You are on page 1of 2

RINGKASAN ISI JURNAL

Sleep and Circadian Rhythm Disturbance in Bipolar Disorder

Gangguan tidur seringkali berkaitan dengan semua fase dari gangguan bipolar. Gangguan tidur
seperti insomnia dan hiperinsomnia adalah yang tersering dikaitkan dengan gangguan bipolar. Namun,
masih belum jelas hubungan antara keluhan ini dengan gangguan ritme sirkadian. Penelitian ini
bertujuan untuk menilai tidur dan gangguan ritme sirkadian secara cohort pada pasien dengan gangguan
bipolar dengan kelompok kontrol.

Partisipan pada penelitian ini terdiri dari pasien gangguan bipolar baik tipe I maupun tipe II
pada semua bentuk mood yang direkrut dari data NHS. Sedangkan kelompok kontrol diambil dari dari
Universitas Newcastle, voluntir, staf rumah sakit dan keluarganya. Semua pasrtisipan diberikan
informed consent sebelum mengikuti riset ini. Partisipan berusia antara 18 65 tahun dan fasih
berbahasa inggris. Kriteria eksklusi ialah IQ <90, terdapat gangguan medis atau neurologis yang
mungkin menyebabkan gangguan tidur atau kognisi, penggunaan alkohol atau zat, sedang bekerja
berdasarkan shift dan sebelumnya pernah mengalami trauma kepala. Untuk pasien dengan gangguan
bipolar dieksklusi jika ada riwayat mengganti psikotropika pada 4 minggu terakhir.

Pada penelitian ini partisipan diteliti selama 3 minggu. Untuk simptom psikiatri digunakan
kuesioner GRID-HAMD, Beck Depression Inventory, the State and Trait Anxiety Inventory , the
Functioning Assesment Short Test. Untuk menilai tidur dan ritme sirkadian menggunakan Biological
Rhythms Interview of Assesment in Neuropsychiatry. Untuk menilai sleep apnea dengan menggunakan
Embletta Gold Polygraphy System. American Association of Sleep Medicine dan Apnoea Hypopnea
Index digunakan untuk menilai pernapasan saat tidur. Untuk menganalisis siklus tidur-jaga partisipan
memakan triaxial wrist accelerometer pada pergelangan tangan yang non dominan selama 21 hari
penelitian ini dan partisipan melengkapi log. Kadar melatonin juga diperiksa pada penelitian ini untuk
menganalisis adanya disfungsi dari ritme sirkadian. Kadar melatonin diukur dari kadar metabolitnya
yaitu 6-sulphatoxymelatonin (aMT6s). Metabolit ini diukur dengan urin selama 48 jam. Sekali pada
minggu pertama dan sekali pada minggu ketiga penelitian. Semua data statistik dianalisis menggunakan
SPSS v.22. Authors dari semua prosedur yang terlibat pada penelitian ini bekerja sesuai dengan standar
etik.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan partisipan pada penelitian ini ialah sebanyak 88 orang
di mana 46 partisipan dengan gangguan bipolar yang terdiri dari 16 gangguan bipolar tipe I dan 30
gangguan bipolar tipe II dan 42 kontrol yang melengkapi protokol penelitian. Dari data karakteristik
partisipan didapatkan IMT pada pasien gangguan bipolar lebih tinggi dan kebanyakan tidak bekerja.
Peserta dengan gangguan bipolar mempunya QoL yang lebih rendah.
Pada pasien gangguan bipolar 65,2% memiliki skor PSQI 5 yang mengindikasikan adanya
gangguan tidur. Mengenai pernapasan saat tidur,didapatkan 29% mengalami OSA. Pada penelitian ini
didapatkan kadar melatonin partisipan dengan gangguan bipolar lebih rendah dibandingkan kontrol.

You might also like