Professional Documents
Culture Documents
Pada saat jalan-jalan ke Gramedia minggu lalu, saya menemukan buku tentang Akuntansi
Forensik dan Audit Investigatif karangan Theodorus M. Tuanakotta, yang langsung menarik
minat saya untuk dibeli. Ringkasan tulisan dari Theodorus M. Tuanakotta dapat dilihat di
bawah ini.
Krisis keuangan Asia yang melanda Thailand dan Indonesia melahirkan kembali praktek-
praktek dan profesi baru. Pada tanggal 18 September 2001, Unika Atmajaya
menyelenggarakan seminar berjudul Forensic Accounting ditinjau dari sudut Audit dan
Hukum. Profesi yang lahir kembali dalam kancah krisis keuangan ini merupakan perpaduan
antara bidang akuntansi dan hukum, terlihat dalam akuntansi dan praktek kepailitan, kedua
disiplin ilmu saling isi mengisi. Pakar dari kedua bidang bekerjasama, secara formal maupun
informal.
forensik, bermakna; (1) yang berkenaan dengan pengadilan, atau (2) berkenaan dengan
penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah hukum. Yang paling sering kita dengar adalah
dokter forensik, yaitu dokter ahli patologi yang memeriksa jenazah untuk menentukan
penyebab dan waktu kematian. Banyak dari kita, yang telah mengenal istilah laboratorium
Sebenarnya akuntan dan akuntansi forensik tidak sepenuhnya berkaitan dengan pengadilan
saja. Istilah pengadilan memberikan kesan bahwa akuntansi forensik semata-mata berperkara
di pengadilan, dan istilah lain ini disebut litigasi (litigation). Di samping proses litigasi ada
proses penyelesaian sengketa dimana jasa akuntan forensik juga dapat dipakai. Kegiatan ini
bersifat non litigasi. Misalnya penyelesaian sengketa lewat arbitrase dan alternatif
Sebagai contoh: Sengketa antara PT Telkom dan PT Aria West International (AWI) melalui
proses yang berat dan memakan waktu hampir dua tahun, akhirnya diselesaikan melalui
akuisisi AWI oleh PT Telkom dalam tahun 2003. Dalam sengketa ini, AWI
(terjemahan)
Secara sederhana dapat dikatakan, akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat untuk
tujuan hukum. Artinya akuntansi yang dapat bertahan dalam kancah perseteruan selama
Dalam definisi Crumbley itu, tak menggunakan istilah pengadilan, tapi suatu proses sengketa
Bermacam-macam hal dapat memicu terjadinya sengketa. Sengketa antara dua pihak bisa
diselesaikan dengan cara berbeda, apabila menyangkut dua pihak. Pihak yang bersengketa
bisa menyelesaikan melalui arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa, sedang pihak lain
melalui litigasi. Dalam hal ini, penyelesaian adalah dengan cara hukum, tetapi yang pertama
diselesaikan di luar pengadilan, sedangkan yang satunya lagi melalui proses beracara di
pengadilan.
Akuntansi atau audit forensik?
oleh suami untuk mendapatkan hak waris atau klaim asuransi, atau pembunuhan mitra
Bermula dari penerapan akuntansi untuk memecahkan hukum, maka istilah yang dipakai
adalah akuntansi (dan bukan audit) forensik. Sekarangpun kadar akuntansinya masih terlihat,
misalkan dalam perhitungan ganti rugi, baik dalam konteks keuangan Negara, maupun di
antara pihak-pihak dalam sengketa perdata. Akuntansi forensik pada awalnya adalah
perpaduan yang paling sederhana untuk akuntansi dan hukum. Contoh, penggunaan akuntan
forensik dalam penggantian harta gono gini. Disini terlihat unsur akuntansinya, unsur
menghitung besarnya harta yang akan diterima pihak (mantan) suami dan (mantan) isteri.
Segi hukumnya dapat diselesaikan di dalam atau di luar pengadilan, secara litigasi atau non
litigasi. Dalam kasus yang lebih pelik, ada satu bidang tambahan, yaitu bidang audit.
Akuntansi forensik sebenarnya telah dipraktekkan di Indonesia. Praktek ini tumbuh pesat, tak
lama setelah terjadi krisis keuangan tahun 1977. Akuntansi forensik dilaksanakan oleh
berbagai lembaga seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Bank Dunia (untuk proyek-proyek pinjamannya), dan
Robert J. Lindquist membagikan kuestioner kepada staf Peat Marwick Lindquist Holmes,
tentang kualitas apa saja yang harus dimiliki seorang akuntan forensik?
1.Kreatif. Kemampuan untuk melihat sesuatu yang orang lain menganggap situasi bisnis yang
normal dan mempertimbangkan interpretasi lain, yakni bahwa itu bukan merupakan situasi
2.Rasa ingin tahu. Keinginan untuk menemukan apa yang sesungguhnya terjadi dalam
3.Tak menyerah. Kemampuan untuk maju terus pantang mundur walaupun fakta (seolah-
olah) tidak mendukung, dan ketika dokumen atau informasi sulit diperoleh
4.Akal sehat. Kemampuan untuk mempertahankan perspektif dunia nyata. Ada yang
6.Percaya diri. Kemampuan untuk mempercayai diri dan temuan, sehingga dapat bertahan di
bawah cross examination (pertanyaan silang dari jaksa penuntut umum dan pembela)
Pada prakteknya, orang yang bekerja di lembaga keuangan, perlu memahami tentang
akuntansi forensik ini, untuk memahami apa yang ada di balik laporan keuangan debitur, apa
yang dibalik laporan hasil analisis yang disajikan. Hal ini tentu saja, dimaksudkan agar segala
sesuatu dapat dilakukan pendeteksian sejak dini, agar masalah tidak terlanjur melebar dan
sulit diatasi. Apabila anda sebagai pimpinan unit kerja, atau pimpinan perusahaan, yang
mengelola risiko, yang dapat mengakibatkan risiko finansial, mau tak mau anda harus
mengenal dan memahami akuntansi forensik ini, sehingga anda bisa segera mengetahui ada