You are on page 1of 50

ADSORPSI

Nuzul Wahyuning Diyah


Departemen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UNAIR
ADSORPSI

1. Tipe Adsorpsi
2. Isoterm Adsorpsi
2.1 Adsorpsi Gas
2.2 Adsorpsi Larutan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi
4. Adsorben
Adsorpsi

Proses yang meliputi tertariknya materi dari


suatu fase dan terpusat pada permukaan fase
kedua ( akumulasi antar permukaan = Interface
accumulation).
Proses akumulasi solut (gas atau cair) pada
permukaan zat padat (adsorben), membentuk
satu lapisan tipis (film) molekul atau atom
Serupa dengan tegangan permukaan, adsorpsi
adalah konsekuensi dari energi permukaan.

Molekul/atom permukaan,
Gaya tarik molekuler tak
seimbang (unbalance) atau tak
jenuh (unsaturated).
tidak mengalami gaya tarik ke
atas cenderung menarik
dan menahan adsorbat (gas
atau cair) untuk memenuhi
gaya residual

Dalam bulk materi,


Semua ikatan (ionik, kovalen, atau logam) yang
diperlukan partikel pembentuk materi
(atom/molekul) dipenuhi oleh partikel-partikel
di dalam materi.
: fase teradsorbsi (adsorbat)
: fase pengadsorpsi (adsorben)

ADSORPSI ABSORPSI
Fenomena permukaan ini berlawanan
dengan absorpsi ( materi mengubah
fase larutan, e.g. transfer gas).
adsorpsi absorpsi

absorpsi : proses difusi materi/zat ke


dalam zat cair atau padat
untuk membentuk larutan.
d
pada absorpsi : molekul zat tidak hanya ditahan di
permukaan tetapi menembus masuk dan
terdistribusi (tersebar) ke seluruh bagian materi
(padat atau cair).
Contoh :
air diabsorpsi oleh spons
uap air diabsorpsi oleh CaCl2 CaCl2 hidrat

Contoh adsorpsi :
asam asetat dalam larutan dan berbagai
macam gas diadsorpsi oleh arang (charcoal)
adsorpsi

Adsorbat : materi yang teradsorbsi


Adsorben : materi yang mengadsorbsi.
contoh : karbon aktif (activated carbon)
resin penukar ion (ion exchange resin)
Proses adsorpsi
terdapat dalam berbagai sistem
banyak digunakan dalam aplikasi industri,
seperti : synthetic resins, water purification.
Untuk menghilangkan materi terlarut dari fase
larutan (materi nonvolatile, nonbiodegradable)
Sorpsi

Jika belum diketahui dengan pasti apakah prosesnya adalah


adsorpsi atau absorpsi diberi istilah Sorpsi

Sorpsi meliputi kedua proses adsorpsi atau absorpsi.

Desorpsi adalah proses kebalikan sorpsi.

ion exchange, dan kromatografi kolom proses sorpsi,


adsorbat secara selektif ditransfer dari fase cair ke
permukaan partikel padat yang rigid dan tak larut yang
tersuspensi dalam tabung atau dikemas dalam kolom.
1. Tipe adsorpsi

Adsorpsi adalah (gaya) tarik fisik atau ikatan ion-ion dan


molekul di atas permukaan molekul yang lain.

Sifat ikatan tergantung pada jenis substansi yang terlibat,


tetapi proses adsorpsi diklasifikasikan dalam :
1) physisorption (karakteristik : gaya van der Waals)
2) Chemisorption (karakteristik : ikatan kovalen)
1.1. Adsorpsi Fisik [Physisorption ]

adsorbat melekat pada permukaan hanya melalui interaksi


Van der Waals (interaksi intermolekuler yang lemah).

