You are on page 1of 16

ANALISA SWOT

OPPORTUNITY
STRENGHT (KEKUATAN) WEAKNESS (KELEMAHAN) THREATS (ANCAMAN)
(KESEMPATAN)
PLANNING
1. Terdapat sistem informasi 1. Tidak memiliki visi, misi, dan 1. Ruangan dapat mencapai 1. Belum optimalnya penerapan
pasien pada komputer. tujuan ruangan. tujuan melalui visi dan misi tindakan keperawatan ganti
2. Terdapat standar asuhan 2. Dari hasil pengkajian tanggal terkait rasa kebersamaan dan balut sesuai SPO dapat
keperawatan dan standar 05 s/d 07 September 2016 kepedulian terhadap meningkatkan resiko
operasional prosedur. didapat 33% pasien dengan pencegahan dan pengendalian terjadinya infeksi nosokomial.
3. Ada form dokumentasi asuhan kebutuhan rawat luka atau infeksi nosokomial. 2. Dengan belum diberikannya
keperawatan. Ada form SPO ganti balut yang diganti 2. Semua perawat dapat penjelasan tentang kondisi-
penerimaan pasien baru, cara dengan menggunakan sarung mengakses informasi pasien kondisi pasien yang harus
identifikasi pasien, tangan bersih (bukan steril) melalui sistem informasi diberikan gelang risiko jatuh
pemasangan dan pelepasan walaupun sudah menggunakan rumah sakit (SIRUS dan maupun pencegahan dan
gelang identifikasi, alat set ganti balut steril HMIS) sehingga memudahkan penyuluhan risiko jatuh sesuai
pemasangan label / kancing dimana belum sesuai dengan dalam pencegahan dan SPO yang ada dapat
pasien resiko jatuh, prosedur SPO yang ada. Masih belum pengendalian infeksi meningkatkan resiko kejadian
mengganti balutan luka, optimalnya pengendalian nosokomial. jatuh yang merupakan salah
penanganan obat HAM. infeksi nosokomial salah 3. Semua perawat dapat satu indikator keselamatan
4. Dana pembiayaan sarana dan satunya belum optimalnya mengakses SPO tentang pasien.
prasarana yang memadai penerapan tindakan pencegahan dan pengendalian 3. 5 moment cuci tangan yang
diperoleh dari pihak rumah keperawatan sesuai SPO. infeksi nosokomial. belum dilaksanakan secara
sakit. Misalnya, Masing- 3. Dari pengkajian mulai tanggal 4. Semua perawat dapat optimal dan tidak
masing kamar pasien telah 05 s/d 07 September 2016 mendokumentasikan asuhan diketahuinya cara mencuci
difasilitasi handrub dan didapatkan 60% pasien keperawatan pada form tangann oleh sebagian
handwash pada wastafel, dengan tanda resiko jatuh / dokumentasi sehingga pengunjung dan keluarga
Terdapat safety box pada kancing fall risk masih ada memudahkan dalam pasien dapat meningkatkan
ruang tindakan dan obat. yang belum diberikan pencegahan dan pengendalian resiko terjadinya infeksi
5. RS mengadakan pelatihan penjelasan tentang kondisi- infeksi nosokomial. nosokomial.
untuk para perawat. kondisi pasien yang harus 5. Sarana dan prasarana yang 4. Memakai sarung tangan yang
diberikan gelang risiko jatuh memadai memudahkan dalam tidak diganti saat berpindah ke
maupun pencegahan dan pencegahan dan pengendalian pasien lain dapat
penyuluhan risiko jatuh sesuai infeksi nosokomial. meningkatkan resiko
SPO yang ada. 6. Semua perawat telah terjadinya infeksi nosokomial.
4. Ditemukan 10% perawat yang mendapatkan pelatihan 5. Cairan aquades yang sudah
belum melaksanakan 5 tentang PPI dan IPSG dibuka namun tidak ada
moment cuci tangan secara sehingga sudah terlatih dalam tanggal dibuka dan tanggal
optimal dan 75% pengunjung pencegahan dan pengendalian ED dapat meningkatkan resiko
dan keluarga pasien tidak infeksi nosokomial. terjadinya infeksi nosokomial
mengetahui cara mencuci karena tidak dapat diketahui
tangan. apakah caoran tersebut masih
5. Ditemukan 10% perawat saat dapat digunakan atau tidak.
melakuikan injeksi memakai 6. Pasien terpasang infus namun
sarung tangan yang tidak tidak terpasang etiket tanggal
diganti saat berpindah ke pemasangannya dapat
pasien lain. meningkatkan resiko
6. Tanggal 6 September terjadinya infeksi nosokomial
ditemukan cairan aquades karena tidak dapat diketahui
yang sudah dibuka namun apakah IV catheter tersebut
tidak ada tanggal dibuka dan masih dapat digunakan atau
tanggal ED. tidak.
7. Ditemukan 2,7% pasien 7. Pasien tidak dilakukan double
terpasang infus namun tidak cek saat pemberian obat HAM
terpasang etiket tanggal (High Alert Medication), di
pemasangannya, setelah lembar monitoring pemberian
dikonfirmasi ke pasien infus obat tidak terisi merupakan
terpasang 2 hari yang lalu. kejadian potensial cedera yang
8. Ditemukan 2,7 % pasien tidak merupakan salah satu
dilakukan double cek saat indikator keselamatan pasien.
pemberian obat HAM (High 8. Peningkatan BOR dan Av Los
Alert Medication), di lembar dapat meningkatkan resiko
monitoring pemberian obat terjadinya infeksi nosokomial.
tidak terisi.
9. Data Agustus 2016,
BOR 95,6% (60%-85%)
merupakan BOR tertinggi di
Instalasi Rajawali
Av LOS 11,28 (6-9 hari)
TOI 0,48 (normal 1-3)
Jumlah pasien keluar
(hidup+mati) 104
Pasien keluar hidup 93
Mati < 48 Jam 1
Mati 48 Jam 10

