Professional Documents
Culture Documents
Pemeriksaan tanda vital dilakukan untuk menentukan adanya kelainan suatu system
atau organ tubuh. Tanda vital yang diperiksa adalah suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan
tekanan darah. Waktu pengkajian tanda vital :
a. Pada saat penerimaan pasien baru untuk mendapatkan data dasar
b. Ketika pasien mengalami perubahan status kesehatan atau melaporkan gejala
seperti nyeri dada, merasa panas, atau pingsan
c. Atas permintaan dokter
d. Sebelum dan sesudah pembedahan atau prosedur diagnostic invasive
e. Sebelum dan sesudah pemberian obat yang dapat mempengaruhi system
pernapasan atau kardivaskuler
f. Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang dapat mempengaruhi tanda-
tanda vital
g. Pagi, sore, dan malam hari sebelum tidur untuk melihat perubahan tanda-tanda
vital.
3. Mengukur Pernapasan
Bagian pernapasan yang perlu dikaji adalah frekuensi, kedalaman, irama, dan
karakteristik pernapasan. Penghitungan frekuensi pernapasan dilakukan selama satu menit
untuk mengetahui keadaan umum pasien. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal
yang sehat adalah sekitar 15-20 napas/menit. Kedalaman pernapasan ditentukan dengan
memperhatikan pergerakan dada.
Pernapasan dalam adalah pernapasan dengan sejumlah besar volume udarah diinhalasi
dan diekshalasi, sehingga mengisi sebagian besar paru. Pernapasan dangkal melibatkan
sejumlah kecil volume udara dan sering kali menggunakan sedikit jaringan paru.
Irama atau pola pernapasan mengacu pada keteraturan inspirasi dan ekspirasi. Irama
pernapasan dapat digambarkan sebagai teratur atau tidak teratur. Secara normal,
pernapasan memiliki jarak yang sama.
Kualitas atau karakter pernapasan mengacu pada aspek-aspek napas yang berbeda dari
normal, bernapas tanpa upaya, pernapasan normal tidak bersuara, tetapi beberapa suara
abnormal seperti mengi terdengar jelas oleh perawat.
a. Tujuan
Mendapatkan data dasar yang digunakan untuk membandingkan pengukuran
selanjutnya
Memantau pernapasan abnormal dan pola napas serta mengidentifikasi adanya
perubahan
Mengkaji pernapasan sebelum memberikan obat yang dapat menekan pernapasan
Memantau pernapasan sebelum memberikan obat yang dapat menekan pernapasan
Memantau pasien yang beresiko mengalami perubahan pernapasan.
b. Alat dan bahan
Arloji tangan dengan petunjuk detik atau stopwatch
Buku catatan suhu dan nadi serta alat tulis.
4. Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur melalui permukaan dinding arteri. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui kondisi umum pasien. Umumnya tekanan darah yang diukur adalah
tekanan darah tepi (BP). Suara yang terdengar sewaktu mengukur tekanan darah dengan
manometer air raksa disebut korotkoff. Suara ini terdiri atas lima fase, yaitu :
Korotkoff I : awal ketukan suara (tekanan manset = tekanan
sistolik)
Korotkoff II : intensitas suara meningkat
Korotkoff III : Intensitas suara maksimum
Korotkoff IV : Suara menjadi redup
Korotkoff V : Suara menghilang (tekanan manset = tekanan
diastolic)
Nilai
No Langkah
10 2
A Tahap pra Interaksi
a. Siapkan alat-alat/Bahan
B Tahap Orientasi
a. Berikan salam dan panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan
c. Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
d. Memasang sampiran
C Tahap kerja
a. Mencuci tangan
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
c. Tentukan arteri yang akan digunakan untuk menghitung
nadi, misalnya arteri radialis
d. Tempelkan jari telunjuk,tengah,dan manis diatas arteri,
kemudian tekan arteri tersebut dengan tekanan yang
cukup
e. Hitung nadi yang terasa selama 15 detik dan kalikan
hasinya dengan empat. Selain itu perhatikan pula
apakah denyut nadi teratur atau tidak serta
kekuatan/amplitude nadi.
Jika nadi tidak teratur, lakukan pengukuran selama
satu menit penuh
f. Catat dan laporkan data tersebut dalam catatan
g. Mencuci tangan
D Tahap Terminasi
a. Evaluasi perasaan klien
b. Kontrak pertemuan selanjutnya
c. Mengahiri hubungan dengan baik
E Dokumentasi
Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
(catat di kertas kurve)
Keterangan :
Jika dilakukan diatas 75% dianggap kompeten
Poso,2014
Penguji/Observer
()
Nilai
No Langkah
0 1 2
A Tahap pra Interaksi
1. Siapkan alat-alat/Bahan
B Tahap Orientasi
2.Berikan salam dan panggil klien dengan namanya
3.Jelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan
4.Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
5.Memasang sampiran
C Tahap kerja
6.Mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir
dan mengeringkan dengan menggunakan handuk bersih
7.Menggunakan sarung tangan (bila perlu)
8.Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
9.Membuka lengan baju pasien
10.Mengeringkan ketiak pasien dengan tissue atau baju
klien (dapat dilakukan oleh klien sendiri)
11.Mengecek kembali thermometer dalam posisi angka
dibawah 35c
12.Memasang ujung thermometer ditengah-tengah ketiak
dan menganjurkan pasien menjepit dengan lengannya
dengan melipatkan lengan pasien ke dada
13.Mengangkat thermometer setelah kira-kira 3-5 menit
14.Membaca dengan teliti angka pada skala thermometer
kemudian mencatatnya.
15.Mendisinfeksi thermometer dengan larutan chlorine
0,5% selama 10 menit
16.Mencuci thermometer dengan larutan sabun dan bilas
dengan air bersih
17.Mengeringkan thermometer dengan kassa/tissue
18.Menurunkan air raksa dan menempatkan thermometer
ke tempat semula
19.Menjelaskan hasil yang didapat
20. Merapikan pasien
Keterangan :
Jika dilakukan diatas 75% dianggap kompeten
Poso,2014
Penguji/Observer
()
Nilai
No Langkah
0 1 2
A Tahap pra Interaksi
1.Siapkan alat-alat/Bahan
B Tahap Orientasi
2.Berikan salam dan panggil klien dengan namanya
3.Jelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan
4.Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
5.Memasang sampiran
C Tahap kerja
6.Mencuci tangan
7.Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
8.hitung jumlah pernapasan pasien (1 inspirasi dan 1
ekspirasi ) selama satu menit untuk anak dibawah umur
2 tahun atau pada dewasa yang memiliki irama
pernapasan teratur, perhitungan dilakukan selama 30
detik.
9.observasi kedalaman, irama, dan karakter pernapasan
pasien
10.Catat dan laporkan data tersebut dalam catatan
11.Mencuci tangan
D Tahap Terminasi
d. Evaluasi perasaan klien
e. Kontrak pertemuan selanjutnya
f. Mengahiri hubungan dengan baik
E Dokumentasi
Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
(catat di kertas kurve)
Keterangan :
Jika dilakukan diatas 75% dianggap kompeten
Poso,2014
Penguji/Observer
()
Nilai
No Langkah
0 1 2
A Tahap pra Interaksi
1.Siapkan alat-alat/Bahan
B Tahap Orientasi
2.Berikan salam dan panggil klien dengan namanya
3.Jelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan
4.Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
5.Memasang sampiran
C Tahap kerja
6.Mencuci tangan
7.Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
8.buka dan gulung lengan baju pasien sehingga fossa cubiti
terlihat
9.pasang manset dengan bagian tengah bladder berada tepat
diatas arteri brakialis, sekitar 2-3 cm diatas fossa cubiti.
Pasang manset dengan tepat, jangan terlalu kuat atu
terlalu longgar
10.letakan manometer sejajar dengan mata dan jarak 1
meter
11.palpasi arteri brakialis dengan ujung jari
12.tutup katup sfigmomanometer. Naikkan air raksa hingga
30 mmHg diatas nilai titik nadi brakialis menghilang.
13.turunkan air raksa dan tunggu 30 detik
14.pasang stetoskop ditelinga dengan benar. Letakkan
diagfragma stetoskop diatas arteri brakialis dengan
tepat dan tidak menyentuh manset atau baju
15.pompa manset hingga sfignomamometer 30 mmHg
diatas nilai titik nadi brakhialis menghilang.
16.kendurkan katup secara perlahan sehingga tekanan turun
dengan laju 2-3 mmHg per detik. Identifikasi bunyi
korotkof I,II,III,dan IV sampai bunyi menghilang, yaitu
korotkof IV pada anak dan V pada orang dewasa
()
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi
(mengetuk), dan auskultasi (mendengarkan). Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara
keseluruhan atau hanya bagian-bagian tertentu yang dianggap perlu oleh dokter.
a. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan tubuh pasien dengan cara melihat langsung bagian-
bagian tubuh pasien yang diperlukan. Selain itu pada saat inspeksi juga dikaji tentang
penampilan umum dan kondisi fisik pasien.
b. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan pasien dengan cara meraba bagian-bagian tubuh dengan
tangan, misalnya nadi, kulit, dan abdomen. Tehnik palpasi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Palpasi ringan
Palpasi ringan dilakukan untuk merasakan abnormalitas permukaan. Palpasi ini
dilakukan dengan menekan kulit sedalam 1,5-2 cm dengan ujung jari, tekanlah
seringan mungkin. Perhatikan tekstur, kelembutan, suhu, kelembaban, elastisitas,
denyutan organ superficial, dan massa.
