You are on page 1of 192

BAB I

Klasifikasi dari Partial Edentulous Arch

Berbagai macam klasifikasi GTSL yang telah diajukan untuk mengidentifikasi


kombinasi potensial antara gigi dan edentulous space. Cummer telah membuat klasifikasi
yang pertama kali, diikuti oleh Bailyn dan Skinner. Namun, klasifikasi yang diperkenalkan
ole Dr. Edward Kennedy pada tahun 1952, merupakan klasifikasi yang paling banyak
digunakan. Pada tahun 1960, Applegate memberikan delapan aturan tambahan pada sistem
Kennedy. Serta masih banyak lagi klasifikasi lainnya yang mengidentifikasi partial
edentulous arch. Tujuan utama sebuah klasifikasi adalah untuk menyederhanakan dan
memperbaiki komunikasi antara dokter gigi, mahasiswa dan ahli laboratorium dan
memfasilitasi pembelajaran dan memahami disain GTSL.1

1. 1. Alasan Klasifikasi

Klasifikasi dari partial edentulous arch harus dilakukan dengan alasan sebagai
berikut:2

Sebagai panduan treatment yang baik


Untuk mengantisipasi kesulitan yang biasanya terjadi pada rencana tertentu
Sebagai perantara komunikasi dengan ahlinya tentang sebuah kasus
Disain gigi tiruan menurut beban oklusi biasanya diharapkan untuk kelompok
tertentu

1. 2. Persyaratan Klasifikasi

Klasifikasi harus memenuhi norma-norma berikut:2

Memungkinkan visualisasi dari type partial endentulous arch menjadi


pertimbangan
Memungkinkan kita untuk dapat membedakan antara GTSL yang
didukung gigi dan yang didukung gigi-jaringan
Berfungsi sebagai panduan untuk jenis desain yang akan digunakan
Diterima secara universal.

1. 3. Macam-macam Klasifikasi

Terdapat banyak klasifikasi yang tersedia untuk mengklasifikasikan


endentulous arch. Yang paling umum adalah:2
1
1. 3. 1. Klasifikasi Cummer

Ini adalah klasifikasi yang diakui pertama. Diperkenalkan oleh Cummer pada
tahun 1920. menurutnya, gigi tiruan sebagian dapat diklasifikasikan menjadi empat
jenis berdasarkan posisi dari direct retainer. 2

Mengklasikasikan berdasarkan posisi direct retainer: 2


Diagonal: 2 retainer langsung secara diagonal berlawanan satu sama lain.2

Gambar 1. Diagonal retainer Klasifikasi Cummer. 2


Diametris: 2 retainer langsung secara diametris berlawanan satu sama lain. 2

Gambar 2. Diametris retainer Klasifikasi Cummer. 2


Unilateral: 2 atau lebih retainer langsung ada pada sisi yang sama. 2

2
Gambar 3. Unilateral retainer Klasifikasi Cummer. 2


Multilateral: 3 retainer langsung (jarang berjumlah 4) pada hubungan
triangular. 2

Gambar 4. Multilateral retainer Klasifikasi Cummer. 2

1. 3. 2. Klasifikasi Kennedy

Syarat Klasifikasi Kennedy:3

Apabila M3 hilang & tidak dibuatkan GT, maka tidak dipertimbangkan dalam
klasifikasi.
Apabila M3 ada & dipakai sebagai gigi abutment, maka diikutkan dalam
klasifikasi
Apabila M2 hilang & tidak diganti, maka tidak diikutkan dalam klasifikasi
Daerah kehilangan gigi paling posterior selalu menentukan klasifikasi
Daerah edentulous lainnya yg lebih dari ketentuan, disebut sebagai Modifikasi
dari klas yg bersangkutan.
Luas dari modifikasi tidak dipertimbangkan hanya jumlah dari penambahan
edentulous area.
Klas IV Kennedy tidak ada modifikasi.

Berikut Klasifikasi Kennedy:3

3
a. Kelas I kennedy

Daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada
dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral).3

Gambar 5. Kelas I Kennedy.3

b. Kelas II kennedy

Daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada
tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja (unilateral). 3

Gambar 6. Kelas II Kennedy. 3

c. Kelas III kennedy

4
Daerah yang tak bergigi terletk di antara gigi -gigi yang masih ada di
bagian posterior maupun anteriornya dan unilateral. 3

Gambar 7. Kelas III kennedy. 3

d. Kelas IV kennedy

Daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dan gigi yang masih
ada dan melewati garis median tengah. 3

Gambar 8. Kelas IV kennedy. 3

1. 3. 3. Klasifikasi Bailyn

Diperkenalakn oleh bailyn, ini klasifikasi peratama pendukung gigi tiruan oleh
jaringan yang terisah. Dia menggunakan inisial A dan P:2

A: Restorasi anterior, dimana daerah saddle anterior yaitu berada pada gigi seri
pertama (premolar).

5
P: Restorasi posterior, diamana daerah saddle posterior yaitu berada pada
caninus.

2
Gambar Terdapat subklasifikasi, sebagai berikut:
Gambar10.
13.Partially
Partiallyedentulous
edentulousP2 Gambar 14. Partially edentulous
Gambar 11.Bailyn.
Klasifikasi Partially
2 2edentulous P3
Gambar
A1P29.Klasifikasi
Partially edentulous
Bailyn. P1 2 P1P2gigi
Klasifikasi Bailyn. 2
Kelas
Klasifikasi 1: Bounded saddle (kehilangan
2 Bailyn.
tidak lebih dari 3)
Klasifikasi Bailyn.
Kelas 2: Free end saddle (tidak ada gigi abutment di distal)
Kelas 3: Bounded saddle (kehilangan gigi lebih dari 3)

Kelas 1 pendukungnya adalah gigi, kelas 2 dan 3 pendukungnya adalah


jaringan dan gigi. Diamana pada kasus kehilangan gigi anterior dan posterior,
pembagian class anterior dan posterior disebutkan secara terpisah misalnya A1P1,
A2P1, A1P3 dan sebagainya (Gambar 9-15). 2

Gambar 12. Partially edentulous A3


Klasifikasi Bailyn. 2

6
Gambar 15. Partially edentulous
A1P2P3 Klasifikasi Bailyn. 2

1. 3. 4. Klasifikasi Neurohr

Diperkenalkan pada tahun 1939, didasari pada dukungan yang diperoleh.


Klasifikasi ini tidak banyak digunakan. Banyak disain gigi tiruan yang tidak cocok
dengan klasifikasi ini. 2

Kelas I: Hubungan gigi

Kasus unilateral atau bilateral masuk kedalam klasifikasi diatas ketika tidak
lebih dari empat gigi hilang. Terdapat dua variasi pada kelas ini. 2

Variasi 1: Lebih dominan kehilangan gigi posterior.

a. Kehilangan gigi-gigi posterior, anterior utuh (Gambar 16). 2

7
Gambar 16. Kelas 1 variasi 1a partial endentulous
Klasifikasi Neurohr. 2

b. Kehilangan gigi posterior namun kehilangan beberapa gigi anterior


(Gambar 17). 2

Gambar 17. Kelas 1 variasi 1b partial endentulous


Klasifikasi Neurohr. 2

Variasi 2: Lebih dominan kehilangan gigi anterior. 2

a. Kehilangan gigi anterior, gigi posterior utuh (Gambar 18). 2

8
Gambar 18. Kelas 1 variasi 2a partial endentulous Klasifikasi Neurohr. 2

b. Kehilangan gigi anterior, kehilangan beberapa gigi posterior (Gambar


19). 2

Gambar 19. Kelas 1 variasi 2b partial endentulous Klasifikasi Neurohr. 2

Kelas II: Hubungan gigi dan jaringan

Kasus unilateral ataupun bilateral ketika tidak terdapat gigi posterior pada
satu atau beberapa spans, atau ketika terdapat lebih dari empat gigi (termasuk
kaninus) pada satu atau beberapa spans. Kelas 2 selanjutnya diklasifikasikan
kembali menjadi beberapa divisi yang bervariasi. 2

Divisi 1: Ketika tidak terdapat gigi posterior pada satu atau lebih spans. 2

Variasi I: Lebih dominan kehilangan gigi posterior. 2

a. Kehilangan gigi posterior , gigi-gigi anterior utuh (Gambar 20). 2

9
Gambar 20. Kelas 2 divisi 1 variasi 1a partial endentulous Klasifikasi
Neurohr. 2

b. Kehilangan gigi posterior, kehilangan beberapa gigi anterior (Gambar


21). 2

Gambar 21. Kelas 2 divisi 1 variasi 1b partial endentulous Klasifikasi


Neurohr. 2

Variasi II: Lebih dominan kehilangan gigi anterior. 2

a. None (Gambar 22). 2

10
Gambar 22. Kelas 2 divisi 1 variasi 2a partial endentulous Klasifikasi
Neurohr. 2

b. Kehilangan gigi anterior, dan kehilangan beberapa gigi posterior (Gambar


23). 2

Gambar 23. Kelas 2 divisi 1 variasi 2b partial endentulous Klasifikasi


Neurohr. 2

Divisi 2: Terdapat gigi posterior pada semua spans, namun tedapat lebih dari 4
gigi (termasuk gigi kaninus) disalah satu atau lebih ruangan. 2

Variasi 1: Lebih dominan kehilangan gigi posterior. 2

a. None (Gambar 24).

11
Gambar 24. Kelas 2 divisi 1 variasi 1a partial endentulous Klasifikasi
Neurohr. 2

b. Kehilangan gigi posterior, dan juga kehilangan beberapa gigi anterior


(Gambar 25). 2

Gambar 25. Kelas 2 divisi 1 variasi 1b partial endentulous Klasifikasi


Neurohr. 2

Variasi II: Dominan kehilangan gigi anterior

a. Kehilangan gigi anterior, gigi-gigi posterior utuh (hanya bilateral)


(Gambar 26). 2

12
Gambar 26. Kelas 2 divisi 2 variasi 2a partial endentulous Klasifikasi
Neurohr. 2

b. Kehilangan gigi anterior, kehilangan beberapa gigi posterior (Gambar


27).

Gambar 27. Kelas 2 divisi 2 variasi 2b partial endentulous Klasifikasi


Neurohr. 2

Kelas III: Hubungan jaringan dengan gigi tiruan lengkap (Gambar


28)

13
Gambar 28. Kelas 3 partial endentulous Klasifikasi Neurohr. 2

1. 3. 5. Klasifikasi Mauk

Diperkenalkan oleh Mauk pada tahun 1942, didasari oleh jumlah, panjang dan
posisi dari ruang edentulous dan jumlah edentulous dan posisi dari gigi yang tersisah.
Berikut klasifikasinya: 2


Kelas I: Kehilangan gigi posterior secara bilateral (Gambar 29). 2

Gambar 29. Kelas 1 partial endentulous Klasifikasi Mauk. 2


Kelas II: Kehilangan gigi posterior secara bilateral namun masih terdapat gigi
posterior pada salah satu sisi (Gambar 30). 2

Gambar 30. Kelas 2 partial endentulous Klasifikasi Mauk. 2


14

Kelas III: Kehilangan gigi-gigi posterior bilateral dengan terdapat gigi
posterior pada kedua sisi (Gambar 31). 2

Gambar 31. Kelas 3 partial endentulous Klasifikasi Mauk. 2

Kelas IV: Ruang unilateral tanpa adanya gigi posterior (Gambar 32). 2

Gambar 32. Kelas IV partial endentulous Klasifikasi Mauk. 2

Kelas V: Ruang anterior dengan lengkung posterior yang tidak terputus pada
kedua sisi (Gambar 33). 2

Gambar 33. Kelas V partial endentulous Klasifikasi Mauk. 2

Kelas VI: Ruang irregular disekitar lengkung. Jumlah gigi-gigi yang tersisah
dengan jarak satu gigi atau 2 gigi (Gambar 34). 2

15
Gambar 34. Kelas VI partial endentulous Klasifikasi Mauk. 2

1. 3. 6. Klasifikasi Wild

Wild membuat klasifikasi sederhana namun cukup jelas. tidak sangat terkenal
dalam literatur gigi. 2


Kelas I: Interuption lengkung gigi (Gambar 35). 2

Gambar 35. Kelas I Klasifikasi Wild. 2


Kelas II: Pemendekan lengkung gigi (Gambar 36). 2

16
Gambar 36. Kelas II Klasifikasi Wild.2


Kelas II: Kombinasi dari class 1 dan class 2 (Gambar 37). 2

Gambar 37. Kombinasi Kelas I dan Kelas II. 2

1. 3. 7. Klasifikasi Godfrey

Diperkenalkan tahun 1951, didasari pada lokasi dan ukuran ruang edentulous.
Keistimewaan dari klasifikasi ini yaitu tidak memiliki modifikasi. 2


Kelas A: Tooth-borne basis gigi tiruan oleh gigi yang berada pada bagian
anterior kira-kira 5 gigi (Gambar 38). 2

Gambar 38. Kelas A partial endentulous Klasifikasi Godfrey. 2


Kelas B: Tooth-borne basis gigi tiruan oleh mukosa pada daerah anterior, kira-
kita dengan jarak 6 gigi. 2

17
Gambar 39. Kelas B partial endentulous Klasifikasi Godfrey. 2


Kelas C: Tooth-borne basis gigi tiruan oleh gigi posterior. Dengan kehilangan
2 atau 3 gigi. 2

Gambar 40. Kelas C partial endentulous Klasifikasi Godfrey. 2

Kelas D: Tooth-borne basisi gigi tiruan oleh mukosa daerah posterior. Dengan
kehilangan 1-4 gigi. 2

Gambar 41. Kelas D partial endentulous Klasifikasi Godfrey. 2

18
1. 3. 8. Klasifikasi Friedman

Friedman memperkenalkan klasifikasi ABC pada tahun 1953, klasifikasinya: 2

a. A : Anterior (Gambar 42).

Gambar 42. Type A partial endentulous Klasifikasi Friedman. 2

b. B : Bounded posterior (Gambar 43).

Gambar 43. Type B partial endentulous Klasifikasi Friedman. 2

c. C : Cantilaver (Gambar 44).

19
Gambar 44. Type C partial endentulous Klasifikasi Friedman. 2

1. 3. 9. Klasifikasi Beckett and Wilson

Becket dan Wilson didasari pada klasifikasi Bailyn dan memutuskan


pertimbangan untuk menentukan jumlah dukungan yang proposional yang
diberikan oleh gigi dan jaringan. Jaringan yang dimakasud adalah mukosa dan
tulang dibawahnya. 2

a. Kualitas dari pendukung abutment.


b. Besar dukungan oklusal.
c. Keharmonisan oklusal.
d. Kualitas mukosa dan residual ridge.

Mereka meyakini bahwa dukungan tidak boleh didapatkan hanya dari jaringan
saja. 2


Kelas I: Bounded saddle. Gigi abutment harus memenuhi syarat untuk
mendukung gigi tiruan. Mukosa tidak digunakan untuk dukungan (Gambar
45). 2

Gambar 45. Kelas 1 partial endentulous Klasifikasi Beckett and Wilson. 2

20

Kelas II: free-end
a. Tooth-and-tissue-borne (Gambar 46)

Gambar 46. Kelas 2a partial endentulous Klasifikasi Beckett and Wilson. 2

b. Tissue-borne (Gambar 47)

Gambar 47. Kelas 2b partial endentulous Klasifikasi Beckett and Wilson. 2

21

Kelas III: Bounded saddle. Gigi abutment tidak memenuhi syarat untuk
mendukung gigi tiruan. (Gambar 48). 2

Gambar 48. Kelas 3 partial endentulous Klasifikasi Beckett and Wilson. 2

Wilson pada tahun 1957, menguraikan klasifikasi sebagai berikut: 2


Mandibular Kenndys kelas III harus diperlakukan seperti kelas I

Maxillary Kennedys kelas III harus diperlakukan seperti kelas I atau III.

1. 3. 10 Klasifikasi Craddock

Craddock membuat klasifikasi ini pada tahun 1954. Dia mengklasifikasikan


partial denture sebagai berikut: 2


Kelas I: Saddle disanggah oleh gigi abutment di kedua sisinya (Gambar 49). 2

Gambar 49. Kelas 1 partial endentulous Klasifikasi Craddock. 2


Kelas II: Gaya gigitan vertical yang mengenai gigi tiruan seluruhnya ditahan
oleh jaringan lunak disekitarnya (Gambar 50). 2

22
Gambar 50. Kelas 2 partial endentulous Klasifikasi Craddock. 2


Kelas III: Gigi penyangga hanya berada pada ujung saddle (Gambar 51). 2

Gambar 51. Kelas 3 partial endentulous Klasifikasi Craddock. 2

1. 3. 11. Klasifikasi Skinner

Skinner memperkenalkan pada tahun 1959. Klasifikasinya dipengaruhi oleh


klasifikasi Cummer. Klasifikasi ini memiliki lima kelas. Beberapa ada yang mirip
dengan klasifikasi Cummer. Beliau mengatakan terdapat 1,31, 072 kemungkinan
kombinasi dari partial edentulous arch. Klasfikasinya didasari pada hubungan
lengukung edentulous dengan gigi abutment. 2


Kelas I: Gigi abutment terdapat pada space edentulous gigi anterior dan
posterior. Dapat unilateral ataupun bilateral (Gambar 52). 2

23
Gambar 52. Kelas 1 partial endentulous Klasifikasi Skinner.2

Kelas II: Gigi-gigi abutment berada pada posterior basis gigi tiruan, unilateral
atau bilateral (Gambar 53). 2

Gambar 53. Kelas 2 partial endentulous Klasifikasi Skinner. 2

Kelas III: Gigi-gigi abutment berada pada anterior basis gigi tiruan, unilateral
atau bilateral (Gambar 54). 2

Gambar 54. Kelas 3 partial endentulous Klasifikasi Skinner. 2

Kelas IV: Basis gigi tiruan berada di anterior atau posterior pada gigi yang
tersisa, unilateral atau bilateral (Gambar 55).

24
Gambar 55. Kelas 4 partial endentulous Klasifikasi Skinner. 2


Kelas V: Gigi abutment terletak unilateral dalam hubungannya pada basis gigi
tiruan, dan dapat berada pada unilateral atau bilateral (Gambar 56). 2

Gambar 56. Kelas 5 partial endentulous Klasifikasi Skinner. 2

1. 3. 12. Klasifikasi Austin and lidge

Klasifikasi in diperkenalkan tahun 1957. Mereka menunjukan bahwa ada


65.000 kemungkinan kombinasi gigi dan ruang edentulous dan klasifikasi yang
menggambarkan posisi gigi: 2


Kelas A: Kehilangan gigi anterior

A1: Kehilangan gigi anterior pada satu sisi, unilateral (Gambar 57). 2

25
Gambar 57. Kelas A1 partial endentulous Klasifikasi Austin dan
Lidge. 2


A2: Kehilangan gigi anterior pada kedua sisi (Gambar 58).

Gambar 58. Kelas A2 partial endentulous Klasifikasi Austin dan


Lidge. (Nallaswamy. 2007)


AB1: Kehilangan gigi anterior, bilateral (Gambar 59). 2

Gambar 59. Kelas AB1 partial endentulous Klasifikasi Austin dan


Lidge. 2

Kelas P: Kehilangan gigi-gigi posterior. 2



P1: Kehilangan gigi posterior pada satu sisi, nilateral (Gambar 60). 2

26
Gambar 60. Kelas P1 partial endentulous Klasifikasi Austin dan
Lidge. 2


P2: Kehilangan gigi posterior pada kedua sisi (Gambar 61). 2

Gambar 61. Kelas P2 partial endentulous Klasifikasi Austin dan


Lidge. 2


PB1: Kehilangan gigi-gigi posterior dengan konstruksi bilateral
(Gambar 62). 2

Gambar 62. Kelas PB1 partial endentulous Klasifikasi Austin dan


Lidge. 2

Kelas AP: Kehilangan gigi-gigi anterior dan posterior. 2

27

AP1 : Kehilangan gigi-gigi anterior dan posterior pada satu sisi,
kosntruksi unilateral (Gambar 63). 2

Gambar 63. Kelas AP1 partial endentulous Klasifikasi Austin dan


Lidge. 2

AP2 : Kehilangan gigi-gigi anterior posterior pada kedua sisi


(Gambar 64). 2

Gambar 64. Kelas AP2 partial endentulous Klasifikasi Austin dan Lidge.
2

AP B1 : Kehilangan gigi-gigi anterior dan posterior dengan konstruksi


bilateral (Gambar 65). 2

28
Gambar 65. Kelas APB1 partial endentulous Klasifikasi Austin dan
Lidge. 2

Ada beberapa kombinasi diatas, yaitu : A2P1, A1P2. 2

1. 3. 13 Klasifikasi Watt et al

Watt et al memperkenalkan klasifikasi ini pada tahun 1958. Klasifikasi


berdasarkan jenis pendukungnya: 2


Dukungan sepenuhnya dari gigi: Seluruh gigi tiruan bertumpu pada gigi
abutment (Gambar 66). 2

Gambar 66. Dukungan sepenuhnya dari gigi Klasifikasi Watt et al. 2


Dukungan sepenuhnya dari jaringan: Seluruh gigi tiruan bertumpu pada
jaringan lunak (Gambar 67).2

Gambar 67. Dukungan sepenuhnya dari jaringan Klasifikasi Watt et al. 2


Sebagian gigi bertumpu pada gigi dan sebagian lagi bertumpu pada jaringan
lunak: Denture bertumpu pada keduanya di gigi dan jaringan. Umunya
removable partial dentures yang tergolong dalam klasifikasi ini (Gambar 68).2

29
Gambar 68. Dukungan sepenuhnya dari jaringan dan gigi Klasifikasi Watt et
al. 2

1. 3. 14. Klasifikasi Applegate or klasifikasi kennedy-Applegate

Klasifikasi Applegate-Kennedy (1923) merupakan modifikasi klasifikasi


Kennedy yaitu mengklasifikasikan berdasarkan letak sadel dan free end. 2

Macam-macam diagnosa menurut klasifikasi Applegate-Kennedy:2

a. Kelas I

Daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang


masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral). Keadaan ini
sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun
kehilangan gigi secara klinis, di jumpai keadaan:3

Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.


Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi
stabilitas geligi tiruan yang akan dipasang.
Jarak antar lengkung rahang again posterior biasanya sudah
mengecil.
Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi dalam berbagai
posisi.
Gigi antagonis sudah eksrusi dalam berbagai derajat.
Jumlah gigi yang masih tertinggal dibagian anterior umumnya
sekitar 6-10 gigi saja.
Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporo mandibular.

30
Indikasi pelayanan prostodontik kelas 1: Geligi tiruan sebagian lepasan
dengan desain bilateral dan perluasan basis distal. 3

Gambar 69. Kelas I applegate-kennedy. 3

b. Kelas II

Daerah tak bergigi terletak pada bagian posterior dari gigi yang
masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja
(unilateral). Secara klinis dijumpai keadaan: 3

Resorbsi tulang alveolar terlihat lebih banyak.


Gigi antagonis relative lebih ektrusi dan tidak teratur.
Ektrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi
antagonis ini.
Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi
temporo mandibular.

Indikasi pelayanan prostodontik kelas II: Geligi tiruan sebagian


lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis distal. 3

31
Gambar 70. Kelas II applegate-kennedy. 3

c. Kelas III

Keadaan tak bergigi paradental dengan kedua sisi tetangganya


tidak lagi mampu member dukungan kepada protesa secara
keseluruhan. Secara klinis dijumpai keadaan: 3

Daerah tak bergigi sudah panjang.


Bentuk atau panjang akar gigi kurang memadai.
Tulang pendukung mengalami resorbsi servikal, dan atau
disertai goyangnya gigi secara berlebihan.
Beban oklusal berlebihan.

Indikasi pelayanan prostodontik kelas III: Geligi tiruan sebagian


lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral. 3

Gambar 71. Kelas III applegate-kennedy. 3

d. Kelas IV
32
Daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi yang
masih ada dan melewati garis tengah rahang. Pada umumnya kelas ini
dibuatkan geligi tiruan sebagian lepasan, bila: 3

Tulang alveolar sudah banyak yang hilang


Gigi harus disusun dengan overjet besar, sehingga dibutuhkan
banyak geligi pendukung
Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi
penahan, pada pasien dengan daya kunyah besar
Diperlukan dukungan dan retensi tambahan dari gigi penahan
Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk
memenuhi faktor estetik

Indikasi pelayanan prostodontik kelas IV: 3

Geligi tiruan cekat, bila geligi tetangga masih kuat


Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan
dukungan gigi atau jaringan atau kombinasi
Pada kasus meragukan, sebaiknya dibuatkan GTSL

Gambar 72. Kelas IV applegate-kennedy. 3

e. Kelas V

Daerah tak bergigi paradental dimana gigi asli anterior tidak


dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tidak mampu menahan daya
kunyah. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas, karena

33
gigi kaninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan.
Gigi bagian anterior kurang disenangi sebagai gigi penahan, biasanya
karena salah satu alasan berikut ini: 3

Daerah tak bergigi sangat panjang.


Daya kunyah pasien berlebihan.
Bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai.
Tulang pendukung lemah.

Indikasi pelayanan prostodontik kelas V : Geligi tiruan


sebaagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung
bebas tetapi dibagian anterior. 3

Gambar 73. Kelas V applegate-kenned. 3

f. Kelas VI

Daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetengga asli


dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini seringkali
merupakan daerah tak bergigi yang terjadi untuk pertama kalinya
dalam mulut. Biasanya dijumpai keadaan klinis: 3

Daerah tak bergigi yang pendek


Bentuk atau panjang akar gigi tetangga memadai sebagai
pendukung penuh
Sisa prosesus alveolaris memadai
Daya kunyah pasien tidak besar

Indikasi pelayanan prostodontik kelas VI: 3

34
Geligi tiruan cekat
Geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain
unilateral (protesa sadel)

Gambar 74. Kelas VI applegate-kennedy. 3

Bila terdapat daerah tak bergigi tambahan disebut modifikasi kecuali pada
kelas IV. 3

Gambar 75. Modifikasi applegate-kennedy. 3

1. 3. 15. Klasifikasi Swenson

Klasifikasi sederhana yang di perkenalkan oleh Swenson dan Terkla pada


tahun 1955. Ini jarang digunakan. Ini mirip dengan klasifikasi Kennedy. Class dari

35
klasifikasi kennedy secara dramatis mengalami perubahan. Namun modifikasi lebih
mirip dengan klasifikasi kennedy. Menurut klasifikasi ini:2

Kelas I: Lengkung dengan satu ujung bebas pada basis gigi tiruan.

Gambar 76. Kelas 1 partial edentulous Klasifikasi Swenson.2

Kelas II: Lengkung dengan dua ujung bebas pada basis gigi tiruan (Gambar
77). 2

Gambar 77. Kelas 2 partial edentulous Klasifikasi Swenson. 2

Kelas III: Lengkung ruang edentulous posterior pada satu atau kedua sisi mulut
dengan adanya gigi anterior dan posterior pada setiap space (Gambar 78). 2

Gambar 78. Kelas 3 partial edentulous Klasifikasi Swenson. 2

36

Kelas IV: Lengkung dengan edentulous anterior dengan kehilangan lima atau
lebih gigi anterior (Gambar 79).

