You are on page 1of 9

Annisa Gianina U

15080583019

Resume Akuisisi Antarperusahaan dan Investasi pada Entitas lain

PERKEMBANGAN STRUKTUR USAHA KOMPLEKS

Lingkungan usaha saat ini cukup kompleks. Kompleksitas tersebut muncul dari adanya transaksi
usaha lintas kota maupun Negara, di mana tiap daerah memiliki risiko dan hukum yang berbeda,
aturan pajak yang khusus, dan faktor lainnya. Bentuk usaha yang sederhana di mana sebuh
perusahaan memiliki dua atau tiga pabrik kemudiaan menghasilkan produk untuk pasar regional
atau lokal saja sudah banyak berkurang dibanding beberapa dekade lalu. Semakin
berkembangnya ukuran perusahaan dan sebagian respons atas lingkungan usaha yang kompleks
perusahaan lalu mengembangkan struktur organisasi dan struktur kepemilikan yang kompleks.

Perluasan Usaha

Sebagiaan besar perusahaan berusaha untuk memperluas usahanya sebagai cara untuk bertahan
dan mendaptkan keuntungan. Pemilik dan manajer perusahaan memiliki kepentingan untuk
meningkatkan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan ini menimbulkan skala ekonomis terkait
dengan proses produksi maupun distribusi. Melalui perluasan ke pasar baru atau melalui akuisisi
perusahaan lain yang sudah ada di pasar tersebut, perusahaan dapat mengembangakn potensi
perolehan laba baru dan bagi industri yang memiliki siklus usaha dapat meningkatkan laba
melalui diversifikasi.

Struktur Organisasi dan Tujuan Usaha

Struktur organisasi yang kompleks dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan, seperti
meningkatkan profitabilitas atau mengurangi risiko. Sebagai contohnya, banyak perusahaan
membentuk anak perusahaan untuk melaksanakan aktivitas usaaha tertentu. Anak
perusahaan adalah perusahaan yang dikontrol oleh perusahaan lain, yaitu induk perusahaan,
biasanya melalui kepemilikan mayoritas saham perusahaan. Karena anak perusahaan merupakan
entitas legal yang terpisah, risiko induk perusahaan terkait dengan aktivitas anak perusahaan yang
dibatasi. Perusahaan sering memindahkan piutangnya ke anak perusahaan atau entitas bertujuan
khusus yang kemudiaan menggunakan piutang tersebut sebagai jaminan untuk menerbitkan surat
utang (obligasi) ke perusahaan lain (sekuritisasi). Pihak eksternal dapat mempunyai sebagian atau
seluruh kepemilikan pada entitas tersebut, sehingga memungkinkan induk perusahaan yang
memindahkan piutang untuk membagi risiko sehubungan dengan piutang tersebut. dalam
beberapa situasi, keuntungan pajak dapat diperoleh dengan melakukan beberapa aktivitas melalui
entitas terpisah.

Struktur Organisasi, Akuisisi , dan Pertimbangan Etika

Dalam beberapa kasus, manajer menggunakan struktur organisasi yang kompleks untuk
memanipulasi pelaporan keuntungan demi kepentingan pribadi. Banyak perusahaan ternama,
mengambil keuntungan dari celah atau kekurangan dalam aturan pelaporan keuangan
menggunakan anak perusahaan atau entitas lain untuk meminjam uang dalam jumlah besar tanpa
menyajikan laporan utang dineracanya. Beberapa perusahaan telah memdirikan entitas bertujuan
khusus untuk memanipulasi laba.

Istilah entitas bertujuan-khusus menjadi snagat terkenal belakangan ini karena adanya kasus
penyalahgunaan entitas tersebut oleh sejumlah perusahaan, seperti Enron. Entitas bertujuan
khusus EBK (special-purpose entities-SPE) secara umum adalah sebuah alat pendaraan yang
bukan merupak entitas operasi secara subtantif dan biasanya diciptakan untuk sebuah tujuan
tertentu EBK dapat berbentuk perseroan terbatas, konsorsium (trust) maupun persekutuan.
Sebagai catatan, dalam aturan hukum di Indonesia, bentuk usaha persekutuaan hanya dapat
dimiliki oleh sekumpulan individu.

