You are on page 1of 21

ANALISA KUALITAS TANAH

Oleh

Muhammad rizki

Winda ayu lestari

Shinta monica

Anisah novika

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam usaha pertanian, tanah merupakan media utama untuk melakuakn


budidaya. Meskipun telah banyak ditemukan berbagai media tumbuh tanaman,
maun semua itu hanya berskala kecil dan belum dapat menggantikan tanah untuk
prouksi dalam skala besar. Ooleh Karena itu peranan tanah masih sangat besar
dala usaha pertanian.
Kesuburan tanah merupakan hal sering menjadi kajian dalam
mempelajari pertanian. Kesuburan tanah di anggap dapat menjamin hasil tanaman
selain faktor varietas, pengeloaan tanaman dan hama serta penyakit. Namun untuk
menjamin produksi tanaman tidak hanya perlu memperhatikan kesuburan tanah
melainkan harusjuga memperhatikan kualitas tanah tersebut. bila usaha menjaga
kesuburan tanah hanya terbatas pada kemampuan tanah mesuplay unsure hara,
maka kulitas tanah juga mencakup faktor fisika, kimia dan biologi dengan lebih
mendalam serta mempertimbangkan faktor bahan pencemar sebagai kajiannya.
Kualitas tanah meliputi kualitas tanah secara fisika, kimia dan biologi.
Ketiga hal tersebut memiliki parameter masing-masing dan tidak dapat
terpisahkan satu sama lain serta saling mempengaruhi. Parameter sifat fisik yang
menentukan kualitas tanah antara lain, tekstur, struktur, stabilitas agregat,
kemampuan tanah menahan dan meloloskan lain serta ketahanan tanah terhadap
erosi dan lain sebagainya. Lalu parameter kimia yang mempengaruhi kualitas taah
adalah, ketersediaan unsure hara, KTK, KTA, pH, ada tidaknya zat pencemar, dan
lain sebagainya. Sedangkan parameter biologi yang menentukan kualitas tanah
anatara lain jumlah dan jenis mikrobia yang ada dan beraktivitas di dalam tanah.
Setiap parameter memiliki peranan tersendiri dalam menentukan kualitas
tanah. Dalam pertanian kualitas tanah tentunya berhubungan dengan pertumbuhan
dan produksi tanaman. Setiap parameter dapat berpengaruh pada ketersediaan
unsure hara, ketersediaan air, keleluasaan akar untuk tumbuh, dan reaksi serta
interaksi antara tanaman dengan faktor biotic dan abiotik dalam ekosistem.
Oleh karena itu dalam mengetahui serta mengkelaskan kualitas tanah,
maka parameter fisik kimia dan biologi tanah harus diuji lebih dahulu. dengan
menguji kualitas dari setiap parameter tersebut, maka kualitas tanah dapat
diketahui secara menyeluruh. Hal ini karena untuk menentukan tingkat kualitas
tanah, parameter fisik, kimia dan biologi tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adlah untuk mengetahui kualitas tanah di dua
lokasi yang berbeda serta membandingkat kualitas tanah di kedua lokasi tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kelas Tekstur Tanah

Tekstur Tanah Persentasi Fraksi Tanah

Lempung berat Lempung > 60%, Debu 40%

Lempungan Lempung 50%, Debu 50%

Lempung pasiran Pasir 20%, Lempung 40%, Debu


40%

Lempung debuan Lempung 40%, Debu 60%

Geluh lempung pasiran Lempung 20%, Pasir 80%

Geluh lempungan Lempung 40%, Debu 60%

Geluh lempung debu Lempung 40%, Debu 60%

Geluh pasiran Lempung 20%, Pasir 80%

Geluhan Pasir 40%, Lempung 20%, Debu


60%

Geluh debuan Pasir 20%, Debu 60%, Lempung


20%

Pasir geluh Pasir 80%, Lempung 20%

Debuan Pasir 20%, Debu 80%

Pasiran Pasir 80%, Lempung 20%

Sumber : Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Struktur Tanah

Struktur tanah adalah susunan antar partikel tanah primer (bahan minerak
seperti pasir, debu, lempung) dan bahan organik serta oksida membentuk agregat
tanah. Agregat tanah meliputi bahan padatan dan pori tanah. Dalam menentukan
struktur tanah harus terlebih dahulu ditetapkan:
Kerapatan Butir Tanah (BJ)

Berat jenis tanah ditentukan oleh kadar bahan organik, apabila bahan
organik tinggi maka nilai berat jenis tanah semakin rendah. Penentuan berat jenis
dilakukan secara kuantitatif menggunakan Picno Meter.

