You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Permasalahan lingkungan telah menjadi salah satu isu penting


dalam dunia internasional dimana suatu permasalahan lingkungan yang
terjadi di satu negara telah menjadi tanggungjawab dunia internasional.
Permasalahan lingkungan yang terjadi meliputi pencemaran lingkungan,
degradasi sumber daya dan pemanasan global. Pencemaran lingkungan
adalah salah satu bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi akibat
kegiatan/aktifitas manusia ataupun oleh secara alami.
Selain pencemaran tanah dan udara, pencemaran air menjadi salah
satu masalah yang banyak dihadapi oleh beberapa negara di dunia.
Pencemaran atau polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur
atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang
ditandai dengan perubahan warna, bau dan rasa. Salah satu dampak
terjadinya polusi air adalah kemajuan teknologi, ekonomi ataupun
pembangunan yang mengandung resiko pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem yang
menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak.
Pada saat ini China mengalami pembangunan besar-besaran yang
ditandai dengan kemajuan di bidang industri. Pembangunan tersebut
sangat mempengaruhi limbah yang dihasilkan oleh industri baik secara
kualitas atau kuantitas terhadap lingkungan. Limbah cair yang dihasilkan
industri memberi dampak yang cukup besar bagi kerusakan lingkungan
karena zat kimia beracun yang terdapat pada limbah cair dapat bercampur
dengan air dan mengancam keberlangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lainnya. Kerusakan lingkungan akibat pencemaran air menjadi salah
satu masalah utama yang perlu disadari oleh umat manusia karena air
merupakan kebutuhan pokok manusia.
China merupakan salah satu negara industri terbesar di dunia yang
menduduki peringkat pertama sebagai negara pelaku pencemaran air
terbanyak (sekitar 6.088.660/hari).
Pencemaran air yang terjadi di China semakin memprihatinkan kala
mengingat bahwa China merupakan negara dengan populasi penduduk
terbanyak di dunia sehingga resiko pencemaran juga sangat tinggi.
Pencemaran air berupa limbah ini tidak saja berdampak pada negara
China sendiri tetapi juga berdampak pada perairan dan kelangsungan hidup
di kawasan regional. Letak negara China sebagai negara terluas di
kawasan Asia Pasifik yang memiliki perbatasan daratan panjang dan dilalui
oleh beberapa anak sungai yang terhubung menjadi satu dengan hulu
sungai yang kemudian mengalir di daerah perbatasan. Hal ini
menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh
China juga secara langsung dihadapi oleh negara-negara di kawasan
perbatasan negara.
Oleh karena itu, China tidak hanya dituntut untuk menanggulangi
permasalahan-permasalahan lingkungan yang terjadi di dalam negeri saja
tetapi juga luar negeri. Tentunya permasalahan ini tidak saja menjadi
tanggungjwab pemerintah ataupun masyarakat China tetapi juga organisasi
maupun lembaga lingkungan global, salah satunya adalah Greenpeace.
Penulis akan mengkaji kasus ini menggunakan konsep environmentalisme
dengan melihat peran pemerintah dan masyarakat China serta lembaga
lingkungan global dalam menyelesaikan masalah pencemaran air di China.
1.2.Rumusan Masalah

1. Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air di China?


2. Bagaimana dampak pencemaran air di China terhadap negaranya
maupun negara-negara di sekitar kawasan China?
3. Apa saja upaya yang dilakukan dalam menanggulangi masalah
pencemaran air di China?
1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Analisis


Kualitas Lingkungan. Selain itu juga untuk menambah pengetahuan penulis
maupun pembaca dalam melihat permasalah lingkungan yang merupakan
bagian penting.

1.4.Landasan Teori

Environmentalisme

Environmentalisme adalah gerakan sosial yang dimotori kaum


penyelamat lingkungan hidup. Gerakan ini berusaha dengan segala cara,
tanpa kekerasan, mulai dari aksi jalanan,lobi politik hingga pendidikan
publik untuk melindungi kekayaan alam dan ekosistem. Kaum
environmentalis peduli pada isu-isu pencemaran air dan udara, kepunahan
spesies, gaya hidup rakus energi, ancaman perubahan iklim dan rekayasa
genetika pada produk-produk makanan.

