You are on page 1of 13

MORFOLOGI DAUN DAN BATANG

Disusun Oleh :

NAHRISA RAHMADHANI
170301028
AGROTEKNOLOGI 1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
MORFOLOGI DAUN

Daun (FOLIUM)

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada


umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Bagian batang
tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku(nodus) batang.
Dan tepat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan
ketiak daun (axilla).
Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk :
Pengambilan zat zat makanan (resorbsi)
Pengolahan zat zat makanan (asimilasi)
Penguapan air (transpirasi)
Pernafasan (respirasi)

Bagian-bagian Daun

Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian berikut :


1. Upih daun atau pelepah daun (vagina)\
2. Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian daun (lamina)

Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan


misalnya : pohon pisang (Musa paradisiacal L.) bambu (Bambusa sp.) dll.

Mengenai susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan :


a. Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja : lazimnya disebut daun
bertangkai, misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.)
b. Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang disebut daun berupih atau
daun berpelepah, misalnya: padi (Oryza sativa L.)
c. Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang dinamakan daun duduk
(sessilis) seperti pada biduri Calotropis gigantea R.Br.)
d. Daun hanya terdiri atas tangkai saja, misalnya: Acacia auriculiformis
A.Cunn.

Alat tambahan atau pelengkap pada daun :


1. Daun penumpu (stipula), biasa berupa dua helai lembaran serupa daun
yang kecil berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda.
Menurut letak daun penumpu dibedakan dalam :
a. Daun penumpu yang bebas terdapat dikanan kiri pangkal tangkai
daun, disebut: daun penumpu bebas (stipulae liberae)
b. Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai
daun(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp.)
c. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan mengambil tempat
didalam ketiak daun (stipula axillaris atau stipula intrapetiolaris)
d. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkai daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang
e. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun
2. Selaput bumbung (ocrea atau ochrea), berupa selaput tipis yang
menyelugungi pangkal suatu ruas batang
3. Lidah lidah (ligula) , suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada
batas antara upih dan helaian daun pada rumput (Gramineae). Alat ini
berguna untuk mencegah mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara
batang dan upih daun sehingga kemungkinan pembusukan dapat
dihindarkan.

Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)


Fungsi lain:
a. Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti pada tebu
(Saccharum officinarum L.)
b. Memberi kekuatan pada batang tanaman. Misalnya pada pisang
(Musa paradisiaca L.)

Tangkai Daun (Petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian yang menempel pada bagian batang dan
sebagai penopang helaian daun. Namun, tentu tidak semua tumbuhan memiliki
tangkai daun, seperti contohnya rumput.
Kemungkinan kemungknan :
- Bulat dan berongga
- Pipih dan tepinya melebar(bersayap)
- Bersegi
- Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam

Helaian Daun (Lamina)

Helai daun pada berbagai macam tumbuhan dapat berbeda-beda, ada


yang berbentuk tipis atau yang berbentuk tebal. Helai daun juga bisa dikatakan
sebagai bagian yang paling penting dari sebuah daun karena di helai daun inilah
proses fotosintesis pada tumbuhan berlangsung.
Sifat sifat daun yang perlu mendapat perhatian:
-bangunnya
-ujungnya(apex)
-pangkalnya(basis)
-susunan tulang tulangnya(nervatio atau venatio)
- tepinya(margo)
-daging daunnya(intervenium)
-dan sifat lain misalnya: keadaan permukaan atas maupun
bawahnya(gundul,berambut, atau lainnya), warna,dll.

