Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari yang tidak terkendali selama masa hamil.
Etiologi
1) Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim : hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa.
2) Faktor organic: resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi
3) Faktor psikologi : ruma tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.
Manifestasi Klinis
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi
dalam 3 tingkatan :
1) Tingkatan I : Muntah terus menerus yang mempengaruhi , ibu
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium, turgor kulit mengurang, lidah
mongering dan mata cekung.
2) Tingkatan II : penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit
mengurang, lidah mengering dan Nampak kotor, suhu kadang-
kadang naik dan mata sedikit ikterik. Aseton dapat tercium dalam
hawa pernafasan
3) Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,
kesadaran makin menurun hingga mencapai somnollen atau
koma, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang
makin tajam.
1.1.1. Pemeriksaan Diagnostik
1) USG
2) Urinalisis
3) Pemeriksaan fungsi hepar
1.1.2. Penatalaksanaan
1) Obat obatan
2) Isolasi; Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang,
tetapi cerah dan peredaran udara yang baik, catat cairan yang keluar
masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan.
1
3) Terapi psikologika; perlu diyakinkan kepeda penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena
kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik.
4) Cairan parenteral; cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein, dapat ditambah kalium dan vitamin, bila kekurangan protein
dapat diberiakan asam amino secara intravena.
5) Menghentikan kehamilan; Bila keadaan memburuk perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung.
2
MOLAHIDATIDOSA
Definisi
Molahidatidosa adalah neoplasma jinak dari sel trofoblas.Pada
molahidatidosa kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang
sempurna, melainkan berkembang menjadi patologik.
Etiologi
Penyebab molahidatidosa belum diketahui secara pasti, namun ada
faktor-faktor penyebabnya adalah :
a) Faktor Ovum
Pembuahan sel telur dimana intinya telah hilang atau tidak aktif lagi
oleh sebuah sel sperma.
b) Imunoselektif dari Trofoblas
Disebabkan oleh kesalahan respon imun ibu terhadap invasi oleh
trofoblas.
c) Usia
Faktor usia yang dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat terjadi
kehamilan mola.
d) Keadaan Sosio-Ekonomi yang Rendah
Dalam masa kehamilan keperluan akan zat-zat gizi meningkat. Hal
ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan janin
e) Paritas Tinggi
Karena trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetik
yang dapat
f) Defisiensi Protein
Kekurangan protein dalam makanan mengakibatkan pertumbuhan
pada janin tidak sempurna.
g) Infeksi Virus dan Faktor Kromosom yang Belum Jelas
Masuk atau adanya mikroba dalam tubuh manusia tidak selalu
menimbulkan penyakit ( desease ). Hal ini sangat tergantung dari
jumlah mikroba ( kuman atau virus ) yang termasuk virulensinya seta
daya tahan tubuh.
h) Riwayat Kehamilan Mola Sebelumnya
Klasifikasi
Mola hidatidosa terdiri dari dua jenis menurut Myles, 2009 yaitu :
a) Mola Hidatidosa Komplet
3
Pada mola jenis ini, tidak terdapat adanya tanda-tanda embrio,
tali pusat, atau membran. Kematian terjadi sebelum berkembangnya
sirkulasi plasenta.
b) Mola Hidatidosa Partial
Tanda-tanda adanya suatu embrio, kantong janin, atau kantong
amnion dapat ditemukan karena kematian terjadi sekitar minggu ke-8
atau ke-9.
Manifestasi Klinis
Menurut Mochtar, 2005 terdapat beberapa tanda dan gejala pada mola
dilihat dari keluhan dan beberapa pemeriksaan khusus obstetri yang
dilakukan pada penderita :
a) Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata
dari kehamilan biasa.
b) Terdapat pendarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna
tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak.d. Pembesaran
uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan seharusnya.
c) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak
selalu ada), yang merupakan diagnosa pasti.
d) Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan,
yang disebut muka mola (mola face).
e) Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin.
f) Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin.
