You are on page 1of 7

TUGAS INDIVIDU

Mata Kuliah Sistem Pencernaan

Resume Asuhan Keperawatan


Pada Pasien Dengan Kanker Kolon (secara teori)

Di Susun Oleh :

MARIANI SELA MELSANIA UNTHAILAWAL

NIM ST162037

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
KANKER KOLON

A. Konsep Dasar Medik


1. Pengertian
Kanker kolorektal merupakan suatu tumor malignant yang muncul pada jaringan
epithelial dari colon/rectum. Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma
yang berkembang dari polyp adenoma (andra saferi, 2013).
2. Faktor risiko
Penyebab pasti belum diketahui menurut saferi (2013), namun terdapat faktor-faktor
predisposisi, yaitu :
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Herediter
c. Riwayat kanker dibagian tubuh yang lain
d. Polyp benigna, polip kolorektal, polip adematosa atau adenoma villus
e. Kolitis ulseratif lebih dari 20 tahun
f. Merokok, obesitas
g. Diet tinggi kolesterol/ lemak dan protein (konsumsi daging) serta rendah serat/
karbohidrat
Faktor risiko menurut Williams & Wilkins (2011):
a. Asupan berlebihan lemak hewani jenuh
b. Penyakit saluran cerna
c. Usia lebih dari 40 tahun
d. Riwayat kolitis ulseratif
e. Poliposis familial
f. Riwayat kanker kolon dalam keluarga
g. Diet tinggi protein yang rendah serat
Faktor risiko menurut Brunner & suddarth (2002):
a. Riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga
b. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
c. Diet tinggi lemak, protein, dan daging serta rendah serat.
Walaupun penyebab kanker usus besar (seperti kanker lainnya) masih belum
diketahui, namun telah dikenali beberapa factor predisposisi. Hubungan antara colitis
ulseratif (yaitu tipe polip kolon tertentu) dengan kanker usus besar telah dibicarakan.

