You are on page 1of 38

PSG 2016

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BAB II
PERENCANAAN ATAP

A. Rencana Atap

Gambar 2.1. Rencana Atap

B. Dasar Perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah
sebagai berikut :
1. Bentang kuda kuda = 12 m
2. Jarak kuda kuda =4m
3. Sudut kuda kuda = 35
4. Tekanan ijin Baja = 1200 Kg/cm
5. Tekanan Angin = 25 Kg/cm
6. Penutup Atap = Genteng Keramik
7. Plafond = Eternit
8. Profil Baja yang digunakan = Siku Ganda (2L)
9. Sambungan yang digunakan = Baut
10. Mutu Alat Sambung = A490

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 3
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

11. Mutu Baja = BJ41


12. Berat Jenis = 7854 Kg/m3
13. Bahan gording
Digunakan profil canal 150 x 75 x 9,0 x 12,5 dengan mutu BJ41, dan
karakteristik penampangnya :
q = 24,01 kg/m
Ix = 206 cm4
Iy = 29,3 cm4
Wx= 41,2 cm3
Wy= 8,49 cm3
A = 1,55 cm2
14. Bahan kuda kuda
Digunakan profil double angel 2L 90x90x6x9 dengan mutu BJ41, dan
karakteristik penampangnya :
q = 16,56 kg/m
Ix = 161,40 cm4
Iy = 335,60 cm4
Sx = 24,53 cm3
Sy = 35,47 cm3
A = 21,10 cm2
15. Struktur atap rangka baja dalam perencanaan menggunakan metode
LRFD (Load And Resistance Factor Design) atau desain beban dan
faktor resistensi, dimana cek teganaga yang terjadi terhadap tegangan
leleh (fy) dan kombinasi beban untuk atap sebagai berikut :
W = 1,2 D + 1,6 L
W = 1,2 D + 0,5 L + 0,8 W

C. Perencanaan Gording
Data :
Kemiringan atap = 35o
Bentang gording =4m

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 4
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Jarak gording yang ditinju = 1,83 m


Penutup atap (genteng keramik + usuk + reng) = 50 kg/m2 (PPURG
hal.6)
Palfond + pengganutung
Eternit = 11 kg/m2 (PPURG hal.6)
Pengantung = 7 kg/m2 (PPURG hal.6)
Beban angin = 25 kg/m2 (PPURG hal 18)
( Hal ini dikarenakan beban tekanan tiup masih lebih kecil dari beban
angin 12,06 kg/m2)
Beban hidup = 200 kg
Berat gording channel 150x75x9,0x12,5 = 24,01 kg/m
Tegangan leleh = 250 Mpa
Digunakan profil canal 150x75x9,0x12,5 dengan mutu BJ41, dan
karakteristik penampangnya :
1. q = 24,01 kg/m
2. Ix =1050 cm4
3. Iy =147 cm4
4. Sx =140 cm3
5. Sy =28,32 cm3
6. A = 30,59 cm2
tw x ht2
7. Zx = +(bf tw ) x ( ht tf ) x tf
4
9 x 1502
= +(75 9 ) x (150 12,5 ) x 12,5
4
= 164062,5 mm3
= 164,0625 cm3
8. Zy = tf x bf2 + (ht 2 x tf ) x ( tw2 )/4
= 12,5 x 752 + (150 2 x 12,5) x (92/4)
= 37687,5 mm3
= 37,8675 cm3

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 5
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Pembebanan :
Beban mati (Qd)
Berat gording channel 150x75x9,0x12,5 = 24,01 kg/m
Berat atap = 50 kg/m2 x 1,83 m = 91,5 kg/m
Berat trackstang (10% x 24,01 ) = 2,401 kg/m +
Total = 117,911 kg/m
Berat hidup (QL)
Pekerja di tengah bentang (P) = 100 kg
Pekerja di tepi = 200 kg
Air hujan (qR) = (40-(0,8x)) x L
= (40-(0,8x35)) x 1,83
= 21,96 kg
Beban angin (qA = 25 kg/m2)
Koefesien angin tekan (ct) = 0,9
Koefesien angin hisap (ch) = -0,4
Beban angin tekan = 0,9 x 25 x 1,83 = 41,175 kg/m
Beban angin hisap = -0,4 x 25 x 1,83 = 18,3 kg/m
a. Kombinasi beban

Gambar 2.2. Arah gaya pada gording profil C 150x75x9,0x12,5

Beban mati
(qD = 117,911 kg/m)
qDx = 117,911 x sin 35 = 67,631 kg/m
qDy = 117,911 x cos 35 = 96,587 kg/m

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 6
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Gambar 2.3. Arah gaya pada gording profil C 150x75x9,0x12,5

Beban hidup
(P = 100 kg pekerja)
Px = 100 x sin 35 = 57,36 kg/m
Py = 100 x cos 35 = 81,92 kg/m

Gambar 2.4. Arah gaya pada gording profil C 150x75x9,0x12,5

(qL = 21,96 kg/m)


qLx = 21,96 x sin 35 = 12,6 kg/m
qLy = 21,96 x cos 35 = 17,99 kg/m
Beban angin
qA = qAy = 41,175 kg/m
b. Kombinasi Momen
1 1
Mx = { (1,2 qDx +1,6qLx )l2 } + { x1,6Pxl}
8 4
1 1
Mx = { (1,2 . 67,631 +1,6 . 12,6)42 } + { x1,6.57,364}
8 4
Mx = 455,9274 + 91,776 = 547,7034 kgm = 54703,4 kgcm

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 7
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

1 1
My1= { (1,2 qDy +1,6qLy ) l2 } + { x1,6Pyl}
8 4
1 1
My1= { (1,2 . 96,587 +1,6 . 17,99)42 } + { x1,6.81,924}
8 4
My1= 651,0978+131,072=782,1698 kgm = 78216,98 kgcm
1 l 2 1 l 1 l 2
My2= { (1,2 qDy +0,5qLy ) ( ) } + { x0,5Py ( )} + { 0,8qAy ( ) }
8 2 4 2 8 2
1 4 2 1 4 1 4 2
My2= {8 (1,296,587 +0,517,99) (2) } + {4 x0,581,92 (2)} + {8 1,341,175 (2) }