Kimia Tanah

a. pH Colorimetris Tanah

pH colorimetris adalah metode dalam pengukuran nilai pH dengan menggunakan


larutan indikator dan kertas pH. pH tanah itu sendiri adalah konsentrasi ion H
yang ada dalam tanah dan terkandung pada larutan tanah maupun di bagian
kompleks tanah.

1) pH H2O

merupakan kemasan aktual atau aktif, yaitu konsentrasi ion H+ dalam larutan
tanah.

2) pH KCl

Merupakan kemasaman potensial atau kemasaman tertukarkan, yaitu konsentrasi


ion H+ yang diadsorbsi koloid tanah.

Kondisi tanah pH (H2O) Kondisi tanah pH (H2O)

Luar biasa masam <> Netral 6,6 7,3

Masam sangat kuat 4,5 5,0 Agak basis 7,4 7,8

Masam kuat 5,1 5,5 Basis sedang 7,9 8,4

Masam sedang 5,6 6,0 Basis kuat 8,5 9,0

Agak masam 6,1 6,5 Basis sangat kuat 79,0

Sumber: Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

Kadar Bahan Organik Tanah (BO)

Bahan organik adalah bahan mineral tanah yang berasal dari sisa/jasad-jasad
makhluk hidup. Bahan organik berfungsi untuk merekatkan partikel-partikel
tanah, sehingga membentuk agregat tanah sifat ini disebut dengan istilah
Cementing Agent. Pengaruh bahan organik pada tanah antara lain:

Memperbaiki sifat fisika tanah seperti; menghindarkan erosi, memperbaiki struktur


tanah, kemampuan tanah menyerap air (pasir), dan memperbaiki aerase dan
drainase tanah.

Memperbaiki sifat kimia tanah, seperti; KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) dan
menambah unsur hara tanah dari dekomposisi bahan organik.

Sifat Biologi, seperti; Meningkatkan aktivitas mikroorganisme karena bahan organik


menjadi sumber energinya.

Tabel 13. Harkat angka bahan organik tanah;

Sifat Kimia Tanah Harkat (%)

Bahan organik tanah 0 - 50

Kerapatan Massa Tanah (BV)

Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat bongkah tanah dan
volume bongkah tanah dan dinyatakan dalam gr/cm3. Pengukuran berat volume
diperlukan sebagai petunjuk untuk mengetahui kepadatan tanah porositas tanah.
Nilai berat volume dipengaruhi oleh tekstur tanah (semakin halus tekstur tanah,
nilai BV semakin besar), kedalaman / jeluk tanah, kadar bahan organik, berat
jenis, mineral penyusun tanah dan tipe strukturnya.

Porositas Tanah

Porositas tanah adalah persentasi pori yang terkandung di dalam tanah.


Porositas berpengaruh terhadap gerakan lengas / air di dalam tanah, temperatur,
sirkulasi udara, ketersediaan unsur hara, ruang perakaran dan pengolahan tanah.

Volume pori terdiri atas 3, yaitu:

1. Pori besar (makro) : didominasi oleh pori untuk sirkulasi udara, ukurannya > 10m

2. Pori sedang : rerata diameternya 0,2 - 10m

3. Pori kecil (mikro) : rerata diameter <>


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikuk ini dilaksanakan pada tanggal 2 Juni untuk bengambilan
contoh tanah di bagian Utara Kampus lama Fakultas Pertanian Universitas
Mataram dan Lahan percobaan kampus baru Fakultas Pertanian Universitas
Mataram. Lalu pada tanggal 6 s/d 16 Juni 2011 untuk analisis sifat kimia, biologi
dan fisika di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

B. Pelaksanaan Praktikum

1. Sifat Fisika Tanah

1.1. Pengukuran Tekstur


a. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang telah diayak menggunakan
ayakan 0,05, NaOH, dan aquades.
Alat yang digunakan yaitu tabung sedimentasi dan rak tabung.

