You are on page 1of 9

Makalah Tugas Quran Hadits

Keunggulan Orang Yang Berilmu

Kelompok 3 :

1. Destya Fitriani
2. Dio Dwi Dermawan
3. Fadel Ibrahim
4. Faudzan Dzulfiqar
5. Fiqih Ahda Sabila
6. Zulkarnain
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin. Untuk itu, maka diutuslah
Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah
yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang
berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan
warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan pendidikan yang
baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik. Tapi kenyataan dalam hidup ini,
banyak orang yang menggunakan akal dan kepintaraannya untuk maksiat. Banyak
orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk dibanding dengan
orang yang tak pernah sekolah. Hal itu terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu
dunia dan akhirat.

Ilmu pengetahuan dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu
agama atau akhirat. Orang yang berpengetahuan luas tapi tidak tersentuh ilmu agama
sama sekali, maka dia akan sangat mudah terkena bujuk rayu syaitan untuk merusak
bumi, bahkan merusak sesama manusia dengan berbagai tindak kejahatan. Disinilah
alasan mengapa ilmu agama sangat penting dan hendaknya diajarkan sejak kecil.
Kalau bisa, ilmu agama ini lebih dulu diajarkan kepada anak sebelum anak tersebut
menerima ilmu dunia. Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi
masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia membutuhkan terapi agar menjadi
makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT.

Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah
dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan pelbagai gelaran mulia
dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di
sisi Allah Taala dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai al-Raasikhun fil Ilm
(Al Imran : 7), Ulul al-Ilmi (Al Imran : 18), Ulul al-Bab (Al Imran : 190), al-
Basir dan as-Sami (Hud : 24), al-Alimun (al-Ankabut : 43), al-Ulama (Fatir
: 28), al-Ahya (Fatir : 35) dan berbagai nama baik dan gelaran mulia lain.
Daya usaha untuk memperoleh ilmu melalui pelbagai sumber dan pancaindera yang
dikaruniakan Allah Taala membimbing seseorang ke arah mengenal dan mengakui
ketauhidan Rabbul Jalil. Ini memberi satu isyarat dan petunjuk yang penting bahwa
ilmu mempunyai keterkaitan yang amat erat dengan dasar akidah tauhid. Orang yang
memiliki ilmu sepatutnya mengenal dan mengakui keesaan Allah taala dan
keagungan-Nya. Hasilnya, orang yang berilmu akan tunduk, kerdil dan hina
berhadapan dengan kekuasaan dan keagungan Allah subhanahu wa taala .
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah keutamaan orang-orang berilmu

C. TUJUAN
1. Memahami isi kandungan hadist-hadist menuntut ilmu.
2. Mengetahui hadist-hadist tentang keistimewaan dan keutamaan menuntut
ilmu.
3. Mengetahui hukum dari menuntut ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN

Keutamaan Orang Berilmu


"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan"
(QS. al-Mujadalah: 11)

Imam Ibnu Katsir dalam Tasfsirnya Al-Qur'an al Azhim, Juz IV, hal 324, mengatakan
bahwa Allah SWT dalam ayat ini mendidik kaum muslimin agar bersikap baik satu
sama lain di dalam majlis. Janganlah satu sama lain mempersempit tempat duduk,
sehingga seolah-olah yang satu menghalangi keberadaan dan kehadiran yang lain
dalam majlis.

Majelis yang dimaksud dalam ayat di atas, sebagai asbabun nuzul (sebab turunnya
ayat), menurut Qutadah ra., yang dikutip Ibnu Katsir adalah majelis dzikir di masa
Rasulullah yang selalu dipadati kaum muslimin. Pada waktu itu, jika ada salah
seorang dari kaum muslimin ingin maju ke depan, maka orang-orang
menghalanginya. Lalu turun firman Allah yang melarang perbuatan mereka dan
menyuruh mereka agar memberi kelapangan. Imam Az Zamakhsyari dalam tafsirnya
Al Kasysyaf juz IV hal 479, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan majelis itu
adalah majlis Rasulullah yang selalu dipenuhi oleh kaum muslimin. Mereka
senantiasa bersaing untuk mendekati Rasulullah karena sama-sama antusias
mendengarkan pembicaraan beliau saw.
Buah Tawadlu

Dalam ayat tersebut Allah berfirman: "...lapangkanlah, niscaya Allah akan


memberikan kelapangan untukmu". Menurut Imam Ibnu Katsir, susunan pernyataan
Allah itu menunjukkan bahwa pahala suatu amal shalih itu sejenis dengan amalan itu
sendiri (tentunya dengan kualitas dan kuantitas yang lebih besar. Wallahu a'lam).
Sebagaimana hadits Rasulullah saw: "Siapa saja yang membangun sebuah masjid
karena Allah, niscaya Allah akan membangun sebuah rumah bentuknya di Surga".

