You are on page 1of 20

MAKALAH

PENGANTAR ILMU EKONOMI


(KEBIJAKAN EKONOMI INTERASIONAL)

Disusun oleh,

Erik Wijaya Kusuma 26020115140070


Agung Syahbana 26020115140071
Wisnu Satrio Sudarmawan 26020115130072
M. Ravian Wiraputra 26020115140073

PRODI ILMU KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, Januari 2015

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan


bisnis yang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat
dari semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja
antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi,
perdagangan jasa, lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan
intelektual dan alih teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap
kegiatan ekonomi lainnya, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan
sebagainya. Indonesia sendiri terlibat didalamnya.
Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong produk
industri dalam negeri untuk mampu bersaing dengan produk impor, baik di dalam
negeri sendiri maupun di pasar ekspor. Hal ini merupakan problem besar bagi
Indonesia karena kemampuan produk Indonesia dari segi kualitas maupun
kuantitas masih lemah. Salah satu permasalahan yang dialami oleh Indonesia
dalam menghadapi perdagangan bebas adalah sulitnya membendung terjadinya
lonjakan produk impor, sehingga mengakibatkan barang sejenis kalah bersaing
yang pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, dan
selanjutnya akan muncul dampak ikutannya seperti pemutusan hubungan kerja,
terjadinya pengangguran serta bangkrutnya industri barang sejenis dalam negeri.
Karenanya setiap Negara pasti memiliki kebijakan masing-masing mengenai
perdagangan internasional tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk memahami lebih dalam Kebijaksanaan Ekonomi Internasional


2. Mengetahui macam-macam Restriksi dalam Perdagangan Internasional
3. Memenuhi Tugas Ekonomi Internasional.
1.3 Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami tujuannya maka penulis
dapat membahas dari:

1. Kebijaksanaan Ekonomi Internasional?


2. Macam-macam Restriksi dalam Perdagangan Internasional?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional


Kebijakan Ekonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau
kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk
daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak
hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan
pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh
terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya
kebijaksanaan moneter dan fiskal.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional
adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.

2.2 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional

Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah


terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca
pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis
kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan
pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran
internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya
pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau
pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah
yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg
bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer
terhadap negara lain.

2.3 Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional

1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara


lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer.
2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional
suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya
spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu
negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti
Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau
dikurangi. .
3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah
untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant
industry), dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan
besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu
persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan
internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi,
dan dumping.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of
Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta
asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi
dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca
Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta
asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi
internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak
hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal.
5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai
tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
a. Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai
berjalan (Infant Industries).
b. Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan
mendorong impor barang barang yang esensial.
c. Mendorong ekspor dll.

2.4 Macam-Macam Restriksi Dalam Perdagangan Internasional

2.4.1 Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang
yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu
cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu
merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena
kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi
tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas
memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi
industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan
barang impor yang terkena tarif.

2.4.1.1 Tarif digolongkan menjadi:


Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-
barang yang keluar dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak.
Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan
tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan
batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan
keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara.
Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih sempit
daripada batas wilayah suatu Negara.
Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan
bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan
ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.

2.4.1.2 Pembedaan tariff menurut jenisnya


Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisik daripada barang.
Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem.

2.4.1.3 System tarif:


Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang
hanya mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff
yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan
dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian
dengan Negara lain disebut conventional tariff.
Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan
undang-undang, maka namanya:bentuk maksimum dan minimum. Jadi
sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini
dinamakan general and conventional form.
Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-
column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference
untuk Negara-negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering
disebut dengan nama preferential system.

2.4.1.4 Efek tariff


Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
macam efek tariff tersebut adalah:
efek terhadap harga (price effect)
efek terhadap konsumsi (consumption effect)
efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)

2.4.1.5 Effective rate of protection


Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan
tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga
kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan
tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya effective rate of
protection yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut.
Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka
effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.

