Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Traffic accidents is the most common cause of injury in the whole world. According to
WHO (2008) traffic accident is the tenth leading cause of death in the world with 1.21
million deaths (2.1%). Head injury is the most common disease caused by traffic
accidents than other injuries. In Indonesia, the head injury was ranked first in the
order of the injury suffered by the victims of traffic accidents (33.2%). According to
data Riskesdas (2007) there are 18.9% of traffic accident victims with head injuries.
This study aimed to determine the characteristics of patients with head injury due to
traffic accidents inpatients in RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi in 2010-
2011, a descriptive case series design. Population and sample is 114 patients (total
sampling).
Patients with head injuries due to traffic accidents with the highest proportion in the
age group 16-24 years (39.5%), male (67.5%), student (32.5%), two-wheeled vehicle
(66.3%), at 18.01-24.00 (33.3%), on Monday (21,9%), mild head injury (74.6%), the
average treatment time 3.97 days, outpatient home care (51.8%), and own costs
(52.6%). Highest CFR in 2010 (3,8%), four-wheeled or more vehicle (5,3%), at 18.01-
24.00 (5,3%), and severe head injury (30%). There are significant differences in the
average treatment time with the source charge (p = 0.001), average treatment time
with the situation when returning (p = 0.001).
Suggested to the hospital Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi set to be complete
recording of medical records, to the police in order to provide education to
school/college regarding traffic rules, and the public to be careful when driving a
vehicle and using standard helmets for two-wheeled riders.
Pada tabel 14. Dapat dilihat bahwa pada Pada tabel 16. dapat dilihat bahwa
waktu kejadian 18.01-24.00 kecelakaan penderita PBJ 55,3% dengan tingkat
disebabkan 30,2% KLL roda dua, 30,8% keparahan ringan, 63,2% dengan tingkat
KLL roda tiga, dan 42,1% KLL roda keparahan sedang, 0,0% dengan tingkat
empat atau lebih. Analisa menggunakan keparahan berat. Analisa menggunakan
chi square tidak dapat dilakukan karena chi square tidak dapat dilakukan karena
terdapat 6 sel (50,0%) expected count terdapat 7 sel (58,3%) expected count
yang besarnya kurang dari 5. yang besarnya kurang dari 5.
Tabel 17. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Tabel 19. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Pulang Berdasarkan Tingkat Keadaan Sewaktu Pulang pada
Keparahan pada Penderita Cedera Penderita Cedera Kepala Akibat
Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Kecelakaan Lalu Lintas Darat Rawat
Lintas Darat Rawat Inap di RSUD Dr. Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tebing Tinggi Tahun 2010-2011
Tahun 2010-2011 Kedaan Sewaktu Lama Rawatan Rata-rata
Sumber Biaya Pulang N X SD
Kedaan
Bukan Biaya PBJ 65 5,09 3,643
Sewaktu Biaya Sendiri
Sendiri
Pulang PAPS 43 2,51 2,240
f % f %
Meninggal 3 3,67 2,517
PBJ 35 64,8 24 40,0
Rujuk 3 1,00 0,000
PAPS 17 31,4 32 53,4
Meninggal 1 1,9 2 3,3
Pada tabel 19. dapat dilihat bahwa
Rujuk 1 1,9 2 3,3
penderita Pulang Berobat Jalan (PBJ),
Total 85 100,0 19 100,0
lama rawatan rata-rata 5,09 hari.
Penderita yang meninggal,lama rawatan
Pada tabel 17. dapat dilihat bahwa rata-rata 3,67 hari. Penderita yang Pulang
penderita PAPS 31,4% bukan biaya Atas Permintaan Sendiri (PAPS), lama
sendiri, 53,4% biaya sendiri. Analisa rawatan rata-rata 2,51 hari. Penderita
menggunakan chi square tidak dapat yang rujuk, lama rawatan rata-rata 1,00
dilakukan karena terdapat 4 sel (50,0%) hari. Dari analisa menggunakan Kruskal
expected count yang besarnya kurang dari Wallis didapat nilai p <0,05, berarti ada
5. perbedaan bermakna antara lama rawatan
rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu
Tabel 18. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Sumber Biaya pada Penderita Cedera pulang. Penderita cedera kepala yang
Kepala Akibat Kecelakaan Lalu pulang berobat jalan (PBJ) secara
Lintas Darat Rawat Inap di RSUD Dr. bermakna memiliki lama rawatan yang
H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi lebih lama dibandingkan dengan
Tahun 2010-2011
meninggal, pulang atas permintaan
Lama Rawatan Rata-rata
Sumber Biaya sendiri (PAPS), dan rujuk. Penderita yang
N X SD pulang berobat jalan (PBJ)/sembuh
Bukan biaya sendiri 54 5,02 3,809 adalah penderita yang pulang setelah
Biaya sendiri 60 3,03 2,577 dinyatakan sembuh dari dokter
p=0,001 berdasarkan indikasi medis yang ada,
sehingga lama rawatan rata-rata relatif
Pada tabel 18. dapat dilihat bahwa lebih lama. Penderita yang tidak sembuh
penderita dengan biaya sendiri, lama (meninggal, PAPS dan rujuk) telah
rawatan rata-rata 3,03 hari dan penderita mendapat perawatan di rumah sakit
dengan bukan biaya sendiri, lama rawatan namun umumnya meminta pulang dengan
rata-rata 5,02 hari. Dari analisa beberapa alasan memang tidak tertolong,
menggunakan Mann-Whitney didapat merasa sudah sembuh, biaya, dan dirujuk
nilai p<0,05, berarti ada perbedaan ke rumah sakit lain karena pelayanan
bermakna antara lama rawatan rata-rata yang kurang memuaskan dan peralatan
berdasarkan sumber biaya. Penderita yang belum tersedia.
cedera kepala bukan biaya sendiri secara
bermakna memiliki lama rawatan yang Kesimpulan
lebih lama dibandingkan dengan biaya Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
sendiri. 1. Distribusi penderita cedera kepala
akibat kecelakaan lalu lintas darat
berdasarkan sosiodemografi dengan
proporsi tertinggi pada kelompok
umur 16-24 tahun (39,5%), jenis
kelamin laki-laki (67,5%) dan
pekerjaan pelajar/mahasiswa standar dan sabuk pengaman, berhati-
(32,5%). hati saat mengendarai kendaraan serta
2. Proporsi tertinggi berdasarkan menjaga kecepatan.
penyebab adalah kecelakaan lalu 2. Pihak kepolisian agar memberikan
lintas (KLL) roda dua (66,3%). penyuluhan ke sekolah/kampus
3. Proporsi tertinggi berdasarkan waktu mengenai peraturan berlalu lintas
kejadian adalah 18.01-24.00 (33,3%). khususnya tentang pemakaian helm
4. Proporsi tertinggi berdasarkan hari standar dan kecepatan yang memenuhi
kejadian adalah Senin (21,9%). syarat keselamatan di jalan.
5. Proporsi tertinggi berdasarkan tingkat 3. Pihak rumah sakit agar melengkapi
keparahan adalah ringan (74,6%). pencatatan rekam medis seperti
6. Proporsi tertinggi lama rawatan rata- pendidikan, penyebab kecelakaan lalu
rata adalah 3,97 hari. lintas (KLL), lokasi kejadian, bentuk
7. Proporsi tertinggi berdasarkan kecelakaan serta memberi pemahaman
keadaan sewaktu pulang adalah kepada penderita akibat dari cedera
pulang berobat jalan (51,8%). kepala mengenai perawatan yang
8. Proporsi tertinggi berdasarkan memerlukan waktu lebih agar
sumber biaya adalah umum (52,6%). berkurang penderita yang PAPS.
9. CFR tertinggi pada tahun 2010
(3,8%), KLL roda empat atau lebih Daftar Pustaka
(5,3%), pada waktu 18.01-24.00 Balitbang Kesehatan RI., 2008. Hasil
(5,3%), dan tingkat keparahan berat Riset Kesehatan Dasar
(30%). (RISKESDAS) Sumatera Utara
10. Pada waktu kejadian 18.01-24.00 Tahun 2007. CV Kiat Nusa,
kecelakaan disebabkan 30,2% KLL Jakarta
roda dua, 30,8% KLL roda tiga, dan Bustan, MN., 2007. Epidemiologi
42,1% KLL roda empat atau lebih. Penyakit Tidak Menular. Rineka
11. Tingkat keparahan ringan Cipta, Jakarta
disebabkan oleh 77,8% KLL roda Dephub RI., 2007. Laporan Akhir
dua, 84,6% KLL roda tiga, dan Kajian Manajemen dan
68,4% KLL roda empat atau lebih. Rekayasa Lalu Lintas Jalan
12. Penderita PBJ 55,3% dengan tingkat Nasional di Kota Metropolitan
keparahan ringan, 63,2% dengan Dephub RI., 2007. Laporan Akhir
tingkat keparahan sedang, 0,0% Kajian Manajemen dan
dengan tingkat keparahan berat dan Rekayasa Lalu Lintas Jalan
penderita PAPS 31,4% bukan biaya Nasional di Kota Metropolitan
sendiri, 53,4% biaya sendiri. Dinkes Kota Tebing Tinggi., 2009. Profil
13. Penderita cedera kepala bukan biaya Kesehatan Kota Tebing Tingggi
sendiri secara bermakna memiliki Tahun 2008
lama rawatan rata-rata yang lebih Hesketad, B, dkk., 2009. Incidence of
lama dibandingkan dengan biaya Hospital Referred Head Injuries
sendiri (p=0,001). in Norway: A Population Based
14. Penderita cedera kepala PBJ secara Survey from The Stavanger
bermakna memiliki lama rawatan Region.
rata-rata yang lebih lama http://www.sjtrem.com/content/17
dibandingkan dengan yang /1/6
meninggal, PAPS, dan rujuk Japardi, I., 2004. Cedera Kepala. PT
(p=0,001). Bhuana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia, Jakarta
Saran Markam, S, Atmadja, DS, Budijanto, A.,
Saran dari penelitian ini adalah: 1999. Cedera Kepala Tertutup.
1. Masyarakat agar menggunakan alat Balai Penerbit FK UI, Jakarta
pelindung diri (APD) seperti helm
Moesbar, N., 2007. Pengendara dan
Penumpang Sepeda Motor
Terbanyak Mendapat Patah
Tulang pada Kecelakaan Lalu
Lintas. Pidato Pengukuhan Guru
Besar Tetap dalam Bidang Ilmu
Bedah pada Fakultas Kedokteran
USU, Medan
Oktaviani, F., 2008. Pola Cedera
Kecelakaan Lalu Lintas di
RSUPN Dr Cipto
Mangunkusumo Tahun 2003-
2007. FKM UI, Jakarta
PERDOSSI,. 2006. Konsensus Nasional
Penanganan Trauma Kapitis
dan Trauma Spinal. CV Prikarsa
Utama, Jakarta
Riyadina, W dan Subik, IP., 2007. Pola
Keparahan Cedera pada
Korban Kecelakaan Sepeda
Motor di Instalansi Gawat
Darurat RSUP Fatmawati.
Jurnal Kedokteran Universa
Medica Vol 26 No 2. Jakarta
Riyadina, W, dkk., 2009. Pola
Determinan Sosiodemografi
Cedera Akibat Kecelakaan Lalu
Lintas di Indonesia. Majalah
Kedokteran Indonesia Vol 59 No
10, Jakarta
Thol, SC., 2004. Cambodia Road
Traffic Accident and Victim
Information System. Annual
Report 2004
WHO. 2004. World Report on Road
Traffic Injury Prevention:
Summary
WHO. 2011. The Top 10 Causes of
Death.
www.who.int/mediacentre/factshe
ets/fs310/en/