Professional Documents
Culture Documents
Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat
produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya
(atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang ).
Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk
memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga
bahan, ongklos angkut, penyimpanan dan lain-lain.
1
1.B.2. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method)
Pada metode ini dengan pencatatan fisik menghitung rata-rata
harga perolehan persatuan bahan sebagai berikut:
(X1 x P1) + (X2 x P2) +.......+(Xn x Pn)
Harga perolehan Rata =
rata persatuan X1 + X2 + .......+ Xn
Didalam kartu kartu persediaan dengan metode ini setiap terjadi tambahan
bahan dan ada bahan yang dipakai memiliki harga perolehan persatuan
bahan yang paling baru.
1.B.3. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo)
Metode ini berdasarkan anggapaan bahwa bahan yang pertama
kali dipakai dibebani dengan harga perolehan persatuan bahan dari yang
terakhir masuk ,disusul dengan harga perolehan bahan persatuan yang
masuk sebelumnya dan seterusnya.
2
Selisih Harga = Harga Bahan Standar - Harga bahan - x Jumlah
per satuan sesungguhnya sesungguhnya
per satuan dibeli/digunakan
Pembelian
Tanggal Jumlah Harga /
(Kg) Kg
12 Jan 1999 400 Rp 120
26 Jan 1999 500 Rp 90
31 Jan 1999 100 Rp 110
Pemakaian
Tanggal Jumlah
16 Jan 1995 500
28 Jan 1995 300
Catatan:
3
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian
tanggal 26 jan 1999
30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang
diminta tanggal 28 januari dan berasal dari persediaan awal
Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw
material used) bulan Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual
serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO
b.Metode LIFO
c.Metode Average
JAWAB
A. 1. metode Fisik Fifo
Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)1.100 Kg Rp 115.000
250 x Rp 90 = Rp 22.500
Rp 33.500
4
A.2. Perpetual Fifo
Nomor : Pesan :
500 90 45.000
5
B.1. Fisik Lifo
Persediaan (inventory) per 1 januari 1999 (awal = 200 Kg x Rp 100) =Rp 20.000
Pembelian bahan (raw material purchase) :
Tanggal 12/1/1999 = 400 Kg x Rp 120 = Rp 48.000
26/1/1999 = 500 Kg x Rp 90 = Rp 45.000
31/1/1999 = 100 Kg x Rp 110 = Rp 11.000
1.000 Kg 104.000
Pengembalian pembelian 100 Kg x Rp 90 = 9.000
Pembelian bersih(net purchase) = 900 Kg Rp 95.000
Harga perolehan bahan siap pakai (raw material available to use) (1.100 Kg)
Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Januari 1999
200 x Rp 100 = Rp 20.000
150 x Rp 120 = Rp 18.000
Rp 38.000
Harga perolehan bahan baku yang dipakai 750 kg Rp 77.000
B. 2. Perpetual Lifo
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
Nomor : Pesan :
6
12 jan 99 400 120 48.000 200 100 20.000
500 90 45.000
200 90 18.000
100 90 9.000
150 90 13.500
150 90 13.500
7
2.b. Perpetual rata-rata
Nomor : Pesan :
8
Program Gaji dan Upah Intensif
Tujuan program insentif adalah meningkatkan produktifitas karyawan
yang berarti meningkatkan penghasilan karyawan yang produktifitasnya tinggi
sekaligus menekan biaya produksi satuan.
9
2. Sistem Taylor
Pada sistem ini apabila dalam waktu standar karyawan dapat
menghasilkan produk yang melebihi hasil standar diberikan upah diatas tarif upah
standar,karyawan yang menghasilkan jumlah produk sama dengan hasil standar
diberikan upah sama dengan upah standar, Karyawan yang hasilnya dibawah hasil
standar hanya diberikan upah dibawah tarif upah standar.
PT. PESONA BUMI ALAMI Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri perkayuan. dalam menghitung gaji untuk karyawannya
menggunakan program gaji dan upah intensif .
10
Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Alami .
Nama Jam Kerja Nama Jam kerja
Bagus S 18 Desi R 17
Eva K 17 Dini P 18
Tina S 19 Santi S 19
Heny F 20 Andry F 16
Rosa G 15 Sani M 20
Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif upah
perjam Rp 750.
Diminta :
Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam dengan
menggunakan :
a. Premi Sistem Halsey
b. Premi Sistem Rowan
a. Premi Sistem Bart
JAWAB
PT PESONA BUMI ALAMI
Js = jam sesungguhnya
11
Desi R 750 (17 + (20 17) = 13.875 13.875 : 17 = 816
12
Santi S ( (20 x 19)) x 750 = 14.620 14.620 : 19 = 769,5
13
CONTOH SOAL BOP (BIAYA OVERHEAD PABRIK)
JAWAB
14
4. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan pada bulan April 1997 :
Kapasitas sesungguhnya pada bulan April 1997 = 6.000 kwt
BOP dibebankan pada bulan April 1997 = 6.000 kwt x Rp. 100,- = Rp.
600.000,-
https://datakata.wordpress.com/2014/12/26/contoh-soal-analisis-biaya-
overhead-pabrik/
15
DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD
PABRIK
Departementalisasi adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang
disebut departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya
overhead pabrik.
Manfaat Departementalisasi
Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian
biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead
pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan
pusat terjadinya sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggungjawab
setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-
tarif biaya overhead pabrik yang berbeda-beda untuk tiap departemen, maka
pesanan atau produk yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani
dengan biaya overhead pabrik sesuai tarif dari departemen yang besangkutan. Hal
ini mempunyai akibat terhadap ketelitian terhadap penentuan harga pokok produk.
Tujuan Departementalisasi
Adapun tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabrik adalah sebagai
berikut:
16
17
18
19
20
21
22
23
24
http://slidehot.us/resources/contoh-soal-dan-penyelesaian-departementalisasi-
bop.736537/
https://vianisilv.wordpress.com/2014/06/19/akuntansi-biaya-departementalisasi-
biaya-overhead/
25