You are on page 1of 73

IPDHK

PENYAKIT2
GASTROINTESTINAL

KELAS 1 & 2 Rabu jam 2 di Aula


Kelas 5 Senin jam 2 di r. 5

KULIAH I MATERI
DR. DRH. SUGITO, M. SI

GENAP TA 2016/2017
FKH UNSYIAH

KELAS 1, 2, DAN 5 (03-06-2017)


DESKRIPSI PENYAKIT SALURAN
PENCERNAAN: MEMPELAJARI SECARA
SISTEMATIS PENYAKIT2 PADA SALURAN
PENCERNAAN PADA HEWAN KECIL
(FOKUS ANJING DAN KUCING)
MENJELASKAN:
ETIOLOGI,
Patogenesis
GEJALA,
DIAGNOSIS, DAN
PENGOBATAN
PADA PENYAKIT2 SALURAN PENCERNAAN
ANJING DAN ATAU KUCING.
TUJUAN : DIHARAPKAN MAHASISWA
MAMPU MENJELASKAN TENTANG
BERBAGAI PENYAKIT2 SALURAN
PENCERNAAN PADA HEWAN KECIL
(KHUSUSNYA ANJING DAN KUCING)
YANG TERKAIT DENGAN ETIOLOGI,
GEJALA, Patogenesis, DIAGNOSA, DAN
PENGOBATANNYA.
TUGAS MANDIRI:

1. PENYAKIT-PENYAKIT PADA
MULUT, ESOPHAGUS DAN
LAMBUNG
2. PENYAKIT-PENYAKIT PADA
USUS HALUS, USUS BESAR
3. DIARE DAN MUNTAH
TUGAS WAJIB MANDIRI:

ENTERITIS DAN GASTRITIS PADA ANJING


DAN ATAU KUCING:

ETIOLOGI,
Patogenesis
GEJALA,
DIAGNOSIS, DAN
PENGOBATAN
Types of Digestive Systems
Hind Gut
Monogastrics Ruminants
Fermentors

Chickens Pigs Beef Cattle Dairy Cattle


Horses

Rabbits
Turkeys Dogs Goats Sheep

Cats Deer Ostrich


BEBERAPA PENYAKIT2 YANG
DAPAT MENYEBABKAN
GANGGUAN PADA
SALURAN PENCERNAAN
DIARE DAN MUNTAH
DIARE
DIARE

Diare peningkatan frekuensi


pengeluaran feses yang
mengandung air melebihi normal

Faktor penyebab diare dapat


dikelompokkan dalam 3 kelompok:

1. Gangguan fungsional - alergi


makanan dan obat, cacat digesti,
cacat absorpsi, dan aspek
psikologi.
2. Penyakit metabolik atau penyakit
umum yang mempengaruhi saluran
pencernaan uremia, congestive
heart failure, liver chirrhosis,
dan keracunan logam berat.

3. Penyakit intrinsik pada usus


bakteri, fungi, protozoa, virus dan
radang non spesifik.
Mekanisme terjadinya diare dapat
dibedakan dalam beberapa tipe

1. Perubahan motilitas usus

Perubahan motilitas usus dapat


terjadi sebagai akibat adanya
radang usus, sehingga usus
(terutama usus besar) tidak
mampu menahan laju isi usus dan
terjadi diare.
2. Sekresi aktif

Sekresi aktif disebabkan kerusakan


usus atau karena penyakit sistemik
seperti congestive heart failure
ataupun hepatic congestion. Kedua
penyakit tersebut menyebabkan
peningkatan tekanan hidrolik pada
vena mesenterica sehingga
mendorong keluarnya cairan ke
lumen usus.
3. Sekresi pasif/Peningkatan
osmolalitas

Peningkatan osmolalitas dapat


disebabkan oleh maldigesti akibat
kekurangan enzim pancreatik,
garam empedu ataupun enzim
disakaridase, menyebabkan
karbohidrat, lemak, protein tidak
terabsorbsi dengan baik.
Pakan yang tidak terabsorbsi
tersebut akan diubah menjadi
asam laktat dan asam lemak
volatil oleh bakteri di kolon. Ini
akan menyebabkan penurunan
pH (asam) dan peningkatan
osmolalitas, yang akhirnya
menimbulkan watery diare.
4. Peningkatan permeabilitas
(exudatif)

Peningkatan permeabilitas dapat


disebabkan karena adanya toxin
bakteri yang menyerang sel epitel
gastrointestinal. Rusaknya epitel
akan menyebabkan aktivasi enzim
adenylcyclase yang akan
mengkatalis perubahan ATP menjadi
cyclic AMP. Cyclic AMP ini akan
meningkatkan permeabilitas sel.
http://www.goldenretrieverforum.com/golde
n-retriever-nutrition-feeding-recipes/
Any
questions?
Berdasarkan lamanya, diare
dibedakan dua: yaitu diare akut
dan diare kronis.
Diare akut biasanya disebabkan oleh
pakan, parasit ataupun karena
penyakit infeksi.

Diare kronis pada aning, pertama kali


harus dicurigai adanya parasit
seperti nematoda, Giardia,
Tritrichomonas. Pada diare kronis
perlu dibedakan penyebabnya pada
usus halus atau usus besar
Beberapa gejala klinis yang berhubungan
dengan diare kronis dan lokasi usus yang
mengalami gangguan

Gejala Klinis Usus halus Usus besar


Nafsu makan Bisa meningkat/ menurun Normal
Penurunan berat badan Bisa muncul Minimal
Muntah Kadang2 sampai sering Kadang2
Bersendawa Kadang2 Jarang
Flatulence Sering Jarang
Kembung Sering Jarang
Kuantitas feses Banyak Sedikit
Jumlah feses per hari Mendekati normal Lebih banyak
Tenesmus Jarang Sering
Pengujian umum feses :
Darah Gelap, hitam Segar, merah
Mucus Tidak ada Ada
Lemak Bisa ada Tidak ada
Pengujian rektal Normal Darah, mucus,
rasa sakit
Penyebab utama terjadinya diare
kronis pada usus besar antara lain
Pada anjing : alergi makanan, parasit
(cacing: Giardia, Tritrichomonas),
colitis clostridial, gangguan fungsi,
histoplasmosis, radang usus besar
(Chronic ulcerative colitis),
neoplasia
Pada kucing : alergi makanan, radang
usus besar (Lympocytic-plasmacytic
colitis), gangguan fungsi, dan infeksi
virus
Kehilangan cairan dan elektrolit
merupakan akibat dari diare
yang perlu diwaspadai.

Air, sodium, chloride, bicarbonat


dan potassium merupakan
unsur-unsur utama yang hilang
dari tubuh.
Kehilangan air, sodium dan
chloride akan menyebabkan
dehidrasi.

Kehilangan bicarbonat akan


menimbulkan asidosis
metabolik.

Kehilangan potassium akan


menyebabkan kelemahan dan
penurunan nafsu makan
http://anjingdijual.com/thread/716/kenapa-anjing-saya-bau-yuk-kenali-
penyebabnya
http://bravovetandgroom.blogspot.com/2012/09/kesehatan-gigi-pada-anjing-dan-
kucing.html
http://www.peteducation.com/article.cfm?c
=1+2122&aid=1177
www.reachvet.com
http://2010vets.blogspot.com/2012_11_01_
archive.html
MUNTAH
MUNTAH
Muntah terjadi setelah adanya rangsangan
yang diberikan kepada pusat muntah
(vomiting center, VC)
atau pada zona pemicu kemoreceptor
(chemoreceptor trigger zone, CTZ)
yang berada di sistim syaraf pusat
(central nervous system).

Ujung syaraf dan syaraf-syaraf yang ada


didalam saluran pencernaan
merupakan penstimulir muntah jika terjadi
iritasi saluran pencernaan
Ketika pusat muntah (VC)
distimulasi, maka motor dari cascade
akan bereaksi menyebabkan muntah.

Kontraksi non peristaltic didalam usus


halus meningkat, gallbladder berkontraksi
dan sebagian isi dari usus dua belas jari
masuk kedalam lambung. Kondisi ini
diikuti dengan melambatnya gerakan
peristaltik yang akan mendorong
masuknya isi usus halus dan sekresi
pankreas kedalam lambung dan menekan
aktivitas lambung.
Sementara itu, otot-otot pernapasan akan
berkontraksi untuk melawan celah suara
yang tertutup, sehingga terjadi
pembesaran kerongkongan. Pada saat
otot perut (abdominal) berkontraksi, isi
lambung akan didorong masuk kedalam
kerongkongan. Relaksasi dari otot-otot
perut memungkinkan isi kerongkongan
masuk kembali kedalam lambung.
Table 1 Main classes of anti-emetic drugs

Class Drug
Anti-histamine cinnarizine
cyclizine
promethazine
Dopamine antagonists metoclopramide
domperidone
droperidol (withdrawn 2001)
haloperidol
Cannabinoid nabilone
Corticosteroid dexamethasone
Histamine analogue betahistine
5HT3-receptor antagonist granisetron
ondansetron
tropisetron
What clinical signs may indicate this procedure for
my pet?
- Upper gastrointestinal study: history of swallowing
a foreign body, chronic vomiting of food and green
tinged fluid, vomiting blood or coffee grind material
(digested blood), loose or dark stool, decreased
appetite, or weight loss
- Lower gastrointestinal study: straining to defecate,
frank red blood on stool, narrow stool, weight loss,
red/swollen rectum, rectal prolapse
KONSTIPASI

ETIOLOGI DAN PatogenesisNYA:


Konstipasi terjadi disebabkan feses tertinggal di dalam kolon,
mengering menjadi lebih keras dan sulit untuk dikeluarkan.
Konstipasi kronis bisa karena adanya faktor-faktor intraluminal,
extraluminal, atau intrinsik (neuromuscular)
Faktor intraluminal disebabkan makanan kurang baik dicerna,
benda-benda keras, Kurangnya intake air, dan
adanya hambatan untuk defikasi secara reguler:
- pengaruh lingkungan (menjadi stres) atau
- tingkah laku (litter box kotor)
- adanya penyakit anorectal sehingga
menyakitkan waktu defikasi
faktor extraluminal seperti:
- adanya tekanan pada kolon dan rektum oleh penyempitan
rongga pelvis
- adanya tekanan pada kolon dan rektum oleh pembesaran
kelenjar prostat
- konstipasi kronis atau obstipation dapat terjadi karena
terjadi megacolon

Faktor intrinsik (neuromuscular):


- kontrol neuromuskular kolon dan rektum termasuk
hypothyroidism, dan lesio pada spinal cord atau saraf pelvis
- Hipokalemia dan hiperkalsemia dapat mempengaruhi
kontrol pada otot
- Beberapa jenis obat (misalnya, opioid-opioid, diuretika,
obat anti alergi
Tanda-tanda klinis adalah tenesmus dan feses kering

Jika gangguan keluar feses terhalang oleh pembesaran


kelenjar prostat atau pembesaran nodulus limfa sublumbar,
feses yang keluar terlihat tipis atau seperti pita (ribbon-like).

Palpasi abdominal dan pemeriksaan rektum


- keberadaan feses yang tertahan berupa berungkel-berungkel
besar (volume feses yang besar)
- Feses yang dikeluarkan sering berbau busuk.

- memperlihatkan gejala kesakitan saat difikasi, lethargy


(kelesuan), depresi, anoreksia, muntah-muntah, dan
sering gelisah (discomfort) pada daerah abdominal
DIAGNOSIS:
Palpasi abdominal dan pemeriksaan rektum,
termasuk evaluasi prostata

- Rotgent abdominal

TERAPI:
Sasaran Terapi Konstipasi yaitu: (1) massa feses,
(2) refleks peristaltik dinding kolon
Strategi Terapi dapat menggunakan terapi farmakologis
DAN non-farmakologis
Terapi non-farmakologis digunakan untuk meningkatkan
frekuensi defikasi, yaitu dengan menambah asupan serat
dan meningkatkan volume cairan USUS ------ minum
Serat dapat menambah volume feses (karena dalam saluran
pencernaan ia tidak dicerna), mengurangi penyerapan
air dari feses

Feses dikeluarkan secara manual atau secara enema,

Terapi farmakologis dengan obat laksatif/pencahar


untuk meningkatkan frekuensi defikasi dan untuk
mengurangi konsistensi feses

Obat pencahar dapat dibedakan menjadi 3 golongan:


(1) pencahar yang melunakkan feses 1-3 hari (pencahar
bulk-forming, docusates, dan laktulosa);

(2) Pencahar yang mampu menghasilkan feses yang lunak


atau semi-cair dalam waktu 6-12 jam (derivat difenilmetan
dan derivat antrakuinon),
(3) Pencahar yang mampu menghasilkan pengluaran feses
yg cair dalam waktu 1-6 jam (saline cathartics, minyak
castor, larutan elektrolit polietilen-glikol).

Pencahar yang melunakkan feses secara umum merupakan senyawa yang tidak
diabsorpsi dalam saluran pencernaan dan beraksi dengan meningkatkan volume
padatan feses dan melunakkan feses
Gastrointestinal Diseases

These viral diseases are often difficult to treat, and


highly contagious in both cats and dogs. Separate
canine and feline strains exist in the Parvovirus.
Feline panleukopenia or Distemper is the feline
strain that often includes symptoms of vomiting,
diarrhea and fever. Canine parvovirus causes
similar symptoms, and it is also very deadly and
difficult to treat. Corona virus in dogs has similar
symptoms to the parvovirus, but Corona is easier to
treat. Vaccination is available.
Veterinarians recognize many potential types of GI disorders including:

Colitis: An acute or chronic inflammation of the membrane lining the colon. Most
frequently caused by whipworms (a parasite), tumors or polyps, a change in food,
allergies (including those to food), swallowed foreign objects and certain other
diseases.
Constipation: Usually caused by insufficient fiber and water intake, eating hair,
bones or other foreign objects, aging, tumors, trauma or fractures, prostate
disease, spinal cord disease, large bowel nervous disorders, metabolic or
endocrine disorders and debilitation.
Diarrhea: Caused by infections, internal parasites, stress, a change in pet food,
table scraps or rich snacks, eating spoiled food from the garbage and body organ
dysfunction.
Gastroenteritis: Inflammation or infection of the gastrointestinal tract, primarily
the stomach and intestines. Causes may include eating rancid or spoiled food,
swallowing foreign objects, eating toxic plants, internal parasites, stress, food
allergies and disease conditions.
Pancreatitis: An inflammation or infection of the pancreas (an elongated, tapered
gland that is located behind the stomach). Origins are frequently unknown.
Potential causes are feeding foods high in fat or rich table foods, infections,
disease or trauma

You might also like