You are on page 1of 11

Laporan Praktikum Mikrobiologi Acara 3 Teknik Pembuatan Medium

Kultur Potato Dextrose Agar (PDA)

Laporan Praktikum Mikrobiologi

Acara 3
Teknik Pembuatan Medium Kultur
Potato Dextrose Agar (PDA)

Disusun Oleh Kelompok 4


Nama : 1. Bayu Hilmi Hanif E1J014166
2. Damar Abiyatmo E1J014120
3. Medo Anggi Saputra E1J014146
4. Riski Meliya Ningsih E1J014147
Hari/Tanggal : Kamis, 26 Maret 2015
Shift : Kamis (12:00-14:00)
Dosen Pembimbing : Ir. Djamilah, MP.
Co-As : Irma Suriyani

LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di bumi kita ini selain terdapat makhluk hidup yang menempati, juga terdapat
mikroorganisme yang tumbuh di bumi. Contohnya seperti jasad renik. Untuk itu kita
mempelajari pembuatan medium pertumbuhan agar bakteri patogen dapat dibiakan dengan
baik maka diperlukan tempat (media) yang memungkinkan tumbuh dengan optimal. Oleh
karena itu media pembiakan harus mengandung cukup nutrien untuk pertumbuhan bakteri.
(Pelczar, 1986)

Bakteri-bakteri ini hidup bebas di alam, tidak tergantung pada organisme lainnya.
Bakteri yang hanya menggunakan senyawa organik sebagai sumber C-nya disebut bakteri
heterotof. Dalam pembuatan media penumbuhan bakteri harus sesuai dengan jenis bakteri itu
sendiri, supaya bakteri yang ditanam tumbuh subur. (Waluyo, 2005)
Dalam hal ini medium kultur merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran
nutrient yang digunakan untuk kultivasi mikroorganisme, maka medium kultur harus
mengandung semua nutrient yang diperlukan dalam keadaan seimbang, tidak mengandung zat-
zat penghambat, dalam keadaan steril yang diekstraksi dari bahan yang bernutrient dengan air.
(Bambang, 2015)

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat membedakan resep beberapa medium yang berbeda
2. Mahasiswa mampu menyiapkan dan membuat medium berdasarkan resep yang ada
3. Mahasiswa mampu mensterilkan medium sehingga medium kultur siap pakai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Banyak dilakukan penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai


habitat ini memerlukan teknik pemisahan populasi campuran yang rumit ini, atau biakan
campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari
suatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk. (Gerhardt, 1980)
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrient yang disebut medium.
Terdapat banyak sekali medium yang tersedia; macamnya yang dipakai bergantung kepada
banyak factor, salah satu diantaranya adalah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Contohnya pada medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang berasal dari bahan berupa kentang.
Banyak prosedur digunakan untuk mengawetkan dan memelihara biakan mikroorganisme.
Metode yang dipilih bergantung pada keadaan yang bertalian dengan biakannya. Apakah
biakan itu hanya perlu disimpan untuk waktu pendek (bebulan-bulan), ataukah ingin disimpan
selama tak berhinga (beratus-ratus tahun).
Untuk pemeliharaan jangka pendek, biakan dapat disimpan pada suhu lemari es (0-
10C), sedangkan untuk pemeliharaan jangka panjang, disimpan dalam nitrogen cair pada suhu
-196C. Atau, dapat juga didehidrasi dalam tabung selagi dibekukan dan ditutup rapat dalam
ruangan hampa. Proses ini dinamakan liofilisasi. (Wilson, 1976).
Untuk menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan mikroba, diperlukan suatu
substrat yang disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan harus
dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
Susunan bahan, baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan
sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun anorganik)
yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dinamakan media
(Anonima 2011: 9).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang
dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan
isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut)
dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad 2010: 8).
Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi, dan
fungsinya. Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni, medium organik, yaitu
medium yang tersusun dari bahan-bahan organik, medium anorganik, yaitu medium yang
tersusun dari bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu medium yang sususan
kimiawinya dapat diketahui dengan pasti, dan medium non-sintetik, yaitu medium yang
susunan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti (Anonima 2011: 9).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara
serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur sekelumit (trace
element). Dalam bahan dasar, medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa
asam amino, vitamin, dan nukleotida (Waluyo 2007: 61).
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula digunakan
untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah
mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkan tumbuh
dengan agak berjauhan dengan sesamanya juga memungkinkan selnya membentuk atau
membelah dan berhimpun untuk membentuk satu koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat
dengan mata biasa semua sel dalam koloni itu sama dianggap adalah satu keturunan
mikroorganisme bisa disebut berasal dari satu sel yang sama yang disebut biakan murni
(Anonimb 2011: 1).
Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasi
medium agar nutrien (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan
tuang, sel-sel mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal terlalu
berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel
dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel dapat
diamati dala medium agar, bukanlah suatu biakan yang murni (Pelczar 2008: 86).
Medium manusia dapat berupa: medium cair, yang biasa digunakan adalah air kaldu.
Medium kental, dahulu kala orang lazim menggunakan kentang yang dipotong-potong
berupa silinder untuk medium-medium yang diperkaya dan medium kering. Pekerjaan
laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan telah adanya bermacam-macam medium
yang tersedia dalam bentuk serba kering. Dan yang terakhir adalah medium sintetik yang
berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu, yang mengandung zat karbon dan nitrogen
yang diperlukan oleh mikroba untuk melakukan metabolisme (Dwidjoseputro 1991: 40).
Media setengah padat dibuat dengan bahan yang sama dengan media padat, tetapi yang
berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman secara
mikroskopik. Pada media mati juga dikenal dengan adanya media sintetis. Media sintesis
merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang telah diketahui secara
terperinci. Media sintesis sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan senyawa genetika
mikroorganisme. Senyawa anorganik dan senyawa organik yang ditambahkan kedalam media
sintetis harus murni. Dengan demikian, media sistetis harganya menjadi cukup mahal (Waluyo
2007: 63).
Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium adalah kaldu
cair dan kaldu agar. Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium
yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan,
atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik,
dalam suatu medium perlu dipenuhi syarat-syarat yakni: medium harus mengandung semua
nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia, medium juga harus mempunyai tekanan osmosis,
tegangan muka, dan pH yang sesuai, medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat,
dan medium harus steril tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan
(Anonima 2011: 9).
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi oleh
tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam media yang
tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai
untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan
pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan
nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam
lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi
nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai(Michael J. Pelczar, Jr. 2005, dasar-dasar
Mikrobiologi)
Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi.
Sedangkan sifat-sifat koloni pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni. (dr.
Indan Entjang, 2003. Mikrobiologi dan Parsitologi). Jamur merupakan salah satu anggota dari
fungi. Kadang pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena tampak berserabut seperti
kapas. Mula-mula berwarna putih jika sudah ada spora terbentuk warna (tergantung jenis
jamurnya). (Pelczar dan Chan, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi). (Mila Ermila, 2005,
Penuntun Praktikum Mikrobiologi)

