Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kinerja guru, disiplin dan motivasi
guru di SDN 144 Kota Pekanbaru. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kinerja guru SDN 144 Kota Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini berjumlah
32 guru, dan sampel penelitian adalah keseluruhan jumlah populasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberarapa hal yang perlu diperhatikan bagi
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SDN 144 Kota Pekanbaru ini diantaranya
adalah 1). Upaya meningkatkan kinerja guru dengan meningkatkan motivasi kerja guru. 2).
Upaya meningkatkan kinerja guru dengan meningkatkan disiplin kerja guru
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah penelitian dapat
diidentifikasikan sebagai berikut;
1. Pengalaman dan keterampilan guru sebagian kecil masih sangat minim dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah.
2. Masih ada guru yang kurang mampu menyusun perangkat pembelajaran di sekolah.
3. Peran guru sebagai demonstrator, mediator, dan fasilitator, dalam melaksnakanan
tugasnya di sekolah masih rendah.
4. Rendahnya motivasi sebahagian guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.
5. Disiplin kerja sebahagian guru masih lemah dalam menjalankan tugasnya di sekolah.
6. Peranan guru sebagai pengelola kelas, dalam melakasanakan tugasnya di sekolah masih
rendah.
7. Masih adanya kelemahan dalam pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja guru dalam
menjalankan tugasnya di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah yang telah dikemukakan
tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
guru. Agar penelitian ini tidak melebar serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana,
sehingga dapat memperoleh hasil yang baik dan bermanfaat, maka masalah dalam
penelitian ini akan dibatasi pada kinerja guru.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan masalah tersebut,
maka rumusan penelitian yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana kinerja guru SDN 144 Kota Pekanbaru?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kinerja guru SDN 144 Kota
Pekanbaru.
1. Hakikat Guru
Dalam peraturan pemerintah Bab I pasal I ayat I dijelaskan Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru merupakan suatu profesi,yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang
pendidikan. Walaupun pada kenyataanya masih terdapat hal hal tersebut diluar bidang
kependidikan. Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa
prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugas, yaitu sebagai berikut :
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserat didik pada materi pelajaran yanh
diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuian dengan usia dan tahapan tugas peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi)agar peserta didik menjadi mudah dalam
memahami pelajaran yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran,diharapkan guru dapat unit
pelajaran secara berulang ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antar mata
pelajaran dan atau praktikan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung ,menganati/meneliti,dan
menyimpulkan pengetahuan yang didapat.
8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial baik
dalam kelas maupun luar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami peserta secara individual agar dapat melayani
siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
5. Kinerja Guru
Banyak definisi yang dikemukakan para ahli mengenai kinerja, diantaranya adalah
sebagaimana yang dikemukakan oleh Kamars dalam Hurmaini, yang menyatakan bahwa
kinerja merupakan terjemahan dari kata performance, yang berarti kemauan dan
kemampuan melakukan sesuatu pekerjaan (M. Hurmaini, 2011).
Dalam konteks perilaku, kinerja merupakan selesainya pekerjaan yang diharapkan,
spesifik atau bersifat formal dalam sebuah organisasi. Sementara dalam konteks
tanggungjawab, kinerja berarti sesuatu yang harus dilakukan oleh seseorang, bukan yang
dihasilkan. Secara psikologis, kinerja merupakan perilaku atau respon yang memberi hasil
yang mengacu kepada apa yang dikerjakan ketika menghadapi suatu tugas (performance).
Menurut M. Hurmaini, 2010) Performance ini mempunyai arti kerja, pelaksanaan kerja,
pencapaian atau hasil kerja/penampilan kerja.
Sedangkan dari pendapat yang lain dikemukakan oleh Sihombing, bahwa dalam
lembaga pendidikan pengertian konsep kinerja mencakup efisiensi, efektivitas dan
produktivitas. Efisien menunjukkan pada biaya yang paling murah namun tujuan tetap
tercapai. Bekerjanya dengan efektif bararti bekerja dengan waktu yang relative singkat
tujuan tercapai. Sedangkan produktivitas merupakan perbandingan antara masukan dengan
keluaran.
