkapan, dan barang jadi dikurangi dibahan tingkat
yang normal.
Diminta:
1) Apakah penggunaan tingkat pengembalian atas modal yang di pakai oleh Meriwether untuk
mengevaluasi kerja dari pabrik dexter sudah sesuai? jelaskan.
2) Analisis dan jelaskan perilaku manajer pabrik dexter selama tahun 20A
2. Tingkat Pengembalian atas Modal yang Digunakan Sebagai Ukuran Kinerja Divisi.
Morgan corporation adalah perusahaan manufaktur multidivisi yang besar, setiap divisi
di pandang sebagai pusat investasi dan memiliki wewenang penuh atas pengembangan produk,
pemasaraan, dan produksi.
Kinerja dari manajer divisi di evaluasi secara periodic oleh manajemn korporat senior.
Tingkat pengembalian divisional atas modal yang digunakan merupakan satu satunya kriteria
yang digunakan dalam evaluasi kinerja berdasarkan kebijakan korporat saat ini. Manajemen
24
korporat berpendapat bahwa tingkat pengembalian atas modal yang digunakan merupakan
ukuran yang memadai karena ukuran tersebut memasukan informasi kuantitatif dari lapora
laba rugi dan neraca divisional dalam analisis.
Beberapa manajer divisi mengeluh bahwa satu kriteria evaluasi kinerja tidaklah
memadai dan tidak efektif. Manajer-manjer ini telah mengumpulkan suatu daftar kriteria yang
mereka anggap sebaiknya digunakan dalam mengevaluasi kinerja manajer divisi. Kriteria
tersebut mencakup profitabilitas, posisi pasar, produktivitas, kepemimpinan produk,
pengembangan karyawan, sikap karyawan, tanggung jawab public, serta keseimbangan antara
cita-cita jangka pendek dengan jangka panjang.
Diminta :
1) Diskusikan kelemahan atau inefisiensi yang mungkin terjadi dalam pemakaian tingkat
pengembalian atas modal yang digunakan sebagai satu-satunya kriteria untuk mengevaluasi
kinerja manajemen divisional.
2) Diskusikan keuntungan menggunakan berbagai ukuran kinerja dibandingkan dengan satu
ukuran kinerja dalam evaluasi kinerja manajemen divisional.
3) Jelaskan masalah atau kerugian yang dapat dikaitkan dengan penerapan dalam suatu sistem
dengan banyak ukuran kinerja sebagai mana disarankan oleh para manajer divisi.
3) Divisi Presser merupakan pusat laba yang terpisah dalam Lowton Industries.
Identifikasikan pos-pos yang harus dikendalikan oleh Presser jika divisi tersebut ingin
dievaluasi secara adil baik dengan menggunakan ukuran kinerja tingkat pengembalian atas
modal yang digunakan maupun laba residual.
Hasil operasi dari kuartal keempat dan untuk tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 30
April sekarang sudah selesai. Tingkat pengembalian kuartal keempat atas modal yang
digunakan hanya 9 persen, sehingga menyebabkan tingkat pengembalian untuk tahun ini
sedikit dibawah 11persen. Saya masih mengingat telah mendiskusikan tingkat pengembalian
Anda yang rendah setelah kuartal pertama dan mengingatkan kepada Anda setelah kuartal
27
kedua dan ketiga bahwa tingkat pengembalian ini tidak dianggap memadai bagi Divisi Star
Paper.
Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan oleh Star Paper telah berkisar antara
15 persen sampai 18 persen selama lima tahun terakhir. Tingkat pengembalian sebesar 11
persen mungkin masih dapat diterima untuk beberapa divisi Remington Inc. Yang lain, tetapi
tidak untuk pemenang yang telah teruji seperti Star Paper,terutama setelah fasilitas Anda
diperbaiki. Tolong atur pertemuan dengan saya dalm waktu dekat ini guna mendiskusikan
cara-cara untuk mengembalikan tingkat pengembalian Star Paper atas modal yang digunakan
ke tingkat sebelumnya.