My2= 62,45 + 65,536 + 26,76


My2= 154,746 kgm = 15474,6 kgcm
Maka dari kombinasi 1 & 2 digunakan My Maks My1 = 78216,98 kgcm
c. Kontrol Tegangan
BJ 41 ( fy = 2500 kg/cm2)
Karena kondisi penampang simetris maka,
Mx My
f = ( )+( )
Sx Sy
dengan
Ix
Sx = ( )
Cy
Iy
Sy = ( )
Cx
Sehingga,
Mx. Cy My. Cx
f = ( )+( )
Ix Iy
(Sumber buku LRFD jilid 2 Agus setiawan hal 80 )
Dimana :
f = Tegangan lentur
Mx, My = Momen lentur terhadap arah x dan y
Sx, Sy = Modulus penampang arah x dan y
Ix, Iy = Momen inersia arah x dan y
cx , cy = Jarak dari titik berat ke tepi serat arah x dan y

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 8
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Mx. Cy My. Cx
f = ( )+( )
Ix Iy
54703,4 . 7,5 78216,98 1,88
f = ( )+( )
1050 147
f = 1391,065 kg/cm2
Syarat, f fy
1391,065 kg/cm2 2500 kg/cm2 .....................AMAN!!!
d. Kontrol Lendutan

Gambar 2.5. Arah gaya pada gording profil C 150 x 75 x 9,0 x 12,5

1 1
ijin = L= 400 = 1,667 cm
240 240
Sumbu X
5 qDX +qLX 4 1 Px
X = { l } + { l3 }
384 EsIy 48 EsIy

5 (67,631+12,6).10-2 4 1 57,36
X = { 6 400 } + { 6 4003 }
384 2.10 x 147 48 2.10 147
X = 0,91 + 0,26 = 1,17 cm
Sumbu Y
5 qDY +qLY 4 1 Py
Y = { l } + { l3 }
384 EsIx 48 EsIx
5 (96,587+17,99).10-2 1 81,92
Y = { 6 4004 } + { 6 4003 }
384 2.10 1050 48 2.10 1050
Y = 0,182 + 0,052 = 0,234 cm

= x2 +y2 =(1,17)2 + (0,234)2

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 9
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

= 1,19 cm = 1,667 cm ....................AMAN!!!

Karakteristik profil gording


Profil canal 150 x 75 x 9,0 x12,5
Ix = 1050 cm4
I badan = 1/12 x tf x h badan3
= 1/12 x 1,25 x 153
= 351,5625 cm4
I
Mbadan = Ibadan Mmax
profil

351,5625
Mbadan = 78216,98
1050
Mbadan = 26188,721 kgcm
a. Perhitungan pelat penyambung
Tinggi pelat diambil = 9 cm
Dipakai panjang pelat (L) = 13 cm
Tebal pelat penyambung yang dibutuhkan (t) sebesar,
Mmaks 78216,98
= = 0,17 cm 0,3 cm
hpelat Lpelat Fy 9132500
Sehingga digunakan pelat peenyambung dengan tebal 3 mm, maka
di pakai pelat ukuran 90 x 130 x 0,3
b. Penetuan dimensi baut
Dicoba menggunakan baut dengan data sebagai berikut :
Tipe Baut = A490 (baut mutu tinggi grup B-ASTM
Diameter baut = 16 mm
Kekuatan Geser Nominal Fnv = 579 Mpa (SNI 031729 2015 tbl J3.2 )
Kekuatan Tarik Nominal Fnt = 780 MPa (SNI 031729 2015 tabel J3.2)
Jenis baut = Tidak di ulir penuh/ tidak terdapat ulir pada bidang geser
Luas bruto = x x d2
= x 3,14 x 162
= 200,96 mm2

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 10
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Kapasitas geser 1 baut ( SNI 03 1729 2015 Pasal J3-1 )


Kuat geser rencana dari satu baut dihitung sebagai berikut :
Rn = Fn . Ab
Dimana :
Fn = tegangan tarik nominal , Fnt, atau tegangan geser Fnv dari tabel J3-2 , MPa
= 0,75 ( faktor reduksi kekuatan untuk fraktur )
Ab = luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
Sehingga,
Rn = Fn . Ab
Rn = 0,75 . 579 . 200,96 . 0,75
Rn = 87266,88 N/baut = 8726,688 kg/baut

Sambungan pada pelat badan


Data yang di ketahui :
Mmaks = 782,1698 kgm
= 78216,98 kgcm
Mbadan = 261,88721 kgm
= 26188,721 kgcm

Perhitungan momen akibat lintang dan momen maksimum pelat badan


profil
M maks pada badan = M badan
= 26188,721 kgcm
Rumus pendekatan untuk menghitung jumlah baut yang dibutuhkan
M maks pada badan
n= Vd tw

26188,721
n=8726,688 =1,73 buah 2 buah
0,9

Jumlah baut yang digunakan 2 buah dalam dua baris

Syarat jarak pemasangan baut( SNI 03 1729 2015 Pasal J3 hal 127)
Data baut = 16 mm

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 11
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Jarak tepi minimum dari pusat lubang standar ke tepi dari bagian yang
disambung.
Diameter baut 16 mm = Jarak tepi 22 mm
Jarak maksimum dari pusat tiap baut ke tepi terdekat suatu bagian yang
berhubungan dengan yang lain tidak boleh melebihi 12 tp (dengan tp
adalah tebal pelat lapis luar tertipis didalam sambungan) dan tidak boleh
melebihi 150 mm. ( SNI 03 1729 2015 Pasal J3 hal 129)
Jarak min Jarak Maks
22 u 12 Tplat
22 u 12 x 3
22 u 36
Syarat :
u 150
u 150
25 150
Digunakan jarak antar baut ke tepi :
Arah X = 25 mm
Arah Y = 25 mm
Jarak maksimum antara baut untuk komponen struktur yang tidak dicat
dari baja berhubungan dengan cuaca yang menahan korosi atmospheric,
spasi tidak boleh melebihi 14 kali ketebalan bagian tertipis (180 mm)(
SNI 03 1729 2015 Pasal J3 hal 129)
Dari syarat yang ditetapkan, maka direncanakan jarak antar baut sebesar :
Jarak Maks
u 14 Tplat
u 14 x 3
40 42 ................kurang 180 mm
Digunakan jarak antar baut ke baut :
Arah X = 40 mm
Arah Y = 40 mm

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 12
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Gambar 2.6. Tampak Depan dan potongan skala 1 : 100

