Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
JEPLIN MANURUNG
070822009
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
ii
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Bidang
Ilmu Kimia Pada Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Oleh :
JEPLIN MANURUNG
070822009
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
ii
PERSETUJUAN
Disetujui di
Medan, Agustus 2009
Komisi Pembimbing
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
iii
PERNYATAAN
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
JEPLIN MANURUNG
070822009
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
iv
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan karunianya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Sains pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara, Medan. Adapun judul skripsi ini dalah STUDI EFEK JENIS DAN
BERAT KOAGULAN TERHADAP PENURUNAN NILAI COD DAN BOD
PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN CARA KOAGULASI.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda
tersayang Alm. H. Manurung dan Ibunda Tercinta T. Br Sitorus, Abang dan Kakak
yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang memberikan kasih sayangnya,
dukungan moril dan materiil kepada penulis dari awal hingga akhir dari pada studi
penulis.
Pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Drs. Abdi Negara Sitompul
selaku Dosen pembimbing 1 dan Ibu Dr. Marpongahtun, MSc selaku dosen
pembimbing 2 yang telah memberikan segala perhatian, saran dan bimbingan
kepada penulis selama penelitian hingga penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga ditujukan kepada Ibu Dr. Rumondang Bulan Nasution, MS dan Bapak Drs.
Firman Sebayang, MSi, Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU, semua Dosen
di Departemen Kimia FMIPA USU, khususnya kepada Bapak Drs. Darwin Yunus
Nasution, MS selaku Dosen wali yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan selama penulis mengikuti perkuliahan di FMIPA USU. Dr.
Pina Barus, MS selaku kepala Laboratorium Pusat Penelitian-USU beserta seluruh
staf dan asisten Laboratorium Pusat Penelitian-USU (Lintong, Jasmer dan Frans)
yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian.
Seluruh teman-teman yang turut serta dalam memberikan saran dan dorongan
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena keterbatasan penulis baik dalam literature maupun pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
v
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu menyertai kita.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
vi
ABSTRAK
Penelitian tentang efek jenis dan berat koagulan terhadap penurunan nilai COD dan
BOD air limbah pabrik sarung tangan dengan cara koagulasi telah dilakukan.
Sampel air limbah yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari kolam
penampungan air limbah sebelum pengolahan dari pabrik sarung tangan karet PT.
Mandiri Inti Buana, Tanjung Morawa Medan.
Terhadap sejumlah tertentu sampel air limbah ditambahkan koagulan
polialuminium klorida dan tawas dengan berat 50, 100, dan 150 mg. Setelah
penambahan masing-masing koagulan, campuran di aduk dengan kecepatan
pengadukan 100 rpm selama 1 menit untuk masing-masing perlakuan dan di ukur
nilai COD dan BOD. Pengukuran COD dilakukan dengan metode refluks dan
titrimetri, sedangkan pengukuran BOD dilakukan dengan metode modifikasi
winkler dan titrimetri.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dengan penambahan koagulan poli
aluminium klorida, tawas dan campuran polialuminium klorida dan tawas mampu
menurunkan nilai COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet sesuai
dengan syarat baku mutu air limbah pabrik karet yang ditetapkan oleh Meneg KLH
tahun 1988.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
vii
ABSTRACT
The Research about type effect and heavy coagulant to degradation assess the
COD and BOD irrigate the waste water of glove factory by coagulation have been
conducted. Sample irrigate the waste water used for the research of taken away
from pool of waste water relocation before processing from factory of rubber glove
PT. Mendiri Inti Buana, Tanjung Morawa Medan.
To a number of certain sample irrigate the waste enhanced by coagulant
polialuminium chloride and alum weighing 50, 100, and 150 mg. After addition of
each coagulant, mixture in swirling with the squealer speed 100 rpm during 1
minute. To each treatment and measure assess the COD and BOD.
Measurement of COD conducted with the method of refluks and titrimetri, while
measurement of BOD conducted with the method modification of winkler and
titrimetri.
From research result obtained by that with the addition of coagulant
polialuminium chloride, alum and mixture of polialuminium chloride and alum
able to degrade the value of COD and BOD irrigate the waste water of factory of
rubber glove as according to permanent condition quality of waste water of rubber
milling specified by Meneg KLH in 1988.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
PERNYATAAN .............................................................................................. iii
PENGHARGAAN ........................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................... vi
DAFTRAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3. Pembatasan Masalah ...................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
1.6. Metodologi Penelitian .................................................................... 4
1.7. Lokasi Penelitian ........................................................................... 4
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kualitas air (baku mutu) pada sumber air .......................................... 6
Tabel 2.2. Kualitas air limbah (baku mutu) agar air limbah dapat dibuang ......... 6
Tabel 3.1. Disain percobaan (2x3) model tetap untuk nilai COD dan BOD......... 18
Tabel 3.2. Randomisasi urutan perlakuan ........................................................... 19
Tabel 3.3. Kombinasi perlakuan yang di ragam sebanyak kelompok ................... 35
Tabel 1. Hasil standarisasi Fe(NH4)2(SO4)2 0,1 N dan Na2S2O3 0,025 N ............ 51
Tabel 2. Data volume titrasi Fe(NH4)2(SO4)2 0,1 N untuk analisa COD ............. 51
Tabel 3. Hasil perhitungan nilai COD pada air limbah setelah proses koagulasi . 51
Tabel 4. Hasil perhitungan efek jenis dan berat koagulan terhadap nilai COD ... 52
Tabel 5. Hasil perhitungan efek jenis dan berat koagulan terhadap nilai COD
dengan faktor AxB .............................................................................. 52
Tabel 6. Hasil analisis sidik ragam efek jenis dan berat koagulan terhadap
nilai COD ............................................................................................ 52
Tabel 7. Data volume hasil titrasi Na2S2O3 0,025 N untuk analisa BOD ............. 53
Tabel 8. Hasil perhitungan nilai DO pada sampel .............................................. 53
Tabel 9. Hasil perhitungan BOD pada air limbah setelah proses koagulasi ........ 54
Tabel 10.Hasil perhitungan efek jenis dan berat koagulan terhadap nilai BOD .... 54
Tabel 11.Hasil perhitungan efek jenis dan berat koagulan terhadap nilai BOD
dengan faktor AxB .............................................................................. 54
Tabel 12.Hasil analisis sidik ragam efek jenis dan berat koagulan terhadap
nilai BOD ............................................................................................. 55
Tabel 13.Daftar berat atom penyusun kalium bikromat dan ketidakpastian
standarnya ............................................................................................ 55
Tabel 14.Daftar perkalian berat atom penyusun kalium bikromat dan
ketidakpastian standarnya ..................................................................... 55
Tabel 15.Nilai dan ketidakpastian dalam standarisasi Fe(NH4)2(SO4)2 0,1 N ...... 55
Tabel 16.Nilai dan ketidakpastian dalam standarisasi Na2S2O3 0,025 N .............. 56
Tabel 17.Data perhitungan analisis regresi untuk nilai COD dengan
koagulan poli aluminium klorida ......................................................... 56
Tabel 18.Data perhitungan analisis regresi untuk nilai COD dengan
koagulan tawas .................................................................................... 56
Tabel 19.Data perhitungan analisis regresi untuk nilai BOD dengan koagulan
poli aluminium klorida ....................................................................... 56
Tabel 20.Data perhitungan analisis regresi untuk nilai BOD dengan
koagulan tawas ................................................................................... 57
Tabel 21.Hasil perhitungan analisis regresi dan korelasi untuk nilai COD ........... 57
Tabel 22.Hasil perhitungan analisis regresi dan korelasi untuk nilai BOD ........... 57
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan kita. Semua mahluk
hidup memerlukan air, tanpa air tidak akan ada kehidupan. Akhir-akhir ini usaha
pencarian sumber air baru dan usaha pemurnian kembali air sungai banyak
mengalami hambatan yang diakibatkan luas pemukiman dan buangan industri.