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Gelas piala 1000 ml 2 buah 1. 200 gr kentang
2. Kompor 2. 20 gr dextrose
3. 1 buah pisau 3. 15 gr tepung agar-agar
4. 1 lembar kain saring dan 1 buah panci 4. 2000 ml aquades
5. 1 buah timbangan kapasitas skala 1 gram
6. 40 buah tabung reaksi
7. 1 buah pipet ukur 25 ml
8. 5 buah labu erlenmeyer

3.2 Cara Kerja


1. Mengupas dan mencuci kentang lalu dipotong kecil-kecil membentuk dadu menggunakan
pisau lali enimbang potongan-potongan kentang seberat 200 gram, kemudian merebusnya
dengan 1000 ml air bersih sampai mendidih
2. Mengisi 20 buah tabung reaksi pertama dengan aquades yang dituangkan kedalam 1 buah gelas
piala volume 1000 ml masing-masing sebanyak 9 ml dengan menggunakan suntikan, lalu
menutupnya menggunakan plastik dan diikat dengan karet, lalu disimpan.
3. Memisahkan ekstrak air rebusan kentang dengan menggunakan kertas saring
4. Hasil ekstrak kentang tadi dipanaskan kembali, kemudian menambahkan 20 gram dekstrose
dan 15 gram agar-agar sambil diaduk merata lalu menambahkan 1 buah kapsul amoxilin
(bubuknya saja)
5. Menambahkan air lagi, jika volumenya kurang dari 1000 ml hingga mencapai 1000 ml lagi,
dan terus diaduk hingga agar-agar benar-benar homogen
6. Kemudian setelah air rebusan tercampur rata, air tersebut dimasukan kedalam 20 tabung reaksi
kedua yang telah disiapkan masing-masing sebanyak 10 ml menggunakan suntikan.
7. Sisa ekstrak tadi dimasukan kedalam erlenmeyer 4 buah 100 ml dan 300 ml 1 buah erlenmeyer
lalu ditutup dan disimpan di tempat khusus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Prosedur kerja pembuatan medium kultur PDA (potato dextrose agar)
1. Kentang dikupas dan dicuci lalu dipotong kecil-kecil atau potong dadu
2. Menimbang potongan-potongan kentang seberat 200 gram kemudian rebus dengan 1000 ml
air bersih hingga mendidih
3. Air rebusan kentang (ekstrak) dipisahkan dengan cara disaring
4. Ekstrak tadi dipanaskan kembali dengan menambahkan air bersih hingga volume kembali
mencapai 1000 ml, dan ditambahkan 15 gram agar-agar, 20 gram dextrose, dan 1 kapssul
amoxilin, aduk sampai larutan benar-benar homogen
5. Setelah larutan homogen, ekstrak tersebut dimasukan kedalam gelas piala 1000 ml, lalu
dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 20 buah tabung reaksi, masing-masing sebanyak
10 ml
6. Tutup tabung reaksi yang sudah terisi menggunakan plastik dan diikat dengan karet
7. Sisa ekstrak dimasukan kedalam tabung erlenmeyer dan ditutup menggunakan kapas
8. Menyimpan medium pada tempat khusus

4.2 Pembahasan
PDA (potato dextrose agar) merupakan media yang umum digunakan dalam kultivasi
bakteri. Dalam pembuatan PDA disetiap prosesnya harus selalu steril, baik alat-alat yang
digunakan untuk proses pembuatan haruslah steril. Tujuannya yaitu agar PDA yang dibuat
tidak ditumbuhi mikroorganisme yang tidak diinginkan. Media biakan adalah media steril
untuk menumbuhkan mikroorganisme. Dalam pembuatan PDA, peranan agar-agar sebagai
media tempat tumbuhdari jamur. Sedangkan kentang yang mengandung karbohidrat berperan
untuk memberikan energi bagi mikroorganisme.
Pada percobaan dengan membuat medium kultur pada medium Potato Dextrose Agar
(PDA) terdapat perbedaan pada resep dari masing-masing medium. Untuk medium PDA
digunakan resep yang berupa bahan dengan berbagai ukuran. Bahan resep tersebut antara lain
kentang 200 g, dextrose 20 g, tepung agar-agar 15 g, aquades 2000 ml, 1 kapsul amoxilin.
Setelah semua bahan tersedia, maka selanjutnya melakukan pembuatan medium PDA. Teknik
membuat medium PDA ini, yaitu dengan menguppas dan mencuci kentang lalu dipotong kecil-
kecil membentuk dadu menggunakan pisau. Menimbang potongan-potongan kentang seberat
200 gram, kemudian merebusnya dengan 1000 ml air bersih sampai mendidih. Mengisi 20 buah
tabung reaksi pertama dengan aquades yang dituangkan kedalam 1 buah gelas piala volume
1000 ml masing-masing sebanyak 9 ml dengan menggunakan suntikan, lalu menutupnya
menggunakan plastik dan diikat dengan karet, lalu disimpan. Memisahkan ekstrak air rebusan
kentang dengan menggunakan kertas saring. Hasil ekstrak kentang tadi dipanaskan kembali,
kemudian menambahkan 20 gram dekstrose dan 15 gram agar-agar sambil diaduk merata lalu
menambahkan 1 buah kapsul amoxilin (bubuknya saja). Menambahkan air lagi, jika volumenya
kurang dari 1000 ml hingga mencapai 1000 ml lagi, dan terus diaduk hingga agar-agar benar-
benar homogen. Kemudian setelah air rebusan tercampur rata, air tersebut dimasukan kedalam
20 tabung reaksi kedua yang telah disiapkan masing-masing sebanyak 10 ml menggunakan
suntikan. Sisa ekstrak tadi dimasukan kedalam erlenmeyer 4 buah 100 ml dan 300 ml 1 buah
erlenmeyer lalu ditutup dan disimpan di tempat khusus.
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,
menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum
dalam mikrobiologi.
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan
untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose
Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose
merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir.
Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga
banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan
pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar
3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan
bakteri.
Dalam percobaan ini medium yang digunakan sebagai pembiakan jamur adalah PDA.
PDA merupakan medium semi alami yang tersusun atas bahan alami (kentang) oleh bahan
sintesis (dextrose dan agar). Medium ini menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan jamur yang
terdiri dari bahan anorganik yaitu karbohidrat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah didapatkan pada teknik pembuatan medium kultur
tentang pembuatan medium Potato Dextrose agar (PDA), maka dapat disimpulkan bahwa
medium yang berbeda yang digunakan dalam pengembangbiakan mikroorganisme di
laboratorium dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme tersebut, dan juga untuk
menumbuhkan mikroorganisme yang berbeda maka dibutuhkan medium dengan nutrient yang
berbeda pula agar dapat memfokuskan perkembangbiakan mkroorganisme tersebut.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu faktor lingkungan dan faktor
suhu serta faktor nutrisi didalam medium. Dalam pembuatan medium perlu diperhatikan
bahan-bahan resepnya juga. Karena berbeda bahan resepnya, maka berbeda pula
mikroorganisme yang bisa ditumbuhkan dalam medium tersebut karena perbedaan nutrisi yang
dibutuhkan olrh mikroorganismenya.
Sebelum melakukan peraktikum dengan menggunakan bahan medium tumbuh yang
akan digunakan nantinya, maka harus disterilkan terlebih dahulu baik mediumnya untuk
menghindari kontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh
didalamnya. Sehingga medium kultur harus steril agar siap pakai dalam praktikum selanjutnya

5.2 Saran
Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum kali ini, waktu yang telah ditetapkan
digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Juga jangan lupa untuk memperhatikan, mengingat dan mengetahui bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan medium kultur PDA ini.

DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1 untuk Perguruan Tinggi. Universitas Indonesia: Jakarta.
Purnomo, Bambang. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum Cetakan Kedua. UMM Press. Malang.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

You might also like