Professional Documents
Culture Documents
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
PROFIL KESEHATAN MALUKU
TAHUN 2014
i
TIM PENYUSUN
Pengarah
dr. Meikyal Pontoh, M.Kes
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
Ketua
Hasan Mulud, SH
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
Anggota
Helda de Jong, SKM, M.Kes; Regginald Pattiasina; Ny. J. Lekatompessy;
Hervino Haurissa; Jane Pakaila, SKM; Hasan Wally; Daimon
Hehamony, Amd.KL; Christina Panjaitan, SKM; Dewi Puspitarini, S.Psi;
Dominggus Jotlely, SKM; Rinny Hukubun, SKM; Ismail Angkotasan, SKM;
Susana Songyanan, SKM.
Kontributor
Sekretariat; Bidang Pelayanan Kesehatan; Bidang Penanggulangan Penyakit
dan Krisis; Bidang Farmasi dan Makanan; Bidang Pemberdayaan dan Promosi
Kesehatan; Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Sub Bagian Perencanaan
Redaksi
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
Jl. Dewi Sartika Karang Panjang, Ambon 97121
Telp : (0911) 355668 355158 314764 345924
Fax : (0911) 355986
Email : plan_dinkes_maluku@yahoo.co.id
ii
KATA PENGANTAR
SEKRETARIS DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan Profil Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2014 ini dengan baik.
Profil Kesehatan Maluku merupakan salah satu media publikasi data dan
informasi yang terkait dengan situasi dan kondisi kesehatan yang relatif
komprehensif. Sumber data Profil Kesehatan Provinsi Maluku berasal dari data
capaian program Kabupaten Kota dan unit teknis di lingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku serta serta institusi lain yang memiliki data terkait bidang
kesehatan seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan
Komisis Penanggulangan Aids Provinsi Maluku
Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Maluku dapat membantu kita
dalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu
kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lainnya, mengukur capaian
pembangunan kesehatan di Maluku, serta sebagai dasar untuk perencanaan
program pembangunan kesehatan selanjutnya.
Buku Profil Kesehatan Maluku 2014 ini disajikan dalam bentuk cetakan dan soft
copy (CD). Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik
pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta dan masyarakat serta
berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Maluku.
Kritik dan saran kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan
datang. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil
Kesehatan Maluku 2014 ini, kami mengucapkan terima kasih.
HASAN MULUD, SH
NIP. 19621119 199103 1 005
iii
KATA SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU
iv
DAFTAR SINGKATAN
v
CNR : Case Notification Rate
CR : Cure Rate = Angka Kesembuhan
DAK : Dana Alokasi Khusus
DBD : Demam Berdarah Dengue
DBK : Daerah yang Bermasalah Kesehatan
DO Rate : Drop Out Rate
DOTS : Directly Observed Treatment Shortcourse
DPT : Diphteri Pertusis Tetanus
DTPK : Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan
GDR : Gross Death Rate= Angka Kematian Umum
Hb : Haemoglobin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IGD : Instalasi Gawat Darurat
IKOT : Industri Kecil Obat Tradisional
IMS : Infeksi Menular Seksual
IOT : Industri Obat Tradisional
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
IR : Incidence Rate
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
IUD : Intra Uterine Device
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jampersal : Jaminan Persalinan
K1 : Kunjungan baru ibu hamil, yaitu kunjungan
ibu Hamil pertama kali pada masa kehamilan
K4 : Kontak minimal empat kali selama masa
kehamilan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal, yang terdiri atas minimal satu kali
kontakpada trimester pertama, satukali pada
trimester kedua dan duakali pada trimester
ketiga
KB : Keluarga Berencana
KEP : Kurang Energi Protein
vi
KF3 : Kunjungan Nifas; pelayanan kepada ibu nifas
sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan
s.d3 hari; pada minggu ke II, dan pada
minggu ke VI termasuk pemberian vitamin A
2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan
KB pasca persalinan
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
KLB : Kejadian Luar Biasa
KN1 : Kunjungan Neonatus 1; pelayanan kesehatan
neonatal dasar. Kunjungan ke 1 (pertama)
pada6-24 jam setelah lahir
KN Lengkap : Kunjungan Neonatus Lengkap; pelayanan
kesehatan neonatal dasar meliputi ASI
ekslusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, tali pusat, pemberian
vitamin K1 injeksi bila tidakdiberikan pada
saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1
bila tidak diberikan pada saat lahir, dan
manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan
sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24
jamsetelah lahir, pada 3-7 hari dan pada 28
hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas
kesehatanmaupun kunjungan rumah
Kunjungan Bayi : Kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan di
sarana pelayanan. Setiap bayi memperoleh
memperoleh pelayanan keseahatan minimal 4
kaliyaitu satu kali pada umur 29 hari - 3
bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, 1 kali
pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan
tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak),
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh
vii
kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi
LOS : Length of Stay; Rata-rata lama perawatan
Seorang pasien
MDG : Millenium Development Goals
MOP : Metode Operatif Pria; cara kontrasepsi
dengantindakan pembedahan pada saluran
sperma
MOW : Metode Operatif Wanita; cara kontasepsi
dengantindakan pembedahan pada saluran
telur wanita
MP ASI : Makanan Pendamping Asi Susu Ibu
NCDR : Newly Case Detection Rate
NDR : Net Death Rate
OAT : Obat Anti Tuberkolosis
ODHA : Orang dengan HIV/AIDS
P4K : Program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi
PD3I :Penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
PDBK :Penanggulangan Daerah Bermasalah
Kesehatan
PHBS : Perilaku hidup bersih dan sehat
PKPR : Pelayanan kesehatan peduli remaja
PMS : Penyakit menular seksual
Polindes : Pondok bersalin desa
POMP : Pemberian obat missal pencegahan program
untuk filariasis
PONED : Pelayanan emergensi obstetric dan neonatal
dasar
PONEK : Pelayanan emergensi obstetric dan neonatal
Komprehensif
viii
Posbindu : Pos pembinaan terpadu
Poskesdes : Pos kesehatan desa
Posyandu : Pos pelayanan terpandu
PN (salinakes) : Persalinan oleh tenaga kesehatan
PSN : Pemberantasan sarang nyamuk
PTT : Pegawai Tidak Tetap
PUS : Pasangan usia subur
Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat
PWS KIA : Pemantauanwilayah setempat kesehatan ibu
dananak
RDT : Rapid Diagnostic Test
RITL : Rawat inap tingkat lanjut
RITP : Rawat inap tingkat pertama
RJTL : Rawat jalan tingkat lanjut
SEARO : WHO South East Asia Regional Office
SPM : Standar Pelayanan Minimal
SR : Success Rate
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
TB : Tuberkolosis
TFR : Total Fertility Rate = Angka fertilitastotal;
jumlah rata-rata anak yang dilahirkan setiap
wanita
TN : Tetanus Neonaturum
TOGA : Tanaman obat keluarga
TOI : Turn Over Interval=tenggang perputaran;
rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya
TPT : Tingkat pendidikan tertinggi
TT : Tetanus Toksoid
ix
UCI : Universal Child Immunization; tercapainya
imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-
11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan
anaksekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar
lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3
dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1
dosis campak.Pada ibu hamil dan wanita usia
subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak
sekolah tingkat dasarVmeliputi 1 dosis DT, 1
dosis campak dan 2 dosis TT.
UHH : Usia Harapan Hidup; jumlah rata-rata usia
yangdiperkirakan pada seseorang atas dasar
angka kematian pada masa tersebut yang
cenderung tidak berubah di masa mendatang
UKBM : Upaya Kesehatan Masyarakat Bersumberdaya
Masyarakat; Bentuk UKBM yang adalah
Poskesdes, Polindes, Pos UKK, Poskestren,
TOGA, Saka Bhakti Husada, dan lain-lain
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
VAR : Vaksin Anti Rabies
VCT : Voluntary, Counseling, and Testing
WHO : World Health Organization
WUS : Wanita Usia Subur; keadaan organ
reproduksinyaberfungsinya dengan baik
antara umur 20-45 tahun
x
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Singkatan
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. SISTEMATIKA PENULISAN
xi
5. Umur Harapan Hidup
B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
xii
BAB 5 PENGENDALIAN PENYAKIT
A. PENYAKIT MENULAR
1. Tuberkulosis Paru
a. Kasus Baru BTA Positif
b. Angka notifikasi kasus atau case notification rate (CNR)
c. Angka Keberhasilan Pengobatan
d. Prevalensi tuberculosis
2. HIV & AIDS
3. Pneumonia
4. Kusta
5. Diare
6. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
a. Tetanus Neonatorum
b. Campak
c. Difteri
d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
7. Demam Berdarah Dengue (DBD)
8. Chikungunya
9. Filariasis
10. Malaria
11. Rabies
12. Leptospirosis
2. PENYAKIT TIDAK MENULAR
a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
b. Hypertensi
c. Penyakit Kanker
d. Penyakit Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik
e. Penyakit Kronis dan Degeneratif
xiii
B. UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASAYRAKAT
BAB 9 PENUTUP
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Lampiran 15 Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut
jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 16 Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut
jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 17 Presentase penderita kusta selesai berobat (release from
treatment/RFT) menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 18 Jumlah kasus AFP (non polio) di Provinsi Maluku Tahun
2014
Lampiran 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 20 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 21 Jumlah kasus DBD menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 22 Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis
kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 23 Penderita filariasis yang ditangani menurut jenis kelamin di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 24 Pengukuran tekanan darah penduduk 18 tahun menurut
jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 25 Pemeriksaan obesitas menurut jenis kelamin di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 26 Cakaupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode
IVA dan kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE)
menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 27 Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis
kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 28 Kejadian luar biasa (KLB) didesa/kelurahan yang ditangani
24 jam di Provinsi Maluku Tahun 2014
xvi
Lampiran 29 Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga
kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu nifas di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 30 Presenatse cakupan imunisasi TT ibu hamil di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 31 Presentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur
di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 32 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet FE 1 dan FE3 di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 33 Jumlah dan presentase penanganan komplikasi kebidanan
dan komplikasi neonatal menurut jenis kelamin di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 34 Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 35 Proporsi peserta KB baru di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 36 Proporsi peserta KB baru dan KB aktif di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 37 Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) menurut jenis kelamin
di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 38 Cakupan Kunjungan neonatal menurut jenis kelamin di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 39 Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif menurut jenis kelamin
di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 40 Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin
di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 41 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization
(UCI) di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 42 Cakupan imunisasi hepatitis B 7 hari dan BCG pada bayi
menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 43 Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, dan
Imunisasi dasar lengkap pada bayi menurut jenis kelamin di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 44 cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita
menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
xvii
Lampiran 45 jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 46 cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 47 jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 48 cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan
menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 49 cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa sd &
setingkat menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun
2014
Lampiran 50 pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 51 pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan
setingkat menuerut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun
2014
Lampiran 52 cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis
kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 53 cakupan jaminan kesehatan penduduk menurut jenis
jaminan dan jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 54 jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, dan kunjungan
gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 55 angka kematian pasien di rumah sakit di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 56 indikator kinerja pelayanan di rumah sakit di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 57 persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan
sehat (ber-PHBS) di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 58 persentase Rumah Sehat di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 59 penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum
berkualitas (layak) di Provinsi Maluku Tahun 2014
xviii
Lampiran 60 persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum
yang memenuhi syarat kesehatan di Provinsi Maluku Tahun
2014
Lampiran 61 penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang
layak (jamban sehat) menurut jenis jamban sehat di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 62 desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat
di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 63 persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat
kesehatan di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 64 tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut status higiene
sanitasi di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 65 tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 66 persentase ketersediaan obat dan vaksin di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 67 jumlah sarana kesehatan menurut kepemilikan di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 68 persentase sarana kesehatan (rumah sakit) dengan
kemampuan pelayanan gawat darurat (gadar ) level i di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 69 jumlah posyandu menurut strata di Provinsi Maluku Tahun
2014
Lampiran 70 jumlah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 71 jumlah desa siaga di Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 72 jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 73 jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 74 jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2014
xix
Lampiran 75 jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan
lingkungan di fasilitas kesehatan Provinsi Maluku Tahun
2014
Lampiran 76 jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan Provinsi Maluku
Tahun 2014
Lampiran 77 jumlah tenaga keterapian fisik di fasilitas kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 78 jumlah tenaga keteknisian medis di fasilitas kesehatan
Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 79 jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan Provinsi
Maluku Tahun 2014
Lampiran 80 jumlah tenaga penunjang/pendukung kesehatan di fasilitas
kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2014
Lampiran 81 anggaran kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi dan
kabupaten/kota Provinsi Maluku Tahun 2014
xx
DAFTAR GAMBAR
xxi
Gambar 2.16 Proporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap
Fasilitas Sanitasi Improved Berdasarkan Kriteria JMP WHO-
UNICEF 2006 Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 2.17 Proporsi Desa Yang Melaksanakan STBM Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 2.18 Presentase Rumah Tangga Yang Ber-PHBS Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 2.19 Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Maluku Tahun
2011-2013
Gambar 3.1 Trend Angka Kematian Bayi Per 1.000 KH Di Provinsi
Maluku Tahun 2010-2014
Gambar 3.2 Peta Angka Kematian Bayi Per 1.000 KH Menurut
Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 3.3 Trend Angka Kematian Balita Per 1.000 KH Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 3.4 Peta Angka Kematian Balita Per 1.000 KH Menurut
Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 3.5 Trend Angka Kematian Ibu Per 100.000 Penduduk Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 3.6 Peta Angka Kematian Ibu Per 100.000 KH Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 3.7 Peta Perbandingan AKI Per 100.000 KH dan AKB, AKABA
Per 1.000 KH Menurut Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Gambar 3.8 Presentase Balita Gizi Kurang (BGM) Di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Gambar 3.9 Usia Harapan Hidup Waktu Lahir (Dalam Tahun) Di Provinsi
Maluku Tahun 2011- 2013
Gambar 4.1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 4.2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K4 Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 4.3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
xxii
Gambar 4.4 Proporsi Kelahiran 1 Januari 2010 Sampai Saat Wawancara
Berdasarkan Tempat Bersalin Di Provinsi Maluku Tahun
2013
Gambar 4.5 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 dan Cakupan
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Provinsi
Maluku Tahun 2011 - 2014
Gambar 4.6 Proporsi Kelahiran Pada Periode 1 Januari 2010 SD
Wawancara Menurut Penolong Persalinan Dengan
Kualifikasi Tertinggi dan Terendah Di Provinsi Maluku
Tahun 2013
Gambar 4.7 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Provinsi Maluku
Tahun 2014
Gambar 4.8 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 4.9 Penyebab Kematian Ibu Di Indonesia Tahun 2010
Gambar 4.10 Proporsi Kelahiran Menurut Kepemilikan Buku KIA Dan Isian
5 Komponen P4K Berdasarkan Hasil Observasi Lembar
Amanat Persalinan Dari Yang Dapat Menunjukan Buku KIA
Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 4.11 Presentase Pemakaian Alat/Cara KB Pada Wanita Usia
Subur Yang Berstatus Kawin Di Provinsi Maluku Tahun
2013
Gambar 4.12 Presentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi
Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.13 Presentase KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.14 Presentase Berat Bayi Lahir Rendah Menurut Kabupaten
Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.15 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut
Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.16 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Menurut
Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.17 Proporsi Kunjungan Neonatal Pada Anak Umur 0-59 Bulan
Menurut Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
xxiii
Gambar 4.18 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut Kabupaten
Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.19 Proporsi Kunjungan Neonatus Lengkap Menurut Kabupaten
Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 4.20 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten Kota Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.21 Presentase Bayi Mendapat ASI Kurang Dari 1 Jam Pertama
(Inisiasi Menyusu Dini) Pada Anak Umur 0-23 Bulan
Menurut Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 4.22 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan
Menurut Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.23 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Bayi (6-11
Bulan) Menurut Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun
2014
Gambar 4.24 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Menurut
Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.25 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten Kota Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut
Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.27 Cakupan Penimbangan Balita Di Posyandu (D/S) Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.28 Cakupan Sekolah Dasar/Setingkat Yang Melaksanakan
Penjaringan Siswa SD/Setingkat Kelas 1 Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.29 Presentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perwatan Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 4.30 Prevalensi Status Gizi Balita (BB/U) Di Provinsi Maluku
Tahun 2013
Gambar 4.31 Presentase Balita Dengan Tinggi Badan Dibawah Normal
Berdsarkan Tinggi Badan Menurut Umur TB/U Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 4.32 Prevalensi Status Gizi BB/TB 2 SD Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013
xxiv
Gambar 4.33 Prevalensi Status Gizi Buruk, BB Lebih, Obesitas Penduduk
Dewasa ( 18 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi
Maluku Tahun 2013
Gambar 4.34 Presentase Obesitas Sentral Penduduk Umur 15 Tahun
Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 4.35 Prevalensi Risiko KEK Wanita Hamil Umur 15-49 Tahun
Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 4.36 Prevalensi Risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS) 15-49
Tahun Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun
2013
Gambar 4.37 Prevalensi Wanita Hamil Beresiko Tinggi (Tinggi Badan
150 cm) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku
Tahun 2013
Gambar 5.1 Angka CNR Insidens (Kasus Baru) TB BTA+ Per 100.000
Penduduk Di Provinsi Maluku Tahun 2010-2014
Gambar 5.2 Angka Kesembuhan Dan Keberhasilan Pengobatan TB
BTA+ Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 5.3 Prevalensi TB Paru Berdasarkan Diagnosa Dan Gejala TB
Paru Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun
2013
Gambar 5.4 Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Kematian Akibat AIDS per
Golongan Umur Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 5.5 Jumlah Kasus HIV, AIDS Di Provinsi Maluku Tahun 2010-
2014
Gambar 5.6 Jumlah Kematian Akibat AIDS Di Provinsi Maluku Tahun
2008-2014
Gambar 5.7 Presentase Balita Pneumonia Yang Ditemukan dan
Ditangani Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 5.8 Period Prevalence Pneumonia Berdasarkan
Diagnosis/Gejala Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi
Maluku Tahun 2013
Gambar 5.9 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk
Di Provinsi Maluku Tahun 2010-2014
xxv
Gambar 5.10 Angka Prevalensi Penyakit Kusta Per 10.000 Penduduk Di
Provinsi Maluku Tahun 2010-2014
Gambar 5.11 Presentase Kasus Diare Yang Ditangani Di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Gambar 5.12 Period Prevalance Diare ( 2 Minggu 1 Bulan Sebelum
Wawancara) Menurut Gejala Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 5.13 Kasus Campak Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 5.14 Jumlah Kasus AFP Non Polio Menurut Kabupaten Kota Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 5.15 Angka Kesakitan (Incidance Rate) Demam Berdarah
Dengue Per 100.000 Penduduk Tahun 2010-2014
Gambar 5.16 Case Fatality Rate Demam Berdarah Dengue Di Provinsi
Maluku Tahun 2010-2014
Gambar 5.17 Jumlah Kasus Klinis Filariasis Di Provinsi Maluku Tahun
2010-2014
Gambar 5.18 Angka Kesakitan Malaria (Anual Paracite Incidence/API)
Per 1.000 Penduduk Beresiko Di Provinsi Maluku Tahun
2008-2014
Gambar 5.19 Insidens Malaria Menurut Kabupaten Kota Di Provinsi
Maluku Tahun 2013
Gambar 5.20 proporsi penderita malaria dengan pengobatan efektif
dengan pemberian act menurut kabupaten/kota Di provinsi
maluku tahun 2013
Gambar 5.21 prevalensi stroke pada umur 15 tahun () berdasarkan
diagnosis dokter menurut kabupaten/kota Di provinsi maluku
tahun 2013
Gambar 5.22 prevalensi penyakit jantung koroner pada umur 15 tahun
berdasarkan diagnosis dokter/gejala Menurut Kabupaten
Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 5.23 Presentase Penderita Hypertensi Penduduk Umur Tahun
18 Tahun Di Provinsi Maluku Tahun 2014
xxvi
Gambar 5.24 Prevalensi Hypertensi Pada Umur 18 Tahun Berdasarkan
Wawancara Menurut Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku
Tahun 2013
Gambar 5.25 Prevalensi Penyakit Kanker Berdasarkan Diagnosis
Dokter/Gejala Menurut Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku
Tahun 2013
Gambar 5.26 Prevalensi Diabetes pada umur 15 tahun berdasarkan
diagnosis dokter/gejala menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku Tahun 2013
Gambar 5.27 Prevalensi PPOK pada Umur 30 Tahun Berdasarkan
Gejala (%) Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Maluku
Tahun 2013
Gambar 5.28 Prevalensi Penyakit Asma Berdasarkan Gejala (%) menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013
Gambar 5.29 Proporsi Penduduk Berumur 10 Tahun Yang Merokok Tiap
Hari menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun
2013
Gambar 6.1 Jumlah Puskesmas Di Provinsi Maluku Tahun 2012 - 2014
Gambar 6.2 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Di Provinsi Maluku
Tahun 2012 - 2014
Gambar 6.3 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Menurut
Kabupaten Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 6.4 Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap Di
Provinsi Maluku Tahun 2012 - 2014
Gambar 6.5 Rasio Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Per 1.000
Penduduk di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 6.6 Presentase Rumah Sakit Menurut Kelas Di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Gambar 6.7 Jumlah Sarana Produksi Dan Distribusi Kefarmasian Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 6.8 Jumlah Sarana Distribusi Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 6.9 Presentase Desa Siaga Aktif Di Provinsi Maluku Tahun 2011
- 2014
xxvii
Gambar 6.10 Presentase Posyandu Menurut Strata Di Provinsi Maluku
Tahun 2014
Gambar 6.11 Rasio Posyandu Terhadap Desa/Kelurahan Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 7.1 Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Penduduk Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 7.2 Rasio Dokter Gigi Terhadap 100.000 Penduduk Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 7.3 Rasio Perawat Terhadap 100.000 Penduduk Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 7.4 Rasio Bidan Terhadap 100.000 Penduduk Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 7.5 Rasio Tenaga Gizi Terhadap 100.000 Penduduk Di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 7.6 Rasio Tenaga Sanitasi Terhadap 100.000 Penduduk Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 7.7 Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat Terhadap 100.000
Penduduk Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 7.8 Rasio Dokter Umum Di Puskesmas Terhadap Jumlah
Puskesmas Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 7.9 Rasio Dokter Gigi Di Puskesmas Terhadap Jumlah
Puskesmas Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 7.10 Rasio Bidan Di Puskesmas Terhadap Jumlah Puskesmas Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 7.11 Rasio Perawat Di Puskemas Terhadap Jumlah Puskesmas
Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 7.12 Rasio Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Di Puskesmas Di
Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 7.13 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Di Rumah Sakit
Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 7.14 Jumlah Dokter Umum PTT. Dokter Gigi PTT dan Bidan PTT
Aktif Menurut Kriteria Wilayah Di Provinsi Maluku Tahun
2014
xxviii
Gambar 7.15 Jumlah Tenaga Kesehatan yang memiliki Surat Tanda
Registrasi Di Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 8.1 Alokasi dan Realisasi Anggaran Dana APBD Untuk Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 8.2 Dana Bantuan Khusus Provinsi Maluku Kepada Kabupaten
Kota Tahun 2014
Gambar 8.3 Anggaran Dan Realisasi DAK (Dana Alokasi Khusus)
Provinsi Maluku Dan Kabupaten Kota Tahun 2014
Gambar 8. 4 Anggaran Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2014
Gambar 8.5 Alokasi Dana JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) di Provinsi
Maluku Tahun 2014
Gambar 8.6 Anggaran Dana GF (Global Fund) Provinsi Maluku Tahun
2014
xxix
DAFTAR TABEL
xxx
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. SISTEMATIKA
Bab-I : Pendahuluan
Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan
Maluku dan sistematika penyajiannya.
A. KEADAAN GEOGRAFIS
Sesuai SK Gubernur Nomor 125.a Tahun 2013 tentang Penetapan
Jumlah, Nama dan Nomor Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi
Maluku tahun 2013, maka secara administratif Provinsi Maluku terbagi atas 9
Kabupaten yaitu Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram Bagian
Barat, Buru, Buru Selatan, Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat, Kepulauan
Aru, Maluku Barat Daya dan 2 Kota yaitu Kota Ambon dan Kota Tual. 118
Kecamatan, 1.135 desa dan 34 kelurahan.
B. IKLIM
Wilayah Kepulauan Maluku dipengaruhi oleh Iklim Tropis dan Iklim Musim,
hal ini disebabkan Provinsi Maluku terdiri dari pulau-pulau dan dikelilingi oleh
lautan yang luas.
200
182
180
160
160
140
117 117
120
92
100 80 86 82 81
80
60
30
40 27
20
20
1 5 0 0 2 0 3
1 0 0
0
DESA
KELURAHAN
C. KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk Provinsi Maluku berdasarkan hasil Sensus tahun 2010
mencapai 1.533.506 jiwa. Jumlah ini meningkat dari tahun ke tahun. Sesuai hasil
proyeksi penduduk 2011 mencapai 1.570.657 jiwa, tahun 2012 menjadi
1.599.505 jiwa, tahun 2013 menjadi 1.628.413 dan tahun 2014 menjadi
1.657.409 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 836.111 jiwa dan perempuan
821.298 jiwa.
BURSEL 58,197
TUAL 65,882
MBD 72,010
ARU 89,995
MALRA 98,474
SBT 106,698
MTB 109,589
BURU 124,022
SBB 168,829
MALTENG 368,290
AMBON 395,423
Pada gambar 2.3 menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari
pada perempuan. Dari 1.657.409 jiwa penduduk Maluku, penduduk berusia 0-14
tahun sebanyak 556.958 jiwa, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebanyak
1.033.226 jiwa dan yang berusia tua ( 65 tahun) sebanyak 67.225 jiwa.
