You are on page 1of 7

Uraian Proses Produksi

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah
nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin, bahan baku, bahan penolong dan
dana yang ada. Proses produksi pada PT WIKA Beton PPB Sumut dilakukan dalam 5 jalur
yaitu:

A. Jalur I dan II melakukan produksi dengan sistem sentrifugal yang menghasilkan produk
berupa:

- Tiang pancang

- Tiang listrik

B. Jalur III menghasilkan produk berupa bantalan jalan rel

C. Jalur IV dan V melakukan produksi dengan sistem pracetak yang menghasilkan produk
berupa:

- Balok jembatan

- Sheet file.

Proses pembuatan produk pada PT. Wijaya Karya Beton terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Proses persiapan tulang (Reinforcement Preparation),

Adapun material yang akan dirakit dicetakan terlebih dahulu dipersiapkan di workshop
tulangan dengan proses sebagai berikut :

a. Pengujian PC Wire

Sebelum digunakan terlebih dahulu PC Wire diuji di laboratorium independen untuk menguji
tegangan tarik PC Wire yang sesuai dengan diameternya.

b. Pemotongan PC Wire (cutting)

Besi spiral, besi beton dan PC Wire yang akan digunakan dipotong dengan mal potong
dengan ukuran panjang atau jumlah lilitan yang diinginkan berdasarkan tipe produk yang
akan dibuat sesuai dengan yang terdapat pada spesifikasi tipe produk.

c. Pengheadingan
Pengheadingan ini adalah merupakan pembentukan ujung PC Wire yang telah dipotong
sesuai dengan ukuran yang diinginkan menjadi bulat (berkepala) agar pada saat di stressing
tidak lolos atau tersangkut pada plat sambung. PC Wire dimasukkan ke lubang pengarah pada
mesin heading lalu mesin di opersikan dengan menekan pedal mesin.

d. Pembuatan Spiral

Spiral digunakan sebagai tulangan dengan melilitkannya pada tulangan prategangnya. Kawat
spiral dipasang pada mesin penggulung, dan mesin dioperasikan hingga jumlah lilitan sesuai
dengan standar spesifikasi produksi (SSP) dan di potong dengan alat potong besi secara
manual.

Pembuatan cincin

Kawat spiral di bentuk menjadi cincin dengan menggunakan mal cincin sesuai dengan SSP,
kemudian diikat dengan kawat ikat atau dilas. Cincin pada tulangan berfungsi untuk menahan
PC Wire agar tidak melendut pada saat merangkai tulangan dengan spiralnya.

f. Pembuatan plat sambung

Plat sambung yang telah dipasang keranjang dan secara manual plat sambung dipasang pada
kepala PC wire, diameter dari plat sambung itu sendiri disesuaikan dengan diameter produk
yang akan dibuat.

2. Persiapan Cetakan Beton

Cetakan di atas trolly dibawa ke bagian tulangan dan diangkut dengan hoist ke trostel
tulangan. Sebelum melanjut ke proses berikutnya, terlebih dahulu cetakan dibersihkan dari
kotoran/sisa adukan beton yang masih melekat dengan kape dan kuas pembersih, lalu pada
permukaan cetakan atau mal dioleskan dengan minyak cetak secara tipis dan merata. Minyak
cetak terbuat dari minyak kelapa sawit ditambah solar yang fungsinya agar campuran beton
nantinya tidak lengket dan menghasilkan permukaan beton yang halus.

3. Pembuatan Adukan Beton (Concrete Mixing)

Bahan yang digunakan untuk campuran beton ini adalah pasir, koral/split, semen, air dan zat
additive(Kaomighty). Sebelum digunakan dalam proses ini, terlebih dahulu mutu bahan
diteliti oleh bagian pengendalian mutu.
Bahan baku adonan dimasukkan ke dalam tanki mixer dengan menggunakan bucket material.
Semua bahan tersebut dicampur dengan komposisi yang telah ditentukan sesuai dengan
standart mutu dan jenis produk. Pencampuran beton dilakukan dengan menggunakan mesin
pengaduk beton (mixer) di batching plant dan mesin pengaduk beton (fan mixer) sehingga
diperoleh adukan beton yang merata.

4. Pembuatan Benda Uji Beton

Pengujian mutu beton merupakan aktivitas yang penting dalam pelaksanaan produksi agar
produk yang dihasilkan tetap berada dalam standar yang telah ditetapkan. Proses pengujian
mutu beton ini dilakukan dengan 2 jenis yaitu :

a. Pengujian kekentalan (Slump Test)

Pada saat adukan beton telah selesai diproses, diambil sampel adukan secara manual dan
dimasukkan kedalam cetakan yang berbentuk silider kerucut dengan ukuran tinggi 30 cm,
diamater bawah 20 cm dan diamater atas 10 cm.

Adukan beton didalam cetakan mengalami proses pangujian kekentalan dimana akhir dari
proses pengujian tersebut adalah adukan beton yang berbentuk cetakan. Tinggi adukan diukur
dari dasar adukan, dan selisih antara tinggi adukan yang diukur dan tinggi cetakan yang
disebut sebagai nilai slump (kekentalan). Nilai slump yang diizinkan adalah maksimal 5 cm.

b. Pengujian kekuatan

Pengujian kekuatan dimaksudkan untuk memeriksa kuat tekan beton apakah telah sesuai
dengan standar, yaitu > 300 kg/cm2

. Misalnya diketahui 1006 KN kuat tekan dan luas kubus 225 cm2. Dapat dihitung dengan
rumus F = Gaya (N), A = Luas Penampang Kubus (m2), P = Tekanan (N/m2)

5. Perakitan Tulang (Reinforcement Assembly) produk dinyatakan layak untuk dilakukan


pemancangan dilapangan. Pada proses ini dilakukan stressing awal pada PC Wire yang
berkisar 50-70 bar, aktivitas ini berfungsi untuk menegangkan PC Wire agar mudah dalam
proses pemasangan kawat spiral. Pada proses tulangan ini kemudian dilakukan pemasangan
kawat spiral dengan diameter yang bersesuaian dengan type produk. Pemasangan cincin
sesuai pengaturan jarak yang ditentukan. PC Wire, kawat spiral dan cincin tulangan diikat
dengan kawat ikat menggunakan gancu pengikat agar cukup kuat karena pada bagian ini
mengalami benturan dan tekanan yang terkuat pada saat pemancangan di lapangan. Perakitan
tulangan ke dalam cetakan ini dilakukan sesuai dengan tipe produk yang ingin dibuat,
kemudian cetakan siap untuk dicor dengan adukan beton . Cetakan yang telah siap untuk
dicor dengan adukan beton dipindahkan kebagian pengecoran diatas trolly dengan
menggunakan hoist.

6. Pengecoran Adukan Beton (Concrete Filling)

Setelah dipindah ke atas trolly cor, lalu cetakan dicor dengan adukan beton sesuai dengan
standard berat masing-masing tipe yang didistribusikan dengan hopper ke dalam cetakan
sambil diratakan keseluruh cetakan sebelum cetakan ditutup.

7. Penutupan cetakan dan Penarikan kawat pratekan (Mould Closing and Prestressing).

Setelah adonan beton merata, lalu dipasang karet spon dibagian kanan dan kiri cetakan sambil
dirapikan. Penutupan cetakan dan bersamaan dengan itu penutup atas dibawa dengan craine
hoist. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan maka seluruh baut cetakan
dikunci dengan menggunakan Inpect tool. Bila seluruh baut telah dikencangkan maka
dilakukan stressing akhir dengan mengendurkan baut dorong pada end plate. Stressing akhir
dilakukan mencapai sekitar 190 bar per PC wire, kadang-kadang mencapai 270 bar,
selanjutnya cetakan dibawa dengan trolly ke bagian pemutaran (spinning).

8. Pemutaran Cetakan (Mould Spinning)

Pada bagian pemutaran (spinning) telah tersedia roda atau roll pemutar yang akan memutar
cetakan. Setalah cetakan dilatakkan diatas roll pemutar maka mesin spinning akan
menggerakkan roll. Pemutaran cetakan pada mesin putar (spinning machine) ini bertujuan
untuk memadatkan adonan beton di dalam cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal
yang ditimbulkan oleh mesin putar. Proses pemadatan dengan gaya sentrifugal ini
menjadikan beton lebih padat sehingga memiliki daya tahan terhadap korosi tinggi dan
dilakukan secara bertahap untuk mencegah timbulnya rongga pada beton. Adapun tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap I : 500 rpm selama 3 menit

2. Tahap II : 700 rpm selama 2 menit


3. Tahap III : 1500 rpm selama 10 menit untuk tiang pancang dan 7 menit untuk tiang listrik.
Setelah tahapan spinning selesai maka cetakan diangkat dan dibawa kebak perawatan uap
dengan menggunakan craine hoist. Sebelumnya limbah dibuang dari dalam cetakan dengan
memiringkan posisi cetakan sehingga limbah dapat keluar dan dialirkan ke bak limbah.

9. Perawatan Uap (Steam Curing)

Proses selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan uap panas yang didistribusikan
dari boiler ke bak uap dengan suhu mencapai 600C - 700

10. Pembukaan Cetakan (Mould Stripping).

pada suhu tersebut dipertahankan kondisinya sekitar 3,5 jam bertujuan mempercepat waktu
pengerasan beton. Setelah itu suhu cetakan diturunkan dan selama setengah jam cetakan
dibiarkan mengalami proses pendinginan secara alami, selanjutnya cetakan diangkat ke atas
trolly dengan menggunakan craine hoist kemudian dibawa kebagian pembukaan cetakan.
Setelah cetakan di bawa dengan trolly ke bagian pembukaan cetakan maka seluruh baut
pengguna tutup cetakan dilepas dengan menggunakan inpact tool dan lepaskan klem baut
serta baut ruth cetakan dilonggarkan. Cetakan yang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas dan
bagian bawah, dibuka bagian atas cetakan dengan craine hoist dan dibawa ke tiang gantungan
cetakan untuk dibersihkan dan dioles minyak cetak dan selanjutnya dibawa ke parkir tutup
cetakan. Dan saat yang bersamaan pula produk diinspeksi mutunya dan dibuat label pada
produk jadi yaitu dengan cat semprot kompresor diberikan merek WIKA tanggal produksi
nomor produk dan kode tipe produk. Contohnya sebagai berikut:

a. Label produk tiang pancang WIKA Artinya 30 A2B12.7.W diameter tiang = 30 cm

Tipe tiang/klas = A2 Model tiang = bottom (B)

Jumlah PC wire = 12 batang

Diameter PC wire = 7 mm

13-09-2007 tanggal produksi = 13 September 2007

8213383 Kode wilayah pabrik = 8

Nomor jalur = 2

Nomor urut produksi = 13383


b. Label produk tiang listrik

WIKA Artinya

11-200-190 Panjang tiang = 11 m

Diameter atas = 190

Beban horizon = 200 N

13-09-2007 tanggal produksi = 13 September 2007

8213397 Kode wilayah pabrik = 8

Nomor jalur = 2

Nomor urut produksi = 13397

Merek cat yang digunakan yaitu Nippon Paint. Cetakan diangkat

dengan craine hoist dengan cara dimiringkan untuk mengeluarkan produk jadi ke

atas trolly, kemudian dibawa ke stock yard dengan menggunakan trolly.

11. Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir (Water Curing and Finishing).

Dalam penanganan produk jadi yang dilakukan adalah proses

penumpukan dan perawatan produk di stock yard. Sebelumnya produk diservice

dan diolesi minyak solar pada plat sambung serta pengecekan akhir pada lubang

tembus dan permukaan tiang. Produk jadi yang memenuhi standart ditumpuk di

stock yard (gudang terbuka) dengan cara susunan memanjang simetris dan

melebar, dimana diantara batangan produk yang ditumpuk tersebut dibatasi

dengan kasu atau kayu balok dan di bagian pinggir diberi penahan segitiga agar

susunan produk tidak jatuh. Penahan segitiga terbuat dari coran semen yang

dicetak segitiga dengan ukuran 11 x 7 x 7 cm dengan lebar 8 cm. Selanjutnya

selama 3 hari dilakukan perawatan air dan hasil cetakan siap untuk
didistribusikan.

Untuk lebih jelasnya proses produksi untuk jenis tiang pancang bulat

You might also like