Bangun(Bentuk) Daun (Circumscriptio)

a. Seri ellip
Seri ini merupakan bentuk helaian daun yang memiliki bagian terlebar di
tengah-tengah helaian daun.
Bentuk-bentuk turunannya ditentukan berdasarkan perbandingan panjang dan
lebar helaian daun, dibedakan menjadi:

(1)bentuk bulat (orbeicularis); diidentifikasi demikian


karena perbandingan panjang: lebar = 1:1,
(2)bentuk membulat (ovalis; elipticus); diidentifikasi demikiankarena
perbandingan panjang:lebar 1,5-2:1,
(3)bentuk bulat memanjang (oblongus) perbandingan panjang : lebar 2.5 -5 : 1,
(4)bentuk lanset(lanceolatus)perbandingan panjang:lebar=5-10:1.

b. Seribulat telur(ovate)
Yaitu bentuk helaian daun yang memiliki bagian terlebar di bawah
tengah-tengah helaian daun, penentuannya bukan berdasarkan ukuran tetapi
berdasarkan pengibaratan dengan bentuk benda, dibagi menjadi 2 tipe:

(1) Pangkal helaian daun tidakbertoreh,


Memiliki empat variasi bentuk antara lain:
(a)bentuk bulat telur (ovate)menyerupai bentuk telur 2 dimensi dengan
pangkal membulat, (b)bentuk segitiga (triangulare); menyerupai bentuk
dua dimensi
segitiga sama kaki, (c) bentuk delta (deltoid) menyenipai bentuk dna
dimensi segitiga sama sisi, (d) bentuk belah ketupat (rhomboid);
menyerupai
bentuk dua dimensi segi empat dengan sisi yang tidak sama panjang.

(2) Pangkal helaian daun bertoreh,


Memiliki lima variasi bentuk antara lain:
(a)bentukjantung (cordatus;cordate);bentuk ini ditandai dengan ujung
daun runcing, meruncing atau tumpul, dengan pangkal bertoreh, (b)
bentuk ginjal (reniform); bentuk ini ditandaidengan ujung daun yang
membulat,dan pangkal bertoreh,(c)bentuk anak panah (sagitate); daun
sempit ujung tajam, pangkal daun dengan torch yang lancip,(d) bentuk
tombak (hastate); sama dengan bentuk anak panah, tetapi torch pangkal
daun lemah, sehingga hampir mendatar, (e) bentuk bertelinga
(auriculate), seperti bangun tombak, tetapi pangkal helaian daun
memanjang dan memeluk batang

c. Seri bulat telur terbalik(obovate)


Bentuk-bentuk turunannya antara lain:
(1) bentuk bulat telur terbalik (obovate); seperti bulat telur tetapi bagian terlebar
di dekat ujung,
(2) bentuk jantung terbalik (obcordate); seperti bangun jantung tetapi yang
terlebar di dekat ujung,
(3) bentuk pasak atau segitiga terbalik (cuneate),
(4) bentuk sudip (spathulate), serupa dengan bulat telur terbalik dengan ukuran
yang relatif panjang.

d. Seri garis(lineans)
Bentuk-bentuk turunannya antara lain:
(1) bentuk garis (linear); helaian daun dengan ukuran yang panjang, dengan
penampang clip tipis, dan kaku,
(2) bentuk pita (ligulate),
(3) bentuk pedang (ensiformis); helaian daun dengan ukuran relatif panjang,
dengan penampang helaian clip dan tebal,
(4) bentuk paku atau dabus (subulate) helaian dengan ukuran pendek seperti
sisik keras, dengan penampang helaian silindris, ujung runcing, dan
berkayu,
(5) bentuk jarum (acerose); helaian daun berukuran sangat panjang, penampang
silindris, ujung runcing
Disamping bentuk helaian daun juga penting untuk dicermati untuk membuat
deskripsi tumbuhan, diantaranya:
a. Ujung helaian daun (apex)
Jenis helaian daun dapat dibedakan sebagai berikut:
(1)Meruncing (acuminate)

(2)runcing(acute); bentuk ujung ini bersudut runcing, tetapi


duasisinyamembelok,bersudut lancip,

(3)tumpul(obtuse);bentukujungini bersudut tumpul, kurang dari 900,

(4) membulat (rotundate); bentuk ujung ini tak bersudut dan membulat, pada
daun bulat atau jorong,

(5) rompang (truncate); bentuk ujung rata, pada daun segitiga terbalik,

(6)terbelah(emarginate)bentuk ujung menunjukan suatu torehan atau


elahan,kadang nampak nyata,

(7)berekor kecil (mucronate) ujung daun ditutupi oleh dun keras,

(8)berekor (caudate); ujung daun seperti meruncing tetapi berukuran panjang


serta membelok
b. Pangkal helaiandaun(basis)
Pangkal daun berdasarkan pertemuan tepi helaian daun dibedakan antara:

(1) helaian daun tidak bertemu: memiliki variasi bentuk runcing, meruncing,
tumpul,membulat, rompang, dan terbelah.

