You are on page 1of 9

A.

Definisi Istirahat dan Tidur


Priode waktu yang lama tidak tidur (secara alami terus menerus).
Dalam priode kesadaran (budi sanrosa, 2005-2006)
Tidur merupakan seuatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif atau sering juga disebut suatu
keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan (wolf , weitzel & fuerst,1984)
Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berfikir tentang hal itu
seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur. Ketika orang sedang
istirahat mereka berada pada keadaan aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka
kembali bergairah dan siap untuk menyelesaikan aktivitas (potter & perry,2005)

B. FISIOLOGI TIDUR
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih lama
dari keterjagaan.
Siklus tidur terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku.

1. Kondisi Untuk Istirahat yang cukup


Kenyamanan Fisik
Eliminasi sumber-sumber yang mengiritasi fisik
Kontrol sumber nyeri
Pertahankan kesejahteraan kesejajaran anatomis yang tepat atau posisi yang sesuai
Kontrol suhu ruangan
Pindahkan distraksi lingkungan
Sediakan ventilasi yang cukup

2. Bebas Dari Kecemasan


a. Buat keputusan sendir
b. Berpatisipasi didalam pelayanan kesehatan pribadi
c. Mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami masalah dan implikasi
kesehatan
d. Praktikkan aktivitas yang mengistirahatkan secara teratur
e. Mengetahui bahwa lingkungan aman
3. Tidur Yang Cukup
a. Memperoleh jumlah lama tidur yang dibutuhkan untuk merasa segar kembali
b. Ikuti kebiasaan higene yang baik sebelum tidur

1. Irama Sirkadian
Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi prilaku. Irama sirkadian
termasuk siklus tidurbangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan suhu serta juga faktor-faktor
eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan. Beberapa orang dapat tertidur pada
pukul 8 malam, sementara yang lain tidur pada tengah malam.

2. Pengaturan Tidur
Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh integrasi tinggi
aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dcngan perubahan dalam sistem saraf periferal,
endokrin, kardovaskular, pcrnapasan dan muskular. Kontrol dan pengaturan tidur tergantung
pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermiten dan
menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sistem Aktivasi Retikular
(SAR) terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima
stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran
serotonin dari sel tertentu dalam sistem tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah.
Daerah otak juga disebut daerah siakronisasi bulbar. seseorang tetap terjaga atau tcrtidur
tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat yang lebih tinggi (misalnya
pikiran), reseptor sensori perifer (misalnya stimulus bunyi atau cahaya) dan sistem limbik.

3. Tahapan Tidur
EEC, EMG, dan EOG sinyal listrik mcnunjukkan pcrbedaan tingkat aktivitas yang berbeda dari
olak, otot dan mata yang bcrhubungan dcngan tahap tidur yang bcrbcda (Sleep Research-
Society, 1993). Tidur yang normal melibatkan dua fase: pergerakan mata yang tidak cepat (tidur
nonrapid eye movement, NREM) dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid eye movement,
REM). Selama NREM seorang yang tidur mengalami kcmajuan melalui empat tahapan selama
siklus tidur 90 menit. Tidur REM merupakan Case pada akhir tiap siklus tidur 90 mcnit.
Konsolidasi mcmori (Karni dkk, 1994) dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu ini. Faktor
yang berbeda dapat mcningkatkan atau mcng-ganggu tahapan siklus tidur yang berbeda.

4. Siklus Tidur
Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur.
Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 mcnit. tetapi untuk seseorang yang memiliki
kesulitan untuk tcrtidur, akan berlangsung satu jam atau Iebih. Ketika seseorang tertidur,
biasanya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh dan tiap siklus tidur terdiri 4 tahap.dari tidur
NREM dan satu periode dari tidur REM Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju
ke tahap 4 NREM diikuti kebalikan tahap 4 ke-3, lalu ke-2, diakhiri dengan periode dari tidur
REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sckilar 90 mcnit ke siklus tidur.
Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek, dan memperpanjang periode
REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60 mcnit selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang
mengalami kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa.

C. FUNGSI TIDUR
Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologi dan psiologis (Oswaid, 1984, Anch dkk,
1988). Menurut teori tidur adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga
berikutnya. Dealam tidur NREM, fungsi biologis menurun. tidur yang nyenyak bermanfaat
dalam memelihara fungsi jantung.
Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Tidur REM penting untuk
pemulihan kognitif. Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas
hari tersebut.
a. Mimpi
Mimpi terjadi selama tidur NREM maupun REM, Mimpi REM dapat berkembang dalam isi
sepanjang malam dari mimpi tentang kejadian terbaru sampai mimpi yang kreatif, dan seorang
yang depresi dapat bermimpi tidak berdaya. Teori lain menyatakan bahwa mimpi menghapus
fantasi tertentu atau memori yang nonesensial.

