Professional Documents
Culture Documents
PROGRAMER P2
PUSKESMAS PAKUALAMAN
KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
A. Standar Fasilitas
B. Ruang Pertemuan
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mendapatkan bangsa yang memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat dibutuhkan kerjasama masyarakat dalam menciptakan pembangunan
kesehatan, kemauam dan kemampuan untuk hdiup sehat seningga setiap orang dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu berbenah yang terkonsentrasi
guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
tingkat kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang berbasis
masyarakat yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan milik daerah.Puskesmas
juga merupakan ujung tombak di strata pertama pelayanan kesehatan dan merupakan
Unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja.
Pencegahan dan pengendalian penyakit merupakan program pelayanan kesehatan
puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular / infeksi ( misalnya
TB, DBD, Diare, dll ) dan tidak menular.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Tujuan Khusus :
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak
menular. Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Tuberkulosis,
Demam Berdarah Dengue, Diare, HIV/AIDS, pneumoni , dan penyakit penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
C. Ruang Lingkup
1. Surveilans Epidemiologi
2. Imunisasi
3. TBC
4. DBD
5. Penanggulangan KLB
6. ISPA, Pneumoni
7. AFP
8. Diare
9. HIV/ AIDS
10. Rabies / Gigitan hewan penular Rabies
11. Penyakit Tidak Menular
Kegiatan pokok pencegah dan pengendalian penyakit oleh puskesmas terdiri dari :
1. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
2. Peningkatan Imunisasi , penemuan dan tatalaksana penderita, peningakatan surveilans
epidemiologi dan penanggulangan wabah
3. Peningkatan komunikasi informasi dan edukasi pencegahan dan pengendalian
penyakit.
D. Batasan operasional
1. Imunisasi
2. Surveilans Penyakit
4. Penelitian Epidemiologi
Penelitian Epidemiologi meliputi KLB diare, DB, Campak, Tetanus, Malaria, Flu
Burung, dan HIV / AIDS
5. Penyuluhan
6. Posbindu
Posbindu adalah bentuk peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini
pemantuan faktor resiko penyakit tidak menular yang dilaksanakan secara terpadu ,
rutin, dan periodik
7. P2 TB
E. Landasan Hukum
1. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 951 menkes SK/V/2000, tentang Upaya
keselamatan dasar
2. Kepmenkes RI No. 1479 menkes/sk/x/2003 tentang pedoman penyelengggaraan
sistem surveilans epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular
3. Undang-undang Nomer 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara.
4. Undang-undang Nomer 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (lembaran Negara RI tahun
2009 nomer 144, tambahan lembaran Negara RI nomer 5063) pada pasal 158 sampai
161 tentang PTM.
5. Peraturan pemerintah nomer 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
6. Peraturan pemerintah nomer 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah
Republik Indonesia.
7. Peraturan pemerintah nomer 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka
menengah nasional (RPJMN) tahun 2010-2014.
8. Peraturan pemerintah tahun 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan
antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota
(lembaran Negara RI tahun 2007 nomer 82, tamabahan lembaran Negara RI nomer
4737).
9. Kepmenkes nomer 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas.
10. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 741/menkes/per/VII/2008 tentang standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota.
11. Kepmenkes nomor 828/menkes/sk/IX/2008, tentang petunjuk teknis standar
pelayanan minimal.
12. Kepmenkes nomer 374/menkes/sk/V/2009, tentang sistem kesehatan nasional .
13. Kepmenkes nomer 375/menkes/sk/V/2009 tentang rencana pembangunan jangka
panjang kesehatan (RPJPK) 2005-2025.
14. Kepmenkes nomer 882/menkes/sk/X/2009, tentang pedoman penanganan evakuasi
medik.
15. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 1144/menkes/per/VII/2010, tentang organisasi
dan tata kerja kementerian kesehatan RI.
16. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 2256/menkes/per/XII/2011, tentang petunjuk
teknis bantuan operasional kesehatan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
C. Jadwal Kegiatan
Rencana jadwal kegiatan
2017
NO Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
1. Desinfo P2
untuk
masyarakat
2. Desinfo TBC
untuk
masyarakat
3. Desiminasi /
Family
Gathering
untuk keluarga
dan penderita
TBC
4. Desinfo DBD
5. Desinfo Diare
Balita
6 Desinfo HIV /
AIDS dan IMS
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
1. Alat dan bahan
a. Tensimeter : 1 buah
b. Pengukur tinggi badan : 1 buah
c. Pengukur lingkar perut : 1 buah
d. Pengukur berat badan : 1 buah
e. Alat ukur gula darah : 1 buah
f. Alat ukur kadar kolesterol total : 1 buah
g. Feakflow meter : 1 buah
h. Tes amfetamin urin kit : 1 buah
2. Alat peraga / bahan kontak
a. Laptop
b. LED
c. Leaflet / brosur
d. Sound sistem
B. Ruang / tempat pertemuan
1. Poli BPU
2. Aula puskesmas pakualaman
3. Balai RW
4. Rumah warga
5. Lapangan
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dalam Gedung
a. Tempat Pendaftaran
Semua kunjungan penderita P2 diawali dengan mendaftar dengan pengambilan
nomor urut berdasarkan kebutuhan dan usia pasien
b. Poliklinik
Pelayanan ulang penderita P2 dilakukan secara perjanjian dengan programmer
c. Laboratorium
Dalam rangka mengegakkan diagnose suspek kasus P2 wajib ditunjang dengan
pelayanan laboratorium
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Luar Gedung
a. Pencegahan dan Penanggulangan faktor resiko
Selain pasien yang telah terinfeksi penyakit menular , masyarakat yang memiliki
resiko tinggi juga perlu diperhatikan , karena masyarakat yang memiliki risiko
tinggi bias kapan saja terkena penyakit menular. Pencegahan dan
penanggulangan resiko terdiri dari :
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang
undangan , dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan faktor resiko dan
desiminasinya.
2) Menyiapkan materi dan menyusun rencanan kebutuhan untuk pencegahan
dan penanggulangan faktor resiko
3) Menyediakan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
sebagai stimulant
4) Menyiapkan materi dan menyusun pedoman pencegahan dan
penanggulangan faktor resiko
5) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk melakukan
pencegahan dan penanggulangan resiko
6) Melakukan bimbingan dan pemantauan dan evaluasi kegiatan pencegahan
dan penanggulangan faktor resiko
7) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
komunikasi teknis pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
8) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksana pencegahan
dan penanggulangan penyakit
b. Peningkatan Imunissasi
Imunisasi sangat penting untuk mencegah dan melindungi seoranga terjangkit
penyakit menular. Kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam peningakatan
imunisasi yaitu :
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang
undangan , dan kebijakan peningkatan imunisasi dan desiminasinya.
2) Menyiapkan materi dan menyusun rencanan kebutuhan untuk peningkatan
imunisasi
3) Menyediakan kebutuhan peningkatan imunisasi sebagai stimulant
4) Menyiapkan materi dan menyusun pedoman peningkatan imunisasi
5) Menyiapkan dan mendistribusikan sarana dan prasarana imunisasi
6) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan program imunisasi
7) Melakukan bimbingan dan pemantauan dan evaluasi kegiatan imunisasi
8) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
komunikasi teknis peningkatan imunisasi
9) Melakukan kajian upaya peningkatan imunisasi
10) Membina dan mengembangkan UPT dalam pelaksanaan peningkatan
imunisasi
11) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
peningkatan imunisasi
c. Penemuan dan tata laksana penderita
Setelah kunjungan penderita ke puskesmas , puskesmas harus berperan aktif
dalam penemuan dan kunjungan terhadap penderita. Dalam upaya penemuan dan
tatalaksana penderita dibutuhkan kerjasama antara masyarakat dan puskesmas
sebagai contoh kasus TBC yang membutuhkan peran penting puskesmas, apabila
pasien berhenti dalam masa pengobatan akibat halangan tertentu atau lainnya
dalam kunjungan kontrol, maka puskesmas harus aktif mengunjungi rumah
penderita, sebab apabila pasien tersebut berhenti minum obat, maka upaya
pemberantasan TBC dikatakan gagal dan pasien harus mengulangi pengobatan
dari awal, memberhentikan pengobatan maka akan terjadi resistensi dan hal ini
dapat menyebabkan kemungkinan penyebaran penyakit semakin besar. Itulah
sebabnya puskesmas terdekat harus mengunjugi rumah pasien agar dapat
menjangkau pasien dan mensukseskan upaya P2.
d. Peningkatan surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan wabah
Kegiatan pokok suveilans meliputi :
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang
undangan , dan kebijakan peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah dan desiminasinya.
2) Menyiapkan materi dan menyusun rencanan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah
3) Menyediakan kebutuhan peningkatan surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah sebagai stimulant
4) Menyiapkan materi dan menyusun pedoman surveilans epidemiologi dan
penanggulangan KLB/wabah
5) Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan menanggulangi KLB/Wabah,
termasuk dampak bencana
6) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
7) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
komunikasi teknis surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
8) Melakukan kajian upaya surveilans epidemiologi dan penanggulangan
KLB/wabah
9) Membina dan mengembangkan UPT dalam pelaksanaan peningkatan
surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
10) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan surveilans
epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
e. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang
undangan , dan kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
pencegahan dan pengendalian penyakit dan desiminasinya.
2) Menyiapkan materi dan menyusun rencana peningkatan komunikasi
informasi dan edukasi pencegahan dan pengendalian penyakit
3) Menyediakan kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
pencegahan dan pengendalian penyakit
4) Menyiapkan materi dan menyusun pedoman peningkatan komunikasi
informasi dan edukasi pencegahan dan pengendalian penyakit
5) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi pencegahan dan
pengendalian penyakit
6) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
komunikasi teknis peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
pencegahan dan pengendalian penyakit
7) Melakukan kajian upaya peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
pencegahan dan pengendalian penyakit
8) Membina dan mengembangkan UPT dalam peningkatan komunikasi
informasi dan edukasi pencegahan dan pengendalian penyakit
9) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
komunikasi informasi dan edukasi pencegahan dan pengendalian penyakit
B. Strategi
Merupakan cara bagaimana dalam melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit di puskesmas. Ada tiga strategi yaitu:
1. Strategi advokasi
2. Strategi kemitraan
3. Strategi pemberdayaan masyarakat
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit direncanakan dalam pertemuan loka karya mini di puskesmas sesuai dengan tahapan
kegiatan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
BAB VI
KESELAMATAN PELANGGAN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap segala kemungkinan
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah proses deteksi atau koreksi adanya penyimpangan atau perubahan
segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat dipertahankan.
Langkah kegiatan yang dikerjakan
1. Evaluasi kinerja dan kontrol kegiatan
2. Membandingkan kerja aktual terhadap tujuan kegiatan
3. Bertindak terhadap perbedaan dan penyimpangan mutu yang ada
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dengan tetap memperhatikan prinsip
proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya
meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang
kesehatan.