GAMBAR 2.4
KEPADATAN PENDUDUK PER KM2 DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
AMBON 1048.867
TUAL 258.98
SBB 41.724
MALTENG 31.761
MALRA 28.873
SBT 26.998
MBD 15.719
BURSEL 15.394
ARU 14.356
MTB 10.485
USIA L P L+P
D. EKONOMI
Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengetahui keadaan ekonomi
penduduk adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Ukuran ini biasanya
digunakan untuk mengetahui persediaan tenaga kerja. TPAK di Provinsi Maluku
tahun 2014 sebesar 60,92%. Bila dilihat per Kabupaten/Kota di Maluku, ada 6
Kabupaten/Kota yang memiliki TPAK di atas angka Provinsi yaitu Kabupaten Maluku
Barat Daya 79,66 %, Buru Selatan 68,16 %, Kepulauan Aru 67,63 %, Buru 67,53 %,
Maluku Tenggara 65,79 % dan Maluku Tenggara Barat 63,66 % sedangkan TPAK 5
Kabupaten/Kota lainnya di bawah TPAK Provinsi Maluku sebesar 60,92 % yaitu Kota
Ambon 59,01 %, Kabupaten Seram Bagian Barat 58,25 %, Seram Bagian Timur
57,85 % Kota Tual 56,93 % dan Maluku Tengah 55,56 %
TABEL 2.2
PERKEMBANGAN ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA
DAN PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2012 2014
KEADAAN 2012 2013 2014
Jumlah Angkatan Kerja 659.953 663.481 672.304
Tingkat Partisipasi 63,71 62,31 60.92
Angkatan Kerja (%)
Jumlah Penduduk yang 610 362 598.792 601.651
Bekerja
Pengangguran Terbuka 38.925 38.925 70.653
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2014 (Survey Angkatan Kerja
Nasional, 2014)
Pada Tabel 2.2 menunjukan bahwa jumlah angkatan kerja di Maluku tahun
2014 mencapai 672.304 orang. Jumlah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tahun 2013 sebanyak 663.481 orang dan tahun 2012 sebanyak 659.953. Namun bila
dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2014 yaitu 601.651 orang
lebih rendah dibanding tahun 2012 yaitu 610.362 orang. Hal ini disebabkan karena
sistem rekrutmen pegawai berbasis komputer sudah mulai diterapkan di tahun 2014
dan ini menjadi tantangan bagi setiap angkatan kerja dalam berkompetensi.
GAMBAR 2.5
ANGKA PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT KAB/KOTA DI PROVINSI
MALUKU TAHUN 2014
BURSEL 659
MBD 689
MALRA 1,088
BURU 1,776
ARU 1,837
TUAL 2,646
MTB 2,887
SBT 6,181
SBB 8,492
MALTENG 17,761
AMBON 26,637
E. PENDIDIKAN
MTB 100
TUAL 99.95
ARU 99.73
MALTENG 99.65
AMBON 99.64
MALRA 99.55
MBD 99.39
SBB 99.16
MALUKU 98.77
SBT 97.96
BURU 92.49
BURSEL 92.42
88 90 92 94 96 98 100
Dari gambar 2.6 dapat dilihat bahwa angka penduduk berumur 15 tahun ke
atas yang melek huruf di Provinsi Maluku mencapai 98,77%, angka melek huruf
yang tertinggi berada pada kabupaten Maluku Tenggara Barat yaitu 100%, dan
terendah pada kabupaten Buru Selatan yaitu 92,42%. Bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya maka Angka melek huruf di tahun 2014 lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun 2013 yaitu 81,27%
35 30.97
30
25 22.8
19.83
20
15 11.89
10 7.3
4.4
5 1.23 1.58
GAMBAR 2.8
PROPORSI RUMAH TANGGA PENGGUNA SUMBER AIR BERSIH
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010 - 2014
97.05
100
90
80 66 66.09
63 62.75
70
60
50
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
Proporsi rumah tangga berdasarkan jenis sumber air minum, proporsi rumah
tangga berdasarkan kualitas fisik air minum, proporsi rumah tangga berdasarkan
pengolahan air minum sebelum diminum, proporsi rumah tangga berdasarkan cara
pengolahan air minum sebelum diminum, dan proporsi rumah tangga yang memiliki
akses terhadap sumber air minum berdasarkan kriteria JMP WHO-INICEF 2006
GAMBAR 2.9
PROPORSI RUMAH TANGGA BERDASARKAN JENIS SUMBER AIR MINUM
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
Air yang layak diminum, mempunyai standar tertentu sebagaimana yang telah
diuraikan pada pembahasan sebelumnya yaitu air yang telah memenuhi persyaratan
fisik, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Jadi
apabila satu diantara parameter ada yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut
tidak layak untuk diminum. Oleh sebab itu diperlukan pengolahan air minum, agar air
layak untuk diminum.
MBD 98.4
BURSEL 97.7
SBB 96.6
MALTENG 94.9
MTB 94.5
KEP.ARU 94.0
MALRA 93.7
MALUKU 87.8
SBT 87.2
AMBON 77.1
TUAL 76.5
BURU 68.5
0 20 40 60 80 100 120
0.1
0 3.0
6.2
DISARING DAN TAMBAH
LARUTAN TAWAS
TAMBAH LARUTAN TAWAS
PENYINARAN MATAHARI
DISARING SAJA
PEMANASAN/DIMASAK
90.6
Dari gambar 2.11 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil riskesdas 2013 cara
pengolahan air minum yang paling banyak dilakukan adalah dengan cara dimasak
yaitu sebesar 90,6%, cara ini paling banyak dilakukan di Kabupaten Maluku
Tenggara yaitu sebesar 98% dan terendah di Kabupaten Maluku Barat Daya yaitu
sebesar 67,5%, sedangkan cara pengolahan air minum yang paling jarang dilakukan
adalah disaring dan ditambah larutan tawas yaitu sebesar 0,1%
GAMBAR 2.12
PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP SUMBER
AIR MINUM IMPROVED BERDASARKAN KRITERIA
JMP WHO-UNICEF 2006 DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013
MALTENG 77.1
MALRA 75.6
KEP.ARU 73.5
TUAL 73.2
MBD 72.2
MALUKU 68.5
AMBON 64.1
MTB 62.7
BURSEL 56.4
SBT 55.6
BURU 55.0
2. Sanitasi Layak
Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu fondasi inti dari
masyarakat yang sehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang
menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi
sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya
kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi
masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit
77.95
74.01 75.63
80
65.17
70
60
50
40
28.76
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014
3.0 2.9
5.4
LEHER ANGSA
PLENGSENGAN
CEMPLUNG/CUBLUK/LUBANG
TANPA LANTAI
CEMPLUNG/CUBLUK/LUBANG
DENGAN LANTAI
88.8
Dari gambar 2.14 dapat dilihat bahwa jenis tempat buang air besar yang
digunakan, sebagian besar rumah tangga di Maluku menggunakan kloset berjenis
leher angsa yaitu 88,8%, plengsengan sebesar 5,4%, cemplung/cubluk/lubang tanpa
lantai sebesar 3,0%, dan cemplung/cubluk/lubang dengan lantai sebesar 2,9%.
0.5
13.3 TANGKI SEPTIK
SPAL
4.2
KOLOM/SAWAH
11.7 SUNGAI/DANAU/LAUT
LUBANG TANAH
0.3
3.6
66.5 PANTAI/TANAH
LAPANG/KEBUN
LAINNYA
Dari gambar 2.15 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil Riskesdas 2013 ada
66,5% rumah tangga di Maluku yang menggunakan tangki septik sebagai tempat
pembuangan akhir tinja. Rumah tangga yang menggunakan tempat pembuangan
akhir tinja SPAL sebesar 3,6%, kolam/sawah sebesar 0,3%, sungai/danau/laut
sebesar 11,7%, lubang tanah sebesar 4,2% dan pantai/tanah lapang/kebun sebesar
13,3%.
Sedangkan untuk akses terhadap fasilitas tempat buang air besar (sanitasi)
digunakan kriteria JMP WHO - Unicef tahun 2006. Menurut kriteria tersebut, rumah
tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi improved adalah rumah
tangga yang menggunakan fasilitas buang air besar milik sendiri, jenis tempat buang
air besar jenis leher angsa atau plengsengan, dan tempat pembuangan akhir tinja
jenis tangki septik.
AMBON 77.2
MALRA 63.3
MALTENG 58.9
TUAL 56.7
MALUKU 54.2
SBB 46.9
BURU 46.9
MTB 46.3
MBD 34.7
SBT 32.7
KEP.ARU 25.3
BURSEL 23.3
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
GAMBAR 2.17
PROPORSI DESA YANG MELAKSANAKAN STBM
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
49.5
50
45
40
35
30
25
20
15 8.9
5.82
10
5
0
DESA MELAKSANKAN DESA STOP BABS DESA STBM
STBM
MALRA 67.50
BURSEL 50.30
MALTENG 48.60
AMBON 47.00
MALUKU 39.88
SBT 35.30
ARU 34.90
BURU 27.00
TUAL 18.30
MBD 9.90
SBT 8.00
MTB 5.60
Dari gambar 2.18 dapat dilihat bahwa persentase rumah tangga yang ber-
PHBS tahun 2014 di Maluku sebesar 39,90% dengan persentase tertinggi di
Kabupaten Maluku Tenggara sebesar 67,50% dan terendah di MTB sebesar 5,60%.
Jumlah ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya tahun 2013, yaitu
persentase rumah tangga yang ber-PHBS di Maluku sebesar 50,40%. Penurunan
jumlah ini disebabkan karena telah dilakukan pelatihan dan pembinaan kepada
petugas puskesmas dan kader, tentang cara pengambilan data yang benar sehingga
secara kuantitatif presentase rumah tangga ber-PHBS didapati menurun namun
sacara kualitatif meningkat.
GAMBAR 2.19
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2009-2013
74.5
73.81
74
73.29
73.5
72.77
73
72.27
72.5
72.70
71.76 72.42
72
71.5 71.87
71 71.42
70.5 70.96
70
69.5
2009 2010 2011 2012 2013
INDONESIA MALUKU
1. Meningkatkan Usia Harapan Hidup dari 70,7 tahun menjadi 72,0 tahun
2. Menurunkan Angka Kematian Ibu melahirkan dari 228/100.000 KH
menjadi 118/100.000 KH
3. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 34/1.000 KH menjadi 24/1.000 KH
4. Menurunnya Angka Prevalensi kekurangan Gizi (Gizi kurang dan Gizi
buruk) pada anak balita dari18,4 % menjadi 15%
18
16 15.7
14 14.26
12
10
9
8
7.5
6.93
6
0
2010 2011 2012 2013 2014
Dari gambar tersebut diatas dapat dilihat bahwa angka kematian bayi di Provinsi
Maluku mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke 2014 sebesar 2,07% yaitu
mencapai 9 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup.
GAMBAR 3.3
TREND ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1.000 KH
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010 - 2014
30
25 25.6
20
15
12.8 12
10
8.6
6.9
5
0
2010 2011 2012 2013 2014
Dari gambar 3.3 dapat dilihat bahwa angka kematian balita mengalami trend
yang fluktuatif, tahun 2014 trend kematian balita mengalami peningkatan sebesar
GAMBAR 3.4
PETA ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1.000 KH PER KAB/KOTA
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalah
banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena penyebab
lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini berguna untuk menggambarkan tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama pada ibu hamil, ibu
melahirkan dan ibu pada masa nifas. Informasi mengenai tingginya MMR akan
bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi,
terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman
(making pregnancy safer) serta Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) oleh tenaga kesehatan terlatih, penyiapan sistim rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam
menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka
Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
Cara menghitung AKI adalah membagi jumlah kematian ibu dengan waktu
tertentu d idaerah tertentu dengan jumlah kelahiran hidup diwaktu tertentu didaerah
tertentu dikali dengan konstanta. Dua hal yang menjadi indikator terhadap kualitas
pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR).
Target Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102
kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada
tahun 2015.
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas
pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan
dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan. Berdasarkan data Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini
terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Trend Angka Kematian Ibu di Provinsi
Maluku dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
600 565.2
500
400
0
2010
Sumber :Profil 2011 Tahun 2012
Kabupaten/Kota 2010-2014 2013 2014
Pada gambar 3.5 terlihat bahwa AKI dari tahun 2010 sampai dengan 2014
sangat fluktuatif pada tahun 2014 AKI mengalami penurunan yaitu 205 per
100.000 kelahiran hidup yang artinya dari 100.000 kelahiran hidup terdapat 199
orang ibu yang meninggal, angka ini masih jauh dari target AKI Nasional yaitu
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Adapun hal-hal yang menyebabkan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI),
adalah:
GAMBAR 3.6
PETA ANGKA KEMATIAN IBU PER 100.000 KH PER KAB/KOTA
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
GAMBAR 3.7
PETA PERBANDINGAN AKI PER 100.000 KH DAN AKB, AKABA PER 1.000 KH
KAB/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
Adapun hal-hal yang menyebabkan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Maluku adalah:
1. Terbatasnya pelayanan kesehatan ibu meliputi tenaga dan sarana, serta belum
optimalnya keterlibatan swasta
2. Terbatasnya kualitas tenaga kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan responsif
gender, meliputi : antenatal yang terintegrasi, pertolongan persalinan,
penanganan komplikasi kebidanan, dan keluarga berencana.
3. Belum maksimal sistem pelayanan kesehatan yang sesuai untuk daerah terpencil
: belum ada regulasi untuk memberikan penguatan kewenangan yang lebih untuk
tindakan medis khusus, serta terbatasnya insentif untuk tenaga kesehatan, dan
terbatasnya sarana/dana untuk transportasi (kunjungan dan rujukan)
4. Kurangnya dana operasional untuk pelayanan kesehatan ibu, terutama untuk
daerah terpencil
5. Belum optimalnya perencanaan terpadu lintas sektor dan lintas program untuk
percepatan penurunan AKI, AKB dan AKABA melalui pembentukan system
rujukan antenatal dan neonatal
6. Belum semua Kabupaten Kota memiliki rumah tunggu kelahiran kecuali Maluku
Tenggara Barat, Kota Tual, Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur
4. STATUS GIZI
1. Status Gizi Balita
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak
yang diindikasikan oleh Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) anak. Status gizi
juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan
pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit
4) Budaya : Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).
2) Kondisi Fisik : Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang
lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka
yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan,
karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan
cepat (Suhardjo, et, all, 1986).
3) Infeksi : Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).
1) Berat Badan / Umur : Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap
umur dalam bulan yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel
2) Tinggi Badan / Umur : Status gizi ini diukur sesuai dengan tinggi badan terhadap
umur dalam bulan yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel
3) Berat Badan / Tinggi Badan : Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan
terhadap tinggi badan yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel
9 8.04
8
7
6
5
4 3.53
3 2.45
2.18 2.11 1.97 1.83
2 1.35
0.67 0.51
1 0.37
0.09
0
70.5
69.87
70 69.65
69.5
69
68.5
67.84 67.88
68 67.60
67.5
67
66.5
66
2011 2012 2013
INDONESIA MALUKU
Dari gambar 3.8 menunjukkan Usia Harapan Hidup di Provinsi Maluku selama
tahun 2011-2013 yang memperlihatkan peningkatan Usia Harapan Hidup. Pada
tahun 2011 UHH di Provinsi Maluku adalah 67,60 tahun, meningkat menjadi
Morbiditas adalah Angka Kesakitan berupa insidensi atau prevalensi dari suatu
penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas
berhubungan dengan terjadinya atau terjangkitnya penyakit di dalam populasi baik
fatal maupun non fatal. Angka morbiditas lebih cepat menentukan keadaan
kesehatan masyarakat daripada angka mortalitas, karena banyak penyakit yang
mempengaruhi kesehatan hanya mortalitas yang rendah. Trend angka kesakitan dari
10 penyakit terbesar di Provinsi Maluku dapat dilihat pada tabel 3.1
1 4 5 6 7 6 7
1 ISPA 15.443 ISPA 21.537 ISPA 145.782
2 Reumatik 8.549 Reumatik 12.761 Reumatik 28.279
3 Penyakit lain 4.008 Penyakit lain 5.208 P. Otot & 25.659
Jaringan
4 Diare 3.094 Diare 4.371 Gastritis 20.123
5 Infeksi Penyakit 3.24 Infeksi Penyakit 4.119 P. Lain pada 18.367
usus yang lain usus yang lain ISPA
6 Kecelakaan dan 1.944 Kecelakaan dan 3.588 P. Kulit & Infeksi 15.854
ruda paksa ruda paksa
7 Anemia 1.461 Malaria klinis 2.405 Diare 14845
8 Penyakit kulit 1.587 Penyakit kulit 2.480 Penyakit kulit 13.542
infeksi alergi alergi
9 Asma 1.200 Penyakit lain 4.909 Hypertensi 13.472
pada saluran
pernafasan atas
10 Penyakit 1.525 Penyakit 2.835 Malaria 5.260
kardiovaskuler kardiovaskuler
Total 42.058 64.213 301.183
Sumber :Bidang Yankes, Seksi Yandas Dinas Kesehatan Provinsi Maluku 2014
Dari tabel 3.1, menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus penyakit
dari tahun ke tahun, keadaan ini mengambarkan hal yang positif yaitu semakin
tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk berobat ke fasilitas kesehatan
sehingga terdatanya berbagai kasus penyakit yang ada, sedangkan untuk sisi
negatifnya bahwa masih kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat sehingga terjadi
peningkatan jumlah kasus penyakit. Penyakit terbanyak yang tercatat di sarana
pelayanan kesehatan yaitu penyakit infeksi saluran pernafasan atas sebanyak
145.782 kasus dan terendah penyakit Malaria sebanyak 5.260 kasus.
Anak dan ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan
prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap status
kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Hal
tersebut disebabkan Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang
peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Kualitas fasilitas pelayanan
kesehatan yang dimaksud termasuk aksesibilitas terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan itu sendiri.
A. KESEHATAN IBU
Pembangunan kesehatan di Indonesia sesuai dengan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2010 - 2014 mempunyai delapan fokus prioritas yang salah
satunya adalah meningkatkan status kesehatan ibu, bayi dan balita dan Keluarga
Berencana. Beberapa indikator penting yang terkait dengan status kesehatan ibu
dan bayi antara lain AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi). Hal
tersebut sejalan dengan tujuan pembangunan millennium (MDGs) 2015 untuk
menurunkan AKI menjadi 102/100000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan AKB
menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Untuk mencapai target di atas diperlukan upaya inovatif untuk mengatasi
penyebab utama kematian ibu dan bayi, serta adanya kebijakan dan sistem yang
efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini. Penyebab utama
Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu
adalah penempatan bidan di tingkat desa secara merata yang bertujuan untuk
mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat.
Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal melalui
program EMAS dilakukan dengan cara:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal
di 150 rumah sakit (PONEK) dan 300 Puskesmas/Balkesmas (PONED).
2. Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah
Sakit.
97.0 100.0
100.0 90.8 93.0
85.1 85.5 86.6 87.0 87.3
90.0 83.2
79.3
80.0
70.0 59.4
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
100.00 91.80
88.94
90.00
79.40
75.70 76.70 77.20
80.00 71.90 72.66 73.00
67.70
70.00
59.50
60.00 52.20
46.80
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa cakupan K4 Provinsi Maluku 72,70% masih
jauh dibawah capaian Nasional yaitu 88,94% dan masih kurang dari Renstra Dinkes
Provinsi Maluku yaitu target cakupan K4 sebesar 80% dan target SPM Nasional K4
sebesar 95%. Kabupaten dengan capaian K4 melebihi target Nasional yaitu
Kabupaten Maluku Tenggara dan Kabupaten dengan cakupan K4 terendah yaitu
Kabupaten Buru Selatan serta 10 Kabupten kota yang lain belum mencapai target
K4
GAMBAR 4.3
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
DI PROVINSI MALUKUTAHUN 2014
89.89
86.20
90.00
80.20
76.00 76.90
80.00 73.13 73.80 74.50 75.30
70.10
66.20
70.00 62.40
60.00
50.00 44.60
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Dari gambar 4.3 dapat diketahui bahwa cakupan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Provinsi Maluku mencapai
73,13%, cakupan ini masih dibawah capaian nasional 89,89% dan dibawah dari
target Nasional yaitu 90% dan masih kurang dari target yang ditetapkan dalam
Rencana Strategis Dinas Kesehatan tahun 2014 yaitu pertolongan persalinan oleh
Nakes sebesar 78%. Kabupaten dengan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga
GAMBAR 4.4
PROPORSI KELAHIRAN 1 JANUARI 2010 SAMPAI SAAT WAWANCARA
BERDASARKAN TEMPAT BERSALIN DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013
20.4
1.6
RS
0.1
RB/KLINIK/PRAKTEK NAKES
3.1
POLINDES/POSKESDES
PUSKESMAS/PUSTU
RUMAH/LAINNYA
74.9
Berdasarkan gambar 4.4, dapat diketahui bahwa sebagian besar kelahiran dilakukan
di Rumah Sakit yakni sebesar 20,4% sedangkan Polindes/Poskesdes merupakan
tempat bersalin yang paling sedikit, dimana hanya 0,1% saja yang
memanfaatkannya sebagai tempat bersalin. Namun masih terdapat 74,9% yang
melahirkan di rumah/lainnya.
82 81.75
80
78.89
78 77.54
77.17
76 CAKUPAN K4
74.6
74 74.12
73.13
PERSALINAN
72.66
72 OLEH NAKES
70
68
2011 2012 2013 2014
Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan ibu hamil, K4 mengalami
penurunan sama halnya dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.
GAMBAR 4.6
PROPORSI KELAHIRAN PADA PERIODE 1 JANUARI 2010
SD WAWANCARA MENURUT PENOLONG PERSALINAN DENGAN
KUALIFIKASI TERTINGGI DAN TERENDAH
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013
60
51.1
49.2
50
40 37.2 37.5
30
20
10 6.9
4.8 4.7
0.4 0.2 1.7 2.4 1.5 1.2 1.2
0
dr. kebid & dr.umum Bidan Perawat Dukun Keluarga Tidak ada
kandungan Lainnya penolong
GAMBAR 4.7
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
DI PROVINSI IMALUKU TAHUN 2014
100.0 94.3
89.5
90.0 80.2
80.0 74.5 77.0
71.1 71.6 71.8 72.7
70.0 65.0 67.1
60.0
46.8
50.0
40.0 32.6
30.0
20.0
10.0
0.0
Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa capaian cakupan kunjungan nifas di Maluku
sebesar 71,13%, capaian ini masih kurang dari capaian nasional yaitu 89,54% dan
jauh dari target SPM Nasional yaitu 90%. Kabupaten dengan capaian Kunjungan
Nifas tertinggi adalah Kabupaten Maluku Tenggara 94,3% melewati target Nasional
dan target Renstra Dinas Kesehatan tahun 2014 yaitu ditetapkan sebesar 80%,
sedangkan Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Barat Daya, Buru dan Kota Tual
merupakan Kabupaten dengan capaian Kunjungan NIfas terendah
GAMBAR 4.8
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
76.57
80
71.81
70
60
50 46.19
43.32 44.11
40 33.55
30.89 31.23
26.96 27.83
30
16.42
20
9.94 12.03
10
Faktor risiko kematian ibu adalah terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun)
sebanyak. Terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun), terlalu banyak
(jumlah anak lebih dari 4) dan terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2
tahun).
Kematian ibu/ maternal mortality, merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan
suatu bangsa. Hal ini karena apabila ditinjau dari penyebabnya, kematian ibu
merupakan suatu permasalahan yang kompleks. Penyebab kematian ibu telah dirinci
menjadi dua, yaitu penyebab langsung adan penyebab tidak langsung.
1. Pendidikan > pendidikan ibu berpengaruh pada sikap dan perilaku dalam
pencapaian akses informasi yang terkait dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan ibu. Masih banyak ibu dengan pendidikan rendah terutama yang
tinggal di pedesaan yang menganggap bahwa kehamilan dan persalinan adalah
kodrat wanita yang harus dijalani sewajarnya tanpa memerlukan perlakuan
khusus (pemeriksaan dan perawatan).
2. Sosial ekonomi dan social budaya yang masih rendah > pengaruh budaya
setempat masih sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan ibu dalam
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ibu. Contoh : budaya Indonesia
mengutamakan kepala keluarga untuk mendapat makanan bergizi, dan ibu hamil
hanya sisanya.
3. Empat (4) terlalu dalam melahirkan : Terlalu muda (batasan reproduksi sehat 20
35 tahun); Terlalu tua (kehamilan berisiko pada usia di atas 30 tahun); Terlalu
sering (jarak ideal untuk melahirkan : 2 tahun); Terlalu banyak (jumlah persalinan
di atas 4).
4. Tiga (3) terlambat
Komplikasi dapat mengancam jiwa namun sebagian besar komplikasi dapat dicegah
dan ditangani bila :
2) ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan;
3) tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain
penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan
pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan
pasca-salin;
4) tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi;
5) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan
pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
rujukan;
6) proses rujukan efektif;
7) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna.
Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya
melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang
menitikberatkan fokus totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya deteksi
dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan akses dan
pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas
(PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal komprehensif di
Rumah Sakit (PONEK).
Dalam implementasinya, P4K merupakan salah satu unsur dari Desa Siaga.
P4K mulai diperkenalkan pada tahun 2007. Sampai dengan tahun 2013, tercatat 839
desa/kelurahan telah melaksanakannya. .
Adapun upaya pemerintah terkait pelayanan kesehatan ibu dan bayi adalah
Standardisasi PONEK untuk rumah sakit yang dilakukan oleh Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Rujukan bekerjasama dengan organisasi profesi yang terkait (POGI, IDAI
dan IBI) serta Badan PPSDMKes Kemenkes RI. Lokakarya PONEK dilakukan
selama 5 hari, meliputi materi manajemen dan klinik PONEK yang kemudian diikuti
dengan latihan on the job training PONEK untuk mengenalkan cara melakukan
Selain itu dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang
merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan kasus kematian ibu atau bayi
baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level fasilitas pelayanan kesehatan.
Kendala yang timbul dalam upaya penyelamatan ibu pada saat terjadi
kegawatdaruratan maternal dan bayi baru lahir akan dapat menghasilkan suatu
rekomendasi intervensi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu
dan bayi di masa mendatang.
Kepemilikan buku KIA dan pelaksanaan P4K Buku Kesehatan Ibu dan Anak
(Buku KIA) telah dirintis sejak 1997 dengan dukungan dari JICA (Japan International
Cooperation Agency). Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan
nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita). Buku KIA juga memuat
informasi tentang cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak. Setiap
kehamilan mendapat 1 buku KIA.
25.00
21.60
20.00
26.5 37.1
15.00
11.20
36.4 10.00 9.00 9.10
8.10
6.60
5.00
Hasil analisis menunjukkan bahwa 62,9% mempunyai buku KIA, namun yang bisa
menunjukkan hanya 26,5%. Variasi kepemilikan buku KIA dan bisa menunjukkan
buku KIA menurut kabupaten/kota dengan cakupan terendah di Kabupaten Seram
Bagian Barat (0,3%) dan tertinggi di Kota Ambon (43,5%).