Cek Sambungan
Kekuatan kapasitas tarik (SNI 1729 : 2015 hal 133 )
Ag = 3 x 130
= 390 mm2
An = 390 4 x 16 x 3
= 198 mm2
An 0,85 Ag
198 331,5 mm2
Ae = An U
= 198 0,75
= 148,5 mm2
Kuat leleh :
Rn = Fy Ag
Rn = 0,9 825 x 390
= 289575 N
= 289,575 KN
Kuat fraktur :
Rn = Fu Ae
Rn = 0,75 1035 x 148,5
= 115273,125 N
= 115,273 KN
Kekuatan elemen dalam geser (SNI 1729 : 2015 hal 133 )
Agv = 130 2 ( 16 + 2 ) x 3

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 13
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

= 22 mm2
Anv = 40 0,5 ( 16 +2 ) x 3
= 13 mm2
Leleh geser
Rn = 0,60 . Fy . Agv
= 0,60 . 825 . 22
= 10890 N
= 10,89 KN
Keruntuhan geser
Rn = 0,6 . Fu Anv
= 0,6 . 1035 . 13
= 8073 N
= 8,07 KN
Kekuatan tumpuan pada lubang lubang baut
(SNI 03 1729 2015 hal 132 )
Rn = 1,2 lc t Fu 2,4 dt . Fu
Dimana :
Fu = Kekuatan tarik minimum yang disyaratkan dari material yang
disambung (Mpa)
D = Diameter baut nominal (mm)
lc = Jarak bersih, dalam arah dari gaya, antara tepi lubang yang
berdekatan atau tepi dari material (mm)
t = Ketebalan dari material yang disambung (mm)
maka,
Rn = 1,2 lc t Fu 2,4 dt . Fu
Rn = 1,2 x 25 x 3 x 1035 2,4 x16 x 3 x 825
Kekuatan kapasitas tarik (SNI 1729 : 2015 hal 133 )
Rn = 93150 95040 ..............OK!!!

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 14
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

D. Perhitungan Struktur Kuda-Kuda


Data Perencanaan :

Gambar 2.7 Gambar kuda kuda

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 15
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Bentang Kuda kuda = 12 m


Jarak kuda-kuda =4m
Jarang gording (Lc) = 1,83 m
Sudut Kemiringan atap = 35
Penutup ( Genteng keramik+usuk+reng) = 50 kg/m2
Plafond + penggantung
Eternit = 11 kg/m2 ( PPURG hal.6 )
Pengantung = 7 kg/m2 ( PPURG hal.6 )
Beban angin = 25 kg/m2
Beban Hidup = 100 kg
Beban air hujan
Air hujan (qR) = (40 - (0,8 x )) x L
= (40 - (0,8 x 35)) x 1,83
= 21,96 kg/m
Berat gording profil channel = 40,17 kg/m
Tegangan leleh baja (fy) = 2500 kg/m2

Tabel 2.1. Daftar Panjang Batang Kuda - Kuda


Nama Panjang
No Batang Batang (m) Keterangan
1 S1 1,5 Batang Bawah
2 S2 1,83 Batang Atas
3 S3 1,05 Batang Vertikal
4 S4 1,5 Batang Bawah
5 S5 1,83 Batang Diagonal
6 S6 1,83 Batang Atas
7 S7 2,10 Batang Vertikal
8 S8 4,2 Batang Vertikal
9 S9 1,5 Batang Bawah
10 S10 5,46 Batang Diagonal

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 16
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

11 S11 1,83 Batang Atas


12 S12 5,25 Batang Vertikal
13 S13 1,5 Batang Bawah
14 S14 4,46 Batang Diagonal
15 S15 1,83 Batang Atas
16 S16 4,2 Batang Vertikal
17 S17 1,5 Batang Bawah
18 S18 3,49 Batang Diagonal
19 S19 1,83 Batang Atas
20 S20 3,15 Batang Vertikal
21 S21 1,5 Batang Bawah
22 S22 2,58 Batang Diagonal
23 S23 1,83 Batang Atas
24 S24 2,10 Batang Vertikal
25 S25 1,5 Batang Bawah
26 S26 1,83 Batang Diagonal
27 S27 1,83 Batang Atas
28 S28 1,05 Batang Vertikal
29 S29 1,5 Batang Bawah
30 S30 1,83 Batang Atas
TOTAL 69,39
Ket : Yang di tinjau adalah kuda kuda bagian tengah

Pembebanan
BEBAN MATI
a) Beban atap genteng keramik
A = B = q x Lk x Lc (Bagian Tepi )
= 50 x 4 x (0,5x1,83) = 183 kg
J = M = N = O = P = Q = q x Lk x Lc (Bagian tengah )
= 50 x 4 x 1,83 = 366 kg
K = L = q x Lk x Lc ( Bagian tengah )

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 17
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

= 50 x 4 x ( 0,5x1,83 + 0,5x4,2 ) = 603 kg


Dimana :
Lk : Jarak antar kuda kuda (m)
Lc : Jarak antar gording (m)
q : Beban (Kg/m2)
b) Beban Gording
Untuk semua buhul menerima beban yang sama
Beban gording = q x Lk = 24,01 x 4 = 96,04 kg
Dimana :
Lk : Jarak antar kuda kuda (m)
q : Beban (Kg/m2)
c) Beban Bracing / ikatan angin
Braching menggunakan asumsi 20 mm
kg
(baja = 7850 ) (PPURG 1997)
m2

Beban braching = A . baja


= . . D2 baja
= 0,25 . 3,14 . (0,02)2 7850
= 2,465 kg/m

Panjang braching = 42 +1,832 = 4,399 m

Braching
Panjang max = 4,00 m
Beban braching pada buhul / joint :
A= B = K = L (bagian tepi )
= 0,5 x 4,399 x 2,465 kg/m x 2
= 10,84 kg
( di kali 2 karena kiri dan kanan )
J = M = N = O = P = Q (bagian tengah)
= 4,399 x 2,465 kg/m x 2 = 21,68 kg
K = L (bagian tengah)
= 5,8 x 2,465 kg/m x 2 = 28,594 kg

