You are on page 1of 19

MAKALAH PERILAKU MANUSIA

AFEK EMOSI DALAM PERILAKU


KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing:

Moh. Saifudin S.Kep.Ns.,S.Psi.,M.Kes

Di susun oleh:

Kelompok 3

1. Angga Tirtana P (12.02.01.0998)


2. Cinthya Ratna S.D (12.02.01.0999)
3. Eliana Nurcahyati (12.02.01.1005)
4. Jenria Latifa Yuli (12.02.01.1014)
5. Muhimatul Ulya (12.02.01.1027)
6. Nanik Dwi Safitri (12.02.01.1029)
7. Nurul Fitrotun N (12.02.01.1034)
8. Ony Dwi Hariani (12.02.01.1039)
9. Risa Fajar Umami (12.02.01.1040)
10. Ummu Sholihatul M (12.02.01.1044)
11. Yaumi Maghfiroh (12.02.01.1047)

PRODI S1-KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Page 1
2013-2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Perilaku
Manusia.Dalam makalah ini kami membahas tentang Afek Emosi dalam
Prilaku Keperawatan.

Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan serta


motivasi dari beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah
dan terima kasih kepada:

1. Bapak Budi Utomo,Amd,Kep,M,Kes, selaku ketua Stikes Muhammadiyah


Lamongan.
2. Arifal Aris, S.Kep., Ns, M.Mkes., selaku Ka. Prodi S1-Keperawatan
3. Moh. Saifudin S.Kep.Ns.,S.Psi.,M.Kes, selaku dosen pembimbing
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua
pihak.Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca khususnya.

Lamongan, Juni2014

Penyusun

Page 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI . ....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...................................................................................................


1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................
1.4. Metode Penulisan ...............................................................................................
1.5. Sistematika Penulisan ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertia Afek ...................................................................................................


2.2. Pengertian Emosi ..............................................................................................
2.3. Komponen Emosi ..............................................................................................
2.4.Teori Emosi .........................................................................................................
2.5. Afek dan Emosi . ................................................................................................
2.6. Cara Mengatasi Afek Emosi . ............................................................................
2.7. Hubungan Afek Emosi dengan Perilaku . ..........................................................
2.8. Hubungan Afek Emosi dengan Proses Keperawatan . .......................................

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ........................................................................................................


3.2. Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dengan berbagai macam
sifat manusia, yang akan menimbulkan suatu masalah bila manusia yang
bersangkutan tidak dapat mengendalikan suatu emosinya akan dapat membuat
suatu permasalah yang dapat menggagu hubungan antar individu atau manusia
yang bersangkutan. (Alex Sobur, 2003)
Semua orang memiliki jenis perasaan yang sangat serupa, namun
intensitasnya berbeda-beda. Emosi-emosi ini dapat merupakan kecenderungan
yang membuat kita frustasi, tetapi juga bisa menjadi modal untuk meraih
kebahagiaan dan keberhasilan hidup, seperti di singgung dalam definisi Crow &
Crow. (Alex Sobur, 2003)
Perasaan adalah emosi yang di rasakan dan di ketahui oleh individu.
Manusia di lengkapi kesadaran yang memungkinkan dia mengetahui perasaannya,
dan selanjutnya emosi berinteraksi dengan proses berpikir. (Prawitasari, 2012)
Manusia banyak mengartikan makna emosi itu hal yang negative seperti
marah-marah padahal emosi di sini tidak hanya ekspresi marah-marah tapi
bahagia juga dapat di katakan emosi. Dan setiap emosi atau ekspresi yang di
tunjukkan oleh indevidu di akibatkan oleh Afek yang mempengaruhi. Emosi dapat
muncul dalam bentuk perilaku yang meledak-ledak atau impulsive. (Prawitasari,
2012)
Di makalah ini penulis akan menjelaskan lebih dalam mengenai afek dan
emosi dan apa hubungannya antara afek dan emosi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Afek?
2. Apa definisi dari Emosi ?
3. Apa Komponen dari Emosi ?
4. Apa Saja Teori Emosi ?

Page 4
5. Apa Itu Afek Dan Emosi ?
6. Bagaimana cara mengatasi Afek Emosi ?
7. Bagaimana hubungannya Afek Emosi dan prilaku?
8. Bagaimana hubungannya Afek Emosi dengan proses keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum :
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pembuatan makalah mata kuliah Perilaku, pada program S1-
Keperawatan di STIKES Muhammadiyah Lamongan.
1.3.2 Tujuan Khusus :
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dari Emosi
2. Untuk Mengetahui Komponen dari Emosi
3. Untuk mengetahui Teori Emosi
4. Untuk mengetahui lebih jauh tentang Afek Dan Emosi
5. Dapat mengetahui cara mengatasi Afek Emosi
6. Dapat mengetahui hubungan Afek Emosi dengan Prilaku
7. Serta dapat mengerti lebih dalam mengenai hubungan Afek Emosi
dengan proses keperawatan

Page 5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Afek dan Emosi


Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa
dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah,
yaitu peredaran darah, denyut jantung dan pernapasan bisa cepat atau menjadi
lemah. (Sunaryo, 2004)
Afek adalah kehidupan perasaan atau nada prasaan emosional seseorang,
menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran, bisa berlangsung lama
dan jarang di sertai komponen fisiologik. (Iyus Yosep, 2007)
Emosi adalah gejala jiwa yang berhubungan dengan gejala kejasmanian.
(Sunaryo, 2004)
Emosi sebagai gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian.
Apabila individu mengalami emosi, dalam individu itu akan terdapat perubahan-
perubahan dalam kejasmanian, misalnya: ketakutan maka gejala kejasmanian
yang tampak adalah muka pucat, dan jantung berdebar-debar.

2.2 Komponan Emosi


2.2.1 Menurut Atkinson R.L,dkk, (Di kutip oleh Sunaryo, 2004) komponen
emosi terdiri dari :
a. Respons atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan system
otomatik, misalnya bila marah suara menjadi tinggi dan gemetar.
b. Keyakinan atau penilaian kognitif ,bahwa telah terjadi keadaan
positif atau negative, misalnya saya gembira sekali dapat diterima di
Fakultas Kedokteran.
c. Ekspresi wajah, apabila anda merasa benci pada seseorang, mungkin
akan mengerutkan dahi atau kelopak mata akan menutup sedikit.
d. Reaksi terhadap emosi, misalnya marah-marah menjadi agresi atau
gembira hingga meneteskan air mata.

Page 6
2.2.2 Rangsangan dan Emosi
Suatu emosi yang kuat dapat memengaruhi perubahan fisiologis.
Seseorang yang sedang marah atau ketakutan dapat memengaruhi
debaran jantung, pernapasan, aktifnya kelenjar keringat, merinding,
sekresi air liur meningkat, dan mungkin kadar gula darah meningkat.
2.3 Teori Emosi
Teori ini untuk menjawab pertanyaan, apakah hubungan emosi dengan
gejala kejasmanian. Apakah emosi yang menimbulkan gejala kejasmanian
ataukah justru sebaliknya. Menurut (Sunaryo, 2004) teori emosi sebagai
berikut:
a) Teori Sentral- di kemukakan oleh Cannon.
Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi
yang dialami individu, misalnya: orang yang marah gejala
kejasmaniannya meliputi jantung berdebar, pernapasan cepat dan mata
merah.
b) Teori Perifer- di kemukakan oleh James Lange.
Teori ini merupakan kebalikan dari teori sentral. Gejala kejasmanian
bukanlah akibat dari emosi yang di alami individu, tetapi emosi
merupakan akibat gejala kejasmanian. Menurut teori ini, orang tidak
menangis karena susah tetapi sebaliknya ia susah karena menangis.
Berdasarkan penelitian Sherrington dan Cannon, di katakan bahwa pada
umumnya teori perifer tidak tepat dan menitik beratkan pada hal-hal
yang bersifat perifer bukan yang bersifat sentral.
c) Teori Kepribadian-Di kemukakan oleh J. Linchoten.

Teori ini mengatakan bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi,


ketika pribadi tidak dapat di pisah-pisahkan, antara jasmani dan psikis
sebagai dua substansi yang terpisah.