Langkah Kerja
Langakah kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Disiapkan 3 tabung sedimentasi pada rak tabung
2. Dimasukkan sampel tanah hingga garis 15
3. Ditambahkan 1 mL NaOH
4. Ditambahkan aquades hingga garis 45
5. Ditutup mengunakan plastik bening
6. Dikocok selama 2 menit
7. Ditunggu selama 30 detik
8. Dipisahkan endapan pasir dengan larutan, dengan cara dipindahkan larutan
tersebut ke tabung sedimentasi lainnya
9. Ditunggu 30 menit,
10. Dipisahkan endapan debu dari larutan, dengan cara dipindahkan larutan tersebut
ke tabung sedimentasi lainnya
11. Ditunggu hingga liat telah mengendap
12. Dicatat tinggi endapan pada tiap-tiap tabung sedimentasi
13. Diulang semua langkah kerja di atas untuk semua sampel tanah lainnya

1.2. Pengukuran Kadar Lengas


a. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang telah diayak menggunakan
ayakan 0,05, NaOH, dan aquades.
Alat yang digunakan yaitu tabung sedimentasi dan rak tabung.

b. Langkah Kerja
Langakah kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Ditimbang cawan kosong (a)
2. Dimasukkan sebongkah sampel tanah, kemudian ditimbang (b).
3. Dimasukkan kedalam oven selama 24 jam.
4. Dikeluarkan dari oven dan didinginkan.
5. Ditimbang cawan berisi tanah setelah dioven (c)
Berikut perhitungan untuk mendapatkan kadar lengas (KL):

1.3. Pengujuran BJ
a. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang telah diayak menggunakan
ayakan 0,05, dan aquades.
Alat yang digunakan yaitu 12 buah piknometer, timbangan analitik, dan
termometer.

b. Langkah Kerja
Langakah kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Disiapkan 12 buah piknometer yang telah diberi label (sampel, ulangan)
2. Ditimbang piknometer kosong (a)
3. Dimasukkan aquades hingga hampa udara, kemudian ditimbang (b)
4. Diukur suhu aquades pada setiap piknometer, kemudian dikonversikan (BJ1)
5. Dibuang aquades tersebut hingga bersih
6. Ditambahkan 5 g sampel tanah, kemudian ditimbang (c)
7. Ditambahkan aquades hingga setengahnya, kemudian dikocok
8. Dibersihkan mulut piknometer menggunakan aquades hingga piknometer terisi
penuh aquades (hampa udara)
9. Didiamkan selama 2 jam (sebaiknya 1 hari)
10. Diukur suhu aquades, kemudian dikonversikan (BJ2)

1.4. Pengukuran BV
Untuk mengetahui nilai BV maka diperlukan data mengenai:
1. Berat bongkahan tanah (a)
2. Berat bongkah tanah setelah dicelupkan ke lilin(b)
3. Berat kenaikan air setelah dimasukkan bongkahan tanah (x)
4. Kadar lengas tanah (KL)
Perhitungan BV dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut,
Kemudian porositas dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut,

