You are on page 1of 12

18

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR


DINES KESEHATAN
PUSKESMAS POLI-POLIA
jln.puundari NoKel. Poli-Polia, Kab. Kolaka Timur

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS POLI-POLIA


Nomor : / SK / / 2017

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

Menimbang :

a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu layanan klinis dan


keselamatan pasien puskesmas, perlu disusun kewajiban tenaga
klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.

b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas maka perlu


menetapkan surat keputusan kepala UPTD Puskesmas Poli-
Polia tentang kewajiban tenaga klinis dalampeningkatan mutu
klinis dan keselamatan pasien

Mengigat :
a. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
(lembaran Negara tahun 1992 Nomor 100, tambahan lembaran
Negara Nomor 3495)
b. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran ( lembaran Negara tahun 2004 nomor 116,
tambahan lembaran negaranomor 4431)
c. Peraturan Negara nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan (lembaran Negara tahun 1996 nomor 49, tambahan
lembaran Negara 3637)
d. Peraturan mentri kesehatan nomor 159.b/Menkes/per/II/1998
tentang rumah sakit
e. Keputusan mentri kesehatan republik Indonesia nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan rumah
sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Keputusan kepala puskesmas poli-pola tentang kewajiban tenaga
klinis dalam peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien
puskesmas Poli-Polia

KEDUA :keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinnya

Ditetapkan di : Poli-Polia
Pada tanggal : 12 April 2017
Kepala Puskesmas Poli-Polia

Firman MN S.Kep, Ns
NIP. 770216 200003 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR
DINES KESEHATAN
PUSKESMAS POLI-POLIA
jln.puundari NoKel. Poli-Polia, Kab. Kolaka Timur

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS POLI-POLIA


Nomor : / SK / / 2017

TENTANG

PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD), KEJADIAN


TIDAK CEDERA (KTC), KEJADIAN POTENSIAL CEDERA (KPC),
KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)

Menimbang :

c. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu layanan klinis dan


keselamatan pasien maka tenaga klinis wajib berperan aktif
dalam pelaksanaannya.

d. Bahwa untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, perlu


penanganan terhadap Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian
Tidak Cedera, Kejadian Potensial Cedera, Kejadian Nyaris
Cedera.

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud


pada point a dan b, perlu ditetapkan dengan keputusan kepala
puskesmas Poli-Polia tentang Kejadian Tidak Diharapkan,
Kejadian Tidak Cedera, Kejadian Potensial Cedera, Kejadian
Nyaris Cedera.

Mengigat :

f. Undang-Undang repupblik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999


tentang perlindungan konsumen.

g. Undang-Undang repupblik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang kesehatan (Lembar Negara republik indonesiaTahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara republik
inndonesia Nomor 5063).
h. Keputusan menteri Kesehatan Republik indinonesia nomor
1457 / Menkes/ SK/X/2003 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di Kabupaten/Kota

i. Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor 128/


Men.kes/SK/2004

j. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 1691/


MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang keselamatan pasien rumah
sakit

k. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 75


tahun 2014 tentang pusut kesehatan masyarakat.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA :Keputusan kepala puskesmas poli-pola tentang penanganan


kejadian tidak diharapkan, kejadian potensial cedera, kejadian tidak
cedera,kejadian nyaris cedera.

KEDUA :Penanganan kejadian tidak diharapkan, kejadian potensial cedera,


kejadian tidak cedera, kejadian nyaris cedera sesuai dengan SPO
penanganan kejadian tidak diharapkan, kejadian potensial cedera,
kejadian tidak cedera, kejadian nyaris cedera.

KETIGA :kewajiban untuk melaksanakan penanganan kejadian tidak


diharapkan, kejadian potensial cedera, kejadian tidak cedera,
kejadian nyaris cedera merupakan tanggung jawab TIM
peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien.

KEEMPAT : keputusan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Poli-Polia
Pada tanggal : 12 April 2017
Kepala Puskesmas Poli-Polia

Firman MN S.Kep, Ns
NIP. 770216 200003 1 001
PENANGANAN KEJADIAN
TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Firman MN S.Kep, Ns
Kecamatan Poli-Polia TTD Kepala Puskesmas NIP. 770216 200003
1 001

Pengertian Penanganan kejadian tidak diinginkan adalah penanganan


insiden yang menimbulkan cedera pada pasien, yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas, untuk
meyelamatkan Nyawa pasien.
Tujuan 1. Mencegah cacat lebih lanjut
2. Menyelamatkan Nyawa pasien

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Poli-Polia Nomor : / /


/ 2017 tentang penanganan KTD

Referensi 1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor


1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang kesehatan pasien
rumah sakit.
2. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Puskesmas.
Prosedur 1. Petugas yang menangani pasien melaporkan kepada
penanggung jawab kinis tentang Kejadian Tidak
Diinginkan (KTD) yang dialami pasien.
2. Penanggung jawab layanan klinis melakukan
pemeriksaan awal terkait keadaan pasien yang
meliputi; suhu, nadi, tekanan darah dan lokasi cedera.
3. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga dan
pasien tentang kejadian yang dialami pasien dan
kronologis kejadiannya.
4. Petugas pelayanan klinis memberikan penaganan
kepada pasien sesuai cedera yang dialami.
5. Jika penanganan cedera harus dilakukan oleh TIM
maka harus dilakukan koordinasi dengan TIM.
6. Setelah melakukan penanganan kepada pasien
dilakukan Evaluasi baik terhadap Kejadian yang
dialami pasien maupun tindakan yang telah dilakukan.
7. Mensosialisasikan Keselamatan pasien setiap ada
pertemuan sebagai proses pembelajaran.
8. Mendokumentasikan semua kegiatan yang telah
dilakukan.
Unit Terkait Semua Unit
PENANGANAN KEJADIAN
NYARIS CEDERA (KNC)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Firman MN S.Kep, Ns
Kecamatan Poli-Polia TTD Kepala Puskesmas NIP. 770216 200003
1 001