Dalam kasus masalah air tercemar persoalannya semakin bertambah sebagai akibat
diversivikasi kegunaan air dan terjadinya perubahan kualitas air alam oleh
komponen-komponen yang dikontribusi oleh kegiatan manusia di dalam wadah air.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk menghilangkan komponen-
komponen yang tidak diinginkan di dalam air melalui proses pengolahan, mulai
dari proses yang paling sederhana (aerasi, penyaringan, pengendapan, destilasi,
kristalisasi) yang telah ditemukan pada proses pengolahan limbah cair pada
industri-industri besar.
Beberapa bahan kimia juga telah ditemukan dalam usaha perbaikan kualitas air.
Bahan-bahan kimia ini di kenal sebagai koagulan dan flokulan seperti misalnya
aluminium sulfat (tawas), polialuminium klorida (PAC), feri klorida, kitosan, poli
amida, natrium aluminat dan beberapa bentuk polimer lainnya.
Akhir-akhir ini salah satu bahan polielektrolit yang di kenal sebagai
polialuminium klorida (PAC) semakin di kenal dipasaran dan semakin luas
penggunaannya, baik untuk pengolahan air minum maupun untuk pengolahan air
limbah. Tawas atau aluminium sulfat merupakan salah satu koagulan-flokulan
yang terkenal dan sudah sejak lama digunakan untuk pengolahan air terutama
untuk air minum.
Limbah karet mengandung zat-zat organik (karbohidrat, lemak/minyak,
metana dan protein) dan zat-zat anorganik (logam berat, klorida, sulfur, posfor, dan
amonia) yang tinggi. Tingginya kadar zat-zat tersebut dapat menyebabkan
berkurangnya oksigen terlarut di dalam sungai penerima limbah sebagai akibat
meningkatnya proses mikrobiologis. Berkurangnya oksigen terlarut akan
menyebabkan gangguan terhadap ekosistem, timbulnya bau busuk, serta
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
2
menurunnya kualitas air sungai. Selain itu limbah ini juga mengandung amonia
yang beracun, berasal dari pengawet yang ditambahkan dalam pengolahan latex.
Amonia bersifat basa dan toksis terhadap organisme di dalam air dan menimbulkan
bau yang mengganggu penduduk.
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang koagulasi. Rico M.
Tampubolon (1995) telah meneliti pengaruh penggunaan beberapa jenis koagulan
terhadap perubahan KOK, KOB dan pH dalam proses pengolahan air limbah karet
remah. Di mana penelitian tersebut menghasilkan penurunan nilai kebutuhan
oksigen kimia, kebutuhan oksigen biologi dan menaikkan derajat pH setelah proses
koagulasi.
Saut Simangunsong (1997) telah meneliti tentang pengaruh penambahan
poli aluminium klorida (PAC) dan tawas terhadap turbiditas serta jumlah Fe dan
Cu yang terlarut di dalam sungai Deli. Di mana setelah penambahan koagulan
tersebut diperoleh penurunan turbiditas serta jumlah Fe dan Cu terlarut.
Dari uraian di atas penulis ingin membandingkan kemampuan
polialuminium klorida dan tawas sebagai koagulan-flokulan terutama dalam
menurunkan nilai COD dan BOD dalam air limbah pabrik sarung tangan karet
yang akan di olah dengan kedua koagulan dan flokulan tersebut.
1. Adakah pengaruh jenis koagulan terhadap penurunan nilai COD dan BOD air
limbah pabrik sarung tangan karet?
2. Adakah pengaruh berat koagulan terhadap penurunan nilai COD dan BOD air
limbah pabrik sarung tangan karet?
3. Adakah interaksi antara pengaruh jenis dan berat koagulan terhadap penurunan
nilai COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet?
4. Bagaimana bentuk hubungan data berat koagulan terhadap nilai COD dan
BOD air limbah pabrik sarung tangan karet?
5. Manakah jenis koagulan yang terbaik digunakan terhadap penurunan nilai
COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet?
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
3
Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka diperoleh suatu informasi yang bermanfaat
bagi masyarakat khususnya bagi industri tentang keefektifan penggunaan koagulan
polialuminium klorida bila dibandingkan dengan tawas dalam pengolahan air
limbah untuk menurunkan nilai COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan
karet sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
4
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup (PUSLIT-SDAL) Universitas Sumatera Utara, Medan.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan
manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam keperluan seperti air
minum, pertanian, industri, perikanan dan rekreasi. Air yang dapat di minum
diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri berbahaya dan ketidakmurnian
kimiawi. Air minum harus bersih dan jernih, tidak berwarna dan berbau dan tidak
mengandung bahan tersuspensi atau kekeruhan.
Adapun kualitas air (baku mutu air) pada sumber air dapat di lihat pada tabel.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
6
2
Gultom, J. Teknologi Air. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. USU: Medan. 1995. Hal. 5-6
3
Perdana, G. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.1982. Hal.
38
Tabel 2.1. kualitas air (baku mutu air) pada sumber air.
Adapun baku mutu air limbah yang memenuhi persyaratan agar air limbah dapat di
buang ke badan penerima dapat dilihat pada tabel.
Tabel 2.2. Kualitas air limbah (baku mutu) agar air limbah dapat di buang
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
7
Sifat fisik air ditentukan oleh faktor kekeruhan, warna, bau, rasa dan daya hantar
listrik. Sifat kimianya ditentukan oleh pH, kesadahan, chemical oksigen demand
(COD), biological oksigen demand (BOD), kelarutan dan kandungan logam-logam
terlarut. Sifat biologinya ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme yang patogen
maupun yang tidak patogen. Parameter-parameter ini harus memenuhi kriteria
tertentu yang dianjurkan agar dapat dikonsumsi sebagai air minum yang
memenuhi syarat kesehatan.4
Air Limbah
Organik Anorganik
- Protein - Butiran
- Karbohidrat - Garam
- Lemak - Logam.5
Gambar 2.1. Bagan Komposisi Air Limbah
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
8
4
Slamet, R. Pencemaran Air. Dasar-dasar dan Pokok-pokok Penanggulangannya, Penerbit Karya Anda.