Dari gambar 4.10 menunjukkan hasil observasi buku KIA terhadap 5 komponen P4K
yang menunjukkan bahwa isian penolong persalinan sebesar 21,6%,
kendaraan/ambulans desa sebesar 8,1%, metode KB pasca salin sebesar 11,2%
dan 9,1% untuk isian sumbangan darah. Kelengkapan isian pada semua komponen
sebesar 6,6%
GAMBAR 4.11
PERSENTASE PEMAKAIAN ALAT/CARA KB PADA WANITA USIA SUBUR
YANG BERSTATUS KAWIN DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013
KB
Tidak Tradisio
Sekarang
pernah, nal, 0.3
menggun
35.4
akan KB,
38.2
Pern KB
Tidak pernah
ah Modern
Pernah KB KB, , 38.0
Sekarang menggunakan KB 26.4 KB Modern KB Tradisional
Dari gambar 4.11 dapat kita lihat bahwa sebanyak 38,0% wanita usia subur
menggunakan kontrasepsi modern, dan hanya 0,3% yang menggunakan kontrasepsi
cara tradisional. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa sebanyak 26,4% dari wanita
usia subur mengaku pernah menggunakan kontrasepsi, sedangkan 35,4% wanita
usia subur mengaku tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pemilihan metode
kontrasepsi yang digunakan yaitu efektiv itas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek
samping serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara
teratur dan benar (Sulistyawati, 2011). Selain itu Purba (2009) menemukan
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan metode kontrasepsi yang
digunakan yaitu faktor predisposisi (umur, pendidikan, jumlah anak, pengetahuan,
sikap), faktor pendukung (ketersediaan alat kontrasepsi, jarak rumah ke puskesmas,
waktu tempuh dan biaya), serta faktor pendorong (dukungan petugas kesehatan).
0.1
1.8
4
8.1 3.3
IUD
28.5
MOP
MOW
IMPLANT
KONDOM
SUNTIK
PIL
54.2
Dari gambar 4.12 dapat dilihat bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan 54,2% atau sebanyak 59.628 orang
perempuan dan metode kontrasepsi yang paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif
adalah Metoda Operasi Pria (MOP), yakni sebanyak 0,1% atau 154 orang pria.
Capaian peserta KB aktif di Maluku tahun 2014 mencapai 45,22% lebih rendah dari
capaian nasional tahun 2014 yaitu 71,72% dan masih kurang dari target SPM
nasional sebesar 70%.
3.1
0.1
1
10.5
25.9 IUD
MOP
9.7
MOW
IMPLANT
KONDOM
SUNTIK
PIL
49.6
Dari gambar 4.13 dapat dilihat bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh peserta KB baru adalah suntikan 49,6% dan metode kontrasepsi
yang paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif adalah Metoda Operasi Pria (MOP),
yakni sebanyak 0,1%.
Jika dilihat dari capaian yang ada, masih banyak indicator pembinaan
kesehatan Ibu yang belum mencapai target sebagai mana dijelaskan namun ada
indicator yang capaiannya sudah mendekati target sebagaimana terlihat pada tabel
yang ada.
B. KESEHATAN ANAK
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Upaya
Kesehatan Anak. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan
untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan
berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya
pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan,
dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun.
Secara umum, terjadi peningkatan cakupan indikator kesehatan anak di tahun 2014.
Namun, bila dilihat dari target cakupan tahun 2014 ada 2 indikator yang belum
mencapai target yaitu; cakupan pelayanan kesehatan anak balita (target 85%) dan
cakupan SD/MI yang melaksanakan penjaringan kesehatan kelas 1 (target 95%).
Adapun capaian kinerja Direktorat Bina Kesehatan Anak per indikator adalah
sebesar 107% untuk KN1 (cakupan 97,07%); 103% untuk cakupan pelayanan
kesehatan bayi (cakupan 92,93%); 89 % untuk cakupan pelayanan kesehatan anak
Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai
indicator kesehatan anak yang meliputi prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR),
penanganan komplikasi neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi,
inisiasi menyusu dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian vitamin A, penimbangan
balita di Posyandu, imunisasi dasar, pelayanan kesehatan balita, pelayanan
kesehatan pada siswa SD/setingkat, pelayanan kesehatan peduli remaja, pelayanan
kesehatan pada kasus kekerasan anak, dan pelayanan kesehatan anak terlantar dan
anak jalanan di panti.
WHO mencatat pada tahun 2010 ada satu dari enam kelahiran dilahirkan
prematur atau tidak cukup bulan. Jumlah kelahiran prematur yang menyebabkan
bayi lahir berberat badan rendah ini setara dengan 15,5 per 100 kelahiran hidup.
Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1 jam
pertama setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran dengan umur kehamilan,
kelahiran bayi dapat dikelompokan : bayi kurang bulan (prematur), yaitu bayi yang
dilahirkan dengan masa gestasi (kehamilan) < 37 minggu (<259 hari). Bayi cukup
bulan yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-42 minggu (259 -
293 hari); dan bayi lebih bulan yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi > 42
minggu (>294 hari).
ARU 3.2
AMBON 2
MALRA 1.6
MALUKU 1.6
SBT 1.1
MBD 0.8
BURU 0.7
MTB 0.7
TUAL 0.5
BURSEL 0.3
MALTENG 0
SBB 0
Dari gambar 4.14 dapat dilihat bahwa tahun 2014 persentase balita (0-59 bulan)
dengan BBLR sebesar 1.6% (292 bayi). Persentase BBLR tertinggi terdapat di
Kepulauan Aru 3,2% yaitu 31 bayi BBLR dari 967 bayi yang ditimbang waktu lahir
dan terendah pada Kabupaten Buru Selatan sebesar 0.3% yaitu 4 bayi dari 1211
bayi yang ditimbang waktu lahir. Masalah pada bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR) terutama pada prematur terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada
bayi tersebut. Bayi berat lahir rendah mempunyai kecenderungan ke arah
peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terserang komplikasi. Masalah pada BBLR
yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat,
kardiovaskular, hematologi, gastro intestinal, ginjal dan termoregulasi.
GAMBAR 4.15
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKUTAHUN 2014
MTB 76.05
MALRA 66.83
INDONESIA 62.18
SBT 55.69
AMBON 37.26
BURSEL 34.18
SBB 34.13
ARU 31.70
MALUKU 31.49
BURU 26.47
MBD 13.28
TUAL 10.01
MALTENG 5.86
0 10 20 30 40 50 60 70 80
1. Sarana dan Prasarana pendukung belum memadai seperti Bidan KIT, Alat
Deteksi Risiko pada Bumil dan PONED Kit di Puskesmas.
2. Kurangnya Ketersediaan obat-obat emergency untuk penanganan kasus
Komplikasi Neonatal
3. Kurangnya dukungan lintas sector dalam menunjang Rujukan maternal dan
Neonatal di Kabupaten/Kota
4. Kurang kemampuan/ketrampilan bidan dalam tatalaksana penanganan kasus
komplikasi kebidanan dan dan neonatal
5. Pendistribusian bidan tidak merata/bidan tidak tinggal di desa
Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada masa
neonates (bayi baru lahir umur 0-28 hari). Menurut hasil Riskesdas 2007
menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari.
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat
lahir rendah dan infeksi.
Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai serangan
komplikasi pada minggu pertama, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan
pemeriksaan sesuai standar lebih sering (minimal 2 kali) dalam minggu pertama.
Langkah ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau
tanda bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat segera diberikan untuk
mencegah penyakit bertambah berat yang dapat menyebabkan kematian.
Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk menurunkan kematian
bayi baru lahir.
Terkait hal tersebut, pada tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan dalam
pelaksanaan kunjungan neonatal, dari 2 kali yaitu satu kali pada minggu pertama
dan satu kali pada 8-28 hari, menjadi 3 kali yaitu dua kali pada minggu pertama dan
satu kali pada 8 28 hari. Dengan demikian, jadwal kunjungan neonatal yang
dilaksanakan saat ini adalah pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari dan umur 8-28 hari.
Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program Kesehatan Ibu Anak (KIA)
dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal yang komprehensif.
GAMBAR 4.16
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1)
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
TUAL 100
MTB 99.50
MALRA 98.73
BURU 98.37
SBB 81.39
AMBON 78.25
MBD 75.62
SBT 66.59
MALUKU 62.25
ARU 53.63
BURSEL 41.74
MALTENG 13.91
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Dari gambar 4.16 dapat dilihat bahwa cakupan indikator kunjungan neonatal pertama
di Provinsi Maluku tahun 2014 mencapai 62,25% capaian ini sangat jauh menurun
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 95,21%. Capaian Kunjungan Neonatal
Pertama masih jauh dari target Renstra Dinkes Maluku yaitu 80%. Kabupaten Kota
yang capaiannya melebihi target Nasional dan Daerah yaitu Kota Tual, Maluku
GAMBAR 4.17
PROPORSI KUNJUNGAN NEONATAL PADA ANAK UMUR 0-59 BULAN
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013
INDONESIA 71.3
TUAL 61.2
AMBON 58.7
MALRA 57.6
MTB 50.7
BURU 48.5
MALTENG 47.1
MALUKU 43.3
KEP.ARU 31.3
MBD 30.7
SBT 15.3
SBB 13.1
BURSEL 6.2
0 10 20 30 40 50 60 70 80
(%)
Dari gambar 4.17 dapat dilihat bahwa persentase KN1 pada anak balita tertinggi
adalah Kota Tual Kota Tual sebesar 61,2% dan terendah adalah Kabupaten Buru
GAMBAR 4.18
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
MALRA 98.24
MTB 95.83
BURU 91.03
TUAL 89.87
MBD 75.62
AMBON 74.88
SBB 72.34
SBT 71.37
MALUKU 59.12
BURSEL 44.43
ARU 34.61
MALTENG 13.72
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Dari gambar 4.18 dapat dilihat bahwa capaian KN lengkap di Maluku pada tahun
2014 sebesar 59,12% capaian ini jauh lebih menurun dibandingkan dengan tahun
2013 yaitu 94,35% dan masih jauh dari Sasaran Strategis Kementrian Kesehatan
dalam pembangunan kesehatan tahun 2010-2014 sebesar 90% dan target daerah
dalam Renstra Dinkes Maluku tahun 2014 sebesar 80% . Kabupaten dengan
capaian Kunjungan Neonatal Lengkap diatas target nasional dan Daerah adalah
Kabupaten Maluku Tenggara, MTB dan Buru sedangkan Kabupaten Kota yang lain
capaiannya masih dibawah target Nasional dan daerah. Informasi lebih lanjut
mengenai kunjungan neonatal dapat dilihat pada lampiran tabel 38.
INDONESIA 39.3
TUAL 36.5
MALTENG 33.3
MALRA 30.0
AMBON 25.0
MALUKU 21.2
BURU 19.8
MTB 12.8
KEP.ARU 8.4
SBT 8.2
MBD 6.9
SBB 3.3
BURSEL 1.4
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
(%)
Dari gambar 4.19 dapat dilihat bahwa persentase anak balita dengan kunjungan
neonates lengkap untuk Provinsi Maluku tahun 2013 sebesar 21,2% dengan
persentase tertinggi adalah Kota Tual sebesar 61,2% dan terendah adalah
Kabupaten Buru Selatan sebesar 6,2%.
60
40
20 13.37
Pada gambar 4.20 dapat dilihat bahwa kunjungan bayi di Maluku tahun 2014
mencapai 68,76% lebih rendah dari capaian nasional sebesar 93,31% dan masih
jauh dari target SPM nasional yaitu 90%. Capaian di tahun 2014 lebih meningkat dari
tahun 2013 sebesar 45,82%. Cakupan kunjungan bayi tertinggi di Kabupaten SBT,
MTB, Buru dan Tual yang melebihi 100% dan terendah pada Kabupaten Maluku
Tengah, Aru dan MBD dibawah capaian Maluku
Waktu pertama kali mendapatkan ASI segera setelah lahir secara bermakna
meningkatkan kesempatan hidup bayi. Jika bayi mulai menyusui dalam waktu 1 jam
setelah lahir, 22 % bayi yang meninggal dalam 28 hari pertama (setara dengan
sekitar satu juta bayi baru lahir setiap tahun di dunia) sebenarnya dapat dicegah.
Jika proses menyusui ini dimulai dalam satu hari pertama, maka hanya 16 % bayi
yang dapat diselamatkan.
Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan,
dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting
susu). Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun
bayinya., bagi bayi kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena
hypothermia (kedinginan). Selain itu juga, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya
dari ibu, menjadikannya lebih kebal dari bakteri lain di lingkungan. Dengan kontak
pertama, bayi memperoleh kolostrum, yang penting untuk kelangsungan hidupnya,
dan bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,
fungsi usus, dan alergi sehingga bayi akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan
mempertahankan menyusui. Sedangkan manfaat bagi ibu adalah menyusui dapat
mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang
kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum).
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang
merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan penyelamatan
kehidupan, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang
meninggal sebelum usia satu bulan. Maka diharapkan semua tenaga kesehatan di
semua tingkatan pelayanan kesehatan dapat mensosialisasikan program tersebut.
Persentase proses mulai menyusu pada anak 0-23 bulan menurut kabupaten/kota
dapat dilihat pada gambar 5.19
INDONESIA 41.3
BURSEL 39.2
AMBON 37.2
BURU 36.5
TUAL 33.8
SBB 24.9
MALUKU 24.8
SBB 23.9
MALTENG 21.7
SBT 17.5
MALRA 13.7
MBD 4.9
KEP.ARU 1.6
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
(%)
Dari gambar 4.21 hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa persentase proses mulai
mendapat ASI kurang dari satu jam (inisiasi menyusu dini) pada anak umur 0-23
bulan di Maluku pada tahun 2013 sebesar 24,8%. Persentase proses mulai
mendapat ASI kurang dari satu jam (inisiasi menyusu dini) tertinggi di Kabupaten
Buru Selatan sebesar 39,2% dan terendah di Kabupaten Kepualuan Aru sebesar
1,6%.
GAMBAR 4.22
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
90 83.94
80
70
60 51.72
50
40.03
40 31.81
30 25.15
22.48
20 13.88
9.3 9.97
7.39
10 3.98 4.16
Dari gambar 4.22 Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Maluku
pada tahun 2014 mencapai 22,48% lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 14,97%
dengan persentase tertinggi Kabupaten Maluku Tengah 51,72% dan terendah
Kabupaten Maluku Barat Daya sebesar 3,98%
Data dan informasi mengenai pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2013 terdapat
pada lampiran tabel 41.
Bila ada Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan infeksi lain, maka suplementasi
vitamin A diberikan pada :
1. Seluruh balita yang ada di wilayah tersebut diberi 1 (satu) kapsul Vitamin A
dengan dosis sesuai umurnya.
2. Balita yang telah menerima kapsul Vitamin A dalam jangka waktu kurang dari
30 hari (sebulan) pada saat KLB, maka balita tersebut tidak dianjurkan lagi
untuk diberi kapsul.
GAMBAR 4.23
CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BAYI (6-11 BULAN)
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
100
100 94.64
86.78
90
79.52 81.48
80
70
59.77 60.69
60 52.1 54.82
47.41
50
37.29
40 31.32
30
20
10
0
Setiap tahun lebih 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit
yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa penyakit menular
yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
antara lain : Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru,
pertusis, dan polio. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai
penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian.
114.15
120 108.14 110.14 110.6
100 92.72
82.26 84.36 84.94 85.41
76.91
80
59.61
60
40 33.38
20
GAMBAR 4.25
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
100.00 94.15
89.20 90.00
90.00 82.28 82.76
80.00 72.27 73.91 74.39
70.00 64.16
60.00 52.50
50.00 43.04 44.50
40.00 31.62
30.00
20.00
10.00
0.00
Dari gambar 4.25 persentase cakupan desa/kelurahan uci tahun 2014 Provinsi
Maluku mencapai 64,16% atau 750 desa dari jumlah keseluruhan desa/kelurahan
Pelayanan kesehatan pada anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dan
memperoleh :
1. Pelayanan Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun (Penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun).
Capaian Indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2014 dapat dilihat
pada gambar 4.26
GAMBAR 4.26
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
90
76.82 77.25
80 72.14
68.94 68.93 70.94
65.85
70
58.53
60 50.31
50 42.21
40
30
20
8.81
10
0
BURSEL 100
SBT 87.26
MTB 85.47
ARU 81.79
MALRA 78.45
BURU 75.19
MALUKU 70.91
TUAL 68.47
MALTENG 65.91
AMBON 60.42
SBB 54.29
MBD 53.15
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak usia
sekolah. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan
program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan
sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari
pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas 1.
Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga
lainnya yang terlatih (guru UKS/UKSG dan dokter kecil). Tenaga kesehatan disini
adalah tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang
telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru
kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah
dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang
biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan
pelatihan dokter kecil.
Dari gambar 4.28 di atas dapat dilihat bahwa cakupan SD atau sederajat yang
melaksanakan penjaringan kesehatan untuk siswa kelas 1 pada tahun 2014 di
Maluku sebesar 58,93% capaian ini lebih menurun dari tahun 2013 yaitu 80,07%
dan dibawah capaian nasional 79,55% serta masih jauh dari target SPM nasional
sebesar 100%. Kota Ambon memiliki capaian tertinggi dan telah mencapai terget
SPM nasional sebesar 100% diikuti oleh Kabupaten Maluku Tenggara 98,72% dan
Buru 98,45% sedangkan tiga Kabupaten dengan capaian terendah yaitu SBB
47,21%, SBT 0,73% dan Aru 0%
Kriteria yang ditetapkan bagi Puskesmas yang mampu laksana PKPR yaitu :
1. Melakukan pembinaan pada minimal 1 sekolah (sekolah umum, sekolah berbasis
agama) dengan melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
di sekolah binaan minimal 2 kali dalam setahun;
2. Melatih Kader Kesehatan Remaja di sekolah minimal sebanyak 10% dari jumlah
murid di sekolah binaan; dan
3. Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja yang memerlukan
konseling yang kontak dengan petugas PKPR.
Orang tua menganggap bahwa anak adalah seseorang yang tidak tahu apa-
apa. Dengan demikian pola asuh apapun berhak dilakukan oleh orang tua.
Disamping itu, kekerasan pada anak terinspirasi dari tayangan-tayangan televisi
maupun media-media lainnya yang tersebar dilingkungan masyarakat.
Kekerasan terhadap anak merupakan tindak pidana berat, dalam Pasal 108
KUHAP ayat (3) menyatakan bahwa setiap pegawai negeri dalam rangka
melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristiwa yang
merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itu kepada penyelidik atau
penyidik. Untuk itu, telah dibuat Permenkes nomor 68 tahun 2013 tentang Kewajiban
Pemberi layanan Kesehatan untuk memberikan informasi atas adanya dugaan
kekerasan terhadap anak. Diharapkan dengan Permenkes ini, tenaga kesehatan di
lapangan dapat bekerja secara profesional dan aman. Persentase puskesmas yang
mampu melaksanakan tata laksana KtA di Maluku tahun 2013 sebesar 32,80%
Anak jalanan secara psikologis memiliki konsep diri negatif, tidak atau kurang
percaya diri, mudah tersinggung, ketergantungan pada orang lain, dan emosi yang
tidak stabil. Kondisi ini menyebabkan mereka mudah terpengaruh orang lain dan
cenderung berperilaku antisocial (berkelahi, mencuri, merampas, menggunakan
NAPZA dan menjalankan bisnis NAPZA, dan perilaku seks bebas).
Selain itu, anak dapat mengalami berbagai bentuk kekerasan baik fisik, psikis
dan seksual. Mereka juga dapat mengalami eksploitasi fisik dan seksual terutama
oleh orang dewasa hingga kehilangan nyawa, sehingga timbul masalah kesehatan
yang terkait kesehatan reproduksi seperti Infeksi Menular Seksual (IMS/PMS) dan
HIV/AIDS.
C. STATUS GIZI
1. Status Gizi Pada Balita
a. Status Gizi Buruk Balita
Maluku belum terbebas dari kasus gizi buruk, tahun 2010 jumlah balita gizi
buruk 275 orang (0,07%), tahun 2011 balita gizi buruk sebanyak 218 orang atau
0,21%, tahun 2012 jumlah balita gizi buruk yang ditemukan sebanyak 198 orang dan
mendapat perawatan mencapai 98% dan ditahun 2013 jumlah balita gizi buruk yang
ditemukanj sebanyak 170 orang dan yang mendapat perawatan sebanyak 157 orang
atau 92,35%. Presentase balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan
tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini
GAMBAR 4.29
PRESENTASE BALITA GIZI BURUKMENDAPAT PERAWATAN
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
100% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
90%
80%
280
70%
60% 154
50%
PERSENTASE
40%
53 GIZI BURUK
30%
20% 24
17 13
10%
7 5 4
0% 3
GAMBAR 4.30
PREVALENSI STATUS GIZI BALITA (BB/U) DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2013
80 75.9
70 67.2
60
50
PERSENTASE
40
30
20 17.8
13.9
10.5
10 5.7 4.5 4.5
0
GIZI BURUK GIZI KURANG GIZI BAIK GIZI LEBIH
INDONESIA MALUKU
Dari gambar 4.30 dapat dilihat bahwa prevalensi status gizi balita (BB/U) tertinggi di
Maluku adalah gizi baik sebesar 67,2% dan mempunyai persentase terendah yaitu
gizi lebih sebesar 4,5%
49.4
50.0
40.0
30.0 27.6
22.0 21.9 21.1 20.7
20.0 20.4
20.0 18.1 18.0
14.3
11.9 12.5
10.0
10.5 30.6 25.6 25.6 25.8 17.7 21.5 23.6 15.4 18.7 16.5 20.2 19.2
-
Dari gambar 4.31 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 secara nasional
terdapat 37,2% balita dengan tinggi badan di bawah normal yang terdiri dari 18,0%
balita sangat pendek dan 19,2% balita pendek. Untuk Maluku terdapat 40,6% balita
dengan tinggi badan di bawah normal yang terdiri dari 20,4% balita sangat pendek
dan 20,2% balita pendek. Masalah kesehatan masyarakat dianggap berat bila
prevalensi pendek sebesar 3039% dan serius bila prevalensi pendek 40% (WHO
2010). Maluku termasuk kategori serius dengan presentase prevalensi pendek
sebesar 40,6%
GAMBAR 4.32
PREVALENSI STATUS GIZI BB/TB <2 SD MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013
18
16 15.4
14
12.2
12 11.2 11.0 10.7 10.7
10.1
9.5 9.4
10 8.5 8.88.6
8.0
8 7.4 7.0
6.4 6.5 6.8
5.8 6.1
5.5 5.3
6
4 3.3
2.7
2 1.4 1.4
a. Status gizi dewasa (>18 tahun) menurut Indeks Masa Tubuh (IMT) dan
kecenderungan komposit TB dan IMT/U
Gambar 4.33 menyajikan prevalensi penduduk umur dewasa kurus, gizi lebih dan
obesitas menurut IMT/U di masing-masing kabupaten/kota.
AMBON 38.2
MTB 34.4
MALRA 31.8
BURU 29.3
TUAL 29.1
MALUKU 28.2
MALTENG 28.0
INDONESIA 26.6
KEP.ARU 21.3
MBD 20.6
BURSEL 20.1
SBT 13.6
SBB 13.4
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
c. Status risiko kurang energi kronis (KEK) pada wanita usia subur (WUS) 15-
49 tahun
Untuk menggambarkan adanya risiko KEK dalam kaitannya dengan
kesehatan reproduksi pada wanita hamil dan WUS digunakan ambang batas nilai
rerata LILA <23,5 cm. Gambar prevalensi risiko KEK wanita hamil umur 15-49 tahun
dapat dilihat pada gambar 4.35
KEP.ARU 71.1
SBT 55.5
MALTENG 46.6
MBD 41.8
BURU 39.3
MALUKU 34.3
TUAL 33.8
MALRA 26.1
MTB 25.7
BURSEL 24.6
INDONESIA 24.2
AMBON 21.7
SBB 6.3
0 10 20 30 40 50 60 70 80
KEP.ARU 46.9
TUAL 41.8
SBT 41.4
MALTENG 33.5
MTB 32.3
AMBON 32.1
MALUKU 32.0
MBD 30.7
MALRA 30.2
SBB 27.0
INDONESIA 20.8
BURU 20.8
BURSEL 13.0
- 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0
Dari gambar 4.36 dapat dilihat bahwa prevalensi risiko KEK wanita hamil umur 15-49
tahun di Maluku tahun 2013 sebesar 32,0%. Prevalensi risiko KEK tertinggi di
Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 46,9% dan terendah di Kabupaten Buru Selatan
sebesar 13,0%.
SBB 84.3
SBT 55.8
KEP.ARU 47.2
MTB 44.9
MALTENG 34.0
INDONESIA 31.3
BURSEL 30.7
BURU 25.1
MALUKU 23.9
TUAL 21.5
MBD 17.9
AMBON 7.3
MALRA 5.6
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Dari gambar 4.37 di atas menunjukkan bahwa prevalensi wanita hamil berisiko tinggi
di Maluku sebesar 23,9% dengan persentase tertinggi di Kabupaten Seram Bagian
Barat sebesar 84,3% dan terendah di Kabupaten Maluku Tenggara sebesar 5,6%.
Dalam bab ini akan dibahas masalah kesehatan yang terkait dengan pengendalian
penyakit dan kesehatan lingkungan. Data mengenai pengendalian penyakit terdiri
atas penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular meliputi
penyakit menular langsung dan penyakit yang ditularkan melalui binatang. Situasi
penyakit, baik kesakitan maupun kematian, merupakan indikator dalam menilai
derajat kesehatan suatu masyarakat.
A. Penyakit Menular
1. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Beban penyakit yang disebabkan oleh
tuberkulosis dapat diukur dengan Case Notification Rate (CNR) dan prevalensi
(didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan
mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam
jangka waktu tertentu).
GAMBAR 5.1
ANGKA CNR INSIDENS (KASUS BARU) TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2014
250
227.6
216.8
200
150
118.25
110.8
100
92.6
50
0
2010 2011 2012 2013 2014
100%
90%
80%
70%
60%
90.00 84.00 84.00 60.18 66.58
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2010 2011 2012 2013 2014
d. Prevalensi tuberculosis
Menurut hasil Riskesdas 2013, prevalensi Tb berdasarkan diagnosis sebesar
1,7% dari jumlah penduduk. Dengan kata lain, rata-rata tiap 100.000 penduduk
GAMBAR 5.3
PREVALENSI TB PARU BERDASARKAN DIAGNOSIS DAN GEJALA TB PARU
MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013
8.0
6.9 7.1
7.0 6.7
5.0 4.7
4.7 4.7
4.4
3.9 3.9 3.9 3.8
4.0 3.4
2.9 3.1 2.9
3.0 2.7 2.6
2.4 2.2 2.4
2.0 2.0 1.9
2.0 1.6 1.6 1.7
1.3 1.4 1.2
0.91.0 0.7
1.0
300
266
250
200
HIV
150
108 AIDS
100
KEMATIAN
50 AKIBAT AIDS
40 35
50 19
14
2 0 0 4 1 1 4 1 3 8 2
0
4 5 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 49 50
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
Dari gambar 5.4 menunjukan bahwa kasus HIV dan AIDS banyak terjadi
pada kelompok umur produktif yaitu umur 25-49 tahun dengan kasus HIV terbanyak
yaitu 266 kasus, dengan penderita terbesar pada jenis kelamin laki-laki yaitu 162
orang, AIDS 108 kasus yang terbanyak juga pada laki-laki yaitu 75 orang. Kematian
terbanyak karena AIDS yaitu 40 orang terjadi juga pada kelompok umur 25-49 tahun
dan terbanyak pada jenis kelamin laki-laki yaitu 31 orang. Kelompok umur yang
paling kecil terdapat kasus HIV yaitu kelompok umur 4 tahun yaitu kasus HIV
sebanyak 2 kasus pada jenis kelamin laki-laki.