2. Palpasi dalam
Palpasi dalam digunakan untuk merasakan ukuran, bentuk, kelunakan, simetri, dan
mobilitas dari organ internal serta massa (3-5 cm).
c. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan pasien dengan cara mengetuk-ngetukan tangan atau alat
(misalnya perkusi hammer) pada bagian tubuh tertentu untuk mendengar suara atau gerak
reflex. Suara yang ditimbulkan dari perkusi tersebut digunakan untuk mengetahui
keadaan organ-organ dalam tubuh. Perkusi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
sebagai berikut :
1. Perkusi secara langsung
Gunakan satu atau dua jari (umumnya jari telunjuk dan jari tengah) untuk
mengetuk langsung bagian tubuh yang akan diperkusi
Perhatikan reaksi pasien dengan seksama selama palpasi untuk mengetahui
adanya nyeri tekan.
2. Perkusi secara tidak langsung
Letakan jari tengah dari tangan kiri pada permukaan yang akan diperkusi
Tekan bagian ujung jari. Hindari kontak antara antara permukaan yang diperkusi
dan bagian lain dari tangan kiri tersebut.
Konsistenkanlah dalam memberikan tekanan dalam permukaan yang diperkusi.
Lenturkan pergelangan tangan kanan,
Gunakan jari tengah tangan kanan untuk mengetuk dengan cepat dan langsung
ujung jari tengah tangan kiri yang menempel pada bagian yang akan diperkusi.
Dengarkan suara yang dihasilkan dari ketukan terseb
Nilai
No Aspek Yang dinilai
0 1 2
A. Tahap Pra Interaksi
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien akan pemeriksaan fisik
3. Siapkan peralatan dan susun diatas troli
Baju pemeriksaan dan selimut ekstra
Penlight
Stetoskop
Penekan lidah (tongue spatel)
Hammer
Bengkok
Speculum hidung
4. Kasa steril di dalam tempatnya.
Eksplorasi dan validasi perasaan pasien
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
3. Berikan kesempatan kepada klien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai
4. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
pasien, Lalu pasang sampiran.
C. Tahap kerja
1. Cuci tangan
2. Pasang selimut ekstra/baju pemeriksaan
3. Atur posisi pasien yang tepat untuk pemeriksaan
4. Kaji kesan atau penampilan umum dan perilaku pasien,
antara lain :
a. Cara berjalan
b. Tingkat kesadaran
c. Ada rasa sakit atau tidak
d. Kebersihan secara umum
e. Ekspresi wajah
f. Sikap (kooperatif)
g. Warna permukaan tubuh yang terlihat, misalnya
()
(EKG)
A. Definisi
Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam potensial listrik jantung yang
dihubungkan dengan waktu.Elektrodiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-
perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung.Dalam EKG
perlu diketahui tentang system konduksi (listrik jantung),yang terdiri dari :
1. SA Node (Sinc-Atrial Node)
2. Av Node (Atrio-Ventricular Node)
3. Berkas HIS
4. Serabut Purkinye
a. SA Node
Terletak di batas atrium kanan (RA) dan vena Cava Soperior (VCS).Sel-sel dalam SA
Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan
listrik) dengan frekuensi 60 100 kali/permenit kemudian menjalar ke atrium
sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.
b. AV Node
Terletak di septum intermodal bagian sebelah kanan,di atas katup tricuspid.Sel-sel
dalam AV Node dapat juga mengeluarkan impuls degan frekuensi lebih rendah dari
pada SA Node yaitu : 40-60 kali/menit.Oleh karena AV Node Mengeluarkan impuls
lebih rendah,maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi.Bila
SA Node rusak,maka impuls akan dileuarkan oleh AV Node
c. Berkas HIS
Terletak diseptum interventrikuler dan bercabang dua yaitu :
Cabang berkas kiri (Left Bundle Branch)
Cabang berkas kanan (Right Bundle Branch)
Setelah melewati kedua cabang ini,impuls lagi kecabang-cabang yang lebih kecil
yaitu serabut purkinye.
d. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel.Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang.Dir impuls dengan frekuensi 20-40 kali/menit.
B. Tujuan EKG
1. Untuk mengetahui kelainan-kelainan irama jantung
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Gangguan-gangguan elektrolit
5. Prikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung
7. Dan lain-lain
EKG
Kesimpulan :
Lulus / Tidak Lulus*
*Coret yang tidak perlu
Poso,..
Penguji
(..)
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
Tahap Prainteraksi
1. Verifikasi order yang ada untuk pemeriksaan
2. Cuci tangan
3. Siapkan peralatan
Tindakan
4. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai
5. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
6. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai
7. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
pasien. Lalu, pasang sampiran
Tahap Kerja
8. a. kanula nasal
Atur lairan oksigen sesuai dengan kecepatan yang
dibutuhkan. Observasi alat humidifikasi dengan melihat
air bergelembung.
Pastikan volume air dalam tabung pelembab sesuai
ketentuan
Atur posisi pasien pada posisi semi fowler atau sesuai
kondisi pasien
Hubungkan slang dari kanula nasal ke tabung
pelembab.
Cek apakah oksigen sudah keluar melalui kanula nasal,
apakah timbul gelembung pada alat humidifikasi, atau
apakah slang oksigen terlipat
Letakkan cabang kanula atau outlet pada lubang
hidung. Atur slang dengan melingkarnya di kepala atau
menyelipkannya pada daun telinga
Anjurkan pasien untuk bernapas melalui hidung dengan
mulut tertutup
()
Trakeostomi merupakan insisi bedah pada trakea tepat dibawah laring. Tindakan ini
dilakukan untuk membebaskan obstruksi jalan napas bagian atas, melindungi trakea serta
cabang-cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunnya sekresi bronkus, serta pengobatan
terhadap penyakit yang menyebabkan insufisiensi respirasi seperti obstruksi sleep apnea.
1. Keuntungan dari Trakeostomi
Meningkatkan kenyamanan pasien
Mengurangi kerusakan laring, faring, mulut, dan nasal yang dapat disebabkan oleh
penempatan slang endotrakea jangka panjang.
Pasien mungkin tidak memerlukan NGT untuk makan, karena pasien masih dapat
menelan secara efektif
Dapat meningkatkan penatalaksanaan secret oral
Pasien masih dapat berbicara dengan menggunakan peralatan penyesuai
Perawat memberikan perawatan trakeostomi untuk mempertahankan kepatenan slang dan
menurunkan resiko infeksi. Perawatan yang baik pasca trakeostomi meliputi tindakan
pengisapan lendir, pemeriksaan periodic kanul dalam, humidifikasi buatan, perawatan luka
operasi di stoma, dan- kalau menggunakan kanul dengan cuff (balon) berjenis high volume
low pressure cuff- mempertahankan tekanan balon sekitar 14-20 mmHg.
2. Alat dan bahan
Peralatan suction
Air steril/sline normal steril
Dua pasang sarung tangan steril
Kit trakeostomi yang berisi :
a. Gunting
b. Mangkuk untuk air steril, sline normal steril dan H2O2
c. Klem penjepit kasa
d. Cotton swabs
Kasa.
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
Tahap Prainteraksi
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien
3. Cuci tangan
4. Siapkan peralatan dan susun diatas troli
Tahap orientasi
5. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai
(jika sadar)
6. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan. Berikan kesemptan kepada pasien atau
keluarga untuk bertanya sebelum tindakan dimulai
7. Pasang sampiran
Tahap Kerja
8. Bantu pasien ke posisi fowler atau semi fowler
9. Kenakan sarung tangan steril
10. Lakukan pengisapan slang trakeostomi dengan tehnik steril
11. Angkat kasa yang lama
12. Keluarkan kanula dalam dan membersihkan dengan larutan
H2O2
13. Cuci kanula dalam secara seksama dan dalam saline normal
steril
14. Isap kanula luar dengan menggunakan tehnik steril
15. Pasang kembali kanula dalam ketempat semula secara hati-
hati dan fiksasi dengan baik
16. Bersihkan tempat insisi dan flange dengan menggunakan
cotton swab yang dibasahi air steril atau Nacl 0,9 % dan
larutan 1 H2O2, kemudian keringkan.
17. Berikan salep antibiotic disekeliling kanula
18. Pasang balutan steril diantara stoma dan sayap kanula
secukupnya, kemudian ukur tekanannya.
19. Pasang kasa yang dibasahi air steril pada lubang kanula
20. Evaluasi perasaan pasien
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Poso,.
Penguji
()
NILAI
Nama Mahasiswa :
NIM :
Program / Kelas / Tanggal :
Dilakukan
No Keterampilan
Ya Tidak
A Tahap Prainteraksi
1. Baca catatan medis dan keperawatan
2. Siapkan alat-alat:
Alat penghisap lender dengan botol yang berisi larutan desinfektan
Cateter penghisap lendir yang steril
Pinset anatomis steril
Sarung tangan steril
Dua kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9% dan larutan
desinfektan
Kassa steril
Kertas tissue
Stethoscope
Masker
B Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan panggil klien (anak/ortu) dengan namanya
2. Menjelaskan prosedur pada klien/ keluarga
3. Menyampaikan tujuan
C Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan pada klien/keluarga untuk bertanya sebelum
memulai tindakan
2. Menjaga privacy klien
3. Mencuci tangan dan menggunakan Handschoon
4. Membawa alat ke dekat klien
5. Tempatkan klien dengan posisi terlentang dengan kepala miring kea rah
perawat
6. Hubungkan kateter penghisap dengan selang dan alat penghisap
7. Mesin penghisap dihidupkan
8. Lakuakan penghisapan lender dengan memasukkan kateter penghisap ke
dalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9%
9. Masukkan kateter penghisap lender dalam keadaan tidak menghisap
10. Gunakan alat penghisap
11. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik
12. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%
13. Lakuakan penghisapan selanjutnya. Apabila klien mengalami distress
pernapasan, biarkan beristirahat 20-30 detik sebelum melakukan
penghisapan berikutnya.
14. Setelah selesai kaji jumlah, konsistensi, warna, bau secret dan respon
klien terhadap prosedur yang dilakukan.
15. Membersihkan alat dan klien
Kesimpulan :
Lulus / Tidak Lulus*
*Coret yang tidak perlu
Poso,..
Penguji
(..)