Surabaya: Indonesia.1984. Hal. 83-85
5
Kop, E. Coagulation and Floculation Chemycals. Seminar On the Selection and Application Of Water
Chemycal. Kuala Lumpur. 1993. p. 127
2.3. Proses Perlakuan Air
2.3.1. Koagulasi
2.3.1.1. Defenisi
Proses koagulasi untuk pengolahan air dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
pH, suhu dan efek pengadukan.7
a. pH
Pada proses koagulasi ada daerah optimum, di mana koagulasi akan terjadi
dengan singkat dengan dosis koagulan tertentu. Kegagalan dalm menentukan
pH optimum dapat disebabkan terlalu banyak kandungan kimia dari air.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
9
6
Fong, C.S. Composition Of Havea Latex. Training Manual On Analitycal Chemistry Latex And Rubber
Analysis, RRIM-Malaysia, 1979, p. 42
7
ibid. p. 163
b. Suhu
Selama proses koagulasi berlangsung pengendapan dari flok-flok yang
terbentuk semakin berkurang. Dengan turunnya suhu, maka viskositas air
semakin tinggi sehingga kecepatan flok untuk mengendap semakin turun.
Penurunan suhu menyebabkan kecepatan reaksi berkurang sehingga flok
lebih sukar mengendap.
c. Kondisi pengadukan
Pengadukan ini diperlukan agar tumbukan antar partikel untuk netralisasi
menjadi sempurna. Dalam proses koagulasi ini, pengadukan dilakukan
dengan cepat. Air yang memiliki turbiditas yang rendah memerlukan
pengadukan yang lebih banyak dibandingkan dengan air yang memiliki
turbiditas yang tinggi.8
Bila partikel koloid berada dalam suatu larutan, maka akan dihasilkan muatan
listrik pada permukaannya. Konsep tentang lapisan listrik ganda ini
dikemukakan oleh Helmholtz dan kemudian disempurnakan oleh Gouy-Chapman
dan Stern.9,10
Dalam prakteknya terdapat beberapa mekanisme koagulasi yang saling
menghalangi (misalnya koagulasi elektrostatatik, reaksi kimia dengan gugus fungsi
koloid, adsorpsi garis agregasi dan koagulasi) hanya yang pertama saja yang
berhubungan dengan zeta potensial yang juga termasuk dalam bentuk adsorpsi
agregasi pada koagulasi. Zeta potensial tergantung pada kekuatan ion-ion dalam
larutan dan gaya tolak elektrostatik dari partikel koloid. Akhir penurunan bila
lapisan ganda di tekan, fungsi potensial bergantung pada kekuatan ionik larutan,
pengaruh ini merupakan dasar koagulasi elektrostatik, harga koagulasi untuk
elektrolit yang berbeda adalah :
Untuk elektrolit monovalen 10-15 mol/m3
Untuk elektrolit divalen 1 mol/m3
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
10
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
11
11
Voyutsky. S. Colloid Chemistry. First Edition. MIR Publisher: Moskow.1978, p. 305
dapat belangsung dengan efisien. polialuminium klorida mempunyai rumus
molekul Alm(OH)n(Cl)p(SO4)q. Produk ini dikarakterisasi dengan rasio molekuler
OH/Al di antara 0,4 dan 0,6 serta stabilitasnya dipertahankan oleh adanya ion
sulfat yang dapat menghambat polimerisasi spontan dari pada produk.12 Pada
umumnya polialuminium klorida mempunyai daya koagulasi- flokulasi yang lebih
besar dibandingkan dengan garam aluminium yang biasa seperti misalnya tawas.
Beberapa keuntungan yang dapat di catat dari penggunaan polialuminium klorida
sebagai koagulan-flokulan adalah :
Efektif pada pH 5 10
Jumlah lumpur yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan
penggunaan garam aluminium yang biasa.
Efek korosi yang ditimbulkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan
garam aluminium yang biasa.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
12
Reaksi aluminium sulfat dengan air yang mempunyai alkalinitas alami membentuk
flok aluminium hidroksida sebagai berikut :
Al2(SO4)3.14 H2O + Ca(HCO)3 2 Al(OH)2 + CaSO4 + 14 H2O + 6 CO2
12
Benefield, L. D. Process Chemistry For Waste Water Treatment. Prentice Hill Inc, New Jersey: USA,
1982, p. 259
Dalam hal ini setiap mg/L aluminium menurunkan alkalinitas air 0,50 mg/L
(sebagai CaCO3) dan menghasilkan 0,44 mg/L CO2. Pembentukan CO2 ini tidak
diinginkan karena dapat meningkatkan sifat korosif dari air. Dosis aluminium yang
digunakan dalam pemurnian air berkisar 5 50 mg/L dan pH yang efektif untuk
proses koagulasi berkisar pada pH 8,0.13,14
2.3.2. Flokulasi
Flokulasi berasal dari bahasa latin flokulare yang artinya membentuk suatu flok
yang secara visual menyerupai suatu tumpukan dari wol atau struktur pori- pori
yang banyak seratnya. Mekanisme flokulasi dengan polielektrolit adalah dengan
cara adsorpsi dan jembatan antar partikel. Flokulasi yang bergantung pada
keberadaan senyawa yang bertindak sebagai jembatan di antara partikel-pertikel
koloid yang menyatukan partikel-pertikel tersebut dalam suatu massa yang lebih
besar yang disebut jaringan flok. Jadi flokulasi adalah suatu proses pembentukan
flok di mana terbentuk agregat atau gumpalan besar yang dapat dengan mudah
dipindahkan dari larutan. Sedangkan flokulan adalah suatu zat atau senyawa yang
dapat ditambahkan untuk terjadinya flokulasi. Flokulan biasanya merupakan
polimer dengan berat molekul yang tinggi dan membentuk rantai yang cukup
panjang untuk mengurangi gaya tolak-menolak di antara partikel-partikel koloid.
Bila molekul polimer bersentuhan dengan partikel koloid maka beberapa
gugusnya akan teradsorpsi pada permukaan partikel dan sisanya tetap berada
dalam partikel. Bila partikel kedua ini terikat pula pada bagian lain dari rantai
polimer tersebut maka terjadi kompleks partikel dengan polimernya yang berfungsi
sebagai jembatan. Proses flokulasi terdiri dari tiga langkah yaitu :
1. Pelarutan reagen melalui pengadukan cepat (1 menit : 100 rpm)
2. Pengadukan lambat untuk membentuk flok-flok (15 menit : 20 rpm)
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
13
13
AWWA. Water Quality and Treatment. Third Edition, Mc. Graw Hill Book Co: New York, 1971, p. 316
14
Viessman, W, J. Hammer. Water Supply And Pollution Control. Fourth Edition, Harper and Row, Publishers: New York,
1985, p. 372-374
15
Alaerts, G., Santika, S.S. Metoda Penelitian Air. Usaha Nasional: Surabaya, 1987, Hal. 149
16
Degremont. Water Treatment Handbook. A Halsted Press Book, John Wiley & Son: New York, 1979, p. 61-62
2.4. Kebutuhan Oksigen Kimia (Chemycal Oksigen Demand/COD)
Kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 L sampel air, di mana pengoksidasi
K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen. Angka COD merupakan ukuran bagi
pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasikan
melalaui proses biologis dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di
dalam air. Kebutuhan oksigen kimia ditetapkan berdasarkan banyaknya kalium
bikromat yang dapat direduksi oleh sampel selama refluks dengan adanya katalis
perak sulfat dan dalam keadaan asam yang mendidih. Secara teoritis akan terjadi
oksidasi sebagai berikut :
E
2- +
CxHyOz + Cr2O2 + H CO2 + H2O + Cr3+
Zat organis Warna kuning Ag2SO4 warna hijau kebiruan
Selama reaksi berlangsung 2 jam ini, uap di refluks dengan alat kondensor agar
zat yang volatil tidak keluar.