Harris menunggu pertemuan dengan Fortner tersebut untuk melanjutkan diskusi
mengenai kesesuaian tingkat pengembalian atas modal yang digunakan sebagai ukuran kinerja
untuk Star Paper. Sementara tingkat pengembalian atas modal yang digunakan untuk Star
Paper berada dibawah tingkat historis, laba divisi untuk tahun tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan sebelumnya. Harris akan merekomendasikan agar tingkat pengembalian
atas modal yang digunakan diganti dengan berbagai kriteria untuk mengevaluasi kinerja,
terutama, dolar laba, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
Diminta:
1) Identifkasikan kriteria umum yang sebaiknya digunakan dalam memilih ukuran kinerja
untuk mengevaluasi kinerja manajer divisional.
2) Jelaskan penyebab yang mungkin dari penurunan dalam tingkat pengembalian Star Paper
atas modal yang digunakan selama tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 30 April 20 B.
3) Berdasarkan hubungan antara M. Fortner dan G.Harris, dan juga memo dari Fortner,
diskusikan kelemahan yang tampak dalam proses evaluasi kinerja di Remington Inc.
4) Diskusikan apakah berbagai kriteria evaluasi kinerja yang disarankan oleh G.Harris adalah
sesuai untuk evaluasi Divisi Star Paper.
Meyers Wellington
Service Product
Pendapatan $4.000.000 $10.000.000
Dikurangi biaya dan beban :
Harga pokok penjualan $75.000 $4.950.000
Upah dan gaji $2.200.000 $2.150.000
Beban penjualan tetap $1.000.000 $2.500.000
28
Diminta:
1) Tentukan tempat penampungan bonus tahun 20 B yang tersedia bagi tim manajemen di
setiap divisi.
2) Untuk masing-masing divisi, identifikasikan paling tidak dua keuntungan dan paling tidak
dua kerugian bagi Reslen Inc dari rencana kompensasi insentif tempat penampungan
bonus.
3) Dengan memiliki dua jenis rencana kompensasi yang berbeda untuk kedua divisi operasi
dalam korporasi yang sama dapat menimbulkan masalah.
a) Diskusikan masalah perilaku yang dapat muncul dari pengguna rencana kompensasi
insentif yang berbeda untuk divisi yang berbeda.
b) Sajikan argumentasi yang dapat diberikan oleh Reslen Inc. Ke masing-masing
manajemen divisi yang menjustifikasi dua rencana kompensasi insentif yang berbeda.
Defaco berpendapat bahwa konsesi harga diperlukan untuk memperoleh pekerjaan dari
produsen pesawat terbang. Gunnco menggunakan tingkat pengembalian atas inventasi dan
dolar laba dalam mengukur kinerja divisi dan manajer divisi.
Diminta:
1) Rekomendasikan apakah Divisi Omar sebaiknya memasok Alat Listrik 1726 ke Divisi
Defco. (Abaikan pajak penghasilan).
2) Diskusikan apakah hal tersebut akan merupakan keuntungan ekonomi jangka pendek bagi
Gunnco Corporation bila Divisi Omar memasok Alat Listrik 1726 ke Divisi Defco dengan
harga $5 per unit. (Abaikan pajak penghasilan).
3) Diskusikan kesulitan perilaku organisasional dan manajerial yang ada dalam situasi ini dan
rekomendasikan kepada presiden Gunnco bagaimana masalah tersebut sebaiknya ditangani.
diberikan wewenang untuk membuat hampir semua keputusan operasi. Kendali manajemen
atas operasi divisional dijaga oleh sistem ukuran laba divisional dan tingkat pengembalian atas
investasi yang ditinjau ulang secara reguler oleh manajemen eksekutif. Manajemen eksekutif
dari Lorax telah cukup pas dengan efektivitas sistem yang selama ini digunakannya, dan
berpendapat bahwa sistem tesebut memiliki andil dalam perbaikan profitabilitas perusahaan
selama beberapa tahun terakhir.
Divisi alat memproduksi alat-alat solid dan beroperasi dengan kapasitas penuh. Divisi
Sistem telah meminta Divisi alat untuk memasok sejumlah besar sirkuit terintegrasi IC378.
Divisi Alat sekarang menjual komponen tersebut ke pelanggan reguler dengan harga $40 per
seratus unit.
