Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
menggunakan AKDR pasca persalinan dan 88,1% yang menggunakan AKDR masa
interval (BKKBN 2015). Sedangkan untuk di Lampung persentase yang
menggunakan alat kontrasepsi AKDR sebanyak 15,3% (1.618 peserta) dengan
19,9% menggunakan AKDR pasca persalinan dan 80,1% menggunakan AKDR
masa interval 4.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya akan mengangkat tema refleksi
kasus berupa dislokasi IUD.
2
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Intra Uterine Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
adalah benda asing yang ditempatkan didalam cavum uteri untuk mencegah
kehamilan2.
Sampai sekarang mekanisme kerja IUD belum diketahuin dengan pasti, tapi
pendapat terbanyak adalah IUD yang berada dalam cavum uteri menimbulkan
reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang
dapat menghancurkan blastokista atau sperma2.
Pada pemeriksaan cairan uterus, pemakai IUD seringkali dijumpai pulsa sel-
sel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa. Sifat-sifat dan isi cairan
uterus mengalami perubahan pada pemakai IUD menyebabkan blastokista
tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Diduga
ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus
perempuan tersebut2.
Pada IUD bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan
seperti IUD biasa, juga oleh karena IONISASI ion logam atau bahan lain
yang terdapat pada IUD mempunyai pengaruh terhadap sperma. Menurut
penelitian, ion logam yang paling efektif adalah ion logam tembaga (Cu) /
Cuprum, yang lambat laun masa aktifnya terus berkurang dengan lamanya
pemakaian2.
Intra Uterine Devices (IUD) digolongkan dalam beberapa jenis, sebagai berikut2:
3
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
4
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
5
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
6
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
7
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Sikap sebagian besar ahli IUD mengenai translokasi ini adalah sebagai berikut :
5. Mekanisme IUD7:
a) Timbulnya reaksi radang local yang non spesifik didalam cavum uteri
sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
b) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambatnyaimplantasi.
c) Gangguan / terlepanya blastocyst yang telah berimplantasi didalam
endometrium.
d) Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopi.
e) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
f) Dari penelitian juga dikatakan bahwa IUD mencegah spermatozoa
membuahi sel telur.
8
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
6. Gejala Klinis
Gejala yang timbul bila IUD mengalami dislokasi adalah7
Abdominal pain
Nyeri ketika bersenggama
Perdarahan diluar siklus menstruasi
7. Etiologi
Terjadinya dislokasi IUD kadang tidak diketahui secara pasti penyebabnya
atau idiopatik, tetapi diduga karena7:
Tekhnik pemasangan yang kurang hati-hati
Adanya infeksi pada uterus
Pemakaian yang lama.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dislokasi IUD adalah dengan dilakukannya Aff IUD,
kemudian diganti dengan IUD yang baru. Jika benang IUD tidak dapat dilihat
maka alat tersebut mungkin telah lepas atau telah menembus uterus. Pada
9
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
10
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
BAB III
LAPORAN KASUS
I. DENTITAS
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn. AJ
Umur : 60 tahun Umur : 43 tahun
Alamat : Desa Tinombala, Parimo
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Tani
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD (tidak tamat) Pendidikan : SMA
II. ANAMNESIS
P3A0 Usia Kehamilan : -
HPHT :- Menarche : 13 tahun
TP :- Perkawinan : 19 tahun
11
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Riwayat alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan
makanan.
Riwayat Menstruasi :
Menarche pada usia 13 tahun, tidak haid sejak 5 tahun terakhir.
Riwayat Obstetri :
P1 :laki-laki, partus tahun 1977, aterm, normal, ditolong dukun di rumah, BBL : ?,
meninggal pada usia 5 tahun
P2 :perempuan, partus pada tahun 1979, aterm, normal, ditolong dukun di rumah,
BBL : ?
P2 :perempuan, partus pada tahun 1983, aterm, normal, ditolong dukun di rumah,
BBL : ?
12
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Kepala Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema wajah (-), cloasma
gravidarum (-), perbesaran KGB (-), perbesaran kelenjar tiroid (-).
Thorax :
I : simetris bilateral
P: Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
P: sonor kedua lapang paru
A: vesicular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen :
I: tampak cembung
A: bising usus (+), kesan normal
P: tymphani
P: nyeri tekan perut bawah (+), organomegali (-)
Pemeriksaan Obstetri
Situs : tidak dilakukan
Leopold I : tidak dilakukan
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
DJJ : tidak dilakukan
HIS : tidak dilakukan
Pergerakan Janin : tidak dilakukan
Janin Tunggal : tidak dilakukan
TBJ : tidak dilakukan
Genitalia :
Tidak dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
Pengeluaran pervaginum berupa darah (+).