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: "Siapa saja yang mendahulukan seorang yang
sedang mengalami kesulitan (misal keuangan), niscaya Allah akan memudahkan dia
di dunia dan di akhirat. Dan Allah senantiasa akan menolong hambaNya selama
hamba itu senantiasa menolong saudaranya".

A. Hadist-hadist menuntut ilmu1







( )
Hadits 1

Dari Abi Darda dia berkata :Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Barang
siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat
membentangkan sayapnya karena ridla (rela) terhadap orang yang mencari ilmu. Dan
sesungguhnya orang yang mencali ilmu akan memintakan bagi mereka siapa-siapa
yang ada di langit dan di bumi bahkan ikan-ikan yang ada di air. Dan sesungguhnya
keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan
(cahaya) bulan purnama atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya para ulama itu
adalah pewaris para Nabi, sesugguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan
dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambil
bagian untuk mencari ilmu, maka dia sudah mengambil bagian yang besar
(H.R.Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majjah).2
Hadits 2

1[1] Pendidikan Agama Islam SMP Kelas IX Semester 1


2[2] Pendidikan Agama Islam SMP Kelas IX Semester 1

( )
Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasulullah saw : barangsiapa keluar
(pergi) untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali
(HR.Tirmidzi).3
Hadits 3

( )
Telah bersabda Rasulullah saw : Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai), atau
orang yang belajar, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang
menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan
celaka (HR.Baehaqi)4

B. Hadist tentang keistimewaan dan keutamaan menuntut ilmu

Ilmu merupakan sebuah hal yang sangat berharga bagi setiap orang. Demikian
juga halnya dalam agama yang mulia ini, ilmu memiliki kedudukan yang amat tinggi,
dalam Al Quran Allah Subhanahu wa Taala,


Artinya :

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan dan
orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat. (QS.Al-Mujadilah : 11)5

Dalam hal ini dijelaskan pula dalam hadist mengenai keistimewaan


yang akan didapatkan oleh orang yang menuntut ilmu, diantaranya adalah :

()

3[3] Dr. Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadist Terpilih, Gema Insani Press, Jakarta: 2003
4[4] Pendidikan Agama Islam SMP Kelas IX Semester 1
5[6] PROF.R.H.A. Soenarjo S.H, Al-Quran dan Terjemahnya juz 1-30: PT Kumodasmoro Grafindo Semarang,
1994.
Abu Hurairah ra. Berkata bahwa rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang
menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan itu ke surga.HR.Muslim6

Hadist ini menjelaskan mengenai keistimewaan bagi orang-orang yang


menuntut ilmu pengetahuan. Dengan memiliki ilmu pengetahuan, maka kita bisa
mengetahui tentang perkembangan ilmu maupun teknologi sesuai dengan
perkembangan zaman. Dalam hal ini Allah akan memudahkan jalan menuju ke surga
bagi orang-orang yang berilmu, akan tetapi dengan syarat orang yang berilmu itu juga
mau beriman kepada Allah.
Allah juga memberikan keistimewaaan bagi orang yang berilmu yang
mau mengamalkan ilmunya kepada orang lain, maka orang tersebut akan diberi
pahala sebanyak pahala orang-orang yang telah diajari olehnya. Sebagaimana telah
disebutkan dalam hadist di bawah ini :


( )
Abu Hurairah ra. Berkata bahwa Rasulullah saw bersabda :Barangsiapa yang
mengajak orang kepada suatu jalan yang baik, maka ia mendapat pahala sebanyak
pahala pengikutnya dengan tiada mengurangi sedikitpun dari pahala mereka sendiri.
Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa
sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa
mereka sedikitpun."HR. Muslim.7

Mengenai belajar dan mengajar, Muadz bin Jabal mengatakan :


Pelajarilah ilmu, sebab mencari ilmu karena Allah adalah kebaikan, menuntunnya
adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, mengkajinya adalah jihad,
mengajarkannya adalah sedekah dan membelanjakan hartanya kepada ahlinya adalah
kedekatakan (qurbah). Ia adalah teman yang menghibur dalam kesendirian, sahabat

6[8] Abu Fajar Alqalami dan Abd Wahid Albanjari, Terjemah Riyadushalihin, hal 166, Gitamedia Press,
Jakarta:2004
7[9] Abu Fajar Alqalami dan Abd Wahid Albanjari, Terjemah Riyadushalihin, hal 167, Gitamedia Press,
Jakarta:2004
dalam kesepian, petunjuk dalam suka dan duka, pembantu di sisi sahabat karib, teman
di sisi kawan dan penerang jalan surga. Dengannya allah menjadikan seorang
pemimpin. Ilmu adalah pemimpin dan pengamalan adalah pengikutnya. Ilmu di
ilhamkan kepada orang-orang yang berbahagia dan diharamkan bagi orang yang
celaka.

C. Hukum Menuntut Ilmu

Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa
suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan,
untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari
kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala
ilmu, baik dengan jalan menanya, melihat atau mendengar.8 Perintah kewajiban
menuntut ilmu terdapat dalam Hadist Nabi Muhammad saw :



( )
Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam
(Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin
Malik).9
Akan tetapi Hukum wajib menuntut ilmu itu adakalanya wajib 'ain dan
adakalnya wajib kifayah. Ilmu yang hukumnya wajib kifayah ialah ilmu-ilmu yang
hanya menjadi pelengkap, misalnya ilmu tafsir, ilmu hadist dan sebagainya. Ilmu
yang hukumnya wajib 'ain ialah ilmu yang mempelajari tentang shalat, puasa, zakat
dan haji.
Dari hadist ini kita memperoleh pengertian, bahwa Islam mewajibkan
pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala
kemashlahatan dan jalan kemanfaatan; mengetahui hakikat alam, dapat meninjau dan
menganalisa segala pengalaman yang didapati oleh umat pada zaman nabi, baik yang
berhubungan dangan 'aqaid dan ibadat, baik yang berhubungan dengan soal-soal
keduniaan dan segala kebutuhan hidup. Nabi Muhammad saw. bersabda:

( )
Artinya :

8[14] Hadisaputra ihsan, Anjuran untuk Menuntut Ilmu Pengetahuan Pendidikan dan
Pengalamannya, Surabaya: 1981
9[15] Dr. Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadist Terpilih, Gema Insani Press, Jakarta: 2003
"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia
memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) diakhirat,
wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang meginginkan kedua-
duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR.Bukhari dan
Muslim)10
Dalam islam juga dijelaskan, bahwasanya salah satu hal yang tidak akan
terputus ketika kita sudah meninggal dunia adalah memiliki ilmu yang bermanafaat.
Oleh karena itu dalam islam mewajibkan umat muslim untuk mencari ilmu.
Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah Saw bersabda:

( )
Apabila anak Adam telah meninggal dunia, maka putuslah segala (pahala)
amal perbuatannya, kecuali pahala dari tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang
bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakan. (HR.Muslim)11
Dijelaskan pula dalam hadist, sebagai berikut ;
( )



Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan
bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Al-Thabrani)12

Maksud dari hadist di atas adalah kita disuruh untuk mencari ilmu dengan sikap yang
baik dan sopan terhadap orang yang mengajar kita. Agar ilmu yang kita dapatkan
akan mudah dimengerti dan bisa bermanfaat.

BAB III
PENUTUP

Demikian makalah hadist tentang ilmu pengetahuan yang telah saya


buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

10[16] Hadisaputra ihsan, Anjuran untuk Menuntut Ilmu Pengetahuan Pendidikan dan
Pengalamannya, Surabaya: 1981
11[17] M.Afwan Chafidh dan A. Maruf Asrori, Tradisi Islami Panduan prosesi-perkawinan-kematian hal 82,
khalista , Surabaya: 2009
12[18] Dr. Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadist Terpilih, Gema Insani Press, Jakarta: 2003
A. Kesimpulan
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi
manfaat dan berguna untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan
kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik ; dan agar setiap muslim
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan
bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang diridhai Allah swt. Rasulullah Saw.,
bersabda:


Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam (Riwayat Ibnu Majah, Al-

Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)

B. Saran
Bagi para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan makalah yang telah saya
buat ini dengan sebaik mungkin.

You might also like