2.4.1.6 Alasan pembebanan tariff


Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan
impornya melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk
mengimpor, ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki
jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada
pemerintah sebagai pembayaran tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila
Negara itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata
lain, kalau permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin
inelastis permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli
sehingga pembebanan tarif dapat lebih efektif.
Infant-industri
Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum
tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu
pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan
terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat
sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal
ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah
perlindungan tariff.
Diversifikasi
Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang
saja akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di
pasaran dunia goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat
berkembang, sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang
dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan
semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat
diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.
Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan
produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan
kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas
kesempatan kerja.
Anti dumping
Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di
dalam negeri.
Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
To Keep Money at Home
Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka
Negara tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi
apabila membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari
keluar negeri. Jadi dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang
sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.
The Low-wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan
Negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya
tingkat upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh
karena itu untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan
para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi
tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang
tingkat upahnya rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi
dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang
akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
Home market
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan
prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja
yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif
tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk
melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri.

2.4.1.7 Analisis Efek-efek Tarif Bea Masuk dan Kuota


Bea masuk yang dikenakan terhadap suatu komoditi secara langsung akan
dapat memberi efek-efek bea masuk dan kuota.
Deregulasi-deregulasi ekonomi yang terus menerus dilakukan disesuaikan
dengan system ekonomi saat ini. Dengan derasnya arus globalisasi masuk ke
setiap Negara berkembang memaksa Negara berkembang harus menyesuaikan diri
dengan kondisi ekonomi dunia pada saat ini.

2.4.2 Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan
jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh
pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun
ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi.

2.4.2.1 Kuota Impor


Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan
sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.
Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya
ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang
terlibat dalam perdagangan.
Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang
tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi
dikenakan tarif yang tinggi.
Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor
dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang
akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di
dalam negeri.

2.4.2.2 Kuota Ekspor


Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan ,
antara lain :
mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang
dianggap berbahaya;
menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;
mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam
menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan
komoditas perdagangan penting.

2.4.3 Larangan Ekspor


Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan
internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar
wilayah pabean suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura
dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan yang merugikan negara.
2.4.4 Larangan Impor
Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu
kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar
negeri untuk melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya,
larangan mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-barang
(komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan tebu akan
mendenita kerugian yang besar.
2.4.5 Subsidi
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang
dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para
produsen dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah
sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa :
1. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah);
2. subsidi per unit produksi.

2.4.6 Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara
menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau
bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan
volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama
menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang
mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat
mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti
dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling
duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang
diberikan oleh negara lain.

2.4.6.1 Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :


1. Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr
suatu perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum
dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di luar negeri.
2. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya
di luar negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary),
sehingga dpt menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm
persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali
dinaikkan utk mendpt profit maksimum.
3. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya
di luar negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan
harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri.

2.4.6.2 Anti Dumping Code


Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade
Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn
mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan
Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt mengenakan Anti
Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury test adalah suatu
penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair
trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
2.4.6.3 Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
1. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri,
sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding
kurva permintaan di luar negeri.
2. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri
tidak dapat membeli barang dari luar negeri.

2.5 Kebijakan-Kebijakan Ekonomi Internasional

a. Biaya Transportasi

1. Biaya Transportasi dan biaya-biaya lainnya yang mempengaruhi volume dan


tingkat perdagangan.

2. Biaya Transportasi dan kedudukannya dengan teori kedudukan.

Biaya Transportasi akan menambah tingkat harga suatu barang oleh karena
itu, akan mempengaruhi volume barang tersebut.

Penggolongan barang dengan adanya biaya transportasi

1. Barang-barang market oriented goods

Barang yang setelah diproses menjadi barang jadi. Barang tersebut


menjadi lebih berat atau lebih banyak meminta ruang sehingga dengan
memperhitungkan biaya transport barang tersebut lebih menguntungkan apabila
diproduksi di dekat pasar, misalnya mobil, minuman dalam botol dan lain-lain.

2. Barang materials oriented goods

Barang-barang yang lebih menguntungkan apabila diproses atau


diproduksi di tempat dekat sumber bahan mentah. Yang termasuk golongan ini
adalah weight gamingloss. Misalnya pendirian perusahaan gula pasir lebih baik di
dekat perkebunan tebu karena biaya transport lebih murah.