PERLUASAN USAHA DAN BENTUK STRUKTUR ORGANISASI

Sejarahnya, perusahaan melakukan ekpansi berdasarkan pertumbuhan internal melalui


pengembangan produk baru dan melakukan perluasan lini produk yang ada ke target pasar
baru. Namun pada dekade belakangan ini, banyak perusahaan memilih melakukan perluasan
dengan bergabung atau mengakuisisi perusahaan lain. Kedua pendekatan tersebut dapat
menimbulkan perubahan dalam struktur organisasi.

Perluasan dari Dalam

Sejalan dengan perluasan dari dalam, perusahaan sering menyadari adanya keuntungan untuk
menjalankan usahanya yang semakin berkembang melalui anak perusahaan baru atau entitas
lainya, seperti persekutuan, ventura bersama, atau entitas khusus. Pada sebagian besar situasi,
segmen yang dapat diidentifikasi dari aset perusahaan yang ada ditransfer ke entitas baru dan
sebagai gantinya perusahaan yang mentransfer menerima kepemilika saham.

Suatu perusahaan pun memiliki kemungkinan membentuk anak perusahaan atau entitas laiinya
bukan untuk tujuan perluasan, namun untuk menghapus sebagai operasional usaha yang ada
melalui penjualan langsung atau dengan memindahkan kepemilikan kepada pemegang saham
lainnya atau pihak lain. Dalam beberapa kasus, perusahaan menggunakan pendekatan ini untuk
menghapus segmen operasi yang tidak lagi sesuai dengan misi keseluruhan perusahaan. Dalam
kasus lain, pendekatan ini digunakan untuk melepaskan segmen yang tidak menguntungkan
atau untuk mendapatkan persetujuan hukum ataubpemegang saham dari marger yang diajukan
dengan perusahaan lain. Spin-off terjadi ketika kepemilikan dari anak perusahaan baru atau
yang sudah ada dididtribusikan kepemangang saham induk tanpa melepaskan kepemilikan
saham di induk perusahaan. Split-off terjadi jika saham anak perusahaan ditukarkan dengan
saham induk perusahaan yang mengakibatkan pengurangan saham induk peeusahaan yang
beredar. Walupun transfer kepemilikan ke satu atau lebih perusahaan yang tidak berhubungan
biasanya mengakibatkan timbulnya transaksi yang dikenai pajak. Transfer kepemikikan ke
pemegang saham yang ada yang dirancang secara memadai umumnya memenuhi kondisi
pertukaran yang tidak dikenai pajak.

Perluasan Melalui Kombinasi Bisnis

Sering kali perusahaan menemukan bahwa memasarkan produk baru atau masuk ke dalam suatu
area baru lebih mudah dengan melakukan perluasan atau penggabungan usaha dengan
perusahaan lain dibanding melalui perluasan interbal. Misal, Singtel, perusahaan
telekomunikasi ternama dari Singapura yang area usahanya meningkat secara signifikan setelah
mengakuisisi Telkomsel Indonesia.

Suatu pengabungan usaha (business combination) terjadi ketika dua atau lebih perusahaan
bergabung dalam satu kontrol yang sama. Konsep kontrol atau pengendalian berhubungan
dengan kemampuan untuk mengarahkan kebijakan dan manajemen. Secara tradisional,
pengendalian atau suatu perusahaan diperoleh melalui kepemilikan mayoritas atas modal saham
biasa. Namun, keragaman penerapan perjanjian operasional dan finansial yang diterapkan
dalam beberapa tahun terakhir juga menimbulkan kemungkinan perolehan pengendalian tanpa
kepemilikan mayoritas atau dalam beberapa kasus bahkan tanpa kepemilikan sama sekali.