Pemberian huknah rendah dilakukan dengan cara memasukan air hangat ke dalam kolon
desendens dengan menggunakan kanula rekti melalui anus. Prosedur ini bertujuan
mengosongkan usus pada proses prabedah untuk mencegah obstruksi makanan sebagai
dampak pasca operasi dan merangsang buang air besar pada pasien yang mengalami kesulitan
dalam buang air besar.
Pengalas
Irigator lengkap dengan kanula rekti
Bengkok kosong dan bengkok berisi desinfektan
Bed pan (urinal untuk pria)
Sarung tangan
Kertas toilet
Kanul klem dan kain kasa
Tiang infus
Air hangat (sekitar 500 mL) dengan suhu 40,5-43C pada orang dewasa
Jeli atau vaselin sebagai pelumas atau pelicin.
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
Alat dan bahan
1. Pengalas
2. Irrigator lengkap dengan kanula rectal dan klem
Dewasa : No. 22-30 G French (fr)
Anak-anak : No. 12-18 G Fr
3. Volume larutan hangat yang diinstrusikan (dengan sabun,
garam atau aditif lain)
4. Dewasa 700 sampai 1000 ml, 40,5 C sampai 43 C
Anak-anak 37 C
Bayi : 150 sampai 250 ml
Usia bermain (toddler) 250 sampai 500 ml
Remaja : 500 sampai 700 ml
Bengkok
Thermometer mandi untuk mengukur suhu larutan
Jeli
Pispot
Sampiran
Sarung tangan
Tisu
Tahap Kerja
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
6. Cuci tangan
7. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien
dirawat dibagian umum
8. Atur posisi pasien dengan posisi sims kiri
9. Berikan privasi dengan menutupi klien sehingga hanya
bokong yang terpajan
10. Gunakan sarung tangan
11. Pasang pengalas dibawah area gluteal
12. Siapkan bengkok di dekat pasien
13. Irrigator diisi cairan hangat dan hubungkan kanula rectal.
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Poso,.
Penguji
()
Pemberian huknah tinggi dilakukan dengan cara memasukan air hangat ke dalam kolon
asendens dengan menggunakan kanula rekti melalui anus. Prosedur ini bertujuan
mengosongkan usus pada proses prabedah untuk mencegah obstruksi makanan sebagai
dampak pasca operasi dan merangsang buang air besar pada pasien yang mengalami kesulitan
dalam buang air besar.
Pengalas
Irigator lengkap dengan kanula rekti
Bengkok kosong dan bengkok berisi desinfektan
Bed pan (urinal untuk pria)
Sarung tangan
Kertas toilet
Kanul klem dan kain kasa
Tiang infus
Cairan hangat (sekitar 1.000 mL) dengan suhu 40,5-43C pada orang dewasa
Jeli atau vaselin sebagai pelumas.
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
Alat dan bahan
1. Pengalas
2. Irrigator lengkap dengan kanula usus dan klem
Dewasa : No. 22-30 G French (fr)
Anak-anak : No. 12-18 G Fr
3. Volume larutan hangat yang diinstrusikan (dengan sabun,
garam atau aditif lain)
4. Dewasa 700 sampai 1000 ml, 40,5 C sampai 43 C
Anak-anak 37 C
Bayi : 150 sampai 250 ml
Usia bermain (toddler) 250 sampai 500 ml
Remaja : 500 sampai 700 ml
Bengkok
Thermometer mandi untuk mengukur suhu larutan
Jeli
Pispot
Sampiran
Sarung tangan
Tisu
Tahap Kerja
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
6. Cuci tangan
7. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien
dirawat dibagian umum atau bila pasien diruangan privat,
cukup dengan menutup pintu kamar
8. Atur posisi pasien dengan posisi sims kanan
9. Berikan privasi dengan menutupi klien sehingga hanya
bokong yang terpajan
10. Gunakan sarung tangan
11. Pasang pengalas dibawah area gluteal
12. Siapkan bengkok di dekat pasien
Poso,.
Penguji
()
1. PENGERTIAN OBAT
Obat adalah zat yang diberikan untuk keperluan diagnosis, terapi, penyembuhan,
penurunan, dan pencegahan penyakit. Petunjuk tertulis mengenai sediaan obat dan cara
pemberian obat dinamakan resep.
Biasanya satu obat memiliki tiga atau empat jenis nama, yaitu :
a. Nama kimia : nama yang menjelaskan unsure pokok obat tepat.
b. Nama generic : nama yang diberikan sebelum obat tersebut menjadi resmi atau
mendapat izin dan dilindungi hokum
c. Nama resmi : nama ketika obat tersebut didaftarkan dalam sala satu publikasi
resmi.
d. Nama dagang (merek dagang) : nama yang diberikan oleh perusahaan obat untuk
memasarkan obat.
2. BENTUK-BENTUK OBAT
a. Bubuk/serbuk : satu atau beberapa obat yang dihaluskan, beberapa digunakan
didalam dan lainnya di luar tubuh.
b. Tablet : obat bubuk yang dipadatkan sehingga berbentuk cakram kecil
c. Pil : satu atau lebih obat yang dicampur dengan bahan penyatu, dalam bentuk oval,
bundar, atau rata. Umumnya bentuk obat seperti ini dimaksudkan untuk pemakaian
oral.
d. Kapsul : wadah dari gelatin tempat menyimpan obat dalam bentuk bubuk, cairan, atau
minyak. Wadah ini dapat larut setelah ditelan.
e. Kaplet : bentuk padat, seperti kapsul, bersalut, dan dapat ditelan dengan mudah.
f. Suspense encer : satu atau lebih jenis obat yang dihancurkan sampai halus di dalam
cairan seperti air.
g. Larutan encer : satu atau beberapa jenis obat yang larut dalam air.
h. Ekstrak : bentuk kosentrat dari obat yang dibuat dari sayuran atau hewan
i. Supositoria : satu atau beberapa jenis obat yang dicampur dengan bersisi kuat
(misalnya gelatin) dan memiliki bentuk yang mudah dimasukan kedalam tubuh
(misalnya rectum dan vagina). Basis akan larut pada suhu tubuh dan melepas obat.
j. Koyo transderma (patch) : membrane semipermeabel yang berbentuk cakram atau
koyo dan berisi obat yang diabsorpsi melalui kulit dalam waktu panjang.
k. Gel atau jeli : obat yang berbentuk semipadat yang bening dan akan mencair pada
kulit
l. Balsam (liniment): obat yang dicampur dengan alcohol, minyak, atau emolien
bersabun. Obat ini digunakan dengan cara dioleskan dikulit.
m. Losion : obat yang berbentuk suspense cair yang dioleskan dikulit
n. Salep (ointment) : obat dalam bentuk semi padat yang mengandung satu atau
beberapa jenis obat. Obat inu digunakan dengan cara dioleskan ke kulit atau
membrane mukosa.
o. Krim : obat dalam bentuk semi padat dan tidak berminyak. Obat ini digunakan dengan
cara dioleskan pada kulit.
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Cek kolaborasi dengan dokter
2. Eksplorasi dan validasi perasaan pasien
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat :
a. Catatan obat atau lembar cetakan kompouter
b. Obat steril yang diperlukan
c. Spuit dan jarum dengan ukuran yang sesuai
d. Kapas antiseptic
e. Bengkok
f. Alas
g. Baki tempat obat
h. Alat dokumentasi
5. Siapkan obat yang sesuai, cocokan aturan pengobatan
dengan lebel obat
6. Kenakan sarung tangan
7. Buka bungkus spuit tanpa mengkontaminasi jarumnya
8. Ambil obat dari flakon
a. Lepas tutup dari metal (flakon)
b. Bersihkan diagfragma karet dengan kapas antiseptic
c. Buka tutup jarum dan letakan ditempat yang aman
dan bersih
d. Pastikan jarum terpasang kuat pada spuit
e. Buka tutup jarum, kemudian pegang spuit sejajar
dengan tangan kiri dan tarik udara ke dalam spuit
sejumlah volume obat yang diinginkan
f. Masukan jarum ke dalam flakonyang tegak lurus
dengan hati-hati melalui bagian tengah tutup karet.
Pertahankan sterilitas jarum.
g. Injeksikan udara kedalam flakon, pertahankan level
jarum di atas permukaan obat.
h. Tarik sejumlah obat yang diinginkan
i. Jika di dalam spuit terdapat udara berlebih, pegagng
Poso,.
Dosen
(.)
Nilai
No Aspek yang Dinilai
0 1 2
1. Cek kolaborasi dengan dokter
2. Cuci tangan
3. Eksplorasi dan validasi perasaan pasien
4. Menyiapkan alat :
a. Catatan obat atau lembar cetakan computer
b. Obat steril yang diperlukan
c. Spuit dan jarum dengan ukuran yang sesuai
d. Kapas antiseptic
e. Bengkok
f. Alas
g. Baki tempat obat
h. Alat dokumentasi
5. Siapkan obat yang sesui , cocokan aturan pengobatan
dengan lebel obat
6. Kenakan sarung tangan
7. Buka bungkus spuit tanpa mengkotaminasi jarumnya
8. Ambil obat dari ampul
a. Jentikkan kuku jari pada bagian atas ampul beberapa
kali, atau pegang bagian atas ampul dan goyangkan
ampul
b. Bersihkaqn leher ampul dengan kapas alcohol
c. Letakkan kasa disekitar leher ampul dan patahkan
bagian atas ampul dengan menekuk puncaknya kea rah
anda. Hati-hati pecahan terkena tangan.
d. Pegang ampul diantara jari telunjuk dan jari-jari lain,
masukkan jarum tanpa menyentuh ampul yang patah
e. Gunakan ibu jari dan telunjuk tangan dominan untuk
menarik obat dari ampul. Tarik sejumlah obat yang
dibutuhkan sesuai dosis.
f. Hilangkan udara didalam spuit sesudah mengisap obat
Poso,.
