You are on page 1of 6

63

Buana Sains Vol 9 No 1: 63-68, 2009

KAJIAN PENAMBAHAN Effective Microorganisms (EM4)


PADA PROSES DEKOMPOSISI LIMBAH PADAT
INDUSTRI KERTAS

Nana Dyah Siswati1), Herwindo Theodorus 2) dan Puguh Wahyu Eko S 2)


Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jawa Timur
1)
2) Alumni Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jawa Timur

Abstract
The solid waste at PT Kertas Leces Probolinggo has not been properly handled as it is
just ended in the waste landfill. Composting is a method to process the solid waste with
a high organic content. In that process the organic agent is degraded by micro organism
that driving to stabilize the organic content. In this research effective micro organism
(EM4) was used as a disspator organism in some range of concentrate (2,4,6,8,10) (%)
v/b and observed in 5,10,15,20,25 days composting time. The best result was reached
on the concentrate of 2 % EM4 & 25 days decomposting time, with the rasio C/N =
14,11 (most land has rasio indicator C/N closed to 10) comparing to the previous grade
= 33,24.

Key words : C/N ratio , effective microorganisms, decomposting time, the solid waste.

Pendahuluan tanah dan tanaman, yang selanjutnya


Selama ini penanganan limbah kertas dapat meningkatkan kesehatan,
belum maksimal karena belum ada pertumbuhan, kuantitas dan kualitas
teknologi mutakhir yang mampu produksi tanaman. Pencampuran bahan
mengolah limbah padat kertas tersebut organik seperti pupuk kandang atau
menjadi produk yang berguna dan dapat limbah rumah tangga dan limbah
dimanfaatkan oleh perusahaan ataupun pertanian dengan EM4 merupakan
pupuk organik yang sangat efektif untuk
masyarakat luas sehingga sampai saat ini
meningkatkan produksi pertanian.
limbah padat tersebut hanya dibuang
Campuran ini disamping dapat
begitu saja di tempat pembuangannya
digunakan sebagai stater
(landfill).
mikroorganisme yang menguntungkan
Effective Microorganisms (EM)
yang ada didalam tanah juga dapat
merupakan kultur campuran dari
memberikan respon positif terhadap
mikroorganisme yang menguntungkan
pertumbuhan dan perkembangan
bagi petumbuhan tanaman. EM4 yang
tanaman (Wididana, 1994).
dikenal saat ini adalah EM4 yang
EM4 diformulasikan dalam bentuk
diaplikasikan sebagai inokulan untuk
cairan dengan warna coklat kekuning-
meningkatkan keanekaragaman dan
kuningan, berbau asam dengan pH 3,5
populasi mikroorganisme di dalam
mengandung 90% bakteri Lactobacillus
64