Karakteristik :
Suhu lingkungan rendah, selalu di bawah suhu kritik adsorbat;
Entalpi (kalor adsorpsi) rendah : H < 20 kJ/mol;
Energi pengaktifan (activation energy) rendah.
Gaya tarik tidak pada tempat spesifik, adsorbat relatif bebas
bergerak pada permukaan adsorpsi berlangsung dalam
multilayer
Keadaan energi adsorbat tidak berubah.
Keseimbangan adsorpsi reversibel.
Adsorpsi Fisik

Contoh : adsorpsi N2 pada besi pada 80 K,


adsorpsi gas oleh arang

Energi yang menyertai adsorpsi = energi pencairan gas


(gaya van der Waals)
Penggunaan :
penentuan luas permukaan adsorben
analisis kromatografi (KLT, Kolom, KCKT/HPLC)
pemurnian gas, perlindungan korosi

Adsorpsi H2 pada Nikel : peristiwa fisik / kimia


Suhu rendah fisik
Suhu tinggi kimia
1.2. Adsorpsi Kimia [Chemisorption ]

molekul melekat pada permukaan melalui pembentukan


ikatan kimia yang kuat; dapat berupa ikatan kovalen antara
adsorbat dan permukaan (adsorben)
Karakteristik :
Suhu tinggi
Entalpi tinggi :50 kJ/mol <H< 800 kJ/mol.
Kalor adsorpsi kalor reaksi kimia ikatan kimia
pembentukan senyawa permukaan
Derajat spesifisitas tinggi adsorpsi monolayer
Molekul adsorbat tidak bebas bergerak pada permukaan
Terdapat kenaikan densitas elektron pada antar permukaan
adsorben-adsorbat.
Jarang reversibel ; hanya terjadi pada suhu tinggi
Adsorpsi Kimia

Contoh : adsorpsi O2 dan CO pada wolfram


adsorpsi O2 pada Ag, Au, Pt
adsorpsi H2 pada Ni (suhu tinggi)
Penggunaan chemisorption : dalam reaksi terkatalisis.

sangat penting untuk katalisis heterogen (jika katalis


dalam fase padat) terutama katalis logam transisi.

Dalam beberapa contoh, kedua reagen kimia (reaktan)


akan mengikat permukaan katalitik (adsorben) ikatan
kimia terbentuk dan elektron bergerak menjauh dari
ikatan chemisorption molekul (produk) kemudian
terdesorpsi dan bebas meninggalkan permukaan.
Adsorbat

materi/zat yang diikat pada permukaan adsorben.


Berdasarkan jenis adsorbat,
adsorpsi padat gas
adsorpsi padat solut (larutan)
Jumlah adsorbat yang teradsorpsi tergantung
faktor-faktor :
a) tipe adsorben
b) adsorbat : tipe, ukuran, konsentrasi.
c) suhu
d) tekanan
2. Isoterm Adsorpsi

Jika adsorben dan adsorbat kontak cukup lama akan


tercapai kesetimbangan antara :
- jumlah adsorbat yang teradsorbsi dan
- jumlah adsorbat (yang tertinggal) dalam larutan/gas
Hubungan kesetimbangan isoterm adsorpsi
yaitu hubungan antara jumlah adsorbat yang
teradsorpsi pada adsorben dengan tekanan (untuk
gas) atau konsentrasi (untuk zat cair) pada suhu
konstan.

Ada 5 tipe isoterm adsorpsi (lihat gambar)


Kurva Adsorpsi Isoterm

jumlah zat teradsorpsi


TIPE I

tekanan

Jumlah adsorbat/gram adsorben meningkat relatif cepat ~


tekanan/ konsentrasi
menjadi lebih lambat begitu permukaan tertutup oleh
molekul adsorbat.

