Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
oleh
Mareta Rimaningtyas
NIM: 3501406519
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Utama
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiblakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhya.
Pendapat atau temuan orang lain yang berpendapat di dalam skripsi ini dikutip
Mareta Rimaningtyas
NIM. 3501406519
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
2. Tidak ada kata gagal, yang ada hanyalah orang yang berhenti mencoba.
Persembahan:
v
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang dengan rahmat, hidayah serta
PGRI 1 Pati.
Dalam proses pembuatan skripsi ini tentunya tidak lepas dari peran
berbagai pihak yang mendukung dan membantu penulis sehingga skripsi ini dapat
kepada :
Negeri Semarang.
2. Drs. Subagyo, M.Pd, Dekan FIS Universitas Negeri Semarang yang telah
Semarang .
3. Drs. M.S Mustofa, M.A, Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS
Semarang.
4. Drs. Adang Syamsudin S, M.Si, Pembimbing pertama yang dengan sabar telah
ini.
vi
5. Drs. Totok Rochana, M.A, Pembimbing kedua yang dengan sabar telah
ini.
6. H. Suyatno B.A, Kepala Sekolah SMA PGRI 1 Pati yang telah memberikan
ijin penelitian.
7. Ibu Sulistyorini, S.Pd yang telah memberikan waktu dan kerjasamanya selama
penelitian.
8. Siswa-siswi kelas XI IPS-2 SMA PGRI 1 Pati yang telah memberikan bantuan
selama penelitian.
Penyusun
vii
SARI
viii
Kesimpulan dalam penelitian ini, (1) Aktivitas siswa mengalami
peningkatan di antaranya siswa telah mampu melibatkan diri dalam proses
pembelajaran seperti memberikan argumen, pertanyaan, serta menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada kegiatan diskusi kelompok asal dan
kelompok ahli, siswa telah mampu berperan aktif selama kegiatan berlangsung,
mengkoordinir kelompok agar masing-masing anggota dapat bekerja sama,
bertanggung jawab, berbagi kepemimpinan, dan dapat mengaitkan materi yang
dipelajari dengan fenomena sosial, mengajukan dan menjawab pertanyaan diskusi.
Selama proses belajar mengajar berlangsung. (2) Hambatan- hambatanya yaitu
pada saat pembentukan kelompok dan rasa kurang percaya diri pada siswa dalam
mengemukakan pendat.
Saran penulis terkait dengan peningkatan aktivitas belajar siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (1) dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hendaknya guru perlu melatih keterampilan
pada saat pembetukan kelompok asal dan kelompok ahli (2) dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru harus pandai sebagai fasilitator.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
PERSETUJUAN .............................................................................................. ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
PRAKATA ...................................................................................................... vi
SARI ............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 7
E. Batasan Istilah ........................................................................................... 8
x
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 37
A. Dasar Penelitian ........................................................................................ 37
B. Fokus Penelitian........................................................................................ 37
C. Lokasi Penelitian....................................................................................... 38
D. Sumber Data Penelitian............................................................................. 38
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 40
F. Teknik Keabsahan Data ............................................................................ 41
G. Model Analisis Data ................................................................................ 42
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR BAGAN
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang
terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif
pengajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah
bagaimana pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh anak didik secara
tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru.
Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan
segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar
belakang yang berlainan. Paling tidak ada tiga aspek yang membedakan anak
didik satu dengan anak didik lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis , dan
bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal ini juga yang
menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik.
1
2
telah berkembang seiring dengan tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini,
konigtif, ranah afektif, dan ranah pesikomotorik. Dalam hal ini strategi yang
adaptif mampu dikembangkan oleh siswa secara mandiri. Jadi dalam proses
arah yaitu guru ke murid padahal pembelajaran yang berhasil itu bersifat dua
menarik dan interaktif sehingga pembelajaran itu bisa menyenangkan dan juga
mencerdaskan.
pembelajaran dan siswa cenderung pasif dan sebagai pendengar ceramah guru
ketika guru menggunakan metode diskusi kurang bisa berjalan dengan lancar
karena diskusi akan didominasi oleh siswa-siswa yang pandai saja, sementara
siswa-siswa lainnya bersifat pasif. Guru jarang melakukan diskusi selain tidak
berjalan dengan efektif, metode diskusi juga memakan waktu jam pelajaran
yang tidak hanya menuntut kekuatan hafalan, akan tetapi juga kekuatan
didik semakin binggung, karena tidak tepat sasaran dan tidak sesuai dengan
situasi sosial lingkungan sekitarnya. Peserta didik berpikir dua kali untuk
materi pelajaran.
kesempatan belajar yang lebih luas dengan suasana kondusif kepada siswa
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw digunakan agar mampu membangkitkan rasa ingin tahu
temannya.
pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif
Dalam pembelajaran kooperatif siswa bukan hanya belajar dan menerima apa
yang disajikan guru, melainkan dapat belajar dari siswa yang lain. Perbedaan
tersebut terlihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses
kerjasama dalam kelompok, tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini
B. Perumusan Masalah
PGRI 1 Pati?
7
C. Tujuan Penelitian
mendiskripsikan:
tipe jigsaw pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 2 di SMA PGRI 1
Pati .
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
pembelajaran tercapai.
E. Batasan Istilah
diteliti. Beberapa istilah yang dijadikan acuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Aktivitas Belajar
rangka proses belajar. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam
aktivitas fisik. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota
badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, tidak hanya duduk dan
3. Tipe Jigsaw
Sosiologi Istilah Sosiologi sendiri berasal dari kata socius dan logos. Kata
tersebut berasal dari dua bahasa yang berbeda. Kata socius yang berarti
kawan berasal dari Bahasa Latin. Adapun logos yang berarti ilmu berasal
dan-penjelasan-tentang_16.html).
A. Kajian Pustaka
LKS efektif terhadap kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 36 Semarang
lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga terjalin komunikasi baik antar
Belajar Siswa Pada Model Pembelajaran Learning Start With Question (LSQ)
dan Model Pembelajar Jigsaw Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 1 Lasem
LSQ dan Jigasaw terdapat perbedaan hasil pada kedua model pembelajaran
tersebut yaitu model pembelajaran LSQ lebih unggul daripada Jigsaw dalam
12
11
12
12
LSQ.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Pembelajaran
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah
13
13
(reinforcemen).
melalui pemahaman.
sebagai suatu kebutuhan sendiri, bukan suatu paksaan dari pihak luar.
adalah suatu proses aktivitas belajar yang melibatkan perubahan pada aspek
optimal.