Gambar 79. Kelas 4 partial edentulous Klasifikasi Swenson. 2

Subdivisi: Pembagian utama tanpa menunjukan gigi yang hilang. 2

A : Anterior (Gambar 80)

Gambar 80. Kelas 1A partial edentulous Klasifikasi Swenson. 2

37
P : Posterior (Gambar 81)

Gambar 81. Kelas 1P partial edentulous Klasifikasi Swenson. 2

AP : Anterior dan Posterior (Gambar 82)

Gambar 82. Kelas 1AP partial edentulous Klasifikasi Swenson.2

Contohnya: Kelas IIA menandakan perpanjangan basis distal bilateral dengan


beberapa gigi anterior hilang. 2

1. 3. 16 Klasifikasi Avant

Diperkenalkan tahun 1966. Klasifikasi ini didasari dari segmen lengkung


anterior dan posterior. Menyerupai klasifikasi Kennedy tanpa perbaikan apapun.2

1. 3. 17. Klasifikasi Costa

Diperkenalkan tahun 1974. Itu didasarkan pada ruang anterior, lateral dan
terminal. 2

38
1. 3. 18. Klasifikasi Osborne and Lammie

Telah diperkanalkan tahun 1974. Terkenalnya dengan sebutan Watt et als


classification. 2


Kelas I: Mucosa borne (Gambar 83). 2

Gambar 83. Mucosa-borne Klasifikasi Osborne and Lammie. 2


Kelas II: Tooth borne (Gambar 84). 2

Gambar 84. Tooth-borne Klasifikasi Osborne and Lammie. 2

39

Kelas III: Kombinasi dari mukosa-borne dan tooth-borne (Gambar 85). 2

Gambar 85. Kombinasi mukosa- and tissue borne Klasifikasi Osborne and
Lammie. 2

40
BAB II

Biomekanik Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Gigi tiruan sebagian lepasan/ GTSL didisain untuk dapat dilepas dan dipasangkan
dalam mulut. Oleh karena itu, GTSL tidak dapat terhubung dengan gigi dan jaringan secara
rigid. Hal ini membuat GTSL dapat bergerak dalam merespons beban fungsional, seperti saat
mastikasi. Hal tersebut penting untuk seorang dokter gigi dalam pembuatan GTSL untuk
memahami kemungkinan pergerakan GTSL dalam merespon fungsi dan dokter gigi juga
harus mampu mendisain secara logis bagian-bagian komponen GTSL untuk membantu
dalam mengontrol pergerakan teresebut.4

2. 1. Pertimbangan Biomekanik

Struktur penyangga untuk GTSL (gigi abutment dan residual ridge) dikenai
gaya dan dalam mentolerasi gaya tersebut sebagian besar dipengaruhi atas besarnya
intensitas gaya. Kemampuan struktur penyangga dalam menahan gaya yang
diaplikasikan tergantung pada pertanyaan di bawah ini: Apa jenis gaya memerlukan
pertahanan? Bagaimana durasi dan intensitas gaya tersebut? Bagaimana kapasitas gigi
dan atau mukosa dalam menahan gaya? Bagaimana penggunaan bahan dan pengaruh
aplikasi pertahanan gigi dan jaringan ini? Apakah pertahanan tersebut berubah dari
waktu ke waktu?4

Pertimbangan gaya yang menetap pada rongga mulut sangat penting. Hal ini
meliputi arah, durasi, frekuensi, dan besarnya gaya. Dalam analisis akhir, tulang
menyediakan dukungan untuk protesa lepasan (contohnya tulang alveolar dengan cara
ligamentum periodontal dan tulang residual ridge meliputi jaringan lunak yang
menutupinya). Jika gaya yang berpotensi merusak dapat diminimalisir, maka toleransi
fisiologis struktur penyangga tidak berlebihan dan perubahan patologis tidak terjadi.
Gaya yang terjadi selama fungsi GTSL dapat ditrisbusikan dan diarahkan, dan efeknya
dapat diminimalisir dengan disain GTSL yang tepat. Disain yang tepat meliputi
pemilihan dan letak komponen penghubung dengan oklusi yang seimbang.4

Disain GTSL memerlukan pertimbangan mekanis dan biologis. Kebanyakan


dokter gigi mampu menerapkan prinsip-prinsip mekanik sederhana untuk disain
sebuah GTSL. Contohnya adalah dengan sistem tuas. Tuas direpresentasikan dengan
41
perluasan distal GTSL yang dapat memperbesar gaya yang diberikan dari oklusi ke
terminal abutment, yang tidak diinginkan. 4

Mesin sederhana yang diaplikasikan pada disain GTSL membantu dalam


mencapai tujuan dalam mempertahankan struktur oral. Tanpa pemahaman tersebut,
GTSL dapat tidak sengaja dirancang sebagai alat yang malah sifatnya destruktif
(merusak). 4

Mesin dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok umum: sederhana dan


kompleks. Mesin kompleks merupakan kombinasi dari beberapa mesin sederhana.
Enam mesin sederhana yaitu tuas, baji, sekrup, roda dan poros, katrol, dan bidang
miring (Gambar 86). Tuas dan bidang miring harus dihindari dalam mendisain
GTSL. 4

Gambar 86. Enam mesin sederhana: Tuas, baji, bidang miring, sekrup, katrol, dan
roda bergandar. Titik tumpu, baji, dan bidang miring dikhawatirkan dalam aplikasinya
pada GTSL karena berpotensi berbahaya jika tidak dapat dikendalikan. F, Fulcrum
(titik tumpu). 4

42
Dalam bentuknya yang paling sederhana, tuas merupakan batang yang rigid
yang disangga di suatu tempat sepanjang panjang tuas tersebut. Tuas dapat menumpu
pada penyangga atau mungkin disangga dari atas. Titik penyangga tuas tersebut
disebut dengan fulcrum (titik tumpu), dan tuas dapat bergerak disekitar titik tumpu. 4

Gambar 87. Tiga kelas tuas. Klasifikasi berdasarkan lokasi titik tumpu/ Fulcrum (F),
tahanan/ beban/ Resistance (R), dan arah gaya/ kuasa/ Effort (E). Dalam istilah dental,
E dapat mewakili gaya oklusi atau gravitasi; F mewakili permukaan gigi sebagai
occlusal rest; dan R adalah direct retainer atau permukaan guide plane. 4

Pergerakan rotasi dari GTSL jenis extension base, ketika gaya berada pada
basis gigi tiruan, diilustrasikan pada Gambar 88. GTSL dengan extension base akan
berotasi dalam relasi terhadap tiga bidang kranial karena perbedaan dalam
karakteristik penyangga gigi abutment dan jaringan lunak yang menutupi residual
ridge. Meskipun pergerakan gigi tiruan sebenarnya kecil, gaya tuas mungkin dapat
dikenakan pada gigi abutment. 4

43
Gambar 88. Distal extension removable partial denture akan berotasi ketika gaya
diarahkan pada basis gigi tiruan. Perbedaan dalam displaceability dari ligamen
periodontal gigi abutment dan jaringan lunak yang menutupi residual ridge
memperkenankan rotasi ini. Tampaknya adalah rotasi protesa dalam kombinasi dari
berbagai arah. Tiga pergerakan yang mungkin pada distal extension partial denture
adalah A, rotasi disekitar garis fulcrum/ titik tumpu melewati abutment paling
posterior ketika basus gigi tiruan bergerak ke arah atau menjauhi vertikal dari
dukungan residual ridge; B, rotasi di sekitar sumbu longitudinal yang dibentuk oleh
puncak residual ridge; dan C, rotasi di sekitar sumbu vertikal yang berada di dekat
pusat dari lengkung. 4

Terdapat tiga jenis tuas: pertama, kedua, dan kelas ketiga (Gambar 87).
Kemampuan sistem tuas dalam memperbesar gaya diilustrasikan pada Gambar 89.
Cantilever berperan sebagai tuas kelas pertama (Gambar 90). Disain cantilever
seharusnya dihindari (Gambar 91). Contoh disain tuas lainnya dan anjuran disain

44
alternatif untuk menghindari atau untuk meminimalisir potensial destruksi
diilustrasikan pada Gambar 92 dan 93. 4

Gambar 89. Panjang tuas dari titik tumpu/ fulcrum (F) ke titik beban/ resistance (R)
disebut lengan beban. Bagian tuas dari titik tumpu/ fulcrum ke titik dikenainya gaya/
kuasa (E) disebut lengan kuasa. Ketika lengan kuasa lebih panjang dari lengan beban,
keuntungan mekanis proposional terhadap perbedaan panjang kedua lengan. Dengan
kata lain, ketika lengan kuasa dua kali panjang lengan beban, berat 25-lb pada lengan
kuasa akan menyeimbangkan berat 50-lb pada ujung lengan beban. Hal sebaliknya
juga benar dan membantu menggambarkan cross-arch stabilization. Ketika lengan
beban diperpanjang (cross-arch clasp yang diletakan pada molar kedua dengan
premolar kedua) lengan kuasa lebih secara efisien menetralkan. 4

45
Gambar 90. Cantilever dapat digambarkan sebagai balok rigid yang disangga pada
salah satu ujung. Ketika gaya diarahkan melawan ujung balok yang tidak disangga
(seperti dalam rest yang diletakan pada pontik cantilever), cantilever dapat berperan
sebagai tuas kelas pertama. Keuntungan mekanis dalam ilustrasi ini mendukung
lengan kuasa. 4

Gambar 91. Disain yang sering terlihat pada distal extension removable partial
denture. Circumferential direct retainer terpasang dengan undercut mesiobukal dan
46
didukung oleh distocclusal rest. Jika secara rigid melekat pada gigi abutment, hal ini
dapat dipertimbangkan disain cantilever, dan mungkin mengganggu gaya tuas kelas
pertama ke abutment jika dukungan jaringan di bawah extension base memberikan
pergerakan vertikal yang berlebihan ke arah residual ridge. 4

Gambar 92. Jika cast circumferential direct retainer dengan undercut mesiobukal
pada premolar pertama kanan digunakan, gaya ditempatkan pada gigi tiruan dapat
memberikan gaya pergerakan ke atas dan ke posterior pada premolar, mengakibatkan
hilangnya kontak antara premolar dan kaninus. dukungan jaringan dari daerah
extension base paling penting untuk meminalisir aksi tuas pada clasp. Disain retainer
dapat membantu mengakomodasi gaya yang diarahkan lebih ke anterior selama rotasi
basis gigi tiruan dalam usaha untuk menjaga kontak gigi. 4

Gambar 93. Konsep mesial rest untuk distal extension removable partial denture.
Pergerakan clasp terjadi dengan pemindahan fungsional distal extension base, tujuan
utama mesial rest adalah untuk mengubah posisi titik tumpu/ fulcrum dan resultan
pergerakan clasp. A, Bar type retainer, connector minor menghubungkan guiding
plane pada permukaan distal premolar, dan mesio-occlusal rest digunakan untuk
mengurangi cantilever atau gaya tuas kelas pertama ketika dan jika gigi tiruan berotasi

47
ke arah residual ridge/ B, tappered wrought-wire retentive arm, minor connector
menghubungkan guiding plane pada permukaan distal premolar, dan mesio-occlusal
rest. Disain ini dapat diaplikasikan ketika undercut distobucal tidak dapat ditemukan
atau dibuat atau ketika undercut jaringan kontraindikasi dengan penempatan bar-type
retentive arm. Disain ini akan lebih baik untuk ligamen periodontal daripada cast half-
round retentive arm. Dukungan jaringan extension base merupakan faktor kunci
dalam mereduksi aksi tuas pada lengan clasp. Catatan: tergantung pada jumlah kontak
minor connector proximal plate dengan guiding plane, titik tumpu akan berubah. 4

Gigi tampaknya lebih mampu untuk mentoleransi gaya yang diarahkan secara
vertikal dibanding nonvertikal, torquing, atau gaya horizontal. Sifat ini diamati secara
klinis dan lebih banyak serat periodontal yang teraktivasi untuk menahan aplikasi
gaya vertikal pada gigi daripada yang teraktivasi untuk menahan aplikasi gaya
nonvertikal (Gambar 94). 4

Gambar 94. Lebih banyak serat periodontal yang teraktivasi untuk menahan gaya
yang diarahkan secara vertikal pada gigi daripada yang teraktivasi untuk menahan
gaya yang diarahkan secara horizontal. Sumbu horizontal rotasi berada pada suatu
tempat di akar gigi. 4

48
Distal extension removable partial denture berotasi ketika gaya mengenai
artificial teeth/ gigi tiruan yang melekat pada extension base. Karena hal tersebut
dapat diasumsikan bahwa rotasi ini harus dibuat utamanya dengan gaya nonvertikal.
Gigi abutment akan lebih baik mentoleransi gaya nonvertikal jika gaya ini
diaplikasikan sedekat mungkin dengan sumbu horizontal rotasi abutment (Gambar
95). Sumbu kontur permukaan gigi abutment harus diubah untuk menempatkan
komponen pemasangan clasp lebih baik dalam hubungannya terhadapat sumbu
horizontal abutment (Gambar 96). 4

Gambar 95. Suatu tiang lebih efisien dikeluarkan dengan mengaplikasikan gaya (F)
jauh dari penyangga. Gaya diletakan mendekati penyangga mengurangi lengan kuasa.
B, Clasp diletakan mendekati permukaan oklusal/insisial memiliki kemungkinan lebih
besar dalam memberikan gaya tipping terhadap abutment. Hal ini mewakili efek
aplikasi gaya yang serupa ditunjukan pada A, gambar atas. 4

49
Gambar 96. Abutment telah dibentuk (daerah yang diarsir) untuk memungkinkan
lokasi retentive dan reciprocal stabilizing components (mirror view). Hal ini serupa
pada Gambar 4-10 A, gambar bagian bawah. 4

2. 2. Kemungkinan Pergerakan Gigi Tiruan Sebagian

Retainer direct berfungsi untuk meminimalkan perubahan dimensi vertikal,


namun gerakan rotasi akan terjadi pada basis ekstensi distal atau basis bergerak
menjauh, ke arah horizontal pada seluruh jaringan di bawahnya. Sayangnya,
kemungkinan gerakan tersebut tidak terjadi tunggal atau sendiri tetapi cenderung
dinamis, dan semua terjadi pada waktu yang sama. Kemungkinan gerakan terbesar
ditemukan di jaringan lunak yang mendukung protesa, karena ketergantungan
jaringan pendukung tersebut untuk berbagi beban fungsional dengan gigi. Gerakan
basis ekstensi distal ke arah ridge akan sebanding dengan kualitas jaringan tersebut,
akurasi dan luas gigi tiruan, dan pengaplikasian besar beban fungsional. Sebuah
penelitian mengenai gerakan rotasi protesa yang mungkin terjadi dalam berbagai
sumbu di dalam mulut menghasilkan pemahaman mengenai bagaimana komponen
gigi tiruan lepasan sebagian dibuat untuk mengontrol gerakan prosthesis. 4

Salah satu gerakan rotasi pada suatu sumbu melalui abutment paling posterior.
Sumbu ini mungkin melalui occlusal rest atau bagian rigid lainya dari retainer direct

50
yang terletak di oklusal atau incisally dengan tinggi kontur abutment primer (lihat
Gambar 91 dan 92). Sumbu ini, dikenal sebagai fulcrum line, adalah pusat rotasi
basis ekstensi distal yang bergerak menuju jaringan pendukung saat beban oklusal
diterima. Sumbu rotasi tersebut bisa berubah lebih ke anterior dari tempat komponen
dipasang, oklusal atau insisal dengan ketinggian kontur dari abutment, basis bergerak
menjauh dari jaringan pendukung ketika mendapat beban vertical pada gigi tiruan
lepasan sebagian. Beban tersebut dihasilkan dari tarikan vertikal makanan diantara
permukaan oklusal gigi yang berlawanan, efek moving border dari jaringan, dan gaya
gravitasi yang berlawanan dengan gigi tiruan sebagian yang ada di maksila.
Pergerakan gigi tiruan pada jaringan pendukung dalam arah vertical yang ditahan oleh
jaringan ridge yang tersisa sebanding dengan kualitas pendukung jaringan tersebut,
keakuratan basis gigi tiruan yang fit, dan total beban oklusal yang diterima. Gerakan
basis dalam arah yang berlawanan ditahan oleh aksi dari retentive clasp arms pada
abutment dan peranan stabilitas konektor minor , elemen pendukungan vertikal dari
kerangka kerja anterior ke abutment bertindak sebagai retainer indirect. Retainer
indirect harus ditempatkan sejauh mungkin dari basis ekstensi distal. 4

Gerakan kedua adalah rotasi longitudinal pada basis ekstensi distal bergerak
rotasi pada ridge yang tersisa (lihat Gambar 88). Gerakan ini dihambat oleh
kekakuan konektor mayor dan minor dan kemampuan mereka untuk melawan gerakan
torsi. Jika konektor tidak rigid atau jika stres-breaker ada di antara basis ekstensi
distal dan konektor mayor, rotasi longitudinal ini tidak seharusnya terjadi pada ridge
pendukung atau akan menyebabkan pergeseran horizontal basis gigi tiruan. 4

Gerakan ketiga adalah rotasi imajiner sumbu vertikal terletak di dekat pusat
lengkung gigi (lihat Gambar 89). Gerakan ini terjadi di bawah fungsi karena tekanan
diagonal dan horizontal oklusal ditanggung oleh gigi tiruan sebagian. Hal ini ditahan
oleh komponen stabilitas, seperti reciprocal clasp arms dan konektor minor yang
berkontak dengan permukaan gigi vertikal. Demikian komponen stabtilitas penting
untuk seluruh disain gigi tiruan sebagian tanpa memperdulikan dukungan yang
dipakai dan tipe retensi direct yang digunakan. Komponen stabilitas yang digunakan
di satu sisi lengkungan rahang bertindak untuk menstabilkan gigi tiruan sebagian
terhadap tekanan horizontal diterima dari sisi yang berlawanan. Hal ini jelas bahwa
konektor rigid harus digunakan untuk mendapatkan efek tersebut. 4

51
Gaya horisontal akan selalu ada untuk beberapa derajat karena tekanan lateral
yang terjadi selama pengunyahan, bruxism, clenching, dan kebiasaan pasien lainnya.
Kekuatan ini ditekankan oleh kegagalan dalam mempertimbangkan orientasi bidang
oklusal, pengaruh gigi malposisi di lengkung rahang, dan efek hubungan rahang
abnormal. Membuat sebuah oklusi yang selaras dengan gigi lawan dan yang bebas
dari gangguan lateral selama gerakan eksentrik rahang dapat meminimalkan besarnya
beban lateral. Jumlah gerakan horizontal yang terjadi dalam gigi tiruan sebagian
tergantung pada besarnya gaya lateral yang diterima dan keefektivitasan komponen
stabilitas. 4

Pada gigi pendukung gigi tiruan sebagian, gerakan dari basis menuju
edentulous ridge dicegah oleh gigi abutment yang tersisa dan untuk beberapa derajat
oleh bagian rigid dari kerangka kerja terletak di oklusal. Gerakan menjauh dari
edentulous ridge dicegah oleh retainer direct pada abutment yang terletak di setiap
ruang antar edentulous dan bersifat kaku, konektor minor menstabilkan komponen.
Hal tersebut merupakan satu dari tiga gerakan yang mungkin dapat dikontrol oleh gigi
pendukung gigi tiruan. Kemungkinan gerakan kedua, yang berada di sepanjang sumbu
longitudinal, dicegah oleh komponen rigid dari retainer direct pada gigi abutment dan
oleh kemampuan konektor mayor untuk melawan gerakan torsi. Gerakan ini jauh
lebih sedikit terjadi pada gigi pendukung gigi tiruan, karena adanya penyangga
posterior. Kemungkinan gerakan ketiga terjadi pada semua gigi tiruan sebagian. Oleh
karena itu komponen stabilitas dari gerakan horisontal harus dimasukan pada setiap
desain gigi tiruan sebagian. 4

Untuk prostesis yang mampu bergerak dalam tiga pesawat, oklusal rest hanya
harus memberikan dukungan oklusal untuk melawan gerakan jaringan lunak. Semua
gerakan dari gigi tiruan sebagian selain gerakan jaringan lunak harus ditahan oleh
komponen selain oklusal rest. Oklusal rest sebagai fungsi stabilisasi akan mentransfer
torsi ke gigi abutment. Karena gerakan dalam tiga sumbu yang berbeda mungkin
terjadi pada ekstensi distal dari gigi tiruan sebagian, sebuah oklusal rest pada suatu
gigi tiruan sebagian seharusnya tidak memiliki dinding vertical yang curam atau
locking dovetail, yang mungkin bisa menyebabkan tekanan horizontal dan gaya torque
pada intrakoronal gigi abutment. 4

52
Pada gigi pendukung gigi tiruan, satu-satunya gerakan yang signifikansi
adalah horisontal, dan ini dapat dihambat oleh efek komponen yang ditempatkan pada
dinding aksial gigi abutment. Oleh karena itu gigi pendukung gigi tiruan, penggunaan
intrakoronal rest diperbolehkan. Dalam kasus ini rest tidak hanya memberikan
dukungan oklusal tetapi juga stabilisasi horizontal. 4

53
BAB III

Prinsip Disain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

3. 1. Merancang Bagian Komponen GTSL/ RPD

Pembuatan RPD harus di rancang sedemikian rupa sehingga semua komponen sebisa
mungkin tidak terlalu ditunjukkan untuk lebih meningkatkan estetika. Extra-coronal direct
retainers tidak disarankan untuk pasien yang membutuhkan estetik. Clasp adalah komponen
yang ditempatkan pada permukaan yang terlihat dari gigi. Conventional clasp dapat
digunakan untuk menghilangkan tampilan logam yang terlihat dan meningkatkan estetika.6

3. 1. 1. Konektor utama

Hal ini didefinisikan sebagai "Sebuah bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan
yang menghubungkan komponen di satu sisi lengkungan ke komponen di sisi
berlawanan dari lengkungan" GPT.2

Ini menghubungkan semua bagian di satu sisi dari sebuah lengkungan dengan
yang di sisi berlawanan. Ini membentuk kerangka dasar gigi tiruan sebagian. Pada
dasarnya diklasifikasikan menjadi konektor utama rahang atas dan rahang bawah.2

Persyaratan umum yang ideal konektor utama rahang atas dan rahang bawah

Sebuah konektor utama harus memiliki karakteristik tertentu. Secara umum,


semua konektor utama dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan
berikut:2

Kekakuan

Sebuah konektor utama tidak harus fleksibel. Harus cukup kaku untuk
mendistribusikan tekanan oklusal yang bekerja dengan sama/seimbang pada
setiap bagian dari prosthesis tanpa mengalami distorsi.

Harus memberikan dukungan vertikal dan melindungi jaringan lunak.

Harus menyediakan sarana retensi tidak langsung bila diperlukan.

54
Harus menyediakan kesempatan bagi posisi basis gigi tiruan di mana
diperlukan.

Harus nyaman untuk pasien.

Seharusnya tidak membuat retensi makanan.

Harus self-cleansing.

Pertimbangan desain untuk semua konektor utama

Pertimbangan desain umum berikut diikuti saat merancang setiap konektor


utama. Pertimbangan ini membantu meningkatkan keberhasilan prostesis.2


Intentional relief : Batas konektor utama harus 6 mm dari margin gingiva pada
lengkung rahang atas untuk menghindari cedera pada marginal gingiva sangat
vaskularisasi.2

Gambar 97. Batas konektor utama harus 6 mm dari margin gingiva pada
lengkung rahang atas untuk menghindari cedera pada marginal gingiva sangat
vaskularisasi.2


Pada mandibula, perbatasan konektor utama ditempatkan 3 mm dari gingiva
marginal. Jika hal ini tidak mungkin, diperpanjang di gingiva marginal
sebagai lingual plate.2

55
Gambar 98. a. (1) 3 mm intentional relief diperlukan untuk melindungi
jaringan gingiva rahang bawah dari konektor utama (2) Tampak cross-
sectional.2

Gambar 99. b. (1) Jika intentional relief tidak dapat disediakan, konektor
utama harus diperpanjang hingga ketiga gingiva gigi (2) Tampak cross-
sectional.2

Perbatasan konektor utama harus sejajar dengan margin gingiva

Gambar 100. Margin gingiva dari konektor utama harus sejajar dengan
margin gingiva bebas.2

Kerangka logam harus melewati margin gingiva dengan tegak lurus.2

56
Gambar 101. Setiap bagian dari kerangka yang melintasi margin gingiva
harus tegak lurus.2

Bagian dari kerangka yang berdampingan dengan permukaan gigi harus


disembunyikan dalam embrasures untuk menghindari ketidaknyamanan.

Perbatasan konektor utama harus dibulatkan untuk menghindari gangguan


pada lidah .

Gambar 102. Margin dari konektor utama harus dibulatkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu lidah.2

Konektor utama harus simetris dan harus menyeberangi langit-langit dalam


garis lurus.

57

Batas anterior konektor utama rahang atas harus berakhir di bagian terdalam
dari rugae dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak pernah terletak
di puncak rugae. Lebih baik untuk menghindari mencakup wilayah rugae
untuk mencegah rasa tidak nyaman saat berbicara.

Gambar 103 a. Margin


anterior konektor
utama rahang atas harus selalu berakhir pada bagian terdalam rugae.2

Gambar 103 b. Margin anterior konektor utama rahang atas tidak boleh
terletak pada puncak rugae.2

Konektor utama tidak harus diperluas di atas tonjolan tulang seperti tori. Relief
diberikan untuk tori kecil, eksisi bedah dilakukan untuk yang besar.2

Gambar 104. Relief yang disediakan untuk menghindari gangguan dari tori
dioperasi besar.2

a. Konektor utama maksila


Konektor utama yang digunakan dalam pembuatan protesa rahang atas
yang disebut sebagai konektor utama maksila. Sebuah konektor utama maksila
58
harus dibuat berdasarkan konsep desain yang disebutkan di atas. Ini harus
memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut:2

Beading (rounded thick border) harus diberikan pada margin posterior
konektor utama maksila untuk memberikan tanda dengan jaringan lunak
pada margin. Beading yang akan sedikit menggeser posisi jaringan lunak
ketika gigi tiruan dalam posisi dan oleh karena itu mencegah masuknya
sisa makanan kecil antara gigi tiruan dan jaringan lunak.2

Gambar 105. Beading yang berada di perbatasan konektor utama maksila


untuk mendapatkan adaptasi yang lebih baik dan mencegah masuknya sisa
makanan.2

Beading dibuat dengan membuat 0,5-1 mm groove pada master cast
dengan spoon excavator. Ukuran beading harus menipis 6 mm dekat
gingiva marginal.2

Gambar 106. Beading yang harus menipis karena mendekati margin


gingiva.2

Biasanya bantuan tidak harus diberikan untuk konektor utama maksila.
Close adaptation diperlukan untuk retensi dan stabilitas gigi tiruan.
Pengecualian untuk kasus dengan tori palatal atau jahitan yang menonjol
pada pertengahan palatum v.

Tipe konektor utama maksila2


1. Single posterior palatal bar
Ini adalah bar yang melintasi palatum. Memiliki setengah oval sempit cross
section, yang paling tebal di tengah. Khusus casting / pola lilin yang
menyerupai bentuk bar ini, tersedia di pasaran. Luasnya bar ditandai dengan

59
pensil pada cast dan pola lilin ini dibuat dengan mengadaptasi lilin di atas area
yang ditandai.2

Indikasi:2

Untuk interim partial denture
Kekurangan:2

Dukungan tulang yang buruk dari palatum durum karena lebar antero-
posterior sempit. Dukungan vertikal harus ditingkatkan dengan
menambahkan banyak rest.

Tidak dapat digunakan untuk gigi anterior hingga premolar karena
gangguan lidah.

Dapat digunakan hanya ketika 1 atau 2 gigi harus diganti pada setiap sisi
karena memiliki dukungan vertikal yang buruk.

Hanya dapat digunakan pada kasus kelas III Kennedy dimana gigi mampu
menahan beban baik pada anterior dan posterior ke ruang edentulous.

Gambar 107. Single posterior palatal bar.5

2. Palatal strap
Ini terdiri dari lebar band tipis pelat logam yang melewati palatum. Lebar
dapat dikurangi tergantung pada rentang edentulous. Ini harus setidaknya 8
mm lebar untuk kekakuan yang memadai. Hal ini dibuat mirip dengan bar
palatal. Lilin prefabrikasi untuk palatal strap yang tersedia. Strap ini
membentang di atas 3 bidang yaitu.2

60
Vault atau bidang horizontal.
Slope sisi kanan dan kiri dari palatum
Indikasi:
Unilateral distal extension partial denture.
Bilateral short span edentulous spaces pada gigi yang didukung protesis
(Kennedy Klas III)

Keuntungan:2
Resistensi yang baik diperoleh dengan minimum volume logam (prinsip
L-bar)
Memberikan ketahanan yang sangat baik terhadap bending dan
memutarbalikkan gaya yang bekerja pada gigitiruan karena membentang
lebih dari tiga bidang yang berbeda
Menggunakan logam yang sangat tipis, sehingga meningkatkan
kenyamanan pasien.
Peningkatan retensi karena peningkatan adhesi dan kohesi.
Memiliki retensi tidak langsung yang baik terhadap dislodgment makanan
lengket atau gravitasi dalam arah anterior.

Kekurangan:2
Cakupan palatal besar.
perbatasan posterior harus berakhir sebelum persimpangan palatum durum
dan molle untuk menghindari ketidaknyamanan.
Strap tidak dapat ditempatkan di seberang tonjol median jahitan
Dapat menyebabkan hiperplasia papiler.