N.D. Siswati, H. Theodorus dan P.W. Eko. S / Buana Sains Vol 9 No 1: 63-68, 2009

sp dan tiga jenis mikroorganisme temperatur tertentu. Hasil dari proses


lainnya, yaitu bakteri fotosintetik, pengomposan adalah humus.
streptomyces sp dan yeast yang bekerja Berdasarkan pada penggunaan oksigen,
secara sinergis untuk menyuburkan pengomposan dibedakan atas
tanah dan meningkatkan pertumbuhan pengomposan anaerob dan
tanaman. EM4 memiliki sifat yang pengomposan aerob. Pengomposan
cukup unik karena dapat menetralkan anaerob yaitu proses pengomposan
bahan organik atau tanah yang bersifat yang menggunakan mikroorganisme
asam maupun basa. Mikroorganisme yang hidup tanpa membutuhkan
tersebut dalam fase istirahat dan apabila oksigen.
diaplikasikan dapat dengan cepat Karakteristik dari pengomposan
menjadi aktif merombak bahan organik anaerob adalah temperatur rendah,
dalam tanah. Hasil rombakan bahan timbul bau yang kurang sedap dan
organik tersebut berupa senyawa waktu proses yang cukup lama (3-6
organik, antibiotik (alkohol dan asam bulan) (Tsabitah, 2007). Pengomposan
laktat) vitamin (A dan C), dan aerob yaitu proses pengomposan yang
polisakharida (Higa dan Wididana, memanfaatkan mikroorganisme yang
1994). kehidupannya membutuhkan oksigen
Selain menghasilkan senyawa- untuk mendekomposisi limbah padat
senyawa organik tersebut, EM4 juga organik.
dapat merangsang perkembangan dan Karakteristik dari pengomposan
pertumbuhan mikroorganisme lain yang aerob adalah temperatur tinggi, tidak
menguntungkan seperti bakteri pengikat timbul bau dan waktu proses cepat (21-
nitrogen, bakteri pelarut phosphat, 41 hari). Pada pengomposan aerob
mikroorganisme yang bersifat antagonis terjadi interaksi antara unsur organik, air
terhadap patogen serta dapat menekan dan mikroorganisme serta oksigen.
pertumbuhan jamur patogen tular tanah Reaksi yang terjadi dalam proses
(Wididana, 1994; Muntoyah, 1994) dan pengomposan aerob adalah :
yang lebih penting adalah dapat Mikroorganisme aerob
mengurangi ketergantungan terhadap Bahan organik -------------------> CO2 +
pupuk dan pestisida kimia, EM4 dapat H2O + Humus/ kompos + Energi
digunakan untuk memproses bahan
limbah menjadi kompos dengan proses Selama hidupnya, mikroorganisme
yang lebih cepat dibandingkan dengan mengambil air dan oksigen dari udara.
pengolahan limbah secara tradisional. Makanannya diperoleh dari bahan
Pada umumnya jumlah EM4 yang organik yang akan diubah menjadi
digunakan adalah 1-2 cc perliter air produk metabolisme berupa
untuk bokashi tanah, dan 30 cc perliter karbondioksida (CO2), uap air (H2O),
untuk fermentasi ekstrak tanaman humus dan energi. Sebagian energi yang
(Djuarni, 2005). dihasilkan digunakan oleh
Pengomposan atau dekomposisi mikroorganisme untuk pertumbuhan
merupakan metode pengolahan limbah dan reproduksi, sedangkan sisanya
padat yang mempunyai kandungan dibebaskan ke lingkungan sebagai panas
tinggi (70%-80%). Pada proses (Djuarni, 2005). Produk akhir berupa
pengomposan terjadi degradasi bahan humus atau kompos dengan
organik oleh mikroorganisme hingga karakteristik sebagai berikut :
65