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 18
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

d) Beban angin
Beban muatan angin (q) = 25 kg/m2
Jarak antar kuda-kuda (Lk) =4m
Jarak antar gording = 1,83 m
Sudut kemiringan atap = 35
Koef angin tekan = 0,9 (PPURG 1987 hal 26)
Koef angin hisap = -0,4 (PPURG 1987 hal 26)
Gaya tekan tiap buhul
Buhul A = 0,9 P x Jarak KK x ( S2)
= 0,9. 25 x 4 x ( 1,83)
= 82,35 kg
P sin = 82,35 sin 35 = 47,23 Kg
P cos = 82,35 cos 35 = 67,46 Kg
Buhul J = 0,9 P x Jarak KK x ( S2 + S5)
= 0,9. 25 x 4 x ( 1,83 + 1,83)
= 164,7 kg
P sin = 164,7 sin 35 = 94,47 Kg
P cos = 164,7 cos 35 = 134,91 Kg
Buhul K = 0,9P x Jarak KK x ( S5 + S8)
= 0,9 . 25 x 4 x ( 1,83 + 4,2)
= 271,35 kg
P sin = 271,35sin 35 = 155,64 Kg
P cos = 271,35cos 35 = 127,49 Kg
Buhul K = 0,9 P x Jarak KK x ( S5 + S8)
= 0,9 . 25 x 4 x ( 1,83 + 4,2)
= 271,35 kg
P sin = 271,35sin 0 = 0 Kg
P cos = 271,35cos 0 = 271,35Kg
Buhul L = 0,9 P x Jarak KK x ( S8+ S11)
= 0,9. 35 x 4 x ( 4,2 + 1,83)
= 271,35 kg

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 19
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

P sin = 271,35sin 0 = 0 Kg
P cos = 271,35cos 0 = 271,35 Kg
Gaya Hisap Tiap Buhul
Buhul L = - 0,4 P x Jarak KK x ( 8+ S11)
= - 0,4 25 x 4 x ( 4,2 + 1,83)
= -120,6 kg
P sin = - 120,6 sin 35 = - 69,17 Kg
P cos = - 120,6 cos 35 = - 56,66 Kg
Buhul M = N = O = P = Q
= - 0,4 P x Jarak KK x ( S11 + S15)
= - 0,4. 25 x 4 x ( 1,83 + 1,83)
= - 73,2 kg
P sin = - 73,2 sin 35 = - 41,99 Kg
P cos = - 73,2 cos 35 = - 34,4 Kg
Buhul B = - 0,4 P x Jarak KK x ( S30)
= - 0,4 x 25 x 4 x ( 1,83)
= - 36,6 kg
P sin = - 36,6 sin 35 = - 20,99 Kg
P cos = - 36,6 cos 35 = - 17,2 Kg
e) Beban plafond dan penggantung
Plafond + penggantung
Eternit = 11 kg/m2 ( PPURG hal.6 )
Pengantung = 7 kg/m2 ( PPURG hal.6 )
(Lc = 1,5 m)
Beban plafond = q x Lk x Lc
= 18 kg/m2 x 4,0 x 1,5
= 108 kg
Dimana :
Lk : Jarak antar kuda kuda (m)
Lc : Jarak antar gording (m)
q : Beban (Kg/m2)

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 20
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Beban plafond dan penggantung tiap buhul


A = B = 0,5 x 162 = 54 kg ( Bagian tepi )
C = D = E = F = G = H = I = 108 kg ( Bagian tengah )
f) Beban Hidup
Beban orang di bagian tengah = 100 kg
Beban orang di bagian tepi = 200 kg
Beban air hujan
Air hujan (qR) = (40 - (0,8 x )) x L
= (40 - (0,8 x 35)) x 1,83 = 21,96 kg/m
A = B (bagian tepi )
= 12 x 4 x 0,5 x 1,83 = 43,92
J = M = N = O = P = Q (bagian tengah)
= 21,96 x 4 = 87,84 kg
K = L (bagian tengah)
= q x Lk x Lc
= 12 x 4 x ( 0,5x1,83 + 0,5x4,2 ) =144,72 kg
Dimana :
Lk : Jarak antar kuda kuda (m)
Lc : Jarak antar gording (m)
q : Beban (Kg/m2)
g) Beban kuda kuda
Pada struktur rangka atap ini dipakai profil siku double angle L, dengan
perincian sebagai berikut :
gording : profil C 150x75x9x12,5
frame vetikal dan diagonal : 2L. 40 x 40 x 3 x 9 @ q = 3,67 kg/m
frame atas : 2L. 65 x 65 x 5 x 9 @ q = 10 kg/m
frame bawah : 2L. 250 x 250 x 25 x 10 @ q = 187,46 kg/m
h) Beban Gempa
= 10 % x berat Kuda Kuda
= 10 % x 1149,098 = 114,91 kg

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 21
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tabel 2.2. Berat Tiap Batang Kuda Kuda Utama


PANJANG BERAT
BUHUL PROFIL q (kg/m)
(m) (kg)
S1 2L250x250x25x10 187.46 1.5 281.19
S2 2L40x40x3x9 3.67 1.83 6.7161
S3 2L40x40x3x9 3.67 1.05 3.8535
S4 2L250x250x25x10 187.46 1.5 281.19
S5 2L40x40x3x9 3.67 1.83 6.7161
S6 2L40x40x3x9 3.67 1.83 6.7161
S7 2L40x40x3x9 3.67 2.1 7.707
S8 2L40x40x3x9 3.67 4.2 15.414
S9 2L250x250x25x10 187.46 1.5 281.19
S10 2L65x65x5x9 10 5.46 54.6
S11 2L65x65x5x9 10 1.83 18.3
S12 2L40x40x3x9 3.67 5.25 19.2675
S13 2L250x250x25x10 187.46 1.5 281.19
S14 2L40x40x3x9 3.67 4.46 16.3682
S15 2L65x65x5x9 10 1.83 18.3
S16 2L40x40x3x9 3.67 4.2 15.414
S17 2L250x250x25x10 187.46 1.5 281.19
S18 2L40x40x3x9 3.67 3.49 12.8083
S19 2L65x65x5x9 10 1.83 18.3
S20 2L40x40x3x9 3.67 3.15 11.5605
S21 2L250x250x25x10 187.46 1.5 281.19
S22 2L40x40x3x9 3.67 2.58 9.4686
S23 2L65x65x5x9 10 1.83 18.3
S24 2L40x40x3x9 3.67 2.1 7.707
S25 2L250x250x25x10 187.46 1.5 281.19
S26 2L40x40x3x9 3.67 1.83 6.7161
S27 2L65x65x5x9 10 1.83 18.3
S28 2L40x40x3x9 3.67 1.05 3.8535
S29 2L250x250x25x10 187.46 1.5 281.19
S30 2L65x65x5x9 10 1.83 18.3
Beban kuda kuda dilimpahkan ketiap buhul / joint :
P A = 0,5 x berat profil batang tiap buhul