3. Neutral commodities

Untuk menetapkan lokasi daripada perusahaan barang-barang yang


sifatnya netral kita tinggal memperhitungkan biaya-biaya yang lebih
menguntungkan, misalnya biaya tenaga kerja, infrastruktur, non ekonomi
diperhitungkan apakah dekat ke bahan mentah atau ke pasar.

Fungsi-fungsi yang mempengaruhi besarnya biaya transportasi :

a. Bentuk barang

b. Nilai barang

c. Daya tahan barang tersebut

Yang mempengaruhi biaya transportasi :

a. Biaya asuransi

b. Biaya ekspedisi

c. Biaya gudang

d. Biaya administrative

b. Politik Komersial

Adalah politik yang dijalankan oleh pemerintah atau campur tangan pemerintah
untuk membatasi transaksi ekonomi.

Bentuk-bentuknya :

1. Tarif/ bea,

2. Quota, pembatasan secara kuantitatif dari ekspor dan impor,

3. Perekonomian yang diatur sepenuhnya oleh Negara,

4. Commodity/ Agreement

5. Restriksi impor

6. Politik diskriminasi harga

7. Campur tangan pemerintah dengan alas an non ekonomis.

Alas an tentang tarif terhadap suatu barang :

a. Untukmemperoleh kedudukan neraca pembayaran

b. Untuk memperoleh pendapatan dari pemerintah

c. Untuk memperbaiki kondisi-kondisi pertukaran TOT


d. Untuk melindungi industri di dalam negeri.

Charles P. Kindleberger di dalam bukunya, International Economics,


menunjukkan 7 macam tarif :

1. Protective Effect

Tujuannya :

a. Melindungi industri dalam negeri

b. Meningkatkan kesempatan kerja

c. Mendorong pengusaha-pengusaha asing menanamkan investasinya di dalam


negeri.

2. Consumption Effect

Hamper selalu negative. Ini disebabkan konsumen harus membayar lebih tinggi
terhadap barang-barang yang akan dibeli.

3. Income Effect

Pemerintah memerlukan sumber-sumber pendapatan untuk melaksanakan


kepentingan umum pada pendapatan tersebut antara lain :

a. Pajak dalam negeri

b. Pajak luar negeri

4. Re-distribution Effect

Menaikkan harga barang-barang impor. Dalam keadaan ini konsumen akan


mengalihkan pembelian barang saingan barang impor.

5. Efek kesempatan kerja

Keuntungan dalam kesempatan kerja oleh kenaikkan pendapatan nasional dari


Negara yang mengadakan bea diperoleh dengan pengorbanan berupa suatu
penurunan pendapatan nasional dan kesempatan kinerja di luar negeri.

6. Efek perbaikan TOT

Perbaikan TOT diharapkan akan dapat dinikmati jika harga tarif terhadap barang
impor tinggi. Maka Negara-negara luar terpaksa bersedia meurunkan harga
penjualannya.

7. Efek neraca pembayaran


Perbaikan dalam neraca pembayaran diharapkan terjadi jika pemerintah
mengenakan tarif pada barang impor, sehingga kenaikan beban imporakan
menurunkan jumlah barang impor dengan demikian sektor impor berkurang.
Sedangkan di sector ekspor dirancang untuk bisa mengalami kenaikan dengan
disertai pemberian insentif yang akan mendorong ekspor, maka dalam hal ini
diharapkan neraca pembayaran akan seimbang lagi tetapi hal ini tergantung pada :

a. Elastisitas permintaan terhadap barang impor

b. Elastisitas permintaan luar negeri terhadap barang ekspor

c. Elastisitas penawaran luar negeri terhadap barang di dalam negeri.

Alat-alat proteksi :

a. Kuota

Penjatahan impor sesuatu produk/komoditi

b. Embargo

Beberapa komoditi dilarang pemasukannya

c. Pengendalian devisa

Lalu lintas devisa dikuasai pemerintah

d. Prefensi pemerintah

Memilih partner dengan berdasarkan pertimbangan politik, ekonomi, budaya dan


militer.

e. Subsidi bagi produk dalam negeri

Hemat devisa, tidak melakukan impor, produksi substitusi impor.

f. Keharusan adanya merek dagang

g. Keterangan Negara asal

Pemerintah harus meyakinkan bahwa barang-barang tertentu betul-betul


didatangkan dari Negara yang diperkenankan untuk impor ke Negara yang
bersangkutan.

h. Peraturan-peraturan yang berbelit-belit di pelabuhan

i. Politik anti dumping


Mencegah eksportir di luar negeri agar dapat menjual barang/ komoditinya di
Negara kita lebih murah daripada di negaranya.

j. Penilaian yang sengaja ditinggikan terhadap barang-barang impor.

