You are on page 1of 11

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL (TOPLES IKAN)

TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA OLEH


SISWA KELAS VIII YAYASAN PENDIDIKAN NURUL KHAIR
DESA TANDAM HILIR II TAHUN PEMBELAJARAN
2013/2014

Oleh

Rahmadani
Drs. Syamsul Arif, M.Pd

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
pembelajaran fishbowl (toples ikan) terhadap kemampuan menulis
naskah drama. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
Yayasan Pendidikan Nurul Khair, Desa Tandam Hilir II Tahun
Pembelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII Yayasan pendidikan Nurul Khair sebanyak 150
orang. Sampel diambil secara acak sebanyak 76 orang, 38 orang untuk
kelas eksperimen (menggunakan metode pembelajaran fishbowl) dan
36 orang untuk kelas kontrol (metode pembelajaran konvensional).
Instrumen yang digunakan adalah tes menulis naskah drama dalam
bentuk esai. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 78,06 sedangkan
untuk kelas kontrol adalah 65. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa nilai rata-rata kemampuan menulis pada kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Ini terbukti dari hasil uji t diperoleh
t hitung t tabel yaitu 7,86 > 2,03. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran fishbowl berpengaruh positif terhadap
kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII Yayasan
Pendidikan Nurul Khair Desa Tandam Hilir II Tahun Pembelajaran
2013/2014.
Kata Kunci: Pengaruh, Metode Fishbowl, Menulis, Naskah Drama.

PENDAHULUAN
Bahasa dan sastra memegang peranan penting dalam kehidupan, karena
penguasaan bahasa dapat memudahkan manusia untuk berinteraksi dalam

1
masyarakat dan sastra dapat menciptakan keindahan berbahasa baik secara lisan
maupun tulisan. Pada prinsipnya tujuan pengajaran sastra adalah untuk
meningkatkan keterampilan siswa. Melalui pengajaran sastra, siswa dapat
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas. Salah satunya dengan
meningkatkan kemampuan menulis siswa. Keterampilan menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Tarigan (1986:1) yang menyatakan bahwa keterampilan berbahasa
dalam kurikulum sekolah mencakup empat keterampilan yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan
menulis.
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara berkomunikasi dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyampaikan maksud kepada
pembaca dan mengembangkan ide dalam bentuk tulisan. Ide atau gagasan tersebut
kemudian dikembangkan dalam bentuk rangkaian kalimat. Penulis harus
menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar, sehingga apa yang ditulis dan
disampaikan sesuai dengan apa yang diinginkan penulis.
Menulis merupakan kegiatan yang bersifat aktif dan produktif dalam
menghasilkan tulisan yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan latihan
secara terus-menerus. Dengan kemampuan menulis siswa dapat mengembangkan
dan menuangkan gagasan dan pengalamannya dalam berbagai macam bentuk,
salah satunya adalah cerita dalam bentuk drama.
Akan tetapi pada proses pengajaran tak jarang siswa mengalami berbagai
kesulitan dalam membuat tulisan. Sulit untuk memulai kepercayaan diri untuk
menulis karya sastra, sulit berimajinasi menentukan ide dan menentukan konflik
dalam cerita. Hal ini sesuai dengan pernyataan Roekhan (2012) dalam
Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Strategi Sinektik,
menjelaskan bahwa:
Faktor utama yang menyebabkan siswa kurang berhasil dalam
menulis naskah drama dalam mendeskripsikan perilaku manusia
adalah siswa tidak berminat menulis naskah drama, sulitnya
siswa berimajinasi untuk mengembangkan ide dan menciptakan
konflik yang dialami oleh tokoh, dan tidak adanya kepercayaan

2
dalam diri siswa untuk memulai sebuah tulisan atau karangan
yang berupa karya sastra.

Kurangnya antusias siswa terhadap materi yang diajarkan diantaranya


disebabkan oleh, kurang efektifnya pembelajaran yang digunakan guru dan
metode yang digunakan. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan
metode konvensional. Dengan metode tersebut biasanya guru lebih aktif dan siswa
cenderung pasif. Hal ini membuat siswa tidak termotivasi untuk mengikuti
pelajaran apalagi menguasai materi.
Kenyataan ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh
Rohana dengan judul Menulis Naskah Drama Berdasarkan Pengalaman Siswa
Kelas XI SMA Amir Hamzah Medan Tahun Pembelajaran 2004/2005. Dalam
penelitian ini diperoleh data kemampuan menulis drama masih rendah dengan
rata-rata nilai 60. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rini Winingsih dalam judul
Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama Dengan Media Boneka
(Stick Wayang Orang) oleh Siswa SMP Negeri 2 Sentolo T.P. 2010/2011, juga
diperoleh data rata-rata siswa mendapat nilai kategori cukup dengan rentang nilai
65-70.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan permasalahan yang terjadi dalam
penulisan naskah drama di kelas yaitu, kurangnya kepercayaan dalam diri siswa
untuk memulai sebuah tulisan atau karangan yang berupa karya sastra. Masih
banyak siswa yang pasif dalam proses pembelajaran. Guru cenderung memakai
metode pembelajaran konvensional. Masih rendahnya rata-rata nilai siswa dalam
menulis naskah drama.
Berdasarkan pernyataan di atas, pemahaman mengenai penulisan naskah
drama harus ditingkatkan. Terutama bagi siswa, khususnya siswa kelas VIII SMP
karena di dalam standar isi terdapat pada SK menulis (8. Mengungkapkan pikiran
dan perasaan melalui kegiatan menulis naskah. KD 8.2 Menulis naskah drama
satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama. Dari SK dan
KD inilah dapat dimulai pengarahan mendalam mengenai penulisan naskah
drama.

3
Sebagai salah satu bentuk karya sastra, drama tidak jauh berbeda dengan
bentuk karya sastra yang lain seperti novel, cerpen, maupun roman. Unsur-unsur
yang membentuk karya sastra drama boleh dikatakan sama dengan unsur yang
membentuk karya sastra lainnya. Menulis naskah drama merupakan kegiatan
proses kreatif. Proses kreatif yang berangkat dari dorongan bawah sadar untuk
melahirkan sebuah karya sastra. Kreatifitas menyangkut tahapan pemikiran
imajinatif, merasakan, menghayati, menghayalkan, dan menemukan kebenaran.
Perjalanan sebuah proses kreatif menulis naskah drama dimulai dari keinginan
penulis dan angan-angan dalam hatinya hingga mewujudkan satu bentuk karya.
Dari berbagai permasalahan di atas, penelitian ini diambil pada
permasalahan yang ketiga (penggunaan metode konvensional) cenderung
membosankan. Hasil yang didapat kurang memuaskan. Berdasarkan pembatasan
masalah di atas maka masalah penelitian ini dirumuskan untuk mencari
kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII Yayasan Pendidikan Nurul
Khair dengan menggunakan metode fishbowl, kemampuan menulis naskah drama
siswa kelas VIII Yayasan Pendidikan Nurul Khair dengan menggunakan metode
konvensional serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode fishbowl pada
kemampuan menulis naskah drama.
Salah satu cara membuat kelas lebih hidup dan siswa lebih aktif, yakni
dengan mendorong siswa berlatih untuk menulis dengan metode yang memicu
siswa berlatih mengeluarkan pendapatnya. Dalam hal ini guru dituntut agar
mampu menguasai metode dan dapat membandingkan metode yang satu dengan
lainnya sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Sebagai alternatif
menanggulangi hal tersebut diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang
memancing siswa aktif yaitu menggunakan Metode Fishbowl (Toples Ikan).
Metode Fishbowl serupa dengan metode inside outside circle.
Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan
topik tersebut di papan tulis atau guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta
didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk
mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap
menghadapi pelajaran yang baru.
4
Selanjutnya, guru membagi menjadi 2 kelompok besar. Jika dalam satu
kelas ada 32 orang, maka tiap kelompok besar terdiri dari 16 orang. Aturlah
sedemikian rupa pada tiap-tiap kelompok besar yaitu 8 orang duduk saling
berhadapan dengan 8 orang lainnya yang juga dalam posisi duduk. Dengan
demikian di dalam tiap-tiap kelompok besar mereka saling berpasang-pasangan.
Pasangan ini disebut sebagai pasangan awal. Berikan topik atau materi dan tugas
yang berbeda tiap kelompok. Pada kesempatan itu berikan waktu yang cukup
kepada mereka agar mendiskusikan tugas yang diterimanya.
Setelah diskusi, 8 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang duduk saling
berhadapan pindah ke kelompok besar lainnya . Dengan cara ini tiap-tiap peserta
didik akan mendapat pasangan baru dan berbagi informasi. Kemudian bergeser
searah jarum jam. Pergeseran searah jarum jam baru berhenti ketika tiap-tiap
peserta didik kembali ke pasangan asal. Hasil diskusi disetiap kelompok besar
kemudian dipresentasikan kepada seluruh kelas. Guru memfasilitasi terjadinya
intersubjektif, dialog interaktif, tanya jawab dan sebagainya. Kegiatan ini
dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi di tiap-tiap
kelompok besar dapat diobjektivikasi dan menjadi pengetahuan bersama seluruh
kelas.
Dalam diskusi kelompok ini, antara siswa yang satu mengajar siswa yang
lain. Hal ini dapat mendorong siswa berpikir kritis dan memberikan pengalaman
kepada siswa bagaimana berdiskusi dengan baik, bagaimana berkomunikasi
dengan baik, bagaimana menyatakan pendapat dengan baik dan jelas, bagaimana
memberikan contoh dengan tepat, dan bagaimana menanggapi masalah dengan
kritis dan evaluatif. Oleh karena itu metode ini bisa digunakan dalam menulis
naskah drama karena untuk menulis naskah drama harus mempunyai informasi
dan paling penting pengalaman secara pribadi agar mudah untuk menjabarkan
naskah tersebut.
Penulis akan menerapkan Metode Fishbowl agar dapat menghilangkan
kejenuhan siswa dalam belajar dengan memperkenalkan metode baru karena
belum adanya penelitian yang menggunakan metode fishbowl (toples ikan) pada
materi menulis naskah drama. Metode ini mengajak siswa untuk saling
5
berinteraksi, melatih kemampuan mereka mengeluarkan ide-ide berdasarkan
pengalaman dan informasi yang dimilikinya, sehingga diharapkan siswa mampu
menulis, terutama berminat dalam menulis naskah drama.
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberi tambahan
pengetahuan dalam teori pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis
naskah drama dengan menggunakan metode fishbowl (toples ikan). Meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Memberikan pengetahuan
mengenai penulisan naskah drama. Mampu meningkatkan kinerja guru.
Mendorong guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif
Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti serta sebagai studi
perbandingan bagi penelitian lanjutan

