Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
2. STUDI PUSTAKA
Praktikum analisa lissajous telah dilakukan dengan
Gambar atau diagram lissajous adalah sebuah
tujuan untuk memahami prinsip dasar dari lissajous, dapat
penampakan pada layar osiloskop yang
menggunakan metode lissajous untuk mengukur beda
mencitrakan perbedaan atau perbandingan
fase dari dua sinyal listrik AC dan dapat menggunakan
antara beda fase, frekuensi dan amplitudo
metode lissajous untuk mengukur frekuensi dari sebuah
dari dua gelombang masukkan pada setiap chanel
sinyal listrik AC. Pengukuran beda fase dua sinyal dari
osiloskop. Frekuensi adalah suatu besaran yang
sebuah Low Pass Filter menghasilkan gambar lissajous
menyatakan banyaknya gelombang yang terjadi
berbentuk elips yang condong ke kanan, kemudian
setiap detiknya yang dinyatakan dalam satuan
dilakukan pengukuran terhadap titik-titik elips tersebut
Hz. Amplitudo merupakan simpangan terjauh
untuk mendapatkan nilai beda fase . Prinsip dasar
dari suatu gelombang atau juga dapat
metode lissajous adalah penampakan pola lissajous
didefinisikan sebagai nilai puncak atau
pada layar osiloskop dari perbandingan antara beda fase,
maksimum positif dari sebuah gelombang
frekuensi dan amplitude dari dua gelombang masukan
sinusoidal. Sedangkan beda fase adalah
pada setiap chanel osiloskop. Pada pengukuran beda fase
perbedaan sudut mulai antara dua gelombang
dalam praktikum diperoleh beda fase sebesar 156.422 .
sinusoidal yang sedang diamati. Bentuk pola
Pada pengukuran frekuensi sinyal terhadap sinyal standar
lissajous yang muncul pada osiloscop juga dapat
yang ditampilkan dalam gambar pola lissajous diperoleh hasil
dibentuk dari dua gelombang yang saling
perbandingan frekuensi f1 dan f2 adalah 1 : 1, 1 : 2, 1 :
tegak lurus dan mempunyai perbandingan
4 , 1 : 6 dan 1:8 dengan nilai f1 100 Hz, 200 Hz,
frekuensi (misal 1:2, 1:4 dan seterusnya). Gambar
400Hz, 600 Hz dan 800Hz.
di bawah ini memperlihatkan beberapa pola
Kata kunci: Lissajous, Frekuensi, Beda Fase, Lissajous dengan perbandingan frekuensi dan
Amplitudo. beda fasa yang berbeda-beda [1].
1. PENDAHULUAN
Metode lissajous merupakan metode sederhana
karena hanya menggunakan beberapa peralatan
sederhana seperti osiloskop sinar katoda(Cathode
RayOscilloscope / CRO), generator isyarat dan
trafo step-down. Osiloskop Dual Trace dapat
memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada
saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan
untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat
yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Dua gelombang sinus dengan frekuensi yang
sama akan menghasilkan gambar Lissajous yang
bisa berbentuk : garis lurus, elips atau lingkaran,
bergantung pada fasa dan amplitude kedua sinyal Gambar 2-1 Pola Lissajous dengan
tersebut. Sebuah lingkaran hanya dapat frekuensi dan beda fase yang berbeda-
beda.
terbentuk, jika amplitude kedua sinyal sama,
Beda fasa adalah perbedaan waktu dua buah
jika kedua sinyal tidak sama dan/atau tidak
gelombang yang mempunyai frekuensi sama
sefasa akan terbentuk sebuah elips yang sumbu-
dalam berosilasi. Pengukuran beda fasa ini
sumbunya adalah bidang horizontal dan bidang
biasanya dilakukan pada gelombang input dan
vertikal. Bentuk pola lissajous juga dapat dibentuk
output suatu rangkaian. Dua buah gelombang bisa
dari dua gelombang yang saling tegak lurus dan
mempunyai besar amplitude dan frekuensi yang
mempunyai perbandingan frekuensi (misalnya
sama tetapi berbeda fasa[2].
1:2,1:4,1:6 dst).
3. METODOLOGI
Hasil pengukuran terhadap titik-titik (A dan B) Frekuensi pada generator isyarat dicacat
atau (C dan D) dicatat
= 180 sin1
Gambar 4.1-4 Pola lissajous pada frekuensi 600 Hz
0.4
= 180 sin1
1
= 180 23,578
= 158.422
Sehingga nilai beda fase diperoleh sebesar
158.422.
Pada percobaan kedua dilakukan pengukuran
frekuensi sinyal dengan cara membandingkannya
terhadap sinyal standar yang keduanya
ditampilkan dalam bentuk gambar lissajous. Gambar 4.1-4 Pola lissajous pada frekuensi 800 Hz
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,
maka didapat hasil data pengamatan sebagai
berikut : Berdasarkan gambar hasil percobaan diatas dapat
diketahui bahwa :
a) Ketika perbandingannya 1:1 nilai
frekuensinya sebesar 100 Hz
b) Ketika perbandingannya 1:2 nilai
frekuensinya sebesar 200 Hz
c) Ketika perbandingannya 1:4 nilai
frekuensinya sebesar 400 Hz
d) Ketika perbandingannya 1:6 nilai
frekuensinya sebesar 600 Hz
Gambar 4.1-2 Pola lissajous pada frekuensi 200 Hz
e) Ketika perbandingannya 1:8 nilai
frekuensinya sebesar 800 Hz
Dari data diatas dapat di simpulkan, semakin
besar frekuensi maka akan semakin besar pula
perbandingan frekuensinya. Sehingga pengaruh
frekuensi pada metode lissajous adalah perubahan
perbadingan frekuensinya dan banyak gelombang
yang terbentuk pada layar osiloskop.
Pada percobaan metode lissajous menggunakan
dua buah sumber frekuensi yang mernpunyai
frekuensi yang sama atau kelipatannya, gambar
Gambar 4.1-3 Pola lissajous pada frekuensi 400 Hz lissajous yang terbentuk merupakan perpaduan
antar kedua frekuensi tersebut. Pada saat
frekuensi minimum pada generator isyarat,
pola lissajous yang terbentuk secara
horizontal namun tidak stabil hingga
frekuensi dinaikkan pada nilai tertentu bentuk
lissajous berubah menjadi vertikal dan lebih
stabil. Besarnya frekuensi berpengaruh
terhadap posisi gambar lissajous vertikal atau
Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPA Unsoed 4
horizontal. Apabila gambar lissajous horizontal
maka frekuensi pada generator isyarat (f1)
lebih besar dari frekuensi pada trafo (f2),
sedangkan apabila gambar lissajous vertical maka
frekuensi pada trafo step down lebih besar
daripada frekuensi generator isyarat.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah
dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hartono, Modul Praktikum, Elektronika
Dasar I, Purwokerto, 2015.
[2] https://www.academia.edu/18484385/Beda_
Fasa?auto=download , 09 November 2017 ,
19.45 WIB.
[3] http://issuu.com/muammarhafidz/docs/lap
oran_rl_2, 09 November 2017, pukul 20.15
WIB.
LAMPIRAN