Apabila dalam bahan buangan organik diperkirakan ada unsur klorida
yang dapat mengganggu reaksi maka perlu ditambahkan merkuri sulfat untuk
menghilangkan gangguan tersebut. Klorida dapat mengganggu karena akan ikut
teroksidasi oleh kalium bikromat sesuai dengan reaksi berikut :
6 Cl- + Cr2O22- + 14 H+ 3 Cl2 + 2 Cr3+ + 7 H2O
Penambahan merkuri sulfat adalah untuk mengikat ion klor menjadi merkuri
klorida mengikut i reaksi berikut :
Hg2+ + 2 Cl- HgCl2
Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis teroksidasi maka zat
pengoksidasi K2Cr2O7 masih tersisa dalam larutan tersebut digunakan untuk
menentukan berapa banyak oksigen yang telah terpakai. K2Cr2O7 tersebut
ditentukan melalui titrasi dengan Ferro Amonium Sulfat, di mana reaksinya
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
14
sebagai berikut :
6 Fe2+ + Cr2O22- + 14 H+ 6 Fe3+ + 2 Cr3+ + 7 H2O
Hijau kebiruan Cokelat kemerahan
Indikator fero 1,10phenantroline (feroin) digunakan untuk menentukan titik akhir
titrasi yaitu di saat warna larutan hijaubiru berubah menjadi cokelat merah.17,18
17
ibid pp. 159-164
18
APHA, WPCF. Standard Methods For Examination Of Water and Wastewater. 14th Ed, APHA, Washington
DC, 1976, p. 440-447
2.5. Kebutuhan Oksigen Biologi (Biologycal Oksigen Demand/BOD)
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
15
19
ibid. Hal. 159-161
2.6. Hipotesa
Sesuai dengan permasalahan yang telah diutarakan, maka dapat dirumuskan
hipotesa sebagai berikut :
1. Ada pengaruh jenis koagulan terhadap penurunan nilai COD dan BOD air
limbah pabrik sarung tangan karet.
2. Ada pengaruh berat koagulan terhadap penurunan nilai COD dan BOD air
limbah pabrik sarung tangan karet.
3. Ada interaksi antara pengaruh jenis dan berat koagulan terhadap penurunan
nilai COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet
4. Ada hubungan data berat koagulan terhadap nilai COD dan BOD air limbah
pabrik sarung tangan karet.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
16
BAB 3
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.3.1. Sampling
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
18
Berdasarkan sifat populasi yang homogen, maka teknik sampling yang digunakan
adalah teknik rancangan acak kelompok faktorial dengan metode undi dan
replikasi dilakukan tiga kali untuk setiap perlakuan dari masing-masing sampel.
3.3.2. Variabel
Dalam penelitian ini yang di pilih sebagai variabel bebas adalah jenis koagulan dan
berat koagulan karena jenis dan berat koagulan mempunyai pengaruh terhadap
perubahan fenomena dari populasi sasaran. Jenis koagulan yang digunakan adalah
polialuminium klorida dan tawas. Berat koagulan yang digunakan adalah 50 mg,
100 mg dan 150 mg untuk masing-masing koagulan polialuminium klorida dan
tawas. Nilai COD dan BOD setelah proses koagulasi setimbang yang diakibatkan
oleh adanya pengaruh dari variabel bebas ditetapkan sebagai variabel terikat. Yang
menjadi variabel tetap adalah suhu (pada suhu kamar), waktu pengadukan (1
menit) dan kecepatan pengadukan (100 rpm).
3.3.3. Randomisasi
Randomisasi dilakukan sebagai berikut : karena ada tiga jenis koagulan dan tiga
variasi berat koagulan yang masing-masing dilakukan replikasi perlakuan
sebanyak tiga kali, maka total pengamatan yang harus dilakukan dalam urutan
sembarang untuk masing-masing sampel adalah 18 kali perlakuan. Kemudian kita
nomori setiap pengamatan sebagai berikut :
Tabel 3.1. Disain percobaan (2x3) model tetap untuk nilai COD dan BOD
Keterangan :
50, 100, 150 (mg) = untuk koagulan polialuminium klorida dan tawas
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
19
Satu angka sembarang di pilih dari angka 1 sampai 18 dengan cara undian. Angka
yang terpilih adalah 12 (jenis koagulan tawas dengan berat 50 mg). Proses ini di
ulang sampai ke-18 perlakuan yang telah diberikan satu posisi dalam urutan.
3.3.4. Persiapan
1. Pencucian Alat
Alat-alat kaca di isi dengan larutan tersebut dan dibiarkan selama 15 menit.
Kemudian larutan dikeluarkan dan alat kaca di bilas dengan aquades paling
sedikit 4 kali. Perhatikan apakah air menglir tanpa meninggalkan tetesan pada
dinding, jika tidak pembersihan harus di ulang.
2. Kalibrasi Alat
Buret di isi dengan aquades yang bersuhu pada suhu laboratorium hingga tanda
0,00 mL. Sebuah labu Erlenmeyer 125 mL di timbang dan di catat berat
awalnya, alirkan kira-kira 1 mL air ke dalam labu dan timbang kembali labu
beserta isinya. Baca buret setelah memberi waktu untuk pengeringan, catat
berat dan volume akhir. Isi kembali buret sampai tanda 0,00 mL, kalibrasi
diulangi untuk volume 2 mL. Keluarkan kira-kira 2 mL ke dalam labu, catat
berat dan volume akhir. Proses ini harus diulangi untuk interval 1 mL. Jika
volume sebenarnya lebih besar dari volume semu, koreksi yang diperoleh dari
perolehan ini akan positip.