Adsorpsi kimiawi : adsorpsi Tipe I


Adsorpsi fisik : meliputi semua Tipe.
Kurva Adsorpsi Isoterm

jumlah zat teradsorpsi


jumlah zat teradsorpsi

TIPE II TIPE III

tekanan tekanan

Adsorpsi isoterm TIPE II III :


Multimolekuler, multilayer lapisan molekul ganda
Teori Brunauer, Emmet, Teller (BET) :
Menentukan luas permukaan adsorben dengan cara
menentukan titik B pada kurva TIPE II, yaitu saat tepat terjadi
adsorpsi lapisan molekul tunggal.
Kurva Adsorpsi Isoterm

jumlah zat teradsorpsi


jumlah zat teradsorpsi

TIPE IV TIPE V

tekanan tekanan

Adsorpsi Isoterm TIPE IV V :


Adsorpsi multilayer pembentukan saluran satu
lapisan molekul
Contoh : kondensasi gas pada pori dan kapiler.
Persamaan matematik pertama untuk isoterm ini diperkenalkan oleh
Freundlich dan Kster (1894) merupakan rumus empirik murni untuk
adsorbat gas.

x = jumlah yang diadsorbsi


m = massa adsorben
P = tekanan adsorbat
k dan n = tetapan empirik untuk tiap pasangan adsorben-adsorbat
pada suhu tertentu.
Persamaan ini mempunyai asymptotic maximum
Jika suhu naik, tetapan k dan n berubah mencerminkan
pengamatan empirik :
jumlah adsorpsinya meningkat lebih lambat
dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi untuk menjenuhkan
permukaan.
2.1. Adsorpsi gas

Pada dasarnya semua zat padat (solid) dapat mengadsorpsi


gas dalam jumlah tertentu Hukum adsorpsi hanya dapat
diterapkan jika adsorben mempunyai luas permukaan yang
besar untuk sejumlah massa tertentu.
Contoh :
silika gel dan arang/karbon sangat efektif sebagai
pengadsorpsi (adsorbing agent) karena :
- strukturnya sangat porous
- permukaan kontak luas
Adsorpsi gas

Jumlah adsorpsi dapat ditingkatkan dengan mengaktifkan


adsorben melalui beberapa cara.
Contoh : arang kayu dipanaskan 350o C 1000o C
1g arang mengadsorpsi CCl4 0,011g 1,48g (24 oC)
Aktivasi : membuka ruang/pori antar molekul untuk adsorpsi
melepaskan (desorpsi) molekul gas yang terikat

Jumlah gas yang teradsorpsi tergantung :


- Sifat adsorben, luas permukaan adsorben
- Sifat adsorbat : suhu kritik gas
- Suhu dan tekanan
makin mudah dicairkan

Tabel. Volume gas-gas (NTP) yang diadsorbsi 1 g arang pada 288 K

suhu kritik gas > mudah dicairkan mudah teradsorpsi


Adsorpsi gas oleh zat padat selalu disertai pelepasan panas
panas/kalor adsorpsi (heat of adsorption)
Suhu :
suhu meningkat jumlah gas teradsorpsi menurun.
contoh : 1 g arang pada 600 mmHg mengadsorpsi
10 cc N2 (0o C);
20 cc N2 ( -29o C);
45 cc N2 ( -78o C)
Persamaan Freundlich untuk adsorpsi gas

Jumlah zat teradsorpsi tekanan gas

PERSAMAAN FREUNDLICH : Y=k.P 1/n

Y = x/m : jumlah adsorbat (volum gas) teradsorpsi per massa adsorben


P : Tekanan gas
k&n : tetapan empirik tergantung sifat gas, adsorben, suhu.

Bentuk logaritme : log Y = 1/n log P + log k

Persamaan regresi (garis lurus) :


Y log Y 1/n : arah lereng (slope)
X log P log k : intersep
Persamaan adsorpsi Langmuir

Berdasarkan teori kinetik gas


Asumsi :
1. Gas yang teradsorpsi lapisan satu molekul tunggal
(monomolekul layer)
2. Molekul yang teradsorpsi terlokalisir kedudukannya tak
ada interaksi antar molekul
3. Proses adsorpsi = 2 proses yang berlawanan
- kondensasi molekul gas pada permukaan (adsorpsi)
- penguapan molekul dari permukaan (desorpsi)
Definisi lain :
qe = massa materi teradsorbsi (pada kesetimbangan)
per massa adsorben X/m

Ce = konsentrasi kesetimbangan dalam larutan/ gas


jika jumlah yang teradsorbsi = qe.

qe/Ce hubungan yang tergantung pada


tipe adsorpsi : multi-layer, kimia, fisik, dll.
isoterm BET (Brunauer, Emmett and Teller) :

Lebih umum untuk model multi-layer.


