You are on page 1of 8

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah
akuntansi se
k
tor publik. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada N
abi Besar Muhammad SAW yang menjadi panutan kita umat islam di seluruh dunia. Makalah
ini dibuat dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa
dipertanggungjawabkan hasilnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan
makalah ini. Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar dalam
makalah ini. Oleh karena itu, saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini. Terima kasih dan semoga
makalah ini bisa memberikan sumbangsi positif bagi kita semua.

Makassar, 2 Juni 2014


Irda Dewi Fitrah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................... DAFTAR


ISI .................................................................................................................................................. BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ RUMUSAN
MASALAH DAN TUJUAN .......................................................................................................... BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH ................................................................................... UNSUR-
UNSUR APBD ................................................................................................................................. BENTUK DAN
SUSUNAN APBD ...................................................................................................................
PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
.............................................................. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
.................................................................................................... BASIS AKUNTANSI
...................................................................................................................................... AKUNTANSI BERBASIS
AKRUAL .................................................................................................................. PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN ........................................................................................................ TUJUAN LAPORAN
KEUANGAN .................................................................................................................. TANGGUNG JAWAB
PELAPORAN KEUANGAN ........................................................................................... BAB III PENUTUP
........................................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................................................................
4
BAB I PENDAHULUAN
Dalam kurun waktu 12 tahun di era reformasi, indonesia sedang melakukan pembenahan di
segala bidang. Termasuk pembenahan dalam pengelolaan keuangan negara. Saat ini
pemerintah dituntut untuk lebih transparan memberikan informasi terkait pengelolaan
keuangan negara kepada masyarakat. Terlebih adanya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik, di mana pada undang-undang ini badan publik memliki
kewajiban untuk menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang
berada dibawah kewenangannya. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh lembaga publik
merupakan barang publik yang berhak diperoleh oleh masyarakat. Dalam melakukan
pengelolaan keuangan negara tentunya perlu diketahui ruang lingkup dari keuangan negara
tersebut. Menurut Halim, ruang lingkup keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu : 1.

Dikelola langsung oleh pemerintah di mana komponen keuangan negara mencakup seluruh
penerimaan dan pengeluarannya. 2.

Keuangan negara yang dipisahkan kepengurusannya yaitu kompenen keuangan negara yang
pengurusannya dipisahkan dan cara pengelolaannya berdasarkan hukum publik dan hukum
perdata. Tuntutan masyarakat agar pengelolaan negara dijalankan dengan transparan dan
akuntabel sejalan dengan keinginan masyarakat internasional. Salah satu kunci
pengembangan di dalam tata kelola sektor publik selama lebih dari 15 tahun adalah adanya
dorongan yang kuat oleh lembaga-lembaga internasional, seperti Organisatiaon For
Economic Coorperation and Development (OECD), The Internasional Monetary Fund (IMF),
dan World Bank kepada negara-negara di dunia untuk mengganti sistem akuntansi
tradisionalnya dari akuntansi berbasis kas ke sistem akuntansi berbasis akrual seperti pada
sektor swasta. Hasilnya pada tahun 2010, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)
menerbitkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang ditetapkan melalui PP
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menggantikan PP
nomor 24 Tahun 2005 yang menggunakan basis kas menuju akrual. Lingkup pengaturan PP
Nomor 71 tahun 2010 adalah meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju
Akrual. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dapat berlaku selama masa transisi bagi entitas
yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual. Walaupun entitas pelaporan untuk
sementara masih diperkenankan menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, entitas
pelaporan diharapkan dapat segera menerapkan SAP Berbasis Akrual.

5
A.

RUMUSAN MASALAH
1.

MENJELASKAN DEFINISI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2.

MENGURAIKAN UNSUR-UNSUR APBD 3.

MENJELASKAN BENTUK DAN SUSUNAN APBD 4.


MENGURAIKAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA 5.

MENGURAIKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN 6.

MENGURAIKAN BASIS AKUNTANSI 7.

MENGURAIKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL 8.

MENJELASKAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 9.

MENGURAIKAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN 10.