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Fauziyah, pemeriksaan diagnostik pada mola hidatidosa dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a) Pemeriksaan kadar beta hCG
b) Uji Sonde
c) Foto rontgen abdomen
d) Foto thoraks
Penatalaksanaan
Terapi mola hidatidosa ada 3 tahapan yaitu :
a) Perbaikan keadaan umum
1) Koreksi dehidrasi
2) Transfusi darah bila ada anemia
3) Bila ada gejala pre eklampsia dan hiperemesis gravidarum
diobati sesuai dengan protokol penanganan di bagian obstetrik
dan ginekologi
4
4) Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis, dikonsultasikan ke bagian
penyakit dalam
b) Pengeluaran jaringan mola dengan cara kuretase dan histerektomi
1) Kuretase pada pasien mola hidatidosa
2) Histerektom
PREMATUR
Definisi
Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi
yang dapat hidup tetapi belum aterm (cukup bulan).
Klasifikasi
Menurut usia kehamilannya maka prematur dibedakan menjadi
beberapa, yaitu :
3) Usia kehamilan 32 36 minggu disebut persalinan prematur
(preterm)
4) Usia kehamilan 28 32 minggu disebut persalinan sangat premature
(very preterm)
5) Usia kehamilan 20 27 minggu disebut persalinan ekstrim
premature (extremely preterm)
Menurut berat badan lahir, bayi prematur dibagi dalam kelompok :
1) Berat badan bayi 1500 2500 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR)
2) Berat badan bayi 1000 1500 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
3) Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Ekstrim Rendah (BBLER)
Factor Risiko
a) Faktor Iatrogenik (Indikasi Medis pada Ibu/ Janin)
Hal ini dilakukan dengan alasan ibu atau janin dalam keadaan tidak
memungkinkan seperti penyakit hipertensi dalam kehamilan dan
terjadi gangguan pertumbuhan intrauterine
b) Faktor Maternal
1) Umur ibu
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 35
tahun.
2) Paritas Ibu
Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
yang dapat hidup.
Macam paritas menurut Varney (2008) dibagi menjadi :
Primiparitas
5
Seorang wanita yang telah melahirkan bayi hidup atau mati
untuk pertama kali.
Multiparitas
Wanita yang telah melahirkan bayi hidup atau mati beberapa
kali (sampai 5 kali atau lebih)
3) Trauma
4) Riwayat prematur sebelumnya
5) Plasenta previa
6) Inkompetensi serviks
Inkompetensi serviks merupakan kondisi ketidakmampuan
serviks untuk mempertahankan kehamilan hingga waktu
kelahiran tiba karena efek fungsional serviks.
7) Infeksi intra-amnion
Infeksi intra-amnion merupakan infeksi yang terjadi akibat
ketuban pecah lebih dari 18 jam. Agar tidak terjadi infeksi ini
harus menghindari ketuban pecah lebih dari 18 jam dalam
persalinan.
8) Hidramnion
Hidramnion merupakan kehamilan dengan jumlah air ketuban
lebih dari 2 liter. Produksi air ketuban berlebih dapat merangsang
persalinan sebalum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat
menyebabkan kelahiran prematur
9) Hipertensi
10) Malnutrisi
c) Faktor Janin
1) Gemelli
Proses persalinan pada kehamilan ganda
2) Janin Mati Dalam Rahim (IUFD)
3) Kelainan Kongenital
d) Faktor Perilaku
a. Merokok
b. Minum alcohol
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis Bayi Prematur adalah :
1) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
2) Kulit tipis, transparan, lanugonya banyak
3) Tangisnya lemah
4) Tonus otot lemah
5) Refleks hisap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif.
6
6) Tulang rawan dan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
sehingga seolah- olah tidak teraba tulang rawan dan daun telinga
(Surasmi, 2003).
7) Pergerakannya kurang dan masih lemah, pernapasan belum teratur
8) Kepala tidak mampu tegak .
POSTMATUR
Definisi
Kehamilan postmatur (postterm) disebut juga kehamilan lewat
waktu/bulan merupakan kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu
Etiologi
a) Pengaruh Progresteron
b) Teori Oksitosin
c) Teori Kortisol/ ACTH Janin
d) Saraf Uterus
e) Herediter
f) Kurangnya air ketuban
g) Insufiensi plasenta.
Manifestasi Klinis
a) Gerakan janin yang jarang
b) Postterm dapat di bagi dalam 3 stadium (Sarwono,2010) :
1) Stadium I
Kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2) Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada
kulit
3) Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
Menurut Bayu, 2009 manifestasi yang ditunjukkan yaitu bayi
postmature:
1) Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
2) Kuku-kuku panjang
3) Rambut kepala agak tebal
Pemeriksaan Diagnostik
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada ibu dengan kehamilan
postmatur (Prawirohardjo, 2008), antara lain :
a) Ultrasonografi (USG)
b) Pemeriksaan radiologi
c) Pemeriksaan laboratorium
7
Definisi
Kehamilan ektopik adalah kehamilan di mana sel telur yang
dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uterus.