3.4 Afek dan Emosi


Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak
bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran.Afek biasanya disertai reaksi

Page 7
jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut jantung dan pernapasan bisa cepat
atau menjadi lemah.Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan
gejala kejasmanian. (Sunaryo, 2004)
Contoh:
1.Orang yang sedang marah, mengambil, melempar dan membanting benda
dari sekitarnya, disertai mukanya merah, TD meningkat dan bergetar.
2.Anak yang tidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan sampai
pingsan, disertai muka pucat dan keluar keringat dingin. (Sunaryo, 2004)
a) Jenis Gangguan Afek dan Emosi
Afek dan emosi biasanya dipakai secara bergantian, dengan aspek-
aspek yang lain pada menusia (proses berfikir, psikomotor, persepai,
ingatan) saling memengaruhi dan menentukan tingkat fungsi manusia
itu pada suatu waktu.
b) Jenis-jenis gangguan afek dan emosi, yaitu :
1) Deprasi atau Melankolis
a) Ciri-ciri psikologik, misalnya: sedih, susah, murung, rasa tak
berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa dan
menyesal yang patologis.
b) Ciri-ciri somatic, misalnya: anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau
dingin, TD turun. Ada depresi dengan penarikan diri dan agitasi
atau kegelisahan.
2) Kecemasan (ansietas)
a) Ciri-ciri psikologik, misalnya: khawatir, gugup, tegang, cemas,
rasa tak aman, takut,dan lekas terkejut.
b) Ciri-ciri somatic, misalnya: palpitasi (debaran jantung yang
cepat/keras), keringat dingin pada telapak tangan, TD
meningkat,dan peristaltic bertambah.

Menurut (Sunaryo, 2004) Kecemasan dapat berupa :

a) Kecemasan yang mengambang (free floating anxiety), tidak ada


hubungannya dengan pikiran.

Page 8
b) Agitasi, kecemasan yang disertai dengan kegelisahan motorik yang
hebat.
c) Panic, serangan kecemasan yang hebat dengan kegelisahan,
kebingungan, dan hiper aktivitas yang tidak terorganisasi.
d) Aforia, rasa riang, gembira, senang, dan bahagia yang berlebihan.
e) Anhodonia, ketidakmampuan merasakan kesenangan.
f) Kesepian, merasa dirinya ditinggalkan.
g) Kedangkalan, kemiskinan afek dan emosi.
h) Afek dan emosi yang tak wajar (tak patut atau tak wajar), tertawa
terkikih-kikih waktu wawancara.
i) Afek dan emosi yang labil, tiba-tiba marah-marah atau menangis.
j) Variasi afek dan emosi sepanjang hari, perubahan afek dan emosi
mulai sejak pagi sampai malam hari, misalnya pada psikosis-manik
depresif, depresinya lebih keras pada pagi hari dan menjadi lebih
ringan pada sore hari.
k) Ambifalensi, emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama-sama
terhadap suatu obyek, hal atau orang.
l) Apatis, berkurangnya afek dan emosi terhadap semua hal dengan
disertai rasa terpencil dan tidak peduli. Dapat diartikan pula sebagai
menurunnya kesadaran.
m) Amarah, kemurkaan atau permusuhan yang ditandai sifat agresif.

3.5 Cara Mengatasi Gangguan Afek Dan Emosi


Mengendalikan emosi itu penting. Hal ini di dasarkan atas kenyataan
bahwa emosi mempunyai kemampuan untuk mengomunikasan diri kepada
orang lain. (Alex Sobur, 2003)
Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa peraturan untuk
mengendalikan emosi:
a) Hadapilah emosi tersebut
Orang yang membual bahwa dia tidak takut menghadapi bahaya,
sebenarnya melipatduakan rasa takutnya sendiri. Bukan saja dia takut

Page 9
menghadapi bahaya yang sebenarnya, tetapi juga takut menemui bahaya.
Sumber emosi tambahan ini dapat di hindarkan dengan jalan menghadapi
kenyataan yang di takutkan atau kenyataan yang menyebabkan timbulnya
perasaan marah.
b) Jika mungkin tafsirkanlah kembali situasinya.
Emosi adalah bentuk dari suatu interpretasi. Bukan stimulasi sendiri yang
menyebabkan atau mengakibatkan reaksi emosional, tetapi stimulus yang
sudah di tafsirkan. Misalnya anak biasanya menunjukkan perasaan takut
jika di ayun-ayunkan, tetapi kalau tindakan mengayun-ayunkan itu di
sertai dengan senda gurau anak bahkan menganggapnya dengan perasaan
senang.
c) Kembangkanlah rasa humor dan sikap realistis
Terkadang situasi itu begitu mendesaknya sehingga memerlukan
reintrepretasi yang lama.
d) Atasilah secara langsung problem yang menjadi sumber emosional
Memecahkan problem, pada dasarnya jauh lebih baik ketimbang
mengendalikan emosi yang terkait dengan problem tersebut.

3.6 Hubungan Afek Emosi dengan Perilaku


Dalam kehidupan sehari-hari manusia pastinya akan mengalami
perasaan yang menyenangkan maupun tak menyenangkan yang dapat
mempengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari. (Sunaryo,
2004)
Ada 5 cara afek emosi dalam mempengaruhi perilaku manusia antara lain:
a) Negatif Cara Emosi Mempengaruhi Perilaku
Emosi negatif, seperti marah, iri hati dan depresi, dapat
mempengaruhi perilaku kita secara negatif. Namun, emosi positif juga
dapat berpengaruh negatif terhadap perilaku kita, seperti memungkinkan
diri kita di lecehkan oleh seseorang karena kita mencintai mereka, atau
terlibat dalam kegiatan tidak sehat karena mereka membuat kita bahagia.
Ketika emosi tertentu di aduk dan menjadi intens, sudut pandang kita

Page 10
menjadi terdistorsi. Menjadi di perkuat dalam pikiran kita, dan begitu,
pada waktu itu, reaksi kita untuk hampir tampak rasional, karena
merupakan satu-satunya informasi yang kami anggap cukup penting untuk
proses. Hal ini kemudian memotivasi perilaku kita dalam berbagai cara.
Misalnya, melawan ketika kita marah, menarik diri dari partisipasi dan
tanggung jawab ketika tertekan, atau bertahan hubungan buruk ketika kita
masih mencintai seseorang.
b) Positif Cara Emosi Mempengaruhi Perilaku
Pengaruh emosi terhadap perilaku kita tidak semua negatif, namun.
Bahkan, alasan emosi adalah untuk membantu kita menghadapi
kehidupan.Sebagai contoh, ketika kita merasa takut, kita melarikan diri
untuk melindungi diri kita sendiri. Ketika kita merasakan kasih bagi anak-
anak kita, kita mencoba untuk merawat mereka lebih baik. Ketika kita
merasa marah, kita berjuang untuk mempertahankan diri atau apa yang
menjadi milik kita. Hal-hal ini di tempat untuk memastikan tidak hanya
kelangsungan hidup pribadi kita, tetapi kelangsungan hidup spesies kita.
Jika tidak ada kami merasa bergairah dalam kehidupan, kita akan memiliki
sedikit motivasi untuk bertindak, dan mungkin tidak akan menjadi,
dominan beragam, makhluk kreatif dan praktis yang kita hari ini.
c) Cara Langsung Mempengaruhi Emosi Perilaku
Respon otomatis adalah salah satu cara emosi kita mempengaruhi
perilaku kita. Kadang-kadang, perasaan kita merangsang otak kita untuk
memproses informasi tertentu sangat cepat, atau memprosesnya dengan
cara tertentu. Jika informasi yang diproses dan mengabaikan fakta-fakta,
akal sehat atau pertimbangan lain, bisa berakibat pada tindakan akhir cepat
atau buruk di analisis. Ini adalah ketika emosi langsung mempengaruhi
perilaku kita. Misalnya, memukul seseorang karena menghina Anda,
merunduk dan berjalan ketika Anda mendengar suara tembakan, atau
bergegas ke pelukan orang asing, menarik manis bicara. Tindakan impulsif
sering daripada direncanakan.Ini biasanya menghasilkan perilaku yang
kontra-produktif, jika tidak merusak.

