You are on page 1of 18

B.

RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana sifat struktur teori akuntansi ?
b. Apakah tujuan laporan akuntansi ?
c. Seperti apa sifat postulat akuntansi itu ?
d. Apa postulat-postulat akuntansi ?
e. Apakah konsep-konsep teoritis akuntansi ?
f. Seperti apakah prinsip-prinsip dasar akuntansi ?
g. Apa saja standar (teknik) dari akuntansi ?

C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui materi tentang struktur teori akuntansi
b. untuk memenuhi tugas dari Dosen yang bersangkutan
BAB II
PEMBAHASAN

A. SIFAT STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


Pendekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi
(deduktif atau induktif, normative atau deskriptif), kerangka acuan yang dihasilkan
didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan
teknik akuntansi.

Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen - elemen berikut ini :
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan.
2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari
pernyataan tujuan.
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep
teoritis.
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip
akuntansi.

Empat elemen teori akuntansi yang ada, yaitu:


1. Postulat akuntansi
2. Konsep-konsep teoritis akuntansi
3. Prinsip-prinsip akuntansi
4. Standar (teknik) akuntansi

B. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


Berikut adalah rumusan tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan oleh AAA,
APB, dan FASB :
1. ASOBAT
American Accounting Association (AAA) adalah sebuah organisasi akuntan
pendidik yang bergungsi memfasilitasi dalam pendidikan akuntansi dan
memperlajari serta mengomentari masalah-masalah yang terkait dengan standar
akuntansi.
Pada tahun 1966, AAA menerbitkan AStatement of Basic Accounting Theory
(ASOBAT) yang berisi tentang rumusan tujuan akuntansi, yaitu :
a. Membuat keputusan mengenai penggunaan sumber daya yang terbatas dan
menentukan sasaran serta tujuan dari penggunaan sumber daya tersebut.
b. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya manusia dan factor produksi
lainnya secara efektif.
c. Memelihara dan melaporkan pengamanan atas sumber daya (Aktiva).
d. Memfasilitasi fungsi dan pengendalian social.

2. APB Statement No. 4


Accounting Principles Board (APB) dibentuk oleh AICPA pada tahun 1959. Tujuan
utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip
akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah
perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek
akuntansi saat itu.

Pada tahun 1970, APB menerbitkan Statement No. 4 yang berjudul Basic
Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement Of
Business Enterprises. Laporan ini berisi tentang tujuan khusus dan tujuan umum
laporan keuangan.
a. Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah
menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan
lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP).
b. Tujuan Umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah :
1. Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber daya ekonomi
(Aktiva) dan kewajiban perusahaan, dengan maksud :
2. Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
3. Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan.
4. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
5. Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
6. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud :
7. Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan pemegang
saham.
8. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada
supplier, kreditur, pegawai, pemerintah dan kemampuannya dalam
mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
9. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.
10. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
jangka panjang.
11. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilakan
laba.
12. Memberikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban.
13. Mengungkapkan informasi yang relavan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan.

3. Trueblood Committee Report


Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tentang tujuan laporan keuangan,
Presiden AICPA saat itu (Marsall S. Amstrong) pada tahun 1971 membentuk tim
perumus tujuan laporan keuangan, yang dikenal dengan nama Trueblood
Committee. Tim ini pada tahun 1973 berhasil merumuskan tujuan laporan
keuangan, yang dimuat dalam sebuah laporan yang berjudul Objectives of
Financial Statement. Dalam laporan ini dirumuskan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah :
a. Tujuan dasar laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna
bagi pengambilan keputusan ekonomi.
b. Melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan, atau sumber
daya yang terbatas untuk memperoleh informasi dan pihak-pihak yang
mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber informasinya mengenai
aktivitas ekonomi perusahaan.
c. Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk pemakai
untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas
berdasarkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian lainnya.
d. Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi, membandingkan,
dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
e. Memberikan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan manajemen
dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan mencapai
tujuan utama perusahaan.
f. Memberikan informasi yang factual dan dapat diinterprestasikan mengenai
transaksi dan peristiwa lainnya, yang diharapkan dapat berguna untuk
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba.
g. Memberikan laporan tentang posisi keuangan perusahaan, yang diharapkan
dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
h. Memberikan laporan tentang laba periode (berkala), yang diharapkan dapat
berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
i. Memberikan laporan tentang aktivitas keuangan perusahaan, yang diharapkan
dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
j. Memberikan informasi yang berguna untuk proses peramalan.
k. Tujuan laporan keuangan bagi organisasi pemerintah dan organisasi yang bukan
pencari laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam
mengevaluasi aktivitas pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuan
organisasi.
l. Melaporkan aktivitas perusahaan yang mempengaruhi lingkungan social
(masyarakat sekitar).