MENJELASKAN TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN


B.

TUJUAN
1.

MEMAHAMI DEFINISI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2.

MENGETAHUI UNSUR-UNSUR APBD 3.

MENGETAHUI BENTUK DAN SUSUNAN APBD 4.

MENGETAHUI PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA


5.

MENGETAHUI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN 6.

MENGETAHUI BASIS AKUNTANSI 7.

MEMAHAMI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL 8.

MENGETAHUI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 9.

MEMAHAMI TUJUAN LAPORAN KEUANGAN 10.

MENGETAHUI TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN


6
BAB 2 PEMBAHASAN
1.

DEFENISI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH APBD dapat


didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan pemda, di mana pada satu pihak
menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayai kegiatan-kegiatan
dan proyek-proyek daerah selama satu tahun anggaran tertentu,dan pihaklain
menggambarkan perkiraan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi
pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud. Sedangkan definisi APBD pada orde lama adalah
kegiatan badan legislatif ( DPRD) memberikan kredit kepada badan eksekutif (kepala
daerah)untuk melakukan pembiayaan guna kebutuhan rumah tangga daerah sesuai dengan
rancangan yang menjadi dasar penetapan anggaran dan yang menunjukkan semua
penghasilan untuk menutup pengeluaran tadi. 2.

UNSUR-UNSUR APBD Dari kedua definisi tersebut, menunjukkan bahwa APBD sebagai
anggaran daerah memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1.

Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara terperinci. 2.

Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya terkait
aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan
dilaksanakan. 3.

Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka. 4.

Periode anggaran, biasanya satu tahun. 3.

BENTUK DAN SUSUNAN APBD Pada era prareformasi, bentuk dan susunan APBD telah
mengalami dua kali perubahan. Berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 1975, pada awalnya
APBD terdiri atas: 1.

Anggaran rutin, yang dibagi lebih lanjut menjadi pendapatan dan belanja rutin. 2.

Anggaran pembangunan, yang juga dibagi lebih lanjut menjadi pendapatan dan belanja
pembangunan. Susunan tersebut kemudian mengalami perubahan-perubahan, dengan
dikeluarkannya peraturan-peraturan dalam kurun waktu tahun 1984-1988. APBD tidak lagi
terbagi atas anggaran rutin dan pembangunan, tetapi: 1.

Pendapatan, yang terbagi lagi menjadi pendapatan daerah, penerimaan pembangunan, dan
urusan kas dan perhitungan ( UKP ) 2.

Belanja, yang diperinci lagi menjadi belanja rutin ( diklasifikasikan ke dalam 10 bagian ) dan
belanja pembangunan (diklasifikasikan menjadi 21 sektor )
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan

7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan


dalam mendanai aktivitasnya

Berdasarkan tujuan umum dan tujuan spesifik tersebut, dapat dengan segera dipahami
bahwa laporan keuangan mempunyai prospektif dan prediktif. Peran prospektif, artinya
laporan keuangan pemerintah merupakan catatan historis yang dapat digunakan untuk
melihat kondisi pemerintah saat ini dan sebelumnya serta menilai kinerja pemerintah
berdasarkan laporan keuangan. Peran prediktif, artinya laporan keuangan dapat dijadikan
dasar referensi bagi pemangku kepentingan untuk memprediksi kondisi keuangan
pemerintah di masa yang akan datang berdasarkan data historis yang tercantum dalam
laporan keuangan.

10. TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN


Paragraf 13 PSAP Nomor 01 memuat tentang tanggung jawab pelaporan keuangan.
Dalam hal ini, pihak yang bertanggung jawab atas pelaporan keuangan adalah berada
pada pimpinan entitas. Dalam akuntansi sektor publik, terdapat dua jenis entitas yaitu
entitas akuntansi dan entitas pelaporan. Pada PP Nomor 24 Tahun 2005 tidak
diungkapkan pengertian entitas akuntansi, sementara pada PP Nomor 71 Tahun 2010
pengertian entitas akuntansi diungkapkan pada KK paragraf 21. Entitas akuntansi adalah
unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran,kekayaan dan kewajiban yang
menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi
yang diselenggarakan. Sedangkan, entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang
terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa
laporan keuangan.
Jadi yang dimaksud pimpinan entitas pada paragraf 13 PSAP Nomor 01
tersebut adalah pimpinan entitas pelaporan. Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010, entitas
pelaporan di lingkungan pemerintah pusat adalah masing-masing kementerian negara
atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah pusat itu sendiri (lihat KK
paragraf 22), di mana pemerintah pusat berwenang menyusun laporan keuangan
konsolidasi dari laporan keuangan seluruh kementerian negara atau lembaga yang
dilaksanakan oleh menteri keuangan selaku bendahara umum negara. Sementara, yang
bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan negara adalah Presiden Republik
Indonesia. Pada pemerintah daerah yang menjadi entitas pelaporan adalah seluruh
pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Sehingga, akan terdapat lebih dari 500
entitas pelaporan di republik ini, yang kesemuanya wajib menyusun dan menyajikan
laporan keuangan pemerintah.

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Negara dan pemerintah pusat sebagai sasaran akuntansi sektor publik merupakan
konsekuensi dari pembentukan pemerintahan negara Indonesia. Pengaturan secara jelas
kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara merupakan prinsip pokok dalam pengelolaan
keuangan negara yang transaparan dan akuntabel. Penerapan prinsip ini diyakini
berpengaruh besar bagi upaya pencapaian tujuan bernegara mengingat manifestasi
pengelolaan keuangan negara dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan adalah disusun
dan dilaksanakannya APBN dan APBD setiap tahun. Semakin meningkatnya tuntutan publik
untuk akuntabel dan transparan dalam pengelolaan keuangan negara telah mendorong ke
arah wacana untuk menerapkan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Sistem
akuntansi berbasis kas telah terbukti memiliki kelemahan. Kelemahan yang mendasar dari
sistem akuntansi kas adalah laporan keuangan yang dihasilkan tidak informatif, tidak
terintegrasi, dan tidak komprehensif.sehingga jika tetap menggunakan sistem akuntansi kas
akan menghambat semangat reformasi untuk menciptakan pemerintahan yang good
governance. Namun demikian, bukan berarti penerapan akuntansi akrual pada akuntansi
pemerintahan,yang lebih banyak menggunakan akuntansi anggaran,tidak menuai kritik dan
perdebatan. Kritik dan perdebatan tersebut telah memberikan keraguan untuk menerapkan
akuntansi akrual secara penuh pada organisasi pemerintahan. Harus diakui, kehadiran PSAP
masih memiliki kelemahan pada beberapa hal, terutama terkait dengan basis akuntansi
yang digunakan tidak konsisten dan bahkan melanggar undang-undang. Penggunaan basis
akuntansi akrual pada PP Nomor 71 Tahun 2010 dianggap tidak penuh dan mengarah pada
penggunaan basis akuntansi akrual modifikasian. Tidak dicantumkannya laporan surplus
defisit (laporan kinerja) dalam komponen laporan keuangan pemerintah menurut PP Nomor
24 Tahun 2005, menimbulkan tanda tanya besar, apakah pemerintah serius dalam upayanya
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, transparan dan akuntabel. Sekalipun
masih banyak kelemahan,namun kehadiran standar akuntani pemerintahan tetap perlu
mendapat apresiasi positif. Kehadiaran standar ini menjadi langkah awal bagi perbaikan
sistem akuntansi pemerintahan yang selama ini dijalankan tanpa standar yang baku.

DAFTAR PUSTAKA
Buku :
1. Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah, edisi ke-
3. Jakarta:Salemba Empat.
2.Mahsun, M., Firma Sulistiyowati, dan Heribertus,A.P.2011. Akuntansi Sektor Publik,
edisi ke-3.Yogyakarta: BPFE-UGM
3. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: CV Andi Offset

Internet :
1. http://ghodz.files.wordpress.com/2008/04/ak-sek-publik.pdf
2. http://www.ksap.org/riset&artikel/Art15.pdf

You might also like