You are on page 1of 3

RIZKI PURWANING WULAN

ANALISA KUANTITATIF KANDUNGAN KLORIDA

I. MAKSUD DAN TUJUAN


1.1 Maksud
Praktikan mengetahui dan memahami bagaimana cara menganalisis secara kuantitatif
kandungan Klorida (Cl) di dalam air contoh uji

1.2 Tujuan
Praktikan mampu melaksanakan dan mengetahui hasil dari analisa secara kuantitatif
kandungan Klorida (Cl) di dalam air contoh uji

II. TEORI DASAR


Klorida (Cl) di dalam air biasanya terdapat sebagai NaCl mungkin berasal dari limbah-
limbah atau dari lapisan-lapisan yang melapisi air. Jika NaCl terdapat dalam jumlah tertentu, hal
ini berguna bagi pembasahan pada finishing. Kadar Klorida (Cl) di dalam air proses tekstil
dibatasi oleh standar karena Klorida (Cl) bersifat korosif.

Ada dua cara penentuan kadar Klorida (Cl) dalam air, yaitu cara Argentometri dan
Merkurimetri. Cara yang paling sering digunakan yaitu cara Argentometri yang dikenal dengan
cara Mohr. Pada metoda Mohr, klorida diendapkan oleh AgNO3 membentuk endapan AgCl
yang berwarna putih. AgCl yang terbentuk akan setara (equivalent) engan kandungan klorida di
dalam air. Kalium Kromat digunakan sebagai indicator, semua AgCl akan terbentuk lebih dulu
sebelum endapan Ag-Kromat yang berwarna merah terbentuk.

Kondisi titrasi harus diusahakan dalam suasana netral sampai basa dengan pH antara 7-
10. Jika dilakukan dalam suasana asam maka konstanta ionisasi asam kromat kecil, sehingga
kromat bereaksi dengan hidrogen. Metode ini dapat digunakan untuk konsentrasi klorida
sampai 2000 mg/L, untuk konsentrasi yang lebih tinggi sebaiknya dilakukan pengenceran.

HCl + AgNO3 AgCl + HNO3


2AgCl + K2CrO4 Ag2CrO4 (endapan merah bata) + 2 KCl
RIZKI PURWANING WULAN

III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan :

Buret
Erlenmeyer 250 mL
Pipet Volume 10 mL

Pereaksi yang digunakan :

Air contoh uji


Air suling bebas Klorida (Cl)
Larutan penitar AgNO3 0,01 N
Indikator Kalium Kromat 5%

3.2 Cara Kerja


- Memasukkan 10 mL air contoh uji kedalam Erlenmeyer.
- Menambahkan indikator K2CrO4 5% sebanyak 3 tetes.
- Menambahkan MgO secukupnya.
- Kemudian dititar dengan AgNO3 0,01 N sampai timbul endapan merah bata (merah
kekuningan)/ sampai berubah warna dari kuning menjadi orange.

3.3 Data Pengamatan


Data titrasi
mL titran I = 4 mL
ml titran II = 4 mL
rata-rata = 4 mL

3.4 Perhitungan
Kadar Cl- = mL titrasi x N penitar x BE Cl- x Faktor pengencer

= 4 x 0,01 x 35,5 x 1000/10

= 142 mg/L
RIZKI PURWANING WULAN

IV.PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini, penentuan kadar Klorida (Cl) dipakai metode titrasi agrentometri
dengan mengendapkan oleh AgNO3 yang kemudian membentuk endapan AgCl putih. AgCl
yang terbentuk disetarakan dengan kandungan Klorida (Cl) didalam air.
Dari hasil perhitungannya didapatkan kadar Klorida (Cl) dalam sampel air adalah sebesar 142
mg/L. Ini terlalu besar untuk dipakai sebagai air proses tekstil. Karena dari litelatur didapatkan
bahwa kadar minimal Klorida (Cl) untuk air proses tekstil adalah sebesar 100 mg/L. jika
melebihi ini maka Klorida (Cl) akan menghambat proses tekstil yaitu akan merusak peralatan
yang terbuat dari besi, Karena Klorida (Cl) bersifat korosif. Sehingga jika sampel air ini akan
dipakai untuk air proses tekstil tidak cocok dan harus diolah kembali sehingga kadar kloridanya
turun sehingga bisa dipakai sebagai air proses tekstil.

V. KESIMPULAN

Kadar klorida dalam sampel air atas nama Rizki Purwaning Wulan 12050010 sebesar 142
mg/L sehingga tidak cocok untuk air proses tekstil.

You might also like