4. SFAC No. 1 dan No. 4


FASB merupakan organisasi sector swasta yang bertanggung jawab dalam
pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun
1973, menggantikan APB.

Pada tahun 1976, FASB mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang
menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan masalah
kontroversi pelaporan keuangan. Fungsi utama FASB adalah menpelajari masalah
akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. FASB juga menerbitkan
Statement of Accounting Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja
konseptual dimana memungkinkan untuk dikembangkannya standar akuntansi
khusus.

Pada tahun 1978, FASB menerbitkan SFAC No. 1 yang berjudul Objectives of
Financial Reporting by Business Enterprises. Laporan ini memuat tentang
rumusan tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit
Organization), yaitu :
a. Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai
lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit
dan lainnya.
b. Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan
kreditur serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek
penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan,
piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.
c. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas
aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan
kewajiban.
d. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu
periode.
e. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendaparkan dan
membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi
yang mempengaruhi modal termasuk deviden dan pembayaran lainnya kepada
pemilik, dan tentang factor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan
solvabilitas perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas
penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.
g. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.

Pada tahun 1980, FASB No. 4 yang berjudul Objectives of Financial Reporting
by Non-Business Organization . Laporan ini memuat tentang rumusan tujuan
keuangan untuk organisasi yang bukan pencari laba (non-profit organization),
yaitu:
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi seumber daya
(aktiva) perusahaan.
2. Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada
public.
3. Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan pembiayaan dan investasi.
4. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva), kewajiban, dan kekayaan
perusahaan, serta perubahannya.
5. Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.
6. Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya.
7. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.

C. SIFAT POSTULAT AKUNTANSI


Dalam teori akuntansi kita sering dibingungkan oleh istilah-istilah yang agak mirip,
tetapi mempunyai arti yang berbeda seperti istilah: aksioma, postulat, konsep,
convention, generalization, praktik, prosedur, prinsip, standar, norma, dll. Kebingungan
seperti itu dapat dihindari dengan mempertimbangkan penyusunan struktur teori
akuntansi secara deduktif, proses interaktif di mana tujuan akuntansi menyediakan
dasar untuk postulat dan konsep teoritis dari mana teknik-teknik diturunkan.
A. Postulat akuntansi
adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut juga
aksioma yang sudah diterima kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan
yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum di suatu
tempat dimana akuntansi itu beroperasi.
B. Konsep teoritis akuntansi
adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, juga
berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, yang
menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi bebas yang
dikarakteristikkan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.
C. Prinsipakuntansi
adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan konsep
teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.
D. Teknik (standar) akuntansi
adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akun-akuntansi untuk
memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas
akuntansi.

D. POSTULAT POSTULAT AKUNTANSI


1. Postulat Entitas (Entity)
Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga atau
perusahaan) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut konsep ini kita bisa
menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap
perusahaan dianggap sebagai uni akuntansi yang terpisah dari pemiliknya.

Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dari akuntansi
yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang dialami oleh
lembaga atau perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan pribadi
pemiliknya. Konsep ini disebut dengan firm oriented.

Dari sisi lain konsep entity ini dilihat dari kepentingan ekonomi dari beberapa
konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan administrasi lembaga
tadi. Pengertian ini disebut dengan user oriented.

Dalam konsep ini yang menjadi perhatian dalam penyusunan laporan keuangan
adalah para pemakainya. Informasi apa yang diinginkan pemakai itulah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan . Untuk mengetahui apa yang diinginkan para
pemakai laporan, perlu diketahui :
Kepentingan para pemakai laporan
Sifat-sifat dari para pemakai laporan

Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi Lingkungan,
Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak adalah apa
yang diinginkan oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang apa
maunya teori akuntansi.
2. Postulat Kelangsungan Usaha (going concern)
Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas
akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan
aktivitas yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak
diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari
sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak
tertentu.

Postulat ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost
dan book value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini seolah
dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan
didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan ini tidak akan dilikuidasi atau dijual
sehingga nilai dari asset atau utang dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu
pada kenyatannya, nilai aset pada perusahaan yang sudah berhenti dan mennunggu
akan dibubarkan umumnya berbeda atau jauh lebih rendah dari perusahaan yang
masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga membenarkan metode alokasi
akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan, konsep konservatisme
maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama perusahaan berjalan.

Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar manajer
bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan
pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam
perusahaan dalam jangka waktu yang lama atau terus menerus agar ia
mendapatkan value added dari kinerja perusahaan.

3. Postulat unit pengukur (Unit Of Measure)


Postulat ini, yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa setiap
transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat
ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini
menimbulkan 2 keterbatasan yaitu :
Akuntansi terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter tanpa
mencatat informasi non moneter lainnya yang relevan. Sehingga akuntansi
dianggap hanya menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal, terstruktur,
dapat diaudit, angka-angka dan berorientasi pada masa lalu.

Informasi non akuntansi dianggap kualitatif, informal, penjelasan, tidak dapat


diaudit dan berorientasi pada masa depan. Namun para ahli pada saat ini teus
berupaya agar informasi yang diberikan oeh akuntansi keuangan dapat
memasukkan aspek kualitatif melalui berbagai instrumen laporan.
Unit moneter itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada kemampuan
daya beli. Pada kenyataannya, daya beli itu tidak stabil karena termakan oleh
inflasi sehingga informasi keuangan yang disajikannya akan kehilangan
relevansi.

4. Postulat Periode Akuntansi


Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan tetap
ada untuk periode waktu yang tidak terbatas, pemakai meminta berbagai informasi
tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka
pendek. Sebagai tanggapan terhadap kendala yang disebabkan lingkungan pemakai,
postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang
menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya
diungkapkan secara periodik.

Panjangnya periode waktu dapat bervariasi tetapi hokum pajak penghasilan yang
mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan dan praktik bisnis
tradisional, menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun kebanyakan
perusahaan menggunakan periode akuntansi yang terkait dengan tahun kalender,
beberapa perusahaan menggunakan tahun fiscal atau tahun bisnis alami". Bila siklus
bisnis tidak berhubungan dengan tahun kalender akan lebih bermanfaat untuk
mengakhiri periode akuntansi ketika aktivitas bisnis telah mencapai titik terendah.

Karena kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, relevan dan sering, kebanyakan
perusahaan juga menerbitkan laporan intern yang menyediakan informasi keuangan
triwulanan atau bulanan. Studi empiris tentang reaksi pasar modal atas penerbitan
laporan intern dan dampaknya terhadap keputusan investasi pemakai
mengindikasikan kegunaan laporan intern. Untuk menjamin kredibilitas laporan
intern, Accounting Principles Board menerbitkan APB Opinion No.28, yang
mensyaratkan laporan intern seharusnya didasarkan pada prinsip akuntansi dan
praktik yang sama dengan yang digunakan dalam pembuatan laporan tahunan.

E. Konsep-konsepTeoritisAkuntansi
1. Teori Proprietary / Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary, entitas sebagai agen, perwakilan atau susunan melalui
wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham". Sudut pandang
kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara
catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary
adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan
persamaan akuntansi: Aset - Utang = Ekuitas Pemilik.
Persamaan ini dibaca : pemilik memiliki aset dan sekaligus memiliki kewajiban,
sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan
kewajiban perusahaan. Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada neraca (balance
sheet oriented). Aset dinilai dan neraca disajikanuntk mengetahui dan mengukur
perubahan hak dan kekayaan pemilik, sedangkan penghasilan dan biaya dianggap
sebagai kenaikan atau penurunan harta kekayaan pemilik bukan dianggap berasal
dari investor atau pengambilan pemilik sehingga biaya dan dividen adalah
pengambilan modal.

Beberapa istilah akuntansi yang dipengaruhi oleh teori ini adalah seperti penyajian
divide per share, earning per share, equity method dalam pencatatan perkiraan
investasi pada perusahaan lain dan lain-lain.

2. Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari
pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan
pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya
perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut
teori ini, persamaan akuntansinya adalah: Aset = Ekuitas
Aset = Utang + EkuitasPemegangsaham

Aset adalah hakperusahaan, ekuitasmenunjukkansumberaset yang berasal dari


kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban bagi perusahaan. Kreditor dan
pemilim sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat di mana
perusahaan memiliki kewajiban. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik
ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income,
control, risiko,dan likuidasi. Laba adalah milik perusahaan sebelum dibagikan
kepada pemilik.

Teori ini berorientasi pada laporan laba rugi (income statement oriented).
Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur pestasi
kegiatan dan prestasi keuangan yang ditunjukkan perusahaan. Dengan demikian,
income merupakan kenaikan equity pemilik atau kenaikan kewajiban perusahaan
kepada pemilik. Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan equity pemilik terjadi
setelah dividen dikeluarkan dan laba ditahan tetap dianggap sebagai hak milik
perusahaan sampai suatu saat dibagikan. Dalam teori ini pajak dan bunga pinjaman
dianggap sebagai bagian laba untuk pemerintah dan kreditor. Oleh karena itu, bukan
biaya.
Beberapa pengaruh teori ini pada pencatatan dan penyajian akuntansi adalah :
Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi. Metode ini
lebih baik dalam penentuan pendapatan dari pada FIFO di masa inflasi.
Penyajian laporan keuangan konsolidasi.
Definisi tentang revenuedan expenses yang lazim sesuai dengan konsep ini

3. Teori dana (Fund Theory)


Menurut teori yang dikemukakan W.Y Vatter (1995) ini yang menjadi perhatian
bukan pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan
kewajiban yang harus ditunaikan disebut fund yang masing-masing pos memiliki
aturan dalam penggunaannya. Dengan demikian teori dana menganggap bahwa
unit usaha merupakan sumber ekonomi (dana) dan kewajiban yang ditetapkan
sebagai pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan aset atau dana tersebut.
Persamaan akuntansinya adalah: Aset = Pembatasan Aset

Dalam persamaan ini unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset, dan
penggunaan aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan
ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aset. Teoi dana ini memusatkan
perhatian pada harta atau aset centered dalam arti kata yang menjadi pusat
perhatiannya adalah penggunaan aset yang dibatasi. Teori ini berorientasi pada
laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan ini menggambarkan sumber dari
mana dana dan ke mana penggunaan dana perusahaan. Umumnya teori ini berlaku
untuk organisasi pemerintah atau non profit (nirlaba).

4. The enterprise Theory


Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggungjawaban publik oleh
perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Dalam konsep teori ini
yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang terlibat
atau yang memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan
perusahaan. Misalnya, pemilik, manajemen, masyarakat, pemerintah, kreditor,
pegawai dan pihak yang berkepentingan lainnya. Dalam teori ini pihak-pihak ini
harus diperhatikan dalam penyajian informasi laporan keuangannya. Menurut teori
ini akuntansi jangna hanya mementingkan informasi bagi pemilik perusahaan,
tetapi juga pihak lainnya juga yang memberikan kontribusi langsung dan tidak
langsung kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga.
F. PRINSIP-PRINSIP DASAR AKUNTANSI
Banyak pihak baik komite maupun perseorangan yang memberikan prinsip dasar
akuntansi tersebut. Antara yang satu dengan yang lain kadang memiliki kadang
memiliki perbedaan dan juga persamaan. Berikut ini akan kita berikan beberapa
pendapat tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar yaitu :
1. Dasar Acrual
Artinya dalam menyusun laporan keuangan pengakuan tansaksi didasarkan pada
kejadian atau perisiwa bukan didasarkan pada transaksi kas.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan
melanjutkan usahanya, dalam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk melakukan
likudasi.