Berdasarkan pengertian tentang kinerja di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh seseorang untuk mencapai hasil dalam
bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu. Artinya, kinerja berarti tingkat pelaksanaan
tugas yang dapat dicapai seseorang dengan menggunakan kemampuan yang ada dan
batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sementara guru merupakan orang yang bekerja pada bidang pendidikan dan
pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai
kedewasaan masing-masing sesuai dengan potensi dirinya. Menurut Hadari Nawawi (2011)
Guru merupakan komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang sangat
berperan dalam mengantarkan siswa-siswanya pada tujuan pendidikan yang telah
ditentukan. Gurulah yang memikul tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan
program pengajaran. Pengertian guru dalam masyarakan Jawa diartikan melalui akronim
Guru artinya digugu (dianut) dan ditiru (teladan) (Hadi Supeno, 2015). Guru dalam
pengertian UU Sisdiknas tahun 2003 adalah tenaga pendidikan yang diangkat dengan tugas
utama mengajar pada jenjang pendidikan dasar sampai menengah atas. Dalam pengertian
Uzer Usman, Guru adalah orang yang mempunyai jabatan atau profesi yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru, karena pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar bidang kependidikan.
Menurut Isjoni (2007) guru adalah seseorang yang karena panggilan jiwanya,
sebagaian besar waktu, tenaga dan pikirannya digunakan untuk mengajarkan ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan sikap kepada orang lain disekolah atau lembaga formal.
Menurut Ahmad Tafsir (2004) pendidik adalah siapa saja yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik, baik potensi kognitif, afektif, maupun potensi
psikomotorik. Dalam Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia Nomor 74 tahun 2008
tentang Guru menjelaskan Guru adalah pendidik profesional, dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Guru sebagai tenaga professional di bidang pendidikan, disamping memahami hal-hal
yang bersifat filosofis, dan konseptual, harus juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal
yang bersifat teknis antara lain melaksanakan interaksi belajar mengajar dengan memiliki
dua modal dasar dalam interaksi tersebut yaitu kemampuan mendesain program dan
ketrampilan mengkomunikasikan program itu kepada anak didik, modal ini akan dimiliki
oleh guru yang memiliki tingkat kompetensi.
Berkaitan dengan kinerja guru, maka ketika seorang guru telah melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Dalam hal ini, terdapat Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-
undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) tentang guru dan dosen yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran (Sardiman AM, 2012)
Sementara menurut Supriyono (2002) bahwa dalam kinerja guru harus
memperhatikan proses pencapaian. Jika hal ini diterapkan dalam proses belajar-mengajar,
maka kinerja guru meliputi tampilan yang dapat dicapai dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, kinerja guru tidak lepas dari tugas guru. Tugas guru menurut Usman
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni: (1) tugas dalam bidang profesi; (2) tugas
kemanusiaan; dan (3) tugas dalam bidang kemasyarakatan (Moh. Uzer Usman, 2011).
Sedangkan menurut Zamroni (2000), tugas guru mengajar itu merupakan suatu seni
untuk mentransfer pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai yang diarahkan oleh nilai nilai
pendidikan, kebutuhan-kebutuhan individu siswa, kondisi lingkungan, dan keyakinan yang
dimiliki oleh guru. Budiono (2004) menjelaskan bahwa kinerja guru terdiri dari penyusunan
program perencanaan pengajaran meliputi: penguasaan materi, analisis materi pelajaran,
program tahunan dan program catur wulan/semester, program satuan pelajaran, rencana
pengajaran, analisis hasil ulangan harian, pelaksanaan pengajaran, evaluasi tidak bisa
dipisah-pisahkan. Dalam setiap melaksanakan tugas pengajaran, guru harus berpedoman
pada tugas-tugas guru sebagai seorang pengajar yang meliputi: membuat rencana
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi.
Menurut Nana Sudjana (1995), kinerja guru terlihat dari keberhasilannya di dalam
meningkatkan proses dan hasil belajar, yang meliputi:
1. Merencanakan program belajar mengajar. Sebelum melaksanakan tugas pengajaran,
guru terlebih dahulu membuat rencana pengajaran secara baik dan benar. Tugas guru
dalam merencanakan pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat rencana
pengajaran dan satuan pelajaran agar kegiatan belajar-mengajar dapat berjalan
dengan lancar. Menurut Popham rencana pengajaran memang penting, karena ia
merupakan antisipasi yang baik dari guru tentang apa yang akan terjadi di kelas
sebelum terjadi penyimpangan-penyimpangan. Rencana pengajaran dapat berfungsi
sebagai pedoman, tetapi sekaligus sebagai pembatasan.
2. Melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar. Yang perlu diperhatikan dalam
proses ini adalah menciptakan lingkungan belajar yang menarik, bebas, memberi
dorongan kepada siswanya untuk sadar demi belajar. Menurut Arikunto (2003) bahwa
kegagalan atau ketidak berhasilan guru dalam melaksanakan tuganya sangat mungkin
bukan karena mereka kurang menguasai bidang studi, tetapi karena mereka tidak tahu
bagaimana mereka mengelola kelas.
3. Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
4. Menguasai bahan pelajaran.
Menurut Suharsimi Arikunto, kinerja guru dapat dilihat dari kegiatan mengajar yang
dilaksanakan melalui prosedur yang tepat, yaitu dengan:
1. Membuat persiapan mengajar, berupa menyusun persiapan tertulis, mempelajari
pengetahuan yang akan diberikan atau ketrampilan yang akan dipraktekkan di kelas,
menyiapkan media, dan alat-alat pengajaran yang lain, menyusun alat evaluasi.
2. Melaksanakan pengajaran dikelas, berupa membuka dan menutup, memberikan
penjelasan, memberikan peragaan, mengoperasikan alat-alat pelajaran serta alat
Bantu yang lain, mengajukan pertanyaan, memberikan jawaban melakukan program
remedial.
3. Melakukan pengukuran hasil belajar, berupa pelaksanaan kuis (pertanyaan singkat),
melaksanakan tes tertulis, mengoreksi, memberikan skor, menentukan nilai akhir.
Menurut Syafrudin Nurdin, kinerja guru itu terlihat dari aktifitas yang dilakukan dalam
mempersiapkan pengajaran dikelas, yang meliputi:
1. Mengidentifikasi secara cermat pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang telah
digariskan dalam kurikulum.
2. Menentukan kelas atau semester dan alokasi waktu yang akan digunakan.
3. Merumuskan tujuan intruksional umum.
4. Merumuskan tujuan intruksional khusus.
5. Merinci materi pelajaran yang didasarkan kepada bahan pengajaran dan GBPP dan TIK
yang hendak dicapai.
6. Merencanakan kegiatan belajar mengajar secara cermat, jelas dan tegas, sistematis,
logis sesuai dengan TIK dan materi pelajaran.
7. Mempersiapkan dan melakukan variasi dan kebutuhan siswa lainya.
8. Memilih alat peraga, sumber bahan dari buku dan masyarakat.
9. Merancang secara teliti prosedur penilaian dan evaluasi.
10. Menggunakan bahasa yang jelas, mudah dipahami dan sesuai dengan EYD.
11. Menyusun satuan pelajaran.
Adapun menurut Suryosubroto bahwa kinerja guru dapat dilihat dari tugas yang
dilakukan berkenaan dengan pembelajaran atau proses belajar mengajar yang tercakup
dalam 10 kompetensi guru, yaitu:
1. Menguasai bahan pelajaran
2. Mengelola program belajar mengajar
3. Mengelola kelas
4. Menggunakan media atau sumber
5. Menggunakan lndasan-landasan pendidikan
6. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar
7. Menilai prestasi siswa
8. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna
keperluan pengajaran.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Agar
proses pengajaran berjalan dengan lancar salah satunya dengan menggunakan prosedur
yang tepat dalam mengajar.
Sehubungan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing, maka
diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Adams dan Decey dalam Uzer Usman peranan guru antara lain; guru sebagai pengajar,
pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana,
supervisor, motivator, dan konselor. Yang akan dikemukakan di sini adalah peranan yang
dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Guru Sebagai Demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran
yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti
meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan
sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru Sebagai Pengelola Kelas, sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi
yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk
memperoleh hasil yang diharapkan
3. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator, Sebagai mediator guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media
pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar.
4. Guru Sebagai Evaluator, dalam kegiatan proses belajar mengajar guru hendaknya
menjadi seorang evaluator yang baik. Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya mampu
dan terampil melaksanakan penilaian karena, dengan penilaian guru dapat
mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar
mengajar.