2. Model Pembelajaran
mengajar, yang berarti rencana yang akan atau dapat dilaksanakan. Menurut
warga belajar, yaitu warga belajar berperan serta dalam proses perencanaan,
belajar yang sedang dilakukan. Arah atau acuan yang ditempuh pendidik
yaitu agar peserta didik aktif melakukan kegiatan belajar dan bukan pendidik
15
15
a. Perencanaan
keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
perencanaan dibicarakan, maka kegiatan ini tidak akan lepas dari hal-
tahapan penerapan tujuan dan kebijakan dalam rencana yang lebih rinci
yang diperlukan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Tujuan Pembelajaran
Zain, 2002:48).
pengalaman-pengalaman belajar.
2) Bahan Pembelajaran
belajar mengajar.
18
18
4) Metode Pembelajaran
yang ditetapkan.
pembelajaran.
c. Evaluasi
selalu melalui proses pengukuran dan proses penilaian tetapi dapat pula
kelompok, oleh karena itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab
saling membantu.
3) Heterogen
4) Berbagi kepemimpinan
secara umum menurut Stahl dan Slavin (dalam Solihatin, 2008:10) dapat
berlangsung.
dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah
ditampilkan.
pembelajaran akademik.
pembelajaran diantaranya:
yang lain.
nyata (riil).
2006:249-250).
kelemahan di antaranya:
27
27
langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa
siswa.
waktu yang cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat
jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan
strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan
yang anggotanya terdiri dari lima atau enam siswa dengan karaktreristik
yang heterogen. Akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan
2003:64).
29
29
lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan saja tetapi juga
model ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli, kelompok asal
kelompok ahli adalah kelompok yang terdiri dari siswa yang mempunyai
sebagai berikut:
Kelompok Asal
X1A X2A X3A X1B X2B X3B X1C X2C X3C X1D X2D X3D X1E X2E X3E
X4A X4B X4C X4D X5E
30
30
X1A X1B X1C X2A X2B X2C X3A X3B X3C X4A X4B X4C X5A X5B X5C
X1D X 2D X3D X 4D X5D
Kelompok Ahli
Gambar1: Kerangka Pembelajaran
30
30
Keterangan:
topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi
(asal) dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah
(bagian).
ada. Jika jumlah siswa dalam satu kelas 50 dan segmennya ada 5, maka
dianggap terlalu besar bagi lagi menjadi dua, sehingga tiap kelompok
berbeda-beda.
kelompok.
5. Teori Belajar
lama dan merevisi aturan-aturan tersebut jika tidak sesuai lagi (Rifai,
2009:226).
belajar itu terjadi pada individu, berkenaan dengan apakah peserta didik itu
mendorong agar peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan belajar, maka
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat, tetapi pengetahuan harus
memgingat pengetahuan.
diperoleh peneliti dari lapangan. Dengan teori sebagai alat analisis yang
relevan dan permasalahan yang diangkat, maka hasil analisis dan tingkat
33
33
Istilah Sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa
Latin) yang berarti kawan dan logos (bahasa Yunani) yang berarti kata
satu mata pelajaran di SMA pada jurusan IPS, adalah ilmu yang mengkaji
multikultural.
suku, agama, ras, golongan, atau gender (Saptono dan Suteng, 2007: 124).
kebudayaan yaitu:
a. Konflik
integrasi.
b. Integrasi
c. Disintegrasi
organisasi tersebut.
d. Reintegrasi
C. Kerangka Berfikir
akan diteliti. Kerangka berpikir diawali dari latar belakang dan dari
atau konsep-konsep.
dirasakan menjenuhkan.
36
36
tugas yang di hadapi tiap siswa. Selain menjadikan siswa lebih kreatif, dapat
menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana
sebagai berikut:
Penerapan model
pembelajaran Kooperatif tipe
Jigsaw
METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskriptif
dalam kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
jelas, terinci, dan ilmiah mengenai peningkatan aktivitas belajar siswa melalui
B. Fokus Penelitian
PGRI 1 PATI
41
37
38
38
baik kelompok asal maupun kelompok ahli dan rasa kurang percaya diri
C. Lokasi Penelitian
(KTSP). Disamping itu, karena SMA PGRI 1 PATI merupakan salah satu
Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Sumber data primer dalam penelitian ini terdiri dari informan utama
guru mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS SMA PGRI 1 PATI yaitu ibu
2. Data sekunder
Data ini berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh
biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti
data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Sumber data
penelitian meliputi:
a. Sumber tertulis
namun keberadaannya tidak dapat diabaikan. Dilihat dari segi sumber data,
bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber
buku dan majalah ilmiah. Dalam penelitian ini sumber tertulis yang
b. Foto
dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. Pada bab hasil penelitian
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
3. Metode Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, prasasti notulen surat legger, agenda dan lain sebagainya (Arikunto,
2006: 231). Metode ini digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data
teknik yang tepat dapat diperoleh hasil penelitian yang benar-benar dapat di
lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
berupa data kualitatif dan data tersebut diolah dengan model interaksi.
berikut.
1. Pengumpulan
Dalam hal ini peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa
pencatatan data yang diperlukan terhadap berbagai jenis data dan berbagai
2. Reduksi data
Reduksi data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
kooperatif tipe jigsaw mata pelajaran Sosiologi di kelas XI IPS 2 SMA PGRI
3. Penyajian data
tindakan agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Data
yang disajikan sesuai dengan apa yang diteliti, maksudnya hanya dibatasi pada
4. Verifikasi data
sering muncul, hipotesis, dan sebagainya, dari data tersebut peneliti mencoba
didasarkan pada reduksi data, dan penyajian data yang merupakan jawaban
kesimpulan atau verifikasi sebagai sesuatu yang saling berhubungan pada saat,
sebagai berikut :
Pengumpulan Data
selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian data. Apabila
ketiga hal tersebut sudah selesai dilakukan, maka diambil suatu keputusan
atau verifikasi
BAB IV
SMA PGRI 1 Pati adalah salah satu dari SMA swasta di Kabupaten
Pati yang memiliki status akreditasi A. Letak SMA PGRI 1 Pati berada di
Jln. A. Yani Gang Manggis No.99 desa Winong kecamatan Pati, Jawa
pada saat itu berdiri 3 SMA swasta, yaitu SMA PGRI 1 Pati, SMA PGRI 2
Kayen dan SMAK Yos Sudarso. Ada alasan yang mendasari bagi
Negeri.