APB Statement No.4 memberikan sembilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut :
a. The cost Principle
Menurut pendapat ini, cost principle atau disebut juga acquisition cost adalahdasar
penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok
dan equity. Dengan kata lain, setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga
pertukarannya pada tanggal perolehan.

APB statement No.4 mendefinisikan cost sebagai berikut:


Cost adalah suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang
dibelanjakan atau barang lain yang diserahkan , modal saham yang dikeluarkan,
jasa yang diberikan, atau utang yang dibebankan sebagai imbalan dari barang dan
jasa yang diterima atau akan diterima.

Kelemahan dari prinsip ini yang paling utama adalah akibat nila uang atau
kemampuan daya beli yang tidak stabil sehingga bisa terjadi kemngkinan
kesalahan pembaca dalam membaca lapran keuangan yang disajikan secara cost
principle.

b. The Revenue Principle


Prinsip ini menjelaskan sifat dan komponen, pengukuran dan pengakuan revenue
sebagai salah satu elemen penyusunan laporan laba rugi. Prinsip dasar akuntansi
menurut APB Statement No. 4:
1. Cost Principles
Sebagian besar aktiva dan kewajiban dilaporkan berdasarkan harga perolehan.
Bagaimanapun, penggunaan prinsip biaya historis untuk mencatat perolehan
aktiva telah mengabaikan dampak dari perubahan nilai. FASB dan IFRS kini
mulai berkeyakinan bahwa informasi yang disajikan berdasarkan nilai pasar
wajar akan lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan dibandingkan
dengan biaya historis. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar akan
menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban
serta menyediakan dasar bagi penilaian prospek arus kas di masa mendatang.

2. Revenue Principles
Laba bersih (net income) diartikan sebagai berikut: kelebihan pendapatan
dibandingkan dengan beban, ditambahkan atau dikurangi dengan keuntungan
atau kerugian perusahaan yang berasal dari penjualan, pertukaran, atau
penggantian aktiva lainnya. Artinya laba bersih berasal dari transaksi
pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.

Kerangka kerja konseptual FASB mengidentifikasi dua kriteria yang


seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan seharusnya
diakui, yaitu: (1) telah direalisasi atau dapat direalisasi, dan (2) telah
dihasilkan/telah terjadi.

Pengakuan pendapatan pada umumnya dilakuakan pada saat titik penjualan.


Namun bisa juga pada : proses produksi masih berlangsung (misalnya bagi
kontrak konstruksi jangka panjang atau sering disebut metode persentase
penyelesaian proyek atau metode kinerja proporsional), akhir produksi (bila
permintaan dan harga atas produksi yang dihasilkan terjamin, misalnya jenis
produk logam atau produk pertanian tertentu), atau bahkan pada saat kas
diterima (misalkan untuk penjualan dengan metode cicilan).

3. Matching Principles
Besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat dalam periode yang tepat
dapat dicatat dalam pilihan cash basis dan accrual basis.

Cash basis akan melaporkanpendapatan dan beban dalam laporan laba rugi
dalam periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan) atau uang kas
dibayarkan (untuk beban). Besarnya laba bersih atau rugi bersih yang
dihasilkan dari selisih antara pendapatan dengan beban, akan mencerminkan
jumlah bersih uang kas yang dihasilkan (untuk net income) atau jumlah bersih
uang kas yang dikeluarkan (untuk net loss).
Sedangkan untuk accrual basis, pendapatan maupun beban akan dilaporkan
dalam laba rugi dalam periode di mana pendapatan dan beban tersebut terjadi,
tanpa memerhatikan arus uang kas masuk maupun arus uang kas keluar.
Dengan accrual basis,beban-beban yang terkait dengan penciptaan pendapat
haruslah dilaporkan dalam periode yang sama di mana pendapat tersebut juga
diakui. Konsep akuntansi yang mendukung melaporkan pendapatan dan beban
yang terkait dalam periode yang sama dinamakan sebagai konsep penandingan
(matching concept).

4. Objectivity Principles
Prinsip ini terkait dengan cost principle (prinsip harga perolehan). Harga
perolehan memiliki keunggulan lebih dapat diandalkan. Pengguna laporan
keuangan lebih memilih biaya historis karena memberikan tolak ukur yang
lebih dapat dipercaya (lebih objektif). Untuk memberikan keyakinan ini,
akuntan menggunakan objectivity principle sebagai dasar pembenaran atas
pilihan suatu ukuran atau prosedur. Objectivitydianggap sebagai suatu ukuran
yang dapat diverifikasi kebenarannya (keabsahannya), berdasarkan pada bukti
yang ada.

Berbeda dengan penentuan atas besarnya nilai wajar dari aktiva, di mana aktiva
yang sama mungkin saja dinilai dengan menggunakan atribut pengukuran nilai
wajar dianggap lebih bersifat subjektif.

5. Consistency Principles
Menurut prinsip ini, transaksi yang sejenis harus dicatat dan dilaporkan dengan
metode yang sama pada periode berikutnya. Kegunaan dari penerapan prinsip
ini adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan (memiliki daya
banding).

Hal ini tidak berarti bahwa metode tersebut tidak boleh dirubah. Jika perubahan
metode dilakukan, sifat pengaruh perubahan tersebut serta alasannya harus
diungkapkan dalam catatan laporan keuangan pada periode terjadinya
perubahan.

Tidak ada penyesuaian yang berlaku surut (retroactive adjustment) maupun


penyajian kembali laporan keuangan (restated financial statement).

Perubahan dalam estimasi akuntansi dianggap sebagai bagian dari proses


akuntansi yang normal, bukan sebagai koreksi atas periode sebelumnya.
6. Diclosure Principle
Seluruh informasi yang relevan sehatusnya disajikan dalam laporan keuangan
dengan nudah dipahami. Inilah yang dikenal sebagai prinsip pengungkapan
penuh (full disclosure principle). Sering kali karena faktor perhitungan antara
biaya dan manfaat, menyebabkan tidak mungkin untuk melaporkan seluruh
informasi yang relevan. Laporan keuangan dapat disajikan dengan memilah-
milah dan menggunakan pertimbangan yang sesuai dengan prinsip
pengungkapan penuh agar dapat bermanfaat bagi pengambilan keputusan.

7. Conservatism Principles
Prinsip konservatisme secara historis telah menjadi pedoman bagi banyak
praktik akuntansi. Konservatisme akan menyediakan pedoman yang rasional.

Dengan prinsip ini, apabila suatu ketika dihadapkan untuk memilih satu di
antara dua atau lebih metode akuntansi yang sama-sama diterima atau berlaku
umum, maka akuntan harus mengutamakan pilihan yang akan memberikan
pengaruh keuntungan yang paling kecil pada ekuitas. Prinsip ini merupakan
sikap kehati-hatian terhadap ketidakpastian.

8. Materiality Principles
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Prinsip ini memungkinkan akuntan untuk
menggunakan pertimbangan propesionalnya untuk menentukan apakah suatu
item material atau tidak.

Secara teori, suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian dari seorang
pengguna laporan keuangan.

9. Uniformity dan Comparability Principles


Informasi akan menjadi lebih berguna jika bisa diperbandingkan dengan
informasi serupa menyangkut perusahaan lain pada periode waktu yang sama
atau dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama pada periode waktu
yang berbeda.

Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan


perbedaan yang nyata dalam beristiwa ekonomi antar laporan. Komparabilitas
memerlukan konsistensi (memerlukan keseragaman metode).
G. STANDAR (TEKNIK) AKUNTANSI
Standar atau teknik akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari
prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perrlakuan catatan
dan pelaporan terhadap semua transaksi dan peristiwa ekonomi yang terjadi dalam
perusahaan.

Standar ini diperlukan sebagai patokan dalam penyusunan laporan keuangan yang baku.
Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan aktivitas
perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan
operasional maupun financial perusahaan secara baku dan transparan.

Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang telah disusun dan
disahkan oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu.

Belkaoli (1985) mengemukakan pentingnya standar akuntansi yang baku, yaitu :


1. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan kegiatan
perusahaan yang dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding.
2. Memberikan pedoman bagi akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya secara hati-
hati dan independen.
3. Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap
penting dalam menghitung pajak penghasilan, peraturan tentang perusahaan,
perencanaan dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan efiesiensi ekonomi, serta
tujuan-tujuan makro lainnya.
4. Menarik perhatian parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.

Mengenai pihak-pihak yang dianggap memiliki peranan yang besar dalam proses
perumusan standar akutansi, Belkoei (1985) membaginya kedalam 3 fase sebagai
berikut:
a. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)
Dalam periode ini, manajemen dianggap memiliki peranan yang besar dalam
perumusan standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari bertambahnya
investor dan peranannya yang besar dalam mengembangkan perusahaan.

Dengan adanya pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen telah


menimbulkan atau memberikan kekuasaaan yang besar pada manajemen untuk
mengelola dan mengendalikan perusahaan. Laporan keuangan disiapkan oleh
manajemen sebagai bentuk pertanggungjawabannya kepada pemilik.
Dalam periode ini, metode yang dipakai dalam memecahkan masalah akuntansi
yang timbul adalah lebih bersifat Pragmatis, bukan berdasarkan teori akuntansi
yang ada. Yang menjadi pusat perhatian manajemen pada saat itu adalah
besarnya laba kena pajak dan upaya untuk mengurangi pajak.

b. Fase Peranan Profesi (1933-1973)


Dalam periode ini, perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi, dimana
organisasi mulai tumbuh dan berkembang dengan pusat. Dalam periode ini pula
(tahun 1934), SEC untuk pertama kalinya dibentuk, dimana peran utamanya adalah
mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada
khalayak ramai (public). Atas desakan SEC, pada tahun 1939, AICPA
membentuk Committee on 51 Accounting Procedure (CAP).

Pada tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting Principles Board(APB). Tugas


utama APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai teknik
akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah
perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek
akuntansi saat itu.

Dalam periode ini. Asosiasi dan organisasi profesi masih belum yakin terhadap
kerangka teori yang ada, dimana kekuatan atau otoritasnya juga tidak jelas. Oleh
sebab itu, banyak sekali alternatef yang timbul, yang pada akhirnya menciptakan
fleksibilitas dalam penerapan standar akuntansi.

c. Fase Politisasi (1973- Sekarang)


Berbagai kelemahan yang ada pada fase peranan manajemen dan profesi telah
menimbulkan kecenderungan pada lahirnya periode yang bersifat deduktid dan
politisasi (adanya keikutsertaan pemerintah) dalam perumusan standar akuntansi.
Pada fase ini, FASB untuk pertama kalinya dibentuk, yang merupakan peleburan
dari unsur praktisi, bisnis, akademisi, dan lembaga formal. FASB merupakan
organisasi sector swasta yang bertanggungjawab dalam pembentukan standar
akuntansi di Amerika saat ini.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi teori akuntansi. Pondasi
ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi sebagai kerangka acuan atau
struktur teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan
teori akuntansi, rangka acuan atau struktur teori yang dihasilkan didasarkan pada
serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi.

Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:


1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-
asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan
dari pernyataan tujuan
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan
teroritis.
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip
akuntansi

B. KRITIK DAN SARAN


Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan
menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan
adanya kekeliruan dalam penyusunannya, baik dari segi materi, maupun
penyusunannya. Oleh karena itu, Kami mengharapakan sumbangsih pembaca untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya, dan harapan bagi Kami, semoga makalah ini
dapat memberi manfaat mengenai Struktur Teori Akuntansi.

Jadi, sebagai saran kami dalam mempelajari Akuntansi harus dengan cara yang teliti
dan baik karena apabila terjadi kesalahan pada pencatatan dapat merugikan perusahaan.

You might also like