You are on page 1of 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
STKIP-PGRI Lubuklinggau merupakan lembaga pendidikan tinggi
yang visi utamanya adalah menjadi lembaga pendidikan tinggi yang
menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan
kompetitif. Salah satu upaya untuk mewujudkan visi tersebut dengan
mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan akademik
yang tercantum dalam kurikulum semua program studi yang ada
dilingkungan STKIP-PGRI Lubuklinggau, yang menjadi mata kuliah wajib
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi S1. Agar tercapainya
tujuan pendidikan yang utuh di perguruan tinggi, sangatlah kurang apabila
mahasiswa hanya mengandalkan pengetahuan teoritis yang diperoleh dari
bangku kuliah. Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) sebagai upaya agar mahasiswa mendapatkan gambaran nyata
sekaligus penerapan dari ilmu yang telah diperoleh selama kuliah. Salah satu
program KKN yang diselenggarakan STKIP-PGRI Lubuklinggau adalah
Program magang/ belajar bekerja terpadu.
Program magang adalah suatu kegiatan pembelajaran di lapangan
yang bertujuan untuk memperkenalkan dunia kerja nyata kepada mahasiswa
sebelum kembali pada masyarakat, pembelajaran ini terutama dilaksanakan
melalui hubungan yang intensif antara peserta program magang dan tenaga
pembinanya di sekolah. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mampu
memahami, memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan
kegiatan manajemen di sekolah. Program mahasiswa magang yang telah
dilaksanakan berkaitan dengan manajemen sekolah khususnya pada
manajemen sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan salah satu
aspek manajemen yang ada di lembaga pendidikan. Sarana dan prasarana
mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan.
2

Tanpa adanya sarana dan prasarana yang mendukung maka proses pendidikan
tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Kegiatan magang ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 4
Lubuklinggau yang letaknya berada di kelurahan Siring Agung,
Lubuklinggau Selatan II. Sekolah ini telah beroperasi sejak tahun 2002
hingga sekarang. SMA Negeri 4 Lubuklinggau merupakan salah satu sekolah
yang mendapatkan akreditasi A. Sekolah ini telah memiliki standar sistem
manajemen sekolah yang baik, terutama pada manajemen sarana dan
prasarana, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa untuk
mendapatkan gambaran serta mempelajari proses bagaimana manajemen
pengelolaan aset sarana dan prasarana dilaksanakan, selain itu mahasiswa
juga dapat membuat media pembelajaran sesuai dengan hasil analisis
kebutuhan pada mata pelajaran. Program magang ini telah dilaksanakan
dalam rentan waktu kurang lebih 1 bulan dimulai pada tanggal 6 Februari-12
Maret 2017.

B. Tujuan dan Manfaat Magang


1. Tujuan
a. Memperkenalkan dunia kerja nyata kepada mahasiswa sebelum
kembali pada masyarakat melalui pengamatan langsung tentang
manajemen sekolah.
b. Mahasiswa mempelajari bagaimana proses pengelolaan aset sarana
dan prasarana di sekolah.
c. Mahasiswa dapat mengembangkan dan meningkatkan skill yang
diperoleh selama perkuliahan.

2. Manfaat
a. Mahasiswa mendapatkan gambaran nyata dan pengalaman langsung
tentang dunia kerja terutama manajemen di sekolah.
b. Mahasiswa mendapatkan ilmu tentang proses pengelolaan aset sarana
dan prasarana disekolah yang baik.
3

c. Mahasiswa dapat mengembangkan media pembelajaran yang sesuai


dengan kebutuhan siswa di sekolah tersebut.
4

BAB II
RENCANA KEGIATAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
disekolah, mahasiswa dapat menyimpulkan bahwa secara keseluruhan sarana
dan prasarana di SMA Negeri 4 Lubuklinggau telah memenuhi standar
manajemen yang cukup baik. Hanya saja untuk menghadapi perubahan
kurikulum KTSP ke Kurikulum 13 dibutuhkan pengadaan sarana dan
prasarana teknologi seperti komputer, LCD, dan jaringan internet yang lebih
banyak. Teknologi merupakan sarana pendukung yang mempunyai peranan
penting dalam proses belajar dan mengajar didalam K13 yang akan
dilaksanakan pada tahun ajaran baru.

B. Rencana Kegiatan
1. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa yang melakukan program
magang di SMA Negeri 4 Lubuklinggau adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa mempelajari komponen-komponen administrasi sarana dan
prasarana pendidikan.
b. Mahasiswa memahami hubungan antara sarana dan prasarana dengan
program pengajaran.
c. Mahasiswa mengetahui pengelolaan dana boss yang disubsidikan
pemerintah ke sekolah.
d. Mahasiswa mempelajari bagaimana proses melakukan perencanaan,
pengadaan, penginventarisasian, pemeliharaan, serta
penghapusan/penyingkiran sarana dan prasarana pendidikan.
e. Mahasiswa dapat melakukan analisis terhadap materi pembelajaran
mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya.
Hasil analisis tersebut membantu guru dalam menentukan pengadaan
atau penyediaan alat atau media untuk mengajar. Alat atau media
sangat dibutuhkan oleh guru karena dapat mempermudah pemberian
5

pengertian kepada siswa, sehingga meningkatkan efektivitas dan


efisiensi proses belajar mengajar.
f. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah
dengan membuat media pembelajaran sesuaian dengan analisis
kebutuhan yang telah dilakukan.

2. Hal-hal yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti program magang di


SMA Negeri 4 Lubuklinggau:
a. Mahasiswa dapat mempelajari komponen-komponen administrasi
sarana dan prasarana pendidikan
b. Mahasiswa dapat memahami hubungan antara sarana dan prasarana
dengan program pengajaran
c. Mahasiswa dapat mengetahui pengelolaan dana boss yang disubsidikan
oleh pemerintah ke sekolah
d. Mahasiswa dapat mempelajari bagaimana melakukan perencanaan
terhadap sarana dan prasarana di sekolah
e. Mahasiswa dapat mempelajari proses untuk melakukan pengadaan
sarana dan prasarana untuk sekolah
f. Mahasiswa mengetahui cara melakukan penginventarisasian sarana dan
prasarana pendidikan.
g. Mahasiswa mengetahui cara pemeliharaan, pengaturan dan penggunaan
sarana dan prasarana pendidikan
h. Mahasiswa mengetahui syarat-syarat untuk melakukan penyingkiran
atau penghapusan barang dari daftar inventaris sekolah.

C. Ruang Lingkup Program Magang


Agar pembahasan yang dilakukan lebih terfokus, maka penulis
membatasi bidang kajian yang berkaitan dengan hal-hal mengenai kegiatan
manajemen sarana dan prasarana SMA Negeri 4 Lubuklinggau meliputi
pemahaman tentang komponen-komponen administrasi sarana dan prasarana
di sekolah, pemahaman tentang hubungan antara sarana dan prasarana dengan
program pengajaran, pemahaman bagimana pengelolaan dana boss yang
6

disubsidikan oleh pemerintah ke sekolah, mengatahui bagaimana melakukan


perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, pengaturan, penggunaan serta
penyingkiran sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
7

BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Identifikasi Masalah
Mahasiswa mengumpulkan data untuk mendapatkan beberapa
permasalah yang sering terjadi berkaitan dengan manajemen sarana dan
prasarana di SMA Negeri 4 Lubuklinggau dengan menggukan metode
wawancara. Mahasiswa memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dan responden/orang yang
diwawancarai dalam hal ini mahasiswa mewawancarai wakil kepala sekolah
bagian sarana dan prasarana, dengan menggunakan pedoman wawancara
yang berisi beberapa pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

B. Analisis Kebutuhan
Mahasiswa mengumpulkan data dengan menggukan metode wawancara
dan observasi. Pada metode wawancara, mahasiswa memperoleh keterangan
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan
responden/orang yang diwawancarai dalam hal ini mahasiswa mewawancarai
wakil kepala sekolah bagian sarana dan prasarana.
Setelah melakukan wawancara mahasiswa melakukan observasi atau
pengamatan langsung terhadap lingkungan sekolah, terutama yang berkaitan
dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

C. Penyusunan Program
Mahasiswa mengumpulkan data dengan menggukan metode observasi
dan studi pustaka. Mahasiswa melakukan observasi atau pengamatan
langsung terhadap lingkungan sekolah, terutama yang berkaitan pada sarana
dan prasarana yang ada di sekolah untuk mengetahui program yang akan
dilakukan ketika magang. Mahasiswa juga menggunakan metode studi
pustaka. Metode studi pustaka adalah metode yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai material yang
8

ada di berbagai buku referensi serta hasil penelitian yang sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui program-program yang tepat menurut beberapa
ahli dan sumber terpercaya.