4. Kalibrasi Pipet
Pipet di isi dengan aquades yan bersuhu pada suhu laboratorium hingga tanda
0,00 mL. Sebuah labu Erlenmeyer 125 mL di timbang dan di catat berat
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
21
Labu takar yang bersih dan kosong di timbang sebagai berat awal, isi labu
dengan aquades pada suhu kamar sampai batas garis yang di etsa. Timbang
kembali labu sebagai berat akhir, hitung berat volume air yang mengisi labu
dengan mengurangkan berat labu akhir dengan berat labu awal.21
21
R.A. Day, Jr./A.L. Underwood. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi keempat, Penerbit Erlangga : Jakarta, 1981,
Hal. 570-571, 587
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
23
22
Williams. A. EURACHEM/CITAC Guide. Quantifying Uncertainty in Analitycal Measurement. Second
Edition. United Kingdom. 2000. p. 34-55
larutan FeCl3, di timbang dengan tepat 0,0251 g kristal FeCl3.6H2O dan
dilarutkan dengan aquades dalam labu takar sampai tepat 100 mL lalu
homogenkan.
larutan CaCl2, di timbang dengan tepat 1,1062 g CaCl2 dan dilarutkan
dengan aquades dalam labu takar sampai tepat 100 mL lalu homogenkan.
larutan MgSO4, di timbang dengan tepat 1,0008 g kristal MgSO4.7H2O
dan dilarutkan dengan aquades dalam labu takar sampai tepat 100 mL lalu
homogenkan.
larutan Buffer Posfat, di timbang dengan tepat 3,4005 g KH2SO4, 0,1506 g
(HN4)2SO4 dan dilarutkan dengan aquades dalam labu takar sampai tepat
100 mL lalu homogenkan.
9. Benih
Ambil 10 g tanah yang subur yang tidak mengandung zat beracun, campur
tanah tersebut dengan 100 mL aquades dan 10 mL sampel air limbah yang akan
di analisa. Simpan suspensi tersebut selama 1 hari pada temperatur 20oC dalam
inkubator gelap. Saring suspensi tersebut dengan kertas saring biasa. Kira-kira
105-109 organisme yang hidup per mL.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
24
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
25
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
26
Tipe kesalahan ini memiliki nilai tertentu sehingga besarnya dapat di hitung.
Kesalahan ini terbagi tiga yaitu :
a. Kesalahan instrumen, bersumber dari instrumennya sendiri. Misalnya
penyimpangan nol dalam pembacaan skala. Kesalahan ini dapat diminimalkan
dengan kalibrasi atau penggunaan blanko.
a. Kesalahan metode, sumbernya adalah sifat kimia dari sistem. Dalam penelitian
ini zat-zat kimia yang di pakai terlebih dahulu distandarisasi untuk memastikan
konsentrasinya.
b. Kesalahan personal, adalah kesalahan yang dilakukan oleh seorang peneliti
ataupun karena kesalahan prosedur. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan
meningkatkan ketelitian dan kedisiplinan peneliti.
Tipe kesalahan ini disebabkan oleh banyaknya variabel bebas dan pengulangan
dalam setiap pengukuran kimia dan fisika. Kesalahan terjadi ketika sebuah sistem
pengukuran diteruskan hingga kesensifitas maksimumnya. Kesalahan ini dapat di
lihat dari rata-rata yang merefleksikan ketelitian.
Kesalahan gabungan dari kesalahan random
Kebanyakan hasil akhir dalam kimia fisika dihasilkan dari perhitungan pengukuran-
pengukuran yang digabungkan. Hal ini penting untuk memastikan bagaimana
kesalahan pengukuran individual mempengaruhi hasil akhir.Penjumlahan atau
pengurangan.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
27
2x(0,087 ) = 0,123 mg
2
u(m K 2Cr 2 O7 ) =
= 1,0 0,0050
0,0050
u(P K 2Cr 2 O7 ) = = 0,0029
3
Massa Molar Kalium Bikromat (M K 2Cr 2 O7 )
Dari tabel IUPAC, berat atom dan daftar ketidakpastian untuk unsur-unsur
pembentukan kalium bikromat adalah atom K, Cr dan O .
s K + sCr + sO
2 2 2
u(M K 2Cr 2 O7 ) =
a. Kalibrasi
0,02
u(V10_cal) = = 0,0081 mL
6
b. Perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi
Suhu yang tertera pada alat gelas volumetri adalah 200C, sedangkan suhu
laboratorium bervariasi antara 100C. Ketidakpastian dapat di hitung dari
perbedaan suhu dengan koefisien pemuaian volume air ( = 2,1 x 10-4 0C),
dan koefisien rektangular di mana akan memberikan
V x t x
10 x 10 x 2,1 x 10-4 = 0,021 mL
0,021
u(V10_temp) = = 0,0121 mL
3
ketidakpastian gabungan pipet volume 10 mL
u(V10) = (
u V10 _ cal )
2
+ u (V10 _ temp )
2
= 0,0146 mL
Buret 10 mL (VT2)
Ketidakpastian buret 10 mL dengan presisi 0,02 mL dapat di hitung dengan
penggabungan tiga pengaruh utama terhadap volume, yaitu : kalibrasi, pengaruh
suhu, dan perulangan.
a. Kalibrasi
0,02
u(V10_cal) = = 0,0081 mL
6
b. Perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi
V x t x
10 x 10 x 2,1 x 10-4 = 0,021 mL
0,021
u(V10_temp) = = 0,0121 mL
3
c. Perulangan
0,02
u(V10_rep) = = 0,0115 mL
3
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
29
u(V10) = (
u V10 _ cal )
2
+ u (V10 _ temp ) + u (V10 _ rep )
2 2
= 0,0185 mL
+ +
u (C Fe ( NH 4 ) 2 SO4 ) rep m K 2Cr2O7 M K 2Cr2O7
= 2
C Fe ( NH 4 ) 2 SO4 u ( PK 2Cr2O7 ) u (VT 1 ) u (VT 2 )
2 2
+ + +
PK Cr O V T 1 VT 2
2 2 7
= 0,0107 x 2 = 0,0214 N
2x(0,087 ) = 0,123 mg
2
u(msampel) =
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
30
= 1,0 0,0050
0,0050
u(P K 2Cr 2 O7 ) = = 0,0029
3
Massa Molar Kalium Bikromat (M K 2Cr 2 O7 )
s K + sCr + sO
2 2 2
u(M K 2Cr 2 O7 ) =
u(V20) = (
u V20 _ cal )
2
+ u (V20 _ temp ) = 0,0439 mL
2
Buret 10 mL (VT2)
a. Kalibrasi
0,02
u(V50_cal) = = 0,0081 mL
6
b. Perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi
V x t x
10 x 10 x 2,1 x 10-4 = 0,021 mL
0,021
u(V10_temp) = = 0,0121 mL
3
c. Perulangan
0,02
u(V10_rep) = = 0,0115 mL
3
Ketidakpastian gabungan buret 10 mL
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
31
u(V10) = (
u V10 _ cal )
2
+ u (V10 _ temp ) + u (V10 _ rep )
2 2
= 0,0185 mL
Perhitungan ketidakpastian standar gabungan Na2S2O3
2 2
u (rep) u (m K 2Cr2O7 ) u ( M K 2Cr2O7 )
2
+ +
u (C Na2 S 2O3 ) rep m K 2Cr2O7 M K 2Cr2O7
= 2
C Na2 S 2O3 u ( PK 2Cr2O7 ) u (VT 1 ) u (VT 2 )
2 2
+ + +
PK Cr O V T 1 VT 2
2 2 7
= 0,000174 x 2 = 0,000348 N
2x(0,087 ) = 0,123 mg
2
u(msampel) =
a. Kalibrasi
0,5
u(V50_cal) = = 0,2041 mL
6
b. Perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi
V x t x
50 x 10 x 2,1 x 10-4 = 0,105 mL
0,105
u(V50_temp) = = 0,0606 mL
3
c. Perulangan
0,5
u(V50_rep) = = 0,2886 mL
3
ketidakpastian gabungan gelas ukur 50 ml
u(V50) = (
u V50 _ cal )
2
+ u (V50 _ temp ) + u (V50 _ rep )
2 2
= 0,3587 mL
2. Ketidakpastian labu takar 100 mL (V100)
a. Kalibrasi
0,08
u(V100_cal) = = 0,0326 mL
6
b. Perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi
V x t x
100 x 10 x 2,1 x 10-4 = 0,210 mL
0,210
u(V100_temp) = = 0,1212 mL
3
ketidakpastian gabungan labu takar 100 mL
u(V100) = (
u V100 _ cal )2
+ u (V100 _ temp ) = 0,1255 mL
2
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
33
u(V500) = (
u V500 _ cal )
2
+ u (V500 _ temp ) = 0,6093 mL
2
u(V1000) = (
u V1000 _ cal )2
+ u (V1000 _ temp ) = 1,2185 mL
2
axNx8000
DO (mg/L O2) =
V 4
di mana : a = volume Na2S2O3 0,025 N (mL)
N = normalitas Na2S2O3 0,025 N (grek/L)
V = volume botol (mL)
Hasil perhitunngan nilai BOD sebelum dan sesudah proses koagulasi dapat di lihat
pada tabel 8.
( X o X 5 ) ( Bo B5 )(1 P)
BOD520 (mg/l O2) =
P
Persen penurunan nilai COD dan BOD diperoleh dari hasil perhitungan dengan
rumus sebagai berikut :
A B
Persen penurunan = x 100 %
A
di mana : A = nilai COD/BOD awal
B = nilai COD/BOD akhir
Hasil perhitunngan persen penurunan nilai COD dan BOD sebelum dan sesudah
proses koagulasi dapat di lihat pada tabel 3 dan tabel 9.
Untuk mengukur kesalahan data, maka di olah secara statistik yaitu secara deviasi
standar (Sx) dan menggunakan significant figure, angka ini ditambahkan setelah
pembacaan volume, caranya dengan menggunakan rumus :
n
(V
i =1
i V )2
Sx =
n 1
di mana : V = volume titrasi rata-rata
Vi = volume masing-masing pengukuran
Sx = deviasi standar
n = jumlah pengukuran
Dalam menguji hipotesa yang telah diajukan maka di pakai rancangan acak
kelompok faktorial (RAKF). Dalam rancangan ini tidak terdapat lokal kontrol,
sehingga sumber keragaman yang diamati hanya kombinasi-kombinasi perlakuan
yang di ragam sebanyak kelompok.
(B)
(A) Berat Koagulan (mg)
Jenis Koagulan
50 100 150
1 4 7
Polialuminium
2 5 8
klorida
3 6 9
10 13 16
Tawas 11 14 17
12 15 18
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
37
a. vk = r1 = 31=2
b. vkp = kp 1 = 6 1 =5
vA = m 1 = 2 1 = 1
vB = n 1 = 3 1 = 2
vI = vkp - vA - vB = 5 1 2 = 2
c. vT = r x m x n 1 = 17
d. vG = vT - vk - vkp = 17 2 5 = 10
2. Kuadrat Tengah (KT) :
a. Kuadrat Tengah Kelompok (KTK)
JK kelompok
KTK = = 6,82665
vk
b. Kadrat Tengah Kombinasi Perlakuan (KTKP)
JK kombinasi
KTKP = = 5010,8586
v kp
KTKP
FKP = = 581,4005
E
FHitung Faktor A (Jenis koagulan)
KT A
FA = = 2696,855
E
FHitung Faktor B (Berat koagulan)
KTB
FB = = 83,9017
E
FHitung Faktor Interaksi A dan B23
KTI
FI = = 22,1720
E
Hasil yang diperoleh dapat di lihat pada tabel 6.
Dengan cara dan rumus yang sama dilakukan perhitungan untuk analisis jumlah
kuadrat untuk nilai BOD, hasil yang diperoleh dapat di lihat pada tabel 12.
Hasil pengukuran nilai COD diplotkan terhadap berat koagulan sehingga diperoleh
suatu kurva kalibrasi berupa garis lurus (linear). Persamaan garis regresi diturunkan
dengan metode least square. Data perhitungan dapat di lihat pada tabel 17 dan 18.
23
Kemas, A.H. Rancangan Percobaan. Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1993. Hal. 103-107
di mana : X = berat koagulan dan Y = nilai COD
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat di hitung dari persamaan berikut ;
Y = aX + b
di mana harga a (slope) diperoleh dari persamaan :
( Y )( X ) ( X )( X Y )
i i
2
i i i
a =
n X ( X ) 2 2
i i
maka diperoleh harga intersep (b). Hasil perhitungan dapat di lihat pada tabel 21.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
39
Dengan cara dan rumus yang sama dilakukan perhitungan untuk nilai BOD. Hasil
yang diperoleh dapat di lihat pada tabel 22.
n2
t hitung = r
1 r2
di mana : r = korelasi
n = jumlah perlakuan
derajat kebebasan (dk) = n-2. Hasil perhitungan thitung nilai COD dapat di lihat pada
tabel 21 dan thitung nilai BOD dapat di lihat pada tabel 22.
3.4.3.4.Uji hipotesa
Yang berarti tidak ada pengaruh jenis koagulan terhadap penurunan nilai
COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
40
H 30 : Ck = 0 ; (k = 1, 2, dan 3)
Yang berarti tidak ada interaksi antara pengaruh jenis dan berat koagulan
terhadap penurunan nilai COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet
H 04 : Cl = 0 ; (l = 1, 2, dan 3)
Tidak ada hubungan data berat koagulan terhadap nilai COD dan BOD air
limbah pabrik sarung tangan karet.
3. Cara pengujian
KT A
H1 di pakai statistik
E
Dengan daerah kritis pengujian ditentukan oleh Ftabel (vA, vG)
KTB
H2 di pakai statistik
E
Dengan daerah kritis pengujian ditentukan oleh Ftabel (vB, vG)
KTI
H3 di pakai statistik
E
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
41
Kriteria Pengujian
Pada batas ketangguhan = 5 % pada daerah kritis pengujian berlaku :
H 10 ; H 02 ; H 30 di terima bila FHitung F0,05 dan di tolak bila FHitung F0,05
Data volume
Suspensi
di saring
Filtrat Residu
Data volume
Dilakukan hal yang sama untuk koagulan polialuminium klorida dengan berat 100
dan 150 mg.