Dengan kata lain, environmentalis menerima framework dari


keberadaan struktur politik, sosial, ekonomi, dan normatif dari politik dunia
dan berusaha menyelaraskan isu lingkungan didalamnya. Berbeda dengan
green theory yang menganggap struktur tersebut sebagai alasan utama
krisis lingkungan dan berpendapat bahwa struktur ini haruslah mendapat
tantangan.
Dalam hubungan internasional posisi environmentalis tidaklah ada
bedanya, mereka tetap menerima adanya negara dan struktur politik yang
ada, dan bahwa negara akan memberikan perhatian yang serius terhadap
isu lingkungan. Sedangkan green theory cenderung skeptis terhadap
negara, bahwa negara akan memberikan respon seperti yang dikemukakan
oleh environmentalis.

Greenpeace sebagai lembaga lingkungan internasional


mengharapkan pemerintah China merealisasikan undang undang
mengenai lingkungan hidup dan masalah pencemaran air secara efektif dan
menyelaraskan antara pembangunan dengan lingkungan karena selama ini
pemerintah China lebih berfokus pada masalah politik, ekonomi dan
keamanan tidak berfokus pada masalah lingkungan karena masalah
lingkungan masih di anggap isu low politics oleh beberapa negara termasuk
China.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Penyebab Terjadinya Pencemaran Air di China

China adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat


pesat, dapat dikatakan sebagai pabrik dunia di mana China menjadi pusat
bagi barang-barang yang kebanyakan digunakan oleh hampir seluruh
penduduk dunia. Aktivitas-aktivitas produksi dalam skala masif tersebut
tentu punya dampak merusak lingkungan. Salah satu indikatornya ialah
pencemaran air sungai yang begitu parah.China dikenal sebagai negeri
dengan jumlah sungai yang tidak terhitung.

China yang hingga kini masih berada pada peringkat pertama


sebagai pelaku pencemaran air terbesar di dunia, masih tetap dengan
alasan yang sama yakni limbah industri. Limbah industri yang dihasilkan
dari kegiatan pabrik-pabrik di China, secara jelas telah mendukung
kerusakan lingkungan diingat bahwa China merupakan basis produksi
terbesar di dunia. Ditambah lagi dengan pembuangan sampah dari
penduduk sekitar sungai yang semakin memperburuk keadaan sungai-
sungai di China. Rusaknya sumber air yang ditandai dengan masuknya
racun serta limbah berbahaya ke sungai-sungai yang sebenarnya menjadi
sumber air minum. Namun, kerusakan lingkungan akibat aktivitas produksi
(limbah) ini sering luput dari perhatian publik. Bukan saja pemerintah China
yang harus bertanggungjawab, tetapi juga perusahan-perusahaan yang
melakukan aktifitas produksidi China.

Perusahaan-perusahaan seperti Apple,Canon, LG, Hewlett-Packard,


Motorola, Shell, Nestle, Levi's Puma, Next, Adidas, Nike, Zara merupakan
sebagian dari 650 perusahaan yang masuk dalam daftar hitam sebagai
penyumbang pencemaran air di China.4 Salah satu contohnya adalah
bahwa rantai produksi Apple telah menyumbang pencemaran logam berat
beracun di Cina. Selain terjadi di sungai, pencemaran air juga terjadi di
pesisir pantai China. Pada tahun 2012 pencemaran air meningkat 35 %
akibat pembuangan limbah yang berlebihan.

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa penyebab terjadinya


pencemaran air di China yakni sebagai berikut :

a. Industri atau pabrik yang sering membuang berbagai macam polutan ke


dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien
dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.
b. Limbah pabrik yang mengalir ke sungai menyebabkan kematian
ekosistem air serta penurunan fungsi air sungai di China. Diketahui pula
sungai merupakan salah satu tempat mata pencaharian serta sumber
kehidupan warga China khususnya sekitar pabrik.
c. Terjadi eutrofikasi.6 Keadaan ini adalah dimana jumlah nutrisi air
berlebihan yang dihasilkan banyak tanaman pengganggu seperti
ganggang dan gulma.

