You are on page 1of 6

Pernahkah Anda mendengar istilah Halloween effect?

Bulan October kerap dihubungkan dengan festival Halloween sehingga sering dihubungkan
dengan hal-hal yang mengerikan atau menyeramkan.

Fenomena ini juga dihubungan dengan kondisi pasar saham dan banyak investor/trader yang
menganggap bulan September Oktober sebagai bulan yang menyeramkan.

Sebenarnya, apa sih October Effect atau Halloween Effect ini?

October Effect adalah istilah yang cukup populer di kalangan pelaku pasar modal. Istilah ini
digunakan untuk menyebut penurunan harga saham yang kerap kali terjadi dalam rentang
waktu bulan September Oktober.

Kenapa October/Halloween Effect bisa terjadi?

Secara historis, krisis pasar saham atau stock market crash memang kerap terjadi pada bulan
Oktober. Yuk kita lihat sejarahnya

1. Oktober 1973

Pada bulan Oktober di tahun 1973, stock market crash terjadi di beberapa negara. Diawali
dengan bursa amerika yang merosot hingga 45% akibat kenaikan harga minyak dunia.
Kenaikan harga minyak ini membuat negara-negara pengimpor minyak mengalami krisis
pasokan energi, dan menyebabkan perekonomian mereka melambat.

2. Oktober 1987

Memasuki Oktober 1987, bursa Amerika kembali jatuh secara mengejutkan. Hanya dalam
waktu satu hari, bursa Amerika merosot sejauh 20%. Sepanjang satu minggu sesudahnya,
saham masih terus turun hingga lebih dari 30%.

Salah satu pemicu stock market crash adalah banyaknya kesalahan yang terjadi dari system
computer trading yang baru saja dikembangkan. Dan secara kebetulan, pada tahun 1987 itu
Amerika memang sedang mengalami berbagai gejolak ekonomi makro yang negatif dan
berpotensi merusak kepercayaan investor, seperti terjadinya defisit APBN serta kegagalan
pemerintah dalam membayar obligasi.
3. Oktober 2008

Pada tahun 2008, salah satu bank investasi terbesar di Amerika, Lehmann Brothers,
mengalami kebangkrutan. Akibat kebangkrutan ini, bursa saham Amerika terguncang dan
bursa-bursa di negara lain ikut terkena imbasnya.

Indonesia juga merupakan salah satu negara yang terkena dampak krisis.

Memasuki bulan Oktober Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung turun tajam. Untuk
mengantisipasi kejatuhan yang lebih dalam, pada 8 Oktober 2008 BEI pun
melakukan suspend atau menutup seluruh transaksi di lantai bursa. Peristiwa ini adalah yang
pertama kalinya terjadi dalam sejarah pasar modal Indonesia.

4. Oktober 1929

Pada tahun 1920-an orang-orang hidup berkecukupan dan masa depan terasa begitu cerah.
Istilah pada zaman ini dikenal dengan the Roaring 20s. Horor perang dunia I telah berlalu dan
hari-hari yang bahagia menanti di depan. Amerika Serikat mulai mengembangkan industri
manufakturnya. Efeknya, pola konsumsi yang berlebihan telah secara permanen mengubah
wajah budaya negara itu. Produksi barang-barang mewah meningkat. Kulkas, telepon, mobil-
semua barang yang diinginkan oleh orang kebanyakan seringkali dibeli secara kredit. Pada
saat itu, pembelian secara kredit merupakan konsep baru. Bank dan sekuritas aktif
meminjamkan dana dengan tingkat bunga rendah Sebelumnya rakyat AS lebih memilih
membeli barang secara tunai.

Indeks Dow Jones pada saat itu sumringah dan terus mengalami pertumbuhan, sehingga
banyak warga yang menginvestasikan uangnya ke pasar modal. Harga saham naik pesat dan
ditengah euphorianya pasar saham, tepatnya October 1929, pasar tiba-tiba jatuh.

Peristiwa yang dikenal dengan istilah Black Tuesday membuat Wall Street terpuruk karena
investor menukar 16.4 juta lembar saham di New York Stock Exchange dalam satu hari. Aksi
panic selling ini membuat Indeks Dow Jones terus merosot hingga 90%. Miliaran dolar hilang,
menghapus ribuan investor. Sebagai akibat dari Black Tuesday, Amerika dan seluruh dunia
industri berputar ke bawah menuju Great Depression (1929-1939), penurunan ekonomi
terdalam dan terpanjang dalam sejarah dunia industri Barat. Ribuan bank pun mengalami
kebangkrutan. Hal ini berdampak besar terhadap industri dan pengangguran terjadi di mana-
mana, dan masa depresi pun dimulai.
Sedikitnya jumlah pekerjaan yang tersedia serta sedikitnya jumlah uang yang dimiliki menjadi
permasalahan yang menyebar ke seluruh pelosok negeri. Ribuan keluarga kehilangan
rumahnya dan bergantung pada kebaikan hati saudara dan keluarga mereka yang lain.

Perubahan sosial yang terjadi sangat besar dan berlangsung sangat lama. Salah satu
dampaknya adalah perubahan struktur keluarga peranan masing-masing anggota keluarga.
Pandangan tradisional bahwa hanya laki-laki yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga menjadi berubah karena sangat sulit untuk mencari lapangan perkerjaan. Istri dan
anak-anaknya terpaksa bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Perubahan peran inilah menyebabkan rusaknya hubungan yang harmonis antara keluarga
sehingga mereka menjadi bingung dan frustasi. Keutuhan keluarga pun terpaksa terpisah,
mulai anak-anak dititipkan ke sanak famili sedangkan ayah dan ibunya harus bekerja
membanting tulang untuk mencari nafkah. Demo juga terjadi di mana -mana karena
masyarakat menganggap Presiden AS pada saat itu, Herbert Hoover tidak mampu untuk
menyelesaikan permasalahan ini.

Bagaimana history October Effect di Indonesia?

IHSG Oktober 2008


Ketidakstabilan kondisi ekonomi global, terutama di Amerika Serikat (AS) berimbas pada
perekonomian di kawasan Eropa dan Asia. Hal ini disebabkan oleh salah satu bank investasi terbesar
di Amerika, Lehmann Brothers, mengalami kebangkrutan dan industri lainnya terkena imbasnya.
Meskipun Kongres Amerika Serikat menyetujui pengucuran dana sebesar US$ 700 miliar untuk
membiayai program penyelamatan yang diajukan pemerintah, sentimen tersebut tidak banyak
membantu kondisi pasar saham dunia. Hal tersebut dapat dilihat dari indeks Dow Jones yang masih
tetap terkoreksi menuju titik terendah baru sepanjang 2008.

Saham-saham Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok tajam hingga melebihi 10 persen. Selain itu, harga
komoditas dunia, seperti batu bara, nikel, dan minyak kelapa sawit ( crude palm oil / CPO) masih
menunjukkan tren turun seiring dengan penurunan harga minyak dunia. Drastisnya penurunan harga
ini membuat BEI menutup segala macam aktivitas di bursa saham pada jam 11.08 WIB, Rabu 8 Oktober
2008. Indeks jatuh 10,38 persen atau 168,052 poin ke level 1.451,669. Penutupan perdagangan
saham untuk sementara ini baru pertama kalinya terjadi dalam sejarah pasar modal Indonesia.

Sebelum diberhentikan, tercatat saham yang turun sebanyak 171 saham, hanya 6 saham yang naik
dan 9 saham stagnan. Transaksi saham yang dicatatkan sebelum bursa disuspensi sebanyak 27.494
kali dengan volume 1,129 miliar unit saham senilai Rp 988 miliar.

Saham-saham yang mengalami penurunan tajam di antaranya saham Telkom (TLKM) yang turun Rp
700 (9,79%) menjadi Rp 6.450, Indosat (ISAT) turun Rp 1.200 (23,3%) ke posisi Rp 3.950, Aneka
Tambang (ANTM) turun Rp 110 (9,48%) menjadi Rp 1.050, dan Astra Internasional (ASII) turun Rp
3.200 (20%) ke harga Rp 12.800. Selain itu, saham-saham yang masuk dalam kelompok LQ45
mengalami penurunan nilai kapitalisasi pasar rata-rata sebesar 28,8 % dibanding perdagangan akhir
pekan sebelumnya. Sungguh ini adalah peristiwa yang mengerikan.

October Effect di Indonesia


Dalam Monthly Exclusive Insight, analisa IHSG, peluang sektoral dan saham-saham potensial di bulan
Oktober yang rilis setiap bulan. Free for Gold Premium Access
member bit.ly/goldpremiumaccess, bulan Oktober secara historis, dalam 13 tahun terakhir,
IHSG di bulan Oktober menguat sebanyak 9 kali, dan melemah sebanyak 4 kali dengan probablitas
penguatan sebesar 69%. Rata-rata return IHSG di bulan Oktober selama 13 tahun terakhir juga
mengalami kenaikan hingga 0,52%. Berikut adalah datanya :
Berdasarkan data di atas, bulan Oktober di tahun 2008 menjadi yang terburuk dengan penurunan
IHSG sebesar 31.44%.

Bagaimanakah kondisi IHSG saat ini?

Secara teknikal, IHSG saat ini terkonsolidasi dan masih menguji resisten 5957. Artinya IHSG sedang
melambat.

Saat ini, baik investor jangka panjang maupun trader masih diuntungkan dengan laju IHSG, di mana
tahun 2017 masih menjadi tahun bullish. Meski demikian, mengutip kata bijak dari Warren Buffett,
investor legendaris dunia, maka tidak ada salahnya jika kita berhati-hati ketika yang lain serakah, dan
serakah ketika yang lain ketakutan.

Nikmati periode trend naik saat ini. Namun, saat ini bukanlah waktunya untuk serakah. Kecuali Anda
menggunakan strategy nabung saham yang kebal siklus. Baca di bit.ly/bukunabungsaham

Untuk trader, peluang selalu datang dari mana pun, baik IHSG naik ataupun stagnan, terutama dari
saham-saham berkapitalisasi menengah hingga kecil. Di akhir tahun volatilitas akan cenderung naik.

Naiknya volatilitas ini, meski risiko trading akan meningkat, tingginya range volatilitas saham bisa
menjadi peluang untuk swing trader untuk trading dengan strategi beli jual jangka pendek / tik tok.

Bagaimana cara trading selengkapnya? Jika Anda ingin dibimbing secara personal setiap hari dan
dapatkan edukasi lengkap, daftar sebagai Gold Member Premium Access di sini.

Https://bit.ly/goldpremiumaccess
Salah satu fitur yang ada di GOLD Premium Access adalah Monthly Premium Insight, di mana akan
dibahas peluang saham selama Oktober baik secara sektoral serta didukung berita global dan
Indonesia.

Semoga ebook ini bermanfaat. We make money, we change lives. Salam profit!!

You might also like