Suspensi
disaring
Filtrat Residu
Data volume
Dilakukan hal yang sama untuk koagulan tawas dengan berat 100 dan 150 mg.
20 mL Sampel
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
43
10 mL K2Cr2O7 0,25 N
30 mL asam sulfat-perak sulfat (H2SO4 (p) + Ag2SO4)
di aduk
Larutan Kuning
Larutan Kuning
Larutan Biru
Larutan Jernih
Data Volume
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
44
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa jenis dan berat koagulan
yang digunakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan nilai COD
dan BOD setelah proses koagulasi. Di mana setelah penambahan koagulan dengan
variasi jenis dan berat koagulan diperoleh nilai COD dan BOD yang telah
memenuhi syarat baku mutu air limbah melalui surat keputusan Meneg KLH tahun
1988. Hal ini dapat di lihat dari perbedaan nilai COD dan BOD sebelum dan
sesudah proses koagulasi yang ditunjukkan pada tabel 3 dan 9.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh data bahwa jenis
koagulan yang paling banyak menurunkan nilai COD adalah koagulan
polialuminium klorida kemudian tawas. Sedangakan koagulan yang paling banyak
menurunkan nilai BOD adalah koagulan tawas kemudian polialuminium klorida.
Dari hasil perhitungan juga diperoleh data bahwa semakin banyak koagulan yang
ditambahkan, maka akan semakin besar pula penurunan nilai COD dan BOD
dalam air limbah pabrik sarung tangan karet.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
45
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hipotesa - 1
Dari hipotesa 1 diperoleh harga Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka H11 di terima
dan Ho1 di tolak, yang berarti ada pengaruh jenis koagulan yang digunakan
terhadap penurunan nilai COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet.
Dalam hal ini jenis koagulan yang paling banyak menurunkan nilai COD adalah
polialuminium klorida kemudian tawas (tabel 4). Sedangkan jenis koagulan yang
paling banyak menurunkan nilai BOD adalah koagulan tawas, kemudian
polialuminium klorida (tabel 10).
Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada permukaan air limbah mempunyai
muatan listrik yang sejenis yang menyebabkan keadaan stabil di mana muatan di
antara partikelnya saling tolak menolak, sehingga tidak dapat membentuk partikel
yang lebih besar. Yang mana molekul-molekul air akan tertarik oleh permukaan
partikel zat padat (koloid) dan berfungsi sebagai penghalang untuk terjadinya
kontak dengan partikel koloid lainnya. Sistem koloid ini mempunyai kestabilan
tertentu selama tidak terganggu oleh adanya elektrolit lain.
Jenis koagulan yang digunakan yaitu polialuminium klorida dan tawas,
mempunyai sifat polielektrolit yang berasal dari garam aluminium. Koagulan ini
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
46
4.2.2. Hipotesa - 2
Dari hipotesa 2 diperoleh harga Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka H12 di terima
dan Ho2 di tolak, yang berarti ada pengaruh berat koagulan yang digunakan
terhadap penurunan nilai COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet.
Dari hasil penelitian di peroleh bahwa dengan bertambahnya berat kaogulan yang
digunakan berarti konsentrasi koagulan dalam air limbah akan semakin tinggi.
Dengan semakin tingginya konsentrasi koagulan menyebabkan nilai COD dan
BOD air limbah semakin rendah/turun. Sistem koloid yang terdapat dalam air
limbah sebagian besar partikelnya permutan negatip. Partikel-partikel koloid yang
terdispersi di dalam air secara termodinamika adalah tidak stabil. Partikel-partikel
tersebut distabilkan oleh muatan yang berlawanan pada permukaan yang
menghasilkan gaya tarik menarik antar partikel untuk membentuk agregat yang
lebih besar sehingga viskositas sistem koloid juga akan semakin bertambah.
Penambahan sejumlah koagulan yang sesuai dapat merusak kestabilan
sistem koloid, dalam hal ini koagulan polialuminium klorida dan tawas mempuyai
muatan yang positip pada permukaan larutan. Peningkatan konsentrasi elektrolit
dapat mempengaruhi energi potensial karena peningkatan konsentrasi elektrolit
akan menurunkan energi penghalang dalam sistem koloid dan apabila konsentrasi
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
47
semakin ditingkatkan lagi, energi tersebut akan hilang sama sekali. Dengan kata
lain apabila konsentrasi elektrolit tersebut dalam sistem koloid meningkat, sistem
koloid akan semakin tidak stabil lagi dan lama-kelamaan apabila konsentrasi terus
ditingkatkan maka akan terjadi pengendapan.
Pada penambahan konsentrasi elektrolit selanjutnya gaya lapisan rangkap
akan berkurang, sehingga gaya tarik menarik yang disebabkan oleh gaya van der
waals ini akan menyebabkan muatan partikel menjadi satbil dan terbentuk
gumpalan dari partikel yang di kenal sebagai proses koagulasi. Melalui proses ini
bahan-bahan pencemar kimia organik dan anorganik dapat diturunkan. Dengan
menurunnya bahan-bahan ini menyebabkan berkurangnnya oksigen terlarut yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan tersebut sehingga nilai COD dan
BOD akan menurun.
4.2.3. Hipotesa - 3
Dari hipotesa 3 diperoleh harga Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka H13 di terima
dan Ho3 di tolak, yang berarti ada interaksi antara pengaruh jenis dan berat
koagulan yang digunakan terhadap penurunan nilai COD dan BOD air limbah
pabrik sarung tangan karet.
Dari hasil perhitungan data diperoleh bahwa jenis koagulan yang
digunakan dapat menurunkan nilai COD dan BOD air limbah dan dengan semakin
bertambahnya berat koagulan yang digunakan maka nilai COD dan BOD air
limbah semakin menurun. Dengan kata lain bahwa jenis dan berat koagulan yang
digunakan mempunyai interaksi dalam menurunkan COD dan BOD air limbah.
Hal ini dapat di lihat pada tabel 4 dan tabel 10.
4.2.4. Hipotesa - 4
Dari hipotesa 4 diperoleh harga ttabel lebih besar dari thitung, maka H14 di tolak dan
Ho4 di terima, yang berarti tidak ada hubungan yang positip dan signifikan antara
data berat koagulan terhadap nilai COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan
karet.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
48
Dari hasil perhitungan analisis korelasi yang dilakukan diperoleh harga koefisien
korelasi yang bernilai negatip. Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara data berat
koagulan dengan nilai COD dan BOD mempunyai hubungan yang timbal balik,
karena apabila berat koagulan yang digunakan semakin bertambah, maka nilai
COD dan BOD akan turun. Hal ini dapat di lihat pada gambar 1, 2, 3 dan 4.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Ada pengaruh dari jenis koagulan yang digunakan terhadap penurunan nilai
COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet. Persentase penurunan
nilai COD untuk koagulan polialuminium klorida adalah 43-71 % dan untuk
koagulan tawas adalah 41-62 %. Sedangkan persentase penurunan nilai BOD
untuk koagulan tawas adalah 25-69 % dan untuk koagulan polialuminium
klorida adalah 20-58 % dari berat koagulan yang digunakan.