46
47
47
PGRI 1 PATI dekat dengan Stadion Joyo Kusumo yaitu tempat olahraga di
tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Visi tersebut
menjiwai warga SMA PGRI 1 Pati untuk selalu mewujudkannya setiap saat
dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah. Selain itu visi tersebut
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi
SMA PGRI 1 Pati merupakan salah satu unit pendidikan yang berlokasi di
Jln. A. Yani Gang Manggis No.99. Sarana dan prasarana yang dimiliki
Tabel 1 . Sarana dan Prasarana SMA PGRI 1 Pati tahun pelajaran 2010/2011
SMA PGRI 1 Pati. Diantara sarana dan prasarana diatas, yang kurang baik
yaitu tempat parkir, karena sebagian besar siswa SMA PGRI 1 Pati membawa
olahraga.
insentif guru dan tenaga tidak tetap atau honorer, memberikan arahan kepada
Guru yang mengajar di SMA PGRI 1 Pati dapat dilihat dari table berikut:
mempunyai tugas yang sama yaitu mendidik anak agar menjadi manusia yang
keingin tahuan anak melalui mata pelajaran yang mereka berikan. Sesuai
Siswa SMA PGRI 1 Pati kebanyakan berasal dari kabupaten Pati dan
ditegakkan dan ditingkatkan untuk berpegang pada pedoman yang sudah baku
akademik yang dilakukan terus menerus dengan cara menetapkan target daya
serap minimal yang harus dicapai dari semester ke semester dan dari tahun ke
menerus.
PGRI 1 Pati dan memperoleh pengetah selain akademik dan non akademik
Pati
Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA PGRI 1 Pati
masih minimnya sarana dan prasarana, meskipun sudah ada LCD akan tetapi
belum belum bisa digunakan secara efektif dalam kegiatan pembelajaran dan
diskusi akan didominasi oleh siswa-siswa yang pandai saja, sementara siswa-
siswa lainnya bersifat pasif. Oleh karena itu guru jarang melakukan diskusi
dengan alasan selain tidak berjalan dengan efektif, metode diskusi juga
dengan hasil dengan guru mata pelajaran Sosiologi yang bernama Ibu
materi. Tentu saja hal ini tidak bisa digunakan sebagai acuan untuk menilai
pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk bersikap akif dan memiliki
1. Perencanaan
kegiatan diskusi dan membuat empat gambar dan pertanyaan untuk diskusi.
kooperatif tipe jigsaw guru menjelaskan materi secara garis besar tentang
sebagai langkah awal guru agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
merata.
dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini dilakukan agar siswa
Dalam kegiatan ini guru menerangkan secara garis besar pokok bahasan
yang akan diberikan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
diskusi yaitu model kooperatif tipe jigsaw, sebelum diskusi dimulai guru
guru mengingat efisiensi waktu yaitu dengan cara penomoran. Peserta didik
kelompok asalnya walaupun sudah dibagi dan ditentukan oleh guru, kelas
asalnya.
anggota kelompok, guru memberi 4 yang berbeda dan 2 poin soal yang sama
nomor ahli sama berkumpul menjadi satu kelompok baru yang disebut
Sama halnya dengan pembagian kelompok asal siswa agak sedikit gaduh,
pada waktu menentukan ahli dan pada saat mencari kelompok ahlinya.
bekerja dan belajar ini yaitu guru membimbing kelompok-kelompok ahli pada
teman satu kelompoknya. Hal ini ditujukan agar setiap kelompok dapat
Dalam proses diskusi baik kelompok asal maupun kelompok ahli, dalam
setiap kelompok ditunjuk salah satu siswa untuk menjadi ketua yang bertugas
diskusi.
pengamatan pada tahap ini siswa menjadi aktif dan antusias dalam proses
asalnya, guru menyuruh tiap-tiap peserta didik menyalin semua jawaban yang
diperoleh dari ahli 1 sampai 4 di setiap buku catatan masing-masing. Hal ini
belajar selain buku paket dan LKS. Guru memonitoring dan memastikan
bahwa tiap-tiap peserta didik berdiskusi dan menyalin hasil diskusi ke dalam
dengan diskusi berdasarkan hasil diskusi kelompok ahli. Tiap kelompok ahli
59
59
siswa akan dapat mengetahui jawaban yang benar dari guru. Hal ini dilakukan
siswa siswa yang aktif selama proses belajar mengajar, baik bertanya,
lain. Cara ini membuat sebagian besar siswa merasa antusias dan tertarik
poin atau nilai tambahan selain hasil nilai dari kelompoknya juga kelompok
ini akan memotivasi kelompok untuk bersaing membuat hasil diskusi yang
Pati sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Muslimin Ibrahim
dilaksanakan oleh guru sudah sesuai dengan teori akan tetapi guru mengemas
3. Evaluasi
Penilaian dilakukan melalui tes dan non tes. Penilaian tes dilakukan
penilaian tes, dilakukan juga penilaian non tes untuk mengetahui aktivitas
pada kelompok asal dan kelompok ahli. Penilaian non tes yang digunakan
mengambil suatu keputusan yang didasarkan atas data yang telah disusun
juga dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Hal ini terlebih dalam mata
hanya dilakukan melalui penilaian produk atau hasil tetapi juga melalui
penilaian proses.