2.2.Dampak Terjadinya Pencemaran Air di China

2.2.1. Dampak Pencemaran Air Terhadap Negara China

Pencemaran air yang terjadi di China sudah menghasilkan dampak


yang tidak sedikit bahkan tergolong berat. Menyerang perairan sungai,
danau bahkan pesisir pantai, limbah hasil kegiatan industri juga
mengancam keberlangsungan makhluk hidup di air maupun manusia
sendiri. Pencemaran air di China dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan
danau, hingga banjir.

Sekitar 90% dari kota-kota China telah terkena dampak dari


beberapa tingkat pencemaran air, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki
akses terhadap air minum yang aman.Kerusakan sumber-sumber air bersih
tentu menjadi masalah serius yang harus diatasi. Namun dengan
perkembangan kegiatan industri yang semakin meningkat, sangat sedikit
kemungkinan masyarakat untuk mendapat air bersih. WHO memperkirakan
hampir 100.000 orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang
bersumber dari polusi air. Sedangkan limbah industri sebagian besar
mengandung logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Zat-
zat berbahaya tersebut dapat menyebabkan pula matinya organisme dalam
ekosistem air.

Tidak saja manusia maupun ekosistem air yang rusak, hewan darat
pun ikut menjadi korban pencemaran air ini. Melalui data yang diperoleh
dari IPE,ada lebih dari 2.000 babi mati ditemukan mengambang di sebuah
sungai di Shanghai, padahal sungai itu merupakan sumber air utama bagi
23 juta warga kota Shanghai.

Selain itu, melalui laporan World News7, lebih dari 67.000 km2
pesisir laut hanya dapat digunakan sebagai pelabuhan dan pengembangan
kelautan dan daerah yang terkena dampak sekitar 23.000 km2 lebih luas
dibandingkan dengan tahun 2011. Adapula laporan tambahan yang
mengatakan lebih dari 173.000 km2 di pesisir laut yang tidak dapat
digunakan untuk perikanan dan cagar alam. Selain itu 18.000 km2 perairan
dekat pantai dipengaruhi oleh eutrofikasi.8Hal itu diakibatkan oleh jumlah
nutrisi air berlebihan yang dihasilkan banyak tanaman pengganggu seperti
ganggang dan gulma.
Dampak terbesar yang secara langsung dapat dirasakan oleh
seluruh masyarakat China adalah banjir. Sepanjang sejarah manusia, banjir
terbesar yang menyebabkan korban jiwa, banyak terjadi di China yang
diakibatkan dari meluapnya sungai-sungai di China yaitu sungai Kuning
(Huang He) dan sungai Yangtze. Meski telah membangun bendungan
terbesar di dunia9, tetap saja bahaya banjir masih dapat mengahampiri
China kapan saja karena seiring dengan upaya meminimalkan bencana,
pembangunan masih saja terus digencarkan.

2.2.2. Dampak Terhadap Negara di Kawasan China

China merupakan salah satu negara di kawasan Asia Pacific yang


banyak menghadapi permasalahan ekologis. Hal ini dibuktikan dengan
adanya fenomena krisis lingkungan yang terjadi pada tahun 2005.10
Pencemaran air berupa limbah ini berdampak pada perairan dan
kelangsungan hidup di kawasan regional. Letak negara China sebagai
negara terluas di kawasan Asia Pasifik yang memiliki perbatasan daratan
panjang dan dilalui oleh beberapa anak sungai yang terhubung menjadi
satu dengan hulu sungai yang kemudian mengalir di daerah perbatasan.
Hal ini menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan yang dihadapi
oleh China juga secara langsung dihadapi oleh negara-negara di kawasan
perbatasan negara. Oleh karena itu, China tidak hanya dituntut untuk
menanggulangi permasalahan-permasalahan lingkungan yang terjadi di
dalam negeri saja tetapi juga luar negeri (negara-negara perbatasan China:
Burma, Laos, Vietnam, Thailand,Kamboja, Bangladesh dan India).

India termasuk negara yang berbatasan dengan China. Sungai dan


anak-anak sungai di Negara India merupakan sumber terbesar air minum
bagi sebagian besar penduduk yangtinggal di lembah. Salah satu contoh
kasus, pada tahun 1990, sekitar 200.000 liter minyak bakar mencemari
sungai dari Bokaro Steel Plant dan mengalir sampai 150 km hilir ke
Durgapur. Akibatnya air yang tercemar tersebut berdampak pada 5 juta
orang yang mengkonsumsi, yang mana kadar tingkat minyak 40-80 kali
lebih tinggi dari nilai yang diizinkan yakni 0,03 mg/l.11

Sebagai perbandingan, menurut hasil survei12 pada tahun 2009


menyebutkan bahwa China merupakan salah salah satu negara yang
menduduki posisi pertama di dunia yang paling banyak melakukan
pencemaran air (sekitar 6.088.660/hari). Adapun, hal tersebut
menyebabkan difusi lintas batas yang secara langsung juga akan
memberikan dampak pada 200 juta orang dan 2 juta km2 kawasan di area
perbatasan Negara.

Akan tetapi dalam perkembangan industrinya, konsekuensi negatif


dari peningkatan kegiatan dan aktivitas manusia seiring globalisasi di China
mengakibatkan timbulnya berbagai bentuk ancaman terhadap
kelangsungan hidup manusia. Adapun, isu lingkungan yang terjadi di China
khususnya masalah pencemaran air merupakan problematika yang sangat
berat baik secara jangka pendek maupun panjang. Hal tersebut
dikarenakan dampak negatif yang dihasilkan dari masalah pencemaran air
di China.

2.3.Upaya Penanggulangan Masalah Pencemaran Air di China

2.3.1. Peran Pemerintah China

Peran pemerintah China terlihat dari banyaknya upaya yang


dilakukan dalam menanggapi serta menangani permasalahan pencemaran
air. Salah satu cara yang ditempuh pemerintah adalah dengan membentuk
sebuah institusi resmi pemerintah yang bertugas mengurusi lingkungan
serta publik. Institusi tersebut adalah Institut Urusan Lingkungan dan Publik
(Institute of Public and Environmental Affairs -- IPE) yang hingga kini masih
terus melakukan upaya penyelamatan lingkungan. Salah satu upaya yang
dilakukan IPE adalah dengan membuat suatu peta yang menyediakan data
soal polusi air. Lewat peta itu, warga negara Cina bisa melihat langsung
data terbaru polusi yang terjadi di sungai-sungai di 300 kota di 31 provinsi
yang ada di negara itu. Mereka juga dapat langsung melihat perusahaan
apa saja yang bertanggungjawab melakukan pencemaran air tersebut dan
melanggar aturan perlindungan lingkungan di negara itu.

Berkaitan dengan upaya pemerintah di atas, untuk mengontrol


kegiatan industri perusahaan-perusahaan di China, dibuat pula UU
Keterbukaan Informasi Lingkungan. Dalam UU tersebut dikatakan jika
perusahaan-perusahaan tersebut melebihi ambang batas polusi (Nilai
Ambang Batas), mereka harus membuka informasi itu kepada masyarakat
dalam 30 hari.

Hingga saat ini, pengawasan pemerintah masih tergolong lemah


karena meski sudah dikeluarkannya aturan serta instansi khusus, kendala
yang dihadapi adalah sikap perusahaan-perusahaan yang tak acuh.

2.3.2. Peran Pabrik-pabrik yang Melakukan Kegiatan Industri di China

Melalui kinerja yang dihasilkan IPE, dapat dilihat bahwa pabrik-pabrik


yang beroperasi di China merupakan actor penting dalam kerusakana
lingkungan. Meski demikian, tidak banyak upaya yang dilakukan oleh
pabrik-pabrik tersebut. UU Keterbukaan Informasi Lingkungan yang telah
dibuat oleh pemerintah pun tidak dapat menambah tanggungjawab pabrik-
pabrik tersebut untuk mengurangi limbah hasil industri. Perusahaan-
perusahaan yang masuk daftar hitam pelaku pencemaran air bahkan
melanggar peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Motorola adalah salah satu merek ponsel yang terkemuka di China.


Tetapi menurut laporan greenpeace, mereka juga salah satu dari pelaku
pencemaran terbesar di China. Bersama dengan Shell, Nestle dan banyak
perusahaan lain dalam daftar 500 perusahaan papan atas fortune, mereka
diduga melepaskan zat kimia beracun ke air. Penyelidikan greenpeace
tahun 2012 menemukan perusahaan-perusahaan ini melanggar hukum
karena gagal mematuhinya. Sehingga dapat dilihat bahwa pabrik-pabrik
tersebut belum menghasilkan peran yang cukup membantu
penanggulangan pencemaran air di China.

2.3.3. Peran Lembaga Lingkungan Global (Greenpeace)

Dalam menanggulangi pencemaran air di china, Greenpeace


melakukan serangkaian kegiatan, Pertama, advokasi, bersama masyarakat
merupakan untuk menekan kebijakan pemerintah China dalam hal
lingkungan. Kedua, monitoring, penelitian dan evaluasi ialah Greenpeace
mengawasi kebijakan lingkungan dan aktifitas perusahaan atau institusi
dalam menjaga lingkungan dan pencemaran yang terjadi. Ketiga, fasilitasi
komunikasi ialah Greenpeace sangat berperan besar dalam membentuk
pola komunikasi yang terarah dan baik antara masyarakat maupun institusi
perusahaan yang seringkali mengalami konflik lingkungan.

Dari berbagai uraian mengenai peran Greenpeace dalam mengatasi


pencemaran air di China, Greenpeace masih kurang berhasil dalam
menanggulangi pencemaran air di China, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor: Pertama, tingkat kesadaran lingkungan di masyarakat China juga
masih sangat rendah dan juga kepentingan kepentingan ekonomi
masyarakat yang bekerja di perusahaan-perusahaan khususnya di pabrik
tersebut menjadi faktor tingkat kesadaran ekonomi lebih besar
dibandingkan kesadaran lingkungan. Kedua, minimnya dukungan pihak
lokal dan dalam negeri China adalah sangat penting dalam mendukung
kampanye yang dilakukan Greenpeace terutama untuk memperlihatkan
bahwa pembuangan limbah ke aliran air dan sungai-sungai di China dapat
berakibat negatif pada rakyat China. Ketiga, untuk membangun kontak dan
pemahaman masyarakat local memakan waktu cukup lama. Keempat,
keinginan pemerintah China untuk mendatangkan investor asing maupun
investor swasta nasional dengan tujuan mendapat keuntungan lebih besar
dalam pengembangan ekonomi negara yang tidak ramah lingkungan
meskipun terdapat ketentuan hukum yang mengatur masalah lingkungan di
China. Kelima, konsumsi akan hasil industri tekstil dari merk-merk terkenal
di China semakin hari semakin tinggi sehingga perusahaan-perusahaan
tersebut meningkatkan hasil produksinya. Keenam, sistem negara China
yang berideologi komunis dan monopartai mengawasi secara ketat serta
melakukan pembatasan terhadap organisasi asing maupun organisasi lokal
dalam menyuarakan masalah lingkungan dan sosial.

Langkah yang diambil Greenpeace merupakan usaha tingkat


nasional dalam menanggulangi pencemaran air di China. Hal ini tidak
hanya penting bagi masyarakat China namun juga masyarakat di wilayah
sekitar negara China yang mulai merasakan dampak akibat pencemaran air
ini.
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

China merupakan negara industri terbesar di dunia yang kini


menduduki peringkat pertama sebagai pelaku pencemaran air.
Pencemaran air yang terjadi China menjadi penting karena mengingat
China merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Selain itu
China juga merupakan negara yang memiliki wilayah terluas di Asia Pasifik.
Kedua hal ini merupakan alasan penting untuk menanggapi serta
menanggulangi pencemaran air yang terjadi di China.

Kegiatan/aktifitas industri di China merupakan penyebab utama


pencemaran air oleh karena limbah sisa hasil industri. Limbah industri
tersebut antara lain mengandung logam berat, toksin organik, minyak,
nutrien dan padatan yang secara langsung maupun tidak langsung telah
merusak lingkungan. Di China, kepentingan pembangunan ekonomi selalu
lebih memenangkan atas usaha penjagaan dan perlindungan lingkungan.

Menanggapi masalah ini, pemerintah China melakukan beberapa


upaya yang secara khusus ditujukan kepada pabrik-pabrik yang ada di
China. Pembentukkan institusi khusus dan UU yang mengarah pada
pengendalian limbah industri pabrik tidak serta merta memberi hasil yang
memuaskan selain China dilihat sebagai model pencemaran air di dunia.
Sebagai Lembaga Lingkungan Global, Greenpeace hadir dengan upaya
meliputi melakukan advokasi, monitoring serta menyediakan layanan
komunikasi dalam rangkan menghubungkan komunikasi antara masyarakat
dan institusi terkait. Meski denga berbagai upaya telah dilakukan, hingga
kini China masih mengalami pencemaran air yang hebat sehingga
dibutuhkan upaya lebih untuk menanggulanginya.
3.2.Saran

Berikut merupakan saran penulis dalam rangka menanggapi


upaya penanggulangan pencemaran air di China, sebagai berikut :

a. Seharusnya pemerintah lebih mengetatkan lagi pengaturan dan


pembatasan bahan-bahan pembuangan industry misalnya dengan
memberi sanksinya bagi pelaku pencemran laut dan wilayah pesisir
pantai.
b. Melalui institusi yang dibentuk pemerintah dapat memonitori segala
perubahan komposisi biotik dan abiotic dan ekosistem laut yang
menunjukkan telah terjadinya pencemaran, kerusakan dan gangguan.
Sehingga tidak saja membuka media mengenai berita perkembangan
polusi tetapi juga turut mengambil bagian dalam memonitori dampak
yang sudah terjadi.
c. Pengelola industri wajib membuat unit pengelolaan limbah (UPL).
Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga yang nantinya bersatu
dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem. Harusnya
hal ini telah diregulasi oleh pemerintah sehingga perusahaan-
perusahaan yang ada di China juga dapat menyesuaikan kegiatan
industri dengan kebijakan yang ada.
d. Pengurangan beban emisi industri maupun kendaraan, karena
pencemaran air tidak saja datang secara langsung dari limbah tetapi
juga proses transportasi dalam pabrik.
DAFTAR PUSTAKA

Top 5 Countries that are the Greatest Water Polluters terdapat dalam
http://www.aneki.com/countries2.php?t diakses pada tanggal 11 Oktober 2017.

Water Pollution terdapat dalam


http://pacificenvironment.org/section.php?id=373 , diakses pada tanggal 11
Oktober 2017

http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/pencemaran-sungai-yangtze
dandelta-pearl-di/blog/35805/ diakses pada tanggal 11 Oktober 2017

Permasalahan Lingkungan di China, Xiaofan Li, 2006. Environmenal concerns


in China_problems policies, and global implications. Lihat di
http://findarticles.com/p/articles/mi_mOIMR/is_1-2_81/ai_n16599308/ diakses
pada tanggal 11 Oktober 2017.

Krisis lingkungan. Lihat di http://www.pacificenvironment.org/article.php?id-1873


diakses pada tanggal 11 Oktober 2017

Environment & People. Case Study. Lihat di


http://www.environmentandpeople.org/WaterPollutionCasestudy.html diakses
pada tanggal 11 Oktober 2017.

http://unikdunia.com/2013/07/8/-negara-penyumbang-kerusakan-bumi-terbesar-
di-dunia-html diakses 11 Oktober 2017.

http://uniqpost.com/71610/gambaran-parahnya-pencemaran-air-sungai-di-cina//
diakses 11 Oktober 2017

You might also like