3. Patofisiologi
a. Kebanyakan lesi usus besar merupakan adenokarsinoma yang agak berbeda
b. Tumor cenderung tumbuh dengan lambat dan tidak menunjukkan gejala untuk
waktu yang lama
c. Tumor di kolon desendens dan sigmoid mengalami pertumbuhan sirkumferensia
dan mengonstriksi lumen usus
d. Tumor di kolon asendens biasanya besar saat diagnosis dan dapat di palpasi pada
pemeriksaaan fisik.
Kira-kira 60-70% karsinoma ini terjadi pada rektum, area rektosigmoid, atau
kolonsigmoid. Tipe pertumbuhan tergantung pada area asal. Karsinoma massa nulk,
polipoid, dan berjamur. Mayoritas kanker ini adalah adenokarsinoma. Tumor-tumor
ini cenderung tumbuh dengan lambat dan tetap asimtomatik atau periode waktu yang
lama. Metastasis dapat terjadi pada hepar, paru-paru, tulang atau sistem limfatik.
4. Manifestasi
Menurut saferi (2013), manifestasi ca kolon dan rectum yaitu :
a. Bervariasi dan tidak spesifik, bisa dijumpai tanpa keluhan sampai adanya
keluhan berat dan tergantung pada lokasi/besarnya tumor
b. Umumya asymptomatis atau relatif bergejala ringan pada saat penyakit
ditemukan.
c. Keluhan peranal merupakan keluhan penderita dengan gejala berupa perdarahan
segar bercampur atau tanpa disertai tinja
d. Gejala tidak khas yaitu : anemia idiopatik, nausea, malaise, haemoroid,
anoreksia, dan perubahan BB (BB menurun) akibat iritasi dan respon refluks
Menurut suratun (2010), manifestasi klinik kanker kolorektal yaitu:
a. Secara umum : perubahan kebiasaan defekasi, darah dalam feses, nyeri
abdomen, anoreksia, flatulens dan tidak dapat mencerna makanan.
b. Gejala lanjut : penurunan berat badan, keletihan, penurunan kesehatan umum.
5. Komplikasi
Menurut saferi (2013), komplikasi Ca kolon dan rectum,yaitu :
a. Obstruksi usus parsial atau lengkap diikuti penyempitan lumen akibat lesi
b. Haemorrhagi
c. Pembentukan abses akibat perforasi dinding usus oleh tumor yang diikuti
kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus
d. Shock akibat peritonitis dan sepsis
e. Metastase keorgan lain yang berdekatan. Terjadi fistel pada kantong kemih,
vagina/usus
Menurut Williams & Wilkins (2011):
a. Distensi abdomen dan obstruksi usus seiring pertumbuhan tumor yang
mengganggu organ abdomen
b. Anemia
6. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Reseksi kolon dengan marjin bebas penyakit tetap menjadi tujuan
pembedahan. Tumor dan pembuluh darah terkait direseksi dengan menghambat
struktur vaskuler dan getah bening untuk mencegah penyusupan sel maligna.
Biopsi hati dan kelenjar limfa regional dilakukan pada waktu pembedahan untuk
mengevaluasi luasnya penyakit. Ukuran tumor, lokasi dan metastasis tambahan
menenentukan tipe dan luasnya pembedahan. Tiga pembedahan mayor
dilakukan untuk kanker kolorektal termasuk reseksi tumor dengan reaastomosis
(kolektomi), kolostomi permanen/temporer, dan reseksi abdomen perineal.
b. Terapi radiasi
Terapi radiasi sering digunakan pada pasien dengan penetrasi tumor
mokroskopik luas, keterlibatan kelenjar getah bening dan ekstensi tumor
langsung ke dalam visera atau perineum. Berbagai kombinasi pendekatan telah
diupayakan termasuk radiasi prabedah, radiasi pasca bedah dan kombinasi
keduanya dikenal sebagai sandwich technique.
c. Terapi kemoterapi
Kemoterapi lanjut dipertimbangkan sebagai tambahan pada intervensi bedah
awal. Baru-baru ini penelitian telah menunjukkan perbaikan gambaran ini
dengan menggunakan kombinasi obat-obatan. Berbagai bentuk kombinasi terapi
obat meliputi: 5 fluorosil, floksuradin, mitomisin C, vinkristin, sisplatin,
metotreksat, levamisol dan leukovorin. Kemoterapi dapat digunakan untuk
mengurangi metastase dan mengendalikan manifestasi metastase.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Kaji pola defekasi terdahulu dan saat ini, apakah terjadi perubahan pola defekasi,
apakah terjadi diare atau konstipasi.
b. Kaji adanya perdarahan dari anus (darah segar).
c. Kaji adanya riwayat kanker pada keluarga, polip usus, kolitis ulserosa.
d. Kaji kebiasaan makan rendah serat, banyak lemak.
e. Kaji adanya perasaan lelah yang dialami pasien selama sakit.
f. Kaji adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakter nyeri: lokasi, frekuensi,
durasi, nyeri apakah berhubungan dengan makanan atau defekasi.
g. Kaji feses yang meliputi warna, bau dan konsentrasi, adanya darah segar atau
mukus pada feses.
h. Kaji terapi obat, yang didapat saat ini.
i. Kaji jumlah komsumsi alkohol dalam sehari dan sejak kapan mulai
mengkonsumsi alkohol.
j. Kaji riwayat penurunan berat badan selama sakit.
k. Pemeriksaan fisik: auskultasi abdomen terhadap bising usus dan palpasi
abdomen untuk area nyeri tekan distensi dan masa padat.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dari kanker kolorektal yaitu:
a. Konstipasi/diare berhubungan dengan lesi obstruksi, iritasi mukosa gastro
intestinal dari kemoterapi atau radiasi, malabsorpsi lemak
b. Nyeri behubungan dengan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
c. Intolleran aktivitas berhubungan denga kelemahan fisik.
3. Intervensi
a. Konstipasi/diare berhubungan dengan lesi obstruksi, iritasi mukosa gastro
intestinal dari kemoterapi atau radiasi, malabsorpsi lemak,
Tujuan (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah keperawatan
pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Konsistensis feses normal
2) Pola defekasi normal.
Intervensi keperawatan (NIC)
1) Kaji kebiasaan defekasi klien
2) Monitor masukan dan pengeluaran cairan.
3) Anjurkan masukan cairan adekuat antara 1-2 liter/hari.
4) Anjurkan makan tinggi serat.

b. Nyeri akut behubungan dengan dengan kompresi jaringan sekunder akibat


obstruksi.
Tujuan (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan masalah keperawatan
pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Nyeri hilang atau terkontrol.
2) Ekspresi wajah klien rileks
3) Klien dapat istirahat dengan cukup
Intervensi keperawatan (NIC)
1) Kaji riwayat nyeri
2) Jelaskan pada klien/orang terdekat apa yang diharapkan, dari program
terapi yang diberikan: pembedahan radias, kemoterapi.
3) Anjurkan menggunakan keterampilan manajemen nyeri, (teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa dan sentuhan terapeutik.
c. Intolleran aktivitas berhubungan denga kelemahan fisik.
Tujuan (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah keperawatan
pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
2) Klien berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhannya
Intervensi (NIC)
1) Kaji kemamouan aktivitas dan alasan ketidakseimbangan.
2) Buat jadwal aktivitas dengan periode istirahat yang adekuat sesaui
kemampuan.
3) Anjurkan klien partisipasi dalam perawatan dan aktivitas rekreasi.
4) Bantu klien dalam merubah poisisi, ambulasi bila dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA

Suratun TIM (2010), Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta
Wijaya Saferi Andra (2013), Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuha medika
Williams & Wilkins (2011), Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan, Edisi: 2.
Jakarta : EGC

You might also like