Professional Documents
Culture Documents
Oleh Kelompok:
1.
2.
3. Muhammad Robi Al Banjari 16.NS.167
4.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini ibu dan keluarga diharapkan
mampu memahami dan mempraktikkan pemberian ASI awal.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, ibu dan keluarga diharapkan
mampu:
a. Menjelaskan pengertian inisiasi menyusu dini.
b. Menjelaskan manfaat inisiasi menyusu dini.
c. Menjelaskan penatalaksanaan inisiasi menyusu dini.
B. Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian inisiasi menyusu dini.
2. Manfaat inisiasi menyusu dini.
3. Penatalaksanaan inisiasi menyusu dini
C. Kegiatan Pembelajaran
D. Lampiran
Lampiran 1 : Hand out
Lampiran 2 : Evaluasi, foto kegiatan
Lampiran 3 : Leaflet
Lampiran 1
Hand Out
INISIASI MENYUSU DINI
A. PENGERTIAN
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) adalah usaha aktif bayi untuk
menyusu dalam satu jam pertama kelahiran, baik persalinan normal maupun
seksio sesaria. Bayi diletakkan di perut dan dada ibu segera setelah lahir
dan diberi kesempatan untuk mulai menyusu sendiri dengan cara merangkak
mencari payudara (the breast crawl) dan membiarkan kontak kulit bayi dan
ibu setidaknya selama satu jam bahkan lebih sampai bayi menyusu sendiri
(Roesli. 2008).
Inisiasi Menyusu Dini merupakan program yang sedang gencar
dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran
bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi
yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan
dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan
membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk
menyusu selama satu jam. Inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung
saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur
bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali
tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu
(Keluarga Sehat.2008)
B. MANFAAT
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini menurut Depkes RI, (2008) :
1. Bagi Bayi antara lain :
a. Memberikan kesehatan pasif yang segera kepada bayi, karena
kolostrum adalah imunisasi pertama.
b. Meningkatkan kecerdasan.
c. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas.
Mencegah terlewatnya puncak refleks mengisap pada bayi yang
terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan
berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam kadar
secukupnya 40 jam kemudian selain itu juga bayi akan terlatih
motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu
d. Meningkatkan jalinan dan kasih sayang ibu-bayi.
e. Mencegah kehilangan panas.
f. Merangsang kolostrum segera keluar.
2. Bagi Ibu antara lain :
a. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
b. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.
c. Merangsang hormon oksitosin, menyebabkan terjadinya reflek
pengeluaran ASI dan kontraksi rahim yang mencegah perdarahan
usai persalinan.
Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan
merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
1) Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan
plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
2) Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang,
rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena
hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa
sukacita/bahagia.
3) Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang
(yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar
C. PENATALAKSANAAN
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk menyukseskan
terjadinya inisiasi menyusu dini Roesli, (2008) :
1) Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
2) Dibersihkan dan dikeringkan, kecuali tangannya, tanpa menghilangkan
vernik caseosanya.
3) Bayi ditengkurapkan diperut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Keduanya diselimuti, bayi dapat diberi topi.
4) Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu sendiri.
5) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu
jam,sampai selesai menyusu awal.
6) Tunda menimbang, mengukur, suntikan vitamin K, dan tetes mata bayi
sampai proses menyusu awal selesai.
7) Ibu bersalin dengan tindakan operasi, tetap berikan kesempatan kontak
kulit.
8) Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis. Rawat Gabung; ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, dalam
jangkauan ibu selama 24 jam.
1. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering
2. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong lalu diikat
4. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak
dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa
lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit
perineum.
(Utami Roesli
.2008)
Lampiran 2
EVALUASI
Soal-soal :
1. Jelaskan pengertian IMD
2. Jelaskan manfaat IMD
3. Jelaskan penatalaksanaan IMD
Kunci jawaban :
1. Pengertian IMD adalah usaha aktif bayi untuk menyusu sendiri dalam satu
jam pertama kelahiran, baik persalinan normal maupun seksio sesaria.
2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini:
a. Bagi Bayi antara lain :
1) Memberikan kesehatan pasif yang segera kepada bayi.
2) Meningkatkan kecerdasan.
3) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas.
4) Meningkatkan jalinan dan kasih sayang ibu-bayi.
5) Mencegah kehilangan panas.
6) Merangsang kolostrum segera keluar.
b. Bagi Ibu antara lain :
1) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
2) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.
3) Merangsang hormon oksitosin, menyebabkan terjadinya reflek
pengeluaran ASI dan kontraksi rahim yang mencegah perdarahan
pasca persalinan.
3. Penatalaksanaan IMD:
a. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
b. Dibersihkan dan dikeringkan.
c. Bayi ditengkurapkan diperut ibu, diberi topi.
d. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu sendiri.
e. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu.
f. Tunda pengukuran antropometri.
g. Ibu bersalin dengan operasi, tetap berikan IMD
h. Berikan ASI saja. Rawat Gabung dengan ibu selama 24 jam
Referensi
Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2008. Pesan-pesan tentang Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Esklusif
untuk Tenaga Kesehatan dan Keluarga Indonesia. Jakarta : Direktorat
Jendral Bina Gizi Masyarakat.