13
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Ekstremitas
Edema (-/-), turgor kulit normal, akral hangat
14
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
USG Abdomen:
USG
Uterus: antefleksi, ukuran dan echo texture dalam batas normal, endometrial
line intak, tampak metal density (IUD)
Adnexa: Echo parenkim dalam batas normal, tidak tampak echo mass/cyst
Tidak tampak echo cairan bebas dalam cavum douglas
Kesan :
Tidak tampak kelainan radiologic pada USG ginekologi
VII. RESUME
Pasien masuk dengan keluhan utama pelepasan darah dari jalan lahir.
Keluhan pelepasan darah pada jalan lahir dialami sejak tadi siang, Os juga
mengeluhkan sering nyeri dibagian perut sejak + 2 bulan terkahir, dengan sifat
15
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
hilang timbul.Os tidak haid sejak 5 tahun yang lalu. Kram-kram dirasakan pasien
pada tungkai. Jantung sering kali berdebar-debar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen bagian bawah dan
didapatkan pengeluaran darah pervaginum pada pemeriksaan genitalia.
Pemeriksaan penunjang berupa USG tampak metal density (IUD) pada
uterus.
IX. PENATALAKSANAAN
Intervensi Perawatan
Rawat inap
Tirah baring
Pemantauan Tanda-tanda Vital
Pemantauan Perdarahan
Conseling
Intervensi Pengobatan
Terapi UGD
IVFD RL 24 tpm
Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
R/ aff IUD
Terapi Bangsal
IVFD RL 24 tpm
Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
Inj. Transamin 1 amp/8 jam
Konsul dokter anastesi
Tindakan aff IUD
16
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
X. ANJURAN PEMERIKSAAN
- -
XI. PROGNOSIS
- Dubia et Bonam
FOLLOW UP
Perawatan hari ke-1, 10/8/2017
S : Nyeri perut (-), pusing (-), Mual (-), Muntah (-), sakit kepala (-), pelepasan
darah (-) lender (-), BAB biasa, BAJ lancer, nyeri pinggang tembus belakang (+).
O : Keadaan umum : Sakit Sedang
TD : 110/80 mmHg P : 20x/ menit
N : 84 x/menit S : 36,7C
Konjungtiva anemis -/-
Bp. Vesikuler, Rh -/-, Wh-/-
BJ I dan II regular, Bising (-), Gallop (-)
Bising usus (+) kesan normal
A : P3A0 + akseptor IUD
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV
Aff IUD
Laporan aff IUD
Atas nama Ny. Musini, usia 60 tahun dengan diagnosis pre bedah adalah akseptor
IUD, diagnosis pasca bedah dislokasi IUD (36 tahun) akan dilakukan prosedur
Aff IUD oleh operator dr. Heryani, Sp.OG.
1. Pasien diposisikan dalam posisi litotomi.
2. Bersihkan urethra, vagina dan portio dengan bethadine
3. Pasang speculum cocor bebek
4. Jepit portio arah jam 11:00 lalu mengukur kedalaman caum uteri (+ 8 cm).
5. Dilakukan aff IUD dengan alat aff IUD (karena tidak terambil, maka
dianjurkan untuk dilakukan laparotomi mini dengan dislokasi IUD)
17
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
18
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
19
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
20
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
21
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
DISKUSI
Pada kasus ini didapatkan Pasien masuk dengan keluhan utama pelepasan
darah dari jalan lahir. Keluhan pelepasan darah pada jalan lahir dialami sejak tadi
siang, Os juga mengeluhkan sering nyeri dibagian perut sejak + 2 bulan terkahir,
dengan sifat hilang timbul.Os tidak haid sejak 5 tahun yang lalu. Kram-kram
dirasakan pasien pada tungkai. Jantung sering kali berdebar-debar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen bagian bawah dan
didapatkan pengeluaran darah pervaginum pada pemeriksaan genitalia.
Pemeriksaan penunjang berupa USG tampak metal density (IUD) pada
uterus.
IUD (Intra Uterine Device) adalah atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) merupakan alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang flesibel dipasang dalam
rahim yang efektif, reversibel, dan dapat dipakai jangka panjang serta dapat pula
dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif. Kontrasepsi yang paling ideal untuk
ibu pasca persalinan dan menyusui adalah tidak menekan produksi ASI yakni Alat
Kontarsepsi Dalam rahim (AKDR)/Intra Uterine Device (IUD), suntikan KB yang 3
bulan, minipil dan kondom. IUD bisa jadi berada di kavitas uterina ataupun
mengalami translokasi1. Pada pasien ini, telah menggunakan alat kontrasepsi berupa
IUD tipe lippes loop selama 36 tahun tanpa kontrol yang jelas, tipe IUD ini termasuk
generasi pertama dan dianggap sebagai IUD standar terbuat dari polyethylene
(suatu plastik iner secara biologik) ditambah barium sulfat7.
Penggolongan IUD :
Un-medicated Devices/generasi pertama Misalnya : Grafenberg Ring, Ota
Ringc., Margulies Coild, Lippes Loop (dianggap sebagai IUD standar),
Delta Loop : Modified Lippes Loop D : penambahan benang chroic cat gut
pada lengan atas terutama untuk insersi post partum2.
22
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Mekanisme IUD7:
1. Timbulnya reaksi radang local yang non spesifik didalam cavum uteri
sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
23
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Dislokasi IUD adalah berpindahnya posisi IUD didalam uterus hal ini
terjadi ketika IUD tidak berada lagi ditempat yang seharusnya yaitu pada fundus
rongga uterus, sehingga dapat tertanam pada dinding uterus. Translokasi IUD
adalah berpindahnya IUD keluar dari uterus sehingga bisa menyebabkan perforasi
lalu masuk ke jaringan atau organ tubuh lain dan menimbulkan komplikasi yang
serius8.
Pada dasarnya terdapat dua jenis perforasi, yaitu perforasi mendadak atau
primer dan perforasi lambat atau sekunder yang disebabkan oleh erosi bertahap
pada otot-otot uterus. Sebagian besar perforasi akibat IUD diperkirakan terjadi pada
saat pemasangan perforasi mendadak atau primer. Perforasi sekunder terjadi saat
IUD sebagian tertanam di dinding uterus pada saat pemasangan, dan seiring waktu
akan terkikis yang disebabkan oleh kerja uterus8.
24
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Gejala-gejala lain setelah komplikasi yang bisa muncul mulai dari perforasi
uterus dan pembentukan abses, perforasi viscus, atau herniasi usus yang nantinya
menyebabkan obstruksi intestinum9.
Pada kasus ini pasien masuk dengan keluhan perdarahan vagina disertai
nyeri pada bagian perut bawah dan pasien memiliki riwayat pemasangan IUD
sekitar 36 tahun yang lalu tanpa disertai kontrol yang jelas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan pada bagian suprapubic dan tidak didapatkan benang IUD
pada area portio. Pada pemeriksaan penunjang berupa USG abdomen tampak metal
density (IUD) di uterus. Hal inilah yang mendasari bahwa pasien ini mengalami
dislokasi IUD.
Bila IUD telah menyebabkan perforasi uterus, maka IUD dapat dikeluarkan
melalui laparoskopi atau kolpotomi posterior. Jika prosedur-prosedur ini gagal atau
tidak memungkinkan untuk dilakukan, patut dipertimbangkan untuk melakukan
laparotomi. Kolpotomi posterior sebaiknya hanya dilakukan jika IUD dapat
diraba/dipalpasi di kantong Douglasi10.
25
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Pada kasus ini telah dilakukan dilatasi dan kuretasi tetapi tidak
memungkinkan untuk bahan IUD nya untuk dikeluarkan sehingga dilakukan
laparotomi.
26
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. IUD (Intra Uterine Device) adalah atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) merupakan alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang flesibel dipasang
dalam rahim yang efektif, reversibel, dan dapat dipakai jangka panjang serta
dapat pula dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif.
2. Bata pengguanaan IUD spiral hanya berkisar 3-5 tahun, jika digunakan lebih
dari waktu yang ditentukan dapat menyebabkan dislokasi IUD.
3. Penatalaksanaan awal berupa Aff IUD, tetapi jika kondisi tidak memungkinkan
atau tidak dapat dikeluarkan dapat dilakukan laparotomi.
4.2 Saran
Ketika dilakukan pemasangan IUD, pasien tersebut mesti control dan
memahami dengan tepat penjelasan dari pihak medis agar tidak terjadi komplikasi
dari pemasangan IUD itu sendiri.
27
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
DAFTAR PUSTAKA
1. Menko kesra. Menko kesra harus ada sanksi tegas untuk daerah yang
abaikan program KB. Tersedia di: http://www.menkokesra.go.id. ;2013.
2. Saifuddin A. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2006.
3. Kemenkes RI. Situasi dan Analisis Keluarga Berencana. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014.
4. BKKBN. Laporan Umpan Balik Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
2015.
5. Allen D. Social Psicology as Social Process, Belmont: Cal. Wadsworth
Publis hing Company. 2009.
6. Hartanto H. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan. 2004.
7. Cunningham, dkk, williams obstetrics, 21st edition, USA: McGraw-Hill.
2001.
8. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka. 2009.
9. Permatasari NUI, laparoscopy pada wanita dengan perforasi uterus etcausa
translokasi IUD. Jakarta: RSUD Pasar Rebo
10. Callahan T, Caughey AB. Blueprints Obstetrics & Gynecology, 6th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2013.
28