Perjanjian Informal

Bentuk perjanjian informal dapat bermacam macam. suatu perjanjiaan yang sederhana secara
personal kadang dibutuhkan untuk membangun sebuah hubungan baik jangka panjang dalam
suatu usaha bersama. oada kasus lain, perusahaan-perusahaan dengan produk atau jasa yang
saling melengkapi membangun hubungan kerja secara implisit.

Perjanjian Formal

Penggabungan usaha secara formal biasanya disertai dengan perjanjian secara tertulis.
Perjanjian ini menjelaskan persyaratan penggabungan usaha, termasuk bentuk perusahaan yang
bergabung peetukaran, disposisi efek yang beredar, dan hak serta kewajiban partisipan.
Pelaksanaan perjanjian tersebut mengharuskan adanya pengakuan pada pembukuan salah satu
atau lebih perusahaan yang bergabung.

Frekuensi Penggabungan Usaha dan Entitas yang Kompleks

Hanya sedikit peeusahaan besar yang berfungsi sebagai satu entitas legal dalam lingkungan
modern. Hampir semua perusahaan paling tidak mempunyai satu anak perusahaan, dengan
banyak perusahaan yang terdiversifikasi mempunyai beratus-ratus anak perusahaan. Dalam
beberapa kasus anak perusahaan didirikan untuk melaksanakan secara terpisah aktivitas operasi
yang sudah ada yang sebelumnya dikerjakan oleh induk perusahaan. Anak perusahaan lain
dapat diakuisisi melalui penggabungan usaha.

Struktur Organisasi yang Kompleks

Selain struktur induk dan anak perusahaan yang telah menjadi struktur standar bagi banyak
perusahaan pada satu dekade ini, struktur lain yang lebih kompleks mulai dikenal beberapa
tahun terakhir. Saat ini banyak perusahaan yang melakukan sebagian ooerasionalnya melalui
entitas selain anak perusahaan. seperti yang akan dibahas pada bab tiga. EBK merupakan entitas
yang banyak digunakan sebagai sarana pendanaan. Dengan struktur yang semakin tidak
tradisional,struktur organisasi yang inovatif memberi banyak tantangan terkait dengan
pelaporan keuangan.

Struktur Organisasi dan Pelaporan Keuangan

Ketika sebuah perusahaan mengembangakan atau mengubah struktur organisasinya baik


melalui pengambilalihan perusahaan lain atau melalui divisi internal, struktur baru tersebut
harus dievaluasi untuk menentukan prosedur pelaporan keuangan yang tepat . Berikut adalah
beberapa pendekatan yang bisa diterapkan tergantung keadaan.

1. Merger
2. Kepemilikan kendali ( controlling ownership )
3. Kepemilikan non-pengendali (non-controlling ownership )
4. Kepemilikan menguntungkan laiinya (other beneficial interest )

PENCIPTAAN ENTITAS USAHA

Dalam kasus yang sederhana, suatu perusahaan menstransfer aset dan mungkin juga
liabilitasnya, ke entitas yang dibentuk dan dikendalikannya melalui kepemilikan mayoritas.
Perusahaan menstransfer mengakui hak kepemilikan di entitas yang baru dibentuknya sebesar
nilai buku asset bersih yang ditransfer. Pengakuaan selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku
dari asset yang ditransfer pada pembekuaan perusahaan yang mentransfer umumnya tidak
diperbolehkan jika bukan transaksi yang wajar (arms length transaction). Oleh karena itu,
tidak ada keuntungan atau kerugiaan yang diakui dari transaksi transfer oleh perusahaan yang
mentransfer. Tetapi, jika nilai aset yang ditransfer ke entitas yang baru dibentuk tersebut telah
mengalami penurunan nilai sebelum terjadinya transfer dan nilai wajarnya lebih rendah
dibanding nilai tercatanya pada pembukuaan perusahaan yang mentransfer, perusahaan yang
mentransfer harus mengakui kerugiaan dari penurunan nilai dan mentransfer asset pada entitas
baru pada nilai wajar yang lebih rendah tersebut.

