Professional Documents
Culture Documents
Karena kepopuleran Rencong, terkadang masyarakat dunia bahkan sampai menjuluki Aceh dengan
sebutan "Tanah Rencong".
Selain Pedang Jenawi, sebetulnya ada beberapa senjata tradisional Riau lainnya yang tak kalah
unik. Di antaranya yang tergolong senjata pendek seperti jembia, beladau, belati, keris, badik, dan
sabit; serta senjata panjang seperti kojou, tombak, seligi, dan sundang.
4. Senjata Tradisional Sumatera Barat
Suku Minang di Sumatera Bara memiliki senjata tradisional yang
bernama Karih. Karih adalah sebuah senjata berbentuk seperti keris
tapi tidak memiliki lekuk-lekukan seperti keris di Jawa.
Namun, antara badik Tumbuk Lado dari Jambi dan yang dari
Kepulauan Riau terdapat sedikit perbedaan ciri khas. Badik tumbuk
lado khas Jambi umumnya cenderung lebih pendek dan memiliki
ukiran yang lebih banyak.
8. Senjata Tradisional Sumatera Selatan
Sumatera Selatan memiliki senjata tradisional yang bernama Tombak
Trisula. Tombak ini berupa sebuah pedang kecil dengan mata tiga.
Tombak Trisula diyakini berasal dari budaya Hindu dan Budha yang
sempat berkembang di wilayah Kerajaan Sriwijaya di masa silam.
Keyakinan ini didasari oleh kemiripan bentuk senjata tradisional ini
dengan senjata tombak trisula milik Dewa Siwa dalam mitologi agama
Hindu.
Kujang diperkirakan mulai ada sejak awal abad 8 M. Ia dibuat dari baja
yang ditempa dan dilengkapi beragam bahan pamor. Panjangnya tidak
lebih dari 25 cm dengan berat sekitar 300 gr. Beberapa ahli meyakini
kata Kujang" sejatinya berasal dari kata Kudihyang, kudi berarti
Manusia dan Hyang berarti Tuhan. Kujang sendiri sebetulnya secara
struktur tidak memungkinkan untuk dijadikan sarana perlindungan diri. Ia
lebih menonjolkan sisi estetisnya dibanding sisi praktisnya
12. Senjata Tradisional Banten
Masyarakat Banten secara umum memiliki kedekatan budaya dengan
masyarakat Sunda di Jawa Barat. Oleh karena itu, beberapa simbol
budaya antara keduanya juga banyak kemiripan. Hal ini dapat dilihat dari
jenis senjata tradisional yang digunakan masyarakatnya di masa silam.
Golok khas Betawi memiliki satu bagian mata yang tajam. Sementara
satu bagian lainnya tidak tajam. Ia juga dilengkapi dengan serangka yang dipakai pada saat golok
tidak sedang digunakan.
Keris sejak 2005 lalu telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia di
UNESCO.
Anak mata sumpit biasanya akan dilengkapi dengan racun mematikan, terlebih jika ia digunakan
dalam perburuan. Pada perkembangannya, senjata tradisional ini juga biasa digunakan dalam
perang antar suku di masa silam.
20. Senjata Tradisional Kalimantan Timur
Mandau sebetulnya dikenal dalam budaya masyarakat Dayak, baik
yang bermukim di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, dan Kalimantan Utara. Akan tetapi bagi masyarakat Nusantara,
senjata ini telah dikenal sebagai senjata tradisional Kalimantan Timur.
Mandau umumnya dilengkapi dengan sarung bilah yang terbuat dari kayu dan dihiasi ukiran-ukiran
etnik. Sarung bilah ini disebut dengan istilah Kumpang. Selain ukiran, kumpang umumnya juga akan
dihiasi dengan anyaman rotan sebagai tali saat dikenakan di pinggang pemakainya.
Sebagai senjata tradisional Sulawesi Barat, Badik sendiri ada beberapa jenis, di antaranya Badik
Raja, Badik Lagecong, Badik Luwu, dan Badik Lompo Battang.
23. Senjata Tradisional Sulawesi Barat
Sulawesi Barat adalah provinsi pecahan Sulawesi Selatan yang
terbentuk sejak tahun 2000 silam. Provinsi ini dihuni oleh masyarakat
suku Mandar dan Bugis sebagai entitas terbesarnya. Oleh karena itu,
budaya masyarakat provinsi ini juga tidak jauh berbeda dengan
budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Salah satu buktinya adalah
kepopuleran Badik sebagai senjata tradisionalnya.
Kini, seiring kemajuan zaman, Pasatimpo cenderung lebih sering digunakan sebagai aksesoris
pakaian adat. Para penari tradisional menggunakannya dengan mengikatkan senjata tersebut di
pinggang kirinya.
Keris Buton dulunya hanya dikenal oleh kalangan kerajaan, namun kini ia lebih sering digunakan
sebagai aksesoris yang mempercantik tampilan seorang pengantin pria saat mengenakan pakaian
adat.
26. Senjata Tradisional Sulawesi Utara
Masyarakat suku Sangihe di Sulawesi Utara mempunyai senjata
tradisional yang bernama pedang Bara Sangihe. Senjata ini terbilang
unik karena bentuknya yang menyerupai bentuk buaya. Bagian ujung
bilah pada pedang ini bercabang dengan gerigi-gerigi yang menyerupai
mulut buaya. Ujung yang bercabang juga terdapat di bagian tangkai
pegangannya yang terbuat dari kayu.
Pedang Bara Sangihe dulunya adalah senjata yang digunakan salah satu
pahlawan Nasional dari Sulawesi Utara, yaitu Hengkeng U Nang. Pahlawan yang lahir di tahun 1590
ini dikenal sebagai seorang yang mahir memainkan pedang. Pedang Bara Sangihe sendiri diyakini
mulai ada pada zamannya.
Parang Salawaku dapat kita temukan pada logo Pemerintah Provinsi Maluku. Bagi masyarakat
Maluku, senjata mereka ini merupakan simbol kemerdekaan rakyat
Jika biasanya belati terbuat dari tempaan logam, pisau belati Papua
Barat ini justru terbuat dari tulang kaki burung kasuari. Tulang kaki
burung kasuari dipilih karena strukturnya yang kompak dan keras
sehingga sangat awet dan tak mudah melapuk.
Pisau belati Papua Barat di bagian pangkal pegangannya umumnya juga dihiasi dengan bulu
burung kasuari.
Panah dan Busur adalah sepasang senjata utama yang selain digunakan
untuk berperang, juga dapat dipakai sebagai senjata perburuan.