Professional Documents
Culture Documents
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sumber Daya Mineral dan Energi
pada Jurusan Teknik Pertambangan
Oleh :
Kelas / Kampus :
A / Palembang
Dosen Pengajar :
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2016
Dalam beberapa hal sangat sulit dibedakan antara endapan yang berumur
karbon dan Permian. Dalam hal demikian digunakan istilah Permokarbon.
Perkembangan endapan Permokarbon di Sumatra khusunya di Jambi sangat baik.
Di tempat ini bagian bawah dari permokarbon yang dikenal sebagai formasi
kering terdiri dari serpih, batupasir, tufa, konglomerat, batugamping yang
mengandung fosil fusulina dan flora karbon.
Bagian tengah yang dikenal sebagai formasi Salamuku terdiri dari batuan
klastik kasar antara lain breksi, konglomerat, batugamping yang mengandung fosil
fusulina dan batuan vulkanik diantaranya dasit, andesit, liparit, dan tufa. Bagian
atas yang dikenal sebagai formasi air kuning terdiri dari batuan volkanik seperti
tufa, lava, tufa dasitik, batupasir, batugamping yang mengandung fosil fusulina
dan fosil flora. Di Kalimantan endapan Permokarbon dikelompokkan menjadi
fasies volkanik dan fasies sedimen. Fasies vulkanik terdiri dari batuan efusiv basa
sedangkan fasies sedimen terdiri dari jasper, rijang, batu sabak, pilit,
batulempung, napal, batugamping, dan marmer. Dalam batugamping terutama
terdapat fosil fusulina yang menunjukan umur permokarbon, sedangkan flora
Zaman Karbon antara lain Calamites dan Pecopteries yang juga menunjukkan
umur Karbon.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar
khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tergolong
kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah
sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi
dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem
dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan
menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen.
Telmatis/Terestrial
Lingkungan yang berada pada daerah pasang surut ini
menghasilkan gambut yang tidak terganggu dan tumbuh insitu (forest peat,
reed peat dan high moor moss peat).
Limnik
Lingkungan ini terendapkan di bawah air rawa danau. Batubara
yang terendapkan pada lingkungan telmatis dan limnis sulit dibedakan
karena pada forest Swamp biasanya ada bagian yang berada di bawah air
(feed Swamp).
Marine
Batubara yang terendapkan pada lingkungan ini mempunyai ciri
khas kaya abu, S dan N yang mengandung fosil laut. Untuk daerah tropis
biasanya terbentuk dari mangrove(bakau) dan kaya S.
Ca-rich
Lingkungan ini menghasilkan batubara yang kaya akan Ca dan
mempunyai ciri yang sama pada endapan payau. Batubara Ca-rich selalu
terjadi pada lingkungan bawah air dengan kondisi oksigen terbatas.
Lingkungan pengendapan ini juga banyak mengandung fosil.
Batubara Ca-rich banyak mengasilkan bitumen.
(Sumber : Pusat Sumber Daya Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2005)
11 LAMPUNG Kalori Tinggi 6100 - 7100 0,00 92,95 0,00 0,00 92,95 0,00
0,00 106,95 0,00 0,00 106,95 0,00
Kalori Tinggi 6100 - 7100 42,12 378,60 0,00 0,00 420,72 0,00
12 KALIMANTAN BARAT Kalori Sangat Tinggi > 7100 0,00 104,00 1,32 1,48 106,80 0,00
42,12 482,60 1,32 1,48 527,52 0,00
Kalori Rendah <5100 0,00 483,92 0,00 0,00 483,92 0,00
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 296,75 5,08 44,36 354,80 4,05
13 KALIMANTAN TENGAH Kalori Tinggi 6100 - 7100 114,11 262,72 0,00 72,64 449,47 0,00
Kalori Sangat Tinggi > 7100 0,00 247,62 0,00 77,02 324,64 44,54
114,11 1.291,01 5,08 194,02 1.612,83 48,59
Kalori Rendah <5100 0,00 370,87 0,00 600,99 971,86 536,33
Kalori Sedang 5100 - 6100 0,00 4.793,13 301,36 2.526,46 7.620,95 1.287,01
14 KALIMANTAN SELATAN Kalori Tinggi 6100 - 7100 0,00 336,19 33,12 109,64 478,95 44,36
Kalori Sangat Tinggi > 7100 0,00 17,62 0,00 12,00 29,62 0,14
0,00 5.517,81 334,48 3.249,09 9.101,38 1.867,84