Perumusan masalah:

Belum optimalnya pencegahan infeksi nosokomial

Belum optimalnya edukasi resiko jatuh

Belum optimalnya penanganan obat HAM (High Alert Medication)


STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREARTS
(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN)
ORGANIZING
1. Ruang Rajawali 5A 1. Berkurangnya 1 perawat 1. Adanya struktur organisasi 1. Berkurangnya 1 perawat
mempunyai struktur penanggung jawab pasien yang menunjukkan penanggung jawab pasien
organisasi yang karena cuti ibadah haji. penanggung jawab ruangan dapat meningkatkan resiko
menunjukkan penanggung 2. Struktur organisasi belum atau kepala ruangan, perawat kekurangan koordinasi dalam
jawab ruangan atau kepala sesuai dengan metode penanggung jawab pasien atau memberikan asuhan
ruangan, perawat penugasan yang diterapkan penanggung jawab masing- keperawatan.
penanggung jawab pasien di ruang Rajawali 5A yaitu masing shift dapat 2. Struktur organisasi belum
atau penanggung jawab metode moduler meskipun memudahkan pelaksanaan sesuai dengan metode
masing-masing shift. sudah melaksanakan sesuai tugas dan pemberian pelayanan penugasan yang diterapkan di
2. Metode penugasan yang dengan metode tersebut. kepada pasien sebagai ruang Rajawali 5A yaitu
diterapkan di ruang pelanggan metode moduler meskipun
Rajawali 5A adalah metode 2. Metode moduler sudah melaksanakan sesuai
moduler. Ada perawat memungkinkan pengembangan dengan metode tersebut
penanggung jawab pasien dan produktifitas sehingga sehingga meningkatkan
yang membawahi beberapa asuhan keperawatan dapat resiko kekurangan koordinasi
perawat asociate. Setiap diberikan secara komprehensif dalam memberikan asuhan
shift ada perawat asossiete dan meningkatkan kepuasan keperawatan.
masing-masing yang pasien.
bertanggung jawab sesuai 3. Jadwal dinas diatur dalam 1
dengan pembagian bulan sekali memudahkan
pasienya. dalam pemberian asuhan
3. Jadwal dinas diatur dalam 1 keperawatan sesuai dengan
bulan sekali. metode penugasan yang
4. Dalam shift ada penanggung digunakan yaitu metode
jawab yang bertugas modular.
menggantikan koordinator 4. Penanggung jawab yang
pada saat jaga sore dan bertugas menggantikan
malam. koordinator pada saat jaga sore
dan malam dapat menjaga
kontinyuitas dan koordinasi
asuhan keperawatan mulai dari
pasien masuk ruangan sampai
dengan pasien pulang,
sehingga sehingga asuhan
keperawatan dapat diberikan
secara komprehensif dan
meningkatkan kepuasan
pasien.
STRENGHT WEAKNESS OPPURTUNITY THREATS
(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN )
ACTUATING
1. Ruang Rajawali 5A memiliki 1. Dari hasil pengkajian yang 1. Perawat berpendidikan tinggi dan 1. Perawat belum
tenaga perawat sebanyak 22 dilakukan tanggal 5-7 berpengalaman memungkinkan memperkenalkan diri ke
