You are on page 1of 10

ANALISIS FILTRASI GINJAL

Oleh :
Nama : Rahma Adilah
NIM : B1A015074
Rombongan : I
Kelompok : 4
Asisten : Karnia Rosmiati

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Sistem ekskresi adalah suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak
digunakan lagi. Zat-zat sisa ini berupa urine, keringat dan air. Kegunaan dari sistem
ekskresi ini adalah untuk menjaga konsentrasi ion-ion seperti ion Na+, K+, Cl- Ca2+
dan H+, menjaga kandungan osmotik, menjaga keseimbangan cairan tubuh,
membuang sisa metabolisme yaitu urea dan asam urat, dan membuang zat asing yang
berguna dari haasil metabolisme (Dahelmi, 1991).
Ginjal adalah organ penting yang melakukan berbagai fungsi untuk menjaga
darah tetap bersih dan seimbang secara kimiawi. Ginjal tersusun atas kulit ginjal
(korteks),sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis).Ginjal berbentuk
seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang lebih 170
gram, dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna
merah keunguan. Ginjal bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian
kanan. Nefron terdapat di kulit ginjal dan berfungsi sebagai alat penyaring darah.
Korteks mengandung lebih kurang satu juta nefron.Setiap nefron tersusun atas badan
malphighi dansaluran panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi
tersusun atas glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus merupakan untaian
pebuluh darah kapiler tempat darah disaring.Glomerulus dikelilingi oleh kapsul
Bowman (Poedjiadi, 2009).
Pembentukkan urin sebagai hasil kerja ginjal dalam membersihkan darah
meliputi 3 proses, yaitu:
a. Filtrasi (tahap penyaringan) terjadi di sel-sel nefron antara glomerolus dan simpai
bowman pada proses ini dihasilkan Urin Primer.
b. Reabsorbsi (tahap penyerapan kembali), terjadi pada saluran pengumpulan dari
Simpai Bowman terhadap zat-zat seperti glukosa dan bahan lain diserap kembali
ke aliran darah. Zat-zat yan tidak direabsorbsi seperti urea, garam dan lain-lain
bercampur dengan air menjadi urine. Reabsorbsi terjadi di Tubulus Kontortus
Proksimal dan dihasilkan Urin Sekunder.
c. Augmentasi (tahap pembuangan), terjadi di piramida pada medula ginjal.Tepatnya
di Tubulus Kontortus Distal dan Tubulus Kolektivus (Biggs, 1999).

I.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk menganalisis senyawa yang dapat
melewati filter sebagai gambaran fungsi filtrasi ginjal mamalia.
II. MATERI DAN CARA KERJA
II.1 Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larutan biuret,larutan
benedict, larutan Lugols iodin, larutan protein 1%, larutan glukosa 1%, larutan
amilum 1%, dan akuades.
Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, mikropipet skala 100-1000 l dan
tip, kertas filter GF/C, corong gelas, pipet, kertas label, tabung erlenmeyer dan
penangas.

II.2 Cara Kerja


A. Kontrol
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditambahkan 1 ml larutan uji (protein, glukosa, amilum dan akuades) ke dalam
empat tabung reaksi yang telah disiapkan.
3. Tabung A dimasukkan 1 ml larutan protein 1% kemudian ditambah 1 ml larutan
biuret.
4. Tabung B dimasukkan 1 ml larutan glukosa 1% kemudian ditambah 1 ml larutan
benedict,kemudian dipanaskan selama 5 menit.
5. Tabung C dimasukkan 1 ml larutan amilum 1% kemudian ditambah 1 tetes
larutan lugols iodin.
6. Tabung Ddimasukkan 1% larutan akuades kemudian ditambahkan 1 ml lrutan
biuret.
7. Warna yang terbentuk diamati.
B. Pembanding
1. Dilakukan persiapan ulang dengan menyiapkan empat tabung reaksi, lalu diisi
dengan larutan uji (protein, glukosa, amilum dan akuades) masing-masing 1 ml.
2. Keempat larutan uji lalu difilter menggunakan corong gelas yang telah
dilengkapi dengan kertas filter GF/C. Pada larutan glukosa dilakukan pemanasan
selama 5 menit.
3. Dimati larutan yang tersaring berupa warna yang terbentuk.
4. Kemudian dibandingkan dengan larutan kontrol berupa warna yang terbentuk,
dan dicatat hasilnya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


III.1 Hasil
III.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Uji Filtrasi Menggunakan Kertas
Saring :

Intensitas Warna Intensitas Warna


No Larutan Uji
(kontrol) (uji)
1 Protein + Biuret ++++ ++++
2 Glukosa + Benedict ++++ ++++
3 Amilum + Lugols iodine ++++ ++++