Gambar 108. Palatal strap.5 61


3. Single broad palatal major connector atau Palatal plate type major connector
Hal ini juga disebut replika anatomi konektor utama palatal. Memiliki cakupan
lebar palatal berkontur tipis. Hal ini lebih luas dari palatal strap.2

Gambar 109. Single broad palatal major connector.2

Fabrikasi mirip dengan posterior palatal bar. Hal ini dapat digunakan
dalam tiga bentuk:2
Lempeng yang mencakup daerah antara dua atau lebih ruang edentulous.
Cast plate lengkap atau sebagian memanjang bagian posterior ke
persimpangan palatum durum dan molle.
Konektor palatal anterior dengan ketentuan untuk memanjangkan basis
gigi tiruan akrilik bagian posterior.
indikasi
Kasus Klas I dengan sedikit resorpsi vertikal ridge.
Kasus dengan palatum berbentuk 'V' atau 'U'.
Kasus dengan abutment yang kuat
Kasus dengan sisa lebih dari enam gigi anterior

4. Double atau anteroposterior palatal bar2


Ini adalah kombinasi dari palatal strap anterior dan palatum bar posterior

62
Gambar 110. Antero-posterior double palatal bar.2
Anterior strap lebih sempit dari palatal strap konvensional.
Margin strap harus terletak pada lereng dan tidak di puncak rugae tersebut.
Posterior bar seperti setengah oval posterior palatum bar tunggal.
Strap dan bar yang terhubung oleh dua elemen longitudinal di sepanjang
lereng lateral palatum memberikan konfigurasi melingkar. Konfigurasi
melingkar ini memberikan kekakuan.

Gambar 111. Konfigurasi melingkar dari Antero-posterior double palatal


bar
meningkatkan resistensi.2

Anterior strap terletak pada tiga bidang seperti broad palatal major
connector. Hal ini juga berkontribusi terhadap kekakuan prosthesis (L-
beam atau prinsip L-bar)
Kekakuan yang sangat baik tetapi kurang dukungan. Dukungan tambahan
harus diperoleh dari gigi yang tersisa

Indikasi:2
63
Ketika gigi abutment anterior dan posterior dipisahkan secara luas.
Kasus dengan palatal torus besar yang tidak dapat dioperasi.
Pasien yang ingin menghindari complete palatal coverage.
Long edentulous span klas II modifikasi 1.
Kondisi Kelas IV.

Keuntungan:2
Kaku
Kuat
Dibatasi jaringan lunak.

Kekurangan:2
Kurang dukungan palatum
Tidak nyaman karena memiliki beberapa perbatasan, yang menyediakan
gangguan pada lidah.

5. Horseshoe atau U-shaped connector


Seperti namanya konektor utama ini adalah berbentuk 'U'. Memiliki
band metal tipis yang membentang di sepanjang permukaan lingual gigi
posterior. Anterior menjadi lebih seperti pelat tipis yang menutupi cingula gigi.
Batas posterior membentang 6-8 mm ke jaringan palatal. Seluruh permukaan
dan perbatasan harus halus dan lembut bulat.2

Gambar 112. Horseshoe atau U-shaped connector maksila.2

64
Indikasi:2
Digunakan ketika banyak gigi anterior harus diganti.
Overbite gigi anterior.

Keuntungan:2
Cukup kuat.
Memiliki retensi tidak langsung dan dukungan moderate.
Kekurangan:2
Ketika kekuatan vertikal diterapkan pada salah satu atau kedua ujungnya
cenderung untuk meluruskan. Oleh karena itu tidak dapat digunakan untuk
basis gigitiruan ekstensi distal.
Sebagian besar diperlukan untuk menghindari kelenturan konektor utama.
Peningkatan ketebalan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pasien.

6. Closed Horseshoe atau anteroposterior palatal strap


Mirip dengan konektor utama berbentuk yang 'U' tapi logam strap
membentang antara kedua ujung terbuka dari tapal kuda.2

Gambar 113. Closed horseshoe maxillary major connector.2


Pusat palatum yang tersisa tidak tercakup. Perbatasan harus 6 mm dari
margin gingiva. Strap harus sama ketebalannya. Strap posterior harus
ditempatkan sejauh mungkin ke bagian posterior tetapi tidak harus menyentuh
palatum molle. Margin harus halus dan bulat. Ini berbeda dari double palatal
bar bahwa strap posterior adalah pelat tipis.2
65
Indikasi:2
Digunakan bila banyak gigi yang diganti dan terdapat torus.
Digunakan dalam kasus Kennedy Klas I dan Klas II dengan penggantian
gigi anterior.

Keuntungan:2
o Kaku karena konfigurasi melingkar.
o Kekuatan tambahan karena efek L-beam dan konfigurasi melingkar
o Dukungan yang lebih besar dari palatum

Kekurangan:2
Interferensi dengan fonetik, gangguan lidah dan ketidaknyamanan.

7. Complete palate
Konektor utama ini mencakup seluruh palatum. Perbatasan anterior
harus dihilangkan 6mm untuk margin gingiva atau memperpanjang hingga
cingula gigi anterior. Batas posterior dari palatum sebaiknya mencakup
persimpangan palatum durum dan molle.2

Gambar 114. Complete palate maxillary major connector.2

Sebuah perbatasan seal sedikit dapat diperoleh dengan memberikan


beading pada bagian posterior, tapi seal perifer tidak dapat diperoleh setara
dengan gigitiruan lengkap. Hilangnya seal perifer adalah karena rebounce
jaringan lunak setelah kompresi. Beading yang membantu mencegah
akumulasi makanan antara palatum dan konektor.2
66
Hal ini dapat dibangun dengan menggunakan:2
All acrylic
Kombinasi logam dan akrilik. Logam membentang di atas setengah
anterior palatum, sementara akrilik meliputi bagian posterior dari palatum.
Batas posterior logam mengandung proyeksi kecil (meshwork) untuk
retensi dengan akrilik (akrilik akan mendapatkan saling terkait dengan
meshwork)

Gambar 115. Kombinasi metal dan akrilik. Setengah anterior metal dan
setengah posterior akrilik.2

All cast metal


Indikasi:2
Digunakan ketika banyak gigi posterior diganti.
Dalam kasus di mana gigi anterior akan diganti bersama dengan kondisi
Kennedy klas I.
Untuk pasien dengan otot pengunyahan yang berkembang dengan baik
atau kehadiran semua gigi rahang bawah. Dalam kasus tersebut akan ada
beban yang berlebihan dan kekuatan menggeser, yang hanya dapat
didistribusikan oleh complete palate.
Dalam kasus dengan ridges datar dan vaults dangkal di mana stabilitas
tinggi diperlukan.
Dapat digunakan sementara sebagai gigi tiruan parsial transisi untuk
membiasakan pasien untuk cakupan palatal besar sebelum pembuatan gigi
tiruan lengkap.
Dalam kasus bibir sumbing sempit, steep vault
Keuntungan:2
Kekakuan dan dukungan baik.
Logam membuat perubahan suhu pada jaringan lunak yang lebih baik dari
acrylic. Ini akan memberikan persepsi yang lebih baik.

67
Kekurangan:2
Reaksi jaringan lunak seperti peradangan dan hyperplasia.
Interferensi dengan fonetik

Prosedur disain konektor utama maksila


Pada tahun 1953 Blatterfein menguraikan lima langkah dasar untuk merancang
konektor utama maksila:2
Langkah 1: Tekanan utama daerah yang akan dicakup oleh bantalan basis
gigitiruan harus ditandai pada cast

Gambar 116. Daerah basis gigi tiruan ditandai pada cast (orange).2
Langkah 2: Daerah nonstress-bearing areas seperti palatal gingiva,
pertengahan palatine raphe harus ditandai dengan warna yang berbeda pada
cast

Gambar 117. Relief areas ditandai diatas dari tanda daerah basis gigi tiruan
(Merah).2
Langkah 3: Selanjutnya konektor-daerah (daerah di mana konektor utama
adalah untuk memperpanjang) yang tersedia untuk menempatkan komponen
konektor utama harus ditandai pada cast.

68
Gambar 118. Area konektor (abu-abu).2
Langkah 4: Memilih konektor
Konektor yang sesuai dipilih berdasarkan empat faktor:
- Kenyamanan Mulut: Menghindari gangguan apapun selama berbicara.
- Kekakuan: Ini harus sangat kaku untuk distribusi tegangan bilateral.
- Lokasi basis protesa: Menentukan jenis konektor.
- Jumlah retensi tidak langsung yang diperlukan akan mempengaruhi garis
konektor utama.
Langkah 5: Unifikasi
Setelah memutuskan jenis konektor utama yang harus digunakan, berbagai
tanda-tanda pada master cast (basis gigitiruan dan konektor) yang terhubung.
Hal ini memberikan desain dan tingkat konektor utama

Gambar 119. Daerah konektor disatukan (abu-abu).2

b. Konektor utama mandibula


Konektor utama mandibula digunakan dalam gigitiruan sebagian
mandibula. Berbeda dengan konektor utama maksila, konektor utama
mandibula harus memiliki pembebasan yang cukup untuk lidah.2

69
Gambar 120. Konektor utama lingual dirancang untuk menjadi selaras dengan
otot-otot lingual.2

Pertimbangan desain
Lebih panjang dan sempit dari konektor palatal karena gangguan dari lidah.
Bantuan diberikan dalam semua kasus. Jumlah bantuan bervariasi berdasarkan:
- Jenis konektor utama.
- Jumlah lereng dalam jaringan lingual pada gigi anterior.
- Bantuan tambahan harus diberikan untuk kasus perpanjangan distal. Hal
ini karena gerakan rotasi dari basis gigi tiruan dapat melukai gingiva.
Untuk kasus Kennedy klas III di mana ada rotasi minimal, bantuan kurang
memadai. Jika lereng mukosa lingual menuju lidah, bantuan maksimal
harus diberikan. Di sisi lain jika mukosa lingual vertikal, (tanpa lereng)
diberikan bantuan minimum.

Gambar 121. Kemiringan lingual alveolar plate menentukan kebutuhan untuk


relief dalam konektor utama mandibula. Jika slope lingual alveolar plate
vertikal, minimal relief cukup.2

Ruang yang tersedia untuk penempatan mandibula konektor utama dapat dievaluasi
menggunakan salah satu metode berikut:2
1. Mengukur dengan probe periodontal
Pasien diminta untuk menjulurkan lidah dan menyentuh vermilion border pada
bibir atas sehingga jaringan di dasar mulut diaktifkan. Kedalaman sulkus
lingual diukur dekat caninus dan insisif sentral. Ini adalah metode yang
disukai.2

70
Gambar 122. Kedalaman sulkus lingual dapat diukur dengan menggunakan
probe lulus ketika otot-otot di dasar mulut dibuat aktif. Dasar mulut dapat
diaktifkan dengan meminta pasien untuk menyentuh bibir atasnya dengan
lidahnya.2
2. Menggunakan tracing compound
Impression tray lingual tray adalah sekitar 3 mm lebih pendek. Sulkus lingual
dicatat dengan bantuan tracing compound. Setelah border moulding,
impression dibuat menggunakan tray. Kedalaman sulkus yang tepat dan lebar
direproduksi pada cast yang dituangkan/terbuat dari impression ini. Cast ini
digunakan untuk membuat framework.2

Gambar 123. Lingual sulkus juga dapat diukur secara tidak langsung pada
cast yang disiapkan dari border moulded impresi sekunder.2

Ada enam jenis umum dari konektor utama mandibula:2


1. Lingual bar
Lingual bar adalah yang paling umum digunakan konektor utama
mandibula

Lingual bar adalah setengah berbentuk buah pir di penampang dengan
bagian paling tebal ditempatkan inferior

Hal ini dibuat dari tebal (6-gauge) pola lilin berbentuk setengah buah
pir

71
Gambar 124. Berbentuk penampang setengah buah pir konektor utama
lingual bar.2

Harus ada minimal 8 mm pembebasan vertikal dari dasar mulut. Batas
atas dari pola harus memiliki 3 mm pembebasan dari gingiva marginal
untuk menghindari reaksi jaringan lunak.2

Gambar 125. Lingual sulkus harus memiliki kedalaman minimal 8 mm untuk


menempatkan lingual. Bar Pengukuran lebar bar 5 mm dan harus ditempatkan
dengan bantuan yang disengaja 3 mm dari free gingiva margin.2

Tinggi minimum dari konektor utama harus minimal 5 mm.

Lingual bar harus ditempatkan se-inferior mungkin sehingga gerakan
lidah tidak dibatasi dan dapat tersedia ruang yang cukup di atasnya.

Keuntungan:2
Sangat mudah untuk membuat.
Memiliki kontak ringan dengan jaringan mulut dan tidak ada kontak dengan
gigi (tidak ada dekalsifikasi karena makanan dan plak akumulasi, dll).

Kekurangan:2
Tidak dapat digunakan dalam kasus-kasus dengan torus (kontraindikasi).
Dalam kasus dengan kedalaman vestibular terbatas, bar akan menipis dan
cenderung melenturkan.

72

Gambar 126. Lingual bar.5


2. Lingual plate
Hal ini mirip dengan lingual bar tetapi batas superior meluas hingga
cingulum dari permukaan lingual gigi.

Gambar 127. Konektor utama lingual plate yang terletak sampai cingulum
gigi yang tersisa.2
Logam chrome digunakan karena sangat kaku dalam dimensi yang
tipis.
Batas superior scalloped dan memiliki kontak langsung dengan gigi.
Ini menghasilkan knife edged margin.

Gambar 128. Lingual plate major connector tampak oklusal dan cross
sectional.2
Dalam kasus dengan embrasures besar dan berjarak, batas superior
dibuat untuk memasukkan ke bawah sehingga tidak terlihat dari luar
(desain step back).

Gambar 129. Design step back dimasukkan ke dalam desain dari konektor
utama lingual plate untuk kasus-kasus dengan diastema luas.2
Sebelum itu, lingual plate harus didukung oleh rests, yang terletak di
fossa mesial gigi premolar pertama kedua sisi. Jika dibutuhkan retensi
indirect.
73
Gambar 130. Konektor utama lingual plate didukung dengan rests mesial
marginal ridge premolar pertama pada kedua sisi.2

Indikasi:2
Ketika gigi yang paling posterior hilang dan diperlukan retensi indirect.
Bila tidak ada ruang untuk lingual bar.
Adanya tori mandibula yang tidak dapat dioperasi.
Ketika pasien memiliki area edentulous ekstensi distal bilateral dan
ridges terresorpsi dan ketika gigi anterior kurang dukungan tulang.
Bila satu atau lebih gigi insisivus harus diganti di kemudian hari. Pelat
lingual lebih disukai karena gigi tambahan dapat ditambahkan dengan
melekatkan loop retensi untuk itu

Gambar 131. Loop retentif yang dapat dilas ke konektor utama lingual
plate untuk menambahkan gigi tambahan untuk framework.2
Bila ada resorpsi vertikal ridge yang berlebihan dalam kasus Kennedy
klas I untuk menahan rotasi horisontal.
Dalam kasus dengan rahang retrognathic yang dapat terjadi
overeruption. Lingual plate dengan rests insisal yang digunakan di sini
untuk mencegah overeruption.

Keuntungan:2
Paling kaku dan stabil.
Menyediakan retensi indirect ketika rest berada pada premolar.
Penggantian gigi tambahan dapat dengan mudah ditambahkan.

Kekurangan:2
Dekalsifikasi struktur gigi karena makanan dan akumulasi plak.
Iritasi mukosa mulut.

74
3. Kennedy bar atau double lingual bar.
Hal ini juga disebut lingual bar dengan cingulum bar (bar kontinu)
retainer.
Ini berbeda dengan lingual plate pada bagian tengah yang diambil.
Bagian bawah berbentuk sepertibuah pir, mirip dengan satu lingual bar.
Bar bagian atas berbentuk setengah oval, dengan tinggi 2-3 mm dan
tebal 1 mm

Gambar 132. Double lingual bar tampak oklusal dan cross sectional.2
Bar bagian atas tidak harus berjalan dalam garis lurus sebaliknya, harus
masuk ke dalam embrasures.
Jika terdapat diastema, digunakan design step back.

Gambar 133. Design step back dimasukkan ke dalam bar superior


untuk menghindari terlihatnya logam dalam kasus diastema.2
Kedua bar yang terhubung dengan bantuan konektor kecil ditempatkan
di antara kaninus dan premolar.

Gambar 134. Konektor utama vertikal yang mendukung mesial


premolar rests berfungsi untuk menyatukan double lingual bar.2
Konektor minor juga digunakan untuk rests pada fossa mesial premolar
pertama.

Indikasi:2
Dalam kasus dengan embrasures interproksimal besar membutuhkan
retensi indirect.

75
Dalam kasus dengan diastema besar untuk menghindari tampilan tidak
estetis dari logam.

Keuntungan:2
Memberikan retensi langsung
Stabilisasi Horizontal
Embrasures Inter-proksimal dan jaringan gingiva yang tidak rapat
memungkinkan free flow saliva.

Kekurangan:2
Interferensi gerakan bebas dari lidah.
Jika bar bagian atas tidak benar pas dapat terjadi food entrapment.

4. Sublingual bar
Ini merupakan modifikasi dari lingual bar. Penampang mirip dengan
lingual bar hanya saja sublingual bar ditempatkan lebih inferior dan
posterior daripada lingual bar yaitu melapisi bagian anterior dasar mulut.2

Gambar 135. Konektor utama sublingual bar ditempatkan jauh ke dalam


sulkus lingual.2

Indikasi:2
Hal ini dapat digunakan bersama dengan lingual plate jika frenum lingual
tidak menghasilkan gangguan.
Hal ini digunakan dengan adanya anterior lingual undercut.
Jika kedalaman sulkus terlalu sedikit dan lingual bar tidak dapat
ditempatkan dengan minimal pembuangan 4 mm dari free gingiva margin.

Kontraindikasi:2
Lingual tori.
Perlekatan frenum yang tinggi (frenum lingual).
Elevasi berlebihan dasar mulut selama pergerakan fungsional.

5. Mandibular cingulum bar (continuous bar)


Dikenal juga sebagai continuous bar retainer.
Terletak pada atau sedikit di atas cingula gigi anterior

76
Gambar 136. Konektor utama cingulum bar tampak cross-sectional.2

Dapat digunakan sendiri atau dengan lingual bar.


Desain step-back dilakukan pada pasien diastema.

Indikasi:2
Dalam kasus dengan embrasures interproksimal besar yang membutuhkan
retensi indirect.
Dalam kasus dengan diastema besar untuk menghindari tampilan tidak
estetis dari logam.

6. Labial bar
Ini adalah konektor utama mandibula hampir sama dengan lingual bar,
diletakkan pada permukaan labial, tetapi lebih luas dan lebih tebal dari
lingual bar.

Gambar 137. Labial bar tampak oklusal.2

77
Gambar 138. Labial bar tampak cross-sectional.2
Hal ini juga setengah berbentuk buah pir di penampang.
Ini berjalan di sepanjang labial mukosa pada gigi anterior.
Labial bar umumnya lebih panjang daripada lingual bar.

Indikasi:2
Digunakan bila gigi terletak atau inklinasi lingual.
Dalam kasus dengan tori mandibula yang tidak dapat dioperasi.
Modifikasi labial bar (swing lock) hinge ditempatkan di satu ujung dan
lock di lain sisi sehingga ada adaptasi yang lebih dekat.

Kekurangan:2
Estetika buruk.
Cenderung mendistorsi bibir bawah.
Pasien kurang nyaman.

78
3. 1. 2. Konektor minor
Definisi
Konektor minor didefinisikan sebagai, "Penghubung antara konektor utama
atau dasar gigi tiruan sebagian lepasan dan unit lain dari prosthesis, seperti clasps,
indirect retainers dan occlusal rests " GPT.2

Fungsi konnetor minor


Menghubungkan konektor utama ke bagian lain seperti clasps, indirect
retainers, occlusal rests dan basis gigi tiruan.
Mentransmisikan tekanan merata ke seluruh komponen sehingga tidak ada
beban konsentrasi pada setiap single point.
Mentransmisikan gaya yang bekerja pada prostesis ke edentulous ridges dan
gigi yang tersisa.

Terdapat empat tipe konektor minor:2


1. Clasps bergabung ke konektor utama
Konektor minor yang digunakan untuk menghubungkan clasps ke gigi
tiruan. Konsep desain yang harus dipertimbangkan saat fabrikasi pada
konektor minor:2

Kebanyakan konektor minor yang mendukung clasps terletak di
permukaan proksimal gigi abutment, berdekatan dengan daerah
edentulous

Gambar 139. Konektor minor yang mendukung clasps.2



Bucco-lingual harus lebih lebar dan mesio-distal harus lebih tipis

Gambar 140. Sebuah representasi skematis dari pandangan lingual


konektor minor dalam hubungan erat dengan abutment utama.
Perhatikan bahwa lebar mesiodistal dari konektor minor lebih besar
lingual daripada bukal. Lebar bucco-lingual konektor minor meliputi
lebar permukaan proksimal (guide plane) dari gigi abutment.2
79

Seharusnya tidak besar untuk menghindari gangguan pada lidah

Gambar 141. Konektor minor yang didukung direct retainers tampak


oklusal.2

Harus cukup kaku untuk mendukung komponen aktif dari gigi tiruan
sebagian seperti clasp retentif, dll. Pengecualian: Lengan clasp adalah
satu-satunya konektor minor yang fleksibel.2

Harus memiliki penampang segitiga dengan bagian yang paling tebal di


dekat sudut garis lingual gigi dan bagian paling tipis di dekat sudut
garis bukal gigi. Konfigurasi ini membantu dalam penyusunan gigi
yang lebih baik.2

Gambar 142. Konfigurasi ini dimana konektor minor adalah lingual


tebal membantu dalam penyusunan estetika gigi.2

Jika clasp tidak ditempatkan pada gigi yang berdekatan dengan ruang
edentulous, konektor minor diletakkan pada embrasure antara abutment
dan gigi tetangganya

80
Gambar 143. Konektor minor yang mendukung auxiliary rest tampak
oklusal.2

Konektor minor tidak boleh ditempatkan pada permukaan lingual
cembung gigi.

Digunakan untuk menstabilkan ring clasps.

2. Retainer indirect atau auxiliary rest bergabung dengan konektor utama.


Fungsi utama dari konektor minor adalah untuk memberikan retensi langsung
dan dukungan untuk gigi tiruan.

Muncul di sudut kanan dari konektor utama dengan junction bulat.

Gambar 144. Konektor kecil harus muncul dari sudut kanan konektor utama.2

Harus dirancang untuk masuk ke daerah embrasure sehingga tidak
terlihat

Gambar 145. Konektor minor yang mendukung auxiliary rest harus


segitiga pada cross-sectional dan mengisi area embrasure. Jika tidak dibuat
dengan benar dapat menghasilkan gangguan dan ketidaknyamanan pada
lidah.2

81

Permukaan konektor minor, yang kontak gigi, dikenal sebagai
proksimal plate. Demikian pula, permukaan gigi yang dihubungkan
dengan proksimal plate dikenal sebagai guide plane.

Pertimbangan desain:2

Operator harus menghilangkan undercut sepanjang permukaan
proksimal gigi. Guide plane dipersiapkan selama preparasi prostetik
dan setelah menyiapkan guide plane, konektor minor dan proksimal
plate dibuat.

Daerah di mana konektor minor yang akan dirancang harus bebas
undercut. Ini harus sejajar dengan path of insertion.

3. Basis gigi tiruan bergabung dengan konektor utama.


Konektor minor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:2

Harus cukup kaku untuk mendukung dan menolak kerusakan dari basis
gigi tiruan.

Harus memungkinkan dilakukan penyusunan gigi sebenarnya.

Dalam kasus maksila perpanjangan distal konektor minor harus
diperpanjang hingga tuberositas maksilaris.

Dalam kasus mandibula perpanjangan distal konektor minor harus
mencakup 2/3 panjang edentulous ridge.

Tersedia dalam tiga bentuk:2


1. Konstruksi Lattice.

Terdiri dari dua struts panjang logam (16 gauge) ditempatkan pada
slopes bukal dan lingual dengan struts kecil (12 gauge) berjalan di atas
puncak ridges yang menghubungkan struts panjang. Hal ini
menyerupai framework lattice.2

Gambar 146. Lattice work denture base minor connector. struts


longitudinal lebih lebar dari struts transversal.2

Pada maksila, strut palatal dibentuk oleh batas lateral konektor utama.
82

Struts longitudinal tidak harus ditempatkan di puncak ridge karena
dapat mengganggu susunan gigi, juga dapat menghasilkan tindakan
membelah pada basis gigi tiruan.

Gambar 147. Hanya struts transversal yang harus menyeberangi


puncak residual ridge.2

Struts transversal harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu penempatan gigi.

Relief yang diberikan antara struts dan ridge untuk akrilik. Hal ini
dilakukan dengan bantuan tissue stops.

Gambar 148. Relief untuk akrilik diberikan diantara struts dan ridge
yang membantu stoppers.2
2. Konstruksi meshwork

Terdiri dari lembaran logam yang ditempatkan di atas puncak residual
ridge dengan lubang kecil untuk retensi basis gigi tiruan akrilik.

Gambar 149. Meshwork denture base minor connector.2



Banyak digunakan ketika beberapa gigi harus diganti.

83
Kekurangan:2

Tekanan tambahan harus diterapkan pada resin akrilik untuk mengalir
ke dalam lubang.

Retensi ke basis gigi tiruan kurang, karena lubang yang lebih kecil dan
perlekatan akrilik lebih lemah.

3. Bead, kawat atau nail head konektor minor.



Minor connector directly lines edentulous ridge tanpa relief.

Basis gigi tiruan acrylic melekat pada permukaan luar dari konektor
minor dan retensi diperoleh dengan proyeksi logam pada permukaan
superior. Proyeksi ini mungkin bead, kawat atau pointing wire.2

Gambar 150. Beaded denture base minor connector.2



Beads disusun dengan menempatkan acrylic balls pada pola meshwork,
burnt out dan cast. Konektor minor ini diindikasikan untuk mendukung
gigi tiruan dengan well-healed ridges di mana frekuensi relining dan
rebasing tidak diantisipasi.
Keuntungan:2

Respon jaringan lunak yang lebih baik untuk logam daripada akrilik.

Lebih higienis.

Kekurangan:2

Relining sulit.

Perlekatan lemah.

4. Pendekatan lengan pada bar jenis clasps

Tissue stops
Dalam kasus dengan dasar ekstensi distal gigi tiruan konektor minor tipe
lattice atau mesh dengan tissue stops digunakan untuk menstabilkan
framework selama packing dengan menggunakan resin.
Mencegah distorsi framework.
Berhenti memberikan ruang yang cukup untuk akrilik untuk mengalir di antara
framework dan permukaan jaringan pada cast.

84
Gambar 151. Metal tissue stops disediakan untuk mendapatkan ruang untuk
akrilik antara metal framework dan ridge.2
Stop disusun dengan menghilangkan dua sq.mm relief wax, ditempatkan di
bawah konektor minor pada tingkat di mana batas posterior konektor melintasi
pusat ridge. Ini akan menjadi proyeksi setelah casting dan akan bertindak
seperti stopper.

Gambar 152. Tissue stop posterior.2

Finish lines
Istilah finish lines dalam gigitiruan sebagian menunjukkan junction antara
basis gigi tiruan akrilik dan konektor utama atau permukaan logam mengkilap.2

Internal Finish Lines (IFL):2


Ruang antara metal framework dan permukaan jaringan cast disediakan
dengan menambahkan relief wax ke edentulous ridge pada master cast. Ledge dibuat
oleh margin relief wax pada metal framework harus tajam dan pasti. Margin ini
disebut IFL.

Gambar 153. Internal Finish Lines.2

85
External Finish Lines (EFL)
Junction antara akrilik dan logam yang terekspos pada permukaan eksternal
atau yang dipoles. Ini harus kurang dari 900 pada junction konektor mayor dan minor,
sedangkan junction antara approach arm dan konektor basis gigi tiruan harus butt
joint. External finish lines harus diperluas dari batas bawah utama hubungan basis gigi
tiruan junction konektor minor dengan konektor minor retainer direct dekat ridge.2

Gambar 154. External finish line (garis merah) .2

Pertimbangan desain:2
Resin akrilik harus cukup tebal untuk menghindari fraktur.
Acrylic sekitar lattice atau mesh harus halus atau jika tidak akan mengiritasi
lidah atau mukosa.
Butt joint disediakan pada junction logam acrylic untuk mencegah akrilik
menipis dan membuat akrilik berbaur halus dengan logam. Butt joint ini
disebut sebagai finish line.

Gambar 155 . External and internal finish lines menyediakan butt joints untuk
akrilik dan metal.2
Finish line biasanya berada pada permukaan internal dan eksternal dari
konektor utama. Tapi dalam kasus logam dasar konektor minor (tipe bead)
akrilik diproses hanya pada permukaan luar sehingga hanya satu (EFL) butt
joint yang ada.