361
350
300
242 247
250 258
50
0
2010 2011 2012 2013 2014
Dari gambar 5.5 menunjukkan bahwa jumlah kasus AIDS tahun 2014 di
Maluku sebanyak 143 kasus dan jumlah ini meningkat dibanding tahun 2013 dengan
jumlah kasus yaitu 73 kasus. Penemuan kasus yang jumlahnya variatif tersebut
disebabkan karena telah terbentuknya layanan HIV di beberapa Kab/Kota sehingga
setiap 3 bulan akan selalu melakukan kegiatan mobile klinik.
Angka kematian (Case Fatality Rate) akibat AIDS sejak 2008 variatif seperti terlihat
pada gambar 5.6
80 72
70
56 54
60 53
47
50
41
40
30
21
20
10
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Dari gambar 5.6 dapat dilihat bahwa jumlah kematian akibat AIDS di Provinsi Maluku
dari tahun ke tahun sangat variatif. Jumlah kematian akibat AIDS tahun 2014
sebanyak 54 orang angka ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebanyak 56 orang. Hal ini disebabkan karena adanya penemuan kasus baru secara
dini melalui mobile klinik dan mobile utama di rumah sakit dan puskesmas.
3. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pneumococcus,
staphylococcus, streptococcus, dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu
menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas.
Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2
tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan
(malnutrisi dan gangguan imunologi). Jumlah kasus pneumonia yang ditemukan dan
ditanggani di Maluku tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 6.7
14000
12000
4000
Dari gambar 5.7 dapat dilihat bahwa jumlah kasus pneumonia pada balita yang
ditemukan dan ditanggani di Maluku tahun 2014 sebanyak 599 kasus dengan
presentase 3,64% dari perkiraan kasus yang didapat secara estimasi berdasarkan
jumlah penduduk kabupaten kota sebanyak 16.466 kasus, dengan jumlah kasus
terbanyak pada Kabupaten Seram Bagian Timur yaitu 163 kasus. Target SPM
nasional mengisyaratkan bahwa cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit sebesar 100% dan untuk pneumonia balita penemuan dan penangnan
capaian nasional tahun 2014 sebesar 22,69% . Data dan infromasi lengkap kasus
pneumonia dapat dilihat pada lampiran tabel 11.
Menurut hasil Riskesdas 2013, period prevalence pneumonia berdasarkan
diagnosis selama 1 bulan sebelum wawancara dapat dilihat pada gambar 5.8
10 9.2
9
8
7
6
5 4.7
3.8 4.0
4 3.1
2.7 2.4
3 2.3
1.8
2 1.2 1.2 1.2 1.3
0.9
1 0.2 0.1 0.1 0.1 0.3 0.1 0.1 0 0.2 0.1 0.2 0.2
0
Dari gambar 5.8 di atas dapat dilihat bahwa period prevalence pneumonia
berdasarkan diagnosis selama 1 bulan sebelum wawancara di Maluku sebesar 0,2%
sedangkan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 2,3%.
4. Kusta
Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses
pembelahan cukup lama antara 23 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta
mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 25
tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan kasus
yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.
GAMBAR 5.9
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA PER 100.000 PENDUDUK DI
PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2014
50.00
45.00 44.25
40.00
33.32 36.24
35.00
32.80
30.00
15.00
10.00
5.00
0.00
2010 2011 2012 2013 2014
GAMBAR 5.10
ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA
PER 10.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2014
5.00
4.30
4.00 3.92
3.20
2.70
3.00
2.79
2.00
1.00
0.00
2010
2011
2012
2013
2014
5. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.
GAMBAR 5.11
PERSENTASE KASUS DIARE YANG DITANGANI
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
40000
35000 35469
30000
27814
25000
PERKIRAAN KASUS
20000 17893 17576
DITEMUKAN DITANGANI
15000 PERSENTASE
13422
14392
10000
5000
80.4 76.4 78.4
0
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
GAMBAR 5.12
PERIOD PREVALENCE DIARE (> 2 MINGGU 1 BULAN SEBELUM
WAWANCARA) MENURUT GEJALA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013
MALTENG 3.2
TUAL 4.1
BURU 4.8
MTB 5.5
MALRA 5.7
MALUKU 6.0
AMBON 6.3
INDONESIA 7.0
SBB 7.3
SBT 7.4
KEP.ARU 7.8
MBD 9.6
BURSEL 13.1
0 2 4 6 8 10 12 14
b. Campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak, golongan Paramyxovirus.
Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah)
orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak
usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia
akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.
Pada tahun 2014, dilaporkan terdapat 602 kasus campak, yang tertinggi di
Kabupaten Seram Bagian Barat yaitu 131 kasus dan terendah di Kota Tual sebanyak
7 dan di MTB dilaporkan tidak ada kasus campak. Jumlah kasus campak di tahun
2014 jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 91 kasus dan tahun 2012
sebesar 29 kasus. Hal ini disebabkan karena cakupan imunisasi masih rendah,
selain itu status kurang gizi dan gizi buruk di masyarakat masih tinggi. Jumlah kasus
meninggal tahun 2014 sebanyak 19 kasus, yang dilaporkan dari Kabupaten
Kepulauan Aru 8 orang, meninggal dari total 93 kasus, Kota Tual meninggal 2 orang
dar total 7 kasus dan Kabupaten Seram Bagian Timur 1 orang meninggal dari total
GAMBAR 5.13
KASUS CAMPAK PER KABUPATEN KOTA
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
140 131
120 110
103
100 90
80
57
60 49
40
25
17
20 13
7
0
0
AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas
atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi secara
akut (mendadak). Sedangkan non polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang
diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan
kasus Polio. Kementerian Kesehatan menetapkan non polio AFP Rate minimal
2/100.000 populasi anak usia < 15 tahun. Pada tahun 2013, non polio AFP Rate
sebesar 2.90/100.000 populasi anak < 15 tahun yang berarti Maluku telah mencapai
standar minimal penemuan.
Bila dibandingkan dengan AFP Rate Nasional pada tahun 2011 yakni sebesar
2.76 per 100.000 penduduk <15 tahun, tahun 2012 sebesar 2.73 per 100.000
penduduk <15 tahun dan tahun 2013 sebesar 2.62 per 100.000 penduduk <15
tahun, maka Non Polio AFP rate Maluku masih dibawah Non Polio AFP rate
Nasional. Tahun 2014 dilaporkan adanya kasus AFP non polio sebanyak 13 dengan
AFP rate (non polio) 2,33 per 100.000 penduduk <15 tahun. Kasus polio tahun 2014
di Maluku per Kabupaten Kota dapat dilihat pada gambar berikut.
14 13
12
10
6
4
4 3
2 2
2 1 1
0 0 0 0 0
0
Dari gambar 5.14 dapat dilihat bahwa kasus AFP non polio terbanyak di Kabupaten
Maluku Tengah 4 kasus sedangkan di Kabupaten Buru Selatan, Maluku Tenggara
Barat, Maluku Barat Daya, Kota Tual dan Kota Ambon melaporkan tidak ada kasus
AFP non polio. Tahun 2014 Maluku AFP Rate (non polio) per 100.000 penduduk usia
15 tahun sebesar 2,33 dan untuk capaian secara nasional tahun 2014 mencapai
3,66.
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans,
akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus
polio liar. Untuk itu diperlukan spesimen adekuat yang sesuai dengan persyaratan
yaitu diambil 14 hari setelah kelumpuhan dan suhu spesimen 0C - 8C sampai di
laboratorium. Informasi lebih rinci tentang jumlah kasus non polio AFP Rate dapat
dilihat di lampiran tabel 18 dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 18 dan 21.
Pada tahun 2014 jumlah penderita DBD yang dilaporkan dari 11 Kabupaten
Kota sebanyak 17 kasus, dengan jumlah kematian yaitu 3 orang yang terdapat di
Kabupaten Maluku Tenggara 2 orang dan Kota Ambon 1 orang. (Incidence
Rate/Angka Kesakitan= 1,0 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 17,6
%). Tahun 2013, jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 43 kasus dengan
jumlah kematian 3 orang (Incidence Rate/Angka Kesakitan= 2,64 per 100.000
penduduk dan CFR/angka kematian= 6,98%). Hal ini menunjukkan adanya
penurunan jumlah kasus pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Gambar Angka
kesakitan (IR) DBD tahun 2010-2014 dapat dilihat pada gambar 5.15.
12.00
10.70
10.00
8.00
6.00
INCIDANCE RATE
4.00
2.64
2.00 1.90
1.00
0.00 0.00
2010 2011 2012 2013 2014
Angka Kematian/Case Fatality Rate DBD di Provinsi Maluku sejak empat tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar 5.16
20.00
18.00 17.60
16.00
14.00
12.00 12.50
10.00 10.00
CASE FATALITY RATE
8.00 (PER 100.000 PNDK)
6.98
6.00
4.00 4.49
2.00
0.00
2010 2011 2012 2013 2014
8. Chikungunya
Demam chikungunya (demam chik) adalah suatu penyakit menular dengan
gejala utama demam mendadak, nyeri pada persendian, terutama pada sendi lutut,
pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang, serta ruam pada kulit.
Demam chik ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypty yang juga
merupakan nyamuk penular penyakit demam berdarah Dengue (DBD). Demam chik
dijumpai terutama di daerah tropis/subtropis dan sering menimbulkan epidemi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya demam chik yaitu rendahnya status
kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular karena
banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim
penghujan. Selama tahun 2014 tidak ada laporan tentang kasus Chikungunya.
9. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria,
yang terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia
timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular
melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam
tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di
GAMBAR 5.17
JUMLAH KASUS KLINIS FILARIASIS DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2010 2014
180
160
140
120
176
100
172
80
60
44
40
10 17
20
0
2010 2011 2012 2013 2014
Dari gambar 5.17 dapat dilihat bahwa jumlah kasus filariasis di Provinsi
Maluku dari tahun 2010 sampai 2014, mengalami peningkatan yang cukup besar
dari tahun 2010 yaitu 10 kasus dan meningkat tinggi sebesar 176 kasus di tahun
2011, pada tahun 2012 mengalami penurunan kasus yaitu 17 dan meningkat lagi
menjadi 172 kasus di tahun 2013. Tahun 2014 dilaporkan adanya kasus Filariasis
(kronis) sebanyak 44 yang tersebar di 11 Kabupaten Kota kecuali Kabupaten Maluku
Tenggara tidak ada kasus Filariasis. Kota Ambon merupakan penyumbang
terbanyak kasus filariasis yaitu 16, diikuti oleh Kabupaten SBB 11 kasus dan MTB 5
kasus sedangkan Kabupaten Buru, Buru Selatan dan Kota Tual masing-masing 1
kasus. Adanya laporan kasus filariasis disebabkan karena peran aktif dari
10. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh
nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki
ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang
dewasa.
GAMBAR 5.18
ANGKA KESAKITAN MALARIA (ANNUAL PARACITE INCIDENCE /API)
PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2008-2014
14.00
12.00 12.30
11.50
10.40 11.59
11.14
10.00
9.19
8.00
7.00
6.00
4.00
2.00
0.00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
10
8.6 8.7
6
D
4.3 4.2 4.2
4.0 3.8 DG
4 3.4 3.2
2.9
2.3 2.2 2.4
2.0 1.9
2 1.5 1.3
1.2 1.1 1.2
0.6 0.8 0.7
0.5 0.3
0
Dari gambar 5.19 dapat dilihat bahwa insiden malaria di Maluku berdasarkan
diagnosis sebesar 1,2 % atau 12 per 1.000 penduduk sementara insiden malaria
berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 3,8% atau 38 per 1.000 penduduk.
b. Pengobatan Malaria
Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat
harus benar dan cara minumnya harus tepat waktu, sesuai dengan acuan program
pengendalian malaria. Pengobatan efektif adalah pemberian ACT (Artemicin-based
Combination Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan obat harus diminum
habis dalam 3 hari. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, dapat dilihat proporsi
penderita malaria dengan pengobatan efektif yaitu dengan pemberian ACT
(Artemicin-based Combination Therapy) dapat dilihat pada gambar 6.16
TUAL 75.8
MALTENG 75.3
BURU 51.0
AMBON 48.8
INDONESIA 45.5
KEP.ARU 44.8
MALUKU 44.6
MTB 43.8
MBD 37.7
SBB 33.8
SBT 31.0
MALRA 29.3
BURSEL 21.6
Dari gambar 5.20 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil Riskesdas 2013
pengobatan efektif pada penderita malaria Di Provinsi Maluku sebesar 44,6%.
Informasi lengkap mengenai jumlah kasus malaria, jenis tes sediaan darah, dan
angka kesakitan dapat dilihat pada lampiran tabel 22.
11. Rabies
Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan
Rabdovirus) yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar,
kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus. Terdapat
beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies,
Pada tahun 2014 di Provinsi Maluku dilaporkan kasus rabies akibat gigitan
hewan penular rabies sebanyak 1.650 kasus, yang diberikan vaksin anti rabies
sebanyak 1.200 kasus, yang meninggal akibat rabies berdasarkan uji Lyssa
sebanyak 6 orang, dan spesimen yang diperiksa sebanyak 176 spesimen. Untuk
kabupaten/kota pada tahun 2014 kasus rabies akibat gigitan hewan penular rabies
paling tinggi terdapat di Kota Ambon yaitu sebanyak 701 kasus, yang diberikan
vaksin sebanyak 372 diikuti oleh kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan 446
kasus gigitan dan diberikan vaksin sebanyak 424, yang meninggal berdasarkan uji
Lyssa terbanyak ada di Maluku Tengah dan MTB yaitu masing-masing sebanyak 2
orang dan jumlah spesimen yang diperiksa terbanyak ada di Kota Ambon yaitu 130
spesimen dan Kabupaten Seram Bagian Barat sebanyak 42 spesimen. Kasus rabies
di Provinsi Maluku masih tinggi hal ini disebabkan :
1. Penyediaan logistik vaksin anti ranies masih kurang di Kabupaten/Kota
2. Kurangnya dana untuk pembelian vaksin untuk hewan penular rabies di
Kab/Kota
3. Kurannya peran serta masyarakat
4. Pengawasan lalu lintas hewan penular rabies masih lemah
.
12. Leptospirosis
Leptospirosis merupakan zoonosis yang diakibatkan bakteri Leptospira sp.
Sumber infeksi pada manusia biasanya akibat kontak secara langsung atau tidak
langsung dengan urin hewan yang terinfeksi. Penyakit ini bersifat musiman, di
daerah yang beriklim sedang masa puncak insidens dijumpai pada musim panas dan
musim gugur karena temperatur adalah faktor yang mempengaruhi kelangsungan
hidup Leptospira, sedangkan di daerah tropis insidens tertinggi selama musim hujan.
Jumlah kasus leptopirosis tahun 2013 yang dilaporkan sebanyak 16 kasus dengan
jumlah kematian sebanyak 3 orang. Pada tahun 2013 Angka kematian (case fatality
Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk
kecacatan permanen. Secara global, regional, dan nasional pada tahun 2030
diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit
tidak menular.
Berbagai faktor risiko PTM antara lain ialah: merokok dan keterpaparan
terhadap asap rokok, minum minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup,
kegemukan, obat-obatan, dan riwayat keluarga (keturunan). Prinsip upaya
pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya pencegahan penyakit tidak
menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah diidentifikasi. Kementerian
Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh
Kementerian Kesehatan tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor, baik
pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, bahkan seluruh
lapisan masyarakat. Beberapa kegiatan yang telah dikembangkan dalam upaya
untuk mengendalikan penyakit tidak menular sampai tahun 2014 adalah sebagai
berikut.
1. Posbindu PTM
Kegiatan yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 ini merupakan salah satu
wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan
tindak lanjut dini terhadap faktor risiko PTM secara terpadu dan terintegrasi
dengan kegiatan rutin di masyarakat, seperti di lingkungan tempat tinggal
dalam wadah desa/kelurahan siaga aktif.
Selain itu, kegiatan tersebut pada saat ini telah dikembangkan pada kelompok
khusus seperti di Perusahaan Outobus (PO), kelompok bimbingan ibadah haji
(KBIH), sekolah, dan tempat kerja.
3. Pengendalian Tembakau
Pengendalian tembakau di Indonesia merupakan salah satu upaya
pengendalian faktor risiko PTM, guna menurunkan prevalensi penyakit tidak
menular.
Beberapa upaya yang telah dikembangkan adalah:
a. Pengembangan kawasan tanpa rokok
b. Upaya berhenti rokok di Fasyankes Primer
c. Kebijakan pengendalian rokok
d. Jajak pendapat masyarakat mengenai penerapan larangan total iklan,
promosi dan sponsorship rokok.
Gambaran prevalensi stroke di Maluku sebagai salah satu penyakit jantung dan
pembuluh darah hasil Riskesdas tahun 2013 menurut kabupaten/kota disajikan pada
gambar 5.21
MALRA 7.8
INDONESIA 7.0
AMBON 6.2
TUAL 5.8
MALTENG 5.1
MALUKU 4.2
MTB 4.1
BURSEL 3.3
SBT 3.0
SBB 1.4
BURU 1.4
KEP.ARU 0.4
MBD 0.3
Dari gambar 5.21 dapat dilihat bahwa kabupaten/kota dengan prevalensi stroke pada
umur 15 tahun menurut diagnosis dokter/gejala di Maluku sebesar 4,2%.
Selain stroke, penyakit jantung koroner juga merupakan salah satu penyakit
jantung dan pembuluh darah. Gambaran prevalensi penyakit jantung koroner
berdasarkan Riskesdas tahun 2013 di Maluku menurut kabupaten/kota dapat dilihat
pada gambar 5.22
SBT 5.10
TUAL 4.10
MALRA 3.60
BURSEL 3.20
KEP.ARU 2.00
MALUKU 1.70
INDONESIA 1.50
AMBON 1.40
BURU 1.20
MALTENG 1.20
MTB 1.10
MBD 1.00
SBB -
Dari gambar 5.22 dapat dilihat bahwa menurut Riskesdas tahun 2013,
Provinsi Maluku dengan prevalensi penyakit jantung koroner pada umur 15 tahun
menurut diagnosis dokter/gejala sebesar 1,70% dengan prevalensi tertinggi ada
pada Kabupaten Seram Bagian Timur yaitu sebesar 5,10% sedangkan prevalensi
terendah ada di Kabupaten Seram Bagian Barat yaitu sebesar 0%
b. Hypertensi
Dari 11 Kabupaten Kota hanya 6 Kabupaten yang melaporkan jumlah
penduduk diatas 18 tahun adalah 457.152 jiwa dimana yang melakukan
pemeriksaan pengukuran tekanan darah di fasilitas kesehatan sebesar 231.938
GAMBAR 5.23
PRESENTASE PENDERITA HIPERTENSI PENDUDUK UMUR 18 TAHUN
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
11.18
11.18
11.16
11.14 HYPERTENSI
11.14 LAKI-LAKI2
11.12
PEREMPUAN
11.1 11.11
11.08
11.06
TAHUN 2014
GAMBAR 5.24
PREVALENSI HIPERTENSI PADA UMUR 18 TAHUN BERDASARKAN
WAWANCARA MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN
2013
MALRA 13.9
KEP.ARU 11.0
INDONESIA 9.5
TUAL 9.0
AMBON 7.7
SBT 7.6
BURU 7.3
MTB 7.2
MALUKU 6.8
MBD 6.4
BURSEL 5.3
MALTENG 4.8
SBB 0.8
c. Penyakit Kanker
Program pengedalian penyakit kanker dilakukan untuk semua jenis kanker,
tetapi saat ini masih diprioritaskan pada dua kanker tertinggi di Indonesia yaitu
kanker leher rahim dan kanker payudara. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer dilakukan melalui
pengendalian faktor risiko dan peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi.
Pencegahan sekunder dilakukan melalui deteksi dini dan tatalaksana yang dilakukan
di puskesmas dan rujukan ke rumah sakit. Deteksi dini kanker leher rahim
menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi
untuk IVA (lesipra kanker leher rahim) positif, sedangkan deteksi dini kanker
payudara menggunakan metode Clinical Breast Examiniation (CBE). Pencegahan
tersier dilakukan melalui perawatan paliatif dan rehabilitatif di unit-unit pelayanan
kesehatan yang menangani kanker dan pembentukan kelompok survivor kanker di
masyarakat. Selain itu, dilakukan juga pengembangan registrasi kanker sebagai
suatu system surveilans dengan menggunakan software SriKanDI (Sistem Registrasi
Kanker di Indonesia).
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengendalian penyakit kanker antara lain
1. Pencegahan dan pengendalian faktor risiko.
Sampai dengan tahun 2010 telah disusun Pedoman Pengendalian Penyakit
Kanker yang menjadi acuan bagi petugas kesehatan dan berbagai pihak yang
terlibat dalam pengendalian kanker. Pengendalian faktor risiko kanker juga
dilakukan dengan memberikan konseling dan penyuluhan bagi perempuan
yang melakukan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas.
GAMBAR 5.25
PREVALENSI PENYAKIT KANKER () BERDASARKAN DIAGNOSIS
DOKTER/GEJALA MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2013
BURU 1.8
BURSEL 1.5
INDONESIA 1.4
AMBON 1.4
MALTENG 1.2
MALRA 1.1
MTB 1.1
MALUKU 1.0
MBD 0.6
SBT 0.3
TUAL 0
SBB 0
KEP.ARU 0
0 0 0 1 1 1 1 1 2 2 2
GAMBAR 5.26
PREVALENSI DIABETES PADA UMUR 15 TAHUN BERDASARKAN
DIAGNOSIS DOKTER/GEJALA MENURUT KABUPATEN/KOTA
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013
BURSEL 5.3
SBT 4.8
TUAL 4.1
MALRA 4.1
KEP.ARU 3.1
INDONESIA 2.1
MALUKU 2.1
AMBON 1.9
MBD 1.4
BURU 1.4
MALTENG 1.3
MTB 0.9
SBB 0.7
0 1 2 3 4 5 6
BURSEL 12.3
MALRA 9.5
MBD 8.6
SBT 8.3
MTB 6.6
TUAL 6.4
KEP.ARU 5.5
MALUKU 4.3
BURU 4.0
INDONESIA 3.7
MALTENG 2.4
AMBON 2.2
SBB 0.8
Dari gambar 5.27 dapat dilihat bahwa prevalensi PPOK pada umur > 30 tahun
berdasarkan gejala menurut hasil Riskesdas tahun 2013 di Maluku sebesar 4,3%
dengan prevalensi tertinggi ada di Kabupaten Buru Selatan yaitu sebesar 12,3% dan
terendah ada di Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar 0,8%.
2. Asma
Asma merupakan gangguan inflamasi kronis di jalan napas, dasar penyakit ini
adalah hiperaktifitas bronkus dan obstruksi jalan napas. Gejala asma adalah
gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama pada malam hari atau
menjelang pagi, dan dada terasa tertekan.
Gejala tersebut memburuk pada malam hari , adanya allergen (seperti debu, asap
rokok) atau saat sedang menderita sakit seperti demam. Gejala hilang dengan atau
tanpa pengobatan. Didefinisikan sebagai asma jika pernah mengalami gejala sesak
GAMBAR 5.28
PREVALENSI PENYAKIT ASMA BERDASARKAN GEJALA (%)
MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2013
TUAL 10.2
MALRA 10.0
MBD 7.6
KEP.ARU 7.2
SBT 7.0
BURU 6.4
BURSEL 6.3
AMBON 5.4
MALUKU 5.3
MTB 5.2
INDONESIA 4.5
MALTENG 3.2
SBB 1.4
3. Merokok
Informasi perilaku penggunaan tembakau dalam Riskesdas tahun 2013 dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu perilaku merokok dan perilaku penggunaan tembakau
dengan mengunyah. Hal tersebut dikarenakan efek samping yang ditimbulkan
akibat merokok dan dengan metode mengunyah tembakau berbeda. Perokok hisap
menimbulkan polusi pada perokok pasif dan lingkungan sekitarnya, sedangkan
mengunyah tembakau hanya berdampak pada dirinya sendiri.
GAMBAR 5.29
PROPORSI PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN YANG MEROKOK
TIAP HARI MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013
KEP.ARU 27.5
BURU 27.5
SBT 27.1
INDONESIA 24.3
TUAL 24.2
MTB 23.1
BURSEL 22.6
MALUKU 22.1
MBD 21.9
MALRA 21.8
MALTENG 21.0
AMBON 19.9
SBB 18.7
Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan
sumber daya tenaga, pembiayaan dan sarana kesehatan dapat memadai dan
seimbang dengan kebutuhan. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat
dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Sumber daya kesehatan
dapat diukur dengan beberapa indikator kecukupan sebagai berikut :
A. SARANA KESEHATAN
1. Puskesmas dan Jaringannya
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas mendefinisikan puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
200
195
190 197
185
189
180
175 176
170
165
2012 2013 2014
Dari gambar 6.1 menunjukkan puskesmas dari tahun 2012 sampai dengan tahun
2014 mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah puskesmas tidak
mengindikasikan secara langsung seberapa baik keberadaan puskesmas mampu
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan primer di masyarakat. Indikator yang
mampu menggambarkan secara kasar tercukupinya kebutuhan pelayanan
kesehatan primer oleh puskesmas adalah rasio puskesmas terhadap 30.000
penduduk. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk dapat dilihat pada gambar 6.2.
3.6
3.57
3.5
3.48
3.4
3.3
3.2 3.21
3.1
3
2012 2013 2014
Dari gambar 6.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2014, rasio puskesmas per 30.000
penduduk di Provinsi Maluku sebesar 3.57, dengan rasio tertinggi adalah Kabupaten
Maluku Barat Daya sebesar 8,33 per 30.000 penduduk, diikuti oleh kabupaten
Kepulauan Aru 8,00 dan Buru Selatan 6,19 sedangkan rasio terendah di Kota
Ambon sebesar 1,67 per 30.000 penduduk diikuti oleh kabupaten Buru 2,42 dan
Maluku Tengah 2,69. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk belum
menggambarkan kondisi real aksessibilitas masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar.
