Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Muhammad rizki
Shinta monica
Anisah novika
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adlah untuk mengetahui kualitas tanah di dua
lokasi yang berbeda serta membandingkat kualitas tanah di kedua lokasi tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur Tanah
Struktur tanah adalah susunan antar partikel tanah primer (bahan minerak
seperti pasir, debu, lempung) dan bahan organik serta oksida membentuk agregat
tanah. Agregat tanah meliputi bahan padatan dan pori tanah. Dalam menentukan
struktur tanah harus terlebih dahulu ditetapkan:
Kerapatan Butir Tanah (BJ)
Berat jenis tanah ditentukan oleh kadar bahan organik, apabila bahan
organik tinggi maka nilai berat jenis tanah semakin rendah. Penentuan berat jenis
dilakukan secara kuantitatif menggunakan Picno Meter.
Kimia Tanah
a. pH Colorimetris Tanah
1) pH H2O
merupakan kemasan aktual atau aktif, yaitu konsentrasi ion H+ dalam larutan
tanah.
2) pH KCl
Bahan organik adalah bahan mineral tanah yang berasal dari sisa/jasad-jasad
makhluk hidup. Bahan organik berfungsi untuk merekatkan partikel-partikel
tanah, sehingga membentuk agregat tanah sifat ini disebut dengan istilah
Cementing Agent. Pengaruh bahan organik pada tanah antara lain:
Memperbaiki sifat kimia tanah, seperti; KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) dan
menambah unsur hara tanah dari dekomposisi bahan organik.
Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat bongkah tanah dan
volume bongkah tanah dan dinyatakan dalam gr/cm3. Pengukuran berat volume
diperlukan sebagai petunjuk untuk mengetahui kepadatan tanah porositas tanah.
Nilai berat volume dipengaruhi oleh tekstur tanah (semakin halus tekstur tanah,
nilai BV semakin besar), kedalaman / jeluk tanah, kadar bahan organik, berat
jenis, mineral penyusun tanah dan tipe strukturnya.
Porositas Tanah
1. Pori besar (makro) : didominasi oleh pori untuk sirkulasi udara, ukurannya > 10m
B. Pelaksanaan Praktikum
Langkah Kerja
Langakah kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Disiapkan 3 tabung sedimentasi pada rak tabung
2. Dimasukkan sampel tanah hingga garis 15
3. Ditambahkan 1 mL NaOH
4. Ditambahkan aquades hingga garis 45
5. Ditutup mengunakan plastik bening
6. Dikocok selama 2 menit
7. Ditunggu selama 30 detik
8. Dipisahkan endapan pasir dengan larutan, dengan cara dipindahkan larutan
tersebut ke tabung sedimentasi lainnya
9. Ditunggu 30 menit,
10. Dipisahkan endapan debu dari larutan, dengan cara dipindahkan larutan tersebut
ke tabung sedimentasi lainnya
11. Ditunggu hingga liat telah mengendap
12. Dicatat tinggi endapan pada tiap-tiap tabung sedimentasi
13. Diulang semua langkah kerja di atas untuk semua sampel tanah lainnya
b. Langkah Kerja
Langakah kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Ditimbang cawan kosong (a)
2. Dimasukkan sebongkah sampel tanah, kemudian ditimbang (b).
3. Dimasukkan kedalam oven selama 24 jam.
4. Dikeluarkan dari oven dan didinginkan.
5. Ditimbang cawan berisi tanah setelah dioven (c)
Berikut perhitungan untuk mendapatkan kadar lengas (KL):
1.3. Pengujuran BJ
a. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah yang telah diayak menggunakan
ayakan 0,05, dan aquades.