D. KEBUTUHAN DAN POLA TIDUR NORMAL


Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia. Seseorang
mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jan tidur, sementara yang lain membutuhkan 10
jam.

1. Neonatus
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Bayi yang lahir dari ibu
tanpa medikasi lahir dalam keadaan terjaga. Mata terbuka lebar dan mengisap kencang. Setelah
sekitar satu jam bayi baru lahir menjadi diam dan kurang responsif terhadap stimulus internal
dan eksternal. Periode tidur berakhir beberapa menit sampai 2 sampai 4 jam setelahnya ( Wong,
1995). Kemudian bayi terbangun lagi dan seringkali menjadi terlalu responsif terhadap
stimulus. Stimulus lapar, nyeri, dingin atau yang lain seringkali menyebankan tangisan. Pada
minggu pertama, bayi baru lahir tidur dengan konstan. Kira-kira 50% dari tidur ini adalah tidur
REM, yang menstimulasi pusat otak tertinggi. Hal ini dianggap esensial bagi perkembangan
karena neonatus tidak terjaga cukup lama untuk stimulasi eksternal yang bermakna. Tabel 42-1
menguraikan perilaku yang terlihat pada bayi baru lahir selama tidur dan terjaga.

2. Bayi
Pada umumnya bayi mengalami pola tidur malam hari pada usia 3 bulan. Bayi tertidur beberapa
kali pada siang hari tetapi biasanya tidur rata-rata 8 sampai 10 jam pada malam hari. Sekitar 30
% dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM. Bangun biasanya terjadi pada pagi hari.
Meskipun tidak umum untuk bayi yang terjaga selama malam hari. jika bangun sela malam hari
rutin, masalahnya pada diet karena lapar sering kali membangunkan anak. Bayi yang minum
ASI biasanya tidur dalam jangka lebih pendek, dengan lebih sering terbangun, dari pada bayi
yang minum susu botol ( wong, 1995). Bayi yang lebih besar tidur lebih lama dari pada bayi
yang lebih kecil karena kapasitas lambungnya lebih besar. Seorang bayi antara usia 1 bulan dan
1 tahun tidur rata-rata 14 jam sehari.
3. Todler
Pada usia 2 tahun, anak anak biasanya tidur sepanjang malam dan tidur siang setiap hari. Total
tidur rata-rata 12 jam sehari. Tidur siang dapat hilang pada usia 3 tahun. Hal yang umum bagi
todler terbangun pada malam hari. Persentase tidur REM menurun. Selama periode ini todler
tidak ingin tidur pada malam hari. Ketidak inginan ini dapat berhubungan dengan kebutuhan
untuk otonomi, atau takut perpisahan.

4. Prasekolah
Rata-rata anak usia prasekolah sekitar 12 jam semalam (sekitar 20% adalah REM). Pada usia 5
tahun, anak prasekolah jarang tidur siang. Kecuali pada kebudayaan yaitu siesta adalah
kebiasaan. Orang tua paling berhasil untuk membawa tidur dengan membina ritual yang
konsisten yang mencakup aktivitas waktu tenang sebelum waktu tidur. Biasanya para ahli tidak
merekomendasikan seorang anak diperbolehkan tidur dengan orang tua.

5. Anak Usia Sekolah


Jumlah tidur yang diperlukan pada usia sekolah bersifat individual dikarenakan status aktivitas
dan tingkat kesehatan yang bervariasi. Dan biasanya tidak membutuhkan tidur siang. Pada usia
6 tahun akan tidur malam rata-rata 11 sampai 12 jam, sementara anak usia 11 tahun tidur
sekitar 9 sampai 10 jam (Wong, 1995).

6. Remaja
Remaja memperoleh sekitar 7 am untuk tidur setiap malam ( Carskadon, 1990). Pada saat
kebutuhan tidur yang aktual meningkat, remaja umumnya mengalami sejumlah perubahan yang
sering kali mengurangi waktu tidur. Biasanya orang tua tidak lagi terlibat dalam penataan
waktu tidur yang spesifik. Tuntuan sekolah, kegiatan setelah sekolah, dan pekerjaan paruh
waktu menekan waktu yang tersedia untuk tidur. Remaja pergi tidur lebih larut dan bangun
lebih cepat pada waktu sekolah menengah atas. Harapan sosial yang umum adalah remaja
membutuhkan tidur yang sedikit daripad praremaja. Akan tetapi, data laboraturium menunukan
bahwa remaja mempunyai kebutuhan fisiologis untuk tidur lebih banyak bila dibandingkan
dengan praremaja ( Carskadon, 1990).
7. Dewasa Muda
Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata 6 sampai 8 jam, tetapi hal ini bervariasi.
Dewasa muda jarang sekali tidur siang. Kurang lebih 20% waktu tidur yang dihabiskan adalah
waktu tidur REM, yang tetap konsisten sepanang hidup.
8. Dewasa Tengah
Selama masa dewa tengah total waktu yang digunakan untuk tidur malam hari mulai menurun.
Jumlah tidur tahap 4 mualai menurun, suatu penurunan yang berlanjut dengan bertambahnya
usia. Gangguan tidur seringkali mulai didiagnosa diantara orang-orang pada rentang usia ini
bahkan ketika gejala dari ngangguan yang telah ada untuk beberapa tahun, insomnia terutama
lazim terjadi, mungkin disebabkan oleh perubahan dan stres usia menengah. Gangguan tidur
dapat disebabkan oleh kecemasan. Depresi atau penyakit fisik ringan tertentu. Wanita yang
mengalami gejala menopause dapat mengalami insomnia. Anggota kelompok ini dapat
tergantung pada obat tidur.
9. Lansia
Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia. Akan tetapi, kualitas tidur kelihatan
menjadi berubah pada kebanyakan lansia ( Bliwise, 1993). Episode tidur REM cenderung
memendek. Terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan 4, beberapa
lansia hampir tidak memiliki tahap 4, atau tidur yang dalam. Seorang lansia terbangun lebih
sering dimalam hari dan membutuhkan banyak waktu untuk jatuh tertidur.
Keragaman dalam perilaku tidur lansia adalah umum. Keluhan tentang kesulitan tidur waktu
malam seringkali terjadi antara lansaia. Seringkali akibat keberadaan penyakit kronik yang lain.
Perubahan pola tidur pada lansia disebabkan perubahan SSP yang mempengaruhi pengaturan
tidur. Kerusakan sensorik, umum dengan penuaan, dapat mengurangi sensivitas terhadap waktu
yang mempertahankan irama sirkadian.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR


Sejumlah faktor mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur. Seringkali faktor tunggal tidak
hanya menjadi penyebab masalah tidur. Faktor fisiologis, psikologis, lingkungan dapat
mengubah kualitas dan kuantitas tidur.
1. Penyakit Fisik
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (misal kesulitan bernapas),
atau masalah suasana hati. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang
tidak biasa. Sebagai contoh meperoleh posisi yang aneh saat tangan atau lengan di mobilisasi
pada traksi dapat menganggu tidur.
Penyakit pernapasan seringkali mempengaruhi tidur. Klien yang berpenyakit paru kronik
seperti emfisema dengan napas pendek dan seringkali tidak dapat tidur tanpa dua atau tiga
bantal untuk meninggikan kepala mereka.

2. Obat-Obatan dan Substansi


Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas menuliskan mengantuk
sebagai salah satu efek samping, 486 menulis insomnia dan 281 menyebabkan kelelahan
(Buysse, 1991). Mengantuk dan deprivasi tidur adalah efek samping medikasi yang umum.
Medikasi yang diresepkan untuk tidur seringkali memberi banyak masalah daripada
keuntungan. Orang dewasa muda dan dewasa tengah dapat tergantung pada obat tidur untuk
mengatasi stressor gaya hidupnya.

Hipnotik
Mengganggu dengan mendapati tahap tidur yang lebih dalam
Memberikan hanya peningkatan kualitas tidur sementara (1minggu ).
Diuretik
Menyebabkan nokturia
Anti Depresan Dan Stimulan
Menekan tidur REM
Menurunkan total waktu tidur
Alkohol
Mempercepat mulanya waktu tidur
Menganggu tidur REM
Kafein
Mencegah seseorang tertidur

3. Pola tidur yang biasa dan mengantuk yang berlebihan pda siang hari (EDS) Pada abad
lampau jumlah tidur yang diperoleh pada malam hari penduduk AS telah menurun lebih dari
20% ( National Commission on Sleep Disorder Research, 1993)., menunjukan bahwa banyak
orang Amerika kehilangan tidur dan mengalami mengantuk yang berlebihan pada siang hari.

F. GANGGUAN TIDUR
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secar umum akan menyebabkan
gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut :
insomnia; gerakan atau sensai abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atu rasa
mengantuk yang berlebihan disiang hari ( Naylor dan Aldrich, 1994).
1. Insomnia
Adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering
terbangun dari tidur, dan atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif ( Zorick, 1994 ).
Seseorang dapat mengalami insomnia transien akibat strea situasional seperti masalah keluarga,
kerja atau sekolah, jet lag, penyakit atau kehilangan orang yang dicintai.
2. Apnea tidur
Adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut
selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.
3. Narkolepsi
Adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. EDS adalah keluhan
utama paling sering yang berkaitan dengan gangguan ini.
4. Parasomnia
Adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak daripad orang dewasa. Sindrom
kematian bayi mendadak dihipotesis berkaitan dengan apnea, hipoksia, dan aritmia jantung
yang disebabkan oleh abnormalitas dalam sistem saraf otonom yang dimanifestasikan selama
tidur ( Gilis dan Flemons, 1994).

You might also like