Entitas yang dibentuk melalui pencatatan untuk aset dan liabilitas yang ditransfer dengan cara
biasa berdasarkan nilai buku pada saat transfer. Pelaporan keuangan berikutnya melibatkan
konsolidasi dari laporan keuangan entitas yang dibentuk dengan laporan keuangan induk
perusahaan. Secara keseluruhan, laporan keuangan konsolidasi memperlihatkan seakan-akan
tidak pernah terjadi proses transfer.

KOMBINASI BISNIS

Suatu penggabungan usaha terkait dengan penggabungan atas pengendaliaan kepemilikan dua
atau lebih perusahaan yang sebelumnya merupakan entitas terpisah. Penggabungan usaha dapat
mengambil satu dari beberapa bentuk penggabungan usaha dan dapat dilakukan dengan cara
yang berbeda.

Jenis-jenis Kombinasi Bisnis

Ada tiga bentuk utama dari penggabungan usaha secara legal:

1. Legal Merger (statutory merger)


2. Legal Konsolidasi (statutory consolidation)
3. Akuisisi saham (stock acquisition)

Hubungan yang terjadi dalam akuisisi saham disebut hubungan induk-anak perusahaan. Induk
perusahaan adalah perusahaan yang memiliki kendali atas perusahaan lain yaitu anak
perusahaan, biasanya melalui kepemilikan mayoritas saham biasa. Untuk kepentingan
pelaporan keuangan ke publik, induk dan anak perusahaan menyajikan laporan keuangan
konsolidasi seolah-seolah merupakan satu perusahaan tunggal.

Metode Untuk Melakukan Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dapat dikatakan sebagai bersahabat atau tidak bersahabat. Dalam
penggabungan usaha yang bersahabat, manajemen perusahaan-perusahaan yang terlibat
melakukan perjanjian sehubungan dengan persyaratan penggabungan dan merekomendasikan
adanya persetujuaan dari pegang saham. Biasanya penggabungan seperti ini akan dilakukan
dalam satu transaksi yang melibatkan pertukaran aset atau saham berhak suara. Dalam
penggabungan yang tidak bersahabat, atau sering disebut hostile takeover manajemen
perusahaan-perusahaan yang terlibat tidak menyetujui persyaratan penggabungan, dan
manajemen dari salah satu perusahaan melakukan tender offer secara langsung kepada
pemegang saham perusahaan lain untuk melakukan tender atau menukarkan sahamnya
dengan efek atau asset dari perusahaan pengakuisisi. Jika saham yang ditender telah
mencukupi, perusahaan pengakuisisi memperoleh kendali atas saham berhak suara dari
perusahaan lain tersebut dan dapat mengangakat manajemen perusahaan dengan menggunakan
hak suaranya.

Proses spesifik yang digunakan dalam akuntansi penggabungan usaha yang bergantung pada
apakah proses penggabungan dilakukan dengan mengakuisisi asset atau saham berhak suara dari
perusahaan lain.

Akuisisi Aset

Kadang-kadang satu perusahaan mengakuisisi aset perusahaan lain mealalui negoisasi langsung
denagan manajemen. Perjanjian ini juga dapat menyebabkan perusahaan pengakuisisi
menangung kewajiban dari perusahaan lain. Perusahaan penjual umumnya mendistribusikan
asset atau efek yang diterimanya kepemegang sahamnya dalam penggabungan usaha dari
perusahaan pengakusisi dan dilikuidasi , sehingga hanya perusahaan pengakusisi sebagai entitas
legal yang bertahan.

Perusahaan pengakusisi mencatat pengabungan usaha dengan mencatat tiap aset yang diperoleh,
tiap kewajiban yang ditanggungnya dan aset atau efek yang diberikan dalam pertukaran.

Akuisisi Saham

Penggabungan usaha yang dilakukan melalui akuisisi saham tidak harus melibatkan akuisisi
semua saham berhak suara yang beredar. Bagi satu perusahaan untuk mengendalikan perusahaan
lain melalui kepemilikan saham, hanya diperlukan kepemilikan mayoritas (lebih dari 50%) dari
saham berhak suara yang beredar. Akuisisi saham berhak suara kurang dari mayoritas biasanya
tidak dianggap sebagai penggabungan usaha. Ketika satu pemegang saham memegang
kepemilikan mayoritas dalam saham berhak suara, saham lain yang tersisa disebut
sebagai kepemilikan minoritas (minority interest) atau kepemilikan non-
pengendali (noncontrolling interest).
Penilaian Entitas Usaha

Semua pihak yang terlibat dalam penggabungan usaha harus meyakini adanya kesempatan untuk
memperoleh keuntungan jika mereka setuju untuk berpartisipasi .sulit untuk menentukan apakah
suatu proposal penggabungan usaha menguntungkan. Nilai aset perusahaan dan potensi laba
masa depanya sangat penting untuk menentukan nilai dari perusahaan tersebut . aspek pajak juga
perlu di perhatikan.

Nilai setiap Aset dan Liabilitas

Nilai dari setiap aset dan liabilitas suatu perusahaan biasanya ditentukan melalui penilaian
(appraisal). untuk beberapa pos, nilainya dapat ditentukan relatif mudah,seperti investasi yang
diperdagangkan secara aktif dalam pasar efek, atau utang iangka pendek . untuk pos lain ,
penilaian dapat sangat subjektif , seperti nilai tanah yang berada di daerah yang jarang terjadi
penjualan. selain itu, beberapa aset tak berwujud juga tidak dilaporkan dalam neraca sebagai
contohnya , biaya mengembangkan ide baru, produk baru, dan metode produksi baru biasanya
dibebankan sebagai biaya penelitiaan dan pengembangan pada periode terjadinya.

Liabilitas lancar biasanya dianggap mempunyai nilai wajar sama dengan nilai bukunya karena
liabilitas lancar akan dibayar pada nilai tercatatnya dalam jangka pendek. Liabilitas jangka
panjang, tetapi, harus dinilai berdasarkan tingkat bunga sekarang jika berbeda dengan tingkat
bunga efektif pada waktu liabilitas tersebut dikeluarkan.

Nilai Laba Potensial

Dalam banyak kasus, aset yang dioperasikan bersama sebagai kelompok mempunyai nilai lebih
tinggi dari penjumlahan nilai individualnya. "nilai kelangsungan usaha" (going cancern)
menyebabkan lebih menguntungkan untuk mengoperasikan aset sebagai suatu entitas
dibandingkan menjualnya secara sendiri-sendiri kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba sebagai perusahaan yang berjalan merupakan suatu hal penting dalam
penilaian perusahaan.

Ada beberapa pendekatan untuk mengukur nilai dari laba masa depan suatu perusahaan . kadang-
kadang perusahaan dinilai berdasarkan kelipatan dari labanya sekarang.

Metode lain untuk menilai suatu perusahaan adalah menghitung nilai sekarang dari arus kas masa
depan yang diharapkan akan dihasilkan perusahaan. metode ini mengharuskan adanya penentuan
nilai dam waktu dari arus kas masa depan dan mendiskontokan arus kas tersebut ke nilai sekarag
pada tingkat bunga diskonto yang sesuai untuk perusahaan tersebut.
AKUNTANSI UNTUK KOMBINASI BISNIS

Pembelian suatu perusahaan pada dasarnya sama dengan pembeliaan aset atau kelompok aset
lain. Ketika suatu aset dibeli, " konsiderasi" (consideration ) diberikan sebagai ganti untuk hak
kepemilikan atas aset yang dibeli. Sama juga, ketika suatu perusahaan dibeli " konsiderasi"
diberikan sebagai ganti untuk hak kepemilikan yang diserahkan oleh pemilik perusahaan yang
diakuisisi. Pada saat aset dibeli , pembeli mencatat aset sebesar biaya perolehan yang timbul
untuk mengakuisisi aset tersebut. Biaya perolehan biasanya ditentukan berdasarkan nilai wajar
aset yang diakuisisi atau nilai wajar " konsiderasi" yang diberikan. Jika sekelompok aset dibeli
untuk satu harga beli, total biaya perolehan harus dialokasikan ke masing masing aset yang
diakuisisi berdasarkan nilai wajarnya. Prinsip yang sama diterapkan untuk pembeliaan
perusahaan sama seperti pembeliaan aset secara individual atau kelompok aset.

PSAK 22 tentang " akuntansi untuk penggabungan usaha " menjelaskan prosedur akuntansi yang
saat ini diterapkan untuk transaksi Kombinasi Bisnis di Indonesia.

Akuntansi Akuisisi

Dalam PSAK 22, metode akuntansi untuk kombinasi bisnis, mengharuskan menggunakan
metode akuisisi. Berdasarkan metode akuisisi, pihak pengakuisisi seluruh aset yang diakuisisi
dan liabilitas yang ditanggung dalam kombinasi bisnis serta mengukurnya pada nilai wajar
tanggal akuisisi. Apabila diakuisisi kurang dari 100% dari pihak yang diakuisisi, maka
kepentingan nonpengendali juga diukur pada nilai wajar tanggal akuisisinya.

Goodwill

Secara konseptual, goodwill sebagaimana terkait dengan kombinasi bisnis, terdiri atas seluruh
faktor-faktor berwujud yang memungkinkan sebuah usaha memperoleh laba di atas rata-rata.
Dari sudut pandang akuntansi, PSAK 19, Aset Takberwujud telah menyatakan bahwa goodwill
merupakan aset yang menunjukkan manfaat ekonomi masa depan yang berasal dari aset-aset lain
yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak teridentifikasi secara individu dan secara
terpisah diakui. Sebuah aset dianggap dapat diidentifikasi, sehingga harus secara terpisah diakui,
apabila dapat dipisahkan (dari bisnisnya) atau berasal dari kontrak atau hak lainnya.

Kombinasi Bisnis yang Terpengaruh karena pembelian Aset Bersih

Ketika satu perusahaan mengakuisisi seluruh aset bersih dari perusahaan lainnya dalam sebuah
kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mencatat pada pembukuannya aset-aset individu yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dalam kombinasi serta nilai wajar yang dipertukarkan.
Adanya kelebihan nilai wajar yang dipertukarkan di atas niai wajar aset bersih teridentifikasi
dicatat oleh pihak pengakuisisi sebagai goodwill. Secara teori, goodwill adalah kelebihan
kemampuan memperoleh pendapatan dari perusahaan yang diakuisisi. Dalam praktik, goodwill
menunjukkan premi yang dibayarkan untuk memperoleh kendali.

PERTIMBANGAN TAMBAHAN DALAM AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS

PSAK 22 memasukkan sejumlah persyaratan terkait dengan hal-hal khusus atau aspek-aspek
yang dihadapi dalam kombinasi bisnis. Berikut ini adalah pembahasan mengenai beberapa situasi
yang lebih penting.

Ketidakpastian dalam Kombinasi Bisnis

Ketidakpastian memengaruhi sebagian besar pengakuan akuntansi, namun lazim dalam


kombinasi bisnis. Meskipun ketidakpastian berkaitan dengan banyak aspek kombinasi bisnis,
aspek akuntansi untuk kombinasi bisnis yang berhak mendapat perhatian khusus adalah periode
pengukuran.

Ekuitas Non-pengendali dilakukan sebelum kombinasi bisnis

Pada beberapa kasus, pengakuisisi menahan kepemilikan saham dalam akusisi awal untuk
melakukan pengawasan melalui kombinasi bisnis. Jumlah total dari investasi pengakuisisi dalam
akuisisi selanjutnya ke kombinasi bisnis sama dengan nilai wajar tanggal akuisisi dari
kepemilikan saham yang dilakukan terlebih dahulu dan nilai wajar dari konsiderasi yang
diberikan dalam kombinasi bisnis.

You might also like