9 8.33
8.00
8
7 6.19
5.92
6 5.34
5 4.57
4 3.57
3.29
3.02
2.69
3 2.42
1.67
2
1
0
Dari gambar 6.3 dapat dilihat bahwa Kabupaten Maluku Barat Daya memiliki rasio
tertinggi sebesar 8,33 per 30.000 dan rasio terendah di Kota Ambon sebesar 1,67
per 30.000 penduduk. Hal ini disebabkan karena jumlah dan kepadatan populasi
yang tinggi. Jika dilihat dari rasio terhadap jumlah penduduk, Kota Ambon memang
memiliki angka yang rendah, namun demikian dalam hal keberadaan pelayanan
kesehatan dasar, Kota Ambon memiliki kondisi baik yang berasal dari penyedia
sektor swasta.
GAMBAR 6.4
JUMLAH PUSKESMAS RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012-2014
197
200 189
176
180
160
140 127 131
113
120 2012
100 2013
80 63 62 66 2014
60
40
20
0
PUSKESMAS RAWAT INAP NON RAWAT INAP
Selain enam upaya kesehatan wajib yang harus diberikan, puskesmas juga
menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan
pengembangan puskesmas dapat berupa berupa Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Dasar (PONED), Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Olahraga, dan tatalaksana kasus Kekerasan
terhadap Anak (KtA).
2. RUMAH SAKIT
Rumah Sakit sebagai unit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit umum, khusus maupun
swasta dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu serta professional
sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu diperlukan system
rujukan yang dapat dilaksanakan secara horizontal dan vertical atau kedua-duanya
dari tingkat dasar seperti polindes/poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas
dan sarana pelayanan swasta sampai ke tingkat yang lebih tinggi seperti rumah sakit
kabupaten/kota dan provinsi. Dengan demikian prosedur pelaksanaan system
rujukan kesehatan disemua jenjang sarana kesehatan diharapkan sesuai standard.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014,
tentang Klasifikasi dan perizinan rumah sakit. Dalam peraturan Menteri ini yang
dimaksud dengan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat gawat darurat.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang
Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan,
yaitu rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah
sakit yang dikelola Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba
Berbeda dengan rumah sakit publik, rumah sakit privat dikelola oleh BUMN
dan swasta (perorangan, perusahaan dan swasta lainnya). Pada tahun 2014
terdapat 7 rumah sakit privat di Maluku. Jumlah rumah sakit publik maupun privat
dapat dilihat pada tabel 6.1
Pengelola/Kepemilikan 2014
1 Publik
Kementerian Kesehatan dan Pemerintah 16
Provinsi/ Kabupaten/Kota
TNI/Polri 4
Kementerian Lain 0
Swasta Non Profit 0
Jumlah Publik 20
2 Privat 0
BUMN 0
Swasta 7
Jumlah Privat 7
Jumlah 27
Sumber: Bidang Yankes Dinkes Promal, 2014
Pada tahun 2014 jumlah rumah sakit umum sebanyak 26 unit dan rumah sakit
khusus sebanyak 1 unit. Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan rujukan dan perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari
rasio tempat tidur terhadap 1.000 penduduk. Rasio tempat tidur di rumah sakit di
GAMBAR 6.5
RASIO JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
PER 1.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2011 2014
1.4
1.21
1.2 1.09 1.11
RASIO TT PER 1.000 PENDUDUK
1 0.91
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2011 2012 2013 2014
GAMBAR 6.6
PERSENTASE RUMAH SAKIT MENURUT KELAS
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
11.11
18.52 RS KELAS B
RS KELAS C
70.37 RS KELAS D
Dari gambar 6.6 dapat dilihat bahwa Rumah Sakit kelas D memiliki persentase
tertinggi sebesar 70,37%. sedangkan persentase terendah adalah rumah sakit kelas
B yaitu 11,11%
Yang termasuk sarana produksi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan antara
lain Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional (IOT), Usaha Kecil Obat Tradisional
(UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Produksi Alat Kesehatan yaitu
Produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan Industri Kosmetika.
Jumlah sarana produksi pada tahun 2014 sebesar 1 unit. Jumlah sarana produksi
kefarmasian dan alat kesehatan pada tahun 2014 terdapat pada gambar 6.7
GAMBAR 6.7
JUMLAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2 0 0
0.1
0
INDUSTRI FARMASI IOT UMOT
GAMBAR 6.8
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
13
6
PBF
121
APOTEK
154 TOKO OBAT
PENYALUR ALKES
GAMBAR 6.9
PERSENTASE DESA SIAGA AKTIF DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2011- 2014
90
80 77.04
69.77
70
60 59.2
61.79
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014
Dari gambar 6.9 dapat dilihat Jenis UKBM lainnya adalah Poskesdes, yaitu
UKBM yang dibentuk di desa untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa sehingga mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dasar. Kegiatan utama poskesdes yaitu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat desa berupa pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu
menyusui, pelayanan kesehatan anak, pengamatan dan kewaspadaan dini
(surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko, surveilans
lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan
0.48
24.76
PRATAMA
49.23 MADYA
PURNAMA
MANDIRI
25.53
Dari gambar 6.10 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi adalah posyandu
pratama yaitu 49,23% (1024 unit) dan proporsi terendah adalah posyandu mandiri
0,48 % (10 unit). Jumlah posyandu mengalami penurunan dari tahun 2013 sebanyak
2137 unit dan ditahun 2014 menjadi 2080 unit, hal ini disebabkan karena tidak
masuknya data posyandu dan UKBM dari Kabupaten Maluku Barat Daya ditahun
2013 dan Kabupaten Buru Selatan ditahun 2014. Adanya peningkatan strata
posyandu yaitu posyandu Mandiri di Maluku Tenggara Barat dan Maluku Tenggara
dan posyandu purnama untuk Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah dan
Maluku Tenggara Barat, peningkatan status ini karena adanya perhatian pemerintah
daerah setempat dan posyandu yang ada telah mendapat operasional dari pemda
serta pelatihan baik dari kab/kota maupun Dinkes Provinsi Maluku.
Rasio kecukupan posyandu terhadap masyarakat pada tahun 2014, dengan
jumlah posyandu sebanyak 2.080 unit, maka rasio posyandu terhadap jumlah
GAMBAR 6.11
RASIO POSYANDU TERHADAP DESA/KELURAHAN
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
5.74
6
4
3.17
3 2.54
2.37
1.78
2 1.56 1.58
1.18 1.19 1.24 1.33
1 0.66
Dari gambar 6.11 di dilihat bahwa Kota Ambon memiliki rasio tertinggi yaitu 5,74
diikuti oleh Kota Tual 3,17 dan Maluku Tengah 2,54 sedangkan rasio terendah di
Kabupaten Buru 0,66 dan Maluku Tenggara 1,18. Data/informasi lebih rinci
mengenai jumlah UKBM menurut Kabupaten/Kota tahun 2014 terdapat pada
Lampiran 69
15 12
10
5
0
Dari gambar 7.1 dapat dilihat Kabupaten dengan rasio dokter umum terhadap
100.000 penduduk tertinggi terdapat di Kabupaten Maluku Tenggara sebesar 45,
sedangkan rasio dokter umum per 100.000 penduduk terendah terdapat di MTB
sebesar 12 dan MBD sebesar 17 dokter umum per 100.000 penduduk. Jumlah
dokter gigi pada tahun 2014 tercatat sebanyak 113 dan jumlah dokter gigi spesialis
sebanyak 14 orang. Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk sebesar 8 dokter gigi
per 100.000 penduduk. Rincian lengkap mengenai jumlah tenaga dokter, dokter
spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis dapat dilihat pada Lampiran 72.
Rasio dokter gigi terhadap jumlah penduduk menurut kabupaten/kota pada tahun
2014 terlihat pada gambar 7.2.
18 17
16
14
12
12
10 9
8 8
8 7
6 5
4
4 3 3
2
2 1
Dari gambar 7.2 dapat dilihat bahwa jumlah dokter gigi pada tahun 2014
tercatat sebanyak 127 orang dengan jumlah penduduk 1.657.409 orang, maka rasio
dokter gigi sebesar 8 dokter gigi per 100.000 penduduk. Hal ini berarti 1 dokter gigi
melayani 12.500 orang. Kabupaten dengan rasio dokter gigi tertinggi yaitu Kota Tual
sebesar 17 dokter gigi per 100.000 penduduk sedangkan terendah yaitu Kabupaten
MBD sebesar 1 dokter gigi per 100.000 penduduk
GAMBAR 7.3
RASIO PERAWAT TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
338 345
350
313
296
300
249 249 255
250 223 232
100
50
Dari gambar 7.3 dapat dilihat Rasio perawat terhadap penduduk sebesar 232
perawat per 100.000 penduduk. kabupaten dengan rasio tertinggi terdapat di Buru
Selatan sebesar 345 perawat per 100.000 penduduk, Aru sebesar 338 perawat per
100.000 penduduk dan SBT sebesar 313 perawat per 100.000 penduduk.
Kabupaten dengan rasio perawat terendah terdapat di Maluku Tengah sebesar 155
perawat per 100.000 penduduk, SBB sebesar 176 perawat per 100.000 penduduk
dan Tual sebesar 181 perawat per 100.000 penduduk.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan menyatakan bahwa yang
dimaksudkan dengan bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
GAMBAR 7.4
RASIO BIDAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
300 282
253
238
250 220
216
191
200 171 179
170
50
70
62
60
50
40
29 30 31 31
30 24 24
20 22
17 19
20 17
10
43
45
40
40
35
30
30
25 22
20
18 18
20 16
12 13
15 12
10 8
5
0
Dari gambar 7.6 dapat dilihat bahwa rasio tenaga Sanitasi di Maluku adalah
18 per 100.000 penduduk hal ini berarti 1 orang tenaga Sanitasi di Maluku melayani
5.555 penduduk. Kabupaten dengan rasio tenaga Sanitasi tertinggi adalah
kabupaten Maluku Barat Daya sebesar 43 per 100.000 penduduk yang artinya 1
orang tenaga Sanitasi di Maluku Barat Daya melayani 2.325 penduduk sedangkan
rasio terendah di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 8 per 100.000 penduduk yang
artinya 1 orang tenaga Sanitasi di Maluku Tengah melayani 12.500 penduduk
60 57
48
50 46
40
40
30
21 22 22
20 16 16
13
10
10 5
Dari gambar 7.7 dapat dilihat bahwa rasio tenaga Kesehatan Masyarakat di
Maluku adalah 21 per 100.000 penduduk hal ini berarti 1 orang tenaga Kesmas di
Maluku melayani 4.762 penduduk. Kabupaten dengan rasio tenaga Kesmas tertinggi
adalah kabupaten Buru Selatan sebesar 57 per 100.000 penduduk yang artinya 1
orang tenaga Kesmas di Buru Selatan melayani 1.754 penduduk sedangkan rasio
terendah di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 5 per 100.000 penduduk yang
artinya 1 orang tenaga Kesmas di Maluku Tengah melayani 20.000 penduduk
GAMBAR 7.8
RASIO DOKTER UMUM DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH PUSKESMAS
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
3
3
2.5
1.5
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0.5
0 0
0
Dari gambar 7.8 dapat dilihat bahwa ada 2 kabupaten/kota yang tidak
mencukupi Rasio dokter umum terhadap puskesmas yakni Kabupaten Maluku
Tenggara Barat dan Kabupaten Maluku Barat Daya
Jumlah dokter gigi yang bertugas di puskesmas pada tahun 2014 sebanyak
88 orang. Bila dibandingkan dengan jumlah seluruh puskesmas di Maluku (197)
maka dapat diartikan bahwa hampir seluruh puskesmas tidak memiliki dokter gigi
dengan rasio 0 dokter gigi per puskesmas. Rasio dokter gigi di puskesmas terhadap
GAMBAR 7.9
RASIO DOKTER GIGI DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH PUSKESMAS
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
1 1 1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
Dari gambar 7.9 dapat dilihat bahwa ada 3 Kabupaten/Kota yang terpenuhi Rasio
dokter gigi terhadap puskesmas yakni Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ambon dan
Kota Tual sedangkan Kabupaten/Kota yang lain belum terpenuhi rasio dokter gigi
terhadap puskesmas.
14
13
12
11
10
8
8
6 6
6 5
4 4
4 3 3 3 3
25
22
20
15
15 13
12
10 10 10
9
10 8 8
7 7
4500 4104
4000
3500
3000
2500 2021
2000
1500 1126
1000
500 222 94 102 178 235
0 35 47 23 2 19
0
Dari gambar 7.12 dapat dilihat bahwa jumlah jenis tenaga terbanyak di seluruh
puskesmas yakni perawat sebanyak 2.021 orang diikuti oleh tenaga bidan 1126,
tenaga Gizi 235 dan tidak ada tenaga dokter spesialis di seluruh puskesmas.
3000
2564
2500
2000
1595
1500
1000
500 293
165 74 113
68 29 17 47 23 47 28 65
0
Dari gambar 7.13 dapat dilihat bahwa jenis tenaga kesehatan terbanyak yang
bertugas di rumah sakit adalah perawat sebanyak 1.595 orang dan terendah adalah
dokter gigi sebanyak 17 orang.
GAMBAR 7.14
JUMLAH DOKTER UMUM PTT, DOKTER GIGI PTT DAN BIDAN PTT AKTIF
MENURUT KRITERIA WILAYAH DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
288
300
250 233
200
160 BIASA
150 TERPENCIL
SANGAT TERPENCIL
100
61
50
11
0 1 0 0
0
DOKTER UMUM DOKTER GIGI BIDAN
2. Tujuan Internsip
Memberikan kesempatan kepada dokter lulusan program studi pendidikan
profesi dokter berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) untuk menerapkan
serta mempraktikan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan dalam rangka
penyelarasan antara hasil pendidikan dan praktik dilapangan antara lain:
6. Membina kolegalitas antara sesame dokter dan membangun kerjasama
dengan petugas pelayanan kesehatan yang lain
7. Mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku yang
diperoleh selama proses pendidikan dan mengaplikasikannya dalam
pelayanan kesehatan primer
8. Mengembangkan ketrampilan teknis, klinis, kepribadian dan sikap
professional yang menjadi dasar praktik kedokteran primer
9. Bertanggung jawab atas pelayanan kepada pasien/keluarga/masyarakat
sesuai dengan kewenangan yang diberikan
10. Membuat keputusan profesional dalam pelayanan
pasien/keluarga/masyarakat secara memadai dengan memanfaatkan layanan
diagnostic dan konsultasi
11. Bekerja dalam batas kewenangan hokum dan etika
12. Berperan serta aktif dalam tim pelayanan kesehatan holistic, terpadu dan
paripurna
13. Menggali harapan dan mengenali jenjang karir lanjutan
14. Memperoleh pengalaman dan mengembangkan strategi dalam mengahadapi
tuntutan profesi
TABEL 7.1
JUMLAH PROGRAM INTERENSIP DOKTER IDONESIA DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
Jumlah Peserta
Kabupat Angk
NO Periode Peserta PIDI Wahana
en/Kota atan
PIDI /wahana
Agust
1 Ambon I 2013 22 Org 4 Org RST J.A Latumeten / Puskesmas Chr.M.Tiahahu
RS Polri
Bhayangkara /
4 Org Puskesmas Rijali
3820
4000
3500
3000
2500
2000 1488
1500
1000
500 174 64 44 39 5 4 4 3 3 3 1 1
0
177,247,512,801
166,038,441,797
180,000,000,000
160,000,000,000
140,000,000,000
120,000,000,000
100,000,000,000
80,000,000,000
60,000,000,000
40,000,000,000 94
20,000,000,000
-
ALOKASI ANGGARAN REALISASI ANGGRAN PERSENTASE
ANGGARAN
15,000,000,000
16,000,000,000
14,000,000,000
12,000,000,000
10,000,000,000
6,385,909,550
8,000,000,000
6,000,000,000
4,000,000,000
42.57
2,000,000,000
0
PAGU REALISASI PERSENTASE
Dari gambar 8.2 dapat dilihat bahwa realisasi Dana Bantuan khusus tahun 2014
sebesar 42,57%
96,510,592,000
100,000,000,000
90,000,000,000
67,663,094,398
80,000,000,000
70,000,000,000
60,000,000,000
50,000,000,000
40,000,000,000
30,000,000,000
20,000,000,000
70
10,000,000,000
-
ANGGARAN REALISASI PERSENTASE
ANGGARAN
2. Tugas Pembantuan
a. Dasar Hukum
- DIPA TP RSUD Dr. M. Haulussy Tanggal 21 Oktober 2014 No. SP DIPA/024-
04.4. 219231/2014
- DIPA TP RSU Masohi Tanggal 21 Oktober 2014 No. SP DIPA/024-
04.4.210140/2014
- DIPA TP RSKD Provinsi Maluku Tanggal 21 Oktober 2014 No. SP DIPA/024-
04.4.215110/2014
- DIPA TP Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru Tanggal 21 Oktober
2014 No. SP DIPA/024-04.4.210528/2014
- DIPA TP Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur Tanggal 21
Oktober 2014 No. SP DIPA/024-04.4.210735/2014
TABEL 8.1
ANGGARAN DANA TP PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
Alokasi Realisasi Persentase
NO UNIT KERJA
(Rp) (Rp) %
1 RSUD Dr.M.Haulussy 5.000.000.000,- 4.043.539.000,- 81%
Dinas Kesehatan
4 3.175.000.000,- 0,- 0%
Kab. Kepulauan Aru
GAMBAR 8.4
ANGGARAN BOK (BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN)
DINKES PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
960,000,000
1,000,000,000
900,000,000 728,510,300
800,000,000
700,000,000
600,000,000
500,000,000
400,000,000
300,000,000
200,000,000
75.88
100,000,000
0
PAGU REALISASI PERSENTASE
700,000,000
600,000,000
500,000,000
400,000,000
300,000,000
200,000,000
100,000,000
94.5
0
PAGU REALISASI PERSENTASE
8,453,988,978 8,158,447,417
9,000,000,000
8,000,000,000
7,000,000,000
6,000,000,000
5,000,000,000
4,000,000,000
3,000,000,000
2,000,000,000
96.5
1,000,000,000
0
PAGU REALISASI PERSENTASE
Berbagai data dan informasi dalam bentuk buku Profil Kesehatan Maluku
Tahun 2014 ini sangat diperlukan dalam rangka evaluasi kegiatan tahunan dan
sebagai bahan dalam penyusunan rencana program-program kesehatan di tahun
berikutnya. Untuk itu pelaksanaan program/kegiatan secara sungguh-sungguh,
pencatatan yang efektif dan kontinyu, sesuai fakta di lapangan dan jalinan kerjasama
lintas program maupun sektor serta validitasnya data yang baik sangat diperlukan,
sehingga angka-angka, data dan informasi yang ada dalam buku ini dapat
dipertanggungjawabkan.
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan manajemen, dan evaluasi
kegiatan maka penyediaan data/informasi yang berkualitas sangat diperlukan
sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Di bidang kesehatan, data
dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan.
Salah satu input utama dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah
Profil Kesehatan.
Demikian, Profil Kesehatan Maluku Tahun 2014 ini telah selesai kami susun,
semoga dengan tersusunnya Buku Profil ini dapat bermanfaat untuk memantau dan
mengevaluasi hasil kinerja Pembangunan Kesehatan di jajaran Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku, yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan program Pembangunan Kesehatan di tahun
berikutnya.
Masukan dan partisipasi dari pihak terkait sangat kami harapkan dalam rangka
mendapatkan laporan yang valid dan akurat. Terimakasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini
Akhir kata semoga Buku Profil Kesehatan MALUKU TAHUN 2014 bermanfaat
bagi para pembaca.