2. Sifat Kimia Tanah


2.1. Pengukuran Nitrogen Total
a. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang telah diayak menggunkan
ayakan 0,05, katalisator (K2SO4 + CuSO4), asam sulfat (H2SO4), asam borat
(H3BO3) 1N, NaOH 40%, batu didih, minyak paravin, indikator metil red (merah),
penitrasi (H2SO4 0,05N), dan aquades.
Alat yang digunakan yaitu 13 buah labu destruksi, pemanas (alat
destruksi), pipet 10 mL, 13 buah gelas piala 100 mL, 1 paket alat destilasi, 13
buah labu destilasi, dan alat titrasi.
b. Langkah Kerja
- Destruksi
a. Disediakan 13 buah labu destruksi
b. Dimasukkan 0,5 g sampel tanah
c. Ditambahkan 1 g katalisator (K2SO4 + CuSO4)
d. Ditambahkan 6 mL asam sulfat (H2SO4)
e. Dilakukan pendestruksian menggunakan pemanas (alat destruksi) selama 4 jam
(sebaiknya1 hari).
f. Didinginkan hingga benar-benar dingin.
g. Ditambahkan 50 mL aquades
h. Dikocok hingga tercampur, dan didiamkan hingga mengendap.
- Destilasi
a. Disiapkan 13 labu destilasi
b. Dimasukkan 4 butir batu didih
c. Ditambahkan cairan (poin 1h) , endapan tanah tidak boleh ikut dimasukkan
d. Ditambahkan 2 tetes minyak paravin
e. Diletakkan labu destilasi pada alat destilasi
f. Disediakan 13 gelas piala
g. Dimasukkan 20 mL asam borat (H3BO3) 1N
h. Tibambahkan 2 tetes metil red
i. Diletakkan pada alat destilasi
j. Ditambahkan 20 mL NaOH 40% ke labu destilasi (poin 2a)
k. Dinyalakan alat destilasi (air tetap mengalir)
l. Dihentikan proses destilasi setelah larutan pada gelas piala (poin 2j) mencapai 60
mL.
**catatan: penangkap N (asam borat) tidak boleh berinteraksi dengan udara dalam
waktu yang lama.
- Titrasi
a. Dipastikan saluran pada alat titrasi tidak terdapat ruang udara (diketahui
dengan cara mengeluarkan cairan penitrasi dengan memutar tuas ke depan,
hingga tak ada lagi ruang udara).
b. Diputar tuas hingga mentok (tak dapat diputar lagi) ke belakang.
c. Dilakukan titrasi menggunakan H2SO4 0,05N secara perlahan hingga warna
berubah menjadi merah muda bening (sesuai blanko).
Setelah dilakukan titrasi maka hasil yang didapatkan diformulasikan dalam
persamaan sebagai berikut

2.2. Pengukuran C- organik


a. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang telah diayak, H2SO4
Pekat, K2Cr2O7 2N, dan aquades.
Alat yang digunakan yaitu timbangan analitik, labu ukur 100 mL,
penangas air, spektofotometer.
b. Langkah Kerja
Langakah kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Ditimbang 0,5 g tanah
2. Dimasukkan ke labu ukur 100 mL
3. Ditambahkan 7,5 mL H2SO4 Pekat dan 5 mL K2Cr2O7 2N
4. Didiamkan hingga dingin
5. Dipanaskan menggunakan penangas air selama 1, 5 jam, dan digoyang-
goyangkan tiap 30 menit.
6. Diencerkan dengan cara ditambahkan aquades hingga setengahnya, digoyang-
goyangkan, dan dibiarkan selama 5 menit, kemudian ditambahkan lagi aquades
hingga garis 100 mL.
7. Diamkan selama sehari hingga bening
8. Diukur nilai absorben larutan menggunakan spektofotometer.

3. Sifat Biologi Tanah


3.1. Perhitungan Respirasi Mikrobia
a. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang telah diayak menggunakan
ayakan 0,05, NaOH, KOH 0,2 N, indicator fenolftalein, HCl 0,1 N, dan aquades.
Alat yang digunakan yaitu botol respirator, labu Erlenmeyer, pipet, alat
titrasi (buret).

b. Langkah Kerja
Langakah kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Disediakan botor respirator
2. Ditimbang masing-masing tanah sebanyak 100 g
3. Dimasukkan tanah tersebut kedalam botol respirator
4. Dirangkai alat respirator.
5. Disiapkan bahan KOH 0,2 N dalam erlemnyer, kemudian dimasukkan selang
kedalam erlemeyer. (selang harus masuk ke dalam larutan)
6. Didiamkan selama 24 jam
7. Ditambahkan indicator fenolftalein sebanyak 2 tetes
8. Kemudian dititrasi menggunakan HCl 0,1 N
9. Diukur dan dicacat berapa banyak HCl 0,1 N yang digunakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menilai atau membandingkan kualitas tanah, maka setiap parameter