Konektor kecil yang berfungsi sebagai approach arm untuk bar-jenis clasp

Konektor kecil ini hampir bertindak clasp. Ini membantu untuk posisi ujung dapat
menyimpan dari jepitan gingiva.2

86
Gambar 156. Approach arm of a bar or roach clasp.2

Jenis konektor kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:2


Tidak kaku, karena tidak harus menanggung beban apapun. Ini harus memiliki
fleksibilitas yang terbatas untuk membantu dalam pelepasan.
Mendukung direct retainer, yang melibatkan undercut gigi dengan mendekati
bagian gingiva.
Lebih fleksibel; oleh karena itu, retensi mengalami perbaikan dengan
elastisitasnya.
Pertimbangan desain:2
Karena konektor minor terletak di bawah dari ketinggian kontur gigi, maka
harus dibuat sedikit fleksibel untuk memasang dan melepasnya. Pemotongan
parsial pada akar konektor minor membuatnya menjadi fleksibel.

Gambar 157. Fleksibilitas dari approach arm meningkat dengan pemotongan


parsial pada akar konektor minor.2
Konektor kecil ini tidak dapat digunakan diatas undercut jaringan lunak.

87
3. 1. 3. Rest dan Rest Seats
Definisi rest
Rest didefinisikan sebagai, "Sesuatu yang kaku (menstabilkan) panjang gigi tiruan
tetap atau removable parsial yang memiliki kontak terhadap gigi yang tersisa atau gigi
untuk menghilangkan gaya vertikal atau horisontal" GPT.2
Rest adalah komponen protesa yang berfungsi terutama untuk mentransfer gaya yang
bekerja pada prostesis sepanjang sumbu panjang gigi abutment.2

Definisi Rest Seat atau Rest Area


Rest seat didefinisikan sebagai, "Bagian dari gigi asli atau restorasi cast gigi yang
dipilih atau disiapkan untuk menerima tekanan oklusal, insisal, lingual, internal atau
semi precision rest " GPT.2
Dipersiapkan permukaan gigi (hanya pada enamel) di mana yang lain sesuai. Rest seat
harus dangkal dan berbentuk saucer.2

Gambar 158. Preparasi rest seat shallow saucer shaped tampak oklusal dan sagittal
Pertimbangan umum.2
Rest harus bertindak sebagai vertikal stop untuk mencegah cedera pada jaringan
lunak di bawah gigi tiruan sebagian.
Membantu untuk menahan clasp pada posisinya.
Sebuah onlay sisa oklusal besar dapat berkontur untuk membangun kembali
bidang oklusal gigi abutment yang miring.
Harus ada sedikit gerakan dalam rest seat untuk menghilangkan tekanan
horisontal dan melindungi gigi abutment.

88
Gambar 159. Rest seat harus memungkinkan gerakan kecil rest untuk menghilangkan
tekanan yang tidak diinginkan.2
Rests harus ditempatkan pada permukaan proksimal semua gigi yang berdekatan
dengan ruang edentulous. Idealnya, rest harus disesuaikan dengan puncak ridge
edentulous tapi ini mungkin tidak dapat dilakukan di gigi yang berputar.

Gambar 160. Modified rest untuk mengisi ruang edentulous (Pontic clasp) .2
Jika ruang edentulous mengalami penurunan karena drifting, sebuah pontik
logam dapat ditempatkan di ruang ini menggunakan dua oklusal rests
Sebuah rest dan konektor minor diposisikan dapat digunakan untuk
reciprocation.

Klasifikasi Rests
Rests dapat diklasifikasikan sebagai berikut:2
1. Berdasarkan hubungan rest untuk direct retainer.
Berdasarkan hubungan rest untuk direct retainer, msks dapat
diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. Rests yang ditempatkan bersama
dengan clasp disebut primary rests dan yang ditempatkan untuk indirect
retention, secara terpisah, jauh dari clasp disebut rests sekunder atau auxiliary
rest.

89
Gambar 161. Primary and auxiliary rests (1) Primary rest (2) Auxiliary rest.2

Auxiliary rests biasanya ditempatkan tegak lurus, yang ditarik dari titik
tengah sumbu abutment bertemu gigi-geligi. Auxiliary rest yang terhubung ke
konektor utama dengan konektor minor. Auxiliary rest bersama dengan
konektor minor menghasilkan indirect retention. Selain dukungan vertikal, rest
utama yang digunakan untuk direct retention dan rests sekunder digunakan
untuk indirect retention.2

Gambar 162. Auxiliary rest dihubungkan ke konektor utama dengan konektor


minor vertikal.2

2. Berdasarkan lokasi rest.


Diklasifikasikan menjadi:2

Occlusal rest
Ditempatkan pada permukaan oklusal gigi posterior.

90
Gambar 163. Triangular occlusal rest.2

Cingulum atau lingual rest
Ditempatkan pada permukaan lingual gigi, terutama gigi kaninus maksila.

Gambar 164. Semilunar cingulum rest.2



Incisal rest
Ditempatkan pada incisal edge pada gigi, biasanya pada kaninus dan insisif
mandibula.

Gambar 165. V shaped incisal rest.2

Morfologi rest harus sedemikian rupa sehingga mengembalikan bentuk


gigi yang ada sebelum persiapan rest seat.

3. Berdasarkan bentuk dan struktur rest.


Contoh: Triangular occlusal rests, Boomerang- shaped Cingular rests,
V shaped incisal ress and conservative circular cingular rest.2

3. 1. 4. Occlusal Rest dan Rest Seat


Occlusal rest dapat didefinisikan sebagai, "Sebuah ekstensi kaku dari gigi tiruan
sebagian yang berkontak dengan permukaan oklusal gigi" GPT.2

Fungsi dari occlusal rest:2


91
Mentransmisikan tekanan sepanjang sumbu panjang gigi.
Menjaga clasp dalam posisi yang tepat dan mempertahankan hubungan gigi-
clasp.
Mencegah penyebaran clasp arms dan perpindahan berikutnya dari clasp dan
prostesis.
Membantu dalam distribusi beban oklusal.
Mencegah ekstrusi abutment.
Menghindari masuknya makanan antara gigi dan clasp.
Memberikan perlawanan terhadap perpindahan lateral.
Kadang-kadang berkontribusi untuk indirect retention.
Digunakan untuk menutup ruang-ruang kecil di mana pengganti gigi tidak
dapat ditempatkan.

Gambar 166. Dua occlusal rest digunakan untuk menutup lubang pada
embrasure besar atau ruang edentulous kecil.2
Membantu untuk membangun bidang oklusal dari gigi yang miring.

Design:2
Occlusal rest seat berbentuk segitiga, dengan basis di marginal ridges dan
apeks gigi. Margin harus halus dan lembut melengkung

Gambar 167. Triangular occlusal rest.2


Harus mengikuti kontur mesial atau distal marginal ridge dan triangular fossa.
Ukuran occlusal rest harus :
o Satu-setengah lebar buccolingual antara ujung cusp.
o Satu-sepertiga sampai setengah lebar mesiodistal gigi.
92
Gambar 168. Idealnya occlusal rest harus berukuran lebar buccolingual
gigi dan lebar mesiodistal gigi.
Sudut antara garis yang ditarik sepanjang permukaan proksimal gigi dan dasar
rest seat harus kurang dari 90

Gambar 169. Dasar rest seat harus kurang dari 90 dengan sumbu panjang
gigi ditarik sepanjang permukaan proksimal.2
Jika lebih dari 90 , gaya yang bekerja pada prostesis tidak akan
ditransmisikan sepanjang sumbu panjang gigi abutment. Sebaliknya kekuatan-
kekuatan ini akan ditransmisikan sepanjang bidang miring. Oleh karena itu,
prostesis akan tergelincir dari gigi abutment.

Gambar 170. Jika rest seat lebih besar dari 90 dengan sumbu panjang
proksimal, rest akan tergelincir ke bagian proksimal selama pemuatan oklusal.2

93
Hal ini juga dapat menghasilkan gerakan ortodontik gigi abutment
menyebabkan rasa sakit dan kehilangan tulang.2
Persiapan yang tidak tepat pada marginal ridges dapat menyebabkan rentan
terhadap patah tulang. Rest seat harus setebal 0,5 mm di bagian tertipis dan
1,0-1,5 mm dibagian yang melintasi marginal ridges.

Gambar 171. (a) Ketebalan rest harus memadai pada junction dengan konektor
minor (b) preparasi rest seat yang tidak memadai dapat menghasilkan penipisan
rest- junction konektor minor menuju fraktur yang sama.2
Rest seat juga dapat disiapkan pada restorasi seperti cast gold dan amalgam.
Rest seat di amalgam hanya dapat digunakan untuk interim partial denture
atau sementara. Restorasi mungkin cenderung patah jika rest seat digunakan
untuk gigi tiruan permanen.
3.1.6. Incisal rest dan Rest seats:2


Incisal rest kurang diinginkan daripada lingual rest.

Hal ini biasanya dibuat pada gigi yang sehat terutama kaninus. Jika gigi insisif
yang digunakan, multiple rests yang diperlukan lebih baik untuk stabilitas dan
perlindungan terhadap gigi penyangga.

Incisal rest digunakan sebagai retainer langsung (auxiliary rest) .

Jika restorasi cor direncanakan di gigi anterior, incisal rest merupakan
kontraindikasi. dalam kasus seperti ini, lingual rest seat harus dilakukan pada pola
lilin restorasi cor.

Sering digunakan pada gigi kaninus rahang bawah dan jarang pada gigi kaninus
rahang atas. Dihindari pada gigi kaninus rahang atas karena alasan estetik.

94

Ditempatkan pada mesioinsisal atau distoinsisal sudut gigi tergantung pada desain
clasp yang ditentukan. Jika clasp tidak ditempatkan, sudut disto-insisal lebih
disukai untuk estetika.

Rest seat yang berbentuk V terletak di tepi insisal gigi anterior. Hal ini di
preparasi pada tepi insisal 1,5-2 mm dari sudut proximoincisal.

Gambar 182. Sisa insisal tidak harus ditempatkan pada sudut proximo-insisal dari
gigi penyangga melainkan disiapkan 1,5-2,0 mm jauh dari itu.

Rest seat harus dengan lebar 2,5 mm dan kedalaman 1,5 mm. Bagian terdalam
dari preparasi harus menuju sumbu panjang gigi mesiodistal. Notch harus halus.

Gambar 183. Incisal rest harus mengukur 2,5 mm mesiodistal dan 1,5 mm
occlusogingivally. Apeks dari rest seat harus ke arah sumbu panjang gigi
mesiodistal.2

Rest seat harus meluas ke permukaan fasial untuk bertindak sebagai alat pengunci
(locking device). Hal ini untuk menghindari gerakan tipping gigi.2

Gambar 184. Perpanjangan permukaan fasial dari sisa insisal untuk memberikan
kunci pada rest.2

Sebuah preparasi enamel yang dangkal dibuat pada permukaan lingual untuk
mengakomodasi konektor kecil dan mencegah ketidaknyamanan pada lidah.

Gambar 185 (a): Sebuah saluran dangkal seperti preparasi harus disusun pada
permukaan lingual dari gigi penyangga untuk penempatan konektor kecil.2

Beberapa incisal rest harus dihubungkan pada lingual oleh logam.

95
Gambar185 (b). Ketika beberapa multiple incisal rests ditempatkan, masing-
masing. Salah satunya adalah tidak terhubung ke konektor utama. Sebaliknya
mereka saling berhubungan dengan logam yang tersambung ke konektor utama.2

Indikasi:

Full incisal rest dapat diberikan dalam kondisi klinis sebagai berikut:2


Morfologi gigi yang tidak memerlukan desain lainnya.

Ketika incisal edge benar-benar hilang, incisal rest dapat mengembalikan kontur
yang hilang.

Stabilitas bila lebih diperlukan.

Guidance diperlukan untuk penempatan restorasi.

Setelah mendesain lokasi dan posisi rest, rest seat harus disiapkan. Rest seat yang
disiapkan selama gigi tiruan pada tahap persiapan (fase IV) sebelum membuat cetakan
sekunder. Hasil dari rest benar-benar tergantung pada preparasi rest seat. Sisanya dibuat
bersama dengan kerangka.2

Teknik untuk preparasi setiap rest seat dijelaskan secara rinci dalam bab berikutnya
Prosthetic mouth preparation. Siswa harus ingat bahwa ketika ditanya tentang
particular rest, mereka juga harus menjelaskan tentang teknik untuk mempersiapkan rest
seat yang sesuai.2

3.2 Direct Retainers

Definisi

Direct retainer "Sebuah clasp atau aplikasi cekat pada gigi penyangga udengan
tujuan memegang gigi tiruan lepasan". "Ini adalah bagian komponen dari removable
parsial gigi tiruan yang digunakan untuk mempertahankan dan mencegah
dislodgement, terdiri dari clasp atau precision attachment"-GPT.2

96
Retensi "Retensi adalah kualitas yang melekat dalam prostesis yang menolak
gaya gravitasi, penempelan makanan, dan kekuatan yang berhubungan dengan
pembukaan rahang"- GPT.2

Direct retention "Retensi diperoleh dalam gigi tiruan lepasan sebagian dengan
menggunakan clasp atau perlekatan dari gigi tiruan"- GPT.2

Indirect retention "Retensi diperoleh dalam gigi tiruan lepasan sebagian melalui
penggunaan indirect retainers" GPT.2

Klasifikasi

Direct retainers diklasifikasikan sebagai:2

Extracoronal direct retainers (Clasps):


Manufactured retainers (Dalbo)
Custom-made retainers:
Occlusally approaching (Circumferential or Akers clasp)
Gingivally approaching (Bar or Roachs clasp)

Intracoronal direct retainers (Attachments):


Internal attachment
External attachment
Stud attachment
Bar attachment
Special attachments

3.2.1. Extracoronal Direct Retainers (Clasps)

Extracoronal direct retainers didefinisikan sebagai, " Bagian dari gigi tiruan
sebagian lepasan yang bertindak sebagai direct retainer dan atau stabilisasi untuk
gigi tiruan sebagian yang mengelilingi atau menghubungi sebuah gigi
penyangga"- GPT.2

"Ini adalah komponen dari gigi tiruan sebagian yang terletak pada
permukaan vertikal enamel dari gigi penyangga dan membantu dalam penguat
dan retensi ".2

General considerations

97
Sebuah clasp harus terletak di daerah undercut dalam kaitannya dengan path of
insertion dan pelepasan gigi tiruan.2

Gambar 186. Clasp harus melewati ketinggian kontur dan melibatkan undercut untuk
memberikan retensi.2

Pada tahun 1916 Prothero mengajukan teori cone untuk menjelaskan dasar untuk
retensi clasp. Dia menggambarkan bentuk mahkota premolar dan molar setara dengan
dua cones (atas dan bawah) sebagai dasar umum. Cone atas menyerupai oklusal gigi
dan cone bawah menyerupai setengah serviks gigi. Clasp tip yang berakhir dibawah
persimpangan dua cones akan menolak gerakan ke atas, karena harus merusak
(meluruskan) persimpangan basis dari dua cones. Tingkat resistensi terhadap
deformasi menentukan jumlah retensi clasp.2

Gambar 187. Menurut teori Protheros Cone, gigi dianggap sebagai sepasang cones
sebagai satu dasar. Karenanya ketinggian kontur gigi dianggap sebagai dasar cone dan
semua komponen gigi tiruan harus menyeberangi ketinggian kontur.2

Meskipun gigi tiruan sebagian (RPD) adalah pilihan favorit untuk restorasi pada
kasus yang melibatkan kehilangan gigi sebagian, beberapa pasien tidak puas dengan RPD,
terutama jika tidak stabil selama proses pengunyahan. Akibatnya, retensi yang cukup dari
RPDs dianggap salah satu faktor paling penting yang mempengaruhi suatu keberhasilan.7

Berbagai desain clasp untuk mencapai retensi yang cukup untuk gigi tiruan sebagian
telah di diskusikan. Long-arm clasp (roach, back-action, reverse back-action, modifikasi

98
ring, dan extended arm varieties) memiliki retentive yang lebih kuat daripada short-arm
clasps.7

Integritas permukaan enamel di atas retainer mempengaruhi serviceability gigi


tiruan. Pada gigi dimana undercut tidak ada, retensi dapat dicapai dengan recontouring
permukaan retensi dengan resin komposit atau menggunakan coverage crown. Namun,
ssudah terlihat bahwa penghilangan kekuatan pada pembentukan kembali resin komposit
pada gigi penyangga tiga kali lipat kurang dari orang-orang yang memakai gigi
penyangga alami selama 4 tahun.7

Hilangnya retensi dan memakai dua jenis clasp (E-circlet,back-action) terhadap tiga
bahan gigi penyangga setelah 16.000 simulasi siklus. Namun, laporan ini tidak
menganalisis hilangnya retensi bertahap dari direct retainers (E-circlet, back-action) pada
permukaan yang berbeda dari bahan pada gigi penyangga dengan interval yang berbeda.
Oleh karena itu, long-term retentiveness pada clasp ini tidak jelas, dan analisis rinci dari
long-term retention dari E-circlet dan back-action clasp tampaknya tepat.7

Bagian komponen dari clasp

Bagian komponen clasp yang telah dijelaskan secara rinci di sini. Komponen-
komponen ini dapat kaku atau fleksibel. Komponen fleksibel dirancang di bawah
ketinggian kontur sehingga memberikan retensi ketika melibatkan undercut diwaktu
yang sama dapat melenturkan dan melalui ketinggian kontur tanpa memerlukan
banyak usaha selama penyisipan atau penghapusan.2

Gambar 188. (1) Retentive terminal (2) Retentive clasp arm (3) Reciprocal arm (4)
Occlusal rest (5) Shoulder (6) Body (7) Konektor kecil.2

99
Dalam desain clasp konvensional, ujung dari retentive arm adalah satu-satunya
komponen yang fleksibel. Semua bagian lain yang kaku dan karenanya, ditempatkan
di atas ketinggian kontur (lingkar terluas gigi).2

Retentive arm "Segmen fleksibel dari gigi tiruan sebagian lepasan yang
melibatkan undercut pada gigi penyangga dan yang dirancang untuk mempertahankan
gigi tiruan"- GPT.2

Ini adalah bagian dari clasp yang terdiri dari retentive clasp arm dan retentive
terminal. Retentive clasp arm tidak fleksibel dan terletak di atas ketinggian kontur.
Retentive terminal dpt fleksibel dan terletak di bawah ketinggian kontur.2

Ketinggian kontur didefinisikan sebagai "garis yang mengelilingi lingkar gigi


terbesar pada posisi yang dipilih"-GPT. Kennedy memberi nama konveksitas terbesar
gigi sebagai tinggi kontur. Cummer menyebutnya sebagai pedoman yang membantu
dalam penempatan komponen clasp. Devan menamai permukaan miring superior
sebagai daerah suprabulge dan permukaan miring inferior sebagai daerah infrabulge.2

Gambar 189. Retentive terminal (satu-satunya komponen clasp yang fleksibel) adalah
satu-satunya komponen yang melintasi ketinggian kontur selama insesrsi dan
pelepasan.2

Reciprocal arm "Sebuah clasp arm atau ekstensi lainnya yang digunakan pada
gigi tiruan sebagian lepasan untuk menentang tindakan beberapa bagian lain atau
bagian dari gigi tiruan". GPT.2

Hal ini terletak di sisi yang berlawanan gigi ke retentive arm. Gaya tahan lateral
diberikan oleh retentive arm ketika melalui ketinggian kontur selama insesrsi dan
pelepasan RPD.2

100
Gambar 190. Reciprocal arm (RC) berfungsi untuk melawan tindakan retentive arm
(RT) dan menstabilkan gigi penyangga.2

Itu selalu ditempatkan di daerah supra-bulge (di atas ketinggian kontur). Ini
dapat bertindak sebagai indirect retainer ketika ditempatkan pada gigi penyangga
anterior ke garis titik tumpu (sumbu rotasi) dari gigi tiruan sebagian. Dengan
demikian, reciprocal arm yang kaku dapat menahan dasar gigi tiruan yang goyang.2

Gambar 191. Pada penyangga sekunder gigi anterior fulcrum line (garis rotasi gigi
tiruan selama masih berfungsi) fungsi reciprocal arm sebagai indirect retainer dengan
mencegah pencabutan pada gigi tiruan.2

Fungsi umum dari reciprocal arm dapat didaftar sebagai berikut:2

Memberikan stabilitas dan balasan terhadap retentive arm.


Gigi tiruan ini stabil terhadap gerakan horizontal.
Bertindak sebagai indirect retainer (mencegah goyang) untuk derajat kecil.

Shoulder adalah bagian dari clasp yang menghubungkan tubuh ke clasp


terminal. Itu terletak di atas ketinggian kontur dan memberikan stabilisasi terhadap
perpindahan horizontal.2

Gambar 192. Shoulder of a clasp.2

101
Body Bagian dari clasp yang menghubungkan rests dan shoulder clasp ke
konektor kecil. Hal ini kaku dan berada di atas ketinggian kontur. Body of the clasp
adalah dirancang sedemikian rupa sehingga kontak guide plane dari gigi penyangga
selama insersi dan pelepasan. Permukaan jaringan dari clasp, yang berkaitan erat
dengan guide plane, adalah dikenal sebagai proximal plate of the direct retainer.2

Gambar 193 a dan b. (a) pandangan proksimal dari body of the clasp (b) pandangan
bukal dari body of the clasp.2

Rest "Ekstensi kaku (stabilisasi) gigi tiruan sebagian lepasan yang kontak gigi
tersisa atau gigi yang menghapuskan gaya vertikal dan horizontal "- GPT.2

Ini adalah bagian dari clasp yang terletak di oklusal atau lingual atau tepi insisal
atau permukaan gigi. Ini tahan terhadap gerakan tissueward dari clasp dengan
bertindak seperti vertical stop. Preparasi dan struktur yang dijelaskan secara rinci
dalam bagian sebelumnya. Sisanya juga membantu untuk menjaga retentive arm pada
clasp di dalam posisi.

Gambar 194. Sebuah occlusal rest yang melekat pada direct retainer.2

Konektor kecil "Menghubungkan link antara konektor utama atau dasar gigi
tiruan sebagian lepasan dan unit lainnya dari gigi tiruan, seperti clasp, indirect
retainers dan occlusal rest"- GPT.2

Di sini, ia bergabung dengan clasp dengan sisa bagian dari kerangka logam.
Pada sebuah gingiva yang mendekati clasp juga dikenal sebagai approach arm.2
102
Gambar 195. Approach arm of a Roach clasps.2

Prinsip dari desain clasp

Prinsip dasar dari desain clasp adalah encirclement yaitu untuk mendapatkan
kontak lebih dari 180 secara terus-menerus untuk clasp dan minimal 3-point kontak
untuk Roach clasps. Prinsip lain desain meliputi:2

1. Occlusal rest harus dirancang untuk mencegah perpindahan tissue-ward dari


gigi tiruan.
2. Setiap retentive terminal harus melawan komponen timbal-balik.
3. Keseimbangan retensi harus ada (yaitu jika retentive buccal clasp dapat ada
pada satu sisi, sama harus ada disebrang dan sebaliknya).
4. Path of escapement seharusnya tidak bertepatan dengan path of removal.
5. Hanya jumlah minimal retensi yang diperlukan harus digunakan.
6. Gigi penyangga primer utama dari ekstensi distal basis gigi tiruan tidak boleh
mengerahkan gaya tip pada gigi penyangga.
7. Lebih baik untuk menempatkan unsur-unsur timbal balik pada puncak kontur
dan retentive element di bawah ketinggian kontur.

Persyaratan fungsional dari clasp

Persyaratan fungsional dari clasp yang meliputi:2

Retensi
Stabilitas
Support
Reciprocation
Encirclement
Pasif

Masing-masing persyaratan fungsional ini disediakan oleh berbagai komponen


dalam sebuah clasp. Clasp dan bagian-bagiannya harus dirancang secara tepat untuk
mencapai persyaratan fungsional.2

103
Retensi "Retensi adalah kualitas yang melekat dalam gigi tiruan yang menolak
gaya gravitasi, penempelan makanan, dan kekuatan yang berhubungan dengan
membuka rahang "- GPT.2

Retensi adalah fungsi yang paling penting dari clasp; karenanya, adalah
persyaratan fungsional yang paling penting. Tujuan clasp dapat hilang jika retensi
hilang. Retensi disediakan oleh retentive arm dari clasp. Retentive arm (retentive
terminal) harus berada pada undercut yang dipilih dari path of insertion. Digunakan
untuk melemahkan retensi dikenal sebagai retentive undercut atau preferred undercut.2

Undercut ini harus diidentifikasi selama survei. Jika undercut tidak ada harus
dibuat menggunakan salah satu dari empat metode yang dijelaskan di bawah survei.
Retentive arm harus dibuat sesuai dengan desain berikut pertimbangannya.2

Pertimbangan desain teknis berikut faktor yang harus diingat saat mendesain
retentive arm untuk clasp:2

A. Retentive arm untuk clasp



Retentive arm memberi retensi, Terminal ketiga dari retentive arm adalah
fleksibel dan melibatkan undercut. Sepertiga tengah dari retentive arm dpt
memiliki fleksibilitas minimum. Proksimal ketiga kaku dan terletak di atas
ketinggian kontur.2

Gambar 196. Proksimal ketiga dari retentive arm harus ditempatkan di


atas ketinggian kontur. Sepertiga tengah retentive arm harus di ketinggian
kontur. Hanya terminal ketiga yang fleksibel dan harus ditempatkan di
bawah ketinggian kontur.2


Lokasi dan derajat undercut gigi yang tersedia untuk retensi relatif
terhadap path of insertion dari gigi tiruan sebagian. Path of insertion
didefinisikan sebagai "Arah di mana gigi tiruan ditempatkan dan pindah
dari gigi penyangga "-GPT.2

104
Gambar 197. Lokasi dan luasnya undercut dapat bervariasi menurut sudut
pandang. Demikian pula lokasi dan luasnya dari undercut akan bervariasi
sesuai dengan jalur penyisipan.2

Sebuah clasp memiliki komponen kaku dan fleksibel. Komponen kaku


clasp harus ditempatkan di daerah non-retentive dari gigi untuk memberi
path of insertion. Hal ini dikarenakan mereka tidak bisa menyeberangi
tinggi kontur.2


Desain clasp untuk setiap gigi penyangga harus secara terpisah
dipertimbangkan. Untuk clasp menjadi kuat, retentive terminal harus
ditempatkan dalam daerah undercut gigi.2

Gambar 198. Retentive terminal harus selalu terletak di undercut.2

Gaya retentive terminal merusak ketika kekuatan mencabut vertikal diterapkan.


Retentive terminal menyimpan jumlah resistensi tertentu terhadap deformasi.
Resistensi ini sebanding dengan fleksibilitas clasp arm. Ini adalah resistensi deformasi
yang menghasilkan retensi. Fleksibilitas clasp bervariasi dengan berbagai jenis yang
digunakan (Dibahas di bawah ini) .2

105
Gambar 199. Selama pelepasan retentive terminal di undercut gaya diberikan untuk
merusak dan menyeberangi tinggi kontur. Resistensi terhadap deformasi yang
ditawarkan oleh retentive arm menghasilkan retensi untuk gigi tiruan.2


Retentive undercut akan hadir hanya pada path of insertion. Retentive undercut
tidak ada dalam kondisi dimana arah dislodgement dari clasp arm mirip
dengan arah yang bersamaan dengan insersi pada clasp arm. Oleh karena itu
penting untuk menjaga path of insertion yang tidak sama dengan path of
displacement.2

Retentive undercut harus berada dengan bantuan seorang surveyor. Faktor-
faktor berikut harus dipertimbangkan saat menentukan path of insertion.2
Jaringan undercut
Lokasi dari konektor vertikal kecil
Dasar dari clasp arm
Basis gigi tiruan.

