Professional Documents
Culture Documents
AFINITAS ELEKTRON
NAMA KELOMPOK :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan
sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia.
Beberapa unsur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi
untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah,
besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil
dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Adanya berbagai unsur yang sangat melimpah di alam semesta menyebabkan para
ilmuwan berusaha untuk mengklasifikasikan unsur-unsur yang ada dialam. Dari hasil pemikiran
para ilmuwan maka terciptalah tabel periodik unsur. Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat
yang ada hubunganya dengan letak unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan
berulang secara periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.
A. PENGERTIAN
Definisi Konvensional
Definisi Modern
Berbeda dengan pengertian afinitas elektron yang dijelaskan secara konvensional,
para ahli kimia saat ini menjelaskan bahwa afinitas elektron merupakan perubahan
entalpi dimana terjadi pada penambahan elektron ke dalam tiap mol atom atau ion
dalam keadaan gas.
Nilai dari afinitas elektron dalam beberapa unsur terdapat pada satu golongan dan satu
periode yang tidak teratur. Sebagai contoh yaitu unsur-unsur yang berada pada golongan
IIIA, IVA, dan VA.
Afinitas elektron pertama adalah energi yang dilepaskan ketika 1 mol atom gas
mendapatkan satu elektron untuk membentuk 1 mol ion gas 1-.
Pada penggambaran di atas, afinitas elektron pertama diartikan sebagai energi yang
dilepaskan (per mol X) pada saat perubahan ini terjadi. Afinitas elektron pertama
memiliki harga negatif. Sebagai contoh, afinitas elektron pertama klor adalah -349 kJ
mol-1. Berdasarkan perjanjian, tanda negatif menunjukkan pelepasan energi.
F -328 kJ mol-1
Cl -349 kJ mol-1
Br -324 kJ mol-1
I -295 kJ mol-1
Afinitas elektron pertama memiliki pola yaitu jika kita bergerak dari atas ke bawah
dalam satu golongan, afinitas elektron pertama makin berkurang (artinya energi yang
dilepaskan makin berkurang ketika ion negatif terbentuk). Fluor tidak mengikuti aturan
itu. Afinitas elektron dihitung dari tarikan antara elektron yang datang dengan inti,
tarikan yang lebih kuat, energi yang dilepaskan semakin besar.
Faktor yang mempengaruhi tarikan ini sama dengan faktor yang berpengaruh pada
energi ionisasi, muatan inti, jarak dan penyaringan. Bertambahnya muatan inti dari atas
ke bawah dalam satu golongan terkurangi oleh tambahan penyaringan elektron. Masing-
masing elektron terluar mengalami tarikan 7+ dari pusat atom, untuk semua atom
golongan 7.
Faktor yang menentukan adalah bertambahnya jarak antara elektron yang datang
dengan inti dari atas ke bawah dalam satu golongan. Makin besar jarak, tarikan berkurang
dan energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron juga berkurang.
Seringkali pada reaksinya unsur-unsur ini membentuk ion negatif. Pada GCSE
kadang-kadang ditunjukkan penurunan reaktivitas karena tarikan terhadap elektron yang
datang berkurang kekuatannya dari atas ke bawah dalam satu golongan, sehingga
pembentukan ion negatif kurang disukai. Penjelasan itu masih dapat diterima kecuali
untuk fluor.
Reaksi keseluruhan terdiri dari banyak tahapan yang berbeda yang semuanya
melibatkan perubahan energi, dan untuk menjelaskan kecenderungan yang ada tidak
cukup hanya dengan mengamati salah satu tahap saja. Fluor lebih reaktif daripada klor
(walaupun afinitas elektronnya lebih rendah) karena energi yang dilepaskan pada salah
satu langkah reaksinya mengurangi energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron.
Afinitas elektron kedua adalah energi yang diperlukan untuk menambah satu elektron
pada masing-masing ion dari 1 mol ion gas 1- untuk menghasilkan 1 mol ion gas 2-.
Pada penggambaran di atas, afinitas elektron kedua diartikan sebagai energi yang
dibutuhkan untuk membawa perubahan per mol X-.
Afinitas Elektron dalam Tabel Periodik
Nilai afinitas elektron untuk beberapa unsur dalam satu golongan dan satu periode tidak
teratur. Sebagai contoh, unsur-unsur dalam golongan IIIA, IVA, dan VA. Meskipun
demikian, secara umum keperiodikan afinitas elektron dalam tabel periodik adalah dalam
satu periode, dari kiri ke kanan, afinitas elektron cenderung semakin besar. Adapun
dalam satu golongan, dari bawah ke atas, afinitas elektron cenderung semakin besar.
Afinitas Elektron Terbesar
Semua unsur golongan utama mempunyai afinitas elektron bertanda negatif. Kecuali
unsur alkali tanah (IIA) dan gas mulia (VIIIA). Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh
unsur halogen (VIIA) karena unsur golongan ini yang paling mudah menangkap elektron.
Jadi, unsur yang memiliki afinitas elektron terbesar adalah Klor dengan nilai afinitas
349,0.
Afinitas elektron terkecil menurut kecenderungan tabel periodik adalah Fransium. Tetapi
pada kenyataannya afinitas elektron terkecil adalah Berilium dengan nilai afinitas +240,0.
PERTANYAAN :
2. Apa yang menyebabkan afinitas elektron pada golongan 2A dan golongan 8A berharga
positif?
3. Kenapa afinitas elektron dibagi menjadi dua, yaitu afinitas elektron pertama dan afinitas
elektron kedua?
JAWABAN :
1. Kecenderungan atom untuk berikatan disebabkan karena adanya elektron yang tidak
berpasangan pada kulit terluar suatu atom. Sifat lain yang sangat mempengaruhi perilaku
kimia atom-atom adalah kemampuannya untuk menerima satu atau lebih elektron, dimana
kemampuan ini disebut afinitas elektron. Berbeda dengan energi ionisasi, afinitas elektron
dapat berharga positif atau negatif. Jika satu elektron ditambahkan kepada atom yang stabil
dan sejumlah energi diserap maka afinitas elektronnya berharga positif. Jika dilepaskan
energi, afinitas elektronnya berharga negatif. Contohnya, ketika gas klor menerima elektron
untuk membentuk ion negatif.
Cl(g) + e- Cl-(g)
Dengan kata lain, energi ionisasi positif berarti bahwa energi harus diberikan untuk melepas
satu elektron. Di sisi lain, afinitas elektron postif berarti bahwa energi yang dilepaskan
ketika satu elektron ditambahkan ke suatu atom.
2.