2. Ada pengaruh dari berat koagulan yang digunakan terhadap penurunan nilai
COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet.
3. Ada interaksi antara pengaruh jenis dan berat koagulan terhadap penurunan
nilai COD dan BOD air limbah pabrik sarung tangan karet.
4. Bentuk hubungan data berat koagulan terhadap nilai COD dan BOD adalah
linear dan timbal balik.
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
49
5. Koagulan yang terbaik digunakan dalam penurunan nilai COD air limbah
adalah jenis koagulan polialuminium klorida dan untuk nilai BOD adalah
koagulan tawas.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
50
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
51
LAMPIRAN
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
52
Lampiran 1
Konsentrasi Volume
Volume Titrasi (mL) Konsentrasi
yang Rata-rata
Larutan yang diperoleh
diinginkan (mL)
V1 V2 V3 NU
(N)
Fe(NH4)2(SO4)2 0,10 25,20 24,84 24,92 24,980,06 0,10000,00214
Na2S2O3 0,025 19,92 19,96 19,90 19,930,03 0,02500,000348
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
53
Tabel 3. Hasil perhitungan nilai COD air limbah sebelum dan setelah proses
koagulasi
Tabel 4. Hasil perhitungan efek jenis dan berat koagulan terhadap nilai COD
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
54
Tabel 5. Hasil perhitungan efek jenis dan berat koagulan terhadap nilai COD
dengan faktor AxB
Faktor A
Faktor B
PAC Tawas TB yB
50 612,0 640,0 1252 208,6666
100 472,0 495,2 967,2 161,20
150 314,4 408,8 723,2 120,5333
TA 1398,4 1544 3972 -
_
yA 155,7777 171,5555 - 163,4666
Tabel 6. Hasil analisis sidik ragam efek jenis dan berat koagulan terhadap
nilai COD
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat FTabel
FHitung
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%
Kelompok 2 13,6533 6,82665 0,7921 4,10 7,56
Kombinasi AB 5 25054,2933 5010,8586 581,4005 3,33 5,64
Jenis Koagulan(A) 1 23225,8773 23225,8773 2696,855 4,96 10,04
Berat Koagulan(B) 2 1446,2311 723,1155 83,9017 4,10 7,56
Interaksi 2 382,1849 191,0924 22,1720 4,10 7,56
Galat 10 43,0934 8,6186 - - -
Total 22 50165,33 29166,39 - - -
Lampiran 3
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
55
Lampiran 4
Tabel 9. Hasil perhitungan nilai BOD pada air limbah setelah proses
koagulasi
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
56
Tabel 10. Hasil perhitungan efek jenis dan berat koagulan terhadap nilai
BOD
Kombinasi Perlakuan Kelompok
N
A B TAB y AB
o
Jenis Berat I II III
Koagulan Koagulan (mg)
50 160,877 162,532 167,487 490,896 163,632
1 PAC 100 117,902 121.207 117,902 357,011 119,004
150 84,847 84,842 86,497 256,186 85,395
50 154,262 155,922 147,652 457,836 152,612
2 Tawas 100 121,207 103,022 101,372 325,601 108,534
150 63,357 60,057 61,702 185,116 61,705
2072,646
Total Kombinasi (TK) 702,452 687,582 682,612 690,882
Tabel 11. Hasil perhitungan efek jenis dan berat koagulan terhadap nilai
BOD dengan faktor AxB
Faktor A
Faktor B
PAC Tawas TB yB
50 490,896 457,836 1244,598 414,866
100 357,011 325,601 861,108 287,036
150 256,186 185,116 599,963 199,988
TA 1104,093 968,553 2705,669 -
yA 368,031 322,851 - 901,89
Lampiaran 5
Tabel 12. Hasil analisis sidik ragam efek jenis dan berat koagulan terhadap
nilai BOD
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Ftabel
FHitung
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%
Kelompok 2 35,5247 17,76235 0,0638 4,10 7,56
Kombinasi AB 5 22662,6147 4532,52294 16,223491 3,33 5,64
Jenis Koagulan (A) 1 12086,04089 12086,0409 43,2601834 4,96 10,04
Berat Koagulan (B) 2 2147,419877 1073,70994 38,4318487 4,10 7,56
Interaksi 2 8429,153933 2809,71798 10,056967 4,10 7,56
Galat 10 2793,80248 279,380228 - - -
Total 22 48154,56 20799,13 - - -
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
57
Tabel 13. Daftar berat atom penyusun kalium bikromat dan ketidakpastian
standarnya
Unsur Berat Atom Ketidakpastian Label Ketidakpastian Standar
K 39,0983 0,0001 0,000058
Cr 51,9961 0,0006 0,00034
O 15,9994 0,0003 0,00017
Tabel 14. Daftar perkalian berat atom penyusun kalium bikromat dan
ketidakpastian standarnya
Unsur Perhitungan Hasil Ketidakpastian Standar
K 2 x 39,0983 78,1966 0,000116
Cr 2 x 51,9961 103,9922 0,00068
O 7 x 15,9994 111,9958 0,00119
untuk titrasi
Na2S2O3
VT2 Volume Na2S2O3 19,9267 ml 0,0185 ml 0,00093
Tabel 17. Data perhitungan analisis regresi untuk nilai COD dengan
koagulan polialuminium klorida
Tabel 18. Data perhitungan analisis regresi untuk nilai COD dengan
koagulan tawas
Tabel 19. Data perhitungan analisis regresi untuk nilai BOD dengan
koagulan polialuminium klorida
No Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi
1 50 163,632 2500 26775,43142 8181,60
2 100 119,004 10000 14161,95202 11900,40
3 150 85,395 22500 7292,306025 12809,25
300 368,031 35000 48229,68947 32891,25
Lampiaran 7
Tabel 20. Data perhitungan analisis regresi untuk nilai BOD dengan
koagulan tawas
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
59
Tabel 21. Hasil perhitungan analisis regresi dan korelasi untuk nilai COD
Tabel 22. Hasil perhitungan analisis regresi dan korelasi untuk nilai BOD
Lampiran 8
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
60
250
200
COD (mg/L)
150
Y = 254,58X 0,9920
100
r = - 0,9967
50
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Berat (mg)
250
200
COD (mg/L)
150
Y = 248,617X 0,7706
100
r = - 0,9895
50
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Berat (mg)
200
BOD (mg/L)
150
100
Y = 200,914X 0,7824
50
r = - 0,9967
0
0 50 100 150 200
Berat (mg)
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
61
200
BOD (mg/L)
150
100
Y = 196,32X 0,9090
50
r = - 0,9978
0
0 50 100 150 200
Be rat (mg)
250
200
COD (mg/L)
PAC
150
Tawas
100
50
0
0 50 100 150 200
Berat (mg)
200
BOD (mg/L)
150
PAC
100
Tawas
50
0
0 50 100 150 200
Berat (mg)
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada
Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.