Sebuah jalan yang baik dalam penempatan dan pelepasan adalah diperoleh dari
kontak kerangka kaku dari permukaan paralel gigi penyangga. Permukaan gigi
paralel ini memandu gigi tiruan selama insersi dan pelepasan dan disebut
guiding planes. Guiding planes di preparasi pada gigi bergerak sebagai
retentive unit.2

Guiding planes didefinisikan sebagai "Dua atau lebih permukaan vertikal


paralel pada gigi penyangga yang berorientasi untuk mengarahkan path of
placement dan pelepasan parsial gigi tiruan"-GPT. Guiding planes harus
paralel sebisa mungkin dengan path of insertion gigi tiruan. Jika mereka tidak
sejajar, trauma pada gigi dan struktur pendukung akan terjadi selama insersi
dan pelepasan gigi tiruan. Ini menyebabkan kerusakan periodontal dari gigi
penyangga dan ketegangan pada bagian-bagian dari gigi tiruan. Dengan tidak
adanya guiding planes, retensi dari clasp akan sedikit atau tidak ada.2


Ketika dislodging forces tidak bertindak pada gigi tiruan, retentive terminal
harus dalam hubungan pasif dengan gigi. Jika retentive arm tidak pasif,
gerakan ortodontik pada gigi penyangga akan terjadi. Ini karena tekanan terus
menerus diberikan oleh clasp pada gigi penyangga.2

Faktor yang mempengaruhi retensi

Kedalaman undercut

106
Semakin dalam undercut, semakin besar retensinya. Sebuah retentive undercut
memiliki tiga dimensi, yaitu:2

a. Lebar buccolingual dari undercut


b. Jarak antara survey line dan ujung clasp arm (tinggi occlusogingival)
c. Kedalaman mesiodistal (panjang clasp arm di bawah ketinggian kontur).

i. Lebar buccolingual dari undercut: Dimensi ini adalah yang paling penting. Hal
ini diukur menggunakan pengukur dalam ribuan suatu inch. Paduan clasp yang
dipilih berdasarkan pengukuran. Paduan dengan fleksibilitas yang lebih besar
(modulus elastisitas yang rendah) digunakan terhadap undercut yang lebih
dalam.

Undercut 0.010-inci dipadukan dengan cast chrome.

Undercut 0,015 inci dipadukan dengan emas

Undercut 0.020-inci menggunakan wrought wire.

ii. Jarak antara survey line dan ujung dari clasp dpt menyimpan: mempengaruhi
panjang lengan clasp, yang dapat mempengaruhi fleksibilitas clasp.2
iii. Panjang mesiodistal dari lengan clasp berada bawah ketinggian kontur: lengan
clasp lebih fleksibel. Fleksibilitas clasp adalah berbanding lurus dengan
panjang nya. Peningkatan fleksibilitas menurunkan besarnya tekanan
horizontal yang bekerja pada gigi tiruan.2

Gambar 200. Berdasarkan kedalaman undercut, jenis bahan untuk membuat


clasp dipilih. Catatan: Selama mengukur undercut, pinggiran disk dan shank
dari pengukur undercut harus terhubung dengan gigi.2

107
Gambar 201. Jarak antara ketinggian kontur dan retentive terminal dapat
mempengaruhi panjang dan fleksibilitas clasp.2

Gambar 202. Untuk gigi yang sama, perulangan retentive arm. Loop
meningkatkan panjangnya fleksibilitas.2

iv. Taper of the clasp arm: Clasp arm harus sama lancip dari origin ke tip.
Dimensi pada tip harus setengah dari origin.2

Gambar 203. Retentive arm harus lancip sedemikian rupa sehingga


mengurangi setengah lebar dari proksimal ke terminal end. Untuk
mendapatkan fungsional yang lancip, kobalt kromium clasp yang baik harus
minimal 15 mm.2
v. Bentuk cross-sectional: Setengah lingkaran lengan clasp yang fleksibel di
dalam one plane (ke dalam atau luar). Fleksibel ada di semua planes. Clasp
bulat unggul tetapi mereka dihindari karena kesulitan dalam fabrikasi. Clasp
bulat setengah lentur dalam satu arah (jauh dari permukaan gigi). Sebuah
retentive clasp arm cor digunakan terutama di gigi yang didukung gigi palsu
parsial karena perlu untuk melenturkan selama insersi dan pelepasan gigi
tiruan.2

Gambar 204. Setengah putaran clasp (kelenturan hanya satu arah) .2

108
Pada Kennedys kelas 1, clasp memiliki kelenturan selama gerakan fungsional.
Harus lentur secara universal atau melepaskan gigi ketika gaya vertikal diterapkan.
Sebuah clasp bulat lebih disukai dalam kondisi ini. Hanya putaran clasp dapat
melibatkan undercut dari basis gigi tiruan.2

Approach of the Clasp Arm

Gingiva yang dekat dengan lengan clasp memiliki retensi yang lebih baik karena
mendorong terhadap ketinggian kontur selama dislodgement.2

Gambar 205. Sebuah bar clasp melihatkan dorongan dari tipe retensi.2

Stabilitas Hal ini didefinisikan sebagai, "Kualitas dari gigi tiruan harus tegas,
stabil, atau konstan, untuk melawan perpindahan oleh tekanan fungsional, dan tidak
mudah berubah posisi saat gaya diterapkan "- GPT.2

Semua komponen clasp kecuali retentive arm memberikan stabilitas


Cast sirkumferensial clasp lebih stabil karena berbahan kaku
Clasp memiliki bahu yang fleksibel dan bar clasp tidak memiliki bahu; oleh
karena itu, mereka memiliki stabilitas yang lebih rendah.

Support Hal ini didefinisikan sebagai, "Untuk menahan sebagai dasar atau
prop"- GPT.2


Resisten untuk perubahan gerakan protesa ke arah gingiva (sepanjang path of
insertion). (Sedangkan retensi adalah resistensi terhadap pergerakan gigi tiruan
terhadap path of insertion).2

Hal ini ada pada oklusal, lingual dan incisal rest.2

Resiprocation Hal ini didefinisikan sebagai, "Merupakan salah satu bagian dari
gigi tiruan yang dibuat untuk melawan efek yang diciptakan oleh bagian lain "- GPT.2

109

Hal ini ada pada rigid reciprocal arm yang kaku.

Tekanan yang dihasilkan oleh retentive arm. Hal ini juga menstabilkan gigi
tiruan terhadap gerakan horizontal. Dengan kata lain, hal ini dibentuk untuk
menahan gigi ketika retentive arm aktif. Jika reciprocal arm tidak ada untuk
resistensi yang tersedia untuk retentive arm.2

Gambar 206 a dan b. Retensi adalah resistensi terhadap pergerakan gigi tiruan
terhadap path of insertion.2

Gambar 206 c. Support adalah resistensi terhadap pergerakan gigi tiruan menuju path
of insertion.2

Gambar 206 d. Support diberikan oleh rests yang bertindak sebagai vertikal stops.2

110
Gambar 207. Reciprocation sangat penting untuk menstabilkan gigi terhadap efek
buruk dari retentive arm.2

Harus ditempatkan lebih ke sepertiga gingiva dan tengah gigi penyangga


(selalu di atas atau di ketinggian kontur).
Harus menghubungkan gigi penyangga bersama dengan atau sebelum retentive
arm selama insersi dan pelepasan.
Bagian lain offer reciprocation adalah:
Konektor utama plat lingual.
Occlusal rest placed yang ditempatkan pada sisi berlawanan dari gigi
disertai dengan konektor kecil.

Encirclement "Adalah perakitan clasp untuk mencakup lebih dari 180 dari gigi
penyangga baik dengan terus menerus atau merusak kontak untuk mencegah
dislodgement selama berfungsi ".2

Setiap clasp harus mengelilingi lebih 180 dari gigi penyangga. Encirclement
dapat berupa kontak terus-menerus seperti pada circumfrential clasp atau merusak
kontak seperti di bar clasp dengan setidaknya 3 bidang. Ketiga titik kontak adalah:2

Retentive terminal
Occlusal rest
Reciprocal arm

Embracement ini mencegah perakitan clasp yang bergerak keluar dari batas-
batas gigi selama berfungsi.2

Gambar 208. 180o Encirclement yang disediakan oleh Retentive arm (RT) rest (RS)
dan Reciprocal arm (RC) .2

111
Kepasifan hal ini didefinisikan sebagai "Kualitas atau kondisi tidak aktif atau
istirahat yang ditanggung oleh gigi, jaringan, dan gigi tiruan ketika gigi tiruan
sebagian lepasan dalam tempat tapi tidak di bawah tekanan pengunyahan "- GPT.2

Fungsi retentive harus bertindak hanya jika gaya dislodging ada. Jika clasp tidak
benar, kekuatan dapat terus terjadi pada gigi yang akan menyebabkan rasa sakit dan
nyeri.2

Jenis clasp

Tipe clasp antara lain:2

Circumferential or Akers clasps


Vertical projection or Bar or Roach clasps
Continuous clasp (Clasp berlanjut)

Cast circumferential clasp: "Sebuah clasp yang mengelilingi gigi lebih dari 180
derajat, termasuk sudut yang berlawanan, dan yang biasanya memiliki jumlah kontak
dengan gigi (seluruh tingkat clasp), dengan minimal satu terminal berada di daerah
infrabulge (gingiva konvergensi)"- GPT.2

Vertical projection / Bar clasps / Roach clasps: "Sebuah clasp yang memiliki
lengan bar jenis ekstensi dari konektor besar atau dari dalam dasar gigi tiruan; arm
passs berdekatan dengan jaringan lunak dan mendekati titik atau daerah kontak pada
gigi dalam arah gingivo-oklusal"- GPT.2

Continuous clasp: "Sebuah batang logam biasanya terletak pada permukaan


lingual gigi untuk membantu stabilisasi dan bertindak sebagai indirect retainer"-GPT.2

1. Cast Circumferential Clasp

Ini dikenal sebagai Akers clasp. Clasp ini merangkul lebih dari setengah dari
gigi penyangga. Mereka mungkin menunjukkan kontinyu atau hanya tiga titik kontak
dengan gigi. Arsitektur ini membantu clasp untuk menahan gigi penyangga cukup
tegas untuk mencegah rotasi pada gigi tiruan. Mereka mendekati undercut dari arah
oklusal.2

Keuntungan:2

Clasp mudah dibuat dan diperbaiki.

112
Retensi makanan rendah
Paling baik bila diterapkan dalam gigi yang didukung dengan gigi tiruan
sebagian.
Berasal dari support yang baik, menguatkan dan retensi.

Kekurangan:2

Mencakup luas permukaan gigi yang besar. Hal ini juga mengubah lebar mahkota
buccolingual. Ini mempengaruhi aliran makanan dan menyebabkan akumulasi
makanan. Ini menyebabkan dekalsifikasi dari struktur gigi. Kerusakan jaringan
lunak akan terjadi karena kurangnya stimulasi fisiologis.
Sulit untuk menyesuaikan dengan tang karena konfigurasi setengah putaran

Gambar 209. Perhatikan cast circumferential clasp alters pada lebar gigi dan
occlusal table.2

Jika clasp ini ditempatkan lebih tinggi (lebih oklusal) pada gigi, lebar dari food
table meningkat menyebabkan tekanan oklusal yang lebih besar.
Semua cast circumferential clasp tidak boleh digunakan melibatkan undercut
mesiobuccal dari gigi penyangga yang dekat dengan distal edentulous space.
Oleh karena itu, mereka tidak dapat digunakan untuk kasus-kasus dengan
undercut pada edentulous space.

Gambar 210. Sebuah oklusal yang mendekati Akers clasp tidak boleh digunakan
untuk undercut mesiobuccal dari gigi penyangga utama dalam basis gigi tiruan
ekstensi distal.2

113
Tipe dari Cast Circumferential Clasps

Cast circumferential clasp terdiri dari 11 tipe, yaitu:2

a) Simple circlet clasp2


Paling fleksibel dan banyak digunakan.
Baik untuk gigi didukung dengan gigi tiruan parsial.
Mendekati undercut dari ruang edentulous

Gambar 211. Simple circlet clasp.2

Melibatkan undercut, terletak jauh dari ruang edentulous


Clasp hanya dapat diatur dalam satu arah (yaitu buccolingual tapi tidak
occlusogingival).
Tidak dapat digunakan pada kasus-kasus perpanjangan distal karena
mereka melibatkan undercut mesio bukal.

b) Reverse, circlet or reverse approach clasp2


Clasp ini digunakan ketika retentive undercut pada gigi penyangga terletak
berdekatan dengan ruang edentulous
Pertimbangkan pada kondisi edentulous distal. Biasanya clasp akan timbul
dari permukaan distal gigi penyangga untuk mencapai mesial undercut.
Tapi clasp ini dirancang sedemikian rupa. Clasp muncul dari sisi mesial
dan berakhir pada undercut distal
Biasanya bar clasp lebih disukai untuk kasus ekstensi distal. Clasp ini
digunakan ketika bar clasp merupakan kontraindikasi. Misalnya:
Jika ada daerah undercut
Undercut jaringan lunak yang disebabkan oleh buccoversion gigi
penyangga.
Clasp ini digunakan dalam ekstensi distal basis gigi tiruan untuk
mengendalikan tekanan yang bekerja pada gigi penyangga terminal pada
sisa edentulous.

Kekurangan:2

Jika occlusal clearance tidak cukup, maka perlu mengurangi ketebalan clasp.
Ini akan mempengaruhi kekuatan clasp.

114
Occlusal rest yang jauh dari ruang edentulous tidak melindungi margin gigi
penyangga yang berdekatan dengan ruang edentulous. Oleh karena itu, sebuah
additional rest ditempatkan untuk memberikan perlindungan
Estetik kurang baik karena clasp berjalan dari mesial ke ujung distal dari
permukaan fasial.
Wedging mungkin terjadi antara gigi penyangga dan gigi tetangga bila occlusal
rest tidak dipreparasi dengan baik.

Gambar 212. Reverse circlet clasp.2

Gambar 213. Multiple circlet clasp.2

c) Multiple circlet clasp2

Adalah kombinasi dari dua clasp lingkaran sederhana yang digabung dari
ujung terminal pada reciprocal arms.
Hal ini digunakan untuk berbagi retensi dengan gigi tambahan pada sisi
yang sama dari lengkung rahang dimana jaringan periodontal yang ada
buruk.
Merupakan model splinting yang lemah
Kekurangan sama dengan simple dan reserve circlet clasps

d) Embrasure clasp or modified crib clasp2


Adalah kombinasi dari dua clasp lingkaran sederhana yang bergabung
dengan body.
Hal ini digunakan pada sisi lengkungan di mana ada tidak ada ruang
edentulous.
Clasp yang melintasi marjinal dua gigi untuk membentuk sisa oklusal yang
sama. Clasp muncul pada permukaan fasial dan. Setiap retentive arm
terletak di seberang sisi gigi
Struktur interproksimal gigi harus dihapus untuk memberikan ketebalan
yang cukup dari metal. Clasp bisa pecah jika logam yang terlalu tipis.

115
Gambar 214 (a). Embrasure clasp2

Gambar 214 (b). Pontic clasp2


Indikasi: Hal ini digunakan dalam Kennedy kelas II an kelas III tanpa
modifikasi.

Kadang-kadang, ruang edentulous yang sangat kecil dapat ditutup oleh
lubang di dinding clasp yang dimodifikasi disebut Pontic clasp.2

e) Ring clasp2
Pertimbangkan kondisi edentulous distal dengan undercut dimana
distolingual clasp tidak dapat ditempatkan (tidak ada undercut bukal).
Dalam kasus tersebut, retentive arm diperpanjang keseluruh gigi dari ujung
distobuccal untuk termiante di undercut distolingual dan sisi mesial gigi.
Hal ini digunakan dalam kasus-kasus dengan lingual molar gigi
penyangga. Molar rahang bawah biasanya tip mesiolingual dan molar
rahang atas utip mesiobukal. Oleh karena itu, dapat membuat undercut sisi
mesiolingual molar lebih rendah dan sisi mesiobuccal untuk molar atas.
Sebagai clasp yang panjang, additional support harus disediakan dengan
menambahkan auxillary bracing arm dari basis gigi tiruan konektor kecil
ke pusat ring clasp dipermukaan bukal.

Kekurangan:2

Perubahan dalam pola aliran makanan


Tidak dapat mempertahankan kualitas fisiknya.

116
Gambar 215. Ring clasp.2

Gambar 216. Auxiliary bracing arm untuk memperkuat ring clasp.2

Sulit untuk disesuaikan dan diperbaiki.


Cakupan permukaan gigi meningkat.

Kontraindikasi:2
Jika buccinators attachment terletak dekat dengan molar rahang bawah
Jika bracing arm harus menyeberangi lundercut

f) Fishhook or hairpin clasp or reverse action clasp2


Adalah jenis simple circlet clasp, melintasi loop permukaan fasial gigi
untuk melibatkan undercut proksimal.. Hal ini digunakan dalam kondisi
dimana undercut dekat ruang edentulous.

Gambar 217. Hairpin clasp.2

Arm atas kaku dan arm bawah fleksibel. Arm atas harus diposisikan diatas
ketinggian kontur sedemikian karena hal itu tidak mengganggu oklusi.

Indikasi2:
Undercut berdekatan dengan daerah edentulous.

117
Undercut jaringan lunak.

Kekurangan:2
Estetik buruk.
Dapat menyebabkan pengumpulan makanan dan terjebaknya makanan.

g) Onlay clasp2
Adalah perluasan dari mahkota logam atau onlay dengan clasp arm bukal
dan lingual.
Hal ini digunakan pada permukaan oklusal yang rendah pada gigi
penyangga (berada di bawah bidang oklusal) sehingga bidang oklusal yang
normal dapat dipulihkan dengan onlay.

Gambar 218. Onlay clasp.2

Jika onlay clasp terbuat dari paduan krom, gigi lawan harus dilindungi dengan
mahkota emas. Karena paduan krom bisa menghasilkan gesekan besar pada
enamel.
Sebagai clasp meliputi sejumlah besar struktur gigi, dapat menyebabkan
kerusakan permukaan enamel. Oleh karena itu, harus digunakan hanya dalam
mulut yang tahan akan karies.

h) Combination clasp2
Sebuah cast circumferential clasp tidak dapat digunakan ketika undercut
berdekatan dengan ruang edentulous, karena akan menghasilkan destruktif
pada distal gigi penyangga
Dalam kasus tersebut, a flexible wrought wire retentive arm digunakan
untuk menggantikan rigid cast alloy retentive arm. Clasp ini disebut
Kombinasi clasps karena mereka menggabungkan dua.
Karena memiliki fleksibilitas yang lebih besar dapat ditempatkan lebih
dalam pada undercut tanpa bahaya apapun untuk gigi penyangga.

118
Gambar 219. Combination clasp.2

Hal ini digunakan dalam gigi kaninus rahang atas dan premolar karena
mengutamakan estetik.

Keuntungan:2
Putaran konfigurasi wrought wire memberikan dua keuntungan
Memiliki kontak garis tipis, dan mudah untuk dipertahankan.
Hal ini dapat flex di semua planes.

Kekurangan:2
Prosedur laboratorium membosankan.
Mudah iterjadi distorsi.
Stabilitas kurang.

i) Half and half clasp2


Memiliki retentive arm yang timbul dari satu arah dan reciprocal arm yang
timbul dari yang lain.
Dua konektor kecil yang diperlukan untuk membangun ini. Konektor
minor pertama menempel disisa oklusal dan retentive arm pada konektor
mayor. Konektor minor kedua berkontak dengan reciprocal arm, yang
mana sama dengan bar clasp dengan atau tanpa auxillary rest.

j) Back-action clasp2
Ini merupakan modifikasi dari ring clasp.
Berikut konektor kecil terhubung ke akhir clasp arm dan occlusal rest yang
tidak di support.

Kekurangan:2
Kurangnya support untuk occlusal rest mengurangi fungsinya.
Memiliki prinsip biologis dan mekanis yang tidak sbaik.

119
Gambar 220. Back action clasp.2

k) Grassos clasp or VRHR clasp2


Dikembangkan oleh Grasso, clasp ini terdiri dari vertical reciprocal arm,
occlusal rest dan horizontal retentive arm, masing-masing timbul secara terpisah dari
konektor utama. Hal ini lebih dari konsep yang diajukan.2

Keuntungan:2
Meminimalkan kontak gigi tanpa mementingan keberhasilan.
Tidak memerlukan guide planes.
Cocok untuk gigi posterior dengan high survey line.
Penempatan retentive arm lebih estetik.
Keseimbangan antara retentive dan komponen reciprocal mencegah efek
whiplash dari retentive arm.

Kekurangan:2
Sulit untuk mempertahankan sebagai zona luar blok antara dasar dari
reciprocal arm dan gigi cenderung untuk mengumpulkan sisa-sisa makanan.

Gambar 221. Grassos clasp or vertical reciprocal horizontal retentive (VRHR).2

Vertical Projection atau Roach or Bar Clasp


Clasp yang didekat undercut gingiva. Memiliki tipe menekan retensi, yang lebih
efektif daripada retensi jenis tarik yang disediakan oleh circumferential clasp.2

Bagian dari Bar Clasp

120
Retentive arm dari bar clasp bervariasi. Semua komponen seperti rest, shoulder,
body, proksimal plate dan reciprocal arm yang mirip dengan cast circumferential
clasp. Retentive arm terdiri bar clasp untuk dua bagian yaitu lengan gingiva dan
retentive tip.2

Gambar 222. Approach arm.2

Approach Arm
Ini adalah konektor kecil yang menghubungkan ke konektor kecil basis gigi
tiruan. Ini adalah semi melingkar di penampang dan harus menyeberangi margin
gingiva di sudut kanan. Harus beradaptasi pada jaringan lunak dan tidak dapat dibuat
undercut jaringan lunak. Ini adalah satu-satunya konektor kecil fleksibel yang
dirancang dalam RPD.2

Retentive terminal
Ini bervariasi untuk setiap jenis bar clasp. berakhir pada permukaan gigi di
bawah undercut. Hal ini dapat dipasangkan atau tunggal. Terminal, yang undercut,
disebut retentive finger dan terminal lain disebut non-retentive finger. Ini membantu
untuk memberikan jenis dorongan yang kuat.2

Gambar 223. Retentive finger yang melibatkan undercut.2

Keuntungan:2
Sangat mudah untuk memasukkan dan sulit untuk dihilangkan.
Estetik baik, karena mengurangi struktur gigi.

Kekurangan:2
Cenderung untuk mengumpulkan sisa-sisa makanan.
Meningkatkan fleksibilitas tapi mengurangi bracing dan stabilisasi.
121
Unit menstabilkan tambahan diperlukan.

Pertimbangan desain2
Arm tidak mengenai jaringan lunak.
Permukaan jaringan dari retentive arm harus halus dan dipoles.
Retentive arm harus menyeberangi margin gingiva pada sudut 90 .
Digunakan jika undercut dekat daerah edentulous.
Retentive arm adalah konektor kecil yang timbul dari basis gigi tiruan. Hal ini
muncul dari daerah undercut dekat edentulous. Berjalan vertikal ke atas
dengan ketinggian kontur dari gigi penyangga sampai terminal ends.
Tertip dari retentive arm harus selalu menunjuk ke permukaan oklusal.
Bar clasp harus ditempatkan serendah mungkin pada gigi.

Jenis Bar Clasp


Bar clasp telah diklasifikasikan berdasarkan bentuk dari retentive terminal.
Setiap jenis dijelaskan secara rinci di bawah. T gesper.2
Digunakan dalam ekstensi basis distal gigi tiruan dengan undercut distobuccal

Gambar 224. retentive arm harus menyeberangi free margin gingiva di sudut kanan.2

Gambar 225. T clasp.2

Bisa juga digunakan untuk gigi yang didukung gigi tiruan parsial dengan
undercut alami. Karena clasp dirancang untuk menggunakan undercut yang
adatanpa membuat yang baru, ini disebut as clasping for convenience.
Tidak boleh digunakan pada gigi penyangga terminal yang terletak jauh dari
ruang edentulous.
Sebaiknya tidak digunakan selama jaringan lunak melemahkan
Clasp memiliki estetika yang baik namun karena fleksibilitas retentive arm
yang memiliki kualitas bracing yang buruk.
122
Modifikasi T clasps2
Hal ini mirip dengan T clasp tetapi non-retentive finger (biasanya terminal
mesial) dari 'T' terminal yang hilang
Hal ini digunakan pada gigi kaninus dan premolar untuk lebih estetik yang
baik
Tidak memiliki 180 encirclement.

Gambar 226. Modified T clasp.2

Y clasp2
Y clasp pada dasarnya adalah clasp T dimodifikasi sesuai gigi penyangga
tertentu di mana ketinggian kontur adalah tinggi pada faciomesial dan faciodistal
tetapi rendah pada bagian fasial.2

I clasp2
Digunakan pada permukaan distobukal gigi kaninus untuk estetika.
Hanya ujung clasp (2-3 mm) berkontak dengan gigi. Oleh karena itu, stabilitas
dan encirclement menurun.

Infrabulge clasp atau mirror view clasp by MM Devan2


Retentive arm untuk retentive terminal muncul dari perbatasan basis gigi tiruan
baik sebagai perpanjangan dari dasar cor atau melekat pada perbatasan dasar
resin.
Ada dua oklusal bertumpu pada setiap gigi penyangga.
Aspek lingual gigi penyangga mungkin berlapis (didukung) atau dibiarkan
terbuka.
Hal ini lebih fleksibel karena bagian dari logam dasar yang menimbulkan
retentive arm dipotong tidak lengkap. Preparasi disiapkan baik dengan mesin
atau menempatkan matriks band tipis saat casting.

123
Retentive arm juga dapat dibuat dari wrought wire, yang memiliki fleksibilitas
yang lebih tinggi. Kawat dapat disolder ke dasar logam atau tertanam di dasar
resin.

Gambar 227. Y clasp.2

Gambar 228. I clasp.2

Gambar 229. Mirror view clasp. Catatan: permukaan lingual gigi penyangga
yang berlapis.2

Gambar 230. Setengah dipotong dibuat untuk meningkatkan fleksibilitas retentive


arm.2

Keuntungan:2
Lebih estetika seperti yang ditempatkan lebih interproximal
Retensi meningkat tanpa adanya tipping pada gigi penyangga
Melawan distorsi selama penanganan
I-bar

124
Hal ini diperkenalkan oleh Kratochvil. Memiliki mesial rest yang timbul dari
konektor utama, I-bar retentive arm dan long proximale plate.2

Perbaikan clasp yang rusak

Perbaikan clasp yang rusak dapat dikelompokkan dengan:8

Repair with wrought wire clasp


Mengganti cast clasp

Memperbaiki cast clasp ketika pasien tetap menggunakan gigi tiruan

Memperbaiki occlusal rest yang rusak

Laser welding

3.2.2 Intracoronal Direct Retainers (Attachments)


Intracoronal direct retainers disebut demikian karena sebagian atau seluruh
komponen dapat berada dalam kontur anatomi gigi penyangga. Mereka adalah jenis
berikut:2
Internal attachment
External attachment
Stud attachment
Bar attachment
Special attachments

Secara umum semua attachment memiliki komponen male dan female yang
diproduksi menggunakan pengukuran standar. Mereka tidak dibuat seperti direct
retainer. Oleh karena itu, satu-satunya desain pertimbangan untuk preparasi gigi untuk
penempatan komponen female components.2

a. Internal attachment
Ini juga dikenal sebagai attachment presisi atau attachment gesekan atau kunci
dan alur pasak attachment atau lampiran paralel atau slotted attachment.2

Definisi

125
"Retainer, yang digunakan dalam removable parsial dentures construction, yang
terdiri dari kerangka logam dan melekat pada: kontur mahkota gigi penyangga dan
melekat pada pontik atau kerangka kerja gigi tiruan"- GPT.2

"Sebuah retainer yang terdiri dari wadah logam (matrix) dan fitting part (Patrix).
Matriks biasanya normal atau kontur mahkota diperluas pada gigi penyangga dan
Patrix yang melekat pada pontik atau gigi tiruan sebagian lepasan".2

Patrix yang melibati dinding vertikal dibangun ke mahkota gigi penyangga


untuk membuat gesekan resistensi selama pelepasan. Beberapa yang umum digunakan
internal attachment adalah:2
Ney-Chayes attachment.
Stern Goldsmith attachment.
Baker attachment

Gambar 231. Matrix (M) dan Patrix (P) dari intracoronal retainer.2

Keuntungan:2
Eliminasi komponen terlihat.
Stabilisasi horizontal.
Stimulasi jaringan di bawahnya karena vertical message.