Asumsi :
- isoterm Langmuir berlaku untuk tiap layer dan tidak
terjadi transmigration antar layer.
- Energi adsorpsi untuk tiap layer sama, kecuali untuk
layer pertama.
Isoterm
Adsorpsi
2.2. Adsorpsi larutan

Permukaan zat padat dapat mengadsorpsi :


a. zat dari larutan (solut)
b. pelarut
Contoh adsorpsi solut :

karbon aktif asam asetat dalam air,


amonia dari larutan amonium hidroksida,
fenolftalein dari larutan asam/basa,
zat warna, dll.
Sol AgCl (baru) ion Ag+ atau Cl-
Sol As2S3 ion S2-
- Karbon aktif lebih efektif mengadsorpsi non elektrolit
daripada elektrolit.
- BM adsorbat makin tinggi jumlah adsorpsi makin besar
- Zat padat anorganik mengadsorpsi elektrolit lebih mudah
daripada non elektrolit.

Adsorpsi pelarut fenomena Adsorpsi negatif :


Kecenderungan adsorben untuk menarik pelarut dari larutan
tertentu konsentrasi solut > (setelah adsorpsi)
Contoh : KCl encer + arang adsorpsi negatif
KCl pekat + arang adsorpsi positif
Prinsip Adsorpsi Solut = Adsorpsi Gas

Suhu naik adsorpsi berkurang


Luas permukaan adsorben makin besar adsorpsi bertambah
Melibatkan keseimbangan antara :
Jumlah zat teradsorpsi konsentrasi solut dalam larutan

PERSAMAAN FREUNDLICH :
Y = k . C 1/n

Y : massa zat/solut teradsorpsi per massa adsorben = x/m


C : konsentrasi solut
k & n : tetapan empirik
Bentuk persamaan regresi/ garis lurus antara log Y vs log C :

log Y = 1/n log C + log k


1/n : arah lereng
log k : intersep
Y gram atau mol adsorbat (solut) per gram adsorben.
C mol per liter larutan
Bandingkan dengan persamaan untuk adsorpsi gas :
Y = k . P1/n
Y volum gas (cc) per gram adsorben
C P tekanan gas dalam sistem (mmHg)
Isoterm adsorpsi spesifik untuk karbon aktif.
sumbu horizontal konsentrasi (mg/mL)
sumbu vertikal jumlah karbon yang diperlukan (mg/g)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah adsorpsi dan isoterm :

a. Adsorbat : Kelarutan
Umumnya, kelarutan solut meningkat jumlah adsorpsi
turun (Hukum Lundelius)
Ikatan solut-solid bersaing dengan gaya tarik solut-solven.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan :
Ukuran molekul (BM tinggi kelarutan rendah),
ionisasi (kelarutan minimum jika senyawa tidak
bermuatan),
polaritas (polaritas meningkat kelarutan lebih
tinggi karena air adalah solven polar).
pH
pH mempengaruhi muatan permukaan adsorben dan juga
muatan solut.
Umumnya, untuk materi organik jika pH turun adsorpsi
meningkat.

Suhu
Adsorpsi bersifat eksotermik H negatif
Dalam reaksi adsorpsi dihasilkan panas jika T meningkat,
jumlah adsorpsi turun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah adsorpsi :

b. Adanya solut lain kompetisi untuk tempat


adsorpsi yang terbatas menurunkan jumlah
adsorpsi

c. Adsorben :
Tiap permukaan padat mempunyai kapasitas
untuk mengadsorpsi solut.
Untuk pengolahan air limbah/ air karbon
aktif adalah adsorben pilihan
4. Adsorben