Pengertian Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah ; terjadinya insiden


yang belum sampai terpapar kepasien

Tujuan 1. Mencegah Terjadinya Cedera Pada Pasien


2. Menyelamatkan Nyawa pasien

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Poli-Polia Nomor : / /


/ 2017 tentang penanganan KNC

Referensi 1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor


1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang kesehatan pasien
rumah sakit.
2. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Puskesmas.
3. https//www.scird.com/doc/302682012/Sop-
Penanganan-Kondisi-Potensial-Cedera-Knc
Prosedur 1. Petugas yang menangani pasien melaporkan kepada
penanggung jawab kinis tentang Kejadian Nyaris
Cedera (KNC) yang dialami pasien.
2. Penanggung jawab layanan klinis melakukan
pemeriksaan awal terkait keadaan pasien yang
meliputi; suhu, nadi, tekanan darah dan lokasi cedera.
3. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga dan
pasien tentang kejadian yang dialami pasien dan
kronologis kejadiannya.
4. Penanggung jawab layanan klinis melakukan
melakukan upaya perbaikan untuk mencegah terulang
kembali Kejadian Nyaris Cedera.
5. Penanggung jawab layanan klinis melakukan
melakukan pertemuan dengan petugas yang menangani
pasien untuk mencari penyeb terjadinnya Kejadian
Nyaris Cedera.
6. Setelah melakukan penanganan kepada pasien
dilakukan Evaluasi baik terhadap Kejadian yang
dialami pasien maupun tindakan yang telah dilakukan.
7. Mensosialisasikan Keselamatan pasien setiap ada
pertemuan sebagai proses pembelajaran.
8. Mendokumentasikan semua kegiatan yang telah
dilakukan.
Unit Terkait Semua Unit.
PENANGANAN KONDISI
POTENSIAL CEDERA (KPC)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Firman MN S.Kep, Ns
Kecamatan Poli-Polia TTD Kepala Puskesmas NIP. 770216 200003
1 001

Pengertian Penanganan kondisi potensial cedera adalah penanganan


keadaan-keadaan tertentu dalam pelayanan klinis, misalnya
tempat tidur yang tidak dilengkapi dengan pengaman.
Tujuan 1. Mencegah Terjadinya Cedera Pada Pasien
2. Menyelamatkan Nyawa pasien

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Poli-Polia Nomor : / /


/ 2017 tentang penanganan KPC

Referensi 1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor


1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang kesehatan pasien
rumah sakit.
2. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Puskesmas.
3. https//www.scird.com/doc/302682012/Sop-
Penanganan-Kondisi-Potensial-Cedera-Kpc
Prosedur 1. Petugas yang menangani pasien melaporkan kepada
penanggung jawab kinis tentang Kondisi Potensial
Cedera (KPC) yang dialami pasien.
2. Penanggung jawab layanan klinis melakukan
pemeriksaan awal terkait keadaan pasien yang
meliputi; suhu, nadi, tekanan darah dan lokasi cedera.
3. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga dan
pasien tentang kejadian yang dialami pasien dan
kronologis kejadiannya.
4. Petugas pelayanan klinis memberikan penaganan
kepada pasien sesuai cedera yang dialami.
5. Jika penanganan cedera harus dilakukan oleh TIM
maka harus dilakukan koordinasi dengan TIM.
6. Setelah melakukan penanganan kepada pasien
dilakukan Evaluasi baik terhadap Kejadian yang
dialami pasien maupun tindakan yang telah dilakukan.
7. Mensosialisasikan Keselamatan pasien setiap ada
pertemuan sebagai proses pembelajaran.
8. Mendokumentasikan semua kegiatan yang telah
dilakukan.
Unit Terkait Semua Unit.
PENANGANAN KEJADIAN
TIDAK CEDERA (KTC)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Firman MN S.Kep, Ns
Kecamatan Poli-Polia TTD Kepala Puskesmas NIP. 770216 200003 1
001

Pengertian Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah ; inseden yang


sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera

Tujuan 1. Mencegah Agar Kejadian Serupa Tidak Terjadi Lagi


2. Menyelamatkan Nyawa pasien

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Poli-Polia Nomor : / /


/ 2017 tentang penanganan KTC

Referensi 1. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia


nomor 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang
kesehatan pasien rumah sakit.
2. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Puskesmas.
3. https//www.scird.com/doc/343567234/Sop-
Penanganan-Kondisi-Tidak-Cedera-Ktc
Prosedur 1. Petugas yang menangani pasien melaporkan kepada
penanggung jawab kinis tentang Kejadian Tidak
Cedera (KTC) yang dialami pasien.
2. Penanggung jawab layanan klinis melakukan
pemeriksaan awal terkait keadaan pasien yang
meliputi; suhu, nadi, tekanan darah dan lokasi cedera.
3. Petugas memberikan penjelasan kepada keluarga dan
pasien tentang kejadian yang dialami pasien dan
kronologis kejadiannya.
4. Petugas pelayanan klinis memberikan penaganan
kepada pasien sesuai cedera yang dialami.
5. Jika penanganan cedera harus dilakukan oleh TIM
maka harus dilakukan koordinasi dengan TIM.
6. Setelah melakukan penanganan kepada pasien
dilakukan Evaluasi baik terhadap Kejadian yang
dialami pasien maupun tindakan yang telah dilakukan.
7. Mensosialisasikan Keselamatan pasien setiap ada
pertemuan sebagai proses pembelajaran.
8. Mendokumentasikan semua kegiatan yang telah
dilakukan.
Unit Terkait Semua Unit.

You might also like