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 54,185 Km 2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 1169 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 836,111 821,298 1,657,409 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 5.3 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km 2 30.6 Jiwa/Km 2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 60.4 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 101.8 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 79.51 79.32 79.42 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 20,784.00 19,759.00 40,543.00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 22,862.00 21,532.00 44,394.00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 9,762.00 8,769.00 18,531.00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 6,980.00 5,623.00 12,603.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 7,752.00 6,862.00 14,614.00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 5,713.00 4,769.00 10,482.00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 169.00 173.00 342.00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 15,430 16,228 31,658 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 15 13 14 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 107 82 189 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 7 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 166 132 298 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 11 8 9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 221 174 395 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 14 11 12 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 65 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 205 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 1,125 814 1,939 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 58.02 41.98 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 134.55 99.11 116.99 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 1,966 1,557 3,523 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 235.14 189.58 212.56 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 7.52 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 10.56 8.35 9.50 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 67.50 66.11 66.58 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 0.00 0.00 11.05 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 67.50 66.11 77.63 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 0.00 0.00 3.80 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 3.55 3.42 3.64 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 207 154 361 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 100 43 143 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 43 11 54 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 244 103 347 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 1.12 2.08 1.21 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 335 210 545 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 40.07 25.57 32.88 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 13.21 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 2.94 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.97 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 4.29 2.96 3.63 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 80.00 94.12 86.96 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 66.96 80.30 71.88 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
AFP Rate (non polio) < 15 th 2.33 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 1 0 1 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 100 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
Jumlah Kasus Campak 296 306 602 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 3% Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 0.84 1.22 1.03per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 28.57 10.00 17.65% Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 530.03 469.97 1000.00 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00% Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 3per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 11.18 11.11 11.14% Tabel 24
35 Persentase obesitas #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!% Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun #DIV/0! % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun #DIV/0! % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 83.78 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 87 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 72.66 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 73.13 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 71.13 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 69.63 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 52.52 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 61.87 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 31.23 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 37.93 25.16 31.49 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 16.60 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 45.22 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 56 58 57 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 0.71 0.57 1.61 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 63.59 60.92 62.25 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 57.66 60.55 59.12 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 19.22 22.31 22.48 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 68.86 68.67 68.76 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 64.16 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 85.16 79.41 82.26 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 73.20 68.06 70.61 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 56.29 58.61 59.77 % Tabel 44
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 64.64 65.50 67.34 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 70.92 67.47 69.09 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.76 0.77 1.31 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 59.67 57.41 58.53 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 72.65 69.28 70.91 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1.37 1.33 2.11 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 78.01 84.17 81.03 %
Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0.20 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 6.94 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 23.27 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 44.38 43.51 43.95 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 56.67 57.19 44.59 % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 56.67 57.19 44.59 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 41.18 49.14 45.40 % Tabel 52
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 26.00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1.00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67
98 Jumlah Apotek 154.00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100.00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 2,080.00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 25.24 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 1.05 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 415.00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 13.00 Polindes Tabel 70
Posbindu 32.00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 692.00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 59.20 % Tabel 71
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 640,850 636,055 1,276,905
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
2 509,550 504,526 1,014,076 79.51 79.32 79.42
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 21,356 18,465 39,821 3.33 2.90 3.12
b. SD/MI 85,684 81,873 167,557 13.37 12.87 13.12
c. SMP/ MTs 20,784 19,759 40,543 3.24 3.11 3.18
d. SMA/ MA 22,862 21,532 44,394 3.57 3.39 3.48
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 9,762 8,769 18,531 1.52 1.38 1.45
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 6,980 5,623 12,603 1.09 0.88 0.99
g. AKADEMI/DIPLOMA III 7,752 6,862 14,614 1.21 1.08 1.14
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 5,713 4,769 10,482 0.89 0.75 0.82
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 169 173 342 0.03 0.03 0.03
JUMLAH KELAHIRAN
JUMALH LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS HIDUP +
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JUMLAH PROVINSI 197 15,430 233 15,663 16,228 211 16,439 31,658 444 32,102
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 14.9 12.8 13.8
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
JUMLAH KEMATIAN
JUMLAH LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS ANAK ANAK ANAK
a a
NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYIa BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 16 29 10 39 19 53 6 59 35 82 16 98
2 MALUKU TENGGARA 15 13 19 4 23 9 15 4 19 22 34 8 42
3 MALUKU TENGAH 33 1 3 1 4 0 0 0 0 1 3 1 4
4 BURU 10 19 26 6 32 11 16 9 25 30 42 15 57
5 BURU SELATAN 12 7 15 3 18 7 11 2 13 14 26 5 31
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 7 9 0 9 7 7 0 7 14 16 0 16
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 14 26 8 34 10 11 10 21 24 37 18 55
8 KEPULAUAN ARU 24 7 11 15 26 4 4 7 11 11 15 22 37
9 MALUKU BARAT DAYA 20 4 4 2 6 0 0 0 0 4 4 2 6
10 AMBON 22 11 12 4 16 9 6 2 8 20 18 6 24
11 TUAL 13 8 12 2 14 6 9 2 11 14 21 4 25
JUMLAH PROVINSI 197 107 166 55 221 82 132 42 174 189 298 97 395
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 7 11 4 14 5 8 3 11 6 9 3 12
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
KEMATIAN IBU
JUMLAH JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 1,990 0 0 0 0 0 3 3 6 1 1 0 2 1 4 3 8
2 MALUKU TENGGARA 15 2,423 0 0 0 0 0 6 1 7 0 2 0 2 0 8 1 9
3 MALUKU TENGAH 33 7,326 0 0 1 1 1 1 2 4 0 0 0 0 1 1 3 5
4 BURU 10 2,141 0 2 0 2 0 1 3 4 0 4 0 4 0 7 3 10
5 BURU SELATAN 12 1,438 0 1 0 1 0 0 2 2 0 0 1 1 0 1 3 4
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 3,803 NA NA NA 0 NA NA 6 6 NA NA NA 0 0 0 6 6
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,071 1 1 2 4 1 3 2 6 0 1 0 1 2 5 4 11
8 KEPULAUAN ARU 24 1,445 0 1 0 1 0 4 1 5 0 2 0 2 0 7 1 8
9 MALUKU BARAT DAYA 20 1,405 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 AMBON 22 6,550 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
11 TUAL 13 1,066 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 2
JUMLAH PROVINSI 197 31,658 1 5 4 10 2 20 21 43 1 10 1 12 4 35 26 65
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 205
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK
JUMALH JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KABUPATEN/KOTA 0-14 TAHUN
PUSKESMAS L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 55,116 54,473 109,589 90 57.32 67 42.68 157 92 56.44 71 43.56 163 4 2.45
2 MALUKU TENGGARA 15 48,372 50,102 98,474 113 55 91 44.61 204 158 54 133 45.70 291 21 7.22
3 MALUKU TENGAH 33 185,885 182,405 368,290 241 57 183 43.16 424 299 55 244 44.94 543 40 7.37
4 BURU 10 63,583 60,439 124,022 61 58 44 41.90 105 91 61 59 39.33 150 9 6.00
5 BURU SELATAN 12 29,785 28,412 58,197 14 54 12 12 26 27 25 80 74.77 107 12 11.21
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 85,904 82,925 168,829 81 64 45 35.71 126 91 62 55 37.67 146 5 3.42
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 54,421 52,277 106,698 65 55 53 44.92 118 70 54 60 46.15 130 7 5.38
8 KEPULAUAN ARU 24 46,605 43,390 89,995 83 61 53 38.97 136 104 84 20 16.13 124 26 20.97
9 MALUKU BARAT DAYA 20 36,305 35,705 72,010 29 63 17 36.96 46 38 59 26 40.63 64 9 14.06
10 AMBON 22 197,529 197,894 395,423 299 59 212 41.49 511 919 55 744 44.74 1,663 114 6.86
11 TUAL 13 32,606 33,276 65,882 49 57 37 43.02 86 77 54 65 45.77 142 18 12.68
JUMLAH PROVINSI 197 836,111 821,298 1,657,409 1,125 58 814 42 1,939 1,966 56 1,557 44 3,523 265 8
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 134.55 99.11 116.99
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
TB PARU
JUMALH SUSPEK % BTA (+)
NO KABUPATEN/KOTA BTA (+)
PUSKESMAS TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 857 376 1,233 90 67 157 10.50 17.82 12.73
2 MALUKU TENGGARA 15 786 680 1,466 113 91 204 14.38 13.38 13.92
3 MALUKU TENGAH 33 3,760 2,507 6,267 241 183 424 6.41 7.30 6.77
4 BURU 10 719 480 1,199 61 44 105 8.48 9.17 8.76
5 BURU SELATAN 12 217 172 389 14 12 26 6.45 6.98 6.68
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,573 1,049 2,622 81 45 126 5.15 4.29 4.81
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 258 237 495 65 53 118 25.19 22.36 23.84
8 KEPULAUAN ARU 24 370 341 711 83 53 136 22.43 15.54 19.13
9 MALUKU BARAT DAYA 20 76 61 137 29 17 46 38.16 27.87 33.58
10 AMBON 22 1,727 3,642 5,369 299 212 511 17.31 5.82 9.52
11 TUAL 13 309 207 516 49 37 86 15.86 17.87 16.67
JUMLAH PROVINSI 197 10,652 9,752 20,404 1,125 814 1,939 10.56 8.35 9.50
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 110 68 178 58 52.73 52 76.47 110 61.80 0.00 0.00 0 0.00 52.73 76.47 61.80 2
2 MALUKU TENGGARA 15 103 89 192 90 87.38 79 88.76 169 88.02 0.00 0.00 23 11.98 87.38 88.76 100.00 0
3 MALUKU TENGAH 33 406 311 717 340 83.74 226 72.67 566 78.94 0.00 0.00 46 6.42 83.74 72.67 85.36 13
4 BURU 10 44 23 67 22 50.00 15 65.22 37 55.22 0.00 0.00 13 19.40 50.00 65.22 74.63 4
5 BURU SELATAN 12 26 27 53 15 57.69 10 37.04 25 47.17 0.00 0.00 6 11.32 57.69 37.04 58.49 2
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 131 80 211 67 51.15 44 55.00 111 52.61 0.00 0.00 15 7.11 51.15 55.00 59.72 3
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 45 55 100 30 66.67 22 40.00 52 52.00 0.00 0.00 43 43.00 66.67 40.00 95.00 2
8 KEPULAUAN ARU 24 76 53 129 47 61.84 47 88.68 94 72.87 0.00 0.00 12 9.30 61.84 88.68 82.17 12
9 MALUKU BARAT DAYA 20 20 21 41 10 50.00 21 100.00 31 75.61 0.00 0.00 3 7.32 50.00 100.00 82.93 1
10 AMBON 22 270 193 474 143 52.96 95 49.22 238 50.21 0.00 0.00 86 18.14 52.96 49.22 68.35 15
11 TUAL 13 46 45 91 40 86.96 27 60.00 67 73.63 0.00 0.00 2 2.20 86.96 60.00 75.82 9
JUMLAH PROVINSI 197 1,277 965 2,253 862 67.50 638 66.11 1,500 66.58 0 0.00 0 0.00 249 11.05 67.50 66.11 77.63 0 0 63
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI PROPORSI PROPORSI
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P L P L+P KELOMPOK
UMUR UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 4 TAHUN 2 2 0.55 0 0.00 0 0 0.00
5 25 - 49 TAHUN 162 104 266 73.68 75 33 108 75.52 31 9 40 175 73 248 71.47
JUMLAH PROVINSI 207 154 361 100 43 143 43 11 54 244 103 347
PROPORSI JENIS KELAMIN 57.34 42.66 69.93 30.07 79.63 20.37 70.32 29.68
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2 MALUKU TENGGARA 923 88 1,011 880 95.34 82 93.18 962 95.15 4 0.45 2 2.44 6 0.62
8 KEPULAUAN ARU 448 55 503 448 100.00 55 100.00 503 100.00 6 1.34 1 1.82 7 1.39
10 AMBON 268 7 7,430 100 37.31 7 100.00 107 1.44 6 6.00 0 0.00 6 5.61
JUMLAH PROVINSI 1,639 150 8,944 1,428 87.13 144 96.00 1,572 17.58 16 1.12 3 2 19 1.21
DIARE
JUMLAH JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH TARGET PENEMUAN
PUSKESMAS L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 55,116 54,473 109,589 1,179 1,166 2,345 650 55 605 52 1,255 54
2 MALUKU TENGGARA 15 48,372 50,102 98,474 1,035 1,072 2,107 1,664 161 1,607 150 3,271 155
3 MALUKU TENGAH 33 185,885 182,405 368,290 3,978 3,903 7,881 3,096 78 3,248 83 6,344 80
4 BURU 10 63,583 60,439 124,022 1,361 1,293 2,654 1,053 77 956 74 2,009 76
5 BURU SELATAN 12 29,785 28,412 58,197 637 608 1,245 1,360 213 596 98 1,956 157
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 85,904 82,925 168,829 1,838 1,775 3,613 1,166 63 1,207 68 2,373 66
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 54,421 52,277 106,698 1,165 1,119 2,283 1,549 133 1,474 132 3,023 132
8 KEPULAUAN ARU 24 46,605 43,390 89,995 997 929 1,926 593 59 545 59 1,138 59
9 MALUKU BARAT DAYA 20 36,305 35,705 72,010 777 764 1,541 514 66 595 78 1,109 72
10 AMBON 22 197,529 197,894 395,423 4,227 4,235 8,462 1,275 30 1,181 28 2,456 29
11 TUAL 13 32,606 33,276 65,882 698 712 1,410 1,472 211 1,408 198 2,880 204
JUMLAH PROVINSI 197 836,111 821,298 1,657,409 17,893 17,576 35,469 14,392 80.4 13,422 76.4 27,814 78.4
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214
KASUS BARU
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA Pausi Basiler (PB)/ Kusta keringMulti Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 20 20 40 37 22 59 57 42 99
2 MALUKU TENGGARA 15 0 2 2 12 10 22 12 12 24
3 MALUKU TENGAH 33 6 6 12 38 23 61 44 29 73
4 BURU 10 18 8 26 57 17 74 75 25 100
5 BURU SELATAN 12 1 0 1 9 2 11 10 2 12
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 2 0 2 14 14 28 16 14 30
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 8 13 21 20 11 31 28 24 52
8 KEPULAUAN ARU 24 0 1 1 11 6 17 11 7 18
9 MALUKU BARAT DAYA 20 5 4 9 6 4 10 11 8 19
10 AMBON 22 5 1 6 51 31 82 56 32 88
11 TUAL 13 8 5 13 7 10 17 15 15 30
JUMLAH PROVINSI 197 73 60 133 262 150 412 335 210 545
PROPORSI JENIS KELAMIN 54.89 45.11 63.59 36.41 61.47 38.53
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 40.07 25.57 32.88
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
KASUS BARU
JUMLAH PENDERITA KUSTA
NO KABUPATEN/KOTA PENDERITA CACAT TINGKAT 2
PUSKESMAS 0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 99 17 17.17 1 1.0
2 MALUKU TENGGARA 15 24 6 25.00 0 0.0
3 MALUKU TENGAH 33 73 7 9.59 3 4.1
4 BURU 10 100 16 16.00 5 5.0
5 BURU SELATAN 12 12 - 0.00 1 8.3
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 30 2 6.67 0 0.0
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 52 13 25.00 5 9.6
8 KEPULAUAN ARU 24 18 - 0.00 0 0.0
9 MALUKU BARAT DAYA 20 19 4 21.05 0 0.0
10 AMBON 22 88 6 6.82 0 0.0
11 TUAL 13 30 1 3.33 1 3.3
JUMLAH PROVINSI 197 545 72 13.21 16 2.94
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 1
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
KASUS TERCATAT
JUMLAH Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2 MALUKU TENGGARA 15 2 0 2 16 14 30 18 14 32
4 BURU 10 12 8 20 53 21 74 65 29 94
5 BURU SELATAN 12 1 0 1 7 4 11 8 4 12
8 KEPULAUAN ARU 24 0 1 1 11 8 19 11 9 20
10 AMBON 22 3 2 5 56 37 93 59 39 98
11 TUAL 13 5 3 8 10 9 19 15 12 27
JUMLAH PROVINSI 197 65 40 105 294 203 497 359 243 602
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
11 TUAL 13 1 5 6 1 100 3 60 4 67 28 16 44 16 10 63 26 59
JUMLAH PROVINSI 197 35 34 69 28 80.0 32 94.1 60 87.0 339 198 537 227 67 159 80 386 72
4 BURU 10 44,184 2
10 AMBON 22 107,698 0
11 TUAL 13 23,030 0
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
2 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 MALUKU TENGAH 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BURU 10 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BURU SELATAN 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 KEPULAUAN ARU 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 AMBON 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 TUAL 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
2 MALUKU TENGGARA 15 7 6 13 0 0 0 0 0 0 0
3 MALUKU TENGAH 33 10 15 25 0 0 0 0 0 0 0
4 BURU 10 47 56 103 0 0 0 0 0 0 0
5 BURU SELATAN 12 54 36 90 8 0 0 0 0 0 0
10 AMBON 22 8 9 17 0 0 0 0 0 0 0
11 TUAL 13 3 4 7 2 0 0 0 0 0 0
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
MALARIA
JUMLAH SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESM SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
AS L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 8,043 900 8,943 651 675 1,326 651 100.00 675 100 1,326 100.00 0 0 0 0.00 0 0.00
2 MALUKU TENGGARA 15 1,286 574 1,860 176 143 319 176 100.00 143 100 319 100.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00
3 MALUKU TENGAH 33 23,314 894 24,208 1,138 892 2,030 1,138 100.00 892 100 2,030 100.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00
4 BURU 10 6,576 646 7,222 212 148 360 212 100.00 148 100 360 100.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00
5 BURU SELATAN 12 405 406 811 277 217 494 277 100.00 217 100 494 100.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 9,333 982 10,315 2,094 1,931 4,025 2,094 100.00 1,931 100 4,025 100.00 0 0 0 0.00 0 0.00
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,526 2,559 5,085 868 788 1,656 868 100.00 788 100 1,656 100.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00
8 KEPULAUAN ARU 24 1,376 679 2,055 205 223 428 205 100.00 223 100 428 100.00 0 0 0 0.00 0.00 0
9 MALUKU BARAT DAYA 20 3,629 1,433 5,062 1,554 1,351 2,905 1,554 100.00 1,351 100 2,905 100.00 0 0 0 0.00 0.00 0
10 AMBON 22 5,973 117 6,090 834 750 1,584 834 100.00 750 100 1,584 100.00 0 0 0 0 0 0
11 TUAL 13 1,297 759 2,056 74 49 123 74 100.00 49 100 123 100.00 0 0 0 0.00 0.00 0.00
JUMLAH PROVINSI 197 63,758 9,949 73,707 8,083 7,167 15,250 8,083 100.00 7,167 100 15,250 100.00 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 530.03 469.97 1000.00
PENDERITA FILARIASIS
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS (KRONIS)
PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 0 0 0 0 0 5
2 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 0 0 0
3 MALUKU TENGAH 33 0 0 0 0 0 2
4 BURU 10 0 0 0 0 0 1
5 BURU SELATAN 12 0 0 0 0 0 1
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 0 0 0 0 11
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 0 0 0 0 0 3
8 KEPULAUAN ARU 24 0 0 0 0 0 2
9 MALUKU BARAT DAYA 20 0 0 0 0 0 2
10 AMBON 22 0 0 0 0 0 16
11 TUAL 13 0 0 0 0 0 1
JUMLAH PROVINSI 197 0 0 0 0 0 44
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 3
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
2 MALUKU TENGGARA 15 33,261 34,472 67,733 48,299 145.21 63,279 183.57 111,578 164.73 3066 6.3479575 3748 5.92297603 6814 6.1069386
5 BURU SELATAN 12 25,976 27,550 53,526 18,892 72.73 21,013 76.27 39,905 74.55 2433 12.878467 3189 15.1763194 5622 14.08846
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 410 445 855 221 53.90 221 49.66 442 51.70 0 0 0 0 0 0
8 KEPULAUAN ARU 24 24,994 22,482 47,476 576 2.30 676 3.01 1,252 2.64 293 50.868056 342 50.591716 635 50.71885
9 MALUKU BARAT DAYA 20 40,837 39,735 80,572 0 0.00 0 0.00 0 0.00 345 #DIV/0! 482 #DIV/0! 827 #DIV/0!
10 AMBON 22 100,002 106,988 206,990 34,180 34.18 44,581 41.67 78,761 38.05 5287 15.46811 6661 14.9413427 11948 15.169945
JUMLAH PROVINSI 197 225,480 231,672 457,152 102,168 45.31 129,770 56.01 231,938 50.74 11,424 11.18 14,422 11.11 25,846 11.14
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 200 248 448 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 KEPULAUAN ARU 24 16,573 15,789 32,362 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 MALUKU BARAT DAYA 20 40,841 39,735 80,576 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH PROVINSI 197 57,614 55,772 113,386 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 MALUKU TENGGARA BARAT Rabies 1 6 4-Jan-14 4-Apr-14 4-Sep-14 104 97 201 0 0 0 35 52 30 8 34 15 11 8 7 1 0 1 2,503 2,535 5,038 4.16 3.83 3.99 0.96 - 0.50
2 MALUKU TENGGARA Campak 1 1 13-May-14 13-May-14 19-May-14 7 6 13 0 0 0 7 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,083 1,091 2,174 0.65 0.55 0.60 - - -
3 MALUKU TENGAH Campak 1 1 19-Mar-14 19-Mar-14 1-Apr-14 7 10 17 0 0 4 11 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,295 #DIV/0! #DIV/0! 0.74 - - -
4 BURU Difteri 1 1 13-Apr-14 13-Apr-14 30-Apr-14 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.00 #DIV/0! 100.00
5 BURU SELATAN Campak 2 4 3-Feb-14 3-Feb-14 16-Apr-14 40 37 77 0 0 9 34 20 6 0 0 0 0 0 0 2 6 8 967 1,688 2,655 4.14 2.19 2.90 5.00 16.22 10.39
6 SERAM BAGIAN BARAT Campak 2 4 24-Apr-14 24-Apr-14 24-Nov-14 60 71 131 0 0 14 42 57 17 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - -
7 SERAM BAGIAN TIMUR Campak 3 6 19-Aug-14 19-Aug-14 20 11 31 0 0 3 25 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5.00 - 3.23
8 KEPULAUAN ARU Campak 3 7 19-Aug-14 19-Aug-14 30-Oct-14 56 54 110 0 0 11 48 26 19 5 1 0 0 0 0 1 7 8 13,014 19,521 32,535 0.43 0.28 0.34 1.79 12.96 7.27
9 MALUKU BARAT DAYA Campak 1 2 18-May-14 18-May-14 3-Dec-14 26 21 47 0 0 11 21 13 9 2 0 0 0 0 0 0 0 0 5,676 5,463 11,139 0.46 0.38 0.42 - - -
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUSKESMAS DITANGANI <24
JUMLAH %
JAM
1 2 3 4 5 6
4 BURU 10 5 5 100.00
10 AMBON 22 0 0 #DIV/0!
11 TUAL 13 0 0 #DIV/0!
JUMLAH PROVINSI 197 37 31 83.78
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 2792 2536 90.8 1891 67.7 2665 1986 74.5 1,907 71.6 1,212 45.48
2 MALUKU TENGGARA 15 2,706 2,706 100.0 2,484 91.8 2,583 2,227 86.2 2,435 94.3 2,435 94.27
3 MALUKU TENGAH 33 10064 8702 86.5 7772 77.2 9607 7389 76.9 7,397 77.0 5,979 62.24
4 BURU 10 3108 2714 87.3 2268 73.0 2967 1965 66.2 1,928 65.0 2,150 72.46
5 BURU SELATAN 12 2244 1334 59.4 1050 46.8 1381 1050 76.0 1,029 74.5 1,050 76.03
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 5,179 4,815 93.0 3,725 71.9 4,944 3,725 75.3 3,549 71.8 3,835 77.57
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,701 2,351 87.0 2,071 76.7 2,581 2,071 80.2 2,071 80.2 2,071 80.24
8 KEPULAUAN ARU 24 2,244 1,866 83.2 1,172 52.2 2,357 1,051 44.6 769 32.6 1,127 47.82
9 MALUKU BARAT DAYA 20 2,040 1,618 79.3 1,214 59.5 1,947 1,214 62.4 912 46.8 1,215 62.40
10 AMBON 22 9,272 7,887 85.1 7,021 75.7 8,851 6,532 73.8 6,431 72.7 6,594 74.50
11 TUAL 13 1,520 1,458 95.9 1,207 79.4 1,451 1,017 70.1 974 67.1 1,113 76.71
JUMLAH PROVINSI 197 43,870 37,987 86.6 31,875 72.7 41,334 30,227 73.1 29,402 71.1 28,781 69.63
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 2,792 29.3 16.3 24.7 15.2 23.0 2,211 79.2
818 456 690 424 641
2 MALUKU TENGGARA 15 2,706 38.6 37.4 26.0 21.8 26.9 3,034 112.1
1,044 1,011 703 591 729
3 MALUKU TENGAH 33 10,064 30.3 26.5 5.3 1.0 1.0 3,408 33.9
3,050 2,670 538 97 103
4 BURU 10 3,108 22.6 21.8 12.6 5.1 2.9 1,320 42.5
703 678 392 159 91
5 BURU SELATAN 12 2,244 38.9 36.8 11.5 4.5 3.1 1,254 55.9
874 826 258 100 70
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 5,179 52.5 39.7 16.8 6.6 7.2 3,644 70.4
2,718 2,057 870 343 374
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,701 26.2 22.0 3.7 1.0 0.4 733 27.1
709 595 100 26 12
8 KEPULAUAN ARU 24 2,244 9.4 5.3 2.7 1.9 1.7 259 11.5
211 118 60 43 38
9 MALUKU BARAT DAYA 20 2,040 15.1 9.0 1.7 0.8 1.1 255 12.5
309 183 34 16 22
10 AMBON 22 9,272 56.0 51.9 9.1 3.5 2.4 6,205 66.9
5,190 4,809 847 324 225
11 TUAL 13 1,520 23.5 18.0 11.4 7.8 9.9 716 47.1
357 274 173 118 151
JUMLAH PROVINSI 197 43,870 15,983 36.4 13,677 31.2 4,665 10.6 2,241 5.1 2,456 5.6 23,039 52.5
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 25,896 897 3.5 603 2.3 903 3.5 719 2.8 1,003 3.9
3 MALUKU TENGAH 33 65,930 1,947 3.0 1,875 2.8 1,732 2.6 1,484 2.3 1,481 2.2
4 BURU 10 29,993 344 1.1 402 1.3 841 2.8 1,020 3.4 138 0.5
5 BURU SELATAN 12 16,570 1,991 12.0 1,608 9.7 803 4.8 268 1.6 171 1.0
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 13,041 2,185 16.8 1,304 10.0 839 6.4 560 4.3 246 1.9
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 40,810 6,117 15.0 5,128 12.6 4,112 10.1 153 0.4 116 0.3
9 MALUKU BARAT DAYA 20 13,599 167 1.2 290 2.1 771 5.7 30 0.2 7 0.1
11 TUAL 13 13,020 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
JUMLAH PROVINSI 197 330,427 13,766 4.2 11,287 3.4 10,058 3.0 4,274 1.3 3,194 1.0
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
JUMLAH BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH BAYI
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMA DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
S
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 2,792 558 401 71.81 1,044 946 1,990 157 142 299 110 70.2 117 82.5 227 76.05
2 MALUKU TENGGARA 15 2,706 541 250 46.19 1,229 1,215 2,444 184 182 367 245 132.9 - 0.0 245 66.83
3 MALUKU TENGAH 33 10,064 2,013 200 9.94 4,329 4,662 8,991 649 699 1,349 51 7.9 28 4.0 79 5.86
4 BURU 10 3,108 622 173 27.83 1,096 1,045 2,141 164 157 321 50 30.4 35 22.3 85 26.47
5 BURU SELATAN 12 2,244 449 54 12.03 2,177 2,095 4,272 327 314 641 131 40.1 88 28.0 219 34.18
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 5,179 1,036 320 30.89 1,891 2,817 4,708 284 423 706 127 44.8 114 27.0 241 34.13
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,701 540 234 43.32 1,021 1,050 2,071 153 158 311 86 56.2 87 55.2 173 55.69
8 KEPULAUAN ARU 24 2,244 449 121 26.96 1,115 925 2,040 167 139 306 53 31.7 44 31.7 97 31.70
9 MALUKU BARAT DAYA 20 2,040 408 67 16.42 769 1,089 1,858 115 163 279 18 15.6 19 11.6 37 13.28
10 AMBON 22 9,272 1,854 818 44.11 4,640 3,787 8,427 696 568 1,264 248 35.6 223 39.3 471 37.26
11 TUAL 13 1,520 304 102 33.55 534 532 1,066 80 80 160 10 12.5 6 7.5 16 10.01
JUMLAH PROVINSI 197 43,870 8,774 2740 31.23 19,845 20,163 40,008 2,977 3,024 6,001 1,129 37.9 761 25.2 1,890 31.49
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH MKJP NON MKJP MKJP +
NO KABUPATEN/KOTA % MKJP +
PUSKESMAS KON OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
DOM VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 313 2.2 10 0.1 77 0.5 145 1.0 545 3.8 241 1.7 8,107 56.8 5,384 37.7 0 0.0 2 0.0 13,734 96.2 14,279 100.0
2 MALUKU TENGGARA 15 1,125 9.9 6 0.1 377 3.3 2,129 18.8 3,637 32.1 928 8.2 4,508 39.8 2,249 19.9 0 0.0 0 0.0 7,685 67.9 11,322 100.0
3 MALUKU TENGAH 33 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 BURU 10 32 0.3 12 0.1 101 0.8 1,840 15.4 1,985 16.7 59 0.5 7,830 65.7 2,042 17.1 0 0.0 0 0.0 9,931 83.3 11,916 100.0
5 BURU SELATAN 12 5 0.1 0 0.0 5 0.1 103 2.6 113 2.9 2 0.1 2,835 72.4 965 24.6 0 0.0 0 0.0 3,802 97.1 3,915 100.0
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 56 0.5 0 0.0 15 0.1 492 4.2 563 4.8 121 1.0 7,063 59.8 4,073 34.5 0 0.0 0 0.0 11,257 95.2 11,820 100.0
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 279 4.5 26 0.4 27 0.4 1,018 16.4 1,350 21.8 1,159 18.7 1,604 25.9 2,079 33.6 0 0.0 0 0.0 4,842 78.2 6,192 100.0
8 KEPULAUAN ARU 24 10 0.2 0 0.0 2 0.0 41 0.9 53 1.2 53 1.2 3,465 78.2 859 19.4 0 0.0 0 0.0 4,377 98.8 4,430 100.0
9 MALUKU BARAT DAYA 20 187 2.9 2 0.0 7 0.1 1,149 17.5 1,345 20.5 235 3.6 2,893 44.2 2,078 31.7 0 0.0 0 0.0 5,206 79.5 6,551 100.0
10 AMBON 22 2,376 6.0 98 0.2 1,341 3.4 2,017 5.1 5,832 14.7 831 2.1 21,323 53.9 11,566 29.2 2 0.0 8 0.0 33,730 85.3 39,562 100.0
11 TUAL 13 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH PROVINSI 197 4,383 4.0 154 0.1 1,952 1.8 8,934 8.1 15,423 14.0 3,629 3.3 59,628 54.2 31,295 28.5 2 0.0 10 0.0 94,564 86.0 109,987 100.0
PESERTA KB BARU
JUMLAH MKJP NON MKJP
KABUPATEN/ % MKJP
NO PUSKESMA MKJP +
KOTA OBAT LAIN + NON
S IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 MTB 12 23 3.0 2 0.3 5 0.7 37 4.9 67 8.9 7 0.9 432 57.1 250 33.1 0 0.0 0 0.0 689 91.1 756 100.0
2 MALRA 15 284 6.7 0 0.0 55 1.3 980 23.0 1,319 31.0 762 17.9 1,154 27.1 1,024 24.0 0 0.0 0 0.0 2,940 69.0 4,259 100.0
3 MALUKU TENGAH 33 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 BURU 10 4 0.2 0 0.0 8 0.3 320 13.3 332 13.8 35 1.4 1,505 62.3 542 22.5 0 0.0 0 0.0 2,082 86.2 2,414 100.0
5 BURU SELATAN 12 0 0.0 0 0.0 0 0.0 69 5.0 69 5.0 0 0.0 902 66.0 396 29.0 0 0.0 0 0.0 1,298 95.0 1,367 100.0
6 SBB 17 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 SBT 19 67 1.3 22 0.4 20 0.4 802 15.1 911 17.1 721 13.6 1,604 30.2 2,079 39.1 0 0.0 0 0.0 4,404 82.9 5,315 100.0
8 KEPULAUAN ARU 24 27 0.3 0 0.0 6 0.1 193 2.2 226 2.6 1,834 21.2 4,456 51.5 2,135 24.7 0 0.0 0 0.0 8,425 97.4 8,651 100.0
9 MBD 20 187 5.1 2 0.1 7 0.2 1,149 31.6 1,345 37.0 235 6.5 2,003 55.1 55 1.5 0 0.0 0 0.0 2,293 63.0 3,638 100.0
10 AMBON 22 463 4.1 21 0.2 281 2.5 633 5.5 1,398 12.2 307 2.7 6,812 59.6 2,910 25.5 0 0.0 0 0.0 10,029 87.8 11,427 100.0
11 TUAL 13 186 7.3 5 0.2 37 1.4 57 2.2 285 11.1 28 1.1 1,179 46.1 1,065 41.7 0 0.0 0 0.0 2,272 88.9 2,557 100.0
JUMLAH PROVINSI 197 1,241 3.1 52 0.1 419 1.0 4,240 10.5 5,952 14.7 3,929 9.7 20,047 49.6 10,456 25.9 0 0.0 0 0.0 34,432 85.3 40,384 100.0
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 1,044 946 1,990 1,044 100 946 100.0 1,990 100.0 7 0.6705 6 0.6 13 0.7
2 MALUKU TENGGARA 15 1,262 1,161 2,423 971 76.9 949 81.7 1,920 79.2 17 1.8 13 1.4 30 1.6
3 MALUKU TENGAH 33 3,700 3,626 7,326 - 0.0 0 0.0 0 0.0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 43 #DIV/0!
4 BURU 10 1,096 1,045 2,141 1,079 98.4 1,027 98.3 2,106 98.4 0 0.0 0 0.0 14 0.7
5 BURU SELATAN 12 669 769 1,438 561 83.9 650 84.5 1,211 84.2 2 0.4 2 0.3 4 0.3
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,554 2,249 3,803 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 #DIV/0! 2 #DIV/0! 3 #DIV/0!