Dalam Peraturan Pemerintah Tentang Guru Nomor 74 tahun 2008 Pasal 1 menjelaskan
bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Menurut Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo bahwa terdapat dua tugas guru yang
dapat dijadikan sebagai standar pengukuran kinerja guru, yaitu tugas yang berkaitan dengan
proses pembelajaran dan tugas yang berkaitan dengan penataan, serta perencanaan tugas-
tugas pembelajaran. Berdasarkan hal ini, maka menurut Hamzah B. Uno dan Nina
Lamatenggo:
.terdapat tiga kriteria dasar yang berkaitan dengan kinerja guru, yaitu proses,
karakteristik-karakteristik guru, dan hasil atau produk (perubahan sikap siswa. Dalam
proses pembelajaran, kinerja guru dapat dilihat pada kualitas kerja yang dilakukan
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada kompetensi guru
yang profesional
Lebih lanjut, untuk mengukur kinerja guru, menurut Hamzah B. Uno dan Nina
Lamatenggo adalah;
.menguasai bahan, mengelola proses pembelajaran, mengelola kelas, menggunakan
media atau sumber belajar, menguasai landasan pendidikan, merencanakan program
pengajaran, memimpin kelas, mengelola interaksi belajar mengajar, melakukan
penilaian hasil belajar siswa, menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran,
memahami dan melaksanakan fungsi dan layanan bimbingan penguluhan, memahami
dan menyelenggarakan administrasi sekolah, serta memahami dan dapat menafsirkan
hasil-hasil penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan uraian tentang kinerja guru tersebut, maka dapat penulis sintesiskan
bahwa kinerja guru adalah aktivitas atau perilaku yang ditonjolkan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya, yang dapat diukur dengan indikator: 1). Guru merencanakan
program pengajaran; 2). Guru menguasai bahan yang akan disampaikan; 3). Guru mampu
mengelola kelas; 4). Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar di kelas; dan 5).
Guru mampu mengelola penilaian hasil belajar.
Kesimpulan
Amran., Muhammad., 2009. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor
Departemen Sosial Kabupaten Gorontalo, Tesis, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makasar,
Amirullah dkk, 2002., Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu
AM., Sardiman., 2000., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
Arikunto., Suharsimi., 2002., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta
Arikunto., Suharsimi., 2003., Manajemen Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Aqib., Zainal. 2009., Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Cendekia
Asnawi dan Usman., Basyiruddin, 2012., Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers,
Asad., Moh., 2003., Psikologi Industri, Yogyakarta: Liberty
Bambang., Siswanto Sastrohadiwiryo., 2003., Manajemen Tenaga Kerja Indonesia
Budiono, 2004., Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Erekha Cipta
Buchori, 2004., Motivasi dan Produktivitas Kerja, 3Jakarta : Rieneka Cipta
Davis., Keith, dan John W., Newstrom., 2010., Perilaku dalam Organisasi, Terjemahan Agus
Darma), Jakarta: Erlangga.
Manulang, 2001., Manajemen Personalia, Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Mudjiono, 2004., Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grafindo,
Muhaimin, dkk., 2001., Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, Bandung : Remaja Rosdakarya,
Mulyasa., E., 2009., Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara
Muslich., Masnur, 2009., KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta :
Bumi Aksara
Nawawi., H. Hadari, 2005., Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga
Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung
Pramono., Agus dan Suddin., Alwi, 2011., Pengaruh Kecerdasan Emosional, dan Komitmen
Organiasi terhadap Kinerja Guru dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel
Moderating dalam Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Volume 5, No. 1
Juni 2011,
Saefullah., U., 2012., Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia
Siregar., Edi, 2011, Hubungan Motivasi Kerja dan Kompensasi Finansial dengan Kepuasan
Kerja dan Kinerja Guru dalam Jurnal Pendidikan Penabur, Nomor 16, Tahun ke-
10, juni 2011.
Sule., Ernie Tisnawati dan Saefullah., Kurniawan, 2010., Pengantar Manajemen, Jakarta:
Kencana
Sumidjo., Wahjo, 2003., Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,
Supeno., Hadi, 2015., Potret Guru, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Tika., Moh. Pabundu, 2008., Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja, Jakarta: PT Bumi
Aksara
Tuu., Tulus, 2004, Peranan Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT. Gramedia
Yamin., Martinis & Maisah, 2010., Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta:Tim GP Press,