You are on page 1of 8

ISSN 1907-9850

STUDI PEROMBAKAN ZAT WARNA TEKSTIL REMAZOL RED RB


SECARA AEROB MENGGUNAKAN BAKTERI ENTEROBACTER AEROGENES
YANG DIISOLASI DARI LUMPUR LIMBAH TEKSTIL

I Dewa Ketut Sastrawidana

Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji potensi bakteri Enterobacter aerogenes yang diisolasi dari lumpur
limbah tekstil untuk merombak zat warna azo remazol red RB. Proses perombakan dilakukan dalam reaktor aerob
dengan variabel yang teliti yaitu efisiensi perombakan remazol red RB pada variasi pH, konsentrasi zat warna dan
lama waktu inkubasi. Hasil penelitian menunjukkan perombakan zat warna azo remazol red RB dengan konsentrasi
75 mg/L berlangsung optimum pada pH 7-8, lama waktu inkubasi 7 hari dengan efisiensi perombakan sebesar
87,9%. Dengan demikian, bakteri Enterobacter aerogenes ini potensial dikembangkan untuk pengolahan limbah
tekstil secara aerob pada skala lapang.

Kata Kunci : Enterobacter aerogenes, remazol red RB, lumpur air limbah tekstil

ABSTRACT

The objective of this research is to study the potential use microorganism which is identified as
Enterobacter aerogenes isolated from sludge of textile wastewater treatment plant. Reactor was operated to treat
remazol red RB azo dyes under aerobic condition. The performance of the bioreactor was evaluated by monitoring
color removal within various pH of the medium, dye concentrations and incubation times. The degradation products
were characterized by UVvis techniques. The result showed, Enterobacter aerogenes bacteria was able to
successfully decolourize 75 mg/L of remazol red RB azo dyes under aerobic condition, at pH 7-8 and for seven days
incubation with biodegradation efficiency of up to 87,9%.

Keywords : Enterobacter aerogenes, remazol red RB, sludge textile wastewater

PENDAHULUAN memberikan warna yang baik dan tidak mudah


luntur (Blackburn & Burkinshaw, 2002).
Pada proses pewarnaan tekstil lebih Remazol red RB merupakan salah satu
banyak menggunakan zat warna sintetik zat warna sintetik monoazo, karena memiliki
dibandingkan dengan zat warna alam karena zat satu ikatan ganda N=N. Zat warna remazol red
warna sintetik dapat memenuhi kebutuhan skala RB ini digunakan sebagai pewarna merah pada
besar, warnanya lebih bervariasi dan industri pencelupan tekstil atau biasanya
pemakaiannya lebih praktis (Montano, 2007). dicampur dengan zat warna lain untuk
Sekitar 70% dari zat warna sintetik yang menghasilkan warna yang baru. Zat warna azo
digunakan adalah zat warna golongan azo yaitu ini tidak mudah rusak oleh perlakuan kimia
zat warna sintetik yang mengandung paling maupun fotolitik. Dengan demikian, bila air
sedikit satu ikatan ganda N=N. Keunggulan zat limbah tekstil yang mengandung zat warna azo
warna azo ini adalah terikat kuat pada kain, terbuang ke lingkungan, maka dapat bertahan
lama dan mengalami akumulasi sampai pada

117
JURNAL KIMIA 5 (2), JULI 2011 : 117-124

tingkat konsentrasi tertentu dapat menimbulkan mempercepat proses perombakan. Glukosa


dampak negatif terhadap daya dukung dalam sistem biologi mengalami proses glikolisis
lingkungan. Disamping sifatnya cukup toksik, dengan bantuan enzim dehidrogenase
keberadaan zat warna azo dalam perairan dapat menghasilkan nikotinamida adenin dinukleotida
menghambat penetrasi sinar matahari ke dalam (NADH) yang bertindak sebagai pembawa
air sehingga mengganggu aktivitas fotosintesis elektron dan berperan penting dalam proses
mikroalga. Dampak lanjutannya adalah pasokan perombakan zat warna azo. Disamping bakteri
oksigen dalam air menjadi berkurang dan anaerob, beberapa bakteri aerob seperti Bacillus
akhirnya memicu aktivitas mikroorganisme cereus, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus
anoksik-anaerob yang menghasilkan produk dan Escherichia coli (Ajibola et al. 2005; Mona
berbau tak sedap (Montano, 2007). and Yusef 2008), Enterobacter agglomerans
Dalam rangka pengendalian pencemaran (Moutaouakkil et al. 2003), Pseudomonas sp.,
lingkungan oleh limbah industri, Pemerintah Bacillus sp., Halomonas sp., dan Micrococcus
Republik Indonesia melalui KepMen LH No. sp. (Padmavathy et al. 2003) yang adapted
51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah dengan lingkungan limbah juga dilaporkan
industri cair bagi kegiatan industri dan PP No.82 mampu merombak zat warna azo dengan
tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan bantuan enzim spesifik yaitu aerobic
pengendalian pencemaran air mewajibkan pelaku azoreductase. Berdasarkan hasil kajian-kajian
industri yang menghasilkan limbah dalam terhadap perombakan zat warna azo tersebut
jumlah besar dan berpotensi mencemari dinyatakan zat warna azo lebih sulit mengalami
lingkungan harus dilengkapi dengan instalasi perombakan pada kondisi aerob dibandingkan
pengolahan air limbah yang memadai. Selama dengan kondisi anaerob. Namun, titik lemah
ini, penanganan air limbah tekstil lebih perombakan anaerob adalah terjadinya
menekankan pada cara kimia seperti dengan biotransformasi zat warna azo menjadi senyawa
advanced oxidation process dan kuagulasi serta yang lebih sederhana yaitu amina aromatik yang
cara fisika seperti iradiasi dengan sinar UV dan bersifat lebih toksik dari zat warna azo awalnya.
adsorpsi menggunakan arang aktif. Perombakan Berdasarkan permasalahan di atas,
dengan cara kimia dan fisika tersebut belum bisa penelitian ini ditujukan untuk menelusuri potensi
sepenuhnya diaplikasikan pada skala lapang bakteri lokal aerob yaitu bakteri Enterobacter
kerena memerlukan biaya relatif tinggi dan aerogenes hasil isolasi dari lumpur limbah tekstil
pemakaian bahan-bahan kimia yang banyak serta digunakan dan dikembangkan untuk merombak
menimbulkan sludge yang banyak. limbah tekstil. Sebagai tahap awal, dilakukan
Penanganan air limbah tekstil analisis kemampuannya untuk merombak salah
menggunakan bakteri saat ini terus satu zat warna tekstil golongan azo yaitu remazol
dikembangkan karena diyakini sebagai langkah red RB di berbagai kondisi lingkungan seperti
strategis yang efektif, murah dan ramah pH, konsentrasi zat warna dan lama waktu
lingkungan (Yoo, 2000). Hal ini disebabkan kontak antara zat warna dengan bakteri.
beberapa bakteri yang hidup di alam mampu
menggunakan zat warna tekstil sebagai sumber
karbon dan energi untuk pertumbuhannya. MATERI DAN METODE
Menurut Yoo (2000), perombakan zat warna
tekstil golongan azo menggunakan bakteri pada Bahan
dasarnya merupakan reaksi reduksi-oksidasi Bahan-bahan yang digunakan meliputi
yang dikatalisis oleh enzim azo reductase. zat warna remazol red RB, lumpur limbah tekstil,
Beberapa jenis bakteri yang digunakan untuk garam fisiologis (NaCl 0,85%), agar invitro,
merombak limbah tekstil pada kondisi anaerob buffer fosfat (pH 6-11), NaOH, HCl dan
diantaranya Sphingomonas sp. BN6 (Russ et al. (NH4)2SO4, KH2PO4, Na2HPO4, MgSO4.7H2O,
2000), Rhizobium Radiobacter MTCC 8161 Fe(NH4)sitrat, CaCl2.2H2O, yeast extract,
(Telke et al. 2008). Bakteri umumnya ZnSO4.7H2O, MnCl2.4H2O, CoCl2.6H2O,
memerlukan glukosa sebagai kosubstrat untuk

118
ISSN 1907-9850

NiCl2.6H2O, Na2MoO4.2H2O, H3BO3, mL yang telah berisi media cair dan konsentrasi
CuCl2.2H2O, dan glukosa. zat warna remazol red RB 25 mg/L. Campuran
tersebut diatur pada pH optimum yang diperoleh
Peralatan dari perlakuan perombakan pada variasi pH.
Alat-alat yang digunakan dalam Selanjutnya diinkubasi pada suhu ruangan
penelitian ini adalah autoclave, shaker model selama 5 hari sambil di gojog menggunakan
350-1, sentrifuge rotofix 32, pH-meter, dan UV- shaker. Setelah 5 hari, cairan diambil untuk
vis Shimadzu 1700. dan alat-alat gelas lainnya. disentrifugasi pada 4000 rpm selama 30 menit.
Supernatan disaring dengan kertas Whatman
Cara Kerja kemudian diukur absorbansinya menggunakan
Efisiensi perombakan remazol red RB spektrofotometer UV-Vis pada panjang
menggunakan bakteri enterobacter gelombang 520 nm. Dengan prosedur yang sama
aerogenes di berbagai kondisi lingkungan dilakukan perombakan zat warna remazol red RB
Efisiensi perombakan zat warna azo oleh pada perlakuan konsentrasi 50, 75, dan 100
bakteri sangat ditentukan oleh kondisi mg/L. Untuk setiap perlakuan diulang sebanyak
lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang tiga kali. Kontrol dibuat dengan cara yang sama,
dikaji meliputi pengaruh pH, konsentrasi zat tanpa adanya penambahan suspensi bakteri.
warna dan lama waktu inkubasi. Semua
peralatan dan media cair yang digunakan pada Perombakan pada variasi lama waktu inkubasi
perlakuan ini disterilisasi dengan cara Sebanyak 1 mL suspensi bakteri
mengautoklaf pada suhu 120oC selama 15 menit. dimasukkan ke dalam Erlenmeyer ukuran 100
mL yang telah berisi media cair dan zat warna
Perombakan pada variasi pH remazol red RB dengan konsentrasi optimum
Sebanyak 1 mL suspensi bakteri yang diperoleh dari perlakuan perombakan pada
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer ukuran 100 variasi konsentrasi zat warna. Campuran tersebut
mL yang telah berisi 48 mL media cair dan 1 mL diatur pada pH optimum, selanjutnya diinkubasi
zat warna remazol red RB 2500 pada suhu ruangan selama 1 hari sambil di gojog
mg/L(konsentrasi akhir remazol red RB adalah menggunakan shaker. Setelah 1 hari, cairan
50 mg/L). Campuran diatur pada pH 6 dengan disentrifugasi pada 4000 rpm selama 30 menit.
cara menambahkan larutan HCl dan Supernatan disaring dengan kertas Whatman
ditambahkan buffer fosfat pH 6. Campuran kemudian diukur absorbansinya menggunakan
dalam Erlenmeyer tersebut ditutup rapat, spektrofotometer UV-Vis pada panjang
selanjutnya diinkubasi pada suhu ruangan selama gelombang 520 nm. Selanjutnya dilakukan
5 hari sambil di gojog menggunakan shaker. perlakuan perombakan pada variasi lama waktu
Setelah 5 hari, cairan diambil untuk inkubasi 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 hari. Kontrol
disentrifugasi pada 4000 rpm selama 30 menit. dibuat dengan cara yang sama tampa
Supernatan disaring dengan kertas Whatman penambahan bakteri dan setiap perlakuan
kemudian diukur absorbansinya menggunakan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.
spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 520 nm. Dengan cara yang sama
dilakukan perombakan pada perlakuan variasi HASIL DAN PEMBAHASAN
pH 7, 8, 9, 10 dan 11. Untuk setiap perlakuan
dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
Kontrol dibuat dengan cara yang sama, tanpa aktivitas perombakan bakteri Enterobacter
ditambahkan suspensi bakteri. aerogenes dalam merombak zat warna remazol
red RB yang dikaji dalam penelitian ini meliputi
Perombakan pada variasi konsentrasi zat pH, konsentrasi zat warna, dan lama waktu
warna inkubasi. Hasil perombakan 50 mg/L remazol
Sebanyak 1 mL suspensi bakteri red RB diberbagai kondisi pH selama 5 hari
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer ukuran 100 inkubasi disajikan pada Gambar 1.

119
JURNAL KIMIA 5 (2), JULI 2011 : 117-124

Gambar 1 menunjukkan efisiensi optimum untuk berlangsungnya proses


perombakan meningkat dengan naiknya pH perombakan 50 mg/L zat warna remazol red RB
lingkungan dari 5 sampai 6 kemudian cendrung selama 5 hari inkubasi pada kisaran pH 7-8
stabil pada pH 7-8 dan kecendrungan mengalami dengan efisiensi perombakan berkisar 78,82
penurunan dari pH 9 sampai 11. Kondisi pH sampai 80,12%.

Gambar 1. EfIsiensi perombakan zat warna remazol red RB pada kondisi aerob selama 5 hari inkubasi
pada berbagai pH.

Perbedaan efisiensi perombakan pada Aktivitas enzim akan optimum jika terjadi
variasi kondisi pH disebabkan oleh perubahan keseimbangan antar kedua muatannya. Hasil
aktivitas pertumbuhan bakteri.Kebanyakan penelitian ini memperkuat kajian HeFang et al.
bakteri hidup dan beraktivitas baik pada kondisi (2004) yang melaporkan perombakan zat warna
pH netral (Cutright, 2001). Pada kondisi azo direct fast scarlet 4BS menggunakan
lingkungan tidak menguntungkan, pertumbuhan konsorsium white-rot fungus dengan
bakteri menjadi terganggu bahkan mati. Pseudomonas 1-10 selama 4 hari inkubasi
Terganggunya pertumbuhan bakteri memberikan efisiensi perombakan warna sebesar
menyebabkan efisiensi perombakan menjadi 73% pada pH 3; 83% pada pH 4; 95% pada pH
rendah. Disamping pertumbuhan bakteri, 7; 90% pada pH 8 dan menjadi 76% pada pH
aktivitas enzim yang terlibat pada proses 10.
perombakan juga sangat dipengaruhi oleh pH. Kemampuan bakteri Enterobacter
Enzim pada sistem biologi sebagian besar aerogenes dalam merombak remazol red RB
merupakan protein yang mempunyai gugus aktif diberbagai konsentrasi zat warna selama 5 hari
yang bermuatan positif (+) dan negatif (-). inkubasi disajikan pada Gambar 2.

120
ISSN 1907-9850

Gambar 2. Efisiensi perombakan remazol red RB secara aerob selama 5 hari inkubasi diberbagai
konsentrasi zat warna.

Gambar 2. memperlihatkan efisiensi dari enzim menjadi jenuh sehingga aktivitasnya


perombakan remazol red RB meningkat dengan juga menurun.
naiknya konsentrasi zat warna dari 25 sampai 75 Aktivitas bakteri Enterobacter
mg/L, kemudian menurun pada konsentrasi 100 aerogenes dalam merombak zat warna remazol
mg/L. Konsentrasi maksimum remazol red RB red RB dipengaruhi oleh lama waktu kontak
yang mampu dirombak oleh bakteri antara bakteri dengan zat warna tersebut. Kurva
Enterobacter aerogenes pada pH 7 selama 5 hari hubungan efisiensi perombakan terhadap lama
inkubasi adalah 75 mg/L dengan efisiensi waktu inkubasi disajikan pada Gambar 3.
perombakan sebesar 81,97%.Menurut Cutright Gambar 3 memperlihatkan efisiensi
(2001), aktivitas bakteri dalam merombak perombakan 75 mg/L remazol red RB pada
substrat dipengaruhi oleh faktor besarnya kondisi pH 7 meningkat tajam dari hari ke-1
konsentrasi substrat yang akan dirombak. Untuk sampai hari ke-7, sedangkan relatif konstan pada
substrat pada rentang konsentrasi rendah, hari ke-8 sampai hari ke-10. Perombakan
aktivitas perombakan umumnya berlangsung optimum diperoleh pada waktu inkubasi selama
cepat dengan meningkatnya konsentrasi substrat. 7 hari dengan efisiensi perombakan sebesar
Pada konsentrasi yang tinggi, gugus-gugus aktif 87,90%.

121
JURNAL KIMIA 5 (2), JULI 2011 : 117-124

Gambar 3. Perombakan 75 mg/L remazol red RB pada kondisi aerob diberbagai waktu inkubasi

Berdasarkan grafik efisiensi perombakan Gambar 4 menunjukkan bahwa terjadi


zat warna remazol red RB pada variasi pH, perbedaan spektrum antara remazol red RB
konsentrasi zat warna, dan lama waktu inkubasi sebelum dirombak dengan sesudah dirombak.
diperoleh efisiensi perombakan tertinggi terjadi Puncak serapan remazol red RB sebelum
pada kondisi pH 7-8, konsentrasi zat warna dirombak terjadi pada panjang gelombang 520
remazol red RB 75 mg/L dan waktu inkubasi 7 nm, sedangkan setelah perombakan tidak terjadi
hari dengan efisiensi perombakan sebesar serapan pada panjang gelombang tersebut dan
87,90%. muncul puncak serapan baru pada panjang
Analisis terhadap perombakan zat warna gelombang 215 nm. Hilangnya puncak serapan
remazol red RB dilakukan dengan pada panjang gelombang 520 nm dan munculnya
membandingkan pola spektrum UV-Vis dari zat puncak serapan pada 215 nm menunjukkan zat
warna remazol red RB sebelum dan setelah warna remazol red RB telah mengalami
perombakan. Pola spektrum yang diperoleh perombakan oleh bakteri Enterobacter
disajikan pada Gambar 4. aerogenes.

122
ISSN 1907-9850

Gambar 4. Pola spektrum zat warna remazol red RB. (a) sebelum dirombak, (b) setelah dirombak
menggunakan bakteri Enterobacter aerogenes selam 7 hari inkubasi.

SIMPULAN DAN SARAN UCAPAN TERIMA KASIH

Simpulan Terima kasih penulis sampaikan kepada


Berdasarkan hasil penelitian dapat DP2M Dikti atas bantuan sumber dana
disimpulkan bakteri Enterobacter aerogenes penelitiannya, Eka Wijayanti yang telah
mampu merombak zat warna tekstil secara membantu kelancaran pengambilan data, dan
aerob. Proses perombakan 75 mg/L zat warna Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas
remazol red RB berlangsung optimum pada pH Pendidikan Ganesha atas bantuan fasilitas
7-8 dan lama waktu inkubasi 7 hari dengan pelaksanaan penelitian.
efisiensi perombakan sebesar 87,90%.

Saran DAFTAR PUSTAKA


Pemanfaatan sumberdaya alam lokal
seperti bakteri Enterobacter aerogenes mampu Ajibola, V. O., S. J. Oney, C. E. Odeh, T.
merombak zat warna tekstil. Berdasarkan potensi Olugbodi, and U. G. Umeh, 2005,
tersebut, sangat perlu dilakukan kajian lebih lajut Biodegradation of Indigo Containing
terhadap pemanfaatannya dalam perombakan air Textile Effluent Using Some Strains of
limbah tekstil sebagai langkah yang strategis Bacteria, Appl Sci. 5(5) : 853-855
dalam menanggulangi pencemaran air akibat Blackburn, R. S. and S. M. Burkinshaw, 2002, A
limbah industri. Greener to Cotton Dyeing With

123
JURNAL KIMIA 5 (2), JULI 2011 : 117-124

Excellent Wash Fastness, Green Chem, 4 agglomerans, Annal Microbiol, 53 : 161-


: 47-52 169
Cutright, T. J., 2001, Biotechnology: Principles Padmavathy, S., S. Sandhya, K. Swaminathan,
and Advances in Waste Control, Y. V. Subrahmanyam,T. Chakrabarti,
Departement of Civil Engineering, and S. N. Kaul, 2003, Aerobic
University of Akron Decolorization of Reactive Azo Dyes in
HeFang., HuWenrong, and LiYuezhong, 2004, Presence of Various Cosubstrates, Chem
Biodegradation Mechanisms and Biochem Eng,. 17 (2) : 147151
Kinetics of Azo Dys 4BS by a Micobial Telke, A., D. Kalyani, J. Jadhav., and S.
Consortium, Chemosphere, 57 : 293-301 Govindwar, 2008, Kinetics and
Mona E. M., Mabrouk, and H. Yusef, 2008, Mechanism of Reactive Red 141
Decolorization of Fast Red by Bacillus Degradation by a Bacterial Isolat
Subtilis HM, Appl Sci Res, 4(3) : 262- Rhizobium Radiobacter MTCC 8161,
269 Acta Chim Slov, 55 : 320-329
Montano, J. G., 2007, Combination of Advanced Russ, R., J. Rau, and A. Stolz. 2000, The
Oxidation Processes and Biological Function of Cytoplasmic Flavin
Treatments for Commercial Reactive Reductases in The Reduction of Azo
Azo Dyes Removal, Thesis, Universitat Dyes by Bacteria, Appl Environ
Autonoma de Barcelona, Bellaterra Microbiol, 66 (4) : 1429-1434
Moutaouakkil, A., Y. Zeroual, F. Z. Dzayri, M. Yoo, E. S. 2000, Biological and Chemical
Talbi, K. Lee, and M. Blaghen, 2003, Mechanisms of Reductive
Bacterial Decolorization of The Azo Decolorization of Azo Dyes,
Methyl Red by Enterobacter Dissertation, Genehmigte Berlin

124

You might also like