(2) helaian daun bertemu:


(a) daun tertembusbatang (perfoliatus) daun duduk tetapi batang
menembus pertengahan helaian daun,
(b) bentuk tameng (peltatus) tangkai daun bertumpu dibagian helaian
daun, biasanyahelaian berbentuk membulat sehingga seperti layaknya
perisai.

c. Tepi daun (margofolii)


Tepi daun apabila torehan tidak mempengaruhi bentuk
helaian (tepi daun merdeka), maka berdasarkan pada besarnya sudut tonjolan
(angulus) dan sudut torehan(sinus) dapat dibedakan menjadi bentuk-bentuk:

(1)bergerigi(serrate)apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut


runcing,
(2) beringgit (crenate) apabila sinus bersudut runcing dan angulus bersudut
tumpul,
(3) bergigi (dentate) apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut
runcing,
(4) berombak (rephandate) apabila sinus bersudut tumpul dan angulus bersudut
tumpul,
(5) rata(integer) apabila tidakdijumpai sinus dan angulus
Tepi daun apabila torehannya mempengaruhi bentuk, maka bentuk tepi
ditentukanberdasarkan pada dalamnya toreh dan tipe pertulangan
daunnya.Terdapat tiga bentuk apabila dipandang dari dalamnya torehan daun,
yaitu:

(1) bercangap (fidus); dalamnya toreh kurang dari separo panjang


tulang cabang daun, apabila tipe pertulangan menjari disebut
bercangab menjari (palmatifidus), dan apabila tipe pertulangan
menyirip disebut bercangab menyirip (pinnatifidus),

(2) berlekuk (lobus); apabila dalamnya torehsama dengan separopanjang


tulang cabang daun,apabila tipe pertulangan menjari disebut berlekuk
menjari(palmatilobus), dan apabila tipe pertulangan menyirip disebut
berlekuk menyirip (pinnatilobus),

(3) berbagi (partitus); apabila dalamnya toreh lebih dan separo panjang
tulang cabang daun, apabila tipe pertulangan menjan disebut berbagi
menjari(palmapartitus), dan apabila tipe pertulangan menyirip disebut
berbagi menyirip(pinnapartitus).
Pertulangan Helaian Daun (Nervatio)

Pertulangan daun adalah kelanjutan dan tangkai daun, sehingga


merupakan kumpulan berkas pengangkutan pada helaian daun. Pertulangan
daun utama disebut ibu tulang daun (costa), pada umumnya membagi daun
memjadi dua sisi lateral. Ibu tulang daun memiiki percabangan yang disebut
tulangan cabang atau cabang lateral,dan dari cabang lateral tumbuh pertulangan
daun yang terhalus yang disebut urat daun (vena). Pada daun jenis tumbuhan
tertentu misalnya pisang (Musa paradisiaca), cabang lateral ujungnya saling
bertautan membentuk tulang pinggir.

Berdasarkan pada susunan tulang cabang dibedakan empat tipe


pertulangan daun, yaitu:

(1) menyirip (penninerve) tulang cabang tersusun seperti sirip pada ikan,
(2) menjari (paimmerve); sejumlah tulang cabang lurus tersusun seperti
susunan jan, muncul dan satu titik (ujung tangkai daun),
(3) melengkung (curvinerve) sejumlah tulang cabang melengkung, tersusun
seperti susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai daun),
(4) sejajar (rectinerve); sejumlah tulang cabang tersusun sejajar dari pangkal
sampai ujung helaian daun.