4 Akuades + Biuret ++++ ++++

Keterangan :
+++ : intensitas warna tinggi

III.1.2 Gambar Hasil Pengamatan

Gambar 3.1.1 Tabung Uji Gambar 3.1.2 Tabung


Kontrol

3.2 Pembahasan

Ginjal merupakan suatu sistem


filtrasi alami tubuh yang mempunyai
beberapa fungsi utama yaitu menyaring
produk hasil metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh, menjaga keseimbangan
cairan tubuh dan mempertahankan pH cairan tubuh. Dalam menjalankan fungsinya
banyak kondisi yang dapat mempengaruhi fungsi kerja ginjal baik secara akut
maupun secara kronis. Beberapa pemeriksaan laboratorium klinik yang
menggambarkan kadar bahan-bahan yang secara normal difiltrasi oleh ginjal dapat
membantu menemukan penyebab gangguan pada fungsi ginjal dan dapat
menunjukkan tingkat kerusakan dari ginjal (Wahjuni, 2013).
Faktor perkembangan anatomis ginjal pasca lahir dan faktor sistem sirkulasi
kemungkinan besar ikut berperan dalam kejadian peningkatan laju filtrasi
glomeruler, pada manusia perkembangan laju filtrasu glomeruler mempunyai kaitan
yang erta dengan perkembangan anatomi pada ginjal (Widiyono,2003).
Pembentukan urin dimulai dari filtrasi oleh badan malpighi. Badan Malpighi,
glomerulus dikelilingi oleh kapsula bowman. Zat-zat seperti air, garam, gula dan urea
yang terlarut dalam darah yang masuk ke glomerulus disaring oleh kapsula bowman.
Zat hasil penyaringan ini disebut urin primer atau filtrate glomerulus. Proses
penyaringan ini dikarenakan adanya tekanan darah dan dipengaruhi pula oleh
pengembangan dan penyempitan arterioleaveren (Mashudi, 2011).
Urin primer masih banyak mengandung zat yang bermanfaat bagi tubuh. Zat-
zat yang masih berguna di dalam tubulus kontortus direabsorbsi oleh darah dari
pembuluh yang mengelilingi tubulus, oleh sebab itu cairan yang terdapat dalam
tubulus kontortus mengandung kadar urin yang lebih tinggi, disebut urin sekunder
atau filtrate tubulus. Filtrat tubulus ini terus mngalir ke tubulus kontortus distal.
Tubulus ini pembuluh darah melepaskan zat sisa yang tidak berguna serta mneyerap
kelebihan air, sehingga terbentuklah urin yang sesungguhnya. Proses ini dikenal
sebagai augmentasi. Selanjutnya, masuk ke tubulus kolektifus, terus menuju ke
pelvis renis. Urin yang sesungguhnya mulai terbentuk. Dalam ginjal orang dewasa,
setiap menitnya dipompakan darah sebanyak 1,2 L. Setiap 1 menit terjadi filtrasi
terhadap darah sebanyak itu (Kindersley, 2007).
Larutan indikator pada praktikum ini menggunakan larutan biuret, lugols dan
benedict yang digunakan untuk menguji larutan uji. benedict digunakan untuk
menguji keberadaan glukosa, apabila terdapat glukosa pada suatu substrat akan
merubah warna. Benedict yang bercampur dengan larutan uji dari biru menjadi
merah bata setelah dilakukan pemanasan untuk membuat keduanya bereaksi. Larutan
lugols digunakan untuk mengindikasikan adanya amilum pada substrat sehingga
akan menimbulkan warna ungu pekat (kehitaman). Larutan biuret digunakan untuk
mengindikasi adanya protein pada suatu substrat. Warna suatu substrat yang
mengandung protein akan berubah dari warna campuran biuret dan larutan uji yang
awalnya biru muda menjadi biru tua apabila ditetesi biuret (Depdiknas, 2006).
Semakin tinggi kadar glukosa maka warna larutan setelah diberi benedict
akan berwarna merah keruh. Ini merupakan pengujian kadar glukosa di dalam larutan
secara semikuantitatif karena menggunakan sifat glukosa sebagai pereduksi. Reagen
benedict tereduksi dan mengalami perubahan warna jika direduksi oleh glukosa.
Pereaksi benedict yang mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi
oleh gula yang menpunyai gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh glukosa), yang
dibuktikan dengan terbentuknya kuprooksida berwarna merah atau coklat. Uji
glukosa ini sering tidak valid jika reagen yang digunakan telah kadaluarsa atau
terbuka terlalu lama di udara dan bercampur dengan air (Soebroto, 1989).
Ginjal merupakan organ penting dalam sistem metabolisme tubuh kita,
karena padatnya aktivitas, kita sering lupa untuk menjaganya. Pola makan yang tidak
teratur, kurangnya asupan serat dan air mineral, serta konsumsi makanan atau
minuman instan berkalori tinggi, tanpa sadar telah memperberat kerja ginjal.
Padahal, jika kita menilik lebih jauh, kerja organ ini sangat tidak ringan. Mulai dari
proses filtrasi, reabsorpsi, sampai augmentasi dari zat-zat makanan yang di bawah ke
ginjal melalui darah (Azhar et al., 2014). Beberapa kelainan atau penyakit pada ginjal
yang sering dijumpai menurut Wilson (1979) antara lain :
1. Batu ginjal
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam
ronggaginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang
tidak bisalarut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium
fosfat.Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan
terlalusedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat
menimbulkanhidronefrosis. Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal
karena urine tidakdapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran ginjal atau
tersumbat olehbatu ginjal.