Melalui kegiatan penilaian yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan
pembelajaran, segala informasi dan data yang didapat mengenai diri siswa
dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes dapat
berupa hasil post-tes siswa yang berupa pilihan ganda sedangkan teknik non
Namun guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
63
63
sebenarnya.
tidak hanya diberikan materi melalui metode ceramah akan tetapi siswa juga
materi melalui diskusi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Nasution
(2004: 92) bahwa metode ceramah dan tanya jawab tidak menimbulkan
asal siswa terlihat bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan terbukti
64
64
dari buku maupun LKS untuk menjawab tugas yang diberikan. Pada saat
diskusi kelompok ahli tiap-tiap individu dari kelompok asal sudah memiliki
jawaban menerut mereka yang bersumber dari buku dan LKS maupun
pendapat secara individu, akan tetapi siswa satu dengan siswa lainya memiliki
kelompok ahli. Setelah kembali ke kelompok asal, tiap kelompok asal dengan
karena tiap individu membawa soal yang berbeda untuk keberhasilan tiap
dengan metode ceramah siswa hanya terlihat diam dan menjawab pertanyaan
sama, siswa satu dengan satunya saling melenkapi jawaban disini terlihat
siswa. Proses membangun makna tersebut dilakukan sendiri oleh siswa dan
guru dan dari berbagai sumber untuk menjawab tugas yang diberikan. Siswa
penyerapan makna pada proses belajar mengajar dan guru sebagai fasilitator
yang terjadi pada peran guru, melalui model pembelajaran ini, guru lebih
Pada kegiatan diskusi kelompok ahli dan kelompok asal siswa mampu
belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas
fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan
anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, siswa tidak hanya
duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki
peningkatan aktivitas belajar siswa, akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi
terlihat malu dan takut untuk mengajukan pertanyaan baik pada teman
maupun pada guru saat kegiatan diskusi. Siswa masih terlihat malu untuk
baik.
Ketika proses diskusi berlangsung, jika ada kelompok yang tidak mampu
hasil diskusi.
Sebagian besar siswa di kelas telah mampu melibatkan diri dalam proses
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada kegiatan pada kelompok ahli, siswa
diskusi di depan kelas. Aktivitas-aktivitas yang tampak ini sesuai apa yang
Kalau saya lihat memang ada perubahan yang terjadi di kelas setelah
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini digunakan. Sebagian besar
dari mereka sudah mau aktif saat pelajaran berlangsung, sudah banyak
yang berani mengajukan pendapat atau pertanyaan, dan mau bekerja
sama saat diskusi. Siswa-siswa yang tadinya pasif, sudah mulai
tertarik mengikuti diskusi.
(Wawancara tanggal 3 Maret 2011).
69
69
penpadatnya dan tidak lagi bosan saat pembelajaran, siswa dapat aktif dan
pelajaran Sosiologi.
pengalaman.
Dalam proses belajar mengajar siswa pun menjadi lebih aktif, karena
setiap siswa harus mempunyai kewajiban dan rasa tanggung jawab terhadap
bukti adanya minat yang tinggi untuk belajar. Kondisi ini yang membawa
mengutamakan adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antar siswa.
Dengan adanya sistem gotong royong, bagi siswa yang merasa mampu
akan memberikan masukan yang berarti bagi teman kelompoknya pada saat
positif terhadap hasil belajar siswa, sebab siswa akan merasa nyaman
yang dicapai tercipta juga karena hubungan antar siswa yang saling
hubungan antara pribadi yang positif dari latar belakang yang berbeda,
bertanggung jawab menjadi tutor bagi teman lainnya, sehingga setiap siswa
lainnya.
untuk memberikan kritik kepada orang lain dengan cara sopan dan
bertanggung jawab.
minat belajar siswa terhadap pelajaran, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya
kurang tepat karena setiap metode atau model pembelajaran baik metode
Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru
seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk
melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi
ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga
digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa
Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar
patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun
sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru
seperti gambar dan audio visual lainnya. Metode ceramah dalam proses
salah. Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas
terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan
antara lain :
dengan teknik tes, dapat berupa post tes. Sedangkan penilaian yang dilakukan
75
75
dengan teknik non tes, dilakukannya dengan membuat rubrik atau catatan
siswa lain tergolong sangat tinggi dengan rata-rata persentase skor mencapai
95,55. Hal ini berarti semua siswa lebih fokus, cermat, antusias dan aktif
sangat tinggi yaitu rata-rata sebesar 92,22. Hal ini berarti mereka bekerja
dengan baik.
baik.
gagasan yang cemerlang masih belum mencapai hasil yang optimal, terbukti
dari rata-rata skornya mencapai 77,77 dalam kategori tinggi karena mereka
masalah mencapai 77,22 dalam kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dan teknik tes berupa post tes. Hal ini dilakukan agar dapat
membantu guru untuk menentukan siswa mana yang sudah tuntas belajarnya
SMA PGRI 1 Pati batas minimal yang harus diperoleh siswa atau batas
harus mencapai 60 atau lebih. Oleh karena itu, nilai yang diperoleh benar-
dari awal hingga akhir dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
multikultural.
menjadikan siswa lebih aktif dan lebih antusias, karena pembelajaran jigsaw
dalam belajar, sehingga setiap siswa harus mempunyai kewajiban dan rasa
SMA PGRI 1 Pati dapat meningkatkan keaktifan siswa dari proses belajar
penataan ruang belum terkondisi dengan baik dan guru sedikit mengalami
kesulitan untuk mengkondisikan siswa agar suasana kelas kembali tenang dan
kondusif.
dan selama diskusi berlangsung (pada kelas XI IPS 2). Hal ini dapat
tersebut diketahui masih terdapat siswa ragu dan malu untuk bertanya dan
jigsaw yang dilaksanakan, namun siswa belum begitu paham tentang teknik
pembelajaran jigsaw yang sebenarnya, hal itu dapat dilihat pada waktu
terbiasa menggunakan metode ceramah dan proses belajar mengajar yang satu
arah maka dalam mengeluarkan pendapatnya siswa ragu dan kurang percaya
diri.
BAB V
A. Kesimpulan
tipe jigsaw pada mata pelajaran Sosiologi di SMA PGRI 1 PATI, dapat
kooperatif tipe jigsaw menjadikan siswa lebih aktif selama kegiatan belajar
80
80
81
Jigsaw pada Mata Pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 2 di SMA PGRI 1 Pati,
SMA PGRI 1 Pati, dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes dan non
tes. Teknik tes dapat berupa hasil pos-tes siswa yang berupa pilihan ganda
B. Saran
pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 2 SMA PGRI 1 Pati, berdasarkan
kelompok baik kelompok asal dan kelompok ahli dalam penerapan model
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zaini. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Istiawati, Yuli. 2011. Tingkat Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Model
Pembelajaran Learning Start With A Quersion (LSQ) dan Model
Pembelajaran Jigsaw Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri 1
Lasem Rembang Tahun Ajaran 2010/2011. Semarang: skripsi
unnes tidak untuk diterbitkan.
Muin, Idianto. 2006. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
83
82
83
83
Pusat pengembangan PPL dan PKL. 2009. Pedoman PPL Universitas Negeri
Semarang. Semarang: UNNES Press.
Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UPT Unnes Press
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Zaini, Hisyam., Munthe, Bermawy, dan Aryani, Sekar Ayu. 2004. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.
Lampiran 2
Kelas/Semester : XI/ 2
Indikator :
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan masalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat
multikultural.
2. Materi Pembelajaran
1. Masalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multikultural
(terlampir).
3. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Penugasan
88
88
4. Model Pembelajaran
Kooperatif tipe jigsaw
5. Langkah-langkah Pembelajaran
No Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan
Pembelajaran
1 Kegiatan
Pembuka
a.Appersepsi. - Guru memberikan
appersepsi akan
pentingnya menguasai
kompetensi dan
indikator pembelajaran.
b.Rambu- - Menyampaikan - Siswa memperhatikan
rambu kompetensi yang ingin appersepsi dan
belajar. dicapai. motivasi dari guru
masyarakat
multikultural.
Guru memberikan Siswa menjawab
pertanyaan tentang masalah yang timbul
masalah yang timbul akibat
akibat keanekaragaman keanekaragaman
masyarakat masyarakat
multikultural. multikultural.
Guru mulai Siswa
menerangkan masalah memperhatikan dan
yang timbul akibat merangkum materi
keanekaragaman dari guru.
masyarakat
multikultural.
Guru menayangkan Siswa
gambar mengenai memperhatikan
masalah yang timbul tayangan gambar.
akibat keanekaragaman
masyarakat
multikultural.
Siswa berkumpul
Guru membagi siswa
dengan anggota
ke dalam kelompok-
kelompok yang telah
kelompok. Tiap
di bagi oleh guru.
kelompok terdiri dari 4
siswa (kelompok asal).
c. Gambar3: Masalah
yang timbul akibat
keanekaragaman
masyarakat
91
91
multikultural
berdasarkan
Disintergrasi.
d. Gambar 4: Masalah
yang timbul akibat
keanekaragaman
masyarakat
multikultural
berdasarkan
Reintegrasi.
6. Sumber Pembelajaran
1. Buku SMA kelas XI ESIS
2. Buku SMA kelas XI Erlangga
3. Media massa dan sumber yang diunduh dari internet.
7. Alat Pembelajaran
1. White board
2. Spidol dan penghapus.
8. Media
1. Gambar (terlampir)
9. Penilaian Hasil Belajar
1. Keaktifan siswa dalam kelompok
2. Keaktifan kelompok dalam diskusi.
3. Tes tertulis.
Lampiran 3
MATERI
Multikultural
positif atau negatif. Namun jika keduanya kita telusuri dan kita kaji lebih
e. Konflik
kesatuan di dalam masyarakat. Meski demikian, telah kita ketahui pula bahwa
disengaja dalam suatu diskusi agar perbedaan pendapat tentang suatu hal
f. Integrasi
harmonis.
g. Disintegrasi
h. Reintegrasi
A. Tugas
1. Berdasarkan gambar
a. Berdasarkan gambar faktor apa yang menyebabkan dan mempengaruhi
dari keanekaragaman masyarakat multikultural ?
b. Gambar tersebut merupakan salah satu contoh dari faktor yang
menyebabkan dan mempengaruhi kemajemukan bangsa Indonesia,
bagaimana yang cara melestarikan kemajemukan bangsa Indonesia?
2. Buatlah kesimpulan hasil jawaban soal no 1 lalu presentasikan di depan
kelas
97
97
Gambar 1.2: Rapat yang terdiri dari berbagai fraksi yang terdapat perbedaan
pendapat, yang pada akhirnya perbedaan pendapat tersebut untuk
mencapai satu tujuan
A. Tugas
1. Berdasarkan gambar
a. Berdasarkan gambar faktor apa yang menyebabkan dan mempengaruhi
dari keanekaragaman masyarakat multikultural ?
b. Gambar tersebut merupakan salah satu contoh dari faktor yang
menyebabkan dan mempengaruhi kemajemukan bangsa Indonesia,
bagaimana yang cara melestarikan kemajemukan bangsa Indonesia?
2. Buatlah kesimpulan hasil jawaban soal no 1 lalu presentasikan di depan
kelas!
98
Gambar 1.3: Kemiskinan dan kesenjangan sosial dalam masyarakat dapat menjadi
pemicu terjadinya disintegrasi apabila tidak ditangani dengan baik
oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama.
A. Tugas
1. Berdasarkan gambar
a. Berdasarkan gambar faktor apa yang menyebabkan dan mempengaruhi
dari keanekaragaman masyarakat multikultural ?
b. Gambar tersebut merupakan salah satu contoh dari faktor yang
menyebabkan dan mempengaruhi kemajemukan bangsa Indonesia,
bagaimana yang cara melestarikan kemajemukan bangsa Indonesia?
2. Buatlah kesimpulan hasil hasil jawaban soal no 1 lalu presentasikan di
depan kelas!
99
99
Gambar 1.4: Berdasarkan hubungan timbal balik antara dua faktor yang
berpengaruh positif dan negatif, orang dapat menambah kelancaran
proses pelembagaan dan memperbesar efektivitas menanam dan
mengurangi kekuatan menetang masyarakat.
A. Tugas
1. Berdasarkan gambar
a. Berdasarkan gambar faktor apa yang menyebabkan dan mempengaruhi
dari keanekaragaman masyarakat multikultural ?
b. Gambar tersebut merupakan salah satu contoh dari faktor yang
menyebabkan dan mempengaruhi kemajemukan bangsa Indonesia,
bagaimana yang cara melestarikan kemajemukan bangsa Indonesia?
2. Buatlah kesimpulan hasil jawaban soal no 1 lalu presentasikan di depan
kelas!
100
1001
LAMPIRAN
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, d atau e!