sifat kimia, biologi, dan fisika tanah harus diketahui. Semua sifat tersebut akan
menentukan apakah tanah tersebut merupakan media tumbuh yang baik. tanah
yang berkualitas baik adalah tanah yang mampu menyediakan hara yang
dibutuhkan oleh tanaman, mampu menyediakan air, serta bebas dari unsure
pencemar yang dapat menghambat pertumbuhan serta produksi tanaman budidaya
serta memberi ruang yang leluasa bagi akar tanaman untuk berkembang.
Sifat tanah baik itu sifat kimia, biologi dan fisika tidak dapat terpisahkan
satu sama lain untuk menilai kualitas tanah di suatu tempat. Oleh karena itu dalam
praktikum ini dilakukan analisis dan perbandingan sifat-sifat tanah dari dua tepat
yang berbeda. Untuk sifat fisika analisis yang dilakukan adalah tekstur tanah,
kadar lengas, BJ, BV, dan porositas. Lalu sifat kimia yang dianlisis adalah kadar
Nitrogen Total, dan Kadar Bahan Organik. Dan yang terkahir untuk parameter
sifat biologinya adalah respirasi mikrobia tanah.
Berikut akan disajikan hasi praktikum serta pembahan tentang kaitan antara
semua parameter yang diujikan di atas dengan kualitas tanah.
A. Sifat Fisika Tanah
1. Kadar Lengas
Adapun hasil dari pengukuran kadar lengas dapat dilihat pada table berikut.
Parameter yang diukur
Lapisan
Sampel Ulangan Rata-rata
tanah
a (g) b (g) c (g) KL (%) (%)
1 16.79 25.31 23.68 23.66
Top
2 16.79 22.46 21.89 11.18 15.10
A Soil
3 14.00 20.22 19.63 10.48
(kampus
lama) 1 15.33 20.55 19.67 20.28
Sub
2 17.11 24.66 24.00 9.58 13.05
Soil
3 16.79 24.07 23.45 9.31
1 16.94 22.62 22.10 10.08
B Top
2 14.54 21.15 20.70 7.31 6.66
(kampus Soil
baru) 3 17.03 23.36 23.20 2.59
Sub 1 16.80 22.60 22.15 8.41 5.30
Soil 2 16.28 24.89 24.60 3.49
3 15.35 24.47 24.12 3.99

Kadar lengas menunjukkan kadar air yang ada didalam tanah. air memiliki
berbagai fungsi bagi tanaman. Fungsi tersebut antara lain, sebagai pembangun sel
tanaman, sebagai pelarut unsure hara, dan sebagai unsure hara. Air diserap oleh
tanah melalui akar. Dengan kata lain air yang dapat dimanfaatkan oleh tanamna
adalah air yang ada di dalam tanah. Oleh karena itu kandungan air dalam tanah
(kadar lengas) memiliki peranan yang sangat penting.
Tanah yang berkualitas baik yaitu tanah yang memiliki kadar lengas yang
cukup tinggi namun tidak terlalu tinggi. Ketika kadar lengas tanah terlalu rendah
maka air yang dapat diserap tanaman juga akan sedikit. Namun jika kadar lengas
terlalu tinggi, maka pori tanah akan jenuh dengan udara sehingga menyebabkan
aerasi menjadi terganggu.
Dari hasil yang ada diatas, tidak ada perbedaan yang mencolok antara
tanah yang diambil ditempat dan kedalaman yang berbeda. Idealnya tanah terdiri
dari 25% air. Dan berdasarkan data di atas tanah diatas memiliki kadar lengas
yang cukup baik. Namun dalam praktikum ini hasil yang diberikan tmenunjukkan
deviasi yang cukup besar. Hal ini karena kurang homogennya contoh tanah
diamati kadar lengasnya.
2. BJ, BV dan Pororsitas
Adapun hasil yang didapatkan dari pengukuran BJ, BV dan Porositas dalam
praktikum ini dapat dilihat pada table berikut.
Lapisan Porositas Rata-rata
Sampel Ulangan
tanah BJ BV (%) porositas
1 1.75 0.99 43.58
Top
2 1.89 1.23 35.03 36.57
A Soil
3 1.95 1.34 31.10
(kampus
lama) 1 1.84 1.79 2.78
Sub Soil 2 2.02 1.48 26.71 16.49
3 2.08 1.66 19.99
1 1.67 1.38 17.25
B Top
2 2.04 1.33 34.79 30.72
(kampus Soil
baru) 3 2.35 1.41 40.10
Sub Soil 1 2.46 2.14 12.94 28.21
2 2.55 1.73 32.15
3 2.54 1.53 39.55
Tabel Hasil Perhitungan BJ, BV, dan Porositas Tanah

Porositas tanah berpengaruh pada daya simpan air tanah dan kemampuan
tanah dalam mempertukarkan udara. Hal-hal tersebut sangat penting, karena
tanaman sangat membutuhkan udara dan air. Porositas juga memberikan ruang
bagi akar tanaman untuk tumbuh dan mencari unsure kara dengan lebih leluasa.
Tanah yang kualitasnya baik memiliki porositas yang tidak terlalu sedikit dan
tidak juga terlalu besar. Porosotas yang kecil akan menyebabkan aerasi tanah
tergamnngu dan mengganggu pertumbuhan akar. Sedangkan porositas yang
terlalu besar akan menyebabkan tanah sulit mengikat air sehingga tanaman akan
kekurangan air. Dalam praktikum ini dapat dilihat bahwa tanah yang diambil di
tempat yang berbeda serta kedalaman yang berbeda menunjukkan hasil pororsitas
yang berbeda. tanah yang belum pernah diolah seperti yang di ambil pada lokasi 1
memiliki porositas yang berbeda mencolok topsoil dan subsoilnya. Porositas tanah
topsoil lebih tinggi dari pada porositas subsoil. Hal ini menunjukkan bahwa tanah
pada subsoil lebih padat dibandingkan dengan tanah pada top soil. antarahal ini
karena secara alami tanah pada subsoil mengalami tekanan dari atas oleh tanah
yang ada pada bagian topsoil. Akibat dari tekanan tersebut menyebabkan pori
tanah mengecil karena tanah akan semakin padat.
Sedangkan tanah yang diambil dilokasi kedua menunjukkan porositas yang
tidak mencolok perbedaannya. Hal ini kemungkinan karena tanah ditempat
tersebut sudah sering diolah sehingga yang terlihat bukan laghi kondisi alami dari
tanah tersebut. selain itu pengolahan tanah membaurkan sifat fisik tanah seperti
porositas pada stetiap lapisan tanah.
3. Tekstur
Adapun tekstur pada kedua lokasi dengan kedalam yang berbeda adalah sebagai
berikut.
% % %
sample ulangan pasir debu liat kelas tekstur
top 1 a 66.7 33.3 0.0 Sandy Loam
b 66.7 33.3 0.0 Sandy Loam
c 66.7 33.3 0.0 Sandy Loam
top 2 a 53.3 46.7 0.0 Sandy Loam
b 53.3 46.7 0.0 Sandy Loam
c 53.3 46.7 0.0 Sandy Loam
sub 1 a 66.7 30.0 3.3 Sandy Loam
b 66.7 30.0 3.3 Sandy Loam
c 66.7 30.0 3.3 Sandy Loam
sub 2 a 60.0 20.0 20.0 Sandy Loam
b 60.0 20.0 20.0 Sandy Loam
c 60.0 20.0 20.0 Sandy Loam
Tektur juga menentukan porositas tanah. tanah yang didominasi fraksi
pasir cendrung lebih porus datau memiliki porositas yang besar. Tanah dengan
tekstur seperti ini akan sulit menahan air. Karena jumlah pori mikro yang
berfungsi menahan air sangat sedikit.namun jika tanah yang didominasi oleh liat
akan memiliki jumlah pori mikro yang bersar dan jumlah pori makro yang sedikit.
Hal ini akan menghambat aerasi tanah sehingga tidak terjadi pertukaran udara
yang akan menghambat respirasi akar dan mirobia tanah.
Tanah yang dianalisis ini seluruhnya memiliki tekstur Snady Loam.
Tektur ini cukup naik karena tekstur yang masuk kedalam kalas loam memiliki
jumlah pori makro dan mikro yang cendrung seimbang. Hal ni sangat bagus bagi
ketersediaan air bagi tanaman dan aerasi bagi kelangsungan aktivitas mikrobia
dan respires akar.