Karakteristik dan persyaratan umum :


pada umumnya berbentuk sferik pellets, rods, moldings, atau
monoliths dengan diameter hidrodinamik antara 0,5 10 mm.
harus mempunyai daya tahan abrasi yang tinggi,
Stabilitas termal tinggi,
diameter pori kecil area permukaan kontak lebih luas
kapasitas permukaan untuk adsorpsi lebih tinggi.
Adsorben juga harus mempunyai struktur pori yang jelas
mampu dengan cepat membawa uap-uap gas.
Sebagian besar adsorben untuk industri dibagi dalam 3 kelompok :
1. Oxygen-containing compounds bersifat hidrofilik dan polar,
meliputi : silika gel dan zeolit.
2. Carbon-based compounds bersifat hidrofobik dan non-polar,
meliputi : karbon aktif dan grafit.
3. Polymer-based compounds gugus fungsi polar atau non-
polar dalam matriks polimer yang porous.
Silika gel

Bersifat inert, nontoksik, polar dan stabil secara dimensional (<


400 C)
Bentuk amorf SiO2, dibuat dengan reaksi antara natrium silikat
dan asam sulfat yang dilanjutkan dengan beberapa after-
treatment process seperti aging, pickling, dll. metode after
treatment mengakibatkan distribusi ukuran pori bervariasi.

Penggunaan :
a) pengeringan udara (e.g. oksigen,
gas alam)
b) adsorpsi hidrokarbon berat (polar)
dari gas alam
c) analisis kromatografi
Zeolit

Aluminosilikat kristalin alami atau sintetik yang mempunyai


jaringan pori berulang dan melepaskan air pada suhu tinggi.
Zeolit alami bersifat polar.
Penggunaan : pengeringan udara, penghilangan CO2 dari gas
alam, penghilangan CO dari reforming gas, pemisahan udara,
catalytic cracking, serta sintesis katalitik dan reforming.

Struktur molekuler mikro-porous zeolit, ZSM-5


Karbon Aktif

Zat padat amorf, mikrokristalin dengan kisi grafit, sangat


porous.
Dibuat dalam bentuk pellet atau serbuk.
Bersifat non-polar, mudah terbakar.

Dibuat dari bahan-bahan berkarbon :


batubara (bituminous, subbituminous,
dan lignite), tanah humus, kayu, atau
tempurung buah (i.e., kelapa).
Proses pembuatannya terdiri dari 2 fase :
Karbonasi dan Aktivasi.
Aktivasi pada suhu 300 1000 oC
Karbon aktif

Adsorpsi Isoterm karbon aktif


nitrogen menunjukkan perilaku
mikroporous tipe I

Penggunaan :
- Adsorpsi zat organik dan adsorbat non polar (penjernihan kristal)
- Pengolahan air (water treatment), gas limbah, dan air limbah
- Adsorben dalam sediaan obat antidiare (Norit), antidotum universal
Increasing magnification

Luas permukaan karbon aktif sangat besar mikroporus dan


makroporus .
Luas : 300-1500 m2/gram.
Contoh : Adsorpsi Gas
1. Berikut ini data adsorpsi CO oleh 2,964 g arang aktif pada
0oC. Tekanan P adalah mm Hg, sedangkan x adalah volume
gas dalam cc, diukur pada kondisi standar.
P x
73 7,5
180 16,5
309 25,1
540 38,1
882 52,3
a. Tentukan tetapan k dan n
b. Jika tekanan gas terukur adalah 340 mmHg, berapa cc gas CO
yang diadsorpsi oleh 1 g arang aktif ?
P X (vol) X/2,964 log P
(mmHg) (cc) (Y) log Y (log X)
73 7,5 2,5304 0,4032 1,8633
180 16,5 5,5668 0,7456 2,2553
309 25,1 8,4683 0,9278 2,4900
540 38,1 12,8543 1,1090 2,7324
882 52,3 17,6451 1,2466 2,9455
Slope (B) 0,7816
Intersep (A) -1,0342
r 0,9984
SELAMAT BELAJAR

You might also like