METODOLOGI PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Yayasan
Pendidikan Nurul Khair Desa T. Hilir II sebanyak 150 orang. Sampel dari
penelitian ini adalah 76 orang yang diambil secara acak (random kelas) dan dibagi
menjadi 38 orang kelas eksperimen dan 38 orang kelas kontrol. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain post-test
control only desain group. Metode ini digunakan karena peneliti ingin
menggambarkan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran fishbowl
dengan metode pembelajaran konvensional terhadap kemampuan menulis naskah
drama siswa kelas VIII Yayasan Pendidikan Nurul Khair Tahun Pembelajaran
2013/2014. Data hasil belajar siswa yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


Hasil Penelitian
Berdasarkan tes kemampuan menulis naskah drama untuk kelas

eksperimen dengan menggunakan metode fishbowl diperoleh nilai tertinggi adalah

91 dan terendah 66. Diketahui ada 10 orang atau 26,31% nilai menulis naskah

drama siswa yang termasuk kategori cukup, 16 orang atau 42,10% kategori baik,
6
12 orang atau 31,57% kategori sangat baik. Dengan demikian, diperoleh hasil

kemampuan siswa menulis naskah drama dengan menggunakan metode fishbowl

(toples ikan) dengan rata-rata (mean) sebesar 78,6 dan tergolong dalam kategori

baik.

Sedangkan, tes kemampuan menulis naskah drama untuk kelas kontrol

dengan menggunakan metode konvensional diperoleh nilai tertinggi 80 dan

terendah 51. Diketahui ada 2 orang atau 5,26% siswa yang termasuk kategori

sangat kurang, sebanyak 14 orang atau 36,84% kategori kurang, sebanyak 17

orang atau 44,73% kategori cukup, kategori baik sebanyak 5 orang atau 13,15%

dan kategori sangat baik 0 orang atau 0%. Dengan demikian, hasil kemampuan

siswa menulis naskah drama dengan menggunakan metode konvensional dengan

rata-rata (mean) sebesar 65 dan tergolong dalam kategori cukup.

Setelah data terkumpul, dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.

Untuk menguji normalitas data digunakan uji normalitas lilliefors. Syarat normal

yang harus diperoleh thitung < ttabel pada taraf signifikansi = 0,05. Dari perhitungan

uji normalitas data, diperoleh harga Lhitung diambil dari harga yang paling besar

diantara selisih, sehingga dari tabel diatas diperoleh Lhitung = 0,1111 dengan

menggunakan = 0,05 dan N= 38, maka nilai kritis melalui uji Liliefors diperoleh

Ltabel = 0,1438. Dengan demikian Lhitung < Ltabel (0,1111 < 0,1438). Hal ini

menunjukkan bahwa data nilai kelas kontrol berdistribusi normal.

Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika Fhitung < Ftabel diambil dk

pembilang adalah dk varians terbesar dan dk penyebut adalah dk varians terkecil.

7
Dari perhitungan di atas maka diperoleh Fhitung = 1,10 dengan dk pembilang 37,

dari tabel distribusi F untuk =0,05 diperoleh Ftabel untuk dk pembilang dan

penyebut 37, yaitu Ftabel = 1,71. Jadi Fhitung < Ftabel yakni 1,10 < 1,71. Hal ini

membuktikan sampel dari populasi yang homogen.

Setelah pengujian normalitas dan homogenitas dilakukan, maka diketahui

bahwa data nilai kelas eksperimen dan kontrol adalah berdistribusi normal dan

mempunyai varians yang sama (homogen). Dengan demikian akan dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik t (uji beda).

Setelah t0 diketahui, maka nilai tersebut dikonsultasikan dengan tabel t

pada taraf signifikasi 5% dan 1% dengan df = N-1, df = 38-1 = 37 diperoleh taraf

signifikasi 5% = 2,03 dan pada taraf signifikasi 1% = 2,72. Karena t0 yang

diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 2,03 < 7,86 > 2,72, maka hipotesis nihil (Ho)

ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa

penggunaan metode fishbowl (toples ikan) berpengaruh positif dalam menulis

naskah drama.

Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode fishbowl (toples ikan)

berpengaruh terhadap kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas VIII

Yayasan Pendidikan Nurul Khair Desa Tandam Hilir II Tahun Pembelajaran

2013/2014. Sesuai dengan hasil penelitian, kelas eksperimen dengan

menggunakan metode fishbowl (toples ikan) diperoleh rata-rata 78,6 kategori baik

sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional diperoleh

rata-rata 65 kategori cukup.


8
Berdasarkan data hasil kelas eksperimen diketahui ada 10 orang atau

26,31% nilai menulis naskah drama siswa yang termasuk kategori cukup, 16

orang atau 42,10% kategori baik, 12 orang atau 31,57% kategori sangat baik.

Sedangkan data kelas kontrol menunjukkan ada 2 orang atau 5,26% siswa yang

termasuk kategori sangat kurang, sebanyak 14 orang atau 36,84% kategori kurang,

sebanyak 17 orang atau 44,73% kategori cukup, kategori baik sebanyak 5 orang

atau 13,15% dan kategori sangat baik 0 orang atau 0%.

Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara penggunaan

metode fishbowl (toples ikan) dengan metode konvensional pada materi menulis

naskah drama di kelas VIII Yayasan Pendidikan Nurul Khair Tahun Pembelajaran

2013/2014.

Adanya pengaruh tersebut dikarenakan metode fishbowl (toples ikan) lebih

berusaha membantu siswa untuk memahami unsur intrinsik naskah drama,

sehingga siswa dapat mendiskusikan hal tersebut dengan temannya. Metode

pembelajaran fishbowl (toples ikan) menerapkan pembelajaran secara kelompok,

berdiskusi, dan menekankan pentingnya kerjasama. Masing-masing siswa dapat

mendiskusikan berbagai masalah dengan teman diskusinya. Sehingga siswa saling

berbagi informasi dan mampu mengeluarkan pendapat.

Selain temuan-temuan di atas, hal lain yang dibuktikan bahwa metode

fishbowl (toples ikan) memberikan pengaruh terhadap kemampuan menulis

naskah drama pada taraf nyata = 0,05. Dari hasil uji homogenitas dapat

diketahui Fhitung = 1,10 dengan dk pembilang 37, dari tabel distribusi F untuk

=0,05 diperoleh Ftabel untuk dk pembilang dan penyebut 37, yaitu Ftabel = 1,71.

9
Jadi Fhitung < Ftabel yakni 1,10 < 1,71. Hal ini membuktikan sampel dari populasi

yang homogen. Setelah t0 diketahui, maka nilai tersebut dikonsultasikan dengan

tabel t pada taraf signifikasi 5% dan 1% dengan df = N-1, df = 38-1 = 37

diperoleh taraf signifikasi 5% = 2,03 dan pada taraf signifikasi 1% = 2,72 .

Karena t0 yang diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 2,03 < 7,86 > 2,72, maka

hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berdasarkan

data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode fishbowl berpengaruh

positif dalam menulis naskah drama.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada penjelasan
sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemerolehan nilai rata-rata
kemampuan menulis naskah drama menggunakan metode pembelajaran fishbowl
yaitu 78,06 dengan kategori baik. Sedangkan pemerolehan nilai rata-rata
kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan metode pembelajaran
konvensional yaitu 65 dengan kategori cukup. Metode pembelajaran fishbowl
berpengaruh digunakan untuk menulis naskah drama. Hal itu terlihat dari tabel t
pada taraf signifikasi 5% dan 1% dengan df = N-1, df = 38-1 = 37 diperoleh taraf
signifikasi 5% = 2,03 dan pada taraf signifikasi 1% = 2,72 . Karena t0 yang
diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 2,03 < 7,86 > 2,72, maka hipotesis nihil (Ho)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.


Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Haryanto, M.S dan Warsono M. S. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada


Jakarta: Rineka Cipta
10
Major, Claire Howell dkk. 2012. Collaborative Learning Techniques: Teknik
Teknik Pembelajaran Kolaboratif. Bandung: Nusa Media

Sujana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito


Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung

11

You might also like