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,021 1,050 2,071 1,021 100.0 1,055 100.5 2,076 100.2 14 1.4 8 0.8 22 1.1
8 KEPULAUAN ARU 24 578 867 1,445 418 72.3 549 63.3 967 66.9 15 3.6 16 2.9 31 3.2
9 MALUKU BARAT DAYA 20 703 702 1,405 509 72.4 507 72.2 1,016 72.3 4 0.8 4 0.8 8 0.8
10 AMBON 22 3,269 3,281 6,550 2,593 79.3 3,230 98.4 5,823 88.9 0 0.0 0 0.0 119 2.0
11 TUAL 13 534 532 1,066 509 95.3 500 94.0 1,009 94.7 2 0.4 3 0.6 5 0.5
JUMLAH PROVINSI 197 15,430 16,228 31,658 8,705 56.4 9,413 58.0 18,118 57.2 62 0.7 54 0.6 292 1.6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 1,044 946 1,990 1,060 101.5 920 97.3 1,980 99.50 987 94.5 920 97.3 1,907 95.83
2 MALUKU TENGGARA 15 1,229 1,215 2,444 1,271 103.4 1,142 94.0 2,413 98.73 1,246 101.4 1,155 95.1 2,401 98.24
3 MALUKU TENGAH 33 4,329 4,662 8,991 663 15.3 588 12.6 1,251 13.91 646 14.9 588 12.6 1,234 13.72
4 BURU 10 1,096 1,045 2,141 1,079 98.4 1,027 98.3 2,106 98.37 992 90.5 957 91.6 1,949 91.03
5 BURU SELATAN 12 2,177 2,095 4,272 1,197 55.0 586 28.0 1,783 41.74 477 21.9 1,421 67.8 1,898 44.43
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,891 2,817 4,708 1,559 82.4 2,273 80.7 3,832 81.39 1,574 83.2 1,832 65.0 3,406 72.34
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,021 1,050 2,071 675 66.1 704 67.0 1,379 66.59 675 66.1 803 76.5 1,478 71.37
8 KEPULAUAN ARU 24 1,115 925 2,040 542 48.6 552 59.7 1,094 53.63 346 31.0 360 38.9 706 34.61
9 MALUKU BARAT DAYA 20 769 1,089 1,858 622 80.9 783 71.9 1,405 75.62 622 80.9 783 71.9 1,405 75.62
10 AMBON 22 4,640 3,787 8,427 3,417 73.6 3,177 83.9 6,594 78.25 3,393 73.1 2,917 77.0 6,310 74.88
11 TUAL 13 534 532 1,066 534 100.0 532 100.0 1,066 100.00 485 90.8 473 88.9 958 89.87
JUMLAH PROVINSI 197 19,845 20,163 40,008 12,619 63.6 12,284 60.9 24,903 62.25 11,443 57.7 12,209 60.6 23,652 59.12
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 1,044 946 1,990 80 7.7 105 11.1 185 9.30
2 MALUKU TENGGARA 15 1,229 1,215 2,444 598 48.7 666 54.8 1,264 51.72
3 MALUKU TENGAH 33 4,329 4,662 8,991 473 10.9 423 9.1 896 9.97
5 BURU SELATAN 12 2,177 2,095 4,272 1,538 70.6 2,048 97.8 3,586 83.94
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,891 2,817 4,708 97 5.1 99 3.5 196 4.16
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,021 1,050 2,071 374 36.6 455 43.3 829 40.03
8 KEPULAUAN ARU 24 1,115 925 2,040 217 19.5 296 32.0 513 25.15
10 AMBON 22 4,640 3,787 8,427 323 7.0 300 7.9 623 7.39
JUMLAH PROVINSI 197 19,845 20,163 40,008 3,815 19.2 4,499 22.3 8,995 22.48
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 1,044 946 1,990 1,082 103.6 1,103 116.6 2,185 109.80
2 MALUKU TENGGARA 15 1,229 1,215 2,444 1,164 94.7 1,164 95.8 2,328 95.25
3 MALUKU TENGAH 33 4,329 4,662 8,991 611 14.1 591 12.7 1,202 13.37
4 BURU 10 1,096 1,045 2,141 1,215 110.9 1,067 102.1 2,282 106.59
5 BURU SELATAN 12 2,177 2,095 4,272 1,245 57.2 1,770 84.5 3,015 70.58
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,891 2,817 4,708 1,660 87.8 2,129 75.6 3,789 80.48
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,021 1,050 2,071 1,092 107.0 1,221 116.3 2,313 111.69
8 KEPULAUAN ARU 24 1,115 925 2,040 719 64.5 619 66.9 1,338 65.59
9 MALUKU BARAT DAYA 20 769 1,089 1,858 655 85.2 577 53.0 1,232 66.31
10 AMBON 22 4,640 3,787 8,427 3,639 78.4 3,064 80.9 6,703 79.54
11 TUAL 13 534 532 1,066 583 109.2 540 101.5 1,123 105.35
JUMLAH PROVINSI 197 19,845 20,163 40,008 13,665 68.9 13,845 69 27,510 68.76
1 2 3 4 5 6
4 BURU 10 82 61 74.39
10 AMBON 22 50 45 90.00
11 TUAL 13 29 24 82.76
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 1044 946 1990 674 64.56 722 76.32 1396 70.15 1139 109.10 1131 119.56 2270 114.07
2 MALUKU TENGGARA 15 1262 1161 2423 665 52.69 625 53.83 1290 53.24 923 73.14 882 75.97 1805 74.49
3 MALUKU TENGAH 33 3700 3626 7326 2878 77.78 2932 80.86 5810 79.31 3830 103.51 3711 102.34 7541 102.93
4 BURU 10 1096 1045 2141 658 60.04 640 61.24 1298 60.63 1169 106.66 1204 115.22 2373 110.84
5 BURU SELATAN 12 669 769 1438 151 22.57 147 19.12 298 20.72 622 92.97 615 79.97 1237 86.02
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 1554 2249 3803 1042 67.05 977 43.44 2019 53.09 1694 109.01 1548 68.83 3242 85.25
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1021 1050 2071 374 36.63 441 42.00 815 39.35 864 84.62 1007 95.90 1871 90.34
8 KEPULAUAN ARU 24 578 867 1445 260 44.98 238 27.45 498 34.46 851 147.23 759 87.54 1610 111.42
9 MALUKU BARAT DAYA 20 703 702 1405 237 33.71 234 33.33 471 33.52 767 109.10 629 89.60 1396 99.36
10 AMBON 22 3269 3281 6550 3248 99.36 3171 96.65 6419 98.00 3543 108.38 3398 103.57 6941 105.97
11 TUAL 13 534 532 1066 543 101.69 457 85.90 1000 93.81 757 141.76 663 124.62 1420 133.21
JUMLAH PROVINSI 197 15430 16228 31658 10730 69.54 10584 65.22 21314 67.33 16159 104.72 15547 95.80 31706 100.15
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
JUMLAH (SURVIVING INFANT)
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 1,044 946 1,990 1,059 101 1,040 110 2,099 105 1,045 100.096 1,053 111.311 2,098 105.427 1,110 106.322 1,042 110.148 2,152 108.14 1,093 104.693 1,026 108.457 2,119 106.482
2 MALUKU TENGGARA 15 1,229 1,215 2,444 1,146 93 1,095 90 2,241 92 1,126 91.6192 1,118 92.0165 2,244 91.8167 1,155 93.9788 1,111 91.4403 2,266 92.72 1,074 87.3881 1,005 82.716 2,079 85.0655
3 MALUKU TENGAH 33 4,329 4,662 8,991 3,884 90 4,013 86 7,897 88 3,739 86.371 3,891 83.462 7,630 84.8626 3,858 89.1199 3,727 79.9442 7,585 84.36 3,751 86.6482 3,676 78.8503 7,427 82.6048
4 BURU 10 1,096 1,045 2,141 1,020 93 1,088 104 2,108 98 983 89.6898 1,039 99.4258 2,022 94.4418 1,183 107.938 1,175 112.44 2,358 110.14 1,211 110.493 1,185 113.397 2,396 111.91
5 BURU SELATAN 12 2,177 2,095 4,272 766 35 691 33 1,457 34 799 36.7019 702 33.5084 1,501 35.1358 771 35.4157 655 31.2649 1,426 33.38 320 14.6991 280 13.3652 600 14.0449
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,891 2,817 4,708 1,936 102 1,779 63 3,715 79 1,839 97.2501 1,721 61.0934 3,560 75.616 1,877 99.2597 1,744 61.9098 3,621 76.91 1,620 85.669 1,519 53.9226 3,139 66.6737
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,021 1,050 2,071 879 86 1,062 101 1,941 94 915 89.618 1,052 100.19 1,967 94.9783 1,125 110.186 1,239 118 2,364 114.15 374 36.6308 439 41.8095 813 39.2564
8 KEPULAUAN ARU 24 1,115 925 2,040 638 57 499 54 1,137 56 595 53.3632 470 50.8108 1,065 52.2059 647 58.0269 569 61.5135 1,216 59.61 562 50.4036 499 53.9459 1,061 52.0098
9 MALUKU BARAT DAYA 20 769 1,089 1,858 694 90 726 67 1,420 76 661 85.9558 737 67.6768 1,398 75.2422 791 102.861 796 73.0946 1,587 85.41 619 80.4941 630 57.8512 1,249 67.2228
10 AMBON 22 4,640 3,787 8,427 3,623 78 3,324 88 6,947 82 3,723 80.2371 3,384 89.3583 7,107 84.3361 3,773 81.3147 3,385 89.3847 7,158 84.94 3,305 71.2284 2,909 76.8154 6,214 73.7392
11 TUAL 13 534 532 1,066 664 124 608 114 1,272 119 682 127.715 613 115.226 1,295 121.482 610 114.232 569 106.955 1,179 110.60 598 111.985 554 104.135 1,152 108.068
JUMLAH PROVINSI 197 19,845 20,163 40,008 16,309 82 15,925 79 32,234 81 16,107 81.164 15,780 78.2622 31,887 79.7016 16,900 85.16 16,012 79.4128 32,912 82.26 14,527 73.2023 13,722 68.0553 28,249 70.6084
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
JUMLAH
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESM JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
AS L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 1,044 946 1,990 369 35.34 373 39.43 742 37.29 5,847 5,739 11,586 5,026 85.96 5,547 96.65 10,573 91.26 6,891 6,685 13,576 6,216 90.20 5,920 88.56 12,136 89.39
2 MALUKU TENGGARA 15 1,229 1,215 2,444 1,008 82.02 983 80.91 1,991 81.46 5,304 5,322 10,626 4,051 76.38 4,272 80.27 8,323 78.33 6,533 6,537 13,070 6,312 96.62 5,255 80.39 11,567 88.50
3 MALUKU TENGAH 33 4,329 4,662 8,991 1,434 33.13 1,382 29.64 2,816 31.32 16,420 15,966 32,386 10,584 64.46 10,113 63.34 20,697 63.91 20,749 20,628 41,377 17,854 86.05 11,495 55.73 29,349 70.93
4 BURU 10 1,096 1,045 2,141 492 44.89 440 42.11 1,858 86.78 5,251 5,290 10,541 3,483 66.33 3,364 63.59 10,541 100.00 6,347 6,335 12,682 5,743 90.48 3,804 60.05 9,547 75.28
5 BURU SELATAN 12 2,177 2,095 4,272 740 33.99 1,602 76.47 2,342 54.82 4,717 4,609 9,326 3,617 76.68 3,512 76.20 7,129 76.44 6,894 6,704 13,598 5,457 79.16 5,114 76.28 10,571 77.74
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,891 2,817 4,708 1,066 56.37 1,166 41.39 2,232 47.41 10,134 10,343 20,477 5,188 51.19 6,257 60.50 11,445 55.89 12,025 13,160 25,185 11,200 93.14 7,423 56.41 18,623 73.94
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,021 1,050 2,071 1,021 100.00 939 89.43 1,960 94.64 969 852 1,821 844 87.10 847 99.41 1,691 92.86 1,990 1,902 3,892 1,990 100.00 1,786 93.90 3,776 97.02
8 KEPULAUAN ARU 24 1,115 925 2,040 623 55.87 615 66.49 1,238 60.69 4,623 4,909 9,532 3,219 69.63 3,347 68.18 6,566 68.88 5,738 5,834 11,572 5,246 91.43 3,962 67.91 9,208 79.57
9 MALUKU BARAT DAYA 20 769 1,089 1,858 481 62.55 487 44.72 968 52.10 3,528 4,927 8,455 2,304 65.31 2,292 46.52 4,596 54.36 4,297 6,016 10,313 4,009 93.30 2,779 46.19 6,788 65.82
10 AMBON 22 4,640 3,787 8,427 3,403 73.34 3,298 87.09 6,701 79.52 21,628 20,166 41,794 12,161 56.23 11,827 58.65 23,988 57.40 26,268 23,953 50,221 25,031 95.29 15,125 63.14 40,156 79.96
11 TUAL 13 534 532 1,066 534 100.00 532 100.00 1,066 100.00 2,524 3,785 6,309 1,845 73.10 2,273 60.05 4,118 65.27 3,058 4,317 7,375 3,058 100.00 2,805 64.98 5,863 79.50
JUMLAH PROVINSI 197 19,845 20,163 40,008 11,171 56.29 11,817 58.61 23,914 59.77 80,945 81,908 162,853 52,322 64.64 53,651 65.50 109,667 67.34 100,790 102,071 202,861 92,116 91.39 65,468 64.14 157,584 77.68
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 4,331 4,783 9,114 2,337 2,254 4,591 54.0 47.1 50.4 23 1.0 20 0.9 43 0.9
2 MALUKU TENGGARA 15 2,215 2,298 4,513 2,043 2,083 4,126 92.2 91 91.4 0 0.0 0 0.0 0 0.0
3 MALUKU TENGAH 33 8,820 8,733 17,553 6,328 5,949 12,277 71.7 68 69.9 0 0.0 0 0.0 288 2.3
4 BURU 10 4,205 2,834 #DIV/0! #DIV/0! 67.4 #DIV/0! #DIV/0! 129 4.6
5 BURU SELATAN 12 6,526 6,409 12,935 5,883 5,762 11,645 90.1 90 90.0 75 1.3 77 1.3 152 1.3
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 9,014 9,335 18,349 5,313 5,794 11,107 58.9 62 60.5 39 0.7 54 0.9 93 0.8
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,283 1,277 2,560 1,257 1,216 2,473 98.0 95 96.6 37 2.9 34 2.8 71 2.9
8 KEPULAUAN ARU 24 2,517 2,043 4,560 1,824 1,843 3,667 72.5 90 80.4 49 2.7 60 3.3 109 3.0
9 MALUKU BARAT DAYA 20 2,866 3,782 6,648 1,193 1,186 2,379 41.6 31 35.8 28 29.0 0.0 28 1.2
10 AMBON 22 10,487 10,320 20,807 7,764 7,274 15,038 74.0 70 72.3 19 0.2 23 0.3 42 0.3
11 TUAL 13 1,778 2,799 4,577 1,403 1,575 2,978 78.9 56 65.1 0 0.0 0 0.0 0 0.0
JUMLAH PROVINSI 197 49,837 51,779 105,821 35,345 34,936 73,115 70.9 67 69.1 270 0.8 268 0.8 955 1.3
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 5,847 5,739 11,586 6,237 106.7 5,038 87.8 11,275 97.32
2 MALUKU TENGGARA 15 5,304 5,322 10,626 3,662 69.0 3,663 68.8 7,325 68.93
3 MALUKU TENGAH 33 16,420 15,966 32,386 1,456 8.9 1,398 8.8 2,854 8.81
4 BURU 10 5,251 5,290 10,541 4,145 78.9 3,998 75.6 8,143 77.25
5 BURU SELATAN 12 4,717 4,609 9,326 3,617 76.7 3,547 77.0 7,164 76.82
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 10,134 10,343 20,477 5,784 57.1 7,700 74.4 13,484 65.85
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 969 852 1,821 884 91.2 847 99.4 1,731 95.06
8 KEPULAUAN ARU 24 4,623 4,909 9,532 1,982 42.9 2,041 41.6 4,023 42.21
9 MALUKU BARAT DAYA 20 3,528 4,927 8,455 3,341 94.7 2,657 53.9 5,998 70.94
10 AMBON 22 21,628 20,166 41,794 15,691 72.5 14,459 71.7 30,150 72.14
11 TUAL 13 2,524 3,785 6,309 1,500 59.4 1,674 44.2 3,174 50.31
JUMLAH PROVINSI 197 80,945 81,908 162,853 48,299 59.7 47,022 57.4 95,321 58.53
BALITA
JUMLAH JUMLAH BALITA DILAPORKAN DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 6,810 7,314 14,124 5,657 6,415 12,072 83.1 87.7 85.47 19 0.3 26 0.4 45 0.37
2 MALUKU TENGGARA 15 6,378 6,708 13,086 5,150 5,116 10,266 80.7 76.3 78.45 36 0.7 33 0.6 69 0.67
3 MALUKU TENGAH 33 20,391 19,687 40,078 13,546 12,870 26,416 66.4 65.4 65.91 0.0 0.0 933 3.53
4 BURU 10 4,308 4,177 8,485 3,184 3,196 6,380 73.9 76.5 75.19 61 1.9 56 1.8 117 1.83
5 BURU SELATAN 12 4,911 4,888 9,799 4,911 4,888 9,799 100.0 100.0 100.00 95 1.9 119 2.4 214 2.18
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 3,440 3,924 7,364 1,848 2,150 3,998 53.7 54.8 54.29 31 1.7 23 1.1 54 1.35
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 5,324 6,022 11,346 4,839 5,061 9,900 90.9 84.0 87.26 90 1.9 105 2.1 195 1.97
8 KEPULAUAN ARU 24 5,484 5,469 10,953 4,457 4,502 8,959 81.3 82.3 81.79 374 8.4 346 7.7 720 8.04
9 MALUKU BARAT DAYA 20 3,528 4,927 8,455 2,248 2,246 4,494 63.7 45.6 53.15 59 2.6 51 2.3 110 2.45
10 AMBON 22 20,311 21,487 41,798 12,793 12,463 25,256 63.0 58.0 60.42 68 0.5 62 0.5 130 0.51
11 TUAL 13 3,076 4,613 7,689 2,364 2,901 5,265 76.9 62.9 68.47 2 0.1 3 0.1 5 0.09
JUMLAH PROVINSI 197 83,961 89,216 173,177 60,997 61,808 122,805 72.6 69.3 70.91 835 1.4 824 1.3 2,592 2.11
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
JUMLAH PROVINSI 197 158 122 280 158 100.0 122 100.0 280 100.0
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 2,223 2,023 4,246 880 39.6 748 37.0 1,628 38.3 126 80 63.49
2 MALUKU TENGGARA 15 2,004 2,073 4,077 1,987 99.2 1,813 87.5 3,800 93.2 156 154 98.72
4 BURU 10 1,267 1,117 2,384 1,102 87.0 1,031 92.3 2,133 89.5 129 127 98.45
5 BURU SELATAN 12 993 968 1,961 711 71.6 1,573 162.5 2,284 116.5 74 62 83.78
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 462 483 945 165 35.7 146 30.2 311 32.9 197 93 47.21
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,147 2,054 4,201 2,024 94.3 2,009 97.8 4,033 96.0 137 1 0.73
8 KEPULAUAN ARU 24 1,609 1,313 2,922 689 42.8 606 46.2 1,295 44.3 136 0 0.00
10 AMBON 22 3,699 3,439 7,138 3,631 98.2 3,410 99.2 7,041 98.6 205 205 100.00
11 TUAL 13 719 1,079 1,798 608 84.6 910 84.3 1,518 84.4 37 26 70.27
JUMLAH PROVINSI 197 15,123 14,549 29,672 11,797 78.0 12,246 84.2 24,043 81.0 1,629 960 58.93
11 TUAL 13 - - #DIV/0!
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
PUSKESMAS % %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 126 46 36.5 46 36.5 9,625 9,184 18,809 1,666 17.3 1,660 18.1 3,326 17.7 346 574 920 2,104 608.1 2,085 363.2 4,189 455.3
2 MALUKU TENGGARA 15 156 - 0.0 - 0.0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
3 MALUKU TENGAH 33 404 - 0.0 - 0.0 26,532 25,420 51,952 4,560 17.2 4,217 16.6 8,777 16.9 4,014 - #DIV/0! - #DIV/0! - 0.0
4 BURU 10 129 - 0.0 - 0.0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
5 BURU SELATAN 12 74 41 55.4 61 82.4 3,192 3,155 6,347 2,709 84.9 2,721 86.2 5,430 85.6 1,372 1,369 2,741 932 67.9 923 67.4 1,855 67.7
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 197 - 0.0 - 0.0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 137 6 4.4 18 13.1 94 138 232 454 483.0 418 302.9 872 375.9 168 130 298 7 4.2 11 8.5 18 6.0
8 KEPULAUAN ARU 24 136 - 0.0 - 0.0 1,602 1,313 2,915 714 44.6 580 44.2 1,294 44.4 115 93 208 - 0.0 - 0.0 - 0.0
9 MALUKU BARAT DAYA 20 28 - 0.0 - 0.0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
10 AMBON 22 205 - 0.0 205 100.0 18,288 18,112 36,400 15,862 86.7 14,979 82.7 30,841 84.7 5,239 5,096 10,335 1,060 20.2 1,134 22.3 2,194 21.2
11 TUAL 13 37 20 54.1 49 132.4 661 632 1,293 661 100.0 640 101.3 1,301 100.6 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
JUMLAH PROVINSI 197 1,629 113 6.9 379 23.3 59,994 57,954 117,948 26,626 44.4 25,215 43.5 51,841 44.0 7,240 7,262 18,516 4,103 56.7 4,153 57.2 8,256 44.6
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
USILA (60TAHUN+)
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 4,877 4,845 9,722 824 16.90 1,058 21.84 1,882 19.36
2 MALUKU TENGGARA 15 932 1,085 2,017 885 94.96 1,062 97.88 1,947 96.53
5 BURU SELATAN 12 2,187 3,386 5,573 1,919 87.75 2,934 86.65 4,853 87.08
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,737 2,714 5,451 563 20.57 495 18.24 1,058 19.41
8 KEPULAUAN ARU 24 119 132 251 119 100.00 132 100.00 251 100.00
10 AMBON 22 16,290 17,702 33,992 6,508 39.95 8,578 48.46 15,086 44.38
11 TUAL 13 2,859 3,877 6,736 1,537 53.76 2,322 59.89 3,859 57.29
JUMLAH PROVINSI 197 30,001 33,741 63,742 12,355 41.18 16,581 49.14 28,936 45.40
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 173,234 38,099 211,333 20.72 4.64 12.75
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 38,184 8,644 46,828 4.57 1.05 2.83
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 161 165 326 0.02 0.02 0.02
1.5 Bukan pekerja (BP) 897 1,043 1,940 0.11 0.13 0.12
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS Bergerak MTB 15 - - - 0.0 0 #DIV/0! #DIV/0!