N.D. Siswati, H. Theodorus dan P.W. Eko. S / Buana Sains Vol 9 No 1: 63-68, 2009

- Pada umumnya berwarna hitam demikian dan apabila tidak ada nitrogen
tergantung dari bahan dasar yang yang tersedia dalam jumlah yang cukup,
dipakai tanaman dapat menderita defisiensi
- C/N rendah nitrogen, harus ada nitrogen tambahan
- Terjadi perubahan berat dari pupuk.
Berdasar pada temperatur Selain untuk nutrisi tanaman,
pengomposan dibedakan atas nitrogen perlu untuk merangsang
pengomposan Mesophilic yaitu aktivitas mikroorganisme yang
pengomposan dengan mikroorganisme bersangkutan dalam dekomposisi itu.
yang hidup pada temperatur 15-40oC, Pemberian nutrisi memang tidak hanya
dan pengomposan Termophilic yaitu sekedar memenuhi kebutuhan tanah
pengomposan dengan mikroorganisme akan nitrogen akan tetapi juga
yang hidup pada temperatur 45-65oC. kebutuhan akan unsur hara lainnya.
Pada awal proses bakteri Pembenaman bahan organik segar
mesophilic akan tampak yaitu saat dengan rasio C/N tinggi, seperti batang
terjadi kenaikan temperatur. Fungi jagung (40) dan jerami (80) yang
mesophilic akan tampak setelah 5-10 kemudian segera diikuti dengan
hari dan actinomycetes menjadi jelas pembenaman memerlukan nitrogen
saat sebelum temperatur puncak tambahan.
tercapai. Pada temperatur 60-70oC Alternatif lain waktu tanam di
bakteri, fungi, actinomycetes tidak aktif, tunda dulu agar dekomposisi
beberapa pathogen mati. berlangsung lebih lanjut. Bahan organik
Pada akhir fase thermophilic yang segar dengan rasio C/N kecil seperti
ditunjukkan dengan penurunan kotoran manusia (10-12) bias lebih baik
temperatur, jenis actinomycetes akan dan tanahnya dapat langsung ditanami.
tampak lagi yang ditandai dengan
tinbulnya warna putih atau abu-abu Metode Penelitian
pada material limbahnya. Disinilah
diperoleh hasil akhir yaitu kompos/ Bahan dan alat
humus yang terbebas dari pathogen dan Bahan utama penelitian ini adalah
cukup terjamin kesehatannya (Soepardi, limbah padat (sludge) PT. Kertas Leces
1983). (Persero) Probolinggo. Komposisi
Rasio C/N merupakan indikator bahan limbah disajikan pada Tabel 1.
yang menunjukkan tingkat dekomposisi Beberapa bahan analisis yang digunakan
dari bahan organik tanah. Makin lanjut antara lain aquadest, K2Cr2O7, H2SO4
tingkat dekomposisinya, makin kecil pekat, H3PO4 85 %, NaF,
rasio C/N. jika rasio C/N dari bahan diphenilamine, alkohol, Fe2SO4 1 N,
organik segar yang dibenamkan kedalam selenium, NaOH 30 %, NaOH 0,1 N,
tanah lebih besar dari 10, indikator bromokreysol hijau, indikator
mikroorganisme yang terlibat di dalam metil merah, molases 1 % dan urea 0,1
proses dekomposisi tersebut biasanya % sebagai nutrisi dan EM4 sebagai
sulit memperoleh nitrogen yang mikroorganisme pengurai.
memadai dari bahan organik itu sendiri, Alat yang digunakan antara lain
sehingga mereka harus mengambil erlenmeyer, oven, labu distilasi,
nitrogen yang tersedia di sekitarnya. desikator, statif dan buret, pH meter,
Tanaman akan kalah dalam persaingan thermometer, cawan petri, labu kjeldal
66

N.D. Siswati, H. Theodorus dan P.W. Eko. S / Buana Sains Vol 9 No 1: 63-68, 2009

dan polibag sebagai tempat pengomposan.

Tabel 1. Komposisi limbah padat (sludge) dari PT. kertas Leces (Persero) Probolinggo.

Komposisi Konsentrasi (%) Komposisi Konsentrasi (%)


Serat kasar 38,16 Nikel Tdk. ternyata
Lignin 21,75 Air raksa Tdk. ternyata
Sulfat total 0,19 Arsen Tdk. ternyata
Sulfida Tdk. ternyata Cuprum Tdk. ternyata
Nitrogen 0,04 Plumbum Tdk. ternyata
Phosphor 24,51ppm Chrom 12,48 ppm
Kalium Tdk. ternyata C/N awal 33,24
Natrium 31,1 ppm pH 7,45
Clorida 0,29

Pelaksanaan Penelitian konsentrasi sesuai variabel (2, 4, 6, 8, 10


% b/v), selanjutnya lakukan
Penelitian dilakukan di PT. kertas Leces
pengadukan hingga merata. Tempatkan
(Persero) Probolinggo, Jatim. Limbah
bahan campuran tersebut kedalam
padat (sludge) diambil dari landfill yang
polibag dan tutup bagian atasnya
telah berumur 1 tahun, karena jika
dengan karung goni agar tidak
diambil sludge yang baru dihasilkan dari
terkontaminasi bakteri dari udara dan
proses, mikroorganisme yang digunakan
biarkan sehingga terjadi dekomposisi
untuk dekomposisi akan langsung mati
secara aerob. Waktu dekomposisi
mengingat komposisinya yang tidak
dilakukan bervariasi mulai dari 5, 10, 15,
sesuai dengan kehidupan
20, 25 hari dan dilakukan pengdukan
mikroorgaanisme.
setiap 5 hari sekali agar proses
Limbah padat yang digunakan
dekomposisi berlangsung sempurna.
sebanyak 100 gram, dihancurkan untuk
Skema proses dekomposisi limbah
mendapatkan ukuran yang lebih kecil,
padat industri kertas disajikan pada
tambahkan nutrisi 0,0075 % v/b,
Gambar 1.
kemudian dicampur EM4 dengan
67

N.D. Siswati, H. Theodorus dan P.W. Eko. S / Buana Sains Vol 9 No 1: 63-68, 2009

Gambar 1. Skema proses dekomposisi limbah padat industri kertas.