Page 11
d) Cara tidak langsung Emosi Mempengaruhi Perilaku
Meskipun, ketika terangsang secara emosional dalam beberapa
cara, banyak dari kita secara singkat akan memikirkan respon otomatis
yang sama, beberapa orang akan bertindak pada mereka. Sebagian besar
waktu, perilaku kita secara tidak langsung dipengaruhi oleh emosi kita.
Daripada tindakan naluriah, pengolahan kognitif yang mengambil tempat
dalam hasil adaptasi pengambilan keputusan, proses dan asimilasi
informasi dan, akhirnya, pengalaman belajar. Sebagai contoh, ketika
seseorang menghina kita, kita mungkin berpikir tentang memukul orang,
tapi banyak dari kita akan memilih untuk tidak melakukannya, meskipun
kami mungkin terlibat dalam respon sadar bahwa otak kita
memungkinkan, seperti menghina orang kembali. Kami akan memproses
secara kognitif pertemuan dan rangsangan emosional, memutuskan bahwa
kita tidak suka orang itu, dan berusaha untuk menghindari orang di masa
depanSelanjutnya, hal ini dapat memotivasi kita untuk berhenti pergi ke
tempat tertentu di mana seseorang yang mungkin ditemukan. Ini menjadi
efek domino dari respon emosional yang tunggal.
e) Empati Emosional Mempengaruhi Perilaku
Bahkan lebih jauh, emosi memberikan kami kemampuan untuk
berempati dengan orang lain. Karena itu, kita dapat memprediksi
tanggapan emosional, yang juga mempengaruhi perilaku kita, itulah
sebabnya mengapa orang biasanya akan mencoba untuk membangkitkan
respon positif daripada yang negatif. Untuk alasan ini, beberapa dari kami
pergi di sekitar orang lain menghina secara acak, garis memotong di toko
kelontong atau mencuri barang masing-masing, karena kita ingin
menghindari membangkitkan dan berurusan dengan respon negatif pada
orang lain. Di sisi lain, mencoba untuk menjadi orang baik dengan memuji
orang lain, menjadi aturan sopan dan berikutnya, adalah perilaku yang di
motivasi oleh menginginkan respon emosi positif dari orang lain.

Page 12
3.7 Hubungan Afek Emosi dengan Proses Keperawatan
Seorang perawat professional seharusnya memiliki kemampuan untuk
melihat, menilai dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. kemampuan
untuk memonitor perasaan seseorang sendiri dan orang lain dan emosi, untuk
membedakan antara mereka dan menggunakan informasi untuk membimbing
pemikiran seseorang dan tindakan seseorang. (Golamen, 2004)
Profesi keperawatan menuntut perawat, dalam proses perawatan, harus
berinteraksi dengan pasien, persaudaraan medis dan petugas kesehatan terus-
menerus. Oleh karena itu, "Perawat-Pasien Interaksi" adalah pulsa dari praktek
keperawatan. Ini adalah proses kompleks yang melibatkan persepsi perawat,
pemahaman tentang emosi pasien dan pemanfaatan persepsi untuk mengelola
situasi pasien terhadap tujuan perawatan pasien efektif.
Saat ini, perawatan pasien tidak hanya mencakup perawatan medis
berkualitas tetapi juga konsep perawatan yang mencakup tujuan menghormati
pasien, menghargai emosional mereka, kebutuhan sosial dan spiritual dengan
menggunakan kekuatan sumber daya interdisipliner. Banyak pasien menderita
hanya jika mereka tidak menerima perawatan yang memadai untuk gejala yang
menyertai penyakit serius mereka. Dengan demikian, perawatan tidak dapat
terbatas pada makanan fisik tetapi juga kebutuhan psikologis dan spiritual.
(Golamen, 2004)
Oleh karena itu, peran memahami afek emosi dalam profesi keperawatan harus di
lihat dalam dua dimensi:
1) Persepsi Perawat dan pemahaman emosi pasien, dan
2) Pemanfaatan Perawat tentang persepsi mereka untuk mencapai tujuan
mengelola situasi yang kompleks terhadap kualitas perawatan pasien.
Perawat harus mengembangkan kemampuan untuk menilai respon pasien
terhadap penyakit. Hal ini memerlukan introspeksi diri-aktif dari peristiwa,
penilaian terhadap peristiwa, pemahaman psikologis dari pasien dan di atas
semua perhatian yang tulus untuk sakit.Persepsi tidak bisa bersifat universal
dