Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Pembimbing :
dr. Lucy M. Bangun,Sp.KJ
BAB I
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. P
Umur : 24 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Suku : Melayu
Alamat : Jl. xxxxxxxxxxxxxxxxx Bengkulu
Tgl periksaa : 10 Desember 2015 pukul 10.00 WIB
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesa tanggal 10 Desember 2015 dengan pasien jam 10.00 WIB dan alloanmnesa
dengan Ny. H (ibu pasien) pada tanggal 10 Desember 2015 pukul 10.00 WIB.
A. Keluhan Utama
Pasien sulit tidur dan sering marah-marah.
E. Riwayat Keluarga
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Pikiran
1. Proses berpikir
Produktivitas : meningkat, pasien dapat menjawab spontan
bila diajukan pertanyaan
Kontuinitas : Flight of idea
Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikiran
Waham (-)
E. Fungsi Intelektual
1. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu wawancara dilakukan yaitu pagi hari.
Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada poli di RSKJ Soeprapto Bengkulu.
Orang : Baik, pasien mengetahui nama ibu dan saudara saudaranya. Selain itu pasien juga
mengetahui dirinya diwawancarai oleh siapa.
Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi dan wawancara
2. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat beberapa nama teman pasien pada saat di Sekolah Dasar.
Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien dapat mengingat kejadian seminggu yang lalu.
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat secara tepat apa aktivitas yang dilakukannya kemarin pagi.
Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa.
Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak ada hendaya dalam daya ingat pada pasien.
3. Daya konsentrasi
Pasien dapat berkonsentrasi dengan baik. Pasien dapat menghitung denganbenar (312 x 12 dan
630 : 15)
4. Kemampuan membaca dan menulis
Baik, pasien dapat menulis beberapa kalimat sederhana
5. Visuospasial
Baik, pasien dapat meniru gambar yang berhimpitan satu sudut, seperti segitiga dan lingkaran.
6. Intelegensi dan daya informasi
Baik, pasien dapat menjawab dengan benar pertanyaan berikut jika menemukan dompet yang
berisi uang, apa yang anda lakukan?
7. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat menjelaskan persamaan buah jeruk dan buah apel.
8. Bakat kreatif
Pasien memiliki bakat menjadi seorang model
9. Kemampuan menolong diri sendiri
Pasien dapat mandi dan makan sendiri tanpa arahan
F. Daya nilai
1. Daya nilai sosial : baik
2. Uji daya nila : baik
3. Penilaian realita : baik
G. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik, selama wawancara pasien dapat mengendalikan emosi dengan
baik, namun ada satu kali pasien meneteskan air matanya saat bercerita. Namun, pasien kembali
dapat menceritakan kondisinya dengan tenang.
H. Tilikan
Tilikan derajat 4, pasien menyadari keadaan sakitnya disebabkan karena sesuatu yang tidak
diketahui dalam diri pasien.
Vital Sign
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5 oC
B. STATUS INTERNUS
C. STATUS NEUROLOGIKUS
N I XII : Tidak ada kelainan
Gejala rangsang meningeal : Tidak ada
Gejala TIK meningkat : Tidak ada
Refleks Fisiologis : Normal
Refleks patologis : Tidak ada
V. IKHTISAR PENEMUAN
Nn. P , Perempuan 24 tahun, islam, saat ini tidak bekerja, pendidikan terakhir SMA, belum
menikah, berobat ke poli tanggal 10 Desember 2015. Pasien terlihat sesuai dengan usia, cara
berpakaian dan perawatan diri terkesan baik. Menurut keluarga, pasien mulai gelisah dan
kadang-kadang lebih sering menyendiri dan bicara melantur sejak 3 bulan SMRS. Sekitar 2
minggu terakhir, pasien selalu marah dan memukul orang-orang disekitarnya jika ada yang tidak
sesuai dengan keinginanya. Pasien juga mudah tersinggung. Pasien juga selalu membongkar
barang-barang di rumahnya. Pasien juga biasanya suka berdandan dan berganti-ganti baju,
sehingga hampir 4-5 helai baju tiap hari. Pasien jarang tidur dan biasanya tidur pada waktu
malam sekitar 2-3 jam saja kemudian bangun dan sudah tidak tidur lagi sampai pagi. Makan dan
minum pasien tidak mengalami gangguan.
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
X. RENCANA TERAPI
A. Psikofarmaka :
Asam Valproat 2 x 250 mg
B. Psikoterapi
1. Psikoterapi supportif
a. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan efek samping
pengobatan
b. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.
c. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya.
d. Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
e. Menggali kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa dikembangkan.
2. Psikoedukasi
Kepada keluarga :
a. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien tentang gangguan yang
dialami pasien.
b. Menyarankan kepada keluarga pasien agar lebih berpartisipasi dalam pengobatan pasien
secara teratur seperti memberikan suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan
pemeliharaan pasien, mengingatkan pasien agar teratur minum obat, serta mengantar pasien saat
pasien kontrol
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Gangguan bipolar adalah suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan mood antara rasa
girang yang ekstrim dan depresi yang parah. Orang dengan gangguan bipolar (bipolar disorder)
seperti mengendarai suatu roller coaster emosional, berayun dari satu ketinggi rasa girang ke
kedalaman depresi tanpa adanya penyebab eksternal.2
2.2. Epidemiologi
Dapat dikatakan insiden gangguan bipolar tidak tinggi, berkisar antara 0,3-1,5%. Namun, angka
itu belum termasuk yang misdiagnosis. Risiko kematian terus membayangi penderita bipolar.
Biasanya kematian itu dikarenakan mereka mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri. Risiko
bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1000 pasien.
Sementara yang diterapi hanya 1,3 per 1000 pasien.4 Gangguan pada lelaki dan perempuan
sama, umumnya timbul di usia remaja atau dewasa. Hal ini paling sering dimulai sewaktu
seseorang baru menginjak dewasa, tetapi kasus-kasus gangguan bipolar telah didiagnosis pada
remaja dan bahkan anak - anak.6
2.5. KRITERIA
Berdasarkan DSM-IV, Gangguan bipolar digolongkan menjadi 4 kriteria :6
Gangguan bipolar I
Terdapat satu atau lebih episode manik. Episode depresi dan hipomanik tidak diperlukan untuk
diagnosis tetapi episode tersebut sering terjadi.
Gangguan bipolar II
Terdapat satu atau lebih episode hipomanik atau episode depresif mayor tanpa episode manik.
Siklotimia
Adalah bentuk ringan dari Gangguan bipolar. Terdapat episode hipomania dan depresi yang
ringan yang tidak memenuhi kriteria episode depresif mayor.
Gangguan bipolar YTT
Gejala-gejala yang dialami penderita tidak memenuhi kriteria Gangguan bipolar I dan II. Gejala-
gejala tersebut berlangsung tidak lama atau gejala terlalu sedikit sehingga tidak dapat didiagnosa
Gangguan bipolar I dan II.6
2.6. DIAGNOSIS
Keterampilan wawancara dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis. Informasi dari keluarga
sangat diperlukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria yang terdapat dalam DSM-IV atau
ICD-10. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi symptom Gangguan
bipolar adalah The Structured clinical Interview for DSM-IV (SCID). The Present State
Examination (PSE) dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi simptom sesuai dengan ICD-
10.4,6
Pembagian menurut DSM-IV :
Gangguan mood bipolar I
Gangguan mood bipolar I, episode manic tunggal
A. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat depresi mayor sebelumnya.
B. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, skizoafektif, Gangguan waham,
atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
C. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum
D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode manik sekarang ini
A. Saat ini dalam episode manik
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik, depresi, atau
campuran.
C. Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan
skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
D. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum.
E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini
A. Saat ini dalam episode campuran
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi atau campuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan skizoafektif dan tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizifreniform, Gangguan waham, atau Gangguan
psikotik yang tidak diklasifikasikan
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum
E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode hipomanik saat ini
A. Saat ini dalam episode hipomanik
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau campuran
C. Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik cukup bermakna atau hendaya social,
pekerjaan atau aspek fungsi penting lainnya
D. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan Gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
Gangguan mood bipolar I, episode depresi saat ini
A. Saat ini dalam episode depresi mayor
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik dan campuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan Gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum
E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, Episode Yang tidak dapat diklasifikasikan saat ini
A. Criteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik, hipomanik, campuran atau
episode depresi.
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau campuran.
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan
Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain.
D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan Siklotimia
A. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala-gejala hipomania
dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang tidak memenuhi criteria untuk
Gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan remaja durasinya paling sedikit satu tahun.
B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-gejala pada kriteria
A lebih dari dua bulan pada suatu waktu.
C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama dua tahun
Gangguan tersebut.
Catatan : setelah dua tahun awal, siklotimia dapat bertumpang tindih dengan manik atau episode
campuran (diagnosis GB I dan Gangguan siklotimia dapat dibuat) atau episode depresi mayor
(diagnosis GB II dengan Gangguan siklotimia dapat ditegakkan).
D. Gejala-gejala pada kriteria A bukan skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan
skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau kondisi medik umum.
F. Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan atau aspek fungsi penting lainnya.
Tabel 1. Algoritma dan Pedoman Umum Terapi Akut Pada Episode Mania atau Campuran.11,12
Tabel 2. Algoritma dan Pedoman Umum Terapi Akut Pada Episode Depresi 11,12
2.9. PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada penggunaan obat-obatan dengan dosis yang tepat, pengetahuan
komprehensif mengenai penyakit ini dan efeknya, hubungan positif dengan dokter dan therapist,
kesehatan fisik. Semua faktor ini merujuk ke prognosis bagus.
Akan tetapi prognosis pasien gangguan bipolar I lebih buruk dibandingkan dengan pasien dengan
gangguan depresif berat. Kira-kira 40%-50% pasien gangguan bipolar I memiliki episode manik
Kedua dalam waktu dua tahun setelah episode pertama. Kira-kira 7% dari semua pasien
gangguan bipolar I tidak menderita gejala rekurensi, 45% menderita lebih dari satu episode, dan
40% menderita gangguan kronis. Pasien mungkin memiliki 2 sampai 30 episode manik,
walaupun angka rata-rata adalah Sembilan episode. Kira-kira 40% dari semua pasien menderita
lebih dari 10 episode.4,13
BAB III
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis aksis I berdasarkan anamnesis dengan pasien. Didapatkan gangguan afektif
bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik (F31.1). Pada pasien Nn P mengatakan pasien
selalu marah dan memukul orang-orang disekitarnya jika ada yang tidak sesuai dengan
keinginanya. Pasien juga mudah tersinggung. Pasien juga selalu membongkar barang-barang di
rumahnya yang mana barang tersebut sudah dia rapikan pada awalnya. Episode ini berlangsung
selama 2 minggu. Perubahan afek disertai energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas
berlebihan dan dapat disertai kebutuhan tidur yang berkurang tanpa disertai kelainan psikotik
berupa halusinasi dan waham menjadi dasar penegakan diagnostik diatas.
Pada pasien tidak didapatkan masalah pengetahuan mengenai penyakit yang diderita dan
merasakan terdapat gangguan jiwa pada dirinya. Pada pasien didapatkan penilaian Global
Assessment of Fungtional (GAF) Scale yaitu 60-51 karena terdapat gejala sedang dan disabilitas
sedang.
Rencana terapi yang diberikan adalah asam valproat (depakene) dengan dosis 2 x 250 mg.
Pemberian asam valproat telah terbukti efektif dalam terapi gangguan bipolar. Namun harus
diperhatikan efek samping berupa toksisitas, gangguan saluran cerna, sistem saraf, ruam kulit
dan alopesia.
Selain psikofarmaka, psikoterapi dan edukasi juga sangat diperlukan. Menurut penelitian
pengobatan hanya dengan obat tidak cukup untuk kesembuhan pasien, tetapi juga harus diiringi
oleh lingkungan keluarga yang mendukung dan sikap pasien terhadap penyakit yang diderita.
Prognosis pada pasien adalah dubia ad bonam karena penyakit gangguan afektif bipolar sendiri
gejala timbul berulang-ulang.
BAB IV
LAPORAN HOME VISIT
A. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Saat ini pasien kadang-kadang masih marah-marah. Pasien sekarang sudah mulai dapat
mengatasi emosinya. Pasien juga menjadi sering berolahraga untuk mengurangi keluhannya
tersebut. Setelah selesai berolahraga pasien menjadi lebih merasa nyaman. Pasien sekarang
sudah merasa mengantuk saat jam 21.00 WIB.
F. LAMPIRAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ganguan manik/mania merupakan salah satu gangguan mood. Pasien dalam kondisi mood
manik/mania memperlhatkan percaya diri yang berlebihan, berkurangnya kebutuhan tidur, cepat
dan banyaknya pembicaraan, perhatian mudah teralihkan, hiperaktivitas psikomotor, melakukan
tindakan-tindakan yang semberono. Gangguan ini hampir selalu menghasilkan hendaya
interpersonal, social dan fungsi pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
1 Margaret Chan. Psychosis and Bipolar disorder, bab II and III in mhGAP Intervention Guide
for mental, neurological and substance use disorders in non-specialized health settings. Version
1.0. Switzerland: World Health Organization. 2008. p 18-30.
2 Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan dan sadock Buku ajar psikiatri klinis. Edisi 2. Jakarta: Penerit
Buku EGC; 2010.h.366-85.
3 DellOsso, L., Pini, S., Cassano, G.B., Mastrocinque, C., Seckinger, R.A., Saettoni, M. et al.
2002. Insight into illness in patients with mania, mixed mania, bipolar depression and major
depression with psychotic features. Bipolar Disorders, 4, 315-322.
4 Bipolar disorder. National Institute of Mental Health.
5 Bipolar disorders. The Merck Manuals: The Merck Manual for Healthcare Professionals.
6 Mood disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-IV-TR. 4th
ed. Arlington, Va.: American Psychiatric Association; 2000.
7 Practice parameter for the assessment and treatment of children and adolescents with bipolar
disorder. Washington, D.C.: American Academy of Child and Adolescent Psychiatry.
8 Joska JA. Mood disorders. In: Hales RE, et al. The American Psychiatric Publishing Textbook
of Psychiatry. 5th ed. Washington, D.C.: American Psychiatric Publishing; 2008.
9 Martinez M, et al. Psychopharmacology. In: Hales RE, et al. The American Psychiatric
Publishing Textbook of Psychiatry. 5th ed. Washington, D.C.: American Psychiatric Publishing;
2008
10 Andreescu C, et al. Complementary and alternative medicine in the treatment of bipolar
disorder: A review of the evidence. Journal of Affective Disorders. 2008;110:16.
11 Sarris J, et al. Bipolar disorder and complementary medicine: Current evidence, safety issues,
and clinical considerations. The Journal of Alternative and Complementary Medicine.
2011;17:881.
12 Yatham LN, et.al., Canadian Network for Mood and Anxiety Treatments (CANMAT)
guidelines for the management of patients with bipolar disorder: update 2007, Bipolar Disorders
2006: 8: 721739
13 Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III dan
DSM- 5. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, 2013.
14 Sungkar AS. Pedoman diagnosis dan terapi lab/upf ilmu kedokteran jiwa.Surabaya: RSUD
Dr. Soetomo, 1994.
15 Maslim R. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik edisi ketiga. Jakarta : Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, 2007.
Similar topics
Jesse Jackson Jr. has BiPolar problems. He obviously has been crazy
MANIC with "OUR" $$$$$$$$ and his plans and agenda. Always knew
there was something nuts about the marxist criminal politician. Comrade
Commissar Jackson should be piloried alon
Vampire Diaries : the last episode of the season tomorrow
Chris Brown and Rihanna
Bloods: Inraku no Ketsuzoku 2 / Bloods [18+] [DVDrip]
Top Chef (plus Masters, Just Desserts)