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 22
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tabel 2.3. Beban Profil tiap Buhul


TOTAL
SEPARUH JUMLAH
BUHUL GAYA BATANG BERAT
GAYA BEBAN (kg)
(kg)

A S1 S2 0.5 287.9061 143.95305

B S29 S30 0.5 299.49 149.745

C S1 S3 S4 0.5 566.2335 283.11675

D S4 S5 S7 S10 S9 0.5 631.4031 315.70155

E S9 S12 S14 S13 0.5 598.0157 299.00785

F S13 S16 S18 S17 0.5 590.6023 295.30115

G S17 S20 S22 S21 0.5 583.4091 291.70455

H S21 S24 S26 S25 0.5 576.8031 288.40155

I S25 S28 S29 0.5 566.2335 283.11675

J S2 S3 S5 S6 0.5 24.0018 12.0009

K S6 S8 S7 0.5 29.8371 14.91855

L S8 S11 0.5 33.714 16.857

M S11 S15 S12 S10 0.5 110.4675 55.23375

N S15 S19 S16 S14 0.5 68.3822 34.1911

O S19 S23 S20 S18 0.5 60.9688 30.4844

P S23 S27 S24 S22 0.5 53.7756 26.8878

Q S27 S30 S28 S26 0.5 328.3596 164.1798

Beban Plat Pelat Buhul


Beban = 10% x Berat per Buhul ( Beban ini dilimpahkan ke tiap buhul )

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 23
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tabel 2.4. Berat Plat Buhul Tiap batang

BERAT/BUHUL PELAT
BUHUL 10%
(kg) BUHUL

A 143.95305 10% 14.395305


B 149.745 10% 14.9745
C 283.11675 10% 28.311675
D 315.70155 10% 31.570155
E 299.00785 10% 29.900785
F 295.30115 10% 29.530115
G 291.70455 10% 29.170455
H 288.40155 10% 28.840155
I 283.11675 10% 28.311675
J 12.0009 10% 1.20009
K 14.91855 10% 1.491855
L 16.857 10% 1.6857
M 55.23375 10% 5.523375
N 34.1911 10% 3.41911
O 30.4844 10% 3.04844
P 26.8878 10% 2.68878
Q 164.1798 10% 16.41798

Tabel 2.5. Rekaptulasi Analisa Pembebanan


B.PLAFON/PEN B. KUDA- B.PLAT
BUHUL B.ATAP B.GORDING B.BRACING B.HIDUP B. MATI B. HUJAN B. GEMPA
GGANTUNG KUDA BUHUL

A 183 54 96.04 143.9531 10.84 14.39531 200 502.228355 43.92 114.91


B 183 54 96.04 149.745 10.84 14.9745 200 508.5995 43.92 -
C - 108 - 283.1168 - 28.31168 - 419.428425 - -
D - 108 - 315.7016 - 31.57016 - 455.271705 - -
E - 108 - 299.0079 - 29.90079 - 436.908635 - -
F - 108 - 295.3012 - 29.53012 - 432.831265 - -
G - 108 - 291.7046 - 29.17046 - 428.875005 - -
H - 108 - 288.4016 - 28.84016 - 425.241705 - -
I - 108 - 283.1168 - 28.31168 - 419.428425 - -
J 366 - 96.04 12.0009 21.68 1.20009 100 496.92099 87.84 114.91
K 603 - 96.04 14.91855 39.434 1.491855 100 754.884405 144.72 114.91
L 603 - 96.04 16.857 39.434 1.6857 100 757.0167 144.72 -
M 366 - 96.04 55.23375 21.68 5.523375 100 544.477125 87.84 -
N 366 - 96.04 34.1911 21.68 3.41911 100 521.33021 87.84 -
O 366 - 96.04 30.4844 21.68 3.04844 100 517.25284 87.84 -
P 366 - 96.04 26.8878 21.68 2.68878 100 513.29658 87.84 -
Q 366 - 96.04 164.1798 21.68 16.41798 100 664.31778 87.84 -

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 24
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

B.PLAFON B.
BUHUL B.GOR B.BRA B.PLAT B.HIDU B. B.
B.ATAP /PENGGA KUDA- B. MATI
DING CING BUHUL P HUJAN GEMPA
NTUNG KUDA

A 183 54 96.04 143.9531 10.84 14.39531 200 502.228355 43.92 114.91


B 183 54 96.04 149.745 10.84 14.9745 200 508.5995 43.92 -
C - 108 - 283.1168 - 28.31168 - 419.428425 - -
D - 108 - 315.7016 - 31.57016 - 455.271705 - -
E - 108 - 299.0079 - 29.90079 - 436.908635 - -
F - 108 - 295.3012 - 29.53012 - 432.831265 - -
G - 108 - 291.7046 - 29.17046 - 428.875005 - -
H - 108 - 288.4016 - 28.84016 - 425.241705 - -
I - 108 - 283.1168 - 28.31168 - 419.428425 - -
J 366 - 96.04 12.0009 21.68 1.20009 100 496.92099 87.84 114.91
K 603 - 96.04 14.91855 39.434 1.491855 100 754.884405 144.72 114.91
L 603 - 96.04 16.857 39.434 1.6857 100 757.0167 144.72 -
M 366 - 96.04 55.23375 21.68 5.523375 100 544.477125 87.84 -
N 366 - 96.04 34.1911 21.68 3.41911 100 521.33021 87.84 -
O 366 - 96.04 30.4844 21.68 3.04844 100 517.25284 87.84 -
P 366 - 96.04 26.8878 21.68 2.68878 100 513.29658 87.84 -
Q 366 - 96.04 164.1798 21.68 16.41798 100 664.31778 87.84 -

Gambar 2.8. Gaya Aksial Batang

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 25
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Gambar 2.9. check design

Gambar 2.10. Ratio Batang

PERENCANAAN BATANG TARIK


Batang 12 = 87,227 KN ( Beban terfaktor = 1,2D + 1,6H + 0,8W)
Profil Double Angle 40 x 40 x 3 x 9, BJ 41
Kondisi keadaan leleh :
= 0,90 ( SNI 1729 2015 Spesifikasi Bangunan Struktur Baja Hal 29 )
Ag = 4,68 cm2 ( Berdasarkan tabel profil double angle )
Tn = . Ag . f y
= 0,9 . 468 . 250
= 10,53 ton

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 26
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Kondisi fraktur :
= 0,75 ( SNI 1729 2015 Spesifikasi Bangunan Struktur Baja Hal 29 )
U = 1,0 ( SNI 1729 2015 Spesifikasi Bangunan Struktur Baja Hal 29 tabel 3.1 )
Tn = . Ag . fu
= 0,75 . 468 . 410
= 14,3910 ton
Maka, tahanan tarik pada sambugan yaitu 10,53 ton
Kontrol :
Tu Tn
8,7227 ton 10,53 ton ..............................OK!!!

Tn 8,7227
Check ratio = = = 0,82
Tu 10,53
Ratio SAP batang 12 = 0,87

Tabel 2.6. Persentase Kesalahan Antara Manual Dan SAP


RATIO PERSENTASE
BATANG SELISIH
MANUAL SAP KESALAHAN

23 0,82 0,87 0,05 5%

PERENCANAAN BATANG TEKAN


Profil Double Angle 65 x 65 x 5 x 9 BJ 41
Pu = 82,105 KN = 8,205 Ton
Tegangan kritis Fcr ditentukan sebagai berikut :
a. K*L / r < 4,71 x (E/fy)
fy
Fcr = 0,658
fe

b. K*L / r > 4,71 x (E/fy)


Fcr = 0,877 x Fe

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 27
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Dimana :
K = Faktor panjang efektif = 1
(Untuk skomponen struktur yang menahan tekan SNI baja 2015 hal 237)
L = Panjang lateral = 5460 mm
r = Jari jari girasi = 12,3 mm
1 x 5460
K*L / r = = 443,902
12,3

4,71 x (E/fy) = 4,71 x(200000/250) = 133,21

Karena K*L / r >4,71 x (E/fy)


Maka Fcr = 0,877 x Fe
(SNI baja 2015 hal 35)
2E 3,142 x 200000
Fe = 2= 2 = 10,007
(KL / r ) (443.902)
Sehingga Fcr = 0,877 x Fe = 0,877 x 94,52 = 8,776 Mpa
Kondisi keadaan leleh :
= 0,90 ( SNI 1729 2015 Spesifikasi Bangunan Struktur Baja Hal 29 )
Ag = 12,74 cm2
Pn = Fcr x Ag = 0,9 x 8,776 x 1274 = 100062,72 N
= 10,0062 T
Kondisi keadaan fraktur :
= 0,75 ( SNI 1729 2015 Spesifikasi Bangunan Struktur Baja Hal 29 )
Ag = 12,74 cm2
Pn = Fcr x Ag = 0,75 x 8,776 x 1274 = 83855,468 N
= 8,3 T
Pu < Pn
8,2 Ton < 10,0062 Ton .................OK!!!
Tn 8,2
Check ratio = = =0,82
Tu 10,006
Ratio SAP batang 5 = 0,858 = 0,57

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 28
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tabel 2.7. Persentase Kesalahan Antara Manual Dan SAP


RATIO PERSENTASE
BATANG SELISIH
MANUAL SAP KESALAHAN

5 0,82 0,572 0,24 29 %

PERHITUNGAN SAMBUNGAN BAUT


a. Penentuan dimensi baut
Dicoba menggunakan baut dengan data sebagai berikut :
Tipe Baut : A490 (baut mutu tinggi grup B-ASTM
Diameter baut : 16 mm
Kekuatan Geser Nominal Fnv: 579 Mpa ( SNI 031729 2015 tabel J3.2 )
Kekuatan Tarik Nominal Fnt : 780 MPa ( SNI 031729 2015 tabel J3.2 )
Jenis baut : Tidak di ulir penuh/ tidak terdapat ulir pada bidang geser
Luas bruto = x x d2
= x 3,14 x 162
= 200,96 mm2

Kekuatan tarik dan geser 1 baut ( SNI 03 1729 2015 Pasal J3-1 )
Kuat geser rencana dari satu baut dihitung sebagai berikut :
Rn = Fn . Ab
Dimana :
Fn = tegangan tarik nominal , Fnt, atau tegangan geser Fnv dari tabel J3-2 , MPa
= 0,75 ( faktor reduksi kekuatan untuk fraktur )
Ab = luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
Sehingga,
Rn = Fn . Ab
Rn = 0,75 . 579 . 200,96 . 0,75
Rn = 65450,16 N/baut = 6545,016 kg/baut

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 29
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Kuat tarik rencana dari satu baut dihitung sebagai berikut :


Rn = Fn . Ab
Dimana :
Fn = tegangan tarik nominal , Fnt, atau tegangan geser Fnv dari tabel J3-2 , MPa
= 0,75 ( faktor reduksi kekuatan untuk fraktur )
Ab = luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
Sehingga,
Rn = Fn . Ab
Rn = 0,75 . 780 . 200,96 . 0,75
Rn = 881171,2 N/baut = 88117,12 kg/baut

Kekuatan tumpuan pada lubang lubang baut


(SNI 03 1729 2015 hal 132 )
Rn = 1,2 lc t Fu 2,4 dt . Fu
Dimana :
Fu = Kekuatan tarik minimum yang disyaratkan dari material yang disambung
(Mpa)
D = Diameter baut nominal (mm)
lc = Jarak bersih, dalam arah dari gaya, antara tepi lubang yang berdekatan
atau tepi dari material (mm)
t = Ketebalan dari material yang disambung (mm)
maka,
Rn = 1,2 lc t Fu 2,4 dt . Fu
Rn = 1,2 x 25 x 12 x 1035 2,4 x16 x 12 x 1035
Kekuatan kapasitas tarik (SNI 1729 : 2015 hal 133 )
Rn = 372600 476928 ..............OK!!!

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 30
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tabel 2.8. Jumlah baut untuk Ssambungan Profil Kuda Kuda Utama
BAUT t/d KUAT KUAT JUMLAH BAUT
NO.BTG Nu (KN) PROFIL
(mm) 0,628 0,628 GESER TUMPU Nu/Vd Nu/Rd n (buah)
1 43.394 2L 250X250X25X10 15.86 65.45 372.6 0.66301 2
2 3.823 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.058411 2
3 46.389 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.70877 2
4 43.394 2L 250X250X25X10 15.86 65.45 372.6 0.66301 2
5 48.038 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.733965 2
6 42.891 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.655325 2
7 23.106 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.353033 2
8 8.676 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.132559 2
9 26.697 2L 250X250X25X10 15.86 65.45 372.6 0.407899 2
10 82.105 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 1.254469 2
11 3.274 2L 65X65X5X9 15.86 65.45 372.6 0.050023 2
12 87.227 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 1.332727 2
13 38.048 2L 250X250X25X10 15.86 65.45 372.6 0.581329 2
14 33.838 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.517005 2
15 30.829 2L 65X65X5X9 15.86 65.45 372.6 0.471031 2
16 33.536 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.512391 2
17 47.559 2L 250X250X25X10 15.86 65.45 372.6 0.726646 2
18 22.191 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.339053 2
19 45.411 2L 65X65X5X9 15.86 65.45 372.6 0.693827 2
20 19.421 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.29673 2
21 55.154 2L 250X250X25X10 15.86 65.45 372.6 0.842689 2
22 13.112 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.200336 2
23 57.184 2L 65X65X5X9 15.86 65.45 372.6 0.873705 2
24 9.153 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.139847 2
25 57.427 2L 250X250X25X10 15.86 65.45 372.6 0.877418 2
26 2.797 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.042735 2
27 66.811 2L 65X65X5X9 15.86 65.45 372.6 1.020794 2
28 3.824 2L 40X40X3X9 15.86 65.45 372.6 0.058426 2
29 57.427 2L 250X250X25X10 15.86 65.45 372.6 0.877418 2
30 69.94 2L 65X65X5X9 15.86 65.45 372.6 1.068602 2

Keterangan :
t
0,628 maka Baut diperhitungkan terhadap tumpu ( )
d

0,628 maka Baut diperhitungkan terhadap geser ( )

t = Tebal elemen profil


d = Diameter baut

Syarat jarak pemasangan baut ( SNI 03 1729 2015 Pasal J3 hal 127)
Data baut = 16 mm
Jarak tepi minimum dari pusat lubang standar ke tepi dari bagian yang
disambung
Diameter baut 16 mm = Jarak tepi 22 mm

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 31
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Jarak maksimum dari pusat tiap baut ke tepi terdekat suatu bagian yang
berhubungan dengan yang lain tidak boleh melebihi 12 tp (dengan tp adalah
tebal pelat lapis luar tertipis didalam sambungan) dan tidak boleh melebihi
150 mm.
(SNI 03 1729 2015 Pasal J3 hal 129)
Jarak min Jarak Maks
22 u 12 Tplat
22 u 12 x 3
22 u 36
Syarat :
u 150
u 150
25 150
Digunakan jarak antar baut ke tepi :
Arah X = 25 mm
Arah Y = 25 mm
Jarak maksimum antara baut untuk komponen struktur yang tidak dicat dari
baja berhubungan dengan cuaca yang menahan korosi atmmospheric, spasi
tidak boleh melebihi 14 kali ketebalan bagian tertipis (180mm) ( SNI 03
1729 2015 Pasal J3 hal 129)
Dari syarat yang ditetapkan, maka direncanakan jarak antar baut sebesar :
Jarak Maks
u 14 Tplat
u 14 x 3
40 42 ................kurang 180 mm

Digunakan jarak antar baut ke tepi :


Arah X = 40 mm
Arah Y = 40 mm

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 32
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Perhitungan pelat kopel


Contoh perhitungan untuk batang bawah batang 9 kuda kuda utama profil 2L
90.90.6.9
N = Pu = 57,427 KN = 57427 N
Lk = 1,5 m = 1500 mm
Lk 1500
Li = = = 500 mm
3 3
Kekakuan pelat kopel
Ip II
10 ........(SNI 2002 hal 59)
a LI

Keterangan :
Ip = Momen Inersia pelat kopel
1
Ip =2 th3 , mm4
12

t = Tebal pelat kopel = 10 mm


h = Tinggi pelat kopel = 90 mm = lebar satu profil
a = Jarak antara dua pusat titik berat elemen komponen struktur
II = Momen inersia elemeen komponen struktur terhadap sumbu l l, mm4
= 9,43 cm4 = 94300 mm
LI = Spasi antar pelat kopel pada arah komponen struktur , mm
= 500 mm
Ip = 2 x 1/12 10 x 903
= 1215000 mm4
a = 2e + tebal pelat buhul
= ( 2 x 16,9 ) + 10 = 43,8 mm
Maka,
Ip II
10
a LI
1215000 94300
10
43,8 500
27739,73 mm3 1886 mm3 .......................OK!!!
Gaya lintang yang dipikul oleh pelat kopel :
Du = 0,02 x Nu = 0,02 x 220490 = 4409,8 N

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 33
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Tegangan Geser yang terjadi ()



=

Keterangan :
Du = Besarnya gaya lintang yang di pikul oleh pelat kopel
b = Lebar tiap satuan panjang ( 1 cm )
Sy = Statis momen tunggal (terhadap Sb Y)
I = Iy profil gabungan
Sprofil = A profil x a
= 691 x 43,8
= 30265,8 mm3
Iy profil gabungan = 456000 mm4
Tegangan geser per satuan panjang
Du S 4409,8 30265,8
= = = 29,27 N/mm2
I b 456000 10
Gaya geser yang dipikul oleh pelat kopel (P)
P = x L1 = 29,27 x 500 = 14635 N
Pemeriksaan pelat kopel :
Geser pelat kopel :
Ukuran pelat kopel 90 x 130 x 10 mm
Luas penampang pelat kopel
A = 9 x 1 = 9 cm2 = 900 mm2
P 14635
= = =16,26 N / mm2
A 900
ijin = 0,58 x fy = 0,58 x 250 = 145 N/mm2
Syarat geser
ijin
16,26 145 N/mm2 ........................OK!!!
Geser baut pada pelat kopel
Di gunakan baut hitam M16 dengan spesifikasi :
= 1035 N/mm2
Dn = 15,87 mm (5/8)

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 34
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Kekuataan nominal baut :


Kuat geser rencana dari satu baut dihitung sebagai berikut :
= .
Dimana :
Fn = tegangan tarik nominal , Fnt, atau tegangan geser Fnv dari tabel J3-2 ,
MPa
= 0,75 ( faktor reduksi kekuatan untuk fraktur )
Ab = luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
Sehingga,
Rn = Fn . Ab
Rn = 0,75 . 579 . 200,96 . 0,75
Rn = 65450,16 N/baut = 6545,016 kg/baut
Geser Baut



14635
65450,16 N
2
7317,5 65450,16 N .....................OK!!!

