Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu
campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan krikil atau agregat lainnya,
dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk
dan dimensi yang diinginkan. Semen dan air berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel
partikel agregat tersebut menjadi suatu masa yang padat. Beton dalam berbagai variasi sifat
kekuatan dapat diperoleh dengan pengaturan yang sesuai dari perbandingan jumlah material
pembentuknya.
Seiring perkembangannya dalam hal konstruksi bangunan beton sering digunakan sebagai
struktur, dan dapat digunakan untuk hal yang lainnya. Banyak hal yang dapat dilakukan dengan
beton dalam bangunan, contohnya dalam struktur beton yang terdiri dari balok, kolom, pondasi
atau pelat. Selain itu dalam hal bangunan air pun beton dapat digunakan untuk membuat
saluran, drainase, bendung, atau bendungan. Bahkan dalam bidang jalan raya dan jembatan
beton dapat digunakan untuk membuat jembatan, gorong-gorong atau yang lainnya.
Jadi, hampir semua itu banyak yang memanfaatkan beton. Karena beton mempunyai
karakteristik yang cocok untuk hal infrakstruktur pembangunan. Untuk lebih mengenal
karakteristik beton, itu diperlukan pemahamannya tentang beton. Hal ini berguna untuk agar
dalam pengerjaannya beton dapat digunakan sesuai dengan ketentuan dan efektifnya suatu
beton dari awal proses hingga akhirnya. Seiring kemajuan teknologi, hal ini pula memperbaiki
kendala-kendala pengerjaan beton dan juga banyak inovasi beton untuk pengerjaan struktur.
Sehingga pemanfaatan beton tersebut semakin lebih baik dalam struktur bangunan dan yang
lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BETON
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi
aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan
air. Dalam hal ini akan dibahas secara ringkas dan jelas tentang semen . Mulai dari
sejarah ditemukannya semen, bahan pembentuknya, hingga pada perkembangan
terbaru tentang semen.
B. MATERIAL ATAU BAHAN PEMBENTUK BETON
1. SEMEN
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun
bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum
(bahasa Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak
beraturan".
Semen merupakan perekat hidraulis bahan bangunan, artinya akan jadi perekatan
bila bercampur dengan air. Sifat fisik dari semen adalah bahan berbutir halus yang
lolos ayakan 2 m dan mempunyai berat jenis antara 3 sampai 3,15 gr/cm3.
5. Semen masonry
Semen masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian berkembang
kebeberapa negara.Secara tradisional plesteran untuk bangunan umumnya
menggunakan kapur padam, kemudian meningkat dengan dipakainya semen
portland yang dicampur dengan kapur padam. Namun karena dianggap kurang
praktis maka diperkanalkanSemen Masonry .
6. Semen portland komposit
Menurut SNI 17064-2004, Semen Portland Campur adalah Bahan pengikat
hidrolisis hasil penggilingan bersama sama terak (clinker) semen portland dan
gibs dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara
bubuk semen portland dengan bubuk bahan bahan anorganik lain. Bahan
anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blastfurnace slag), pozzoland,
senyawa silika, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6 35 % dari
massa semen portland composite. Menurut Standard Eropa EN 197-1 Portland
Composite Cement atau Semen Portland Campur dibagi menjadi 2 Type
berdasarkan jumlah Aditive material aktif
2. AIR
Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air
bereaksi dengan semen akan menjadi pasta pengikat agregat. Kualitas air sangat
mempengaruhi kekuatan beton. Kualitas air erat
kaitannya dengan bahan-bahan yang terkandung dalam air tersebut. Air diusahakan
agar tidak membuat rongga pada beton, tidak membuat retak pada beton dan tidak
membuat korosi pada tulangan yang mengakibatkan beton menjadi rapuh
a Agregat kasar (kerikil, batu pecah atau pecahan dari blast furnace)
Agregat Kasar
Agregat adalah bahan pengisi (filler) campuran beton yang ukurannya sudah
melebihi inch (6 mm). Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton
keras dan daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca dan efek-efek perusak
lainnya. Agregat kasar mineral ini harus bersih dari bahan-bahan organik dan harus
mempunyai ikatan yang baik dengan sel semen.
Agregat Halus
Agregat halus merupakan pengisi (filler) yang berupa pasir. Ukurannya bervariasi di
bawah saringan no. 4 (0,075 mm) menurut standar ASTM. Agregat halus yang baik
harus bebas bahan organik, lempung, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
campuran beton. Variasi ukuran dalam suatu campuran harus mempunyai gradasi
yang baik, yang sesuai dengan standar analisis saringan dari ASTM (American
Society of Testing and Materials). Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus
dan serbuk besi pecah digunakan sebagai agregat halus.
Sifat Mekanik
4) Hardness
Hardness atau daya tahan terhadap keausan agregat, merupakan sifat penting bagi
beton yang digunakan untuk jalan atau permukaan lantai yang harus memikul lalu
lintas berat.
Sifat fisik
1) Specific Gravity, yaitu perbandingan massa (atau berat di udara) dari suatu
unit volume bahan terhadap massa air dengan volume yang pada temperatur
tertentu.
2) Apparent Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat kering (yang
dioven pada suhu 110oC selama 24 jam) terhadap massa air dengan volume yang
sama dengan agregat tersebut.