Dosen
()
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Cek kolaborasi dengan dokter
2. Cuci tangan
3. Kaji inspirasi pasien serta eksplorasi dan validasi
perasaan pasien serta ketidaknyamanan pasien
4. Siapkan alat :
a. Catatan obat atau lembar cetakan kompouter
b. Obat steril yang diperlukan
c. Spuit dan jarum dengan ukuran yang sesuai
d. Kapas antiseptic
e. Torniket
f. Bengkok
g. Alas
h. Baki tempat obat
i. Alat dokumentasi
5. Siapkan obat yang sesuai, cocokan aturan pengobatan
dengan lebel obat
6. Kenakan sarung tangan
7. Buka bungkus spuit tanpa mengkontaminasi jarumnya
8. Ambil obat dari flakon atau ampul (seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya)
9. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang
disukai
10. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
11. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga
untuk betanya sebelum tindakan yang dimulai
12. Tanyakan keluhan dan gejala spesifik yang ada pada
pasien. Dekatkan peralatan ke pasien. Lalu, pasang
sampiran
13. Pilih dan tentukan lokasi penyuntikan
14. Pasang perlak di bawah daerah penyuntikan
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Poso,.
Penguji
()
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Cek kolaborasi dengan dokter
2. Cuci tangan
3. Kaji inspirasi pasien serta eksplorasi dan validasi
perasaan pasien serta ketidaknyamanan pasien
4. Siapkan alat :
a. Catatan obat atau lembar cetakan kompouter
b. Obat steril yang diperlukan
c. Spuit dan jarum dengan ukuran yang sesuai
d. Kapas antiseptic
e. Torniket
f. Bengkok
g. Alas
h. Baki tempat obat
i. Alat dokumentasi
5. Siapkan obat yang sesuai, cocokan aturan pengobatan
dengan lebel obat
6. Kenakan sarung tangan
7. Buka bungkus spuit tanpa mengkontaminasi jarumnya
8. Ambil obat dari flakon atau ampul (seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya)
9. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang
disukai
10. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
11. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga
untuk betanya sebelum tindakan yang dimulai
12. Tanyakan keluhan dan gejala spesifik yang ada pada
pasien. Dekatkan peralatan ke pasien. Lalu, pasang
sampiran
13. Pilih dan tentukan lokasi penyuntikan. Bantu pasien
untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai dengan
tempat yang dipilih
Penguji
(.)
NILAI
Nama Mahasiswa :
NPM :
Program / Kelas / Tanggal :
Dilakukan
No Keterampilan
Ya Tidak
1 Nilai kesadaran (respon korban)
2 Dapatkan bantuan: berteriak dan call 118
3 Airway (jalan nafas)
Atur posisi pasien terlentang pada dasar yang keras dan datar.
Posisi penolong disamping pasien
Buka jalan napas dengan head lift-chin lift maneuver dan jika ada
trauma servikal dengan jaw-thrust maneuver.
4 Breathing (pernapasan)
Periksa atau nilai pernapasan dengan Look, listen and feel (tidak
boleh lebih dari 10 detik).
Bila tidak ada napas, berikan ventilasi 2 kali
5 Circulation (sirkulasi)
Kesimpulan :
Lulus / Tidak Lulus*
*Coret yang tidak perlu
Poso,..
Penguji
(..)
A. Pengertian
Memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan,dilakukan dari tempat
yang satu ke tempat yang lain.
B. Tujuan
1. Mengurangi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisiknya
2. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
3. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan
AMBULASI
Kesimpulan :
(..)
a. Memiringkan pasien
Posisi miring dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi pada saat
mengganti alat tenun
Prosedur kerja :
Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
Berdiri sejajar dengan perut pasien pada posisi yang dituju
Geser bantal ke sisi yang sama
Jauhkan tangan pasien yang terdekat dengan perawat
Silangkan kaki pasien yang berlawanan ke arah perawat
Pegang bahu dan pinggul pasien, kemudian tarik ke arah perawat
Bantu pasien mengambil pasisi nyaman untuk tidur
b. Psisi semi fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dengan bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini berfungsi untuk memberikan kenyamanan dan
memudahkan fungsi pernapasan pasien.
Prosedur kerja :
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
Bantu pasien untuk duduk
Susun sandaran atau bantal untuk menyangga kepala, leher, punggung atas, dan paha
pasien. Naikkan kepala tempat tidur untuk posisi.
c. Posisi sims
Posisi sims merupakan posisi miring yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan dan
memfasilitasi pemberian obat per anus (supositoria)
Prosedur kerja :
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada pasien
Letakkan bantal di bawah kepala pasien
Miringkan tubuh pasien ke kiri dengan posisi badan setengah tertelungkup dan kaki
kiri lurus. Tarik lutut dan paha kanan pasien ke arah perut.
Letakan tangan kiri di belakang tubuh dan tangan kanan pada posisi yang nyaman
Letakan bantal di antara kedua kaki untuk menyangga kaki.
d. Posisi trendlenburg
Posisi trendelenburg merupakan posisi berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala
lebih rendah dari pada bagian kaki. Posisi ini berfungsi untuk melancarkan peredaran
darah ke otak
Prosedur kerja :
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
Pada tempat tidur yang dapat diatur bagian kakinya, bagian tersebut dapat langsung
ditinggikan sesuai dengan kebutuhan.
Pasien berbaring terlentang tanpa bantal. Letakan bantal di antara kepala dan ujung
tempat tidur pasien serta dibawah lipatan lutut
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
A. Tahap Pra Interaksi
1. Cek catatan medis dan perawatan
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
a. Penopang / bantal
b. Tempat tidur biasa / khusus
c. Selimut
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam teraupetik
2. Panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan diri
perawat
3. Menanyakan keluhan utama klien
4. Menjelaskan prosedur dan tujuan pengaturan posisi pada
5. klien
Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya.
C. Tahap Kerja
I. Posisi Semi Fowler
1. Tinggikan kepala tempat tidur 45-60 %
2. Topangkan kepala diatas tempat tidur dengan bantal kecil
3. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila
pasien tidak dapat mengontrolnya secara sadar atau tidak
dapat menggunakan tangan dan lengan
4. Tempelkan bantal tipis di punggung bawah
5. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah
paha dan dibawa pergelangan kaki
6. Tempatkan papan kaki didasar telapak kaki pasien
7. Turunkan tempat tidur
8. Observasi posisi kesejajaran tubuh tingkat kenyamanan,
dan titik potensi tekanan
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
III.
1. Posisi Trendelenburg
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang
Tempatkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur
3. pasien
4. Tempatkan bantal dibawah lipatan lutut
5. Tempatkan balok penopang dibagian kaki tempat tidur
Atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki
6. pasien
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
IV.
1.
2. Posisi Dorsal Recumbent
3. Cuci tangan
4. Pasien dengan keadaan berbaring (terlentang)
5. Pakaian bawah dibuka
6. Tekuk lutut dan direganggkan
Pasang selimut untuk menutupi area genetalia
V. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
1.
2. Posisi Litotomi
Cuci tangan
3. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, kemudian
4. angkat kedua paha dan tarik kearah perut
5. Tungkai bawah membentuk sudut 90 terhadap paha
6. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus
0 = tidak dilakukan
Poso,.
Penguji
(..)
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
Pengkajian
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai
3. Hitung frekuensi pernapasan dan kaji kedalaman serta
pengembangan paru
4. Kaji bunyi paru pasien
Kaji tingkat nyeri, tetapkan prosedur yang akan dilakukan
serta waktu dan frekuensi prosedur
Tindakan
5. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
6. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai
7. Pasang sampiran
8. Cuci tangan
9. Lakukan tindakan
a. Napas dalam
1. Atur posisi pasien untuk duduk di kursi atau tempat
tidur
2. Anjurkan pasien untuk menirukan yang dicontohkan
perawat.
Tarik napas dengan kekuatan penuh dari perut
dan dialirkan ke dalam paru-paru
Tahan napas selama 1-1,5 detik dan hembuskan
napas melalui mulut dengan bentuk mulut
mencucu atau seperti orang meniup.
3. Observasi pengembangan paru dan perut
4. Betulkan tehnik yang dilakukan pasien jika perlu
5. Ulangi sampai 10 kali
6. Evaluasi
Frekuensi pernapasan
Ekspansi paru
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Poso,.
Penguji
()
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
Pengkajian
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien dengan mengecek order dokter
3. Auskultasi bagian paru yang akan dikenai prosedur tindakan
4. Siapkan peralatan :
Bengkok
Bantal
Tisu
Air dalam gelas dan pipetnya
Sarung tangan (jika perlu)
Tindakan
5. Cuci tangan
6. Rencanakan tempat dan posisi yang tepat dengan kondisi
pasien
7. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai
8. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
9. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai
10. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
pasien. Lalu, pasang sampiran
11. Lakukan tindakan
Perkusi
a. Atur posisi pasien
b. Kuncupkan kedua tangan hingga membentuk mangkuk.
Rapatkan jari-jari dan lemaskan pergelangan tangan
(claping)
c. Tepuk-tepuk dengan cepat, tetapi lembut pada daerah
yang teridentifikasi mengandung secret. Jika dilakukan
dengan benar, tepukkan tersebut akan berbunyi
menghembuskan napas.
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Poso,.
Penguji
()
(..)
A. Pengertian
Overan merupakan suatu timbang terima tugas dari shif satu ke shif yang lain dengan
waktu,isi dan strategi yang telah ditentukan.Overan mengkomunikasikan secara tertulis
dan lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan lain yang memerlukan data klien
secara teratur.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laopran yang berkaitan dengan keadaan
klien.
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya
C. Langkah-langkah
1. Kedua kelompok shif dalam keadaan sudah siap
2. Shif yang akan menyerahkan dan mengpoerkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang disampaikan
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang
selanjutnya meliputi :
Kondisi atau keadaan klien secara umum
Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan di atas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedau shif bersama-sama secara
langsung melihat keadaan klien.