Hasil dan Pembahasan
Waktu dekomposisi
Konsentrasi EM4.
Semakin lama waktu dekomposisi, rasio
Semakin tinggi konsentrasi EM4 yang C/N semakin turun sehingga dapat
ditambahkan, rasio C/N yang dihasilkan dikatakan mengalami perubahan yang
semakin meningkat. Hal ini terjadi positif. Hal ini berarti telah terjadi
karena jumlah makanan (dalam hal ini proses dekomposisi oleh mikroba, kadar
adalah limbah padat) tidak sebanding air juga semakin turun disebabkan
dengan jumlah mikroba, sehingga terjadi adanya aktifitas mikroba dalam proses
persaingan antar mikroba untuk dekomposisi sehingga terbentuk uap air
mendapatkan makanan akibatnya dan dibebaskan ke udara, sesuai dengan
berpengaruh negatif pada perubahan pendapat Tsabitah, 2007, bahwa adanya
rasio C/N, juga karena dalam proses panas yang terbentuk, menyebabkan air
pengomposan, 2/3 dari karbon menguap, sehingga
digunakan sebagai sumber enersi bagi tumpukan (timbunan limbah padat)
pertumbuhan mikroorganisme, dan 1/3 menjadi kering.
lainnya digunakan untuk pembentukan
sel bakteri (Tsabitah, 2007).
68

N.D. Siswati, H. Theodorus dan P.W. Eko. S / Buana Sains Vol 9 No 1: 63-68, 2009

25.0 EM4 2%
EM4 4%
22.5
EM4 6%

Rasio C/N
20.0 EM4 8%
EM4 10%
17.5
15.0
12.5
10.0
5 10 15 20 25
Waktu Dekomposisi (hari)

Gambar 2. Hubungan antara konsentrasi EM4 dan waktu dekomposis


terhadap rasio C/N

Terlihat pada grafik bahwa hasil terbaik Daftar Pustaka


dicapai pada waktu dekomposisi 25 hari
dan konsentrasi EM4 2 %, Djuarni, N. 2005. Cara Cepat Membuat
menghasilkan rasio C/N = 14,11. Hasil Kompos. Agromedia Pustaka, Jakarta.
ini sudah hampir mendekati 10, yang Higa, T. dan Wididana. 1994. Teknologi
Effective Microorganism. Kopkar
merupakan rasio C/N kebanyakan
Departemen Kehutanan, Jakarta.
tanah, karena harga C/N tanah adalah Muntoyah. 1994. Menuju Pertanian Alami
10 12, sehimgga bahan-bahan yang dengan Teknologi Effective
mempunyai harga C/N mendekati C/N Microorganism. Tumbuh 24-26, Jakarta.
tanah, dapat langsung digunakan Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah,
(Tsabitah, 2007). 124-127. Bina Aksara, Jakarta.
Tsabitah. 2007. Pengomposan.
tsabitah.wordpress.com., 3 Mei 2007..
Kesimpulan
Wididana, G.N. 1994. Application of
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Effective Microorganism (EM) and
terjadi penurunan rasio C/N pada Bokashi on Natural Farming. Bulletin
proses dekomposisi limbah padat Kyusei Nature Farming 03 (2) : 47-54.
industri kertas menggunakan EM4, dari
C/N mula-mula 33,24 menjadi 14,11.
Proses dekomposisi dipengaruhi oleh
waktu dekomposisi dan konsentrasi
EM4. Kondisi terbaik dicapai pada
waktu dekomposisi 25 hari dan
konsentrasi EM4 2%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa limbah padat
industri kertas dapat dibuat kompos.

You might also like