3) Bulk Specific Gravity, yaitu perbandingan massa agregat SSD (Saturated and
Surface Dry) terhadap massa air dengan volume yang sama dengan agregat
tersebut.
4) Bulk Density, yaitu massa aktual yang akan mengisi suatu penampang/wadah
dengan volume satuan. Parameter ini berguna untuk mengubah ukuran massa
menjadi ukuran volume.
5) Porositas dan Absorpsi
Porositas, permeabilitas, dan absorpsi agregat mempengaruhi daya lekat antara
agregat dan pasta semen, daya tahan beton terhadap pembekuan dan pencairan,
stabilitas kimia, daya tahan terhadap abrasi dan specific gravity.
6) Berat isi, yaitu berat agregat yang ditempatkan di dalam wadah 1 m3. Untuk
beton normal, berat isinya berkisar antara 1200-1760 kg.
Sifatsifat Lainnya
Sifat-sifat lain yang perlu dimiliki oleh agregat adalah sebagai berikut.
1) Gradasi
Gradasi dan ukuran maksimum agregat dapat mempengaruhi proporsi agregat
dalam campuran, kebutuhan air, jumlah semen, biaya produksi, sifat susut, dan
durabilitas beton.
Berdasarkan teori rongga minimum, semakin beragam ukuran agregat, semakin
sedikit rongga yang terbentuk di antara susunan agregat. Hal ini menyebabkan
jumlah pasta yang dibutuhkan untuk mengisi rongga menjadi lebih kecil dan
campuran beton menjadi lebih ekonomis.
2) Kandungan air
Kondisi agregat berdasarkan kandungan airnya dibagi atas:
a) Kering oven, yaitu kondisi agregat yang dapat menyerap air dalam campuran
beton secara maksimal (dengan kapasitas penuh).
b) Kering udara, yaitu kondisi agregat yang kering permukaan, namun
mengandung sedikit air di rongga-rongganya. Agregat ini mampu menyerap air di
dalam campuran meskipun tidak dengan kapasitas penuh.
c) Jenuh dengan permukaan kering, yaitu kondisi agregat yang permukaannya
kering, namun semua rongga-rongganya terisi air. Agregat dengan kondisi ini tidak
akan menyerap dan menyumbangkan air ke dalam campuran.
d) Basah, yaitu kondisi agregat dengan kandungan air yang berlebihan pada
permukaannya. Agregat dengan kondisi ini akan menyumbangkan air ke dalam
campuran.
3) Bulking pada pasir
Efek lain dari adanya kelembaban pada pasir adalah bulking, yaitu pertambahan
volume pasir akibat adanya lapisan air yang mendorong partikel pasir sehingga
berada pada jarak yang lebih jauh. Bulking mempengaruhi penakaran pasir
bedasarkan volume (volume batching).
4) Unsoundness karena perubahan volume
Perubahan volume yang besar pada agregat dapat disebabkan karena proses
pembekuan dan pencairan, perubahan temperatur di bawah titik beku, dan
pergantian terus menerus dari pengeringan dan pembasahan. Bila agregat unsound,
perubahan kondisi fisik tersebut dapat mengakibatkan kerusakan beton, seperti
scaling dan bahkan keretakan permukaan yang ekstensif.
4. BAHAN TAMBAHAN
Bahan tambah (admixture) adalah suatu bahan berupa bubuk atau cairan, yang
ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan, dengan tujuan
untuk mengubah sifat adukan atau betonnya. (Spesifikasi Bahan Tambahan untuk
Beton, SK SNI S-18-1990-03).
Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak
mengubah komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena penggunaan bahan
tambah ini cenderung merupakan pengganti atau susbtitusi dari dalam campuran
beton itu sendiri. Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan
karakteristik tertentu dari beton atau mortar yang akan dihasilkan, maka
kecenderungan perubahan komposisi dalam berat-volume tidak terasa secara
langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tambah.
Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi
dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan
tambah yang bersifat mineral (additive).
2. Retarding Admixtures
Bahan kimia untuk memperlambat proses ikatan beton. Bahan ini diperlukan apabila
dibutuhkan waktu yang cukup lama antara pencampuran/ pengadukan beton dengan
penuangan adukan. Atau dimana jarak antara tempat pengadukan beton dan tempat
penuangan adukan cukup jauh.
3. Accelerator Admixture
Bahan kimia untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton. Bahan ini
digunakan jika penuangan adukan dilakukan di bawah permukaan air, atau pada
struktur beton yang memerlukan pengerasan segera. Beberapa macam accelerator,
yaitu Calsium chlorida (CaCl2), Aluminium Chlorida, Natrium Sulfat, dan Aluminium
Sulfat.
Untuk material beton kita bisa menggunakan beton readymix. Kelebihan dan
kekurangan penggunaan beton readymix pernah kita bahas di artikel Beton
Readymix Solusi Praktis Dan Jaminan Kualitas Untuk Pekerjaan Struktur
Bangunan.
www.puspitek.net/Html/
www.kapanlagi.com/07682.html
www.inilah.com/berita.php?id=9204
www.indomedia.com/intisari/2001/Mei/beton.htm
https://id.wikipedia.org/wiki/Semen
https://dwikusumadpu.wordpress.com/2012/11/02/peranan-
air-dalam-pembuatan-beton/
TEKNOLOGI BAHAN