6. Prosedur timbang terima
Prosedur ini meliputi :
a. Persiapaan
b. Pelaksanaan
c. Penutup
7. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya
8. Perawat yang melakukan timbang terima dan melakukan klarifikasi,Tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
9. Penyampain pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
10. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci
11. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat
Kesimpulan :
(..)
Persiapan Alat
1. Pelindung kaki
2. Sarung Tangan
3. Gaun pelindung
4. Celemek plastic
5. Masker wajah
6. Penutup kepala (topi)
7. Pelindung mata (kacamata google)
8. Sabun dengan kran dan air mengalir
9. Handuk bersih
10. Cairan antiseptic untuk cuci tangan (mis,hibicet,etc)
5. Mencuci tangan
No Aspek yang dinilai Dilaksanakan Ket
Ya Tidak
A Cara mencuci tangan dengan sabun dan air
1 Basahi tangan dengan air
2 Pakai cukup sabun untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
3 Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
4 Telapak tangan di atas punggung telapak kiri dengan jari-jari
saling menjalin dan sebaliknya
5 Telapak pada telapak dan jari-jari saling menjalin
6 Punggung jari-jari pada telapak yang berlawanan dengan jari-
jari saling mengunci
7 Gosok memutar dengan ibu jari kiri tangan kanan mengunci
pada telapak kiri dan sebaliknya
8 Gosok memutar, kearah belakang dan depan dengan jari-jari
tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya
9 Bilas tangan dengan air
10 Keringkan tangan sekering mungkin dengan handuk sekali pakai
11 Gunakan handuk untuk mematikan kran
B Mencuci tangan dengan Antiseptik Berbasis Alkohol
1 Tuang segenggam penuh bahan antiseptic berbasis alcohol ke
dalam tangan
2 Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak
3 Telapak tangan di atas punggung telapak kiri dengan jari-jari
saling menjalin
4 Telapak pada telapak dan jari-jari saling menjalin
5 Punggung jari-jari pada telapak yang berlawanan dengan jari-
jari saling mengunci
6 Gosok memutar dengan ibu jari mengunci pada telapak kanan
dan sebaliknya
Kesimpulan :
Poso,..
Penguji
(..)
Memandikan pasien di tempat tidur merupakan aktivitas membersihkan seluruh tubuh pasien
yang terbaring diatas tempat tidur. Aktivitas ini umumnya dilakukan dengan menggunakan
air bersih dan sabun. Sala satu hal yang perlu diperhatikan pada saat memandikan adalah
privasi pasien. Jadi, sebelum memandikan pasien pastikan bahwa tirai sudah tertutup dengan
baik.
a. Tujuan
Menjaga kebersihan kulit
Menghilangkan keringat, sel-sel kulit mati, dan bakteri
Mencegah bau badan
Memberi rasa nyaman
Merangsang peredaran darah
Meningkatkan perasaan sembuh kepada pasien
Memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengkaji kondisi fisik dan
psikososial pasien
Menyegarkan tubuh
b. Persiapan
Sebelum memandikan pasien, tentukan :
Tujuan dan jenis tindakan yang dibutuhkan pasien
Inspirasi dan perasaan pasien sebelum tindakan atau tingkat ketergantungan pasien
Semua tindakan kewaspadaan pergerakan atau pemberian posisi yang sesuai untuk
pasien
Perawatan lain yang mungkin diterima pasien, misalnya terapi fisik atau sinar-X
untuk mengoordinasikan semua aspek perawatan kesehatan dan mencegah keletihan
yang tidak perlu terjadi
Tingkat kenyamanan pasien jika dimandikan oleh orang lain
Perlengkapan dan linen mandi yang dibutuhkan.
c. Alat dan bahan
Thermometer air
2 buah baskom berisi air hangat ( 43-46C )
3 buah waslap
4 buah handuk ukuran sedang
Selimut mandi
Sabun mandi
Pakaian bersih
Sarung tangan, untuk universal precaution
Peralatan hygiene personal ( misalkan bedak dan lotion )
Tempat untuk pakaian kotor
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal :
Nilai
NO Aspek Yang Dinilai
0 1 2
A. Persiapan Alat
1. Satu stel pakaian bersih
2. Baskom mandi dua buag masing-masing berisi air
dingin dan air hangat
3. Satu atau dua handuk bersih
4. Kain penutup, selimut mandi
5. Perlak
6. Tempet tertutup untuk pakaian kotor
7. Sampiran atau schren bila diperlukan
8. Sabun dalam tempatnya
9 Bedak,lotion,baby oil jika diperlukan
B. Pelaksanaan
1. Pintu jendela, atau gorden ditutup, dan gunakan schren
bila perlu
2. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur bila
masih dibutuhkan bantal digunakan seperlunya
3. Perawat berdiri disisi kanan atu kiri pasien
4. Beri tahu pasien, bahwa pakaian bagian atau harus
dibuka, lalu bagian yang tertutup ditutup dengan
selimut mandi atau kain penutup
5. Pasien siap dimandikan dengan urutan sbb :
a. Mencuci muka
b. Mencuci lengan
c. Mencuci dada dan perut
d. Mencuci punggung
e. Mencuci kaki
f. Mencuci daerah lipat paha dan genetalia
C. Mencuci Muka
1. Handuk dibetangkan dibawah kepala
2. Muka,telinga dan leher dibersihkan dengan waslap
lembab lalu dikeringkan dengan handuk
3. Tanyakan apakah pasien bias mengguinakan sabun atau
tidak
Keterangan :
Poso,
Penguji
(.)
Pemeliharaan kebersihan rambut diberi kepada pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan perawatan diri. Contoh pemeliharaan kebersihan rambut yang dilakukan adalah
mencuci dan menyisir rambut serta membasmi kutu rambut. Sebelum melakukan
pemeliharaan, kajilah kondisi rambut dan kulit kepala. Rambut yang sehat akan tampak
bersih, bercahaya dan tidak mudah patah. Kondisi rambut yang yang kotor dan kusut
merupakan indikasi untuk melakukan perawatan rambut. Rambut bermasalah, misalnya
berketombe, berkutu (pedikulosis), dan rontok (alopesia), memerlukan perhatian khusus.
a. Mencuci rambut sebaiknya dilakukan secara rutin, minimal dua hari sekali. Pencucian
rambut jga tergantung pada kebiasaan dan kondisi pasien. Pasien yang cukup sehat untuk
mandi pancuran dapat keramas pada saat mandi pancuran. Pasien yang tidak dapat mandi
pancuran dapat keramas dengan duduk dikursi didepan bak cuci. Pasien yang terlentang,
yang dapat berpindah ke brankar dapat dikeramas pada saat dibrankar yang kemudian
didorong menuju bak cuci. Pasien yang harus tetap di tempat tidur atau harus bedrest
dapat dikeramas dengan air yang dibawa ke sisi tempat tidur.
1. Tujuan
Membersihkan kuman-kuman yang ada pada kulit kepala
Membasmi ketombe dan kutu yang melekat dikulit kepala
Menambah rasa nyaman bagi pasien
Memperlancar peredaran darah di bawah kulit
2. Alat dan bahan
Handuk/selimut mandi
2 buah handuk
Perlak atau pengalas
Baskom berisi air hangat dan alat untuk menuang air ( misalnya gayung )
Ember kosong untuk menampung air
Sisir
Gulungan handuk atau bantal kecil
Sampo atau sabun
Kasa dan kapas
Talang karet ( bias juga dengan menggunakan perlak dan handuk yang dibuat
sebagai talang )
Kain pel
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal :
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
A. Tahap Pra Interaksi
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien akan perawatan rambut
3. Siapkan peralatan dan susun diatas troli
4. Kaji inspirasi dan validasi perasaan pasien
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang
2. disukai
Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur
3. tindakan yang akan dilakukan
Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
4. bertanya sebelum tindakan dimulai
Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada pasien, lalu pasang sampiran
C. Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat ke pasien
2. Angkat bantal, kemudian pasang pengalas dan handuk
di bawah kepala pasien
3. Pasang ujung handuk atau selimut mandi diatas bahu
4. pasien
5. Atur posisi pasien agar berada dipinggir tempat tidur
Pasang talang dibawah kepala pasien dengan ujung
talang dimasukan kedalam ember kosong. Alasi ember
6. dengan kain pel.
7. Sisir rambut pasien
Tutup lubang telinga dengan kasa atau kapas. Jika
8. perlu, tutup juga mata pasien
Periksa kembali air yang digunakan. Jika perlu,
9. tambahkan air panas
Basahi rambut pelan-pelan dari pangkal sampai ke
10. ujung rambut.
Oleskan sampo ke seluruh permukaan kulit kepala dan
11. batang rambut
12. Pijat kulit kepala dan gosok hingga berbusa
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
Poso,.
Penguji
()
BED MAKING
Nama Mahasiswa : Nilai
No. NPM :
Program / Kelas/ Tanggal :
NO KETRAMPILAN NILAI
DILAKUKAN TIDAK
DILAKUKAN
A TAHAP PRA INTERAKSI
1 Cek catatan klien terutama yang berhubungan
dengan pergerakkan dan posisi
2 Cuci tangan
3 Siapkan alat alat : laken besar, laken kecil/stick
laken. Alas/perlak, selimut,sarung bantal,
bak/ember alat tenun kotor.
B TAHAP ORIENTASI
1 Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2 Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang
akan dilakukan pada klien
C TAHAP KERJA
1 Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
2 Menanyakan keluhan utama klien, kaji tingkat
kebersihan tempat tidur klien serta lingkungan
sekitar.
3 Sediakan privacy bagi klien (pasang tirai)
4 Susun peralatan dan letakkan pada kursi di samping
tempat tidur klien
5 Turunkan penghalang tempat tidur, atur tinggi
tempat tidur pada posisi yang memudahkan perawat
bekerja.Atur posisi klien, bila perlu angkat
bantal
6 Miringkan klien kearah yang berlawanan dengan
posisi perawat.