Klasifikasi
Klasifikasi kehamilan ektopik berdasarkan tempat terjadinya implantasi
dari kehamilan ektopik, dapat dibedakan menurut :
1) Kehamilan tuba
2) Kehamilan ovarial
3) Kehamilan servikal
4) Kehamilan abdominal
Etiologi
a) Faktor mekanis
Salpingitis
Kelainan pertumbuhan tuba
Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba
Penggunaan IUD
b) Faktor Fungsional
8
2) Pemeriksaan kadar hormon progesteron
3) Pemeriksaan kadar HCG serum
4) Pemeriksaan golongan darah
b) Kuldosentesis
c) Ultrasonografi (USG)
Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan Medis
b) Penatalaksanaan Bedah
1) Salpingostomi
2) Salpingotomi
3) Salpingektomi
Definisi Preeklamsia/Eklamsia
Preeklampsia adalah terjadinya peningkatan tekanan darah paling
sedikit 140/90, proteinuria, dan oedema.
Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan kejang
tiba-tiba yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil
Etiologi Preeklamsia/Eklamsia
a. Pre-eklamsia
1) Pre-eklampsia ringan
Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari
160 mmHg; diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin
(air seni)
Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung,
wajah atau tangan
2) Pre-eklampsia Berat
Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah sistolik : 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik : 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
9
4. Trombosit < 100.000/mm3
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam) 6. Proteinuria
(protein dalam air seni > 3 g / L)
6. Nyeri ulu hati
7. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang
berat
8. Perdarahan di retina (bagian mata)
9. Edema (penimbunan cairan) pada paru
10. Koma
b. Tanda Eklampsia
1) Eklamsia ringan
Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
Keluarnya protein melalui urine (proteinuria) dengan hasil lab
proteinuria kuantitatif (esbach) >=300mg/24 jam
Kenaikan berat badan lebih dari 1 kg seminggu
Bengkak kedua kaki, lengan dan kelopak mata
2) Eklamsi berat
Tekanan darah 160/110 mmHg
Proteinuria kuantitatif > = 2 gr/24 jam
terdapat protein di dalam urine dalam jumlah yang signifikan
Trombosit kurang dari 100.000/mm3
Pemeriksaan Preeklamsia/Eklamsia
Pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk penegakan diagnosa
adalah:
Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darah lengkap, penurunan
hemoglobin, hematokrit meningka, trombosit menurun
Penanganan Preeklamsia/Eklamsia
a.Penanganan preeklampsia Sedang
Ibu hamil dianjurkan banyak istirahat (tidur miring ke kiri). Diet
diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam secukupnya.
b. Penanganan preeklampsia Berat
Pengelolaan preeklampsia berat mencakup pencegahan kejang,
pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan, pelayanan supportif terhadap
penyulit organ yang terlibat dan saat yang tepat untuk persalinan.
PLASENTA PREVIA
10
2.2.2 Klasifikasi Plasenta Previa
11
Pemeriksaan pada ibu denga plasenta previa adalah sebagai berikut :
a) Keadaan umum
1) Keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok
2) Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai
koma
3) Tekanan darah turun
4) Nadi dan pernapasan meningkat
5) Daerah ujung menjadi dingin
6) Anemis
b) Palpasi
1) Janin belum cukup bulan
2) Tinggi fundus uteri sesuai dengan umur hamil
3) Karena letak plasenta di segmen bawah lahir, maka dapat
dijumpai kelainan letak janin dalam Rahim dan bagian
terendah masih tinggi :
- Belum masuk pintu atas panggul
- Mengolak ke samping
- Menonjol diatas simfisis
- Bagian bawah janin sukar ditentukan
- Letak lintang
- Letak sungsang
4) Denyut jantung janin bervariasi dari normal sampai asfiksia
dan kematian dalam rahim
c) Inspekulo
1) Apakah perdarahan berasal dari ostium uteri atau dari kelainan
serviks atau vagina
2) Darah berwarna merah segar
3) Tampak bekuan darah di vagina
4) Bila ada pembekuan serviks, dapat dilihat permukaan maternal
plasenta
d) Perabaan forniks
1) Hanya dilakukan pada kehamilan diatas 28 minggu dan
presentasi kepala
2) Teraba bantalan lunak antara kepala janin dengan jari pemeriksa
3) Tentukkan lokasi bantalan tersebut
4) Jangan melakukan pemeriksaan kedalam kanalis servikalis
A. Pemeriksaan penunjang
a) USG
b) MRI
c) Laboratorium
Penanganan Plasenta Previa
12
1. Penanganan Ekspektif
2. Penanganan aktif
Indikasi Seksio Sesarea :
SOLUTIO PLASENTA
PATOLOGI PERSALINAN
1. Distosia akibat kelainan His (kontraksi uterus)
13
His yang sempurna mempunyai kekuatan paling tinggi di fundus
uteri pada kala II his menjadi lebih efektif, terkoordinasi, simetris
dengan fundal dominan, kuat dan lebih lama 60-90 detik.
Pada akhir kala I atau kala II, jumlah kontraksi adalah 3-4 kali tiap 10
menit (2-3 menit sekali) dengan intensitas 50-60 mmHg
(Siswosudarmo, 2008, p.113).
Sifat-sifat his yang baik adalah :
a. Teratur.
b. Makin lama makin sering, intensitas makin kuat, durasi makin
lama.
c. Ada dominansi fundus.
d. Menghasilkan pembukaan dan atau penurunan kepala.
14
Kyfose
Scoliose
2) Kelainan pada jaringan lunak
a) Distosia Servisis
b) Kelainan selaput darah dan vagina
3) Kelainan-kelainan lainnya
Tumor-tumor jalan lahir lunak : kista vagina ; polip
serviks, mioma uteri, dan sebagainya.
Rectum yang penuh atau adanya tumor.
Kelainan letak serviks yang dijumpai pada multipara
dengan perut gantung
Ginjal yang turun ke dalam rongga pelvis.
Kelainan-kelainan bentuk uterus.
c. Jenis-jenis panggul
1) Jenis jenis panggul
15
Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong di bawah kavum uteri. Pada letak
sungsang, kelainan di mulai dari lahirnya bokong bahu,
kemudian kepala.
c. Letak Lintang
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada sisi satu sedangkan bokong
pada sisi yang lain.
d. Kelainan bentuk dan letak janin
1) Janin besar
2) Hidrosephalus
3) Anencephalus
Anencephalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar
tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk.
4) Kembar siam
5) Prolaps pada tali pusat
Tali pusar berada disamping atau melewati bagian terendah
janin didalam jalan lahir setelah ketuban pecah.
4. Retensio Plasenta
a. Definisi
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit seletah bayi lahir
b. Etiologi
1) Faktor maternal :
a) Gravida berusia lanjut
b) Multiparitas
2) Faktor uterus
a) Bekas sectio caesaria, sering plasenta tertanam pada
jaringan cicatrix uterus
b) Bekas pembedahan uterus
c) Tidak efektif kontraksi uterus
3) Faktor plasenta
a) Plasenta previa
b) Implantasi corneal
c) Plasenta akreta
d) Kelainan bentuk plasenta
c. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang selalu ada :
1) Plasenta belum lahir setelah 30 menit
2) Perdarahan segera
3) Kontraksi uterus baik
Tanda dan gejala yang kadang-kadang ada :
1) Tali pusat putus akibat tarikan berlebihan
2) Inversion terus akibat tarikan
16
3) Perdarahan berlanjut (dr. Taufan Nugroho, 2012)
A. Sectio Caesaria
1. Definisi
17
Sectio Caesaria didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi di
dinding abdomen (Laparotomi) dan dinding uterus (Histerektomi).
2. Jenis
a. Sectio Caesaria transperitonealis profunda
b. Sectio Caesaria klasik / Sectio Caesaria korporal
c. Sectio Caesaria ekstraperitoneal
3. Indikasi
a. Pada kehamilan segmen bawah darurat
1) Preeklamsi berat
2) IUGR berat
3) Hemoragi yang berhubungan dengan plasenta ketika janin
masih hidup
b. Pada persalinan segmen bawah darurat
1) Tidak ada kemajuan dalam persalinan
2) Induksi persalinan gagal
3) Terdapat ketidaksesuaian jaringan parut yang tampak jelas
selama percobaan persalinan setelah sectio caesaria
sebelumnya.