B. Sifat Kimia Tanah


1. N Total
Hasil pegukuran N total yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut.
sample lokasi ulangan A B N total
top soil 1 a 1.2 0.04 2.01
b
c 1.36 0.04 2.04
2 a 1.98 0.04 3.32
b 2.21 0.04 3.63
c 2.3 0.04 3.24
subsoil 1 a 0.44 0.04 0.67
b 0.38 0.04 0.52
c 0.47 0.04 0.66
2 a 0.45 0.04 0.70
b
c
Unsure Nitogen adalah unsure yang termasuk dalam golongan unsure hara
makro primer esensial. Unsure nitrogen merupakan unsure yang tidak terkandung
dalam batuan mineral manapun. Satu-satunya sumber alami Nitrogen adalah
udara. Nitrogen masuk kedalam tanah melalui reaksi-reaksi tertentu yang masuk
kedalam siklus Nitrogren.
Nitrogen adalah unsure hara yang sifatnya sangat mobil. Hal ini karena
nitrogen mudah larut dan menguap. Oleh karena itu kadar nitrogen total
digunakan sebagai standar dalam mengukur jumlah nitrogen dalam tanah.
Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam praktikum ini, Nitrogen total
cendrung lebih banyak terdapa dilapisan atas tanah. Hal ini karena, salah satu cara
Nitrogen diambil dari udara ketanah adalah dengan bantuan mikrobia. Mikrobia
cendrung lebih banyak ada dan melakukan aktifitasnya disekitar akar. Hal ini
yang menyebab kadar Nitrogen total yang ada ditanah bagian atas lebih banyak.
Tanah pada lokasi kedua memiliki kadar Nitrogen total lebih banyak dibadingkan
dengan tanah yang ada dilokasi pertama. Hal kemungkinan karena lahan ini sudah
sering dilakukan pemupukan dan pemberian baha organik. Mengingat bahwa
lokasi kedua merupakan lahan percobaan sedangakan lokasi pertama adalah lahan
yang hamper tidak pernah pengalami perlakuan apapun.
2. Bahan Organik
Adapun hasil pengujian bahan organik dalam praktikum ini menunjukkan hasil
sebagai berikut.
C
sample ulangan ORGANIK ppm FK=(100+%KL)/100 c% = 0,02*ppm C*FK
top 1 a 0.26 147.01 1.24 3.63
b 0.27 148.62 1.11 3.30
c 0.27 151.32 1.10 3.34
top 2 a 0.13 75.83 1.22 1.85
b 0.13 77.45 1.20 1.85
c 0.13 77.45 1.02 1.58
sub 1 a 0.05 30.54 1.20 0.73
b 0.05 29.46 1.10 0.65
c 0.04 27.30 1.09 0.60
sub 2 a 0.03 18.68 1.22 0.46
b 0.02 16.52 1.03 0.34
c 0.03 19.75 1.04 0.41
Bahan organik memiliki peranan yang sangat besar bagi kesuburan tanah
dan kualitas tanah. bahan organik memiliki peranan pada sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah. oleh kerena itu bahan organik masuk kedalam parameter yang
menentukan kualitas tanah.
Bahan organik biasanya terdapat pada topsoil. Hal ini karena
penambanhan bahan organik dari sisa-sisa makhluk hidup memumpuk diatas
permukaan tanah. bahan organik pada lokasi pertama menujukkan hasil yang lebih
tinggi dibandingkan dengan lokasi kedua. Hal ini kerana tanah dilokasi pertama
tidak pernah digunakan untuk bercocok tanam dengan kondisi sekitar yang cukup
baik unutk menumpuk bahan organk dari sisa makhluk hidup. Selain itu tanah
silokasi kedua sudah sering digunakan untuk bercocok tanam sehingga bahan
organik ditempat tersebut telah berkurang dari kondisi aslinya. Meskipun
dilakukan penembahan bahan organik, kondoso lahan yang tidak teertutupi oleh
tanaman yang cukup besar menyebabkan bahan organk cepat teroksidasi.
C. Sifat Biologi
Parameter sifat bioogi yang diujikan dalam praktikum ini hanya terdiri
dari respirasi mikrobia. Respirasi mikrobia menunjukkan tingkat aktivitas
mikrobia. Semaikin tinggi respirasi mikrobia maka dapat disimpulkan bahwa
semakin aktif mikrobia itu melakukan aktivitasnya. Dalam praktikum kali ini hasil
yang didapat dari pengujian respirasi mikrobia adalah sebagai berikut.
sample lokasi ulangan blanko sample N respirasi respirasi/jam
top
soil 1 a 14.500 6.100 0.100 0.840 0.018
b 15.200 5.800 0.100 0.940 0.020
2 a 9.100 5.100 0.100 0.400 0.009
b 9.100 8.500 0.100 0.060 0.001
subsoil 1 a 15.200 6.300 0.100 0.890 0.019
b 15.200 14.600 0.100 0.060 0.001
2 a 14.300 8.600 0.100 0.570 0.012
b 14.300 11.600 0.100 0.270 0.006
CO2 1 a 14.500 14.100 0.100 0.040 0.001
b 9.100 8.500 0.100 0.060 0.001
CO2 2 a 14.300 5.100 0.100 0.920 0.020
b 14.500 12.500 0.100 0.200 0.004
Respirasi mikrobia akan menunjukkan aktivitas mikrobia didalam tanah.
Aktivitas mikronia akan meningkatkan kualitas tanah karena beberapa mikrobia
dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui reaksi biokimia yang terjadi dalam
tubuhnya. Selain itu bebrapa mikrobia membantu mangkap unsure hara dan
melarutkan unsure hara yang sulit tersedia bagi tanaman. Namun respirasi
mikrobia akan meningkatkan kadar CO2 yang akan tereppas keudara sehingga
menambah gas rumah kaca di atmosfer. Selain itu aktivitas mikrobia sangat
ditentukan oleh kadar bahan organik tanah. hal ini karena bahan organik
merupakan sumber materi bagi mikrobia.
Secara umum tanah dari kedua tempat pengambilan sampel tergolong
memiliki kualitas yang baik. dimana sifat fisika, kimia, dan biologi tanah
menunjukkan angka yang tidak terlalu tinggimaupun terlalu rendah. Tanah
sebagai badan alam selalu berusaha menyeimbangkan kondisinya sendir. Jadi
kondisi yag berimbang dari sifat fisika, kimia dan biologi menunjukkan kualitas
yang baik dari tanah.
Secara umum tanah dari lokasi pertama memiliki kualitas lebih baik
dibandingkan dengan tanah dari lokasi kedua. Kecuali porositas, tanah dari lokasi
pertama menunjukkan hasil analisis sifat fisika, kimia, biologi tanah yang lebih
baik. Namun tanah dari lokasi pertama memiliki porositas yang kurang ideal pada
lapisan subsoil. Hasil pengukuran porositas menunjukkan bahwa rata-rata
parositas subsoil pada lokasi pertama adalah 16,49 %. Hal ini masih berada
dibawah garis ideal. Karena tanah secara idela harus memiliki 25-50 % pori tanah
dari keseluruhan bagian tanah.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Secara umum tanah pada lokasi pertama dan kedua memiliki kualitas yang baik
2. Tanah pada lokasi pertama memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan
tanah pada lokasi kedua.
3. Faktor ang membatasi kualitas tanah pada lokasi pertama adalah porositas tanah
pada lapisan sub soil.

B. Saran
Pemberian bahan organik, pengelolaan tanah, air, dan tanaman akan
memperbaiki serta meningkatkan kualitas tanah disuatu tempat. Dalam melakukan
suatu analisis sebaiknya dilakukan denga teliti dan hati-hati agar tidak terjadi
kesalahan dalam analisis dan data yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006.Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

Anonim, 2009.Modul kuliah pengantar Dasar Ilmu Tanah.

You might also like