7 Lepaskan lipatan alat tenun yang terdapat di bawah
kasur dari kepala ke kaki tempat tidur. Lipat alat
tenun tersebut kearah klien,pertama
tama stik, perlak kemudian laken besar. Lipat
sampai ke bawah bokong klien, punggung dan
bahunya. Bila perlak akan dipakai kembali, jangan
melipatnya.
8 Letakkan alat tenun bersih ditengah kasur, arah
memanjang ;
a. Laken besar di bawah perlak, stick di atas perlak
b. Buka lipatan laken besar kearah perawat berdiri
hingga separuh dari tempat tidur, kemudian
Keterangan :
Poso, 2015
Penguji/Observer
( )
Kolostomi adalah lubang ke dalam usus besar (kolon). Lubang kolostomi yang muncul di
permukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut stoma. Kolostomi dapat
bersifat temporer atau sementara sebagai bagian untuk mengatur kondisi pasien, misalnya
untuk mengobati obstruksi di dalam kolon atau rectum. Namun, jika rectum atau bagian dari
kolon telah diangkat atau dipotong karena kanker, kolostomi yang dilakukan bersifat
permanen dan berfungsi sebagai anus.
Pasien dengan kolostomi harus menggunakan kantung eksternal untuk menampung feses.
Kantung tersebut juga berfungsi untuk mencegah penyebaran bau serta melindungi stoma.
Sebagian besar system kantung disposibel dapat digunakan selama 2-7 hari. Kantung
eksternal harus diganti ketika sudah terisi sekitar 1/3-1/2. Kantung eksternal harus diganti
jika kebocoran. Waktu terbaik untuk mengganti kantung adalah ketika usus sedang tidak
aktif, biasanya 2-4 jam setelah makan.
Pasien dengan pemasangan kolostomi (baik temporer atau permanen) perlu diberi
penjelasan tentang cara perawatan stoma dan penggantian kantong kolostomi agar pasien
dapat melakukannya sendiri setelah keluar dari rumah sakit. Beberapa hal yang perlu
dijelaskan pada pasien adalah :
Tehnik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
Tehnik penggantian (pemasangan dan pelepasan) kantung kolostomi
Tehnik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien
Jadwal makan dan pola makan yang harus diperhatikan
Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi, misalnya makanan tinggi serat
Waktu penggantian kolostomi
Berbagai aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien
Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktivitas pasien
Berbagai hal/keluhan yang harus dilaporkan segera kepada dokter
Berobat/control ke dokter secara teratur
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
Persiapan alat
1. Kantong kolostomi
Satu set ganti balutan ( pinset anatomis, pinset sirurgis,
baskom kecil, dan gunting )
Kapas
Kassa steril
Larutan sublimat/Nacl
Zinc salep/zinc oil
Betadin
Plester
Sarung tangan
Bengkok
Perlak
Kantong plastic
Tahap Pra Interaksi
2. Lakukan verifikasi order yang ada untuk pemeriksaan
3. Cuci tangan
4. Siapkan peralatan
5. Pasang sampiran
Tahap Orientasi
6 Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai
7. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
8. Beri kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai
9. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
pasien
Tahap Kerja
10. Gunakan sarung tangan
11. Bantu pasien ke posisi berbaring atau duduk yang nyaman di
tempat tidur
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Poso,.
Penguji
()
Slang nasogastrik adalah slang yang dimasukan ke dalam lambung melalui nasofaring.
Umumnya slang tersebut dimasukan melalui hidung. Namun, pada beberapa kondisi, slang
dimasukan melalui mulut dan faring.
1. Tujuan Pemasangan NGT
a. Memberikan makanan dan obat bagi pasien yang sulit menelan makanan atau
mengalami gangguan saluran gastrointestinal atas
b. Mengambil isi lambung dan gas yang ada di dalam lambung (decompression)
c. Mengirigasi atau melakukan bilas (cuci) lambung dalam kasus keracunan, overdosis
obat, atau perdarahan pada lambung
d. Mencegah mual, muntah, dan distensi lambung setelah pembedahan.
2. Tipe dan Indikasi Pemasangan NGT
a. NGT tipe Salem Sump, Levin, dan Miller-Abbot untuk decompression,
b. NGT tipe Duo, Dobhoff, dan Levin untuk pemberian nutrisi
c. NGT tipe sangtaken-Blakemor untuk compression.
d. NGT tipe Levin, Edwald, Salem Sump untuk mengeluarkan isi lambung (lavage)
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
Tahap pra interaksi
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien akan pemasangan NGT
3. Siapkan peralatan dan susun diatas troli
NGT (14-16)
Spuit 10 atau 20 cc
Jelly
1 pinset anatomis
1 bengkok
Handuk dan tisu
Plester dan gunting
Stetoskop
Sarung tangan
Spatel lidah
Senter
Corong
Segelas air putih dan sendok atau sedotan
Klem
Peniti
Tahap Orientasi
4. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai
5. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
6. Beri kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai
7.. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
pasien lalu pasang sampiran
8. Jelaskan kemungkinan adanya ketidaknyamanan.
. Tahap Kerja
9. Bantu pasien untuk posisi high-fowler
10. Bersama denga pasien tentukan kode yang akan digunakan
selama tindakan, misalnya mengangkat telunjuk untuk
Poso,.
Penguji
()
1. Pengertian
Penyuluhan adalah serangkain upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang
lain,mulai dari individu,kelompok,keluarga,dan masyarakat agar terlaksananya perilaku
hidup sehat.
2. Tujuan
Tujuan penyuluhan adalah mempengaruhi pengetahuan,sikap dan perilaku yang terkait
dengan hidup sehat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap serta
perilaku kea rah hidup sehat.
3. Sasaran
Yang menjadi sasaran penyuluhan di masyarakat adalah individu,keluarga,kelompok,dan
masyarakat.
Kesimpulan :
Lulus / Tidak Lulus*
*Coret yang tidak perlu
Poso,..
Penguji
(..)
1. Pengertian luka
Luka adalah keadaan terputusnya kontuinitas jaringan tubuh yang dapat menyebabkan
fungsi tubuh terganggu sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Jenis luka
a. Berdasarkan sifat kejadian
Luka disengaja : contohnya luka bedah dan luka radiasi
Luka tidak disengaja : contohnya luka karena kecelakaan
b. Berdasarkan integritas kulit
Luka terbuka : terjadi robekan dan robekan tersebut dapat terlihat, contohnya :
1. Luka abrasion (luka akibat gesekan)
2. Luka puncture (luka akibat tusukan)
3. Luka hautration (luka akibat alat perawatan luka)
Luka tertutup : tidak terjadi robekan.
c. Berdasarkan penyebab
Luka mekanik, luka mekanik terdiri atas :
1. Vulnus scissum : luka sayat akibat benda tajam
2. Vulnus contusum : luka memar akibat benturan benda tumpul
3. Vulnus laceratum : luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya yang
menyebabkan robeknya jaringan yang dalam
4. Vulnus puctum : luka tusuk yang kecil di bagian luar, tetapi besar dibagian
dalam
5. Vulnus seloferadum : luka tembak. Bagian tepi luka tampak kehitam-hitaman
6. Vulnus morcum : luka gigitan yang tidak jelas bentuknya
7. Vulnus abrasion : luka terkikis yang terjadi dibagian luka, tetapi tidak sampai
ke pembuluh dara.
Luka nonmekanik. Luka nonmekanik terdiri atas luka nakibat zat kimia, termik,
radiasi, atau sengatan listrik.
3. Tipe balutan
a. Kering-kering
Terutama digunakan untuk menutup luka dengan penyembuhan primer
Tujuan : melindungi luka, absorpsi drainase, dan estetik bagi pasien serta
memberikan tekanan
Kelemahan : melekat pada permukaan luka ketika drainase kering, pada saat
dilepas menimbulkan rasa nyeri dan merusak jaringan granulasi.
b. Basah-lembab
Berupa kasa jala lebar yang dibasahi seluruhnya dengan larutan saline atau
antimikroba yang diletakan bertumpu pada permukaan luka. Lapisan kedua adalah
kapas absorben kering atau dakron yang diletakan diatasnya.
Digunakan untuk debridement luka (pengengkatan material terinfeksi atau
nekrotik). Debris nekrotik akan dilunakan oleh larutan dan kemudian melekat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Pastikan balutan perlu diganti
2. Cuci tangan
3. Kaji inspirasi dan ekspirasi pasien serta validasi perasaan
pasien
4. Siapkan peralatan dan susun diatas troli
5. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai
6. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
7. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai
8. Atur posisi pasien
9. Pertahankan privasi pasien selama tindakan dilakukan
10. Kenakan sarung tangan steril
11. a. Basah Kering
Desinfeksi luka
Siapkan kasa yang sudah dibasahi dengan normal
saline atau betadin. Lalu, tutupkan pada luka
Tutup dengan kasa kering dan steril
Lepaskan sarung tangan
Plester balutan
b. Kering kering
Desinfeksi luka
Keringkan luka dengan kasha kering
Tutup luka dengan kasa steril
Lepaskan sarung tangan
Plester balutan
c. Basah Basah
Desinfeksi luka
Siapkan kassa yang sudah dibasahi dengan betadin,
normal saline, atau antimicrobial. Lalu, tutupkan pada
luka
Tutup dengan kassa basah (bias rivanol atau betadine)
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Poso,.
Penguji
()
Penjahitan luka merupakan tindakan untuk menutup luka melalui jahitan. Tindakan ini
bertujuan untuk mencegah perdarahan, mencegah infeksi silang, dan mempercepat
penyembuhan luka. Dalam menjahit luka, dikenal beberapa tipe jahitan, yaitu jahitan
sederhana, jahitan terputus, jahitan kontinu, dan jahitan intradermal.
1. Tehnik Jahitan Terputus
Jahitan terputus merupakan tipe jahitan yang paling sering digunakan karena sederhana
dan mudah dilakukan. Setiap jahitan disimpul sendiri dan dapat dilakukan pada kulit dan
bagian tubuh yang lain.
Keunggulan :
Cocok untuk daerah yang bergerak karena setiap jahitan saling menunjang satu
dengan yang lain.
Kelemahan :
Ukuran benang yang digunakan umumnya besar/kasar sehingga dapat memberikan
bekas yang kurang bagus.
2. Tehnik Jahitan Kontinu
Pada jahitan kontinu atau disolvenm, simpul hanya ada diujung jahitan dan hanya terdiri
atas dua simpul
Keunggulan :
Membutuhkan waktu yang tidak perlu terlalu lama karena simpul yang digunakan
hanya dua.
Kelemahan :
Jika sala satu simpul terbuka, jahitan akan terbuka seluruhnya.
3. Tehnik jahitan Intradermal
Jahitan intradermal merupakan jahitan yang memberikan bekas paling minimal atau
paling baik daripada jenis jahitan yang lain karena jahitan terdapat di bawah epidermis
kulit.
Keunggulan :
Memberikan bekas jahitan yang minimal sehingga paling baik untuk jahitan di wajah.
Kelemahan :
Tidak dapat digunakan pada daerah yang banyak bergerak.
4. Alat dan Bahan
Seperangkat alat steril, yang terdiri atas :
1. Nald voeder / needle holder
2. Pinset sirurgis
3. Gunting benang
4. Jarum jahit
5. Benang jahit ( cromic cat gut dan plan cat gut )
6. Kasa steril
7. Duk lubang
8. Sarung tangan
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
Tahap Prainteraksi
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien
3. Siapkan peralatan dan susun diatas troli
Tahap orientasi
4. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang disukai
5. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan. Berikan kesemptan kepada pasien atau
keluarga untuk bertanya sebelum tindakan dimulai
6. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
pasien. Dekatkan peralatan ke tempat tidur pasien, lalu,
pasang sampiran.
Tahap Kerja
7. Cuci tangan
8. Kenakan sarung tangan
9. Sterilkan daerah yang akan dijahit dengan menggunakan
larutan antiseptic (misalnya betadin dan alcohol 70 %)
10. Lakukan anastesi local pada daerah yang akan dijahit
11. Pakaiakn duk lubang steril.
12. Tarik tepi luka dengan pinset dan tentukan pertautannya
untuk mendapatkan bentuk yang tepat dan rapi
13. Pasang jarum jahit yang sudah berbenang pada nad voeder
kira-kira 1/3 dari ujungnya (bagian yang runcing), kemudian
tusukan pada tepi luka (sekitar 3-4 mm dari tepi luka)
14. Sewaktu jarum ditusukan ke kulit, tahan kulit dengan pinset
dengan sedikit dorongan kea rah satu titik temu (arah saling
berhadapan)
15. Setelah jarum menembus kulit, buka jepitan nald voeder dan
pindahkan mendekati pangkal (bagian jarum tempat benang
disangkutkan), sambil mendorong jarum. Demikian
()
1. PENGERTIAN
Suatu bentuk tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi gerakan
ekstrimitas individu yang berperilaku di luar kendali yang bertujuan memberikan
keamanan fisik dan psikologis individu.
Restrain (fisik) merupakan alternative terakhir intervensi jika dengna intervensi
verbal,chemical restrain mengalami kegagalan.
2. INDIKASI
Berisiko mencederai diri sendiri dan orang lain
Mengalami toleransi dan atau tidak lagi responsive terhadap psikofarmaka yang
menekan perilaku maladaptive
Klien mnegalami gangguan kesadaran/bingung yang berisiko mengalami
cedera/injury
Klien yang membutuhkan penurunan stimulus dan istirahat yang tenang
Klien yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan rasa aman dan pengendalian
dirinya.
Kesimpulan :
Poso,..
Penguji
(..)
A. Pengertian
Eletro Convulsive Therapy (Ect)/ Terapi Kejang Listrik adalah bentuk terapi kepada klien
dengan menimbulkan kejang grand mall dengan mengalirkan arus listrik melalui
electrode yang ditempelkan pada area temporal klien.
B. Tujuan
Mengurangi gejala psikiatri yang timbul melalui perubahan neurochemical dan
neurophysiologi
C. Indikasi
1. Ganguan afektif tipe depresi,mania
2. Skizofrenia
3. Psikosa Depresi
4. Melankoli involusi
D. Kontra indikasi
1. Tumor intra cranial
2. Kehamilan
3. Osteoporosis
4. Infark Miokard Akut
5. Asma bronchial
6. Hipertensi Berat
E. Dosis/Frekuensi terapi
1. Depresi 6-1-x terapi
2. Skizofrenia 20-30x,terapi secara terus menerus dengan frekuensi tiap 2-3 hari sekali
(seminggu 2x)
F. Efek samping
1. Aspirasi Pneumonia
2. Apnue
3. Bradikardia pasca kejang
4. Aritmia jantung
5. Efek samping umum ; haemoptoe,fraktur dan febris
6. Amnesia
7. kematian
Kesimpulan :
Poso,..
Penguji
(..)
A. Pengertian
Adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan social.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu meningkatkan hubungan social dalam kelompok secara bertahap
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
e. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topic percakapan
f. KLien mampu bekerja sama dam permainan sosialisasi kelompok
g. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK yang telah
dilakukan
C. Aktifitas
Aktifitas TAK dilakukan sebanyak tujuh (7) sesi yang mealtih kemampuan sosialisasi
klien.
D. Indikasi
KLien dengan gangguan hubungan social :
1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan stimulus
5 Persiapan
Memilih pasien sesuai indikasi
Membuat kontrak dengan klien
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Fase Orientasi
6 Memberi salam terapeutik ; salam dari terapis
7 Evaluasi/validasi ; menanyakan perasaan klien saat ini
8 Kontrak ; menjelaskan tujuan kegiatan ,yaitu memperkenalakan
diri
9 Menjelaskan aturan main,yaitu :
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Fase Kerja
10 Menjelaskan kegiatan,yaitu kaset pada Tape Recorder akan
dihidupkan serta bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum
jam (yaitu kearah kiri) dan pada saat tape dimatikan maka
Kesimpulan :
Poso,..
Penguji
(..)
Cairan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, antara lain untuk mengangkat zat-zat
makanan, pelarut elektrolit dan nonelektrolit, membantu pencernaan, mempermudah
eliminasi, dan memelihara suhu tubuh. Jika tibuh manusia kekurangan cairan, akan terjadi
kondisi yang disebut hipovolume atau dehidrasi. Pemberian cairan intravena terkadang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Terapi intravena
diberikan pada pasien yang tidak mampu mengonsumsi cairan oral secara adekuat.
Pemberian terapi intravena digunakan untuk memasukan cairan atau obat langsung ke
dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan
menggunakan infuse set. Pemasangan infuse bertujuan sebagai tindakan pengobatan dan
untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit. Prinsip pemasangan infuse
adalah prinsip steril.
1. Macam-macam cairan intravena
Cairan intravena yang biasa digunakan antara lain sebagai berikut.
a. Larutan nutrient
Contoh larutan nutrient adalah :
Mengandung karbohidrat dan air : 5% dekstrosa dalam air (D5W), 3,3% glukosa
dalam 0,3 NaCl, 5% glukosa dalam 0,45% NaCl, levuso (fruktosa), invert sugar
(1/2 dekstrosa dan levulosa).
Mengandung asam amino : Amigen dan Travamin.
Mengandung lemak: Lipomul dan Lyposyn
b. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit meliputi larutan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Larutan saline dapat bersifat isotonic,
hipotonik, atau hipertonik.
Contoh larutan saline isotonic adalah normal saline (NaCl 0,9%), Ringer Laktat/RL,
Ringer, dan dekstrosa 5% dalam air (D5W). contoh larutan saline hipotonik adalah
0,33% NaCl dan dekstrosa 2,5% dalam air. Contoh larutan saline hipertonik adalah
dekstrosa 5% dalam normal saline, dekstrosa 5% dalam RL, dan 3 % NaCl
c. Cairan asam-basa
Contoh cairan yang termasuk cairan asam-basa adalah natrium laktat dan natrium
bikarbonat.
d. Volume expanders
Volume expanders adalah jenis larutan yang berfungsi meningkatkan volume
pembuluh dara atau plasma, misalnya pada kasus hemoragi atau kombustio berat.
Contoh volume expanders yang bias digunakan adalah human serum albumin dan
dekstran.
2. Lokasi pemberian infuse
Umumnya pemberian infuse dapat dilakukan pada vena lengan (vena sefalika, basalika,
dan mediana kubiti), vena tungkai (vena safena), atau vena di daerah kepala (vena
temporalis frontalis). Infuse pada individu dewasa biasanya dipasang didaerah lengan
Keterangan : pada pasien anak-anak, factor tetes yang digunakan adalah factor mikro
(60 tetes/menit)
4. Tujuan
a. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
b. Memulihkan keseimbangan asam-basa
c. Memulihkan volume darah
d. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan
5. Alat dan bahan
Standar infuse
Set infuse
Cairan infuse sesuai kebutuhan
Jarum infuse/abbocath atau sejenisnya
Pengalas
Torniket / pembendung
Kapas alcohol 70%
Plester,gunting, dan kasa steril
Betadine
Sarung tangan steril
Catatan :
Untuk transfuse darah gunakan jarum suntik yang lebih besar.
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
A. Tahap Prainteraksi
1. Periksa cacatan perawatan dan catatan medis pasien.
2. Kaji kebutuhan pasien
3. Eksplorasi dan validasi perasaan pasien.
B. Tahap Orientasi
1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
3. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai
4. Tanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada pasien. Lalu, pasang sampiran.
C. Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Tetap jaga privasi pasien
3. Atur posisi pasien
4. Siapkan cairan infuse dan set infuse, pertahankan tehnik
steril ketika membuka cairan dan pak infuse
5. Hubungkan cairan ke set infuse dengan menusukan
ujung slang ke bagian karet botol infuse
6. Isi cairan kedalam set infuse dengan menekan bagian
ruang tetesan hingga ruang tetesan tersisi sebagian dan
buka penutup (klem slang) hingga slang terisi cairan dan
udara di dalam slang keluar.
7. Setelah itu, jepit (klem) slang infuse dan tutup jarum
kembali. Tabung tetesan jangan sampai penuh
8. Letakan pengalas dibawah area (vena) yang akan
dipasang infuse dan gulung lengan baju pasien
9. Lakukan pembendungan dengan meletakan torniket 10-
12 cm di atas area penusukan. Jika pasien sadar,
anjurkan ia untuk menggenggam
10. Gunakan sarung tangan steril
Penguji
Tujuan
No KETRAMPILAN Dilakukan
Ya Tidak
A. Tahap Pra Interaksi
a. Siapkan alat-alat/ Bahan, membawa ke dekat klien
b. Memasang sampiran (bila perlu)
B. Tahap Orientasi
a. Berikan salam dan panggil klien dengan namanya
b. Memperkenalkan nama perawat
c. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarganya
d. Memberikan kesempatan klien bertanya
C. Tahap Kerja
a. Cuci tangan
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
- Untuk perempuan : Dorsal recumbent
- Untuk laki-laki : Supinasi
c. Pasang perlak dibawah bokong klien
d. Buka kemasan bungkus kateter dan tempatkan kateter di bak instrument
steril
e. Letakkan bengkok dekat bokong klien
f. Pakai sarung tangan
g. Bersihkan daerah meatus dengan kapas sublimat
- Untuk perempuan
Buka labia mayora dengan tangan kiri dan tanagn kanan memegang
kapas sublimat 3 buah. Bersihkan labia Minora dari atas ke bawah 1x
usap. Kemudian bersihkan labia Mayora dengan kapas sublimat dari
atas kebawah 1x usap dan perineum pasien 1x usap (ulangi bila perlu)
- Untuk laki-laki
Pegang daerah dibawah gland penis, pretium ditarik keatas dan
bersihkan dengan kapas sublimat
h. Olesi ujung kateter dengan jelly atau vaselin
i. Dengan tangan kiri
- Untuk perempuan :
Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan, tangan kanan pegang kateter dengan pinset anatomis
masukkan ujung kateter ke uretra, secara perlahan-lahan menuju
kandung kemih sampai keluar air kencing (dengan dominan alirkan
ke bengkok atau urinal
- Untuk laki-laki :
Pegang daerah dibawah gland penis, pretium ditarik keatas tangan
kanan pegang kateter dengan pinset anatomis masukkan ujung kateter
secara perlahan-lahan menuju kandung kemih sampai keluar air
( )
A. Pengertian
Pemeriksaan fisik ibu hamil adalah pemeriksaan yang dilakukan setelah anamneses untuk
memperoleh data kesehatan klien yang mana pemeriksaan ini dilakukan tentunya pada
pasien yang sudah jelas bahwa dia hamil.
B. Tujuan
Untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada
suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya
Pada pemeriksaan pertama perlu ditentukan,apakah ibu sedang hamil dan bila hamil
perlu ditentukan umur kehamilannya
Tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan dan pada umur kehamilan lebih
lanjut ditentukan letak janin.
C. Persiapan Pasien
Mengucapkan salam terapeutik dan memperkenalkan diri
Menjelaskan pada klien tentang apa yang akan dilakukan
Menjaga privasi klien dengan menutup pintu,jendela bila ada sampiran gunakan
sampiran
D. Persiapan Alat
1. Timbangan berat badan
2. Pengukur tinggi badan
3. Tensimeter
4. Stetoskop monokuler atau linec
5. Meteran atau midlen
6. Hammer Refleks
7. Jangkar
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Nama Mahasiswa :
NPM :
Program / Kelas / Tanggal :
Kesimpulan :
Lulus / Tidak Lulus*
*Coret yang tidak perlu
Poso,..
Penguji
(..)
A. Pengertian
Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
rahim ibu.
B. Persiapan alat dan bahan
1. Memeriksa dan menyiapkan peralatan set partus dalam keadaan steril
a. Sarung tangan steril 2 pasang
b. Gunting episiotomi 1 buah
c. Gunting tali pusat 1 buah
d. Klem arteri 2 buah
e. Klem tali pusat 2 buah
f. Setengah koher 1 buah
g. Pengikat tali pusat 1 lembar
h. Kasa steril 5 lembar
i. Duk steril 2 lembar
j. Spuit 3 cc 1 buah
k. Oksitosin 1 ampul
l. Handuk 2 lembar
2. Bak hecting berisi 1 set alat hecting.
a. Benang cromik 1 chaset
b. Spuit 3 cc 1 buah
c. Nalpuder 1 buah
d. Pinset sirurgi 1 buah
e. Duk steril 1 lembar
f. Kasa steril secukupnya
g. Lidocain 2 %1 ampul
3. Lampu sorot
4. Tempat sampah
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
A. Melihat tanda dan gejala kala dua
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan/vaginanya
c. Perineum menonjol
d. Vulva-vagina dan sfinter anal membuka
B Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial
siap digunakan.
4. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit untuk menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set
Menggunakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih
5. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku,
mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali
pakai/pribadi yang bersih.
6. Memakai sarung tangan dengan DDT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam
7. Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan
memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril)
dan meletakkan kembali di partus set/wadah desinfeksi
tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung
suntik.
C. Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
9. Memberihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-
hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.
10. Gunakan sarung tangan
11. Pasang pengalas dibawah area gluteal
12. Siapkan bengkok di dekat pasien
13. Irrigator diisi cairan hangat dan hubungkan kanula rectal.
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tapi tidak sempurna
2 = dilakukan dengan sempurna
Poso,.
Penguji
()
NILAI
Nama Mahasiswa :
NPM :
Program / Kelas / Tanggal :
No keterampilan Dilakukan
Ya Tidak
A Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapimedik
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Menyiapkan pasien
B Tahap Orientasi
1. Salam terapeutik,
2. Panggil nama klien, dan sebutkan nama perawat
3. Melakukan kontrak: topic, waktu dan tempat
4. Menjelaskan tujuan dan langkah tindakan yang akan
dilakukan
5. Membawa alat ke dekat pasien
6. Eksporasikan perasaan klien
C Tahap kerja
1. Cuci tangan
2. Jaga privacy klien
3. Beri penjelasan kepada klien tentang prosedur yang
akan dijalani dan minta klien untuk kooperatif
4. Atur posisi klien yaitu posisi duduk di kursi
5. Melakukan perawatan payudara:
a. Mengeluarkan putting susu yang masuk
Olesi putting susu dengan minyak (baby oil)
Licinkan ke dua telapak tangan dengan minyak
Tarik sambil putar kedua putting susu dengan
kedua jari telunjuk dengan arah yang
berlawanan sebanyak 20 kali
b. Merangsang peningkatan ASI:
Pengurutanpertama
Letakan kedua telapak tangan dikedua
payudara dengan ujung jari menghadap
kebawah
Lakukan pengurutan keatas, samping,
kebawah, kemudian dilanjutkan
kesamping melintang dan lepas perlahan
Ulangi gerakan tersebut beberapa kali
Pengurutan kedua
Satu telapak tangan menopang payudara,
tangan lainnya mengurut payudara dari
Kesimpulan :
Lulus / Tidak Lulus*
*Coret yang tidak perlu
Poso,..
Penguji
(..)
1. Sampiran
2. Kasasteril
3. Kapas sublimate dalam tempatnya ( 6 buah)
4. Bengkok
5. Selimut
6. Sarung tangan
7. Pispot
8. Pengalas
9. Kapas lidi
10. Kom berisi betadin
No KETRAMPILAN Dilakukan
Ya Tidak
A. TahapPraInteraksi
c. Cek catatan perawatan dan catatan medis klien
d. Siapkan alat-alat
B. TahapOrientasi
e. Berikan salam dan panggil klien dengan namanya dan kenalkan nama
perawat
f. Menjelaskan kepada klien/ keluarga tujuan dari tindakan yang akan
dilakukan
g. Membawa alat kedekat klien
C. TahapKerja
a. Menjaga privasi klien dengan memasang sampiran
b. Tanyakan kepasien apakah mau BAB/ BAK (kalau ia persilhakan
pasien ke kamar mandi, kalau yang tidak bias kekamar mandi kasih
pispot
c. Melindungi pasien dengan selimut dan melepaskan celana dalam
klien, keataskan pakain bawah klien
d. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
e. Memasang pengalas dibawah bokong klien
f. Meletakkan bengkok di samping pasien
g. Mencuci tangan dan keringkan dengan handuk
h. Memakai sarung tangan
i. Ambil savlon 6 buah untuk membersihkan
- Buka labia mayora kiri klien dengan arah dari atas kebawah
dalam satu kali usapan kemudian bersihkan labia mayora kiri
klien dengan arah dari atas kebawah dalam satu kali usapan
- Buka labia mayora kanan, kemudian bersihkan labia minora
kanan klien dari arah atas kebawah dalam satu kali usapan
- Membersihkan vestibulum dengan arah dari atas kebawah
- Semua kapas yang telah dipakai dibuang di bengkok
j. Bersihkan dengan kasa dengan cara yang sama seperti membersihkan
dengan kapas sublimate
k. Mengoleskan betadin pada bekas jahitan dengan menggunakan lidi
kapas
l. Tutup bekas jahitan dengan kassa (bila perlu)
m. Bantu pasien memakai celana dalam
n. Pengalas diangkat dan merapikan alat
o. Melepaskan sarung tangan
p. Pasien dirapikan dan posisinya diatur kembali
Kesimpulan :
Lulus / Tidak Lulus*
*Coret yang tidak perlu
Poso,..
Penguji
(..)