orang termasuk kepala September 2016 didapatkan perawat untuk mengembangkan diri pasien saat pergantian shift
ruang. 5 perawat lulusan S1 bahwa 21,7 % perawat melalui implementasi pengetahuan dengan perawat
ners dan 17 perawat lainnya belum memperkenalkan sehingga asuhan keperawatan dapat sebelumnya kurang
lulusan D3 Keperawatan, 1 diri ke pasien saat diberikan secara komprehensif dan menunjukkan perilaku
orang PUK dan 1 orang pergantian shift dengan meningkatkan kepuasan pasien. caring terutama nilai
tenaga administrasi. perawat sebelumnya. 2. Distribusi perawat berdasarkan humanistic-altruistic
2. Distribusi perawat penjadwalan memudahkan sehingga memungkinkan
berdasarkan penjadwalan koordinasi asuhan keperawatan penurunan kepuasan
jumlah perawat jaga pagi 8, mulai dari pasien masuk ruangan pelanggan.
jaga sore 4, jaga malam 3. sampai dengan pasien pulang,
3. RSUP Dr Kariadi juga sehingga sehingga asuhan
mengadakan pelatihan bagi keperawatan dapat diberikan secara
perawat-perawat untuk komprehensif dan meningkatkan
pengembangan pengetahuan kepuasan pasien.
perawat. Pelatihan yang 3. Kualitas sumber daya manusia
wajib antara lain PPI, K3 meningkat memungkinkan perawat
APAR, BLS, dan IPSG. untuk mengembangkan diri melalui
4. RS memberikan kesempatan implementasi pengetahuan sehingga
kepada perawat untuk asuhan keperawatan dapat diberikan
meneruskan ke jenjang yang secara komprehensif dan
lebih tinggi (S1 Kep, Ners). meningkatkan kepuasan pasien.
5. Pengambilan keputusan di 4. Memberikan kesempatan kepada
lakukan secara bersama- perawat untuk meneruskan ke
sama. jenjang yang lebih tinggi
6. Manajemen konflik di memungkinkan mutu pelayanan
lakukan tiap hari saat keperawatan meningkat.
konferen pagi. 5. Pengambilan keputusan di lakukan
secara bersama-sama
memungkinkan penyelesaian
masalah yang lebih baik.
6. Manajemen konflik di lakukan tiap
hari saat konferen pagi
memungkinkan konflik cepat
terselasaikan.
STRENGHT WEAKNESS OPPURTUNITY THREATS
(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN )
CONTROLING
1. Ada SPO 1. Angket kepuasan pasien tidak 1. Pendokumentasian sangat penting 1. Angket kepuasan pasien
pendukumentasian rekam digunakan secara optimal dan sebagai bukti tindakan yang tidak digunakan secara
medis. sudah dilakukan. optimal memungkinkan
2. Terdapat supervisi baik 2. Terdapat supervisi baik dilakukan tidak diketahuinya tingkat
dilakukan oleh kepala oleh kepala ruang maupun kepuasan pelayanan ruang
ruang maupun pengawas. pengawas memungkinkan dan apabila ada kekurangan
3. Terdapat angket kepuasan peningkatan mutu pelayanan. tidak bisa segera
pasien 3. Dioptimalkannya pemberian angket diperbaiki.
sebelum pasien pulang yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepuasan pelayanan ruang dan
apabila ada kekurangan bisa segera
diperbaiki.
PLAN OF ACTION

PENANGGUNG
MASALAH RENCANA TINDAKAN TUJUAN SASARAN TEMPAT WAKTU
JAWAB

Belum optimalnya Negosiasikan dengan Mengoptimalkan Ka Ru Ruang Rabu, 14 PIC :


pencegahan KaRu mengenai cara pemberian asuhan Rajawali 5A September Ranti
infeksi penyelesaian masalah keperawatan (ganti 2016 Setyowinarni
nosokomial pemberian asuhan balut ) di Ruang Pukul 08.00
keperawatan Ganti Balut Rajawali 5A WIB
pada pasien di Ruang
Rajawali 5A dengan
penggunaan tool sesuai
SPO yang ada
Sosialisasi, motivasi dan Mencegah Perawat Ruang Rabu, 14 PIC :
uji coba penggunaan tool terjadinya infeksi Rajawali 5A September Arif Yulianto
perawatan luka nosocomial 2016
Pukul 10.00
WIB
Belum optimalnya Negosiasikan dengan Mengoptimalkan Ka Ru Ruang Rabu, 14 PIC :
edukasi resiko KaRu cara penyelesaian edukasi resiko Rajawali 5A September Hendro Hadi
jatuh masalah pentingnya jatuh 2016 Winarto
edukasi tentang tanda Pukul 10.00
resiko jatuh (fall risk) WIB
pada bed pasien dan
gelang pasien sesuai
dengan SPO
Negosiasikan dan Mengoptimalkan Perawat Ruang Jumat, 16 PIC :
motivasi pentingnya edukasi resiko Rajawali 5A September Nur Rochayati
edukasi tentang tanda jatuh 2016
resiko jatuh (fall risk) Pukul 10.00
pada bed pasien dan WIB
gelang pasien sesuai
dengan SPO
Melakukan perubahan Mengoptimalkan Pasien dan Ruang Jumat, 16 PIC :
dengan memberikan edukasi resiko keluarga Rajawali 5A September Fitria Habibah
edukasi pada keluarga jatuh 2016
pasien tentang tanda Pukul 13.00
resiko jatuh. WIB
Belum optimalnya Negosiasikan dengan Mengoptimalkan Ka Ru Ruang Senin, 19 PIC :
penanganan obat KaRu mengenai cara penanganan obat Rajawali 5A September Hevy Verawaty
HAM penyelesaian masalah HAM 2016
penanganan obat HAM Pukul 08.00
di Ruang Rajawali 5A
dengan penggunaan tool
sesuai SPO yang ada
Sosialisasi, motivasi dan Mengoptimalkan Perawat Ruang Senin, 19 PIC :
uji coba penggunaan tool penanganan obat Rajawali 5A September Isna Hayati
penanganan obat HAM HAM 2016
Pukul 08.00
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

MASALAH IMPLEMENTASI EVALUASI


Belum optimalnya Negosiasikan dengan KaRu mengenai cara penyelesaian masalah Evaluasi tanggal 14 September 2016
pencegahan infeksi pemberian asuhan keperawatan Ganti Balut pada pasien di Ruang Setelah dilakukan negosiasi dengan kepala
nosokomial Rajawali 5A dengan penggunaan tool sesuai SPO yang ada ruang cara penyelesaian masalah
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 14 September 2016 pukul 09.00 pemberian asuhan keperawatan Ganti
WIB di ruang Rajawali 5A Balut pada pasien di Ruang Rajawali 5A
disetujui dengan penggunaan tool sesuai
SPO yang ada
Sosialisasi, motivasi dan uji coba penggunaan tool perawatan luka Evaluasi tanggal 20 September 2016 pukul
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2016 pukul 07.15 10.30
WIB di ruang Rajawali 5A Setelah dilakukan sosialisasi, motivasi dan
uji coba penggunaan tool perawatan luka
perawat mengatakan akan melakukan
perawatan luka sesuai dengan tool.
Evaluasi tanggal 22 September 2016 pukul
10.30
90% perawat melakukan perawatan luka
sesuai dengan tool. Hal ini menunjukkan
perubahan kepatuhan perawat dalam
melakukan perawatan luka.
Belum optimalnya Negosiasikan dengan KaRu cara penyelesaian masalah pentingnya Evaluasi tanggal 20 September 2016
edukasi resiko edukasi tentang tanda resiko jatuh (fall risk) pada bed pasien dan Setelah dilakukan negosiasi dengan kepala
jatuh gelang pasien sesuai dengan SPO ruang cara penyelesaian masalah
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 14 September 2016 pukul 09.00 pentingnya edukasi tentang tanda resiko
WIB di ruang Rajawali 5A jatuh (fall risk) pada bed pasien dan
gelang pasien sesuai dengan SPO disetujui
dilakukan edukasi kepada pasien dan
penunggu sesuai kebutuhan pasien tidak
hanya tentang resiko jatuh, kegiatan akan
dilakukan setiap hari Jumat dan dilakukan
bersama-sama sehingga lebih efisien
waktu.
Negosiasikan dan motivasi pentingnya edukasi tentang tanda resiko Evaluasi tanggal 20 September 2016 pukul
jatuh (fall risk) pada bed pasien dan gelang pasien sesuai dengan SPO 10.00
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 September 2016 pukul 07.15 Setelah dilakukan negosiasi dan motivasi
WIB di ruang Rajawali 5A pada perawat pentingnya edukasi tentang
tanda resiko jatuh (fall risk) pada bed
pasien dan gelang pasien sesuai dengan
SPO disetujui dilakukan edukasi kepada
pasien dan penunggu pukul 10.00 WIB.
Hal ini menunjukkan perubahan
kepatuhan perawat dalam memberikan
edukasi tentang tanda resiko jatuh (fall
risk) pada bed pasien dan gelang pasien
Melakukan perubahan dengan memberikan edukasi pada keluarga Setelah dulakukan edukasi tentang tanda
pasien tentang tanda resiko jatuh. resiko jatuh (fall risk) pada bed pasien dan
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 September 2016 pukul 10.00 gelang pasien, 80% keluarga pasien
WIB di ruang Rajawali 5A memahami tujuan, klasifikasi dan manfaat
pemasangan tanda resiko jatuh (fall risk)
pada bed pasien dan gelang pasien
Belum optimalnya Negosiasikan dengan KaRu mengenai cara penyelesaian masalah Evaluasi tanggal 20 September 2016
penanganan obat penanganan obat HAM di Ruang Rajawali 5A dengan penggunaan Setelah dilakukan negosiasi dengan kepala
HAM tool sesuai SPO yang ada ruang cara penyelesaian masalah
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2016 pukul 09.00 penanganan obat HAM di Ruang Rajawali
WIB di ruang Rajawali 5A 5A disetujui dengan penggunaan tool
sesuai SPO yang ada
Sosialisasi, motivasi dan uji coba penggunaan tool penanganan obat Evaluasi tanggal 21 September 2016 pukul
HAM 10.30
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 September 2016 pukul 07.15 Setelah dilakukan sosialisasi, motivasi dan
WIB di ruang Rajawali 5A uji coba penggunaan tool perawat
mengatakan akan melakukan penanganan
obat HAM dengan tool.
Evaluasi tanggal 22 September 2016 pukul
10.30
Belum ada pasien yang menggunakan obat
HAM

You might also like