D. Pelaksanaan Program
Mahasiswa dalam melaksanakan tugas magang menggukan metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada metode wawancara,
mahasiswa memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dan responden/orang yang diwawancarai, dalam
hal ini mahasiswa mewawancarai kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bagian sarana dan prasarana , kepala perpustakaan, kepala Lab.IPA, kepala
Lab.komputer, Kepala TU serta beberapa guru mata pelajaran. Wawancara
dilakukan dengan cara meberikan pertanyaan secara bebas, terbuka dan
fleksibel, namun pewawancara membawa pedoman yang hanya berupa garis
besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Dalam pelaksanaannya
wawancara pertama sebagai studi pendahuluan untuk memperoleh gambaran
secara umum tentang manajemen sarana dan prasarana. Wawancara kedua
dan seterusnya lebih mendalam dan mendetail sesuai dengan pedoman
wawancara yang telah disiapkan.
Mahasiswa juga melakukan observasi atau pengamatan langsung
terhadap lingkungan sekolah. Observasi dilakukan secara langsung dan
terbuka berkaitan dengan perencanaan, pengadaan, inventarisasi,
pemeliharaan, pengaturan dan penggunaan sarana dan prasarana.
Mahasiswa juga melakukan metode dokumentasi. Dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal dan variabel yang berupa buku catatan, catatan
inventaris sekolah, rapat, agenda dan lain-lain. Mahasiswa magang
menggunakan metode dokumentasi dengan melihat dokumen yang telah
dibuat oleh pihak sekolah mengenai sarana dan prasarana sebagai gambaran
umum.
9

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sarana dan Prasarana yang Terdapat di SMA Negeri 4 Lubuklinggau


Sebagai sekolah menengah atas, SMA Negeri 4 Lubuklinggau tentunya
memiliki banyak sarana dan prasarana yang diperlukan sebagai penunjang
proses kegiatan pembelajaran.
Secara garis besar prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai
tujuan dalam pendidikan, misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan
olahraga, keuangan dan lain-lain. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk
mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang belajar, buku, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya. Berikut adalah sarana dan prasarana yang
terdapat di SMA Negeri 4 Lubuklinggau.

No Jenis prasarana Jumlah Ruang


1 Ruang kelas 24
2 Ruang perpustakaan 1
3 Ruang laboratorium biologi 1
4 Ruang laboratorium fisika 1
5 Ruang laboratorium kimia 1
6 Ruamg laboraturium komputer 1
7 Ruang pimpinan 1
8 Ruang guru 1
9 Ruang tata usaha 1
10 Tempat beribadah 1
11 Ruang konseling 1
12 Ruang UKS 1
13. Ruang OSIS 1
14 Ruang serbaguna 1
15 Ruang penjaga sekolah 1
13 WC 16
10

14 Gudang 2
15 Lapangan voly 1
16 Lapangan basket 1
17 Lapangan bola kaki 1

B. Hubungan Antara Sarana dan Prasarana dengan Program Pengajaran


Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan disekolah dan cara-cara
pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar
mengajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat
proses belajar mengajar, demikian pula administrasinya yang jelek akan
mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan
dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa. Namun yang lebih
penting dari itu semua adalah penyediaan sarana disekolah disesuaikan dengan
kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya dimasa yang akan datang.

C. Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 4 Lubuklingggau


Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan hal-hal yang akan
dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan lebih dulu (Enrech , 1992). Perencanaan merupakan tahap
pertama dari manajemen sarana dan prasarana sebagai bahan pertimbangan
untuk melalukan pengadaan dimassa yang akan datang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana, perencanaan tidak boleh dilakukan dekat waktunya dengan saat
penggunaan alat tersebut. Perencanaan harus menyesuaikan, karena prosedur
pengajuan anggaran itu tidak dapat dilakukan sewaktu-waktu yang diinginkan.
Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana haruslah
melalui tahapan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan oleh
guru bidang studi masing-masing, misalnya materi pembelajaran yang mana
yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya, dari analisis
tersebut dapat di daftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan. Setelah
11

dilakukan analisis, maka guru yang bersangkutan dapat melaporkan hasil


analisis kepada wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.

D. Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 4 Lubuklinggau


Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan oleh wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana dibawah koordinasi kepala sekolah. Berdasarkan
hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
mengatakan bahwa pengadaan dilaksanakan setiap tahun sesuai dengan
perencanaan yang dibuat. Pengadaan sarana dilakukan diawal tahun ajaran baru
dengan menyesuaikan anggaran yang tersedia. Kegiatan pengadaan dilakukan
berdasarkan pada kebutuhan masing-masing unit. Jika pengadaan dinilai belum
memenuhi syarat kebutuhan, maka kegiatan pengadaan terhadap sarana dan
prasarana tersebut akan ditunda, dan dialihkan kepada sarana dan prasarana
lain yang lebih dibutuhkan berdasarkan skala prioritas. Prosedur sekolah dalam
melakukan pengadaan barang yang menggunakan dana sekolah ialah sebagai
berikut:
1. Pengajuan kebutuhan sarana dan prasarana dari guru, unit kerja (ketua
program keahlian, penanggung jawab ekstrakulikuler, dan lain-lain) dalam
bentuk proposal disertai data kebutuhan dan harga tiap satuan yang relevan.
2. Guru atau unit kerja (ketua program keahlian, penanggung jawab
ekstrakulikuler, dan lain-lain) mengajukan proposal ke wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana untuk dilakukan peninjauan.
3. Wakil sarana dan prasarana melakukan analisis/peninjauan ulang
kebutuhan dan harga yang diajukan dalam proposal
4. Jika disetujui, maka proposal yang sudah di ACC diajukan ke bidang tata
usaha untuk dieksekusi pengadaannya

Prosedur sekolah dalam melakukan pengadaan barang yang membutuhkan


dana lebih besar ialah sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana
2. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
12

3. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang disertai dengan


foto keadaan sekolah yang ditujukan kepada pemerintah
4. Bila disetujui oleh pihak pemerintah maka akan ditinjau dan dinilai
kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.
5. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim
ke sekolah

Sebagai sekolah negeri, SMA Negeri 4 Lubuklinggau sering kali mendapat


bantuan sarana dan prasarana pendidikan dari pemerintah. Namun jumlah
bantuan tersebut biasanya terbatas tidak selalu ada, sehingga pihak sekolah
khususnya pegelola sarana dan prasarana pendidikan dituntut juga untuk
mengusahakannya dengan cara lain. Ada beberapa alternatif cara pengadaan
sarana dan prasarana di SMA Negeri 4 Lubuklinggau adalah sebagai berikut:
a. Pembelian
Pembelian dilakukan apabila anggarannya tersedia, seperti pembelian
meja, kursi, bangku, lemari, papan tulis dan sebagainya. Pengadaan sarana
dan prasarana dengan cara pembelian ini merupakan salah satu cara yang
dominan dilakukan di SMA Negeri 4 Lubuklinggau.
b. Pembuatan sendiri
Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan
efisiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan dengan cara yang lain. Pembuatan sendiri biasanya
dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya
sederhana dan murah, misalnya alat-alat peraga yang dibuat oleh guru atau
siswa di SMA Negeri 4 Lubuklinggau.
c. Penerimaan hibah dan bantuan
Pengadaan sarana dan prasarana dengan cara ini diberikan secara cuma-
cuma oleh pihak lain. Contohnya pegadaan komputer melalui hibah dari
pihah pemerintah dan komite. Ketika pihak sekolah mendapatkan bantuan
pihak sekolah harus membuat berita acara.
13

d. Perbaikan dan rekondisi


Perbaikan adalah cara yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana dengan cara memperbaiki sarana dan prasarana yang telah
mengalami kerusakan ringan. Misalnya jika ada 2 kursi yang mengalami
kurusakan yang berbeda, pada kondisi kursi pertama kaki kursi kiri
mangalami kerusakan sedangkan kursi ke dua hanya terdapat 3 kaki, untuk
mengatasi hal itu maka dilakukan cara perbaikan dengan cara menyatukan
kursi tersebut, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit sarana dan
prasarana tersebut dapat dioprasikan atau difungsikan.

E. Sumber Dana dalam Melakukan Pengadaan Sarana dan Prasarana di


SMA Negeri 4 Lubuklinggau
Sumber dana untuk melakukan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana di SMA Negeri 4 Lubuklinggau dibebankan dari APBN dan bantuan
dari Komite sekolah. Wakil kepala sekolah sarana dan prasarana membuat
program perencanaan anggaran yang dilaksanakan dalam jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang. Berdasarkan hasil wawancara
perencanaan penganggaran dilakukan untuk menghindari pemborosan dana.
14

You might also like