Divisi Sistem, yang beroperasi pada 60% kapasitas, menginginkan komponen ini untuk
suatu sistem jam digital. Divisi ini memiliki kesempatan untuk memasok sejumlah besar dari
sistem jam digital ini ke Centonic Electric, produsen utama dari jam radio dan peralatan
hiburan ruamh tangga elektronik. Kesempatan ini mencerminkan keberhasilan pertama dari
Divisi Lorax dalam mengambil pasar Centonic Electric yang potensial. Centonic Electric telah
menawarkan untuk membayar seharga $7,50 per sistem jam.
Divisi sistem membuat analisis dari biaya yang mungkin dibutuhkan untuk
memproduksi sistem jam. Jumlah yang dapat doibayarkan ke Divisi Alat untuk srkuit
terintegrasi, lima di antaranya dibutuhkan untuk setiap sistem jam, ditentukan dengan
menghitung ke belakang dari harga jual. Estimasi biaya yang digunakan oleh divisi tersebut
mencerminkan biaya perunit paling tinggi yang dapat dikeluarkan oleh Divisi Sistem untuk
setiap komponen biaya dan masih memberikan margin yang mencukupi sehingga laporan laba
rugi divisi tersebut akan menunjukkan perbaikan yang wajar. Estimasi biaya diikhtisarkan di
bawah ini sebagai berikut:
$7,50
Harga yang diusulkan
$2,75
Komponen yang dibeli dari pemasok luar
$0,40
Pengetsan papan sirkuit tenaga kerja dan overhead pabrik variabel
Sebagai akibat dari analisis ini, Divisi Sistem menawarkan kepada Divisi Alat harga
sebesar $20 per seratus unit untuk sirkuit terintegrasi. Tawaran ini ditolak sebab manajer dari
Divisi Alat merasa bahwa Divisi Sistem paling tidak memenuhi harga $40 per seratus unit
yang dibayarkan oleh pelanggan reguer. Ketika Divisi Sistem mengetahui bahwa Divisi
tersebut tidak dapat memperoleh papan sirkuit yang setara dari pemasok luar, maka situasi ini
dibawa ke komite arbitrase yang telah dibentuk guna meninjau masalah semacam ini.
Komite arbitrase membuat analisis yang menunjukkan bahwa $0,15 dapat menutup
biaya variabel unutuk memproduksi sirkuit terintegrasi tersebut $0,28 akan menutup biaya
penuh, termasuk overhead pabrik tetap, dan $0,35 akan memberikan margin kotor yang setara
dengan margin kotor rata-rata atas semua produk yang dijual Oleh Divi Alat. Manajer dari
Divisi Sistem bereaksi dengan mengatakan, Mereka dapat menjual kepada kami sirkuit
terintegrasi tersebut seharga $0,20 dan masih memperoleh kontribusi laba yang positif.
30
Faktanya, mereka sebaiknya diharuskan untuk menjual dengan biaya variabel mereka ($0,15)
dan tidak diperbolehkan untuk mengambil keuntungan dari kami.
Manajer dari Divisi Alat membantah dengan berargumentasi, Tidak masuk akal untuk
menjual kepada Divisi Sistem $20 per seratus unit ketika kami dapat memperoleh $40 per
seratus unit dari luar atas semua produk yang diproduksi. Faktanya, Divisi Sistem dapat
membayar kami hampir $60 per seratus unit, dan mereka masih memperoleh kontribusi laba
positif.
Komite tersebut merekomendasikan agar harga dietapkan pada $0,35 per unit ($35 per
seratus) sehingga Divisi Alat akan memperoleh margin kotor yang adil. Ketika harga ini
ditolak oelh kedua manajer divisi, masalah tersebut dibawa ke direktur operasi.
Diminta:
1) Apa dampak ekonomi segera terhadap Lorax Electric Company secara keseluruhan jika
Divisi Alat diharuskan untuk memasok IC378 Ke Divisi Sistem dengan harga $0,35 per
unit, yang merupakan harga yang direkomendasikan oleh komite arbitrase? Jelaskan.
2) Diskusikan apakah intervensi oleh manajemen eksekutif disarankan sebagai solusi atas
perselisihan penetapan harga transfer antar manajemer divisi, seperti yang di alami oleh
Lorax Electric Company.
3) Bila Lorax mengadopsi kebijakan yang mengharuskan agar harga yang dibayarkan untuk
semua transfer internal setara dengan biaya variabel per unit dari divisi penjual untuk
produk tersebut dan bahwa divisi pemasok harus menjual jika divisi pembeli memutuskan
untuk membeli barang tersebut. Diskusikan konsekuensi dari mengadopsi kebijakan
semacam itu sebagai cara untuk menghindari kebutuhan akan komite arbitrase atau akan
intervensi oleh direktur operasi perusahaan.