Kekurangan:2
Persiapan abutment dan coran.
prosedur klinis dan laboratorium yang sulit
Sulit untuk diperbaiki dan diganti
Paling efektif pada gigi dengan mahkota kecil.
Kesulitan untuk menempatkan sepenuhnya dalam circumference dari gigi
tiruan

Kontraindikasi:2
Pulpa besar
Biaya

126
Internal surface tidak mengizinkan pergerakan horizontal dari gigi tiruan.
Kemiringan horizontal dan rotasi yang bekerja pada gigi tiruan ditransmisikan ke gigi
penyangga. Tidak boleh digunakan dalam basis gigi tiruan ekstensi.2

Gambar 232. Ketika digunakan dalam basis gigi tiruan ekstensi distal, Transfer gaya
horizontal intracoronal untuk gigi penyangga.2

Mereka dapat digunakan untuk gigi tiruan ekstensi distal yang mendasarkan jika
ada beberapa bentuk stress breaker (seperti engsel) hadir antara basis yang bergerak
dari gigi tiruan dan attachment kaku. Stress breaker mempersulit desain gigi tiruan;
maka, internal attachment umumnya dihindari dalam gigi tiruan esktensi distal.2

b. External attachment: mis ASC52, DALBO, CEKA, dan ERA


Attachment ini lebih estetis, ulet dan mudah untuk disisipi. Mereka diindikasikan
untuk pgigi tiruan anterior pada pasien muda dengan ruang pulpa besar.2

Gambar 233. External attachment.2

Kekurangan:2
Attachment berukuran besar membutuhkan lebih banyak ruang di dalam gigi
tiruan sebagian lepasan.
Rapuh dan mudah rusak.
Sulit untuk digantikan.

c. Stud Attachment: mis Gerber, Dalla BONA, dan ROTHERMAN


127
Attachment ini bertindak seperti stress director. Mereka digunakan untuk overdenture
abutment (Gambar. 18,191).

Keuntungan:2
Lebih fleksibel
Penurunan leverage
Dapat digunakan pada abutment malaligned.
Mudah untuk disesuaikan dan diperbaiki.

Gambar 234. Stud attachment.2

Kekurangan:2
Memiliki efek tipping pada gigi penyangga.
Desain kompleks
Tidak bisa digunakan dalam kasus-kasus dengan ruang terbatas.
Mahal.

d. Bar Attachment: mis Dolder, Hader


Hal ini digunakan ketika ada kehilangan tulang sekitar gigi penopang.

Keuntungan:2
Splinting kaku (rigid)
Cross-arch stabilisasi
Hal ini dapat digunakan bersama dengan attachment lainnya atau implan untuk
kombinasi fixed-removable prosthesis.

Gambar 235. Bar attachment.2

128
Kekurangan:2
Space requirement.
Membutuhkan shoulder.
Sulit untuk menjaga kebersihan mulut.

e. Special attachment
Attachment ini berbeda dari kedua attachment intracoronal dan
extracoronal dan diklasifikasikan secara terpisah, yaitu:2
Retensi berdasarkan perlawanan gesekan.
Retensi berdasarkan penempatan elemen di undercut.
Kedua jenis memiliki intracoronal atau extracoronal locking device
untuk memberikan retensi.2

Gambar 236. Intracoronal locking device.2

Gambar 237. Extracoronal locking device.2

Keuntungan:2
Sangat estetika
Mengurangi torsi dan tip gaya pada gigi penyangga.

Special attachment juga tergolong tipe locking dan non-locking. Jenis non-
locking dapat digunakan untuk Kennedy kelas I dan kelas Kasus II. Umumnya
digunakan special attachment adalah:2
Neurohr spring-lock attachment.
Neurohr-Williams shoe attachment.
Dowel rest attachment.
Zest anchor device.
Intracoronal magnets.
129
Hannes Anchor or IC plunger.
Servo Anchor SA or Ceka.
Bona Ball.
Rotherman.
Long copings.

a. Neurohr spring-lock attachment


Dr. F.G. Neurohr merancang sistem kunci pegas kawat pada tahun 1930. Ini
menggunakan sisa bagian vertikal meruncing dalam kontur gigi penyangga. Sebuah
single buccal clasp arm dengan ball tip melibatkan undercut di gigi penyangga.
Dengan ini merancang kekuatan oklusal pada dasar gigi tiruan yang ditransmisikan
hampir sejajar dengan sumbu panjang gigi penyangga.2

Gambar 238. Neurohr-Williams shoe attachment.2

Dr. Franklin Smith merancang attachment ini. Ini adalah modifikasi dari
Neurohr spring-lock attachment. Di sini, alur tambahan disusun berdasarkan sudut
garis distobuccal.2

Gambar 239 a dan b. Neurohr-Williams lampiran sepatu: (a) tampilan lateral, (b)
tampilan proksimal.2

Indikasi:2
Dapat digunakan untuk gigi penyangga yang miring
Hal ini dapat digunakan untuk gigi penyangga anterior untuk alasan estetika.

Keuntungan:2

130
Bertindak sebagai stress breaker selama distalrotas.
Menurunkan titik leverage saat kekuatan diterapkan
Internal reciprocation
Internal indirect retention
Sangat estetika
Bentuk sederhana
Lebih stabil

Kekurangan:2
Gigi penyangga mungkin bermigrasi ke anterior
Retensi kurang baik pada kasus gigi penyangga yang pendek dan miring,
gigitan yang dalam dan pulp besar.
Luas dan membutuhkan prosedur yang rumit.

b. Dowel rest attachment


Dr.Morris.J.Thompson mengembangkan desain ini. Memiliki kotak berbentuk
rest seat. Sebuah dimple (depresi) adalah dibuat pada permukaan lingual dari gigi
penyangga. Sebuah kotak (proyeksi) yang dibuat pada lingual arm dari kerangka gigi
tiruan sedemikian rupa sehingga cocok dalam dimple.2

Tidak ada clasp yang terlihat namun retensi dicapai oleh locking of the dimple
dan box. Lingual arm merupakan perpanjangan dari konektor utama. Hal ini
dipisahkan dari konektor utama dengan pemotongan lengkap yang dibuat oleh salah
satu mesin atau dengan menempatkan sebuah matriks selama pengecoran untuk
meningkatkan fleksibilitas.2

Gambar 240. Dowel rest attachment.2

Keuntungan:2
Tidak ada kontak dari gigi tiruan dengan gigi penyangga.
Lingual arm fleksibel
Akumulasi makanan sedikit
Estetika dan mudah untuk dipertahankan
131
Dapat digunakan disertai gigi tiruan parsial tetap.

Kekurangan:2
Terbatas stabilitas horizontal.
Kkuatan yang lebih ditransmisikan ke edentulous ridge.

c. Zest Anchor device


Memiliki nilon male yang melekat pada basis gigi tiruan, yang cocok dengan
memasukkan female ke dalam gigi penyangga.2

Gambar 241. Zest anchor device.2

d. Intracoronal magnets
Magnet dengan polaritas yang berlawanan ditempatkan di rest seat dan
basis gigi tiruan. Daya tarik magnetic menghasilkan retensi.

Gambar 242. Intracoronal magnets.2

e. Hannes Anchor or IC plunger


Disini plunger male cocok untuk dimple di permukaan proximal gigi
penyangga. Dimple diletakan pada ketinggan kontur permukaan proksimal gigi
penyangga.2

132
Gambar 243. Hannes anchor atau IC plunger.2

Dimple terletak di bawah ketinggian kontur gigi penyanggat.

f. Servo Anchor (SA) or Ceka


Di sini, retainer male ditempatkan pada basis gigi tiruan dan perangkat
laki-laki melekat pada gigi penyangga.2

Gambar 244. Servo anchor.2

g. Bona ball
Hal ini mirip dengan Servo Anchor (SA) atau Ceka.2

Gambar 245. Bona ball-male pada gigi tiruan.2

Gambar 246. Bona ball-male pada abutment.2

h. Rotherman

133
Sebagai low profile retaining device. Komponen male melekat pada
gigi penyangga. Female retentive melekat pada basis gigi tiruan. Mengompres
atau menyebarkan retentive clips dapat mengubah retensi.2

Gambar 247. Rotherman low profile retaining device.2

i. Long copings
Mereka digunakan dalam kasus-kasus dengan bibir sumbing, crossbite,
deep bite dll. Sebuah overdenture ditempatkan pada copings.2

Gambar 248. Long coping overdenture attachment.2


3.3. Indirect Retainers
Definisi "Sebuah bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan yang membantu direct
retainer dalam mencegah perpindahan distal basis gigi tiruan dengan ekstensi
berfungsi melalui aksi tuas di sisi berlawanan dari garis titik tumpu"-GPT.2
Sebuah Indirect retainer adalah satu, yang membantu direct retainer untuk
mencegah perpindahan gigi tiruan ekstensi distal dengan melawan gerakan rotasi dari
gigi tiruan sekitar garis titik tumpu yang ditetapkan paling posterior occlusal rest.2

Gambar 249. Fungsi dasar dari indirect retainer adalah mencegah gerakan rotasi dari
gigi tiruan. Pertimbangkan dari diagram diatas dimana gigi tiruan akan berputar di

134
sumbu terminal gigi penyangga. Menempatkan auxillary rest tegak lurus ke titik
tengah sumbu terminal gigi penyangga takan mencegah rotasi dan memberikan retensi
secara langsung.2

Forces Acting on the Denture


Respon gigi tiruan untuk berbagai kekuatan berperan penting dalam indirect
retention. Selama berfungsi, gigi tiruan terkena berbagai kekuatan rotasi. Kekuatan ini
menghasilkan gerakan rotasi dari gigi tiruan. Mutasi gigi tiruan dapat terjadi dalam
tiga planes.2

Movement towards the tissue


Gerakan ini dicegah oleh kehadiran dari rest. Rest adalah bagian dari perakitan
clasp yang terletak pada permukaan oklusal gigi. Rest bertindak sebagai vertical stop
ketika gaya oklusal mendorong gigi tiruan kebawah (arah jaringan).2

Gambar 250. Oklusal (primer dan auxillary) terletak mencegah pergerakan tissue-
ward gigi tiruan karena gaya vertikal.2

Movement towards the teeth


Kekuatan ini mempengaruhi retensi gigi tiruan. Gerakan ini dicegah oleh
aktivasi direct retainer, yang pasif dalam keadaan normal.2

Gerakan ke arah buccolingual (horizontal)


Gerakan ini mempengaruhi stabilitas gigi tiruan. Gerakan ini dicegah oleh
komponen yang stabilisasi dari gigi tiruan. Mis: konektor utama, gigi tiruan flange,
dll.2

Fulcrum lines

135
Ketika salah satu dari kekuatan yang disebutkan di atas bertindak pada gigi
tiruan, gigi tiruan cenderung untuk memutar sekitar garis titik tumpu (sumbu rotasi).
Garis titik tumpu ini biasanya terbentuk di sumbu terminal gigi penyangga (garis yang
menghubungkan dua posterior atau lebih). Fulcrum line didefinisikan sebagai garis
imajiner yang mengelilingi gigi tiruan yang cenderung untuk berotasi-GPT. Ada dua
tipe mengenai fulcrum lines:2

Gambar 251. Sebuah garis titik tumpu melewati sumbu terminal gigi tiruan.2

Retentive fulcrum line


"Sebuah garis imajiner yang menghubungkan titik-titik clasp arms, sekitar gigi
tiruan yang cenderung memutar ketika mengalami gaya, seperti tarikan pada makanan
lengket"- GPT.2

Gambar 252. Sebuah retentive fulcrum line yang melalui retentive tips dari clasp
yang menahan tarikan gigi tiruan karena makanan lengket. Setelah gigi tiruan mulai
memutar retentive arm dapat menjadi aktif dan memiliki retensi pada undercut.2

Stabilisasi fulcrum line


"Sebuah garis imajiner, yang menghubungkan occlusal rest, sekitar gigi tiruan
yang cenderung untuk memutar saat ada gaya kunyah"- GPT.2

Jarak antara garfulcrum line dan titik aplikasi gaya yang menentukan jumlah
rotasi. Jika fulcrum line adalah terletak jauh dari titik dimana gaya diaplikasikan,
136
rotasi gigi tiruan minimal. Untuk mencegah rotasi gigi tiruan, fulcrum line harus
berpindah dari daerah yang diaplikasikan gaya. Hal ini dicapai dengan menambahkan
daerah edentulous.2

Gambar 253. Memindahkan fulcrum line dari titik aksi gaya oklusal secara indirect
retention.2

3.3.1. Prinsip dari indirect retainers


Pertimbangkan panjang bar yang memiliki single support. Ketika bar ditarik
pada salah satu ujungnya, yang lain akan turun. Sekarang, jika bar yang sama
memiliki support di ujung lain, maka bar tidak akan turun.2

Gambar 254 (a). Sangat mudah untuk mengangkat bar dengan single support yang
bertindak seperti sebuah fulcrum dan memungkinkan rotasi bebas pada bar.2

Ini merupakan mekanisme yang sama pada indirect retainer. Ketika gigi tiruan
cenderung memutar sepanjang retentive fulcrum line, gigi tiruan berputar di sekitar
single support yaitu direct retainer. Memberikan tambahan support dari fulcrum line
dalam bentuk occlusal rest dapat mencegah rotasi gigi tiruan dan fungsinya sebagai
indirect retainer.2

137
Gambar 254 (b). Bar yang sama di support oleh lebih dari satu support tidak dapat
dengan mudah diangkat di salah satu ujung karena support dari gaya (E) akan
mencegah pergerakan kebawah dari bar. Jika gaya tambahan diaplikasikan untuk
mengangkat bar, support dari gaya akan bertindak sebagai fulcrum of rotation. Karena
fulcrum of rotation jauh dari gaya, gaya tambahan diperlukan untuk tidak
menstabilkan bar. (mis) support ke dua secara tidak langsung telah meningkatkan
retensi bar.2

Gambar 255. Bila gigi tiruan diangkat dari jaringan, cenderung berputar di direct
retainer. Penambahan dari auxillary rest anterior ke titik rotasi gigi tiruan akan
berfungsi sebagai indirect retainer dan mencegah rotasi gigi tiruan.2
3.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas indirect retainers
Efektivitas rest dan indirect retainer dan mempertahankan perakitan clasp, akan
ada perpindahan menyeluruh bukan rotasi. Dalam kasus tersebut, indirect retainer
tidak dapat membantu untuk mempertahankan gigi tiruan. Dengan kata lain, indirect
retainer tidak berguna jika direct retainer tidak berfungsi dengan baik.2

Jarak dari fulcrum line


Tindakan dari direct retainer meningkat dengan peningkatan jarak antara
fulcrum line dan titik pengaplikasian gaya.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di sini adalah:2

Panjang dari distal extension base: Untuk long span bridge indirect retainer
harus ditempatkan jauh dari anterior dari fulcrum line sebisa mungkin.

Lokasi dari fulcrum line: Idealnya indirect retainer harus berada pada titik
pendicular ke titik tengah dari fulcrum line.2

138
Gambar 256. Fungsi maksimum dari indirect retainer adalah diperoleh ketika
ditempatkan pada titik tegak lurus terhadap titik tengah sumbu rotasi.2

Jarak indirect retainer dari fulcrum line: Indirect retainer harus ditempatkan
sejauh mungkin jauh dari fulcrum line.2

Gambar 257. Besar jarak antara indirect retainer dan fulcrum line adalah
indirect retention.2

Kekakuan konektor support indirect retainer: Jika konektor fleksibel,
kelebihan dari indirect retainer akan hilang.

Efektivitas permukaan gigi support: Indirect retainer harus ditempatkan di rest
seat yang sudah pasti. Inklinasi gigi dan gigi yang lemah sebaiknya tidak
digunakan untuk menempatkan indirect retainer.

3.3.3. Fungsi dari indirect retainer

Bagian dari fulcrum line yang jauh dari titik pengaplikasian gaya, sehingga
menangkal gaya angkat dan menstabilkan gigi tiruan.2

Gambar 258. Indirect retainer juga menggeser fulcrum line dari titik pengaplikasian
gaya. Hal ini meningkatkan ambang gaya yang dibutuhkan untuk menggangu
stabilitas gigi tiruan.2


Gaya horizontal dengan menyediakan support dan stabilitas gigi tiruan.
Support dan stabilitas diperoleh dari kontak proksimal konektor kecil dengan
permukaan gigi aksial.2

139
Gambar 259. Plate proksimal konektor kecil mendukung auxillary rest yang
membantu untuk menstabilkan gigi penyangga dalam melawan gaya
horizontal.2

Gigi anterior dapat splinted dan dilindungi terhadap pergerakan lingual dengan
indirect retainer.

Ini dapat bertindak sebagai auxillary rest untuk mendukung bagian dari
konektor utama.

Dislodgement indirect retainer dari rest seat pada basis gigi tiruan adalah
indikasi penurunan yang membutuhkan pelapisan kembali.

3.3.4. Tipe dari indirect retainer


Tipe yang paling umum digunakan indirect retainer adalah koneksi rest yang
berhubungan dengan konektor kecil. Dalam beberapa kasus retensi tidak langsung
diperoleh tanpa rest. Pada bagian berikutnya, kita akan membahas mengenai berbagai
jenis indirect retainer dan salient features.2

1. Auxillary occlusal rest2


Paling sering digunakan.
Terletak pada permukaan oklusal jauh dari ekstensi dasar pada distal
Hal ini diletakkan tegak lurus dengan fulcrum line. Jika perpendicular
ends pada area insisal harus dihindari.
Karena gigi insisivus memiliki akar tunggal dan permukaan vertikal
gigi yang tidak ada support rest. Juga rest di daerah insisal
menghasilkan gangguan pada lidah.
Dalam kasus seperti itu biasanya terjadi pergeseran ke mesial marginal
ridge pada premolar pertama di sisi lain.
Kennedy kelas I kasus bilateral rest pada premolar pertama digunakan
Dalam kasus

2. Ekstensi Caninus dari occlusal rest.2


Dalam beberapa kasus finger seperti ekstensi (Lug seat) dari premolar rest
ditempatkan pada lingual slope dari adjacent canine.

140
Hal ini digunakan ketika premolar pertama juga harus bertindak sebagai
penyangga utama.
Gigi penyangga didefinisikan "gigi yang digunakan untuk support
langsung dari gigi tiruan cekat atau lepasan "- GPT.
Desain ini menghindari tindakan tipping dari single cingulum canine rest.

Gambar 260 (a). Lug seat extention dari premolar yang berdekatan dengan gigi
penyangga. Ini berfungsi sebagai indirect retainer dengan menggeser fulcrum line
anterior.2

Gambar 260 (b). Lug seat tidak memerlukan konektor kecil yang terpisah untuk
support. Cingulum rest pada preparasi gigi yang kurang dan tidak menghasilkan gaya
tipping pada kaninus.2

3. Canine rest 2
Jika marginal ridge bagian mesial pada premolar pertama berada dekat
dengan garis titik tumpu, maka dpat digunakan canine rest.
Desain ini dapat dimodifikasi dengan menempatkan minor connector
anterior pada kaninus tersebut. Pengait minor connector berada di belakang
cingular rest. Hal ini meningkatkan efektivitas indirect retainer (karena
peningkatan jarak dari garis titik tumpu).

141
4. Continuous bar retainers dan linguoplates2
Ketika continuous bar retainers dan linguoplates terletak di lingual
cenderung ke gigi anterior, continuous bar retainers dan linguoplates bukan
merupakan indirect retainers tetapi mereka membantu untuk memberikan
indiriect retention.
Continuous bar retainers dan linguoplates dirubah menjadi indirect
retainers ketika memiliki terminal rest.
Dalam klasifikasi Kennedy kasus kelas I dan kelas II, retainer harus
ditempatkan tepat di atas sepertiga tengah gigi anterior untuk menghindari
pergerakan gigi yang tidak diinginkan.

Gambar 261. Continuous bar retainers dan linguoplates bisa sebagai indirect
retainer. Mereka harus meluas sampai lebih dari 2/3 permukaan gigi untuk
sebagai retensi.2

5. Daerah modifikasi
Mempertimbangkan kasus kelas II modifikasi 1, di mana garis titik
tumpu berjalan dari premolar kedua kiri ke molar kedua kanan. Di sini, unsur
pendukung dari direct retainers (rest) pada sebelah kanan premolar pertama
dapat berfungsi sebagai indirect retainer karena terletak cukup jauh dari sumbu
rotasi.2

142
Gambar 262. Direct retainer (dari modifikasi ruang) berada di anterior sumbu
terminal abutment yang mungkin juga dapat berfungsi sebagai indirect retainers
asal mereka berada cukup jauh dari garis tumupuan.2

Jika sisa oklusal pada secondary abutment cukup jauh dari garis titik tumpu,
maka dapat berrfungsi sebagai indirect retainer. Secondary abutment adalah
gigi yang digunakan sebagai pendukung bersama dengan primary abutment.
Secondary abutment tidak memberikan dukungan langsung. .2

Gambar 263. Jika secondary abutment berada lebih jauh dari titik tumpu
dibandingkan dengan direct retainers dari modifikasi ruang, maka secondary
abutment akan lebih efisien seperti indirect retainer.2

Jika hanya satu gigi yang hilang di daerah modifikasi, occlusal rest di sisi ini
harus memberikan dukungan untuk major connector yang tidak didukung
bersama dengan indirect retention. Mempertimbangkan mandibular pada kasus
kelas II modifikasi 1. Gigi yang hilang adalah 36, 37 dan 46. Rest pada 15
dihindari, karena lebih dekat dengan garis titik tumpu. Rest 13 digunakan
sebagai indirect retainer dan didukung ke major connector.2

143
Gambar 264. Jika direct retainer pada modifikasi ruang tidak memiliki jarak
yang cukup dari titik tumpu untuk berfungsi sebagai indirect retainer. Rest
harus diletakkan di anterior sejauh mungkin dari titik tumpu untuk berfungsi
sebagai indirect retainer.2

6. Rugae Support

Daerah rugae yang ditempatkan dengan kuat dan baik, dapat
digunakan sebagai retensi indirect untuk palatal horseshoe lacks yang adekuat.
Horseshoe lacks yang adekuat ini juga sebagai retensi posterior. Oleh karena
itu, dukungan rugae digunakan sebagai indirect retainer.2

Dukungan jaringan yang berasal dari rugae kurang efektif daripada
gigi yang didukung oleh indirect retainer.2

7. Retensi direct indirect



Kadang-kadang, kekuatan timbal balik dari direct retainer yang berada di
anterior garis titik tumpu mungkin juga berfungsi sebagai indirect retainer.2

Gambar 265. Kekuatan timbal balik dari direct retainers cukup jauh dari garis titik
tumpu bisa berfungsi sebagai indirect retainer.2

8. Retensi tidak langsung dari major connector



Pada lengkungan mandibula, retensi dari basis gigi tiruan harus cukup
untuk menghindari gerakan gigi tiruan menjauhi jaringan.

Pada lengkung rahang atas, full palatal coverage biasanya diperlukan
untuk direct retention tambahan terutama ketika hanya gigi anterior yang ada.2

144
Major connector memberikan indirect retention karena sifatnya yang rigid.
Beberapa major connector diperpanjang lebih dari dua atau tiga planes dan
menghasilkan L beam effect yang membantu untuk meningkatkan indirect retention.
Indirect retention dari major connector diperoleh dari resistensi terhadap distorsi.

Gambar 266. Rigid major connector menolak distorsi dengan mendistribusikan gaya
yang bekerja dan memberikan indirect retention.2

3.4. Basis gigi tiruan

Basis gigi tiruan didefinisikan sebagai, "bagian dari gigi tiruan yang bertumpu
pada mukosa mulut dan gigi yang melekat".2

"Bagian dari gigi tiruan sebagian lengkap atau removable yang memiliki rest pada
basal seat dan gigi yang melekat" GPT.2

3.4.1. Persyaratan yang ideal

Persyaratan basis gigi tiruan yang ideal adalah:2

Adaptasi jaringan yang akurat dengan perubahan minimal dalam volume.


Konduktivitas termal.
Kekuatan yang cukup untuk melawan fraktur atau distorsi.
Mudah dibersihkan.
Kemampuan untuk reline jika diperlukan.
Biaya efektif.
Kemampuan untuk mencapai akhir yang baik.

145
3.4.2. Jenis basis gigi tiruan

Jenis basis gigitiruan yang paling umum digunakan antara lain:2

1) Akrilik
2) Metal
3) Kombinasi

1) Basis gigi tiruan resin akrilik


Basis resin akrilik gigi tiruan yang digunakan disertai dengan penggantian gigi
akrilik. Hal ini terutama digunakan untuk distal extension partial dentures. Basis
tertelak pada framework dari minor connectors. Resin harus memiliki ketebalan
minimal 1,5 mm untuk memiliki kekuatan yang memadai.2

Keuntungan:2

Gigi anterior dapat dikembalikan pada posisi semula (tingkat estetik) bahkan dalam
kasus dengan residual ridge resorption.
Mengembalikan kontur edentulous ridge.
Menunjukkan kontur normal bibir dan pipi.
Dapat dilakukan reline bila diperlukan.

Kekurangan:2

Harus memiliki rest di area yang luas agar stress dapat tersebar dengan baik.
Karena basis gigi tiruan akrilik harus tebal untuk menahan tekanan oklusal, maka
jumlah ruang yang tersedia untuk penempatan gigi tiruan berkurang. Hal ini
menjadi lebih bermasalah dalam kasus-kasus dengan jarak antar-lengkung
berkurang.
Dapat patah pada penggunaan.
Cenderung berubah akibat melepaskan strains internal.
Cenderung terjadi deposit saliva. Hal ini menyebabkan pembentukan kalkulus dan
iritasi jaringan lunak.
146
2) Basis gigi tiruan logam
Terutama digunakan untuk gigi yang menggunakan gigi tiruan sebagian.

Keuntungan:2

Adaptasi jaringan lunak yang akurat untuk mendapatkan retensi yang lebih baik
dan pemulihan kontur wajah.
Perawatan permanen dari bentuk rongga mulut tanpa distorsi, basis gigi tiruan resin
cenderung mendistorsi akibat melepaskan strains internal.
Mudah dibersihkan dan deposit saliva tidak menumpuk di bawah basis metal.
Lebih kuat dibandingkan dengan akrilik.
Basis logam yang tipis dapat digunakan dalam kasus-kasus dengan resorpsi ridge
yang parah.
Menimbulkan sedikit gangguan pada lidah.
Respon jaringan lunak yang lebih baik. Hal ini karena bahan ini memiliki
kepadatan dan bersifat bakteriostatik.

Kekurangan:2

Sulit untuk di trim dan disesuaikan.

Over-ekstension dapat melukai jaringan lunak

Under-ekstension dapat menyebabkan resorpsi ridge, karena tekanan terkonsentrasi


dalam area yang lebih kecil.2

Estetik kurang.

Sulit untuk reline atau rebase.

Gambar 267. Basis gigi tiruan logam dengan ekstensi yang cukup cenderung
berkonsentrasi terhadap beban kunyah pada area yang kecil.2

147
3.4.3. Penggantian gigi

Penggantian gigi pada gigi tiruan ditempatkan dalam protesa. Gigi tiruan melekat
pada basis gigi tiruan dalam metode berikut:2

Gigi akrilik dipadukan dengan resin basis gigi tiruan akrilik.


Porselen atau gigi acrylic tube biasanya disemen pada basis metal.
Gigi resin dibuat secara langsung di atas basis metal. Kekuatan gigi metal
ditentukan oleh microscopic interlocking.
Gigi logam dicetak bersama dengan framework.

Ada berbagai jenis gigi pengganti yang tersedia. Masing-masing memiliki


kelebihan, kekurangan, syarat dan indikasi. Berdasarkan gigi yang dipilih untuk pasien,
desain gigi tiruan akan semakin bervariasi.2

1) Gigi pengganti anterior


Dalam hal ini, estetika adalah faktor utama yang menjadi perhatian.

a. Gigi akrilik
Gigi akrilik adalah jenis yang paling umum digunakan sebagai
pengganti gigi tiruan. Gigi akrilik memiliki estetika yang unggul dan
retensi yang baik. Gigi ini tidak dapat dilakukan rebased dan memiliki
resistensi terhadap aus akibat penggunaan yang buruk.2

b. Gigi porselen
Gigi porselen memiliki kekerasan dan ketahanan abrasi yang lebih
baik daripada gigi plastik. Resisten terhadap aus yang sangat tinggi dan
dapat mempertahankan dimensi vertikal pasien untuk jangka waktu lama.
Gigi poselen memiliki estetik yang terbaik.2

Tetapi gigi porselen memiliki resistensi fraktur yang buruk. Gigi


porselen harus dipotong agar sesuai dengan ruang edentulous dan kerangka
logam di bawahnya. Hal tersebut dapat melemahkan gigi porselen. Gigi
porselen digunakan hanya ketika terdapat jarak inter-oklusal yang cukup.2

148
Gigi porselen secara mekanis dipertahankan pada basis gigi tiruan
akrilik dengan bantuan retentive pin. Basis gigi tiruan akrilik melekat
metal minor connector dengan bantuan:2

Nail heada
Diagonal spurs
Retensi loop

c. Gigi plastik
Gigi plastik memiliki kekuatan yang tinggi tetapi memiliki retensi
yang buruk dibandingkan dengan porselen. Estetiknya cukup untuk
sebagian besar kasus.2

Keuntungan:2

Estetik sangat baik.


Penyebaran stress yang lebih luas.
Mudah untuk dilakukan reline.
Dapat mengembalikan kontur ridge yang hilang.

Kekurangan:2

Sulit untuk penggantian gigi tunggal


Membutuhkan lebih banyak bulk untuk mencapai kekuatan yang
memadai

d. Gigi logam dengan facing


Gigi logam dengan facing memiliki kekuatan yang lebih tinggi; maka,
biasanya digunakan pada pasien dengan jarak oklusal yang berkurang. Facing
harus disesuaikan dengan ridge untuk mencapai tampilan yang alami.2

Facing mudah untuk dibuat dan dapat ditukar kapan saja saat diperlukan.
Tapi memiliki estetis yang rendah karena metal backing cenderung lebih terlihat
dibandingkan dengan facing akrilik atau porselen.2

Dalam kasus dengan gigitan dalam, gigi asli beroklusi dengan metal
backing. Relining tidak mungkin dilakukan jika menggunakan gigi ini.2
149
e. Tube teeth
Hal ini didefinisikan sebagai, "gigi tiruan dengan vertikal, aperture
silinder internal yang membentang dari pusat dasar atas ke bagian dalam gigi, di
mana pin dapat ditempatkan atau dicetak untuk perlekatan gigi ke basis gigi
tiruan (tetap atau lepasan)"-GPT.2

Tube teeth ini terutama digunakan untuk penggantian gigi tunggal. Tube
teeth terbuat dari gigi tiruan plastik atau porselen dengan saluran diatas
permukaan ridge lap gigi. Sebuah post logam ini dibuat bersama dengan
kerangka logam dengan waxing saluran gigi ini selama pembuatan pola.2

Gambar 268. Tube teeth.2

Keuntungan:2

Post ditutupi oleh akrilik atau porselen, memiliki estetika yang lebih baik
Waktu pembuatan lebih sedikit.
Bisa juga digunakan untuk mengganti gigi premolar.

Keterbatasan:2

Membutuhkan ruang mesiodistal dan ruang oklusal.


Membutuhkan well-healed ridge, gigi harus beradaptasi dengan jaringan
lunak untuk mencapai estetika yang lebih baik.
Tidak bisa digunakan untuk penggantian gigi yang multiple.

f. Reinforced acrylic pontics (RAP)


Ini adalah kombinasi dari gigi dengan facing dan tube teeth. Gigi
memiliki proyeksi logam atau lingkaran pada bagian gingiva dari permukaan
lingual. Loop ini memberikan retensi dan kekuatan yang lebih baik. Bagian

150

Gambar 269. Pontik akrilik yang sudah diperkuat.2


facial dan insisal terbuat dari akrilik (estetika dan shade matching) dan diproses
bersama dengan framework.2

Keuntungan:2

Kuat
Estetik yang lebih baik
Bagian bawah gigi beroklusi dengan akrilik
Dapat digunakan dalam ruang edentulous yang terbatas.

Keterbatasan:2

Tidak ada dukungan dari ridge.


Tidak bisa digunakan pada ridge yang resorpsi
Relining tidak memungkin untuk dilakukan.

2) Gigi pengganti posterior


Ada enam jenis gigi posterior pengganti yang umum digunakan:2
a. Gigi plastik
Memiliki resistensi terhadap aus yang kurang. Hal ini menyebabkan
hilangnya dimensi vertikal dan pengunyahan tidak efisien. Oleh karena itu,
pasien harus sering ditinjau untuk mendeteksi oklusal.2

b. Gigi porselen
Digunakan hanya ketika gigi lawan juga merupakan pengganti gigi seperti
akrilik atau porselen. Gigi ini memiliki retensi dari resin akrilik dengan lubang
diatoric.2

Gambar 270. Gigi porselen posterior dengan retensi lubang diatoric di permukaan
gingiva.2

c. Pontik metal
151
Dapat berupa full-metal crown atau metal crown dengan veneer. Pontik
metal digunakan dalam kasus di mana akrilik atau porselen gigi tidak dapat
diberikan.2

Contoh: Ketika ada pengurangan jarak oklusal atau ketika ada


keterbatasan ruang inter dental. Pontik metal dapat terbuat dari emas atau
chrome alloy. Oleh karena itu, permukaan oklusal harus ditutup dengan resin
sewarna gigi. Emas lebih disukai karena memiliki kekuatan yang memadai dan
mengembalikan oklusi untuk batas maksimum.2

d. Metal pontics with acrylic windows


Dalam kasus dengan ruang yang berkurang dan kebutuhan estetika,
permukaan bukal dari pontik akan dihilangkan dan akrilik sewarna gigi
diletakkan pada permukaan bukal.2

e. Tube teeth
Sebagian besar digunakan untuk pengganti gigi posterior terutama untuk
premolar rahang atas. Tidak digunakan untuk distal extension prothesis.2

f. Reinforced acrylic pontics (RAP)


RAP adalah gigi akrilik yang diperkuat dengan perluasan loop metal
sampai ke setengah gingiva dari permukaan lingual. Akrilik yang dibuat
menutupi metal. Metal memberikan kekuatan pada gigi.2

Keuntungan:2

Kekuatan yang sangat baik dan estetika.


Dapat dirancang sedemikian rupa.
Tetap kuat bahkan dalam ukuran yang kecil. Oleh karena itu, dapat
digunakan dalam kasus-kasus dengan pengurangan ruang antar-lengkung.

Kekurangan:2

Kontraindikasi untuk kasus-kasus dengan resorpsi ridge yang parah.


Sedikit dukungan yang dapat diperoleh dari ridge.
Tidak bisa dilakukan reline.
Bonding antara gigi dan Basis gigi tiruan
152
Mekanisme bonding bervariasi sesuai dengan jenis basis gigi tiruan dan
penggantian gigi yang digunakan. Bonding basis gigi tiruan dapat dikelompokkan
menjadi:2

Teknik
Chemical
Chemicomechanical
Etsa asam (Microretention)
Silanation (metode Tribo-chemical). Ini adalah kombinasi dari etsa asam dan ikatan
kimia.

3.5. Prinsip dari Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Sebuah gigi tiruan harus dirancang untuk memperoleh keseimbangan antara


kedua faktor mekanis dan biologis. A. H. Schmidt pada tahun 1956 menyatakan lima
prinsip berikut untuk dipertimbangkan selama pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan, yaitu:2

1. Dokter gigi harus memiliki pengetahuan mendalam dari kedua faktor mekanis
dan biologis yang terlibat dalam desain gigi tiruan sebagian lepasan . Dokter gigi
harus tahu tentang berbagai gaya yang bekerja pada gigi tiruan dan jaringan
lunak.
2. Rencana perawatan harus didasarkan pada pemeriksaan lengkap dan diagnosis
dari pasien. Kelalaian dalam diagnosis yang tepat akan mengakibatkan kegagalan
prostesis.
3. Dokter gigi harus berkorelasi faktor terkait dan menentukan rencana perawatan
yang tepat. Dokter gigi harus memeriksa kondisi oral terlebih dahulu dan
melakukan perawatan yang diperlukan sebelum merancang gigi tiruan sebagian
lepasan.
4. Gigi tiruan sebagian lepasan harus mengembalikan bentuk dan fungsi tanpa
cedera pada struktur mulut yang tersisa. Harus menghasilkan estetika yang
memadai dan fungsi tanpa mengorbankan kesehatan jaringan lunak.
5. Gigi tiruan sebagian lepasan adalah bentuk perawatan dan tidak menyembuhkan.
Bahkan setelah insersi, pasien harus ingat dan dikaji ulang untuk memastikan
keberhasilan pengobatan.
153
3.5.1. Beberapa prinsip terkait pada fungsi dari gigi tiruan sebagian lepasan


Gaya yang berbeda yang bekerja pada gigi tiruan di dalam mulut.2

Respon dari gigi tiruan untuk gaya yang bekerja di atasnya.2

Metode Desain, yang membantu untuk membatasi dampak dari kekuatan yang
membahayakan.2

3.5.2. Gaya yang berbeda pada gigi tiruan di dalam rongga mulut

Rongga mulut adalah struktur kompleks yang tertutup oleh banyak otot. Gaya
yang bekerja pada gigi tiruan berasal dari sumber yang berbeda dan dalam arah yang
berbeda. Berbagai kekuatan dan asal dari gaya:2

Kekuatan oklusal

Bekerja pada permukaan oklusal gigi tiruan. Memiliki kekuatan yang besar.
Gaya ini mendorong gigi tiruan ke jaringan di edentulous ridge. Tekanan oklusal yang
berlebihan dapat mengakibatkan resorpsi ridge.2

Gambar 271. Jaringan dengan gigi tiruan sebagian mentransfer sebagian besar gaya
yang bekerja ke residual ridge dan mengakibatkan resorpsi.2

Kekuatan lidah

Lidah cenderung mendorong gigi tiruan ke arah bukal dan labial. Kekuatan yang
berlebihan dari lidah dapat merubah posisi gigi tiruan.2

Kekuatan otot-otot sekitarnya (otot bibir dan pipi)

154
Kekuatan ini mengkompensasi kekuatan lidah. Kekuatan berlebihan cenderung
untuk mengubah posisi gigi tiruan.2

Gambar 272. Kekuatan lidah dan pipi dinetralkan di zona netral. Gigi tiruan harus
diatur dalam zona ini untuk mendapatkan stabilitas terbaik.2

Keseimbangan biasanya dipertahankan antara businator dan lidah. Hasil


keseimbangan ini dalam neutral zone atau zone of minimal conflict atau zone of
equilibrium. Gigi tiruan harus ditempatkan pada zona ini untuk mencapai stabilitas
yang baik untuk gigi tiruan.2

3.5.3. Respon gigi tiruan terhadap berbagai gaya yang bekerja di atasnya

Gigi yang didukung dengan gigi tiruan sebagian (Kennedy Kelas III) tidak
didukung oleh struktur yang kuat, dan mereka mengirimkan semua gaya yang bekerja
pada prostesis sepanjang sumbu panjang gigi abutment. Gigi yang didukung gigi
tiruan sebagian jarang mengalami tekanan yang disebabkan karena:2

Jenis leverage dari kekuatan yang tidak terlibat.


Tidak ada garis titik tumpu (fulcrum line) di sekitar gigi tiruan sebagian.

Kennedy Kelas I, II dan IV (long span) gigi tiruan sebagian lepasan mendapat
dukungan dari gigi dan jaringan lunak. Oleh karena itu, gaya yang bekerja pada gigi
tiruan dibagi antara gigi dan jaringan lunak.2

155
Gambar 273a. Jaringan gigi mendukung gigi tiruan karena perbedaan dalam
compressability struktur pendukung (ligamen periodontal dari abutment kurang kuat
dibandingkan dengan mukosa yang melapisi sisa ridge maka gigi tiruan akan menetap
lebih banyak di daerah jaringan pendukung) .2

Gambar 273b. Skema representasi yang menunjukkan pola distribusi gaya dan
kompresibilitas struktur pendukung.2

Berikut prinsip desain untuk mengontrol efek dari berbagai kekuatan:2

Coverage maksimum jaringan lunak


Penggunaan direct retainer yang efisien
Penempatan yang tepat dari komponen dalam posisi yang paling menguntungkan.

Respon dari objek akibat berbagai kekuatan disebut stress. Gaya yang bekerja
pada gigi tiruan sebagian lepasan mengembangkan tekanan internal dalam gigi tiruan,
yang akhirnya menyebabkan lever dan / atau inclined plane. Hal ini juga dapat
bertindak seperti wedge.2

Lever "lever adalah bar panjang dengan dukungan tunggal sekitar yang
berputar ketika beban diterapkan pada salah satu dari ujungnya." Dukungan yang
berputar disekitar lever disebut sebagai titik tumpu.2

Lever dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:2

156
Ist order levers

IInd - order levers

IIIrd - order levers

Setiap lever memodifikasi intensitas gaya yang bekerja pada gigi tiruan ke
tingkat yang berbeda.2

a) Ist order levers:


Dalam lever ini titik tumpu (fulcrum) berada di tengah, resistensi
terdapat di salah satu ujung dan kekuatan berada di sisi lain. Lever Ini lebih
efisien dan mudah dikontrol. Jenis lever ini dapat terjadi pada pasien dengan
ekstensi distal gigi tiruan sebagian. Direct retainer akan menjadi titik tumpu
(fulcrum), beban adalah daerah ujung anterior dari major connector.
Menggunakan rest tambahan (indirect retainer) untuk menggeser garis titik
tumpu (fulcrum lline) mencegah tindakan lever pada gigi tiruan tersebut.2

Gambar 274. Ist order lever


E = Effort, F = Fulcrum, L = Load.2

Gambar 275a. Ekstensi basis gigi tiruan bagian distal adalah contoh untuk Ist
order lever di mana dalam kekuatan kunyah (E) kekuatan bagian anterior dari
gigi tiruan (L) menggunakan direct retainer sebagai titik tumpu (fulcrum) (F).2

157
Gambar 275b. Menambahkan rest anterior untuk titik tumpu (fulcrum) untuk
mencegah tindakan lever dengan bertindak sebagai direct retainer. Ketika direct
retainer diberikan, urutan lever Ist diubah menjadi order lever IInd yang lebih
bermanfaat bagi prosthesis.2

b) IInd order levers


Dalam lever ini, titik tumpu (fulcrum) berada di salah satu ujung, effort
berada di ujung dan resistensi atau beban berada di pusat. Jenis tindakan lever
terjadi pada direct retention dari gigi tiruan sebagian lepasan. Ketika kekuatan
berpindah cenderung untuk mengangkat gigi tiruan dari satu ujung (effort),
anterior sebagian titik major connector akan bertindak sebagai sumbu rotasi
(titik tumpu), zona antara gigi tiruan, yang diangkat oleh gaya, akan
membentuk resistensi (beban) dari lever.2

Gambar 276 IInd order lever


F = fulcrum, L = load, E = effort.2

Gambar 277. Basis ekstensi distal berperan sebagai urutan kedua ketika
lever gigi tiruan ditarik oleh makanan lengket (E). Bagian anterior dari
riwayat konektor utama sebagai titik tumpu (F) dan gigi tiruan adalah beban
(L) .2
158
c) IIIrd order levers
Dalam lever ini, titik tumpu (fulcrum) di salah satu ujung, resistensi
berada di ujung lainnya dan usaha (effort) berada di pusat. Misalnya pinset.
Jenis tindakan lever tidak terjadi pada gigi tiruan sebagian.2

Gambar 278a. IIIrd order lever


F: fulcrum, E: effort, L = load.2

Gambar 278b. Tweezer adalah contoh


untuk IIIrd order levers.2

Aksi lever pada protesa Kennedy Kelas I: Dalam perpanjangan distal rotasi gigi
tiruan sebagian terjadi sekitar 3 principal fulcrum, yaitu:2

a. Garis titik tumpu horizontal melawati antara dua gigi principal abutment

Bekerja di sepanjang sumbu x dari gigi tiruan. Ini mengontrol gerak rotasi
gigi tiruan menuju atau menjauh dari jaringan lunak yang mendukung. Kontrol
pada lever ini menghasilkan efek yang dapat merusak jaringan pendukung dan
gigi abutment.2

159
Gambar 279. Garis titik tumpu horizontal melalui sumbu terminal abutment pada
gigi tiruan sebagian a Kennedy kelas 1.2

b) Kedua garis titik tumpu berputar (Sagittal)


Ini meluas ke posterior dari rest oklusal gigi terminal abutment. Melewati
sepanjang puncak alveolar sampai sejauh posterior residual ridge di sisi yang
sama. Bekerja sepanjang sumbu z pada gigi tiruan. Titik tumpu (fulcrum) ini
mengontrol kegoyangan atau gerakan sisi ke sisi dari gigi tiruan yang terjadi
sepanjang residual ridge. Dalam kondisi Kelas I, ada dua tumpuan dengan
memperpanjang posterior dari masing-masing primary abutment pada retromolar
pads. Kekuatan ini juga memiliki efek yang parah pada jaringan lunak.2

Gambar 280. Kedua garis titik tumpu rotasi melewati sumbu z.2

Gambar 281. Garis titik tumpu anteroposterior di kedua sisi gigi tiruan
sebagian kelas I Kennedy.2

c) Garis titik tumpu ketiga (Vertikal)

160
Berbentuk vertikal dan terletak di garis tengah, lingual pada gigi anterior.
Kerjanya di sepanjang sumbu y dari gigi tiruan. Dia mengontrol pergerakan gigi
tiruan di sekitar sumbu y.2

Gambar 282. Garis titik tumpu ketiga rotasi melewati sumbu Y atau sumbu
vertikal dari gigi tiruan sebagian.2

Ketika gaya yang bekerja pada gigi tiruan adalah vertikal, sebagian
besar serat ligamen periodontal diaktifkan yang menyediakan ketahanan yang
baik terhadap gaya. Jika gaya yang bekerja pada gigi tiruan adalah tidak
vertikal, maka hanya sebagian dari serat periodontal diaktifkan. Hal ini dapat
menghasilkan kerusakan pada gigi abutment.2

Gambar 283. Kekuatan vertikal didistribusikan di seluruh wilayah


pericemental dari pendukung gigi sedangkan kekuatan oblique yang sebagian
didistribusikan mengakibatkan kerusakan periodonsium.2

161
Bidang miring2

Bidang miring tidak lain adalah dua permukaan cenderung sejalan dekat satu
sama lain. Gaya yang diterapkan terhadap bidang miring itu dapat menghasilkan dua
tindakan:2

Pembelokan dari objek, yang menerapkan gaya (Denture).


Gerakan bidang miring itu sendiri (gigi). Hasil ini harus dicegah untuk
menghindari kerusakan pada gigi abutment.

Gambar 284. Respon bidang miring kepada kekuatan vertikal (a) gaya vertikal yang
diterapkan oleh suatu benda pada bidang miring (b) Pembelokan objek menerapkan
gaya (c) Gerakan bidang miring menjauhi obyek.2

3.5.4. Merancang RPD untuk membatasi efek dari kekuatan yang merusak

Untuk membatasi efek dari kekuatan yang merusak gigi tiruan, maka harus
memiliki pengetahuan mendalam tentang berbagai faktor yang mempengaruhi
besarnya kekuatan-kekuatan ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan
ditransmisikan ke gigi abutment.2

Berbagai faktor yang mengontrol jumlah stres yang ditransmisikan ke


abutment adalah:2

1. Panjang edentulous span


Semakin panjang edentulous span, maka basis gigi tiruan pun akan
semakin panjang dan akan semakin besar kekuatan yang ditransmisikan ke gigi
abutment. Gigi posterior harus dipertahankan sebisa mungkin untuk mengurangi
panjang edentulous span.2

162
Gambar 285. Edentulous span yang panjang akan memiliki prognosis yang buruk.2

2. Kualitas dari pendukung ridge



Besar, ridge yang terbentuk mampu menahan jumlah stres yang lebih besar
dibandingkan dengan tepi ridge yang kecil, atau tipis.2

Luas ridge dengan sisi sejajar memungkinkan penggunaan long flanges pada
basis gigi tiruan, yang membantu untuk menstabilkan gigi tiruan terhadap gaya
lateral.2

Mukoperiosteum, dengan ketebalan kurang lebih 1 mm, akan memberikan
dukungan yang baik dibandingkan dengan mukosa atrofi yang tipis.2

Gambar 286. Luas ridge dengan mukoperiosteum yang tebal memberikan


dukungan superior kepada gigi tiruan.2

3. Respon dari struktur oral terhadap stres sebelumnya


Kondisi periodontal gigi yang tersisa, perlu untuk dilakukan splinting dan
akibat dari stres pada jaringan mulut sebelumnya. Faktor-faktor ini mempengaruhi
prognosis dari prostesis baru juga.2

4. Hubungan oklusal gigi yang tersisa dan arah bidang oklusal


Hubungan oklusal yang tidak benar dan bidang oklusal yang curam
cenderung meningkatkan jumlah gaya yang bekerja pada gigi tiruan. Gaya yang
diterapkan pada gigi asli adalah 300 kilogram dan gaya yang bekerja pada gigi
tiruan adalah sekitar 30 kilogram. Hubungan oklusal yang buruk dapat
menyebabkan supra-erupsi gigi antagonis dari gigi asli.2
163
Daerah basis gigi tiruan melawan terhadap beban oklusal yang diterapkan
menentukan jumlah stres yang ditransmisikan ke abutment dan edentulous ridge.
Beban oklusal harus diterapkan di tengah dari denture bearing area dari arah
anteroposterior dan bukolingual (regio premolar kedua dan molar pertama). Gigi
tiruan harus dirancang sedemikian rupa sehingga sebagian besar kekuatan
kunyahan terkonsentrasi di sini.2

Gambar 287. Gigi tiruan sebagian harus dirancang sedemikian rupa sehingga
gaya yang bekerja terkonsentrasi ke pusat basis gigi tiruan baik dari arah
bukolingual dan mesiodistal.2

5. Kualitas clasp
Retentif clasp yang fleksibel dapat menurunkan stres yang akan dikirim ke
gigi abutment. Contoh: Sebuah kawat clasp yang dibuat lebih fleksibel daripada
clasp proyeksi vertikal, karena dapat mengurangi gaya yang bekerja pada gigi
abutment dan meningkatkan kekuatan yang ditransfer ke edentulous ridge. Tetapi
memberikan stabilitas lebih horizontal.2

6. Desain clasp
Clasp harus pasif ketika benar-benar berada pada gigi abutment. Clasp
pasif akan megerahkan stress yang kurang pada gigi. Jika clasp yang aktif selama
periode gigi tiruan dipakai, maka akan menghasilkan cedera pada abutment.2

Ketika framework benar-benar sudah diletakkan, clasp arm harus menjadi


pasif. Discloting wax dapat digunakan untuk menguji penempatan yang tepat dari
framework.2

7. Panjang clasp
Fleksibilitas clasp tergantung pada panjangnya. Menambah panjang akan
meningkatkan fleksibilitas. Hal ini mengurangi tekanan pada gigi abutment.

164
Menggunakan clasp yang melengkung bukan clasp yang lurus pada gigi abutment
akan membantu untuk meningkatkan panjang clasp.2

Gambar 288. Clasp arm ofier bersifat lebih flesksibel oleh karena itu, retentive
arm dapat menjadi loop untuk menambah panjangnya.2

8. Bahan yang digunakan dalam pembuatan clasp


Clasp yang terbuat dari paduan chrome alloy akan mengerahkan lebih
banyak tekanan pada gigi abutment dibandingkan dengan clasp emas karena lebih
bersifat rigid. Untuk mengurangi stress, clasp paduan chrome dibuat dengan
diameter yang lebih kecil.2

9. Permukaan gigi abutment


Permukaan crown emas atau restorasi akan memberikan perlawanan yang
lebih fungsional untuk pergerakan clasp arm dari enamel. Oleh karena itu, lebih
banyak stress yang diberikan pada gigi dapat diperbaiki dengan emas dari pada
gigi dengan enamel yang masih utuh.2

3.5.5. Mengontrol stress dengan pertimbangan desain

Sebuah gigi tiruan sebagian lepasan memiliki efek merusak di dalam rongga
mulut. Yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan efek destruktif.2

Faktor-faktor berikut dapat dimodifikasi untuk mengurangi stress pada protesa:2

1. Direct retention
Clasp arm yang kuat bertanggung jawab untuk mentransmisi kekuatan yang
merusak gigi abutment. Gigi tiruan sebagian lepasan harus dirancang sedemikian
rupa sehingga retensi yang diperoleh dari clasp hanya cukup untuk memberikan
retensi untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan.2

2. Kekuatan adhesi dan kohesi

165
Adhesi didefinisikan sebagai daya tarik fisik seperti molekul yang berbeda
satu sama lain - GPT. Di sini, adhesi mengacu pada daya tarik air liur untuk gigi
tiruan dan jaringan. Kohesi didefinisikan sebagai daya tarik fisik molekul yang
sama satu dengan yang lainnya - GPT. Di sini, kohesi mengacu pada daya tarik
internal molekul air liur untuk satu sama lain.2

Kekuatan adhesi dan kohesi dapat ditingkatkan dengan:2

Merekam cetakan yang akurat sehingga basis gigi tiruan cocok akurat ke
jaringan pendukung.
Meningkatkan denture bearing are.

3. Frictional control
Gigi tiruan sebgaian harus dirancang untuk memiliki guide planes yang
maksimum. Guide planes adalah permukaan datar pada gigi yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mereka sejajar satu sama lain dan juga untuk jalan
insersi. Seperti namanya, guide planes membantu untuk memandu gigi tiruan
selama insersi. Beberapa bagian dari gigi tiruan sebagian bergeser sepanjang
pesawat guide planes selama insersi.2

Preparasi guide planes pada permukaan proksimal gigi yang berdekatan


dengan ruang edentulous akan meningkatkan retensi melalui kontak frictional.
Guide planes dapat dibuat pada permukaan enamel gigi atau permukaan
restorasi. Selama perpindahan, komponen gigi tiruan menghasilkan retensi
gesekan sepanjang permukaan guide planes.2

Gambar 289. Proksimal plates terkait dengan mengarahkan planes menghasilkan


resistensi tensofrictional untuk perpindahan arah insersi.2

4. Kontrol neuromuskular

166
Pergerakan bibir, pipi dan lidah dapat menjadi faktor utama dalam retensi
gigi tiruan. Sebuah basis gigi tiruan dengan bentuk yang benar dapat membantu
untuk meningkatkan kontrol neuromuskular pasien. Gigi tiruan yang
overextended akan terus bergerak pindah karena aksi dari neuromuskular.
Perpindahan gigi tiruan ini akan menyebabkan stres yang berlebihan pada
abutment.2

5. Posisi clasp
Posisi retentif clasp berhubungan dengan ketinggian kontur lebih penting
dalam retensi dan mengendalikan stres daripada jumlah clasp dalam seluruh
protesa.2

Gambar 290. Mengangkat tongkat yang terendam pasir menggunakan


ujungnya membutuhkan kekuatan lebih sedikit (panah lebih sedikit)
dibandingkan
6. Jumlah dengan
dan penempatan melakukannya dari titik tepat di atas tingkat pasir
clasp
2
(panah yang banyak) .
Jumlah calsp digunakan untuk menentukan jenis stres yang terdapat dalam
protesa. Gigi tiruan sebagian lepasan dengan empat clasp dijelaskan memiliki
konfigurasi segiempat. Gigi tiruan sebagian lepasan dengan tiga dan dua clasp
yang digambarkan memiliki tripod dan konfigurasi bilateral. Konfigurasi
segiempat adalah yang paling efisien dalam mengendalikan stres yang
dikembangkan dalam protesa.2

Clasp tambahan biasanya ditambahkan untuk meningkatkan stabilitas dan


kekuatan distribusi gigi tiruan sebagian dengan beberapa clasp. Penggunaan
empat clasp umumnya digunakan untuk Kennedy kelas III terutama ketika ada
ruang modifikasi di sisi berlawanan dari lengkungan. Sebuah clasp harus kuat
diposisikan pada setiap gigi abutment berdekatan dengan ruang edentulous.2

167
Gambar 290. Konfigurasi segiempat sangat ideal untuk mendistribusikan
tekanan oklusal.2

Konfigurasi Tripod desain ini melibatkan penggunaan tiga clasp. Hal ini
digunakan untuk kelas II lengkungan Kennedy. Jika tidak tersedia modifikasi
ruang, clasp posterior harus tetap diusahan sebisa mungkin pada sisi posterior.
Penempatan clasp anterior ditentukan oleh ketersediaan ruang dan estetika
interoklusal.2

Gambar 291. Konfigurasi Tripod terlihat umum pada klasifikasi Kenney kelas II
gigi tiruan sebagian.2

Konfigurasi Bilateral

Desain ini digunakan untuk Kennedy kelas I sebagian edentulous. Gigi


terminal abutment dipasangkan clasp. Clasps memiliki efek menetralkan yang
sangat minim pada tekanan yang dikembangkan oleh kekuatan pada dasar gigi
tiruan. Tekanan ini harus dikontrol dengan menggunakan metode lain.2

Clasp tambahan dapat digunakan pada akhir anterior untuk mengubah


desain ke konfigurasi segiempat.2

168
Gambar 292. Konfigurasi bilateral dari Kennedy kelas I gigi tiruan sebagian. Ini
harus diubah menjadi konfigurasi segiempat dengan menambahkan clasp pada
titik-titik panah.2

7. Desain clasp
Desain clasp digunakan menentukan jenis stress dalam protesa
dikembangkan oleh abutment dibawah beban oklusal. Clasp fleksibel
menghasilkan stress yang lebih sedikit dan rigid cast circumferential clasp
menghasilkan stress maksimum di abutment.2

a. Cast circumferetial clasp


Dalam kasus Kennedy kelas I, simple circlet clasp, yang berada dekat
undercut mesiobukal, akan menghasilkan kekuatan torquing parah pada abutment.
Sebaliknya circlet clasp tidak menghasilkan kekuatan-kekuatan ini, tetapi mereka
memiliki beberapa jumlah aksi wedging pada abutment. Jika pada bagian oklusal
ditempatkan pada gigi yang berdekatan, wedging kekuatan dari lingkaran terbalik
dihindari.2

Gambar 293a. Simple circlet clasp kontraindikasi distal extension partial


dentures karena dapat merusak abutment.2

Gambar 293b. Reverse circlet clasp lebih disukai untuk distak extension tetapi
mereka memiliki aksi wedging (panah) .2

169
Gambar 293c. Aksi wedging dari reverse circlet clasps dapat dihindari dengan
menambahkan rest ke gigi sebelah.2

b. Proyeksi vertikal atau bar clasps


Hal ini digunakan dalam kasus distal extension. Fungsi bar clasps mirip
dengan reverse circlet clasp, tetapi tidak menghasilkan kekuatan wedging. Clasp
ini mengurangi beban torsi pada gigi abutment dengan memindahkan gingiva
tanpa mengganggu abutment di bawah beban oklusal.2

Gambar 294a. Bar clasps tidak menekan abutment selama pemuatan oklusal.2

Gambar 294b. Bar clasp dengan mesial rest menghasilkan insidensi lebih besar
dari impaksi makanan.2

c. Kombinasi clasp

170
Kombinasi clasp diindikasikan untuk undercut mesiobukal, pada gigi
abutment yang berdekatan dengan distal extension pada basis gigi tiruan. Clasp
ini mengurangi stress yang ditransmisikan ke gigi abutment.2

8. Splinting gigi abutment


Gigi abutment yang lemah harus displint dengan gigi yang berdekatan
untuk kekuatan dan stabilitas. Splinting membantu untuk membagi stress yang
dihasilkan oleh abutment yang lemah. Splinting menstabilkan gigi yang lemah
dalam arah mesiodistal.2

Guide planes membantu meningkatkan stabilitas horizontal gigi tiruan.


Oleh karena itu, clasp tambahan dapat digunakan untuk meningkatkan guide
plane dan juga meningkatkan stabilitaa dari lengkung rahang.2

Indikasi splinting:2

Abutment dengan akar meruncing atau pendek.


Terminal abutment terletak di sisi edentulous distal extention dari basis gigi
tiruan.
Splinting tetap diberikan jika ada beberapa kehilangan perlekatan
periodontal, Setelah dilakukan terapi periodontal

9. Indirect retention
Membantu direct retainer untuk mencegah perpindahan dari distal
extension denture dengan melawan gerakan rotasi gigi tiruan di sekitar garis titik
tumpu (fulcrum line) melewati oklusal yang bertumpu pada terminal abutment.2

Indirect retention didasarkan pada prinsip lever. Direct retention dihasilkan


dengan memindahkan sumbu rotasi gigi tiruan manjauh dari titik penerapan
gaya.2

171
Gambar 295. Indirect retainers dalam bentuk auxillary rest dapat ditempatkan
anterior ke garis titik tumpu (fulcrum line) untuk mengontrol kekuatan yang
mempengaruhi gigi tiruan.2

Dalam sebuah lengkungan kelas II, garis titik tumpu berjalan melalui abutment
paling posterior pada sisi edentulous dan abutment terminal di sisi ekstensi distal.
Menambahkan rest lain tegak lurus terhadap garis titik tumpu ini menyediakan
retensi tidak langsung.2

Gambar 296. Untuk efisiensi terbaik pengikut langsung harus ditempatkan pada
titik tegak lurus dengan titik tengah sumbu terminal abutment.2

Dalam sebuah lengkungan kelas III, retensi tidak langsung tidak diperlukan.
Dalam beberapa kasus ada rotasi bukolingual gigi tiruan. Hal ini dicegah dengan
menempatkan rest di sisi edentulous (sisi berlawanan), tegak lurus terhadap
sumbu memanjang rotasi gigi tiruan.2

10. Basis gigi tiruan



Basis gigi tiruan harus dirancang untuk menutupi jumlah maksimum jaringan
lunak yang tersedia.

Basis gigi tiruan harus memiliki long flanges untuk menstabilkan gigi tiruan
terhadap gerakan horisontal.

172

Distal extension denture bases harus selalu diperluas ke daerah pad retromolar
pada mandibula dan menutupi seluruh tuberositas pada rahang atas.2

Gambar 297. Extensi yang ideal pada basis gigi tiruan.2


Basis gigi tiruan akan menggantikan jaringan lunak di ridge saat beban oklusal
fungsional.

11. Konektor utama (major connector)


Konektor utama pada lengkung rahang atas adalah konektor utama palatal
yang luas karena dapat mendistribusikan stress pada area yang luas. Untuk
mandibula, lingual plate dengan rest dapat membantu untuk mendistribusikan
stress fungsional pada gigi yang tersisa.2

Konektor utama harus dipilih yang terbaik disesuaikan pada pasien. Ini harus
mendistribusikan beban oklusal di daerah yang luas dan pada saat yang sama
menghasilkan sedikit stress. Ada tiga prinsip penting untuk desain eksklusif untuk
konektor utama:2


L-bar atau L-beam principle.

Circular configuration.

Strut configuration.

1. L-bar atau L-beam principle.


The L-beam atau L-bar atau Linear beam theory menyatakan bahwa
fleksibilitas bar berbanding lurus dengan panjang bar dan berbanding terbalik
dengan ketebalannya. Ketika beban ditempatkan pada bar atau beam didukung

173
pada ujung-ujungnya, tegangan maksimum berada di pusat dan nol stres berada
di ujung.2

Sebuah bar yang didukung pada kedua ujungnya dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu bagian parabolic dan quartic. Bagian parabolic terbentuk di
tengah 2/4 jarak antara jaringan pendukung dan yang tersisa 1/4 di kedua sisi
bar membentuk bagian quartic. Suatu bagian parabolic menunjukkan
konsentrasi tegangan maksimum dan bagian quartic menunjukkan minimum
atau tegangan konsentrasi nol.2

Gambar 298 a dan b. Menurut teori L balok, bar yang didukung


oleh 2 pendukung akan memiliki berbagai zona konsentrasi
tegangan dan zona tersebut tergantung pada jarak antara
pendukung dan bukan panjang bar (b) Bila jarak antara
pendukung menurun, ukuran zona quartic dan parabolic juga
menurun.2

Gambar 299 a dan b. Karena zona quartic bebas dari stres, fleksi
bar akan terjadi hanya di bagian stressed parabolic. Zona quartic
Gambar 300c.luaran
membentuk Pertimbangkan bar yang
50% dari panjang (25%sama dibengkokkan
di kedua di 3 sisi
sisi) dan zona
sehingga 33% datar dan sisanya 66% lereng
parabolic membentuk bagian tengah 50%. 2
di kedua sisi. Solpes akan
membentuk zona quartic dan bagian horizontal akan membentuk zona
parabolic. Meskipun panjang bar tidak berubah, lebih dari 65% dari
panjang yang berada di bawah 0-stres atau zona quartic. Hanya 35%
sisanya berada di bawah zona parabolic dan tersedia untuk fleksi. Oleh
karena itu seluruh bar menjadi kurang fleksibel.2 174
Konektor utama pada palatal yang luas, palatal strap konektor utama dapat dibuat
dengan leser sebagian besar bahan (tapi dengan kekakuan yang memadai) karena
meluas di tiga planes (satu central vault dan dua lateral slopes) dengan panjang
bagian quartic (dua lateral slopes) yang lebih besar dari bagian parabolic.2

2. Circular configuration
Keuntungan dari lingkaran adalah berputar dan berlanjut terus menerus
tanpa akhir. Setiap gaya yang bekerja pada sebuah bar melingkar dapat dengan
mudah didistribusikan sepanjang lingkar. Oleh karena itu, sebuah bar melingkar
lebih kaku. Konsep ini dapat digunakan untuk mengurangi sebagian besar
konektor utama dengan circular configuration (anteroposterior double palatal
bar dan closed horseshoe) .2

Gambar 301. Konsep melingkar mentransfer kekuatan yang tak terbatas dan
bahkan kekuatan distribusi.2

175
Gambar 302. Circular concept pada maxillary major connectors.2

3. Strut konfigurasi
Menurut konfigurasi ini, bar lurus membungkuk pada ujung-ujungnya
dekat dukungan yang lebih kaku karena, lereng membungkuk bantuan bar untuk
mentransfer beban yang bekerja pada bagian horizontal.2

Gambar 303a. Sebuah bar yang didukung hanya pada ujung-ujungnya terkena
stres yang lebih besar dan distribusi tenaga miskin. Red Zone adalah area stres.2

Gambar 303b. bar tambahan yang sama yang didukung


oleh struts lebih kuat dan lebih efisien dalam distribusi
gaya.2

Hal ini mirip dengan teori linear bar. Konektor utama pada kubah sempit
lebih kaku dari konektor utama. Dengan kata lain, konektor utama memperluas
dalam dua pesawat yang berbeda memiliki sifat yang lebih rigid. Konsep ini
terlihat dalam anterior plate dari double palatal bar, di mana kemiringan daerah
rugae bertindak sebagai penyangga tambahan.2

Gambar 304a. Struts anteroposterior terlihat pada bar 176


palatal ganda.2
Gambar 304b. Struts lateral yang terlihat di sebagian
besar konektor utama pada rahang atas.2

12. Minor connector


Minor connector bergabung dengan konektor utama (major connector) pada
clasp dan guide plane yang terletak pada permukaan gigi abutment. Minor
connector harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
penempatan gigi tiruan, lidah dll. Minor connector yang digunakan untuk
membantu rest pada indirect retention. Memiliki fungsi sebagai berikut:2

Menyediakan stabilitas horizontal ke gigi tiruan sebagian terhadap gaya


lateral pada prostesis.
Gigi abutment menerima stabilisasi terhadap gaya lateral oleh kontak dari
minor connector.

13. Rest
Rest membantu mengendalikan stres dengan mengarahkan gaya yang
bekerja pada gigi tiruan dengan sumbu panjang gigi abutment. Bagian dasar dari
rest sisanya harus kurang dari 90 ke garis singgung ditarik sejajar dengan sumbu
panjang gigi. Pada kelas I dan kelas II gigi tiruan sebagian, preparasi rest seat
harus berbentuk saucer. Menambahkan rest pada gigi tambahan mengurangi
jumlah beban oklusal pada setiap gigi dan membantu untuk mendistribusikan
beban oklusal yang sama untuk semua gigi abutment.2

3.5.6. Prinsip Desain/ atau Filosofi Desain

177
Semua karakteristik desain gigi tiruan sebagian harus sedemikian rupa sehingga
stres pada struktur pendukung tidak melampaui batas fisiologis mereka. Biasanya gigi
yang didukung gigi tiruan sebagian lepasan (kelas Kennedy III) memiliki respon
jaringan lunak yang lebih baik dari jaringan yang didukung gigi tiruan sebagian (kelas
Kennedy I dan II) .2

Ada empat konsep desain, yang dapat digunakan untuk mendistribusikan


kekuatan secara merata sepanjang jaringan lunak dan struktur pendukung gigi, yaitu:2

Desain conventional rigid.


Stres equalization.
Physiologic basing.
Broad stress distribution.

1. Desain conventional rigid.


Gigi tiruan ini dirancang dengan komponen yang rigid, yang bertindak
seperti pondasi rakit untuk mendistribusikan gaya secara merata pada jaringan
pendukung. Desain ini digunakan dalam semua kasus umum. Satu-satunya
komponen yang fleksibel pada gigi palsu ini adalah retentive terminal.2

Keuntungan:2

Mudah untuk dibentuk dan ekonomis.


Pembagian stress yang rata antara abutment dan residual ridge.
Mengurangi kebutuhan untuk relining ridge dan berbagi beban abutment.
Indirect retainers mencegah gerakan rotasi dan juga menstabilkan gigi
tiruan selama gerakan horizontal.
Kurang rentan terhadap distorsi.

Kekurangan:2

Peningkatan kekuatan torquing pada gigi abutment.


Clasping secara terus menerus yang rigid dapat merusak gigi abutment.

178
Dovetail intracoronal tidak dapat digunakan dalam kasus-kasus ini sebagai
kekuatan kritis dari dasar gigi tiruan akan langsung dikirimkan ke gigi
abutment.
Retentif arm (kombinasi dari clasp) tapered yang kuat tidak dapat
digunakan, karena sulit untuk dibentuk.
Relining sulit dilakukan dapat menyebabkan kerusakan gigi abutment.

3.5.7. Menyeimbangkan stres atau stres breaker atau stress directing concept

Stres breaker didefinisikan sebagai, sebuah perangkat yang meringankan gigi


abutment dari seluruh atau sebagian dari kekuatan oklusal GPT.2

A stress director adalah komponen yang memungkinkan gerakan antara basis


gigi tiruan dan direct retainer seperti intrakoronal atau ekstrakoronal.2

Gigi palsu dengan stres breaker juga disebut sebagai a broken stress partial
dentures. Ketika beban oklusal diterapkan, gigi tiruan cenderung bergoyang karena
perbedaan kompresibilitas gigi abutment dan jaringan lunak.2

Gambar 305. Stress breakers dapat ditambahkan ke


persimpangan antara bagian gigi didukung dan jaringan
pendukung dari gigi tiruan untuk menghindari teverage
force.2

Untuk melindungi abutment dari kondisi seperti itu, stress breakers


digabungkan ke protesa. Sebuah stress breakers adalah suatu seperti sendi engsel yang
ditempatkan dalam kerangka gigi tiruan, yang memungkinkan dua bagian kerangka di
kedua sisi sendi untuk bergerak bebas. Ada dua jenis stress breakers:2

Tipe I

179
Terdapat moveable joint yang ditempatkan antara direct retainer dan
basis gigi tiruan. Joint ini dapat berupa engsel atau bola dan soket atau lengan
dan silinder. Menambahkan stress breakers untuk persimpangan dari direct
retainer dan basis gigi tiruan, memungkinkan basis gigi tiruan untuk bergerak
secara independen.2

Gambar 306. Basis gigi tiruan menunjukkan gerakan


independen dengan tipe I stress breaker.2

180
Hal ini mengurangi jumlah gaya yang bekerja pada abutment. Ketahanan
dari ligamen periodontal dan stress director akan sama dengan ketahanan
mukosa mulut. Contoh untuk engsel termasuk DALBO, CRISMANI, ASC 52
attachments.2

Tipe II
Memiliki koneksi yang fleksibel antara direct retainer dan basis gigi
tiruan. Ini bisa menjadi wrought wire connector, divided atau split konektor
utama (major connector) atau moveable joint diantara dua konektor utama.2

Dalam konektor utama split, konektor utama dibagi oleh incomplete


cut parallel dengan permukaan oklusal gigi menjadi dua unit yaitu unit atas
(lebih dekat ke gigi) dan unit yang lebih rendah. Basis gigi tiruan terhubung ke
unit yang lebih rendah dan sisanya dan direct retainers terhubung ke unit atas.2

Gambar 307. Split major connector atau type II stress


breakers.2

Keuntungan:2

Alveolar pendukung gigi abutment dipertahankan sebagai stres yang bekerja pada
gigi abutment berkurang.
Stres pada residual ridge dan gigi abutment seimbang.
Gigi abutment yang lemah baik displint bahkan selama gerakan dasar gigi tiruan.
Gigi abutment tidak rusak bahkan jika pelapisan ulang tidak dilakukan dengan
tepat (setelah gigi tiruan habis dipakai).
Kebutuhan minimal direct retention.
Gerakan dasar gigi tiruan menghasilkan efek pemijatan pada jaringan lunak.
Hal ini untuk menghindari kebutuhan sering untuk relining dan rebasing.

181
Kekurangan:2

Desain rumit dan mahal.


Perakitan ini sangat lemah dan cenderung mudah patah.
Sulit untuk memperbaiki.
Hal ini dapat digunakan hanya untuk melawan kekuatan vertikal pada gigi tiruan.
Ketidakmampuan untuk melawan stres lateral yang bekerja pada punggung
mengarah ke resorpsi ridge.
Mengurangi stabilitas terhadap kekuatan horizontal.
Kekuatan vertikal dan horisontal terkonsentrasi pada ridge menuju terjadinya
resorpsi.
Relining mengarah ke resorpsi ridge yang berlebihan.
Mengurangi indirect retention.
Konektor utama split perpecahan cenderung menyebabkan timbulnya
pengumpulan sisa-sisa makanan di daerah split.

3.5.8. Fisiologis Basing

Teknik ini mendistribusikan beban oklusal antara gigi abutment dan jaringan
lunak dengan fabrikasi gigi tiruan berdasarkan catatan fungsional. Record fungsional
diperoleh dengan merekam jaringan di bawah beban oklusal atau dengan relining gigi
tiruan di bawah tekanan fungsional. Teknik ini membuat kesan jaringan lunak dalam
keadaan terkompresi. Gigi tiruan dibuat menggunakan kesan fungsional memiliki satu
kelemahan utama, yaitu gigi tiruan cenderung menekan jaringan lunak bahkan pada
saat istirahat. Hal ini dapat menyebabkan resorpsi ridge yang berlebih.2

Gambar 308. Secara fisiologis gigi tiruan berdasarkan menekan


jaringan bahkan pada saat istirahat. Oleh karena itu, selama
pemuatan oklusal, jaringan tidak dapat dikompresi lebih lanjut.
Jaringan sudah dikompresi memberikan perlawanan yang lebih
besar untuk kompresi setara dengan ligamen periodontal
sehingga mencegah tekanan dalam gigi tiruan.2
182
Karena gigi tiruan yang dibuat menggunakan catatan fungsional (jaringan
terkompresi), jaringan lunak lebih tahan terhadap kompresi. Hal ini meningkatkan
ketahanan terhadap kompresi yang diakibatkan oleh mukosa mulut setara dengan yang
ada pada ligamen periodontal dari gigi abutment.2

Dengan cara ini, gigi abutment dilindungi dari kekuatan berlebihan dan gigi
tiruan dapat mendistribusikan beban oklusal merata pada gigi dan jaringan.2

Persyaratan fisiologis basing:2

Kerangka logam yang rigid


Functional occlusal rests
Indirect retainers untuk memberikan stabilitas tambahan.
Menyesuaikan letak, basis gigi tiruan memiliki cakupan yang luas.

Keuntungan:2

Adaptasi yang baik dari basis gigi tiruan.


Desain sederhana dan ekonomis.
Direct retention yang minimal mengurangi stres fungsional pada gigi abutment.

Kekurangan:2

Penurunan jumlah retentive component memberikan stabilitas yang kurang.


Gigi tiruan cenderung mengangkat rest. Hal ini menyebabkan kontak prematur.
Indirect retention menurun karena pergerakan vertikal gigi tiruan karena
Rebounce jaringan saat istirahat.

183
3.5.9. Luas distribusi stress

Beban oklusal yang bekerja pada gigi tiruan harus didistribusikan di wilayah
jaringan lunak yang lebih luas dan jumlah maksimum gigi. Hal ini dicapai dengan
meningkatkan jumlah inirect retainers, dan rest, dan dengan meningkatkan luas basis
gigi tiruan.2

Keuntungan:2

Desain ini dengan beberapa clasp bertindak sebagai bentuk removable splinting.
Meningkatkan kesehatan gigi abutment (karena tindakan splinting).
Mudah untuk dibentuk dan ekonomis.

Kekurangan:2

Kurang nyaman
Sulit untuk menjaga kebersihan mulut.

3.6. Essentials desain

Pada bagian ini, kita akan membahas tentang faktor-faktor kunci yang harus
dipertimbangkan saat merancang sebuah gigi tiruan sebagian untuk situasi klinis yang
umum.2

3.6.1. Pertimbangan Desain untuk Kennedy Kelas I dan II Kasus

Direct retention

Hal ini sangat penting. Posisi undercut sangat penting untuk menentukan jenis
clasp.2

Clasp

Desain harus sederhana dan memenuhi semua persyaratan yang diperlukan dari
clasp. Untuk kasus kelas I dua clasp pada setiap terminal abutment diperlukan. Untuk
kasus kelas II tiga retentive clasp diperlukan. Salah satu kunci jepit ditempatkan di sisi

184
edentulous dan dua gesper ditempatkan di sisi dentulous. Jenis dari undercut (lihat
retensi) .2

Rest

Seay rest harus disiapkan pada gigi dengan dukungan maksimal. Ini harus
memiliki konfigurasi yang ideal (lihat istirahat). Sisanya harus ditempatkan
berdekatan dengan ruang edentulous.2

Indirect retention

Harus memiliki semua syarat yang ideal. Untuk kasus kelas I dua indirect
retainers diperlukan. Untuk kelas II kasus satu indirect retainer di sisi edentulous.
Memberikan lingual plate jika diperlukan.2

Mayor connector dan minor connector

Oklusi

Oklusi dari gigi tiruan harus bertepatan dengan hubungan sentris pasien. Tidak
boleh kontak prematur. Harus selaras dengan gigi alami yang tersisa. Gigi tiruan harus
dipilih dan ditempatkan pada basis gigi tiruan sehingga stres dapat diminimalkan.2

Basis gigi tiruan

Jangkauan yang luas tanpa adanya gangguan fungsional.2

3.6.2. Pertimbangan desain untuk kelas kasus kennedy III

Retensi langsung

Kerusakan gigi abutment sangat kurang dibandingkan dengan kasus-kasus lain.


Posisi undercut tidak kritis.2

Clasp

Empat clasp harus ditempatkan untuk mendapatkan desain segiempat. Ini harus
memenuhi semua persyaratan yang ideal.2

185
Indirect retention

Hal ini biasanya tidak diperlukan. Tetapi jika clasp yang tidak ditempatkan pada
gigi posterior, retensi tidak langsung harus disediakan seperti pada kasus kelas I dan
kelas II.2

Rest, major connector, minor connector dan oklusi

Mirip dengan kelas I atau II desain.2

Basis gigi tiruan

Kesan fungsional tidak diperlukan. Ini harus memenuhi semua persyaratan yang ideal
dibahas sebelumnya.2

3.6.3. Desain pertimbangan untuk kasus Kennedy kelas IV

Pola stres pada gigi iabutment yang unik untuk kasus ini. Gigi anterior
ditempatkan di anterior ke puncak ridge untuk alasan estetika. Hal ini menyebabkan
pembentukan miring atau kekuatan lever melawan gigi abutment. Kekuatan ini dapat
diminimalkan dengan:2

Mempertahankan gigi asli sebagai abutment menengah atau sebagai penyangga


gigi tiruan di atas.
Shorter daerah edentulous, lebih rendah adalah kekuatan tip.
Pelestarian tulang alveolar labial.
Empat clasp harus ditempatkan untuk mendapatkan desain segiempat. Konektor
utama harus rigid dan memiliki cakupan yang luas. Indirect retainers harus
ditempatkan di posterior ke garis titik tumpu. Tekanan fungsional diperlukan untuk
jarak edentulous yang panjang.2

3. 7. Laboratorium Design Prosedur

Urutan langkah demi langkah

Hal ini meyakinkan bahwa pembaca menyadari komponen yang berbeda dari
gigi tiruan sebagian untuk membuat keputusan yang berarti selama merancang.2

186
3.7.1. Armamentarium diperlukan2

Surveyor dan aksesoris


Artikulator (tipe Galetti-Luongo)
Tidak menggunakan plester untuk menahan gips dalam posisi. Merupakan alat
diagnostik yang sangat baik.
Pencetakan dilakukan dengan bantuan klem.
Ketika klem dilepaskan, gips dapat bergerak secara independen dalam 3
dimensi.

Pensil untuk kode warna: merah, biru, coklat atau hijau krayon dan pensil hitam
(2H atau 3H). Kunci kode warna yang paling sering digunakan untuk desain
laboratorium adalah sebagai berikut:
Red (padat): untuk rest seat
Red (garis besarnya saja): untuk permukaan gigi yang ingin dibentuk dan akan
digunakan.
Biru: untuk bagian-bagian resin akrilik
Brown: untuk bagian-bagian logam (hijau juga dapat digunakan di sini)
Hitam: untuk jalur survei, tanda tripod, undercut jaringan lunak, jenis gigi,
penggunaan wrought wire clasp.

3.7.2. Prosedur2


Daerah rest ditandai pada basis dari cetakan tepat di bawah gigi.2

Gambar 309.2


Selanjutnya daerah oklusal yang lain ditandai dengan menggambar daerah merah
(solid) .2

187
Gambar 310.2

Gigi yang diganti ditulis pada basis cetakan.2


Tube tooth: T
Facing: F
Mental pontic: M
Reinforced Acrylic Pontics: RAP
Gigi tiruan: Tidak ada simbol
Selanjutnya cetakan ditempatkan pada cast holder horizontal. Gigi harus
diperiksa untuk retentif undercut. Undercut jaringan lunak juga harus
diperiksa.

Berdasar pada estetika dan lokasi dari retentif undercut, dapat ditentukan
kemiringan dari cetakan. Ini merupakan jalan penyisipan untuk prostesis.2

Memberikan tanda merah untuk daerah yang membutuhkan recontouring.2

Gambar 311.2

Setelah kemiringan ditentukan, cetakan di tripoded. Tripod points harus ditandai


sebagai persimpangan dua garis sepanjang 4-5mm di dalam lingkaran. Tripoding
membantu dalam reposisi cetakan dari pasien yang sama di kemiringan yang
sama, yaitu, jalan penyisipan yang sama dipertahankan sepanjang perawatan.2

188
Gambar 312.2

Survey lines di jelaskan (digambarkan) terhadap gigi abutment menggunakan


penanda karbon. Tahapan ini selesai dengan merotasi/ memutar cetakan tersebut.
Daerah di bawah garis ini akan menjadi undercut untuk jalan penyisipan.2

Gambar 313.2

Memperluas basis gigi tiruan dengan menggunakan pensil warna biru (untuk resin
akrilik) atau coklat (untuk metal base).2

Gambar 314.2

Outline framework digambar dengan pensil berwarna coklat. Struktur lain seperti
konektor utama (major connector), indirect retaoiner, minor connector dll
dirancang dan ditandai / ditarik bersama dengan tahaban ini.2
189
Gambar 315.2

Penanda karbon dihapus dan undercut gauge ditempatkan pada surveying arm. Untuk
chrome cobalt alloy 0.010" gauge yang adekuat, 0.015" gauge diperlukan untuk
paduan emas dan 0.020 " gauge diperlukan untuk wrought wire clasp.2
Bead dan shank dari gauge harus berkontak dengan gigi secara bersamaan.
Wilayah di mana kontak bead ditandai dengan pensil merah. Tepi gingiva dari ujung
claps dapat ditempatkan pada tanda ini (clasp harus digambar dengan sesuai). Tanda
ini harus ditempatkan pada sudut garis gigi dan tidak di tengah permukaan wajah atau
lingual.2

Gambar 316.2


Clasp area digambarkan sesuai dengan bentuk yang sebenarnya, ukuran dan
lokasi menggunakan pensil coklat. Jika wrought wire clasp yang digunakan,
simbol WW ditempatkan pada daerah jaringan lunak dari cetakan gigi bawah.2

190

Outline semua komponen bergabung untuk melengkapi desain. Hal yang harus
selalu ingat bahwa outline dari bagian komponen diambil secara terpisah dan
bersatu. Proses bergabung semua garis ini dikenal sebagai unifikasi.2

Gambar 317.2

191
DAFTAR PUSTAKA

1. Niarchou, A P, et al. Partial edentulism and removable partial denture design in a dental
school population: a survey in Greece. The Gerodontology Society and John Wiley &
Sons A/S, Gerodontology 2011; 28: 177183

2. Nallaswamy D. 2007. Textbook of Prosthodontics. New delhi: Jaypee Brothers Medical


Publishers
3. Gunadi, HA. 1995. Buku Ajar Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jakarta: Hipokrates

4. Carr AB, McGivney GP, Brown DT. McCrackens Removable Partial Prosthodontics
11th ed. ELESVIER MOSBY

5. Saluja BS, Mittal divya. An Overview of Removable Partial Denture. Indian Journal of
Dental Sciences. 2012. 3(4)

6. Shah R, Aras, M. Esthetics in Removable Partial Dentures A Review. Kathmandu


Univ Med J. 2013; 44 (4): 345

7. Helal, Mohamed A et al. Effect of Clasp Design on Retention at Different Intervals


Using Different Abutment Materials and in a Simulated Oral Condition. Journal of
Prosthodontics. 2014. Hal:140145

8. Bhavya Mohandas Amin, Meena A Aras. Repair of Extracoronal Direct


Retainers. International Journal of Prosthodontics and Restorative Dentistry, January-
March 2012;2(1):42-46

192

You might also like