2. Diabetes
Pada tahun 2012, diperkirakan ada 346 juta orang di dunia terkena penyakit
diabetes. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 430 juta pada
2030 (Afkarian et al., 2013). Diabetes adalah penyakit kronis (menahun) yang terjadi
ketika pankreas (kelenjar ludah perut) tidak memproduksi cukup insulin, atau ketika
tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin. Diabetes biasa ditandai dengan
kadar gula darah di atas normal.
3. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun
kuman. Nefritisbiasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus.
4. Glukosuria
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine.
Penyakittersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes
mellitus).Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin.
Nefrontidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan
glukosadibuang bersama urine.
5. Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin
danprotein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat
filtrasi.Peningkatan kadar laktat juga dapat dapat dijumpai pada pasien dengan
PenyakitGinjal Kronis (PGK) dan salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan
HD(Hemodyalisis) (Shima, 2011).
6. Hematuria
Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam
urine. Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau
karenairitasi akibat gesekan batu ginjal.
7. Poliuria dan Oligouria
Poliuria adalah gangguan pada ginjal, dimana urine dikeluarkan sangat
banyak dan encer. Sedangkan, oligouria adalah urine yang dihasilkan sangat sedikit.
8. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urine. Hal ini
disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi tidak
dapat dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan. Sebagai akibat terjadinya
anuria, maka akan timbul gangguan keseimbangan di dalam tubuh. Misalnya,
penumpukan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme tubuh yang seharusnya
keluar bersama urine. Keadaan inilah yang akan memberikan gambaran klinis
daripada anuria. Tindakan pencegahan anuria sangat penting untuk
dilakukan.Misalnya, pada keadaan yang memungkinkan terjadinya anuria tinggi,
pemberian cairan untuk tubuh harus selalu diusahakan sebelum anuria terjadi. Gagal
ginjal diklasifikasikan menjadi dua yaitu kronik dan akut. Gagal ginjal kronik
merupakan perkembangan gagal ginjal progesif dan lambat berlangsung beberapa
tahun (Wahyono et al., 2013).
Berdasarkan data praktikum didapatkan hasil bahwa protein yang
ditambahkandengan biuret sebelum filtrasi dengan sesudah filtrasi terdapat
perubahan warna menjadi ungu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guyton (2005)
yang menyatakan bahwa protein dapat disaring atau difilter, kemudian hasil
metabolisme protein berupa urea dikeluarkan melalui urin. Apabila protein tidak
tersaring maka akan menyebabkan penyakit albuminaria, yaitu adanya protein dalam
urin karena kegagalan ginjal dalam memfilter protein. Mekanisme filtrasi
menggunakan kertas wathman ini seperti kerja ginjal dalam memfilter senyawa
tertentu. Glukosa yang ditambahkan dengan benedict sebelum filtrasi dengan
sesudah filtrasi terdapat perubahan warna menjadi kuning. Menurut Sherwood
(2006) yang menyatakan bahwa glukosa tersaring dan dipertahankan keberadaannya
dalam tubuh dengan reabsorpsi glukosa yang bergantung pada pompa NaATP-ase,
karena molekul Na tersebut berfungsi untuk mengangkut glukosa menembus
membran kapiler tubulus dengan menggunakan energi. Akuades yang ditambahkan
dengan biuret sebelum filtrasi dengan sesudah filtrasi terdapat perubahan menjadi
biru muda cenderung bening. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Sherwood
(2006) yang menyatakan bahwa akuades tidak difilter, sehingga diloloskan ketika
melewati ginjal.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari paraktikum yang telah diamati dapat diambil


kesimpulan bahwa:
1. Kertas filtrasi GF/C cukup efektif menyaring keempat larutan, dan cukup
menggambarkan mekanisme kerja ginjal.Larutan yang telah mengalami filtrasi
cenderung menghasilkan warna yang lebih cerah di bandingkan dengan larutan
kontrol. Senyawa-senyawa yang dapat melewati filter yaitu protein, glukosa dan
akuades.

You might also like