4. Integrasi adalah . . . . .
a. Pengakuan terhadap perbedaan ras di masyarakat
b. Sikap tidak mengakui adanya perbedaan ras
c. Mengakui adanya perbedaan tetapi tidak memberikan perhatian yang
khusus
d. Keinginan untuk hidup terpisah tetapi mengakui adanya perbedaan
e. Tindakan yang tidak mengakui perbedaan tetapi menginginkan hidup
bersama
5. Potensi konflik dalam kemajemukan masyarakat dapat dihilangkan bila
perbedaan yang ada dilandasi oleh . . . . .
a. Mengutamakan kelompok lain daripada kelompok sendiri
b. Mengutamakan kelompok sendiri daripada kelompok lain
c. Keinginan untuk mempelajari setiap perbedaan masyarakat
d. Sikap menghindarkan diri dari konflik
e. Toleransi dan hormat menghormati antar warga yang memiliki perbedaan
6. Apabila konflik dalam masyarakat tidak dapat teratasi, maka pada puncaknya
akan terjadi . . . . .
a. Pemaksaan
b. Asimilasi
c. Akomodasi
d. Disintegrasi
e. Koordinasi
7. Berikut ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi kelancaran proses
integrasi sosial masyarakat majemuk, yaitu . . . .
a. Etnosentrisme dan fanatisme
b. Toleransi antarsuku
c. Wilayah dan fanatisme
d. Pemimpin yang cakap dan bijaksana
e. Lembaga pendidikan yang maju
8. Penyangkalan hak-hak suatu kelompok warga negara yang yang sebenarnya
berlaku untuk semua warga, sementara komitmen dan kewajiban yang
102
1021
berlaku bagi semua warga negara tetap dituntut, bahkan lebih daripada warga
negara lainnya merupakan pengertian dari . . . .
a. Diskriminasi
b. Integrasi
c. Konflik
d. Reintegrasi
e. Disintegrasi
9. Dibawah ini adalah alternatif pemecahan masalah konflik antar etnis, kecuali
....
a. Sikap terbuka dan mau menerima kebudayaan orang lain
b. Pandangan primordialisme perlu segera direvisi dan di reformasi
c. Perlu mewaspadai sikap menganggap diri memiliki kebudayaan superior
d. Nilai positif dari budaya orang lain perlu kita timba dan dipelihara demi
kepentingan dan kemajuan bersama
e. Sikap tertutup dan tidak mau tahu terhadap budaya orang lain
10. Potensi konflik dalam kemajemukan masyarakat dapat dihilangkan bila
perbedaan yang ada dilandasi oleh........
a. Mengutamakan kelompok lain daripada kelompok sendiri
b. Mengutamakan kelompok sendiri daripada kelompok lain
c. Keinginan untuk mempelajari setiap perbedaan masyarakat
d. Sikap mengindarkan diri dari konflik
e. Toleransi dan hormat meghormati antar warga yang memiliki perbedaan.
103
1031
LAMPIRAN
KUNCI JAWABAN.
Lampiran 3
Tanggal Observasi :
Nama Observer :
Kelas : XI IPS-2
3 = baik
2= kurang
1= kurang sekali
kerja
3 Siswa mengemukakan pendapatnya secara lisan
dalam kelompok ahli
a. Responsif , runtut, mudah dipahami dan disertai 4
contoh
b. Responsif, runtut dan mudah dipahami 3
c. Responsif dan runtut 2
d. Tidak mengungkapkan gagasan 1
4 Siswa mengemukakan pendapatnya secara lisan
dalam kelompok asal
a. Responsif , runtut, mudah dipahami dan disertai 4
contoh
b. Responsif, runtut dan mudah dipahami 3
c. Responsif dan runtut 2
d. Tidak mengungkapkan gagasan 1
5 Siswa memberi kesempatan berpendapat kepada
teman dalam kelompok
a. Responsif, menyimak dan tidak memotong 4
pembicaraan
b. Responsif dan menyimak 3
c. Kurang memperhatikan 2
d. Tidak responsive 1
6 Siswa mendengarkan dengan baik ketika teman
berpendapat
a. Memperhatikan, menyimak dan mencatat 4
b. Memperhatikan dan menyimak 3
c. Kurang memperhatikan 2
d. Tidak memperhatikan 1
7 Memberi gagasan yang cemerlang
a. Memahami materi mengorganisasikan ide 4
106
1061
Lampiran 4
3 AFIATUN NADHIRON P V
4 AGUNG DIBYO P L V
5 AGUS SUTRISNO L V
6 AHMAD L V
THOIFURROHIM
7 ALI WAHYUDI L V
9 ANITHA SUKISTIA N P V
10 ARIS WANANDI L V
11 BENI SAPTIYANTO L V
12 BUDI LISTIONO L V
13 CATUR NUR A L V
16 DWI ASTRIYANTI P V
18 EDI SUSANTO L V
19 ERIKO FENDRIA L V
20 FATIN AFIFA P V
22 GIGIH KENDIRA P V
23 IKHLAS SUWITO L V
24 IMELSYA REANE N P V
25 ITA AGUSNINGTYAS P V
26 LENI APRILIANI P V
28 LUTFIYATUL QORIAH P V
29 MELINDA MEGAWATI P V
31 MUHAMAD SOLIKIN L V
32 MUHAMMAD L SAKIT
SYAIFUDIN
33 OKY RUDIYANTO L V
36 REDY MAHENDRA L V
37 RESTILIANA P V
38 RITA YULIANINGSIH P V
109
1091
39 ROHUL FACHRYAN M L V
40 RUSTIANA P V
PURDIAWATI
41 SANTI YULIANA P V
42 SATIYA SUWITO L V
43 SITI YULAEKAH P V
44 SYIAM EFENDI L V
47 YENI KURNIAWATI P V
48 YULIANTO IRAWAN L V
110
1101
Lampiran 5
33 4 4 2 2 3 4 2 4 25 80,64 Tinggi
34
35 4 4 3 3 3 2 3 1 23 74,19 Tinggi
36 4 4 3 3 4 4 3 3 28 90,32 Sangat Tinggi
37 4 4 4 4 3 4 4 3 30 96,77 Sangat Tinggi
38 4 4 3 3 4 4 3 3 28 90,32 Sangat Tinggi
39 3 3 3 3 3 3 3 3 24 77,41 Tinggi
40 4 4 3 4 4 4 4 2 29 93,54 Sangat Tinggi
41 4 4 3 3 2 3 3 3 25 80,64 Tinggi
42 4 4 3 3 3 3 3 3 26 83,87 Sangat Tinggi
43 4 4 3 3 3 3 3 3 26 83,87 Sangat Tinggi
44 4 4 4 4 3 4 4 4 31 100,00 Sangat Tinggi
45 4 4 3 3 3 4 4 3 28 90,32 Sangat Tinggi
46 4 4 4 4 3 4 4 4 31 100,00 Sangat Tinggi
47 4 3 3 3 3 4 2 2 24 77,41 Tingi
48 4 4 4 4 3 4 2 4 29 93,54 Sangat Tinggi
Mean 3,82 3,68 3,1 3,0 3,0 3,4 3,11 3,08 26,42
3 8 5 7
% 95,9 92,2 78, 77, 76, 86, 77,7 77,7 82,63
5 2 33 22 11 66 7 2
Sangat Tinggi
112
1121
Lampiran 6
Lampiran 7
Kelompok Ahli
Lampiran 8
1. Berdasarkan Gambar:
a. Berdasarkan gambar 1 yang diakibatkan dari keanekaragaman
masyarakat multikultural yaitu konflik politik dapat dilihat dari
gambar yang terjadi baku hantam ditandai dengan aksi protes.