2 RS Fatimah Saumlaki 50 21 222 402 1.2 0.42 858.48 19.1
3 RS DR. Anatototy 50 - 1,105 1,547 6.1 0 #DIV/0! #DIV/0!
4 RSUD PP Margaretty 65 1,907 8,443 6,029 35.6 29.34 8.01 3.2
5 RSUD Karel Sadsuitubun 120 3,870 24,507 28,236 56.0 32.25 4.99 7.3
6 RS Hati Kudus Langgur 90 3,561 3,561 13,635 10.8 39.57 8.22 3.8
7 RSU Tulehu 115 5,503 25,300 - 60.3 47.85 3.03 0.0
8 RSU Saparua 54 781 6,206 - 31.5 14.46 17.29 0.0
9 RSU Masohi 101 3,977 25,191 - 68.3 39.38 2.94 0.0
10 RSU Banda 0 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 RSU Namlea 52 1,952 - - 0.0 37.538 9.72 0.0
12 RSU Namrole 30 253 - - 0.0 8.433 43.28 0.0
13 RSU Piru 60 681 3 2 0.0 11.35 32.15 0.0
14 RSU Bula 75 4,492 20,916 3,250 76.4 59.89 1.44 0.7
15 RSUD Cendrawasih 60 2,573 2,639 10,232 12.1 42.88 7.49 4.0
16 RS Bergerak MBD 12 282 840 840 19.2 23.5 12.55 3.0
17 RSUD Haulussy 353 13,818 - - 0.0 39.14 9.32 0.0
18 RSKD 76 2,475 24,499 21,621 88.3 32.57 1.31 8.7
19 RS J.A. Latumeten 148 4,265 14,292 14,292 26.5 28.82 9.31 3.4
20 RSU Bhakti Rahayu 50 1,998 15,087 69 82.7 39.96 1.58 0.0
21 RS Hative 50 3,177 9,491 8,316 52.0 63.54 2.76 2.6
22 RS Al Fatah 100 977 6,830 8,198 18.7 9.77 30.37 8.4
23 RS Bhayangkara Ambon 81 2,150 9,423 9,423 31.9 26.54 9.37 4.4
24 RS Sumber Hidup 61 3,758 15,872 - 71.3 61.61 1.70 0.0
25 RS AL Ambon 56 56 4,260 4,260 20.8 1 288.93 76.1
26 RS Lanud Pattimura 17 2,306 201 4 3.2 135.65 2.60 0.0
27 RS Hi. Nohorenuat 50 986 3,185 4,896 17.5 19.72 15.28 5.0
PROVINSI 1991 50957 158,935 21.9 25.59 11.1 0
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
RUMAH MEMENUHI SYARAT JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT
JUMLAH RUMAH DIBINA
JUMLAH (RUMAH SEHAT) RUMAH YANG SYARAT (RUMAH SEHAT)
NO KABUPATEN/KOTA SELURUH
PUSKESMAS BELUM
RUMAH
JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 22183 8,360 37.69 13,810 13,810 62 10,892 49.10 19,252 86.79
2 MALUKU TENGGARA 15 19614 12,331 62.87 7,283 17,740 90 238 1.21 12,569 64.08
3 MALUKU TENGAH 33 74231 31,463 42.39 42,768 39,374 53 11296 15.22 42,759 57.60
4 BURU 10 24770 4,259 17.19 20,511 14,931 60 5309 21.43 9,568 38.63
5 BURU SELATAN 12 12687 3,634 28.64 3,053 3,695 29 208 1.64 3,842 30.28
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 32838 12,790 38.95 19,327 15,176 46 15683 47.76 28,473 86.71
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 18081 743 4.11 2,472 4,254 24 1684 9.31 2,427 13.42
9 MALUKU BARAT DAYA 20 12425 1,759 14.16 10,459 11,517 93 0.00 1,759 14.16
10 AMBON 22 57165 44,297 77.49 12,868 12,868 23 9265 16.21 53,562 93.70
11 TUAL 13 9,511 6,286 66.09 1,601 3,107 33 5028 52.87 6,286 66.09
JUMLAH PROVINSI 197 299,429 131,955 44.07 144,043 136,472 94.74 59,603 43.67 186,530 62.30
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENDUDU
PENDUDU
PENDUDU
PENDUDU
PENDUDU
PENDUDU
PENDUDU
PENGGU
PENGGU
PENGGU
PENGGU
PENGGU
PENGGU
PENGGU
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
NA
K
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 109,589 110,339 2321 11605 1521 7605 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 9500 11 5500 408 4080 136 1360 5667 28335 4577 22885 31266 28.53
2 MALUKU TENGGARA 15 98,474 1,050 13382 530 13472 0 0 0 0 0 0 0 4 86 1109 80 356 406 21695 72 13416 665 5025 353 2851 2213 10542 3292 15225 45324 46.03
3 MALUKU TENGAH 33 368,290 31 368290 11288 0 0 0 2089 0 0 0 776 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1708 0 0 0 8368 0 0 0 211581 57.45
4 BURU 10 124,022 2409 12051 2409 12051 15 75 15 75 8 32 8 32 0 0 0 0 1 635 1 635 0 0 0 0 12 44361 12 44361 57154 46.08
5 BURU SELATAN 12 58,197 1,638 12592 1636 16582 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 151 69094 151 69094 0 0 0 0 293 20577 2934 21170 106846 183.59
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 168,829 423 2826 0 2894 9164 64614 4850 1751 7543 1452 1409 15418 0 0 0 0 140 0 106 5568 2355 5923 216 11405 4910 12245 0 54950 91986 54.48
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 106,698 336 7374 35 46702 481 6594 25 276 154 2124 42 836 0 0 3 2465 3 2465 194 194 194 3224 194 4083 3224 11397 10 11397 65953 61.81
8 KEPULAUAN ARU 24 89,995 881 40703 374 5610 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 6336 9 4300 149 8581 0 0 975 4877 913 4567 14477 16.09
9 MALUKU BARAT DAYA 20 72,010 72,010 835 18624 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 5284 0 0 1644 1934 0 0 327 0 0 0 0 0.00
10 AMBON 22 395,423 2413 28041 2413 28041 4 465 4 465 3674 25774 3674 24279 943 12398 943 12398 0 0 0 0 825 7187 825 7187 67 306989 67 303277 375647 95.00
11 TUAL 13 65,882 1,014 28234 768 28074 0 0 0 0 229 1483 229 1483 474 2052 474 2052 1 139 0 114 337 3015 337 2360 1881 5674 1881 5674 39757 60.35
JUMLAH PROVINSI 197 1,657,409 192,544 516,649 49,682 154,947 17,269 71,748 6,983 2,567 11,608 30,865 6,138 42,052 1,503 15,559 1,500 17,271 802 115,148 544 98,821 8,285 38,969 2,061 29,246 27,937 444,997 ##### 483,506 1,039,991 62.75
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
4 BURU 10 8 51 49 96.08
11 TUAL 13 31 33 16 48.48
JUMLAH PROVINSI 197 104 509 277 54.42
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN SEHAT MENURUT KABUPATEN KOTA
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
JENIS SARANA JAMBAN
PENDUDUK DENGAN
KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG AKSES SANITASI LAYAK
(JAMBAN SEHAT)
PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
NO KABUPATEN/KOTA PUSKES
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
MAS
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 MALUKU TENGGARA BARAT 12 109589 - - - #DIV/0! 9,423 47,116 4,667 2,335 4.96 - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 2335 2.13
2 MALUKU TENGGARA 15 98474 2,649 - 2,432 - #DIV/0! 7,633 49,971 4,563 20,154 40.33 138 1,994 73 884 44.333 451 3,039 173 446 14.6759 21484 21.82
3 MALUKU TENGAH 33 368290 - - - - #DIV/0! 35,344 35,344 - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 2,859 2,859 #DIV/0! 0 0.00
4 BURU 10 124022 - - - - #DIV/0! 8,644 42,788 7,644 37,996 0.00 - - - - #DIV/0! 2,668 13,168 210 1,050 7.97388 39046 31.48
5 BURU SELATAN 12 58197 - - - - #DIV/0! 12,149 24,799 12,146 24,799 100.00 7 95 - - 0 153 733 153 733 100 25532 43.87
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 168829 - - - - #DIV/0! 12,162 11,868 29,699 12,504 105.36 629 629 3,745 - 0 3,418 - 1,605 - #DIV/0! 12504 7.41
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 106698 166 811 125 245 30.2096 4,046 9,949 3,687 3,635 36.54 128 249 128 249 100 7 31 7 31 100 4160 31.00
8 KEPULAUAN ARU 24 89995 - - - - #DIV/0! 4,051 20,295 3,044 15,222 75.00 - - - - #DIV/0! 785 3,925 - - 0 15222 16.91
9 MALUKU BARAT DAYA 20 72010 - - - - #DIV/0! 5,011 25,055 5,011 25,055 100.00 55 275 55 275 100 281 140 - - 0 25330 35.18
10 AMBON 22 395423 8 7,000 8 2,995 42.7857 14,423 78,761 11,350 73,661 93.52 28,124 196,007 27,252 182,851 93.288 13,980 88,151 10,439 64,351 73.0009 323858 81.90
11 TUAL 13 65882 2,603 2,539 253 1,204 47.4202 1,697 4,325 836 5,528 127.82 4 28 2 19 67.8571 22 435 60 430 98.8506 7181 10.90
JUMLAH PROVINSI 197 1,657,409 5,426 10,350 2,818 4,444 42.9372 114,583 314,927 117,991 220,889 70.14 29,085 199,277 31,255 184,278 92.4733 24,624 109,622 15,506 67,041 61.1565 476,652 28.76
TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH TTU
RUMAH SAKIT
NO KABUPATEN/KOTA PUSKES SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM
MAS
SAKIT UMUM
PUSKESMAS
BINTANG
BINTANG
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
RUMAH
SLTP
SLTA
NON
SD
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
2 MALRA 15 67 23 17 15 2 - 7 131 58 86.6 23 100.0 17 100.0 15 100.0 2 100.0 0 #DIV/0! 7 100.0 122 93.1
3 MALUKU TENGAH 33 231 66 61 33 4 - 48 443 72 31.2 23 34.8 28 45.9 4 12.1 1 25.0 0 #DIV/0! 1 2.1 129 29.1
8 KEPULAUAN ARU 24 138 18 8 24 1 - 9 198 57 41.3 11 61.1 7 87.5 44 183.3 1 100.0 0 #DIV/0! 7 77.8 127 64.1
10 AMBON 22 205 55 52 22 10 8 46 398 5 2.4 55 100.0 52 100.0 24 109.1 10 100.0 8 100.0 46 100.0 200 50.3
JUMLAH PROVINSI 197 912 268 211 197 26 13 170 1,797 297 32.6 149 55.6 135 64.0 130 66.0 16 61.5 11 84.6 80 47.1 818 45.52031
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KABUPATEN/KOTA MAKANAN MAKANAN
PUSKESMAS TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL %
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 731 411 50 7 136 604 82.63 0 45 21 61 127 17.37
JUMLAH PROVINSI 197 2525 482 522 197 283 1484 58.77 133 139 75 682 1029 40.75
MEMENUHI SYARAT
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM TIDAK
PERSENTASE
RUMAH MAKAN/
RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM
TPM DIBINA
MINUM (DAM)
MINUM (DAM)
JASA BOGA
JASA BOGA
RESTORAN
RESTORAN
DEPOT AIR
DEPOT AIR
JUMLAH
MAKANAN
MAKANAN
JAJANAN
JAJANAN
TOTAL
TOTAL
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMA
S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 510,534 203,278 307,256 510534 100
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 302,693 173,312 129,381 302693 100
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 1,579 819 760 1579 100
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 12,666 4,512 8,154 12666 100
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 653,845 556,515 97,330 653845 100
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 7,232,038 1,857,479 5,374,559 7232038 100
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 125,414 34,455 90,959 125414 100
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 1,738,700 729,602 1,009,098 1738700 100
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 6,078 8,165 (2,087) 6078 100
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium tablet 1,923,673 1,198,225 725,448 1923673 100
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + tube 8,598 3,941 4,657 8598 100
polimiksin 10.000 IU/g
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp 4,293 1,436 2,857 4293 100
Heksaklorofen 250 mg
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam pot 11,548 6,088 5,460 11548 100
Salisilat 3%
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 20,300 4,610 15,690 20300 100
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet 300 - 300 300 100
Levodopa 250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 4,022 1,788 2,234 4022 100
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 5,155,473 3,395,056 1,760,417 5155473 100
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 600 - 600 600 100
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 20,300 100 20,200 20300 100
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 30 40 (10) 30 100
21 Atropin tetes mata 0,5% botol 552 27 525 552 100
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 3,560 732 2,828 3560 100
23 Betametason krim 0,1 % krim 22,181 14,401 7,780 22181 100
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 19,776 15,166 4,610 19776 100
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 3,549,283 1,757,657 1,791,626 3549283 100
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - - - #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 198 444 (246) 198 100
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 16,685 50,138 (33,453) 16685 100
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 2,659 1,159 1,500 2659 100
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 60,264 64,685 (4,421) 60264 100
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 56,968 38 56,930 56968 100
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 15,231 11,737 3,494 15231 100
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 25,125 15,544 9,581 25125 100
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 220,963 80,845 140,118 220963 100
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 64,638 58,530 6,108 64638 100
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 4,411 4,224 187 4411 100
37 Etakridin larutan 0,1% botol 1,498 846 652 1498 100
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 160 85 75 160 100
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 2,250 970 1,280 2250 100
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 180,371 26,553 153,818 180371 100
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - - #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - - #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 493 340 153 493 100
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 22,485 3,147 19,338 22485 100
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 27,900 20,295 7,605 27900 100
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 106,118 114,986 (8,868) 106118 100
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
47 Gameksan lotion 1 % botol 100 99 1 100 100
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach 281,891 50,706 231,185 281891 100
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 4,631 3,687 944 4631 100
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 74,813 58,781 16,032 74813 100
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 2,465,500 1,570,405 895,095 2465500 100
52 Gliserin botol 104 129 (25) 104 100
53 Glukosa larutan infus 5% botol 8,400 6,302 2,098 8400 100
54 Glukosa larutan infus 10% botol 2,203 7,009 (4,806) 2203 100
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 500 90 410 500 100
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 399,051 220,474 178,577 399051 100
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 4,430 1,481 2,949 4430 100
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 9,545 4,945 4,600 9545 100
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 2,010 5 2,005 2010 100
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 174,804 85,961 88,843 174804 100
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 277,795 18,849 258,946 277795 100
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 405,654 164,606 241,048 405654 100
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 539,586 272,651 266,935 539586 100
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 24,786 22,523 2,263 24786 100
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 1,230,583 1,598,561 (367,978) 1230583 100
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 229,200 173,519 55,681 229200 100
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 387,476 298,177 89,299 387476 100
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 35,141 30,025 5,116 35141 100
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial 4,480 856 3,624 4480 100
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 141,709 59,460 82,249 141709 100
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 9,185 7,505 1,680 9185 100
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 441,986 1,838,874 (1,396,888) 441986 100
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - - - #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 1,383 770 613 1383 100
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 129,050 14,916 114,134 129050 100
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 15,077 7,076 8,001 15077 100
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet 5,915 1,521 4,394 5915 100
Sulfadoxin 500 mg
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 botol 30,380 10,790 19,590 30380 100
mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : tablet 1,138,528 680,942 457,586 1138528 100
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : tablet 111,500 25,183 86,317 111500 100
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet 134,370 66,984 67,386 134370 100
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul 3,620 3,054 566 3620 100
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 103,421 24,235 79,186 103421 100
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 282 2,328 (2,046) 282 100
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 380 48 332 380 100
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach 208 68 140 208 100
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol 500 - 500 500 100
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 6,100 288 5,812 6100 100
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet 14,972 3,313 11,659 14972 100
mg
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 28,134 1,531 26,603 28134 100
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 141,400 150,026 (8,626) 141400 100
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 18,874 4,214 14,660 18874 100
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 1,000 3,703 (2,703) 1000 100
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul 22,600 832 21,768 22600 100
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 6,546 15,382 (8,836) 6546 100
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 19,643 3,058 16,585 19643 100
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 10,991 6,263 4,728 10991 100
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 2,683 10,855 (8,172) 2683 100
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 14,910 1,429 13,481 14910 100
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 77,685 4,171 73,514 77685 100
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 22,000 30,859 (8,859) 22000 100
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 6,105,250 8,566 6,096,684 6105250 100
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 150 2,430,736 (2,430,586) 150 100
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 149,336 129 149,207 149336 100
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 1,022,924 126,999 895,925 1022924 100
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 1,582 536,939 (535,357) 1582 100
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 1,158 640 518 1158 100
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 3,134,463 884 3,133,579 3134463 100
111 Prednison tablet 5 mg tablet 269,916 8,238,189 (7,968,273) 269916 100
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 16,868 19,289 (2,421) 16868 100
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 31,008 12,025 18,983 31008 100
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 1,200 10,652 (9,452) 1200 100
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 8,000 1,238 6,762 8000 100
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 2,184 2,717 (533) 2184 100
117 Ringer Laktat larutan infus botol 7,822 15,359 (7,537) 7822 100
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube 16,182 4,516 11,666 16182 100
4%
119 Salisil bedak 2% kotak 34 13,892 (13,858) 34 100
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - 5 (5) #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial 5,346 - 5,346 5346 100
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 203 212 (9) 203 100
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial 62,632 4 62,628 62632 100
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul - 37,879 (37,879) #DIV/0!
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 300 - 300 300 100
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 300 287 13 300 100
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 202,887 164,121 38,766 202887 100
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 226,724 125,254 101,470 226724 100
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 109,923 86,615 23,308 109923 100
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 1,849,700 862,856 986,844 1849700 100
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 61,491 5,409 56,082 61491 100
134 Vaksin Rabies Vero vial 1,050 805 245 1050 100
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 5,673,366 1,921,103 3,752,263 5673366 100
VAKSIN
136 BCG vial 5,741 2,629 3,112 5741 100
137 T T vial 8,280 7,544 736 8280 100
138 D T vial 3,987 1,450 2,537 3987 100
139 CAMPAK 10 Dosis vial 5,768 3,452 2,316 5768 100
140 POLIO 10 Dosis vial 6,729 3,867 2,862 6729 100
141 DPT-HB vial 6,876 4,262 2,614 6876 100
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 7,089 4,529 2,560 7089 100
143 POLIO 20 Dosis vial 50 - 50 50 100
144 CAMPAK 20 Dosis vial 50 - 50 50 100
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 11 4 7 26
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 65
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 353
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 132
3 PUSKESMAS KELILING 133
4 PUSKESMAS PEMBANTU 487
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 4 4
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 6 12 21
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 2 2
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 33 33
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 4 4
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 1 1
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 2 11 13
6 APOTEK 4 2 1 147 154
7 TOKO OBAT 17 104 121
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 6 6
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI MALUKU
TAHUN 2014
STRATA POSYANDU
JUMLAH POSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN/KOTA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
PUSKESMAS JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3 MALUKU TENGAH 33 26 5.98 126 28.97 281 64.60 2 0.46 435 283 65.06
6 SERAM BAGIAN BARAT 17 200 91.74 12 5.50 6 2.75 0 0.00 218 6 2.75
7 SERAM BAGIAN TIMUR 19 94 44.34 118 55.66 0 0.00 0 0.00 212 0 0.00
9 MALUKU BARAT DAYA 20 145 79.23 38 20.77 0 0.00 0 0.00 183 0 0.00
4 BURU 10 82 22 0.00 5
10 AMBON 22 50 50 0.00 -
11 TUAL 13 29 33 0.00 4
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA DESA/
PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DOKTER
NO KABUPATEN/KOTA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 MALUKU TENGGARA BARAT - - - 2 2 4 2 2 4 2 1 3 - - - 2 1 3
2 MALUKU TENGGARA - - - 1 19 20 1 19 20 1 6 7 - - - 1 6 7
3 MALUKU TENGAH - - - 86 3 89 86 3 89 40 - 40 - - - 40 - 40
4 BURU - - - 13 - 13 13 - 13 2 - 2 - - - 2 - 2
5 BURU SELATAN - - - 7 5 12 7 5 12 - 2 2 - - - - 2 2
6 SERAM BAGIAN BARAT - - - 2 13 15 2 13 15 2 3 5 - - - 2 3 5
7 SERAM BAGIAN TIMUR - - - 10 7 17 10 7 17 3 4 7 - - - 3 4 7
8 KEPULAUAN ARU - - - 8 9 17 8 9 17 - 3 3 - - - - 3 3
9 MALUKU BARAT DAYA - - - 5 5 10 5 5 10 - 1 1 - - - - 1 1
10 AMBON - - - 6 16 22 6 16 22 3 10 13 - 1 1 3 11 14
11 TUAL - - - 1 2 3 1 2 3 5 - 5 5 - 5 10 - 10
JUMLAH KAB/KOTA (PUSKESMAS) - - - 141 81 222 141 81 222 58 30 88 5 1 6 63 31 94
RUMAH SAKIT (KAB/KOTA)
1 RS Bergerak MTB - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 RS Fatimah Saumlaki - - - 1 - 1 1 - 1 - - - - - - - - -
3 RS Anatototy - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 RSUD PP Margaretty - 2 2 2 4 6 2 6 8 1 1 2 - - - 1 1 2
5 RSUD Karel Sadsuitubun 2 2 4 1 10 11 3 12 15 1 - 1 - - - 1 - 1
6 RS Hati Kudus Langgur - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 RSU Tulehu - - - 4 6 10 4 6 10 - 3 3 - - - - 3 3
8 RSU Saparua - - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1
9 RSU Masohi 2 2 6 7 13 6 9 15 - - - - - - - - -
10 RSU Banda - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 RSU Namlea 3 1 4 5 5 10 8 6 14 - 1 1 - - - - 1 1
12 RSU Namrole - - - - 5 5 - 5 5 - - - - - - - - -
13 RSU Piru - - - 4 4 8 4 4 8 - - - - - - - - -
14 RSU Bula 1 - 1 2 3 5 3 3 6 - - - - - - - - -
15 RSUD Cendrawasih 1 - 1 5 3 8 6 3 9 - - - - - - - - -
16 RS Bergerak MBD - - - 1 1 2 1 1 2 - - - - - - - - -
17 RSUD Haulussy 14 13 27 7 18 25 21 31 52 - 4 4 - 1 1 - 5 5
18 RSKD 2 1 3 3 4 7 5 5 10 - - - - - - - - -
19 RS J.A. Latumeten 11 2 13 3 5 8 14 7 21 1 2 3 - - - 1 2 3
20 RSU Bhakti Rahayu 1 - 1 - 9 9 1 9 10 - - - - - - - - -
21 RS Hative - - - 3 9 12 3 9 12 - - - - 1 1 - 1 1
22 RS Al Fatah 2 - 2 1 4 5 3 4 7 1 - 1 1 1 2 2 1 3
23 RS Bhayangkara Ambon 3 - 3 1 4 5 4 4 8 1 1 2 - 1 1 1 2 3
24 RS Sumber Hidup 1 - 1 1 3 4 2 3 5 - - - - - - - - -
25 RS AL Ambon 2 - 2 2 1 3 4 1 5 1 1 2 1 2 3 2 3 5
26 RS Lanud Pattimura - - - 2 - 2 2 - 2 1 - 1 - - - 1 - 1
27 RS Hi. Nohorenuat - - - 2 3 5 2 3 5 - - - - - - - - -
SUB JUMLAH (RUMAH SAKIT KAB/KOTA) 43 23 66 56 109 165 99 132 231 7 14 21 2 6 8 9 20 29
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 Balai Kesehatan Paru Masyarakat - - - - 5 5 - 5 5 - - - - - - - - -
2 Laboratorium Kesehatan - - - 1 1 2 1 1 2 - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 Politeknik Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1 MALUKU TENGGARA BARAT 5 3 4 7 0 0 0
2 MALUKU TENGGARA 3 0 5 5 0 0 0
3 MALUKU TENGAH 6 4 5 9 0 0 0
4 BURU 8 5 7 12 0 0 0
5 BURU SELATAN 6 6 17 23 0 0 0
6 SERAM BAGIAN BARAT 4 8 3 11 0 0 0
7 SERAM BAGIAN TIMUR 3 3 5 8 0 0 0
8 KEPULAUAN ARU 5 9 4 13 0 0 0
9 MALUKU BARAT DAYA 5 4 2 6 0 0 0
10 AMBON 3 9 7 16 0 0 0
11 TUAL 3 6 3 9 0 0 0
JUMLAH KAB/KOTA (DINAS KESEHATAN) 51 57 62 119 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 2 62 2 64 0 0
JUMLAH PROVINSI 1472 1373 2467 3840 16 36 52
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 179.23 231.69 3.14
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Kota Tahun 2014
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
TABEL 74
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA a APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 MALUKU TENGGARA BARAT 1 2 3 - 1 1 1 3 4
2 MALUKU TENGGARA 1 2 3 - - - 1 2 3
3 MALUKU TENGAH 1 - 1 - - - 1 - 1
4 BURU - 4 4 - - - - 4 4
5 BURU SELATAN - - - - - - - - -
6 SERAM BAGIAN BARAT 2 7 9 - 3 3 2 10 12
7 SERAM BAGIAN TIMUR - 2 2 - 4 4 - 6 6
8 KEPULAUAN ARU - 2 2 - - - - 2 2
9 MALUKU BARAT DAYA - 1 1 1 2 3 1 3 4
10 AMBON 3 11 14 2 6 8 5 17 22
11 TUAL - 8 8 - 4 4 - 12 12
JUMLAH PROVINSI (PUSKESMAS) 8 39 47 3 20 23 11 59 70
SARANA RUMAH SAKIT (KAB/KOTA)
1 RS Bergerak MTB - - - - - - - - -
2 RS Fatimah Saumlaki - - - - - - - - -
3 RS Anatototy - - - - - - - - -
4 RSUD PP Margaretty - - - - - - - - -
5 RSUD Karel Sadsuitubun 2 6 8 - 3 3 2 9 11
6 RS Hati Kudus Langgur - - - - - - - - -
7 RSU Tulehu 1 7 8 - - - 1 7 8
8 RSU Saparua - - - - - - - - -
9 RSU Masohi - 2 2 - 6 6 - 8 8
10 RSU Banda - - - - - - - - -
11 RSU Namlea - 4 4 - 4 4 - 8 8
12 RSU Namrole - 5 5 - 1 1 - 6 6
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA a APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
13 RSU Piru 1 2 3 2 3 5 3 5 8
14 RSU Bula 3 2 5 3 2 5 6 4 10
15 RSUD Cendrawasih - 1 1 1 3 4 1 4 5
16 RS Bergerak MBD - - - 1 - 1 1 - 1
17 RSUD Haulussy 4 17 21 - 13 13 4 30 34
18 RSKD - 1 1 - 1 1 - 2 2
19 RS J.A. Latumeten 5 3 8 1 1 2 6 4 10
20 RSU Bhakti Rahayu 1 1 2 - 1 1 1 2 3
21 RS Hative - 2 2 - 1 1 - 3 3
22 RS Al Fatah - 4 4 1 - 1 1 4 5
23 RS Bhayangkara Ambon 2 1 3 - - - 2 1 3
24 RS Sumber Hidup - - - - 1 1 - 1 1
25 RS AL Ambon 2 2 4 1 - 1 3 2 5
26 RS Lanud Pattimura - - - - - - - - -
27 RS Hi. Nohorenuat - 1 1 - 1 1 - 2 2
SUB JUMLAH (RUMAH SAKIT KAB/KOTA) 21 61 82 10 41 51 31 102 133
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 Balai Kesehatan Paru Masyarakat - 1 1 - 1 1 - 2 2
2 Laboratorium Kesehatan - - - - - - - - -
3 Balai Penelitian dan Pelatihan Kesehatan - - - - - - - - -
SUB JML SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - 1 1 - 1 1 - 2 2
DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 Politeknik Kesehatan - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
1 MALUKU TENGGARA BARAT - - - 1 4 5 1 4 5
2 MALUKU TENGGARA - - - 1 12 13 1 12 13
3 MALUKU TENGAH - - - 2 3 5 2 3 5
4 BURU - - - - - - - - -
5 BURU SELATAN - - - - - - - - -
6 SERAM BAGIAN BARAT - - - 2 13 15 2 13 15
7 SERAM BAGIAN TIMUR - - - - 4 4 - 4 4
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO KABUPATEN/KOTA a APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
8 KEPULAUAN ARU - 1 1 1 4 5 1 5 6
9 MALUKU BARAT DAYA - - - 2 - 2 2 - 2
10 AMBON - - - 1 3 4 1 3 4
11 TUAL - - - 3 3 6 3 3 6
JUMLAH DINAS KAB/KOTA - 1 1 13 46 59 13 47 60
DINAS KESEHATAN PROVINSI - 1 1 1 2 3 1 3 4
JUMLAH PROVINSI 29 103 132 27 110 137 56 213 269
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7.964238 8.265914 16.23015