31
PERTANYAAN DISKUSI
1. Apa saja aktivitas manajemen yang diukur oleh persentase laba terhadap penjualan dan tingkat
perputaran modal yang digunakan.
2. Apa saja pos-pos yang biasanya dimasukkan dalam istilah modal yang digunakan?
3. Nyatakan dua tujuan utama yang mungkin dipikirkan oleh manajemen ketika membuat suatu
sistem untuk mengukur tingkat pengembalian divisional atas modal yang digunakan.
4. Sebutkan lima tindakan disfungsional yang dapat diambil oleh manajer untuk memperbaiki
tingkat pengembalian jangka pendek atas modal yang digunakan dengan mengorbankan
profitabilitas jangka panjang.
5. Sebutkan lima keunggulan dari pemakaian tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.
6. Sebutkan lima keterbatasan dari pemakaian tingkat pengembalian atas modal yang digunakan.
7. Apa tujuan dari pemakaian banyak ukuran kinerja?
8. Apa saja jenis rencana kompensasi insentif manajemen yang umum ditemukan, dan manakah
yang mungkin paling efektif dalam mencapai perbaikan jangka panjang?
9. Identifikasikan metode-metode dasar dari penetapan harga transfer antardivisi dalam perusahaan?
10. Harga transfer berdasarkan biaya plus sering kali digunakan sebagai pengganti dari harga transfer
berdasarkan pasar. Jelaskan kerugian utama dari harga transfer berdasarkan biaya plus relative
terhadap harga transfer berdasarkan pasar.
11. Dari sudut pandang organisasi, dua pendekatan untuk menetapkan harga transfer adalah (a)
membiarkan manajer dari pusat laba untuk melakukan tawar-menawar sattu sama lain dan
mencapai kesepakatan mengenai harga transfer mereka (penetapan harga transfer berdasarkan
negosiasi) dan (b) meminta manajemen eksekutif perusahaan untuk menetapkan harga transfer
dari transaksi antarpusat laba (penetapan harga transfer arbitrer). Nyatakan keunggulan dan
kerugian fundamental dari setiap pendekatan.
12. Jelaskan pendekatan penetapan harga transfer ganda dalam penetapan harga transfer antardivisi
dalam perusahaan.
32
JAWABAN
PERTANYAAN DISKUSI
1. Aktivitas yang dapat di ukur oleh persentase laba terhadap penjualan dan tingkat perputaran
modal yang digunakan adalah laba, penjualan dan modal yang digunakan.
d. Untuk membuat tingkat pengembalian atas modal yang digunakan di periode sekarang
kelihatan bagus, manajer kadang kala terpengaruh untuk membuat keputusan yang tidak
sesuai dengan kepentingan perusahaan dalam jangka panjang. Masalah ini sangat mungkin
terjadi jika manajer yang bersangkutan memperkirakan bahwa ia hanya akan memegang posisi
terebut sebentar saja sebelum mereka ditugaskan ke posisi lain, sehingga dengan demikian
mereka menghindari tanggung jawab atas konsekuensi jangka panjang.
e. Satu ukuran kinerja saja, seperti tingkat pengembalian atas modal yang digunakan, dapat
menyebabkan timbulnya fiksasi untuk memperbaiki komponen-komponen dari satu ukuran
dengan mengabaikan perhatian yang dibutuhkan oleh aktivitas-aktivitas lainnya. Riset dan
pengembangan produk, pengembangan manejerial, kebijakan personalia yang progresif,
semangat karyawan, dan hubungan yang baik dengan pelanggan dan public juga penting untuk
meningkatkan laba dan memastikan keberhasilan masa depan.
7. Tujuan menggunakan berbagai ukuran kinerja untuk menilai kinerja divisional menggambarkan
metodenya sebagai kemajuan kuantifikasi berdasarkan standar yang disepakati.
10. Kerugian harga transfer berdasarkan biaya plus adalah menggelembungkan persedian dengan laba
antardivisi dalam suatu perusahaan yang harus dieliminasi dari laporan pajak penghasilan
konsolidasi.