Perhitungan Ikatan Angin

Gambar 2.11 Perencanaan Ikatan Angin

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 35
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Wangin = 25 kg/m2
Jumlah buhul untuk satu kuda kuda utama = 17 buhul
qA = Wangin x luas penampang segitiga
= 25 x 18,84 x 4
= 1884 kg
1884
P tiap buhul = = 110,82 kg
17
N1 = 4730,6 kg = 1,83 m
N2 = 4730,6 kg = 1,83 m
N3 = 1101,6 kg = 4,2 m
N4 = 20,7 kg = 1,83 m
N5 = 2867,1 kg = 1,83 m
N6 = 4388,4 kg = 1,83 m
N7 = 5632,1 kg = 1,83 m
N8 = 6662,1 kg = 1,83 m
N9 = 7029,5 kg = 1,83 m
l 18,84
Wm = = = 0,0269 m
700 700
Keterangan :
Nn = Gaya batang terbesar pada bentang ke-n
N = Jumlah bentang pada kuda kuda utama
Wm = Lendutan ijin akibat gaya angin

kuda kuda (Wm+ Wm)


Fn = Nn
N2
6 x (0,0269+0)
F1 = 4730,6 = 5,151 kg
92 1,83
6 x (0,0269+0)
F2 = 4730,6 = 5,151 kg
92 1,83
6 x (0,0269+0)
F3 = 1011,6 = 0,522 kg
92 4,2
6 x (0,0269+0)
F4 = 20,7 = 0,022 kg
92 1,83

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 36
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

6 x (0,0269+0)
F5 = 2867,1 = 3,122 kg
92 1,83
6 x (0,0269+0)
F6 = 4388,4 = 4,78 kg
92 1,83
6 x (0,0269+0)
F7 = 5632,1 = 6,132 kg
92 1,83
6 x (0,0269+0)
F8 = 6662.1 =7,254 kg
92 1,83
6 x (0,0269+0)
F9 = 7029,5 =7,654 kg
92 1,83

Beban tiap struktur ikatan angin


kuda kuda
Fn' = Fn
ikatan angin
6
F1' = 5,151 9 = 3,434 kg
6
F2' = 5,151 9 = 3,434 kg
6
F3' = 0,552 9 = 0,348 kg
6
F4' = 0,022 9 = 0,015 kg
6
F5' = 3,122 9 = 2,08 kg
6
F6' = 4,78 9 = 3,186 kg
6
F7' = 6,13 9 = 4,09 kg
6
F8' = 7,25 9 = 4,84 kg
6
F9' = 7,65 9 = 5,102 kg

Gaya batang total


Pn = Fn + P
P1 = 3,434 + 110,82 = 114,2539 kg
P2 = 3,434+ 110,82 = 114,2539 kg
P3 = 0,348 + 110,82 = 111,1684 kg
P4 = 0,015 + 110,82 = 110,835 kg

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 37
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

P5 = 2,08 + 110,82 = 112,9012 kg


P6 = 3,186 + 110,82 = 114,0055 kg
P7 = 4,09 + 110,82 = 114,9083 kg
P8 = 4,84 + 110,82 = 115,656 kg
P9 = 5,102 + 110,82 = 115,9227 kg

Hasil SAP 2000 V.11


Ptekan = 578,31 kg
P tarik = 563,86 kg
Ukuran ikatan angin (plastis)
P 578,31
As = = = 0,308 cm2= 30,84 mm2
0,75 x Fijin 0,75 x 2500
Digunakan dimensi ikatan angin 10 mm (As = 78,5 mm2)

Cek terhadap tegangan tarik maksimum


Nmax = P tarik = 336,35 kg
Nmax 578,31
F= = = 736,700 kg/cm2 < 2500 kg/cm2
Anetto 78,5x0,01

Pendimensian Trekstang
Dimensi trekstang berdasarkan tegangan ijin
qx = 117,911 kg/m
Px = 100 kg
P = qx x L + Px
= 117,911 x 4 + 100 = 571,644 kg
P 571,664
A = = = 0,229 m2
ijin 2500

A = x x d2

4 A 4 0,229
d = = = 0,54 cm = 5,4 mm

Jadi dimensi trekstang diambil 8 mm

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 38
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

PERHITUNGAN ANGKUR
Perencanaan Tumpuan
Sendi
Data beban :
Reaksi Vertikal (F) = 6733,44 kg
Reaksi Horizontal (V) = 894,74 kg
Tegangan Leleh Angkur (Fy) = 2500 kg/cm2
Kuat Tekan Beton (Fc) = 200 kg/cm2
Dicoba ukuran pelat tumpuan 20 x 20 cm

Menentukan tebal pelat tumpuan


Reaksi pada tumpuan (q) diambil pada arah lebar pelat (b) :
M =xbxhxh
M = 1/8 x x b x h2
M = 1/8 x 16,834 x 1 x 202
= 841,680 kgcm
W = 1/6 x b x t2
= M/W W = M/ = 2500 kg/cm2
1/6 x b x t2 = M/ t = 1,421 cm dipakai t = 2 cm
Cek beban sementara
F = 6733,44 kg
= F/A = 6733,44/900
= 7,482 kg/cm2 < fc
Reaksi pada tumpuan (q) diambil pada arah lebar pelat (b) :
M =xbxhxh
M = 1/8 x x b x h2
M = 1/8 x 16,834 x 1 x 202
= 841,680 kgcm
W = 1/6 x b x t2
= 1/6 x 1 x 22

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 39
PSG 2016
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

= 0,667 cm3
= M/W = 841,680 / 0,667
= 1262,520 kg/cm2 < ijin = 2500 kg/cm2
Penentuan jumlah angkur
As angkur = V/
= 0.58 _( ) _= _
= 0,58 x 2500
= 1450 kg/cm2
As angkur = V/
= 894,74 / 1450 = 0,617 cm
Dipakai 1 " = 1,60 cm
Jumlah angkur = (As angkur)/ (1/4 x 1,272)
= 0,617/2,01 = 0,307 buah
Digunakan 2 buah angkur 1 ".
Penentuan kedalaman angkur (dalam mm dan Mpa)
L = (d angkur x fy)/(4 fc)
= (15,87 x 250)/(4x20)
= 221,79 mm
Digunakan kedalaman angkur = 300 mm

(a) (b)
Gambar 2.12. Potongan Melintang dan Tampak Atas Tumpuan Rol (a) dan Tumpuan
Sendi (b)

Perencanaan Struktur Gedung


Kelompok I 40

You might also like