4) Terjadi prolaps tali pusat (Medforth, Janet, 2011).
c. Indikasi sectio caesaria terencana / elektif
1) Plasenta previa
2) Letak transversal atau malpresentasi.
3) Kehamilan kembar jika kembar pertama berada pada presentasi
bokong.
4) Presentasi bokong tunggal jika versi sefalik eksterna tidak
efektif atau di kontraindikasikan
5) HIV dan hepatitis C.
6) Herpes genital terdapat selama trimester ketiga kehamilan.
7) Permintaan maternal, misalnya jika sebelumnya menyebabkan
trauma fisik atau psikologis (Medforth, Janet, 2011).
GINEKOLOGI PRIA
18
2.1.1 Impotensi
- Definisi
Impotensi (disfungsi ereksi) adalah ketidakmampuan yang menetap
atau terus-menerus untuk mencapai atau mempertahankan ereksi
penis yang berkualitas sehingga dapat mencapai hubungan seksual
yang memuaskan.
- Etiologi
Impotensi biasanya merupakan akibat dari:
1. Kelainan pembuluh darah
2. Kelainan persarafan
3. Obat-obatan
4. Kelainan pada penis
5. Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual
- Manifestasi
Gejala impotensi meliputi sulitnya penis mencapai ereksi, sulitnya
penis bertahan di posisi ereksi, serta penurunan gairah seksual
2.1.2 Infertilitas Pria
- Definisi
Infertilitas didefinisikan sebagai suatu kegagalan untuk
mencapai kehamilan setelah satu tahun melakukan hubungan
seksual secara regular tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
- Etiologi
Penyebab yang mendasari infertilitas pria dikelompokkan
menjadi 3 faktor yaitu level pre testicular, testicular, post
testicular:
1. Factor pre testicular
a. Kelainan hipotalamus
b. Kelainan hipofisis
2. Factor testicular
a. Kelainan kromosom
b. Varikokel
c. Gonadotoksin
d. Adanya trauma, peradangan
e. Penyakit sistemik
f. tumor
3. Factor post testikuler
a. Obstruksi traktus ejakulatorius
b. Gangguan fungsi sperma atau motilitas
c. Gangguan koitus : impotensi, hipospadia
- Manifestasi
Gejala infertilitas tergantung pada penyebab infertilitas,
diantaranya:
1. Perubahan pada pola pertumbuhan rambut
2. Perubahan pada hasrat seksual
3. Gangguan ereksi dan ejakulasi
4. Testis mengecil dan mengeras
19
1.1.3 Epididimitis
- Definisi
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, yaitu saluran
berkelok-kelok yang menghubungkan testis dengan vas
deferens.
- Etiologi
1. Infeksi bakteri non spesifik
2. Penyakit menular seksual
3. Virus
4. Tuberculosis
5. Obstruksi
6. Enggunaan Amiodarone dosis tinggi
7. Tindakann pembedahan seperti prostatektomi
8. kateterisasi
- Manifestasi
1. Nyeri pada skrotum
2. Frekuensi miksi meningkat
3. Rasa terbakar saat miksi
4. Demam
5. Nyeri pada daerah perineum
6. Urgensi
KELAINAN MENSTRUASI
Amenorea
Adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan
berturut-turut.
DISMENOREA
Dismenorea adalah menstruasi yang sangat nyeri
disebabkan oleh kejang otot uterus.Dismenorea primer adalah
menstruasi yang sangat nyeri yang bersamaan dengan
pengeluaran prostaglandin pada sikslus ovulasi, tapi tanpa
penyakit pelvis.
HIPERMENOREA
Hipermenorea ialah perdarahan haid yang lebih banyak dari
normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari.Sebab
kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya ada
mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari
biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip
endometrium, dan gangguan pelepasan endometrium pada
waktu haid.
HIPOMENOREA
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek
dan lebih kurang dari biasanya.Penyebabnya terletak pada
20
konstitusi penderita, pada uterus, pada gangguan endokrin, dan
lain-lain.Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.
POLIMENOREA
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa
(kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih
banyak dari haid biasa. Polimenorea dapat disebabkan oleh
gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi
atau menjadi pendeknya masa luteal.
OLIGOMENOREA
Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari.Apabila
panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah dinamakan
amenorea.
SINDROM PRAMENSTRUASI (PREMENSTRUAL
SYSTEM)
2.2 CA MAMAE
21
Manifestasi Klinis
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di
payuidara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, kulit
sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu, nyeri tekan
atau rabas khususnya berdarah, dari putting.
Klasifikasi Ca Mamae
- Karsinoma insitu
karsinoma insitu artinya adalah kanker yang masih
berada pada tempatnya
- karsinoma duktal
karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran yang menuju puting susu.
- karsinoma lobuler
karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar
susu, biasanya terjadi setelah menopause
- karsinoma invasive
karsinoma invasive adalah kanker yang telah
menyebar dan merusak jaringan lainnya
- karsinoma meduler
kanker ini berasal dari kelenjar susu
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran)
b. Mastektomi total
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
d. Mastektomi radikal
e. Mastektomi radikal yang diperluas
f. Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan
kelenjar limfe mamaria interna.
2. Non pembedahan
a. Penyinaran
b. Kemoterapi
c. Terapi hormon dan endokrin
CA CERVIX
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina.
Etiologi :
Beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks yaitu :
1. HPV ( Human Papiloma Virus )
Penyebab terjadinya Kanker dari luar :
22
1. Merokok
2. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia
dini dan berganti - ganti pasangan seksual
3. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita
hamil untuk mencegah keguguran
6. Pemakaian Pil KB
7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia
menahun
8. Defisiensi Gizi
9. Golongan ekonomi lemah
Manifestasi Klinis
23
1. Metode Perintang
Bekerja dengan cara menghalangi sperma dari pertemuan dengan
sel telur (merintangi pembuahan).
2. Metode Hormonal
Mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit
pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong
terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.
Metode KB hormonal memakai obat-obatan yang mengandung 2
hormon yaitu estrogen dan progestin.
Dalam metode hormonal terdapat 3 jenis alat KB :
1) Pil pengendali kehamilan, yang harus diminum setiap hari.
2) Suntikan yang diberikan setiap beberapa bulan sekali.
3) Susuk yang biasanya dimasukkan ke dalam lengan Anda, dan tahan
sampai beberapa tahun.
Perbedaan antara metode hormonal dan metode perintang adalah
metode hormonal mengubah proses kerja tubuh, sedangkan metode
perintang tidak.
3. Metode yang melibatkan alat-alat dimasukkan ke dalam rahim
Mencegah pembuahan sel telur oleh sperma. Ada beberapa jenis alat
KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah pembuahan sel telur
oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa
Inggrisnya Intra Uterine Devices, disingkat IUD. Tergantung jenis spiral
apa yang dipakai, spiral bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat
pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan
diganti.
4. Metode Alamiah
Membantu mengetahui kapan masa subur, sehingga dapat
menghindari hubungan seks pada masa itu. Yang dimaksudkan dengan
istilah alamiah di sini adalah metode-metode yang tidak membutuhkan
alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode perintang), juga
tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metode hormonal).
Ada 3 metode KB alami:
1) memberi ASI selama 6 bulan pertama
2) metode pengecekan lendir
3) metode pengamatan irama
5. Metode Permanen
24
Metode yang menjadikan seseorang tak bisa lagi memiliki anak
untuk selamanya lewat suatu operasi. Contohnya melalui proses
sterilisasi, yaitu operasi pada tubuh perempuan atau laki-laki agar steril
atau tak mampu tak lagi mempunyai anak.
Contoh lain dari metode permanen meliputi tindakan :
a) Vasektomi atau vas Ligation
b) Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur)
c) Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)
6. Metode Tradisional
Ada dua metode yang umumnya manjur untuk mencegah kehamilan:
1) Menarik keluar penis sebelum ejakulasi
Dalam bahasa ilmiah ini dinamakan coitus interruptus atau senggama
terputus.
2) Memisahkan suami dengan istri sesudah kelahiran bayi
Adat beberapa masyarakat menentukan bahwa sesudah bayi lahir,
suami istri dilarang berhubungan seks sampai beberapa bulan, bahkan
beberapa tahun lamanya.
Obat dan Alat Kontrasepsi
1. KB Implan
2. KB AKDR
3. KB Pil
4. Kontrasepsi Suntikan
5. KB Vasektomi
6. Kondom
7. Tubektomi
25