You are on page 1of 6

201 Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.

) VIII (2): 201-206 ISSN: 0853-6384

Full Paper

KONSENTRASI UNSUR HARA PADA MEDIA DAN PERTUMBUHAN Chlorella vulgaris


DENGAN PUPUK ANORGANIK TEKNIS DAN ANALIS

CONCENTRATION OF NUTRIENT IN MEDIA AND THE GROWTH OF Chlorella vulgaris


USING TECHNICAL AND PRO-ANALIS ANORGANIK FERTILIZER

Sri Amini*) dan Syamdidi*))

Abstract

Research on the effect of technical and proanalyze fertilizers on the growth of Chlorella
vulgaris was conducted in triplicates using a culture bottle containing 3 l of sea water at 30
ppt. The culture media were inoculated with Chlorella vulgaris at 104 cells/ml of initial density,
lighted at 2000 lux, and incubated at 26C. Results showed that the highest growth rate of
C. vulgaris was obtained in medium added with anorganic proanalyze fertilizer with
maximum density of 2.62 x 107 cells/ml at 9 days culture. Ammonia, sulphide, nitrate,
nitrite, phosphate, iron, cuper, and cadmium contents were not exceed the maximum limit at
the 13-day of culture.

Key words: Chlorella, growth, heavy metals, microalgae, organic fertilizer

Pengantar dibagi menjadi dua berdasarkan


kemurniannya, yaitu: pupuk anorganik
Pupuk anorganik merupakan unsur-unsur teknis yang merupakan pupuk buatan,
esensial bagi pertumbuhan tanaman baik yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik dari
tingkat tinggi atau rendah. Istilah pupuk bahan kimia anorganik seperti urea, NPK
umumnya berhubungan dengan pupuk dan TSP dan pupuk anorganik pro analis.
buatan. yang tidak hanya berisi unsur
hara tanaman dalam bentuk unsur Urea merupakan pupuk tunggal, yaitu
nitrogen, tetapi juga dapat berbentuk pupuk karena hanya mengandung satu
campuran yang memberikan bentuk- unsur saja, yaitu nitrogen, yang
bentuk ion dari unsur hara yang dapat merupakan hasil penguraian alami
diabsorpsi oleh tanaman. Untuk protein, baik dari manusia maupun hewan
menunjang pertumbuhan tanaman secara yang dikeluarkan bersama urine. Sintesa
normal diperlukan minimal 16 unsur di urea dalam jumlah besar dilakukan
dalamnya dan harus ada 3 unsur mutlak, langsung dari amoniak dan
yaitu nitrogen, fosfor dan kalium karbondioksida (2NH3+CO2 H2N-CO-
(Adhikari, 2004; Higgins, 2004) NH2+H2O). NPK merupakan pupuk
majemuk, yaitu pupuk yang mengandung
Berdasarkan asalnya pupuk dapat lebih dari satu unsur. Pupuk NPK memiliki
dibedakan menjadi pupuk organik (pupuk arti penting ganda, karena berisi zat-zat
alami) yang dikenal dengan pupuk pokok seperti nitrogen, fosfor dan kalium
kandang, pupuk hijau dan pupuk gambut. dalam jumlah tertentu seperti TSP. TSP
Sedangkan pupuk anorganik (pupuk (Triple Super Fosfat) merupakan pupuk
buatan) merupakan semua jenis pupuk anorganik yang kaya akan kandungan
yang berasal dari bahan kimia anorganik fosfat.
dibuat oleh pabrik. Pupuk anorganik

*)
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan
Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jl. K.S.Tubun I, Petamburan VI Jakarta. 2005
)
Penulis untuk korespondensi, E-mail: didibangka@yahoo.com.
Copyright2006, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved
Amini dan Syamdidi, 2006 202

Pupuk anorganik pro-analisis merupakan Bahan dan Metode


pupuk kimia buatan yang mempunyai
tingkat kemurnian hampir 100%. Chlorella Penelitian dilakukan di laboratorium
sp. dapat tumbuh dalam berbagai media dengan dua perlakuan yaitu pupuk
yang mengandung cukup unsur hara, anorganik teknis dan pro-analis.
seperti N, P, K dan unsur mikro lainnya. 1. Pupuk anorganik teknis urea, NPK
Chlorella sp. akan tumbuh pada dan TSP produksi PT Kujang.
temperatur optimal 25C. Unsur yang 2. Pupuk anorganik pro analisis (Amini,
diperlukan mikroalga dalam jumlah besar 1999) meliputi :
adalah karbon, nitrogen, fosfor, sulfur, Larutan A: 100,0 g NaNO3, 20,0 g
natrium, magnesium dan kalsium. NaH2PO2.2H2O, 45,0 g Na-EDTA, 33,6
Sedangkan unsur hara yang dibutuhkan g H3BO3, 0,78 g FeCl3, 0,36 g
dalam jumlah relatif sedikit adalah besi MnCl24H2O dalam 1000,0 ml
(Fe), tembaga(Cu), mangan (Mn), seng aquadest.
(Zn), silicon (Si), boron (B), molibdenum 3. Larutan B: 2,1 g ZnCl2, 2,0 g
(Mo), vanadium (V) dan kobalt (Co) CoCl26H2O, 0,9 g CuSO45H2O
(Boyd, 1979; Manahan, 1984; dan dilarutkan dalam 100,0 ml aquadest
Chumadi, 2004). ditambahkan 10,0 ml HCl pekat.
Penggunaan larutan A sebanyak 1 ml
C. vulgaris merupakan salah satu jenis dan larutan B 0,001 ml untuk 1 l
mikroalga hijau yang berbentuk bulat atau media kultur.
bulat telur, serta memiliki kloroplas seperti
cawan, dengan dinding yang keras, padat Kultur dilakukan pada wadah 3 l diisi air
dan garis tengahnya 5 um. Chlorella sp. laut dengan salinitas 30 ppt. Kepadatan
merupakan kelompok alga yang paling awal Chlorella sp. adalah 104 sel/ml
beragam, dengan lebih dari 7000 spesies dikultur pada ruang terkontrol dengan
yang dapat tumbuh dalam habitat yang suhu 26oC, intensitas cahaya 2000 lux.
beragam. Chlorella sp. menggunakan
energi cahaya sebagai bahan bakar Analisa kandungan senyawa anorganik
penghasil gula. Chlorella sp. merupakan media kultivasi dilakukan setiap 2 hari.
tumbuhan aquatik yang berkembang biak Sampel C. vulgaris sebanyak 200 ml
secara seksual dan aseksual (Kabinawa, diambil dari masing-masing wadah,
2001). kemudian disaring dengan menggunakan
membran selulose filter paper (Parsons et
Penelitian kualitas media budidaya C. al., 1989) hingga diperoleh filtratnya lalu
vulgaris meliputi kandungan NO3, NO2, dianalisis kandungan anorganik (NH3,
PO4, NH4, H2S, Fe, Pb, Cu, dan Cd perlu H2S, NO3-, NO2-, PO43-) dengan metode
dilakukan karena dengan penambahan kolorimetri. Sedangkan untuk analisa
pupuk anorganik yang mengandung NO3, logam dilakukan dengan metode
PO4, Cu, dan Fe dapat membahayakan Hutagalung et al. (1997). Sepuluh ml
kehidupan hewan dan manusia apabila sampel media yang telah disaring,
melebihi ambang batas. Pada umumnya kemudian ditambahkan asam campuran
C. vulgaris digunakan sebagai pakan HCl dan dibiarkan semalam, lalu sampel
larva-larva biota laut seperti ikan, dipanaskan pada penangas air, setelah
kekerangan dan udang yang langsung dingin diencerkan hingga volume 100 ml.
diberikan bersama media cair. Begitu pula Selanjutnya sampel dianalisa dengan
untuk bahan baku pakan dan pangan spektrofotometer serapan atom.
biomassa Chlorella harus bebas dari Penghitungan populasi sel C. vulgaris
unsur kimia anorganik yang menggunakan haemacytometer. Sedang-
membahayakan. Penelitian ini hanya kan kepadatan sel dihitung menggunakan
mengevaluasi kualitas media budidaya persamaan berikut (Parsons et al.,1989):
Chlorella untuk pakan larva ikan dan
kekerangan.

Copyright2006, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


203 Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (2): 201-206 ISSN: 0853-6384

n 10.000 dalam wadah kultur. Pada saat mikroalga


X = sel/ml
x 1 dapat mengkonsumsi nutrisi dalam media
Keterangan : tumbuh secara optimal maka mikroalga
n = total sel hasil perhitungan tersebut memasuki fase eksponensial
x = faktor divisi berdasarkan dengan menghasilkan warna kultur yang
persentase dari masing-masing lebih hijau seiring dengan meningkatnya
kisi perhitungan. kepadatan sel kultur (Pranayogi, 2003),
Persentase dalam alat hemocytometer walaupun analisis regresi populasi sel C.
yang terdiri dari 400 kotak yang vulgaris pada perlakuan pupuk proanalis
digunakan pada penelitian ini yaitu 25% dan teknis tidak menunjukkan berbeda
dengan faktor divisi = 1. nyata dengan koefisien korelasi (R2)
untuk pupuk pro-analis 0,8745 dan
Hasil dan Pembahasan pupuk teknis 0,8643.

Populasi sel C. vulgaris pada media Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah


dengan pupuk pro-analis (PA) populasi sel yang dihasilkan antara lain
menunjukkan bahwa pada umur kultivasi adalah suhu, aerasi, cahaya dan pH.
9 hari mencapai kepadatan sel tertinggi Temperatur yang digunakan pada
yaitu 2,62 x 107 sel/ml sedangkan pada penelitian ini adalah 26C, karena pada
media pupuk teknis kepadatan sel C. suhu inilah C. vulgaris dapat tumbuh
vulgaris 1,08 x 10 7 sel/ml. dengan baik. Aerasi dalam penelitian ini
digunakan dengan tujuan agar sel C.
Gambar 1 menunjukkan pertumbuhan vulgaris dapat memperoleh nutrisi dalam
populasi C. vulgaris dengan media kultivasi secara merata karena
menggunakan pupuk anorganik proanalis adanya sirkulasi air dalam wadah kultur.
(PA) memiliki umur lama pada fase Dalam pertumbuhannya, mikroalga
logarithmenya lebih dari 15 hari (tidak membutuhkan cahaya. Nilai pH pada
ditampilkan dalam grafik) dibandingkan medium pupuk anorganik teknis di bawah
dengan pupuk anorganik teknis. optimum, yaitu antara 6,5-7,5, sehingga
umur kultivasi lebih pendek dari pada
Perbedaan kepadatan populasi sel C. pupuk anorganik pro-analis dengan pH
vulgaris disebabkan oleh perbedaan antara 8,5-9,2. Pertumbuhan optimum
kemampuan dari mikroalga tersebut Chlorella pada pH antara 8,0-11,0.
dalam mengkonsumsi media tumbuh
(pupuk anorganik) yang dimasukkan ke

Y = -0,0335X2 + 0,5432X + 4,7797


8 R2 = 0,8092
7
Kepadatan sel (log sel/ml)

6 Pupuk pro-analis
5 2
Y = -0,0326X + 0,5485X + 4,7532 Pupuk teknis
2
4 R = 0,8643

3
2
1
0
1 3 5 7 9 11 13
Umur kultivasi (hari)

Gambar 1. Pertumbuhan sel C. vulgaris dengan perlakuan pupuk organik

Copyright2006, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Amini dan Syamdidi, 2006 204

Kandungan unsur hara anorganik pada proanalis, sedangkan yang menggunakan


media tumbuh Chlorella yang diamati pupuk anorganik teknis menghasilkan
dalam penelitian ini adalah nitrat, konsentrasi antara 0,04-2,08 ppm, kisaran
phosfat, nitrit, amoniak, sulfida, besi, ini masih berada dalam batas yang dapat
timbal, cuper dan cadmium (Gambar 2). mendukung kahidupan biota akuatik.
Nitrat merupakan sumber nutrisi bagi Untuk mendukung pertumbuhan
mikroalga dalam bentuk nitrogen. Chlorella dapat tumbuh dengan baik
Konsentrasi nitrat yang teramati selama kandungan nitrat antara 0,9-3,5 ppm.
penelitian pada media kultivasi berkisar Pada kadar di bawah 0,1 ppm atau di atas
antara 0,97-8,34 ppm untuk C. vulgaris 45 ppm, nitrat dapat merupakan faktor
yang diberikan pupuk anorganik pembatas kesuburan (Lapu,1994).

13 PO4
12
NH3
Konsentrasi senyawa (ppm)

11
10 H2S
9 NO3
8
7 NO2
6
Cd
5
4 Cu
3 Fe
2
1 Pb
0
1 2 3 4 5 6
Hari

(a)

NH3
9
Konsentrasi senyawa (ppm)

H2S
8
NO3
7
6 NO2
5 PO4
4 Cd
3 Cu
2
Fe
1
0 Pb

1 3 5 7 9 11 13

Hari

(b)

Gambar 2. Kandungan senyawa anorganik pada media kultur C. Vulgaris


dengan pupuk anorganik teknis (a) dan proanalis (b)

Copyright2006, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


205 Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (2): 201-206 ISSN: 0853-6384

Konsentrasi fosfat pada media dalam perkembangan hidupnya (Hodges, 1973;


penelitian ini adalah 4,12-13,97 ppm Bucheim, 2004; Higgins, 2004 ).
untuk Chlorella yang diberikan pupuk
anorganik pro-analis, sedangkan yang Cadmium merupakan logam berat yang
diberikan pupuk anorganik teknis adalah bersifat toksik bagi kehidupan makhluk
7,70-12,57 ppm, maka dapat dikatakan hidup. Konsentrasi Cd media kultivasi
bahwa kesuburan media kultivasi Chlorella sp. dengan pupuk anorganik
mikroalga selama penelitian tergolong pro-analis berada pada rentang tidak
sangat baik untuk mendukung kehidupan terdeteksi hingga 0,01 ppm dan pada
biota akuatik. Batasan fosfat untuk medium pupuk anorganik teknis tidak
kasuburan perairan tidak boleh melebihi terdeteksi hingga 0,17 ppm. Tetapi tidak
40 ppm (Lapu,1994). melewati batas maksimum 1 ppm. Pada
hari terakhir, media kultivasi konsentrasi
Nitrit merupakan zat yang bersifat toksik cadmium sudah tidak terdeteksi dan tidak
bagi perairan maupun bagi membahayakan untuk produk pakan dan
mikroorganisme yang hidup di dalam pangan mikroalga.
perairan. Konsentrasi nitrit pada media
Chlorella selama penelitian berkisar Konsentrasi tembaga pada media
antara 0,04-0,54 ppm pada pemberian kultivasi Chlorella sp. tidak terdeteksi. Hal
pupuk anorganik proanalis, sedangkan ini disebabkan mikroalga yang digunakan
dengan pupuk anorganik teknis dihasilkan aktif untuk menyerap tembaga yang dapat
konsentrasi berkisar antara 0,04-2,08 mengganggu habitat perairan apabila
ppm. Konsentrasi nitrit pada kultur konsentrasinya berlebihan.
Chlorella sp. dengan pupuk anorganik
teknis pada hari ke-13 melewati batas Besi merupakan sumber nutrisi bagi
konsentrasi yang diperbolehkan bagi Chlorella sp. Media kultivasi selama
perairan, sehingga media kultivasi ini penelitian memiliki kadar besi yang cukup
tidak baik dimasukkan kedalam bak tinggi, yaitu berada dalam rentang 0,32-
pemeliharaan larva ataupun udang, 3,29 ppm pada pupuk anorganik
karena batas konsentrasi nitrit yang proanalis, sedangkan pupuk anorganik
diperbolehkan adalah 2 ppm (Lapu,1994). teknis berada dalam rentang 0,09-0,79
ppm .
Kadar amoniak dalam penelitian ini tidak
melewati batas maksimum, yaitu 1 ppm Konsentrasi Pb pada media kultivasi
(Lapu,1994). Konsentrasi sulfida terus Chlorella sp. dengan pupuk anorganik
menurun dengan bertambahnya periode proanalis tidak terdeteksi, sedangkan
kultur dari Chlorella sp. yang pada pupuk anorganik teknis berada
menggunakan kedua jenis pupuk dalam rentang tidak terdeteksi hingga
anorganik. Hal ini disebabkan adanya 1,15 ppm. Nilai ini melewati batas yang
aerasi pada media kultivasi, sehingga diperbolehkan (1 ppm) untuk perairan,
sulfida yang berbentuk gas dapat tetapi konsentrasi tersebut merupakan
menguap dan akhirnya tidak terdeteksi konsentrasi pada hari pertama kultur, dan
pada umur kutivasi 13 hari. tidak membahayakan pada hari ke-13
seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Logam berat adalah unsur-unsur logam
yang memiliki densitas lebih besar dari 5 Kesimpulan
g/cm3. Secara alamiah logam berat
terdapat dalam air laut, baik dalam Kepadatan sel tertinggi C. vulgaris yang
keadaan terlarut ataupun tersuspensi. diberikan pupuk anorganik pro-analis
Namun kadar logam berat tersebut sangat sebesar 2,62x107 sel/ml (log 7,4 sel/ml)
rendah, yaitu berkisar antara 10-5 sampai yang dicapai pada umur kultivasi 9 hari.
10-2 ppm. Logam berat dibutuhkan oleh Sedangkan pada perlakuan pupuk teknis
organisme hidup untuk pertumbuhan dan kepadatan C. vulgaris = 1,0794 x 107

Copyright2006, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Amini dan Syamdidi, 2006 206

sel/ml (log 7,0 sel/ml yang dicapai pada Higgins, J. 2004. Are fertilizers polluting
umur kultivasi 9 hari juga. our water supply. http://www.agcsa.org
/agcsaarticles4.htm. Diakses tanggal
Kadar cadmium tertinggi sebesar 0,07 26 Juli 2004.
ppm pada umur kultivasi 1 hari pada
media dengan pupuk anorganik teknis, Hutagalung, H.P., D.S. Permana, dan
tetapi tidak terdeteksi pada umur kultivasi S.H. Riyono. 1997. Metode analisis air
9 hari. Kadar tembaga pada penelitian ini laut, sedimen dan biota. Buku 2. Pusat
tidak terdeteksi. Kadar timbal dalam Penelitian dan Pengembangan
media C. vulgaris dengan perlakuan Oseanologi. LIPI. Jakarta.182 p.
pupuk anorganik teknis sebesar 1,15
ppm. Hodges, L. 1973. Environmental
pollution. Holt, Rinehart and
Ucapan Terima Kasih Winston, Inc. USA. 370 p.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kabinawa, I.N.K. 2001. Mikroalga sebagai
Nanik Dolaria sebagai teknisi PRPPSE sumber daya hayati (SDH) perairan
yang telah banyak membantu dalam dalam perspektif bioteknologi.
analisa kimia di laboratorium. Puslitbang Bioteknologi LIPI. Bogor.
75 p.
Daftar Pustaka
Lapu, P. 1994. Analisis beberapa kualitas
Amini, S. 1999. Penelitian budidaya sumber air tambak di Maranak,
plankton laut Isochrysis galbana klon Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Tahiti secara berkesinambungan. Universitas Hasanudin. Sulawesi. 46
Prosiding Perikanan Indonesia. Pusat p.
Penelitian dan Pengembangan
Perikanan. Jakarta: 277-278. Manahan, E.S. 1984. Environmental
chemistry. 4th Edition. Brooks/Cole
Adhikari, S. 2004. Fertilization, soil and Publishing Company. Monterey. 612 p.
water quality management in small
scale ponds: Fertilization requirements Parsons, T.R., Y. Maita, and C.M. Lalli.
and soil properties: 3 hlm. 1989. A Manual of chemical and
http://www.enach.org/aquaculture/ biological methods for seawater
article/oct-Dec-2003/9fertilization.pdf: analysis. BPCC Wheatons Ltd.Exeter.
Diakses tanggal 26 Juli 2003. Great Britain: 101-104.

Boyd, C.E. 1979. Water quality in Pranayogi, D. 2003. Studi potensi pigmen
warmwater fish ponds. Craftmaster klorofil dan karotenoid dari mikroalga
Printers,Inc. Opelika, Alabama. 359 p. Jenis Chlophyceae. Universitas
Lampung. 59 p.
Bucheim, J. 2004. Oceanography, water,
seawater ocean circulation and
dynamics. Diakses tanggal 29 Juni
2004.

Chumadi, S. Ilyas, Yunus, M. Sahlan,


R. Utami, A. Priyadi, P.T. Imanto, S.
Hartati, Bastiawan, Z. Jangkaru, dan
R. Arifudin. 1992. Pedoman teknis
budidaya pakan alami ikan dan udang.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perikanan. Jakarta. 84 p.

Copyright2006, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved

You might also like