Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
PAPDI adalah sebuah Perhimpunan Dokter Spesialis yang menjadi wadah
bergabungnya para dokter spesialis penyakit dalam Indonesia.Sebagai suatu
organisasi perhimpunan dokter maka PAPDI setiap 3 tahun mengadakan Kongres
Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
(KOPAPDI).Pada acara KOPAPDI kan disampaikan laporan kerja dari Pengurus
Besar PAPDI dan dari Kolegium Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (KIPD). Ketua
Umum PB PAPDI 2012-2015 adalah Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, FRCP(T), dengan Ketua KIPD Prof. Dr. dr.
Siti Setiati, SpPD, K-Ger, M.Epid, FINASIM.
Kota Kembang Bandung mendapatkan kepercayaan untuk
menyelenggarakan perhelatan Akbar seluruh Internis se Indonesia dari hasil
KOPAPDI XV tahun 2012 di Medan.Sebagai Ketua Pelaksana acara ini sekaligus
Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat adalah Dr. dr. Arto Yuwono Soeroso, SpPD, K-P,
FINASIM.
Ada beberapa hal yang disorot oleh peserta Kongres mengetahui apa yang terjadi
saat ini yang berhubungan dengan masalah pelayanan kesehatan yang menjadi
rekomendasi untuk pengurus PAPDI periode tahun 2015-2018:
1. BPJS
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian PAPDI dalam pelaksanaan
Sistim Jaminan Nasional (SJN) dengan BPJS sebagai pelaksana dalam
asuransi nasional ini. Beberapa catatan penting yang harus di tindak
lanjuti yaitu:
1. Diharapkan agar BPJS tidak menentukan keputusan secara sepihak
tanpa pertimbangan dan masukan dari perhimpunan profesi.
2. BPJS harus memperbaiki sistemnya dan berlaku nasional diantaranya
memperbaiki kualitas verifikator.
3. PAPDI akan melakukan sosialisasi aturan-aturan yang berhubungan
dengan BPJS kepada semua anggota.
4. PAPDI mengusulkan besaran jasa medik sebesar 15-32% dari total
klaim. Setiap daerah menentukan sendiri presentase besaran jasa
medik sesuai dengan kondisi setiap Rumah Sakit.
5. PAPDI akan melakukan kajian tentang klaim pending dan memberikan
rekomendasi kepada BPJS serta tidak berlaku surut.
6. PAPDI akan membuat kajian tentang jasa medis baik dari sisi BPJS, RS
maupun individu pemberi jasa (provider) serta melibatkan IDI dan
profesi lain
7. PAPDI akan membekali anggota tentang klaim yang berhubungan
dengan diagnosis penyakit serta pengkodingannya.
4. Dokter Asing
Sikap PAPDI sesuai dengan sikap IDI yaitu secara resmi menolak dokter
asing.
Mengusulkan kepada Kolegium IPD untuk membuat standar kompetensi
yang harus dipenuhi oleh dokter asing sesuai bidang ilmu dan tingkatan
pelayanan.
Menghimbau kepada PAPDI cabang untuk terus menerus melakukan
pengawasan dan pelaporan terhadap dokter asing yang berpraktek di
Indonesia tanpa izin.
PAPDI akan melakukan peningkatan kompetensi sebagai internis di era
JKN dalam menghadapi MEA sehingga lebih berperan sebagai Internist
secara profesional.
5. Terapi alternatif
PAPDI merasa pemerintah harus bersikap tegas mengenai praktek terapi
alternatif yang merugikan masyarakat. PAPDI akan secara aktif untuk melakukan
kampanye kepada masyarakat tentang kesehatan (terutama bagian preventif
dan promotif) baik melalui media cetak, elektronik, sosial, leaflet dll
Terakhir dalam KOPAPDI ini PAPDI juga mendukung untuk pemerataan
spesialis penyakit dalam di seluruh di Indonesia dan meminta dukungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyiapkan sarana dan
parasarana kesehatan dengan sebaik-baiknya, dan juga memperhatikan
kesejahteraan dokter yang bersedia bekerja di daerah terpencil.