Daun Majemuk(Folium Compositum)

Daun majemuk berbeda dengan daun tunggal apabila dilihat dari


beberapa aspek, antara lain; tata letak kuncup batang, jumlah helaian perdaun,
percabangan tangkai daun, pertumbuhan, dan gugurnya daun (umur daun).

Daun majemuk disusun oleh bagian-bagian yang terdiri atas: (1)tangkai


induk (rachis) merupakan aksis pokok yang diketiak pangkal daunnya dijumpai
adanya kuncup, (2) ruas cabang (rachilla) merupakan percabangan lanjutan dari
aksis pokok,yang dapat dibedakan berdasarkan urutannya, yaitu ruas cabang tingkat
1 (rachiolla), ruas cabang tingkat 2 (rachiololus), dan seterusnya. Pada bagian ini
kemudian ditumbuhi oleh anak daun (foliole), (3) tangkai anak daun (petiolole)
adalah tangkai pendukung helaian daun anak daun setara dengan daun tunggal, dan
(4) helaian anak daun (foliolum).
Berdasarkan susunan dari anak daunnya, daun majemuk dapat dibedakan
menjadi lima macam,yaitu:(1)daun majemuk menyirip (pinnatus); anak daun
tersusun di kanan-kiri aksis dengan susunan seperti sirip ikan, (2) daun
majemuk menjari (palmatus) anak daun tumbuh pada ujung aksis secara radial,
membentuk susunan seperti jari, (3)daun majemuk bangun kaki (pedatus); anak
daun anterior tersusun menjari,tetapi dua anak daun posterior tumbuh pada
tangkai anak daun sebelumnya

Daun Majemuk Menyirip(Pinnatus)

Daun majemuk menyirip dapat hanya memiliki satu helaian


anak daun, yang pangkal tangkainya bersendi terhadap aksis pokoknya.
Daun majemuk menyirip berdasarkan posisi anak daun ujung dibedakan
menjadi:
(1) daun majemuk genap (abruptepinnate) karena terdapat sepasang
anakdaun berhadapan diujung aksis,baik jumlah anak daunnya
genap atau ganjil,
(2) daun majemuk menyirip gasal (imparipinnate) karena hanya ada satu
anak daun di ujung aksis, baik jumlah anak daunnya genap atau
ganjil.

Berdasarkan pada posisi anak daunnya terhadap aksis pokok, daun


majemuk menyirip dapat dibedakan menjadi:
(1) daun majemuk menyirip berpasangan, pasangan anak daun berhadapan pada
aksis pokok,
(2) daun majemuk berseling; anak daun tidak berpasangan dan berhadapan,
tetapi berseling pada aksis pokok,
(3) daun mejemuk menyirip berselang-seling (interuptepinnate); anak daun
berpasangan dengan posisi berhadapan,tetapi setiap pasangan memiliki
ukuran yang berbeda

Daun Majemuk Ganda atau Rangkap (Bipinnate)

Adalah daun majemuk yang ruas cabangnya (rachis) bertingkat,dan


anak daun duduk pada ruas cabang tingkat tertentu. Daun majemuk menyirip
apabila anak daun duduk pada ruas cabang tingkat satu (rachilla), maka disebut
daun majemuk menyirip ganda dua, misalnya daun lamtoro. (Leucaena glauca)
,dan bila anak daun duduk pada ruas cabang tingkat dua(rachiolla) disebut daun
majemukmenyirip ganda tiga

Daun MajemukMenjari(Palmate atau Digitalis)

Daun majemuk menyirip dibedakan berdasarkan pada jumlah anak


daun, yaitu daun majemuk menyirip beranak daun: (1) dua (bifoliate),(2)
tiga(trifoliate),(3) lima(quinquefoliate),(4) tujuh(septemfoliate), (5)banyak
(polyfoliate).Kondisi ganda pada daun majemuk menjari terdapat pada jenis
tumbuhan Aquilegia vulgaris, yang bersifat ganda dua(biternatus).

You might also like