Fenomena tersebut dapat kita lihat dan saksikan bersama dari
berita-berita di media massa, baik cetak maupun elektronik.
Pemerintahan terlihat baku hantam dan perseteruan karena kalah
mempertahankan pendapatnya masing-masing.
b. Cara melestarikan kemajemukan bangsa Indonesia untuk terhindar
dari akibat keanekaragaman masyarakat multikultural berdasarkan
konflik yaitu memperkokoh kerjasama, melakukan tawar-menawar
untuk melakukan kompromi saling menghargai dan saling percaya
guna mendapatkan suatu tujuan dari kesepakatan.
2. Kesimpulan gambar 1 yang diakibatkan dari keanekaragaman masyarakat
multikultural yaitu konflik politik dapat dilihat dari gambar yang terjadi
baku hantam ditandai dengan aksi protes. melestarikan kemajemukan
bangsa Indonesia untuk terhindar dari akibat keanekaragaman masyarakat
multikultural berdasarkan konflik yaitu memperkokoh kerjasama,
melakukan tawar-menawar untuk melakukan kompromi saling
menghargai dan saling percaya guna mendapatkan suatu tujuan dari
kesepakatan.
115
1151
1. Berdasarkan Gambar:
a. Berdasarkan gambar 2 masalah yang diakibatkan dari
keanekaragaman masyarakat multikultural yaitu integrasi. Integrasi
adalah penyatuan bangsa Indonesia yang tetap menjaga
keanekaragaman fisik dan social budaya sebagai bagian dari
kekayaan bangsa Indonesia. Berdasarkan gambar terdapat
perbedaan-perbedaan setiap kelompok atau individu yang berbeda
disatupadukan untuk mencapai tingkat yang harmonis, stabil dan
terjadi ketenangan untuk meperoleh tujuan yang sama.
b. Cara melestarikan kemajemukan bangsa Indonesia dari akibat
keanekaragaman berdasarkan integrasi yaitu dengan
memperhatikan faktor-faktor sosial yaitu tujuan yang ingin dicapai
bersama, system sosial yang mengatir tindakan mereka, dan system
sanksi sebagai pengontrol atas tindakan-tindakan mereka.
2. Kesimpulan gambar 2 masalah yang diakibatkan dari keanekaragaman
masyarakat multikultural yaitu integrasi. Berdasarkan gambar terdapat
perbedaan-perbedaan setiap kelompok atau individu yang berbeda
disatupadukan untuk mencapai tingkat yang harmonis, stabil dan terjadi
ketenangan untuk meperoleh tujuan yang sama. Cara melestarikan
kemajemukan bangsa Indonesia dari akibat keanekaragaman berdasarkan
integrasi yaitu dengan memperhatikan factor-faktor sosial yaitu tujuan
yang ingin dicapai bersama, system sosial yang mengatir tindakan mereka,
dan system sanksi sebagai pengontrol atas tindakan-tindakan mereka.
116
1161
1. Berdasarkan gambar
a. Berdasarkan gambar 3 yang diakibatkan dari keanekaragaman masyarakat
multikultural yaitu disintergrasi dapat dilihat dari gambar yang
merupakan kawasan permukiman kumuh yang berada dibantaran sungai,
hal tersebut menunjukkan kemiskinan dan kesenjangan sosial dalam
masyarakat dapat menjadi pemicu terjadinya disintregrasi apabila tidak
ditangani dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama-
sama. Jika suatu masyarakat telah tampak adanya kesenjangan sosial
akibat kemiskinan daerah permukiman kumuh tersebut dapat dipastikan
bahwa didalamya tidak akan terjadi pola kehidupan yang serasi lagi.
b. Cara melestarikan kemajemukkan bangsa Indonesia untuk terhindar dari
disintergrasi yaitu suatu upaya pembinaan yang efektif dan berhasil,
diperlukan pula tatanan, perangkat dan kebijakan yang tepat guna
memperkukuh integrasi nasional dengan cara; membangun dan
menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu,
menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun
konsensus, membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan
norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa, merumuskan
kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek
kehidupan dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi
semua pihak, semua wilayah, upaya bersama dan pembinaan integrasi
nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan bijaksana, serta
efektif.
2. Kesimpulan dari gambar 3, masalah yang diakibatkan masyarakat multikultural
adalah disintegrasi, dapat dilihat dari gambar yang merupakan kawasan
permukiman kumuh yang berada dibantaran sungai, hal tersebut menunjukkan
kemiskinan dan kesenjangan sosial dalam masyarakat dapat menjadi pemicu
terjadinya disintregrasi apabila tidak ditangani dengan baik oleh pemerintah
117
1171
1. Berdasarkan gambar
a. Berdasarkan gambar 4 akibat dari keanekaragaman masyarakat
multikultural yaitu reintegrasi. Gambar tersebut terlihat suatu
lembaga yang tertera papan Badan Pelaksanaan Reintegrasi
Damai Aceh, merupakan badan pelaksanaan efektivitas menanam
hasil yang positif dengan organisasi dan metode di dalam
menanamkan suatu lembaga dan tertibnya system penanaman
sesuai dengan kebudayaan masyarakat.
b. Cara melestarikan kemajemukan bangsa Indonesia dengan adanya
reintegrasi yaitu dengan efektivitas menanam hasil yang positif
dengan penggunaan tenaga manusia, alat, organisasi, dan metode di
dalam menanamkan lembaga baru. Semakin besar kemampuan
tenaga manusia, alat-alat yang dipakai organisasi, dan tertibnya
system penanaman sesuai dengan kebudayaan masyarakat, semakin
besar pula hasil yang dicapai oleh usaha penanaman lembaga baru.
2. Kesimpulan gambar 4 akibat dari keanekaragaman masyarakat
multicultural yaitu reintegrasi. Gambar tersebut terlihat suatu lembaga
yang tertera papan Badan Pelaksanaan Reintegrasi Damai Aceh, Cara
melestarikan kemajemukan bangsa Indonesia dengan adanya reintegrasi
yaitu dengan efektivitas menanam hasil yang positif dengan penggunaan
tenaga manusia, alat, organisasi, dan metode di dalam menanamkan
lembaga baru.
119
1191
Lampiran 9
6 AHMAD 9 Tuntas
THOIFURROHIM
30 MOCHAMAD IQBAL R
32 MUHAMMAD
SYAIFUDIN
34 PULUNG ARI P
37 RESTILIANA 8 Tuntas
40 RUSTIANA 7 Tuntas
PURDIAWATI
Lampiran 10
PEDOMAN WAWANCARA
tugas.
c. Bagaimana peran guru sebagai
evaluator dalam proses belajar
mengajar dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw pada pokok bahasan
masalah akibat
keanekaragaman dalam
masyarakat multikultural.
2 Aktivitas siswa Proses a. Apakah dalam proses belajar
dalam proses Pembelajaran mengajar dengan penerapan model
belajar mengajar pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Sosiologi terdapat saling ketergantungan
secara individu.
b. Apakah siswa dapat dipertanggung
jawabkan secara individu pada
proses belajar mengajar dengan
penerapan model pembelajaraan
kooperatif tipe jigsaw pada pokok
bahasan masalah akibat
keanekaragaman dalam
masyarakat multikultural.
c. Apakah dalam proses belajar
mengajar dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
siswa dapat berbagi kepemimpinan.
d. Apakah dalam proses belajar
mengajar dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
siswa dapat menekankan tugas dan
kebersamaan antar siswa.
124
1241
Lampiran 11
Nama : Tanggal :
Jenis kelamin :
Item Pertanyaan:
1. Menurut anda apakah materi yang digunakan dalam mengajar telah sesuai
dengan RPP?
2. Bagaimana menurut anda apakah penggunaan media dalam mengajar telah
sesuai pada pokok bahasan masalah akibat keanekaragaman masyarakat
multikultural?
3. Menurut anda apakah pengorganisasian urutan materi telah sesuai RPP?
Item pertanyaan:
4. Bagaimana menurut anda peran guru sebagai fasilitator dalam proses belajar
mengajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
a) Dalam pemecahan masalah.
b) Pengambilan keputusan
5. Bagaimana menurut anda guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat siswa mengerjakan tugas?
127
1271
6. Bagaimana menurut anda peran guru sebagai evaluator dalam proses belajar
mengajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pokok bahasan masalah akibat keanekaragaman masyarakat multikultural?
Item Pertanyaan:
Item Pertanyaan:
Indikator : Penilaian
Item Pertanyaan:
15. Bagaimana menurut anda penilaian pada setiap siswa dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam:
a) menyampaikan pendapat
b) memberikan argumentasi
c) memberikan kritik
129
1291
d) mengajukan pertanyaan
e) cara menggunakan bahasa dalam menyampaikan pendapat
terhadap temani
Item Pertanyaan:
Lampiran 12
Nama : Tanggal :
Jenis kelamin :
PERTANYAAN:
1. Media apa saja yang digunakan guru anda dalam proses belajar mengajar
sosiologi?
2. Apakah dengan penerapan model pembelajran kooperatif tipe jigsaw pada
pokok bahasan masalah akibat keanekaragaman masyarakat multikultural
membuat anda lebih memahami dalam mempelajari mata pelajaran sosiologi?
3. Apakah menurut anda menjadi lebih aktif dalam menyampaikan pendapat,
berdiskusi, memberikan kritik, mengajukan pertanyaan dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada proses belajar mengajar
Sosiologi dari pada pembelajaran konvensional?
4. Menurut anda mana yang lebih efektif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
atau pembelajaran konvensional pada proses belajar mengajar Sosiologi pada
pokok bahasan masalah akibat keanekaragaman masyarakat multikultural?
5. Apakah dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw anda dapat
memahami pokok bahasan?
6. Apakah anda percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya untuk
menerangkan kepada siswa lain?
7. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw nilai
evaluasi anda memenuhi standar kriteria kelulusan?
131
1311 I
132
1321
Nomor : 6;2.4 IH 37. L31PP12011
Lamp. : lExp 2 1 FEB 2011
Hal : Permohonan Izin Penelitian
Dengan hormat,
Bersarna ini, kami mohon ijin penelitian untuk penyusunan Skripsil Tugas Akhir
oleh mahasisW1a:gai berikut:
: Marea RimaDiDgtyas
NIM : 3501406519
Semester : X ( sepuluh )
JurusanlJenjang : Sosiologi dan Antropologi / S I
Judul : Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Til'R Jigsaw Pada
Mala Mala Pelajaran Sosiologi di SMA PGRlJ
Pati
Sehubungan dengan hal tersebut, agar mahasiswa yang bersangkutan diijinkan untuk
mengadakan penelitian di instansi / lembaga yang saudara pimpin.
"
t
Atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.
Tembusan :
I. Dekan
2. Ketua Jurusan Sosiologi & Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial Unnes .
FM-OS-AKD-UI Rev. 00
YAY~ PEMBINA LBtBAGA PENDIOIKAN DI<DASMEN PGRJ
I
SEKOLAH IENENGAH ATAS
SMA PGRI1 PAll
TERAKREDlTASI A
JI. A. Ym Gg Manggis 99 Pati. Telp. 382243-55(D22. Fax. (0295)
382243
SURA T KETERANGAN
Nomor: 4241lO3.38ISMA PGR111KM. 2011
Yang bertauda tqa1 di bawah ii. KepaIa Sekdah Mell811gah Alas (SMA) PGRI 1 Pal mellerallgkan
denp\ sestJWIIny8. bahwa :
Nama : IlARETA RIMAIJG1YAS
NIM : 3501406519
FaIwIbB I JuFusan : IImu SosiaI (AS) I SoIioIoc; dan.Anlropolqj (S1)
Universitas : UNNES Senunng
teNIh ~ PInIIIIIn di SMA PGRl1 Pati. taItIiIlq buIal Febnai sid Mat 2011 dengan ,iuduI :
DiIIBkana't.