Impor barang dihambat, sehingga pendapatan duane meningkat.

Yang menentang proteksi :

1. Proteksi merintangi perdagangan internasional sehingga konsumen


dirugikan.

2. Menimbulkan in-efisiensi faktor-faktor produksi.

3. Proteksi keleluasaan memilih bagi konsumen berkurang.

4. Proteksi menimbulkan korupsi pada petugas pemerintah yang ada


hubungannya dengan para pengusaha yang diberi proteksi.

5. Menghambat lancarnya hubungan internasional dan dapat membangkitkan


tindakan saling balas membalas.

Yang pro terhadap proteksi :

a. Memperbesar, sekurang-kurangnya mempertahankan produksi dan


kesempatan kerja.

b. Menghindarkan akibat-akibat depresi di luar negeri. Di luar negeri depresi


dapat masuk ke dalam negeri dengan arus impor secara besar-besaran dengan
harga murah, over produksi di dalam negeri dan timbul pengangguran.

c. Melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh.

d. Melindungi tingkat upah di dalam negeri.

e. Demi kepentingan program di dalam negeri dapat terganggu dengan


konsumerisme barang murah dari luar negeri.

f. Tidak menyamakan cost of production barang luar negeri dan dalam negeri.

g. Berbagai alat tawar menawar dalam perundingan.

h. Demi kepentingan pertahanan nasional.


C. Sejarah Singkat ISO

ISO adalah singkatan dari International Standard Organization bertujuan


mengelola standar-standar dunia. System standar mutu yang ketat diprakarsai oleh
militer USA untuk menghindari kegagalan dalam bidang strategis.

ISO beranggotakan banyak Negara termasuk Indonesia, diresmikan pada


tahun 1987. ISO menetapkan standar sistem bukan bersifat teknis, tetapi
merupakan aturan main pola-pola system dengan kriteria-kriteria sendiri.

Seri-seri ISO Standard sistem

Yang memerlukan sertifikasi 9001,9002,9003. ISO 9000 adalah untuk perusahaan


yang memerlukan sertifikasi. ISO 9001 standar sistem untuk perusahaan yang
kegiatannya menyeluruh sejak proses :

a. Rekayasa

b. Design

c. Produksi

d. Pelayanan konsumen

ISO 9002: Sistem manajemen yang menekankan konsep pengendalian


sejak dini terhadap fungsi dan aktifitas yang berdampakterhadap mutu, mulai dari
pasokan bahan baku sampai pelayanan konsumen. ISO tidak lagi sekedar standar
produk tetapi sudah merupakan standar sistem tentang bagaimana produk itu
dibuat. Komitmen mutu menjadi kebijaksanaan perusahaan. ISO 9002 tiap enam
bulan sekali secara periodic akan diperiksa melalui Surveillance Audit artinya
diperiksa ulang dan dalam tiga tahun menjalani Assessment untuk pembaharuan
sertifikat tersebut.

ISO 9003 perusahaan hanya menerima dan menjual produk berarti ia


memiliki kegiatan pengendalian mutu hanya pada ujungnya :

a. Menerima

b. Memeriksa

c. Melakukan test
BAB 3
PEMUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kebijakan Ekonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau
kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk
daripada perdagangan dan pembayaran internasional.

Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang


yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu
cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri.
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan
jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh
pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun
ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi.
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang
dapat terjangkau oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Nopirin. 1997. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.


Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://werditrisnawati.blogspot.com/2013/11/makalak-perdagangan-
internasional.html.
https://vianisilv.wordpress.com/2014/11/24/ekonomi-internasional-kebijaksanaan-
ekonomi-internasional-restriksi/.

You might also like