Alat yang digunakan yaitu 12 buah piknometer, timbangan analitik, dan
termometer.
b. Langkah Kerja
Langakah kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Disiapkan 12 buah piknometer yang telah diberi label (sampel, ulangan)
2. Ditimbang piknometer kosong (a)
3. Dimasukkan aquades hingga hampa udara, kemudian ditimbang (b)
4. Diukur suhu aquades pada setiap piknometer, kemudian dikonversikan (BJ1)
5. Dibuang aquades tersebut hingga bersih
6. Ditambahkan 5 g sampel tanah, kemudian ditimbang (c)
7. Ditambahkan aquades hingga setengahnya, kemudian dikocok
8. Dibersihkan mulut piknometer menggunakan aquades hingga piknometer terisi
penuh aquades (hampa udara)
9. Didiamkan selama 2 jam (sebaiknya 1 hari)
10. Diukur suhu aquades, kemudian dikonversikan (BJ2)
1.4. Pengukuran BV
Untuk mengetahui nilai BV maka diperlukan data mengenai:
1. Berat bongkahan tanah (a)
2. Berat bongkah tanah setelah dicelupkan ke lilin(b)
3. Berat kenaikan air setelah dimasukkan bongkahan tanah (x)
4. Kadar lengas tanah (KL)
Perhitungan BV dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut,
Kemudian porositas dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut,
b. Langkah Kerja
Langakah kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Disediakan botor respirator
2. Ditimbang masing-masing tanah sebanyak 100 g
3. Dimasukkan tanah tersebut kedalam botol respirator
4. Dirangkai alat respirator.
5. Disiapkan bahan KOH 0,2 N dalam erlemnyer, kemudian dimasukkan selang
kedalam erlemeyer. (selang harus masuk ke dalam larutan)
6. Didiamkan selama 24 jam
7. Ditambahkan indicator fenolftalein sebanyak 2 tetes
8. Kemudian dititrasi menggunakan HCl 0,1 N
9. Diukur dan dicacat berapa banyak HCl 0,1 N yang digunakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar lengas menunjukkan kadar air yang ada didalam tanah. air memiliki
berbagai fungsi bagi tanaman. Fungsi tersebut antara lain, sebagai pembangun sel
tanaman, sebagai pelarut unsure hara, dan sebagai unsure hara. Air diserap oleh
tanah melalui akar. Dengan kata lain air yang dapat dimanfaatkan oleh tanamna
adalah air yang ada di dalam tanah. Oleh karena itu kandungan air dalam tanah
(kadar lengas) memiliki peranan yang sangat penting.
Tanah yang berkualitas baik yaitu tanah yang memiliki kadar lengas yang
cukup tinggi namun tidak terlalu tinggi. Ketika kadar lengas tanah terlalu rendah
maka air yang dapat diserap tanaman juga akan sedikit. Namun jika kadar lengas
terlalu tinggi, maka pori tanah akan jenuh dengan udara sehingga menyebabkan
aerasi menjadi terganggu.
Dari hasil yang ada diatas, tidak ada perbedaan yang mencolok antara
tanah yang diambil ditempat dan kedalaman yang berbeda. Idealnya tanah terdiri
dari 25% air. Dan berdasarkan data di atas tanah diatas memiliki kadar lengas
yang cukup baik. Namun dalam praktikum ini hasil yang diberikan tmenunjukkan
deviasi yang cukup besar. Hal ini karena kurang homogennya contoh tanah
diamati kadar lengasnya.
2. BJ, BV dan Pororsitas
Adapun hasil yang didapatkan dari pengukuran BJ, BV dan Porositas dalam
praktikum ini dapat dilihat pada table berikut.
Lapisan Porositas Rata-rata
Sampel Ulangan
tanah BJ BV (%) porositas
1 1.75 0.99 43.58
Top
2 1.89 1.23 35.03 36.57
A Soil
3 1.95 1.34 31.10
(kampus
lama) 1 1.84 1.79 2.78
Sub Soil 2 2.02 1.48 26.71 16.49
3 2.08 1.66 19.99
1 1.67 1.38 17.25
B Top
2 2.04 1.33 34.79 30.72
(kampus Soil
baru) 3 2.35 1.41 40.10
Sub Soil 1 2.46 2.14 12.94 28.21
2 2.55 1.73 32.15
3 2.54 1.53 39.55
Tabel Hasil Perhitungan BJ, BV, dan Porositas Tanah
Porositas tanah berpengaruh pada daya simpan air tanah dan kemampuan
tanah dalam mempertukarkan udara. Hal-hal tersebut sangat penting, karena
tanaman sangat membutuhkan udara dan air. Porositas juga memberikan ruang
bagi akar tanaman untuk tumbuh dan mencari unsure kara dengan lebih leluasa.
Tanah yang kualitasnya baik memiliki porositas yang tidak terlalu sedikit dan
tidak juga terlalu besar. Porosotas yang kecil akan menyebabkan aerasi tanah
tergamnngu dan mengganggu pertumbuhan akar. Sedangkan porositas yang
terlalu besar akan menyebabkan tanah sulit mengikat air sehingga tanaman akan
kekurangan air. Dalam praktikum ini dapat dilihat bahwa tanah yang diambil di
tempat yang berbeda serta kedalaman yang berbeda menunjukkan hasil pororsitas
yang berbeda. tanah yang belum pernah diolah seperti yang di ambil pada lokasi 1
memiliki porositas yang berbeda mencolok topsoil dan subsoilnya. Porositas tanah
topsoil lebih tinggi dari pada porositas subsoil. Hal ini menunjukkan bahwa tanah
pada subsoil lebih padat dibandingkan dengan tanah pada top soil. antarahal ini
karena secara alami tanah pada subsoil mengalami tekanan dari atas oleh tanah
yang ada pada bagian topsoil. Akibat dari tekanan tersebut menyebabkan pori
tanah mengecil karena tanah akan semakin padat.
Sedangkan tanah yang diambil dilokasi kedua menunjukkan porositas yang
tidak mencolok perbedaannya. Hal ini kemungkinan karena tanah ditempat
tersebut sudah sering diolah sehingga yang terlihat bukan laghi kondisi alami dari
tanah tersebut. selain itu pengolahan tanah membaurkan sifat fisik tanah seperti
porositas pada stetiap lapisan tanah.
3. Tekstur
Adapun tekstur pada kedua lokasi dengan kedalam yang berbeda adalah sebagai
berikut.
% % %
sample ulangan pasir debu liat kelas tekstur
top 1 a 66.7 33.3 0.0 Sandy Loam
b 66.7 33.3 0.0 Sandy Loam
c 66.7 33.3 0.0 Sandy Loam
top 2 a 53.3 46.7 0.0 Sandy Loam
b 53.3 46.7 0.0 Sandy Loam
c 53.3 46.7 0.0 Sandy Loam
sub 1 a 66.7 30.0 3.3 Sandy Loam
b 66.7 30.0 3.3 Sandy Loam
c 66.7 30.0 3.3 Sandy Loam
sub 2 a 60.0 20.0 20.0 Sandy Loam
b 60.0 20.0 20.0 Sandy Loam
c 60.0 20.0 20.0 Sandy Loam
Tektur juga menentukan porositas tanah. tanah yang didominasi fraksi
pasir cendrung lebih porus datau memiliki porositas yang besar. Tanah dengan
tekstur seperti ini akan sulit menahan air. Karena jumlah pori mikro yang
berfungsi menahan air sangat sedikit.namun jika tanah yang didominasi oleh liat
akan memiliki jumlah pori mikro yang bersar dan jumlah pori makro yang sedikit.
Hal ini akan menghambat aerasi tanah sehingga tidak terjadi pertukaran udara
yang akan menghambat respirasi akar dan mirobia tanah.
Tanah yang dianalisis ini seluruhnya memiliki tekstur Snady Loam.
Tektur ini cukup naik karena tekstur yang masuk kedalam kalas loam memiliki
jumlah pori makro dan mikro yang cendrung seimbang. Hal ni sangat bagus bagi
ketersediaan air bagi tanaman dan aerasi bagi kelangsungan aktivitas mikrobia
dan respires akar.
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Secara umum tanah pada lokasi pertama dan kedua memiliki kualitas yang baik
2. Tanah pada lokasi pertama memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan
tanah pada lokasi kedua.
3. Faktor ang membatasi kualitas tanah pada lokasi pertama adalah porositas tanah
pada lapisan sub soil.
B. Saran
Pemberian bahan organik, pengelolaan tanah, air, dan tanaman akan
memperbaiki serta meningkatkan kualitas tanah disuatu tempat. Dalam melakukan
suatu analisis sebaiknya dilakukan denga teliti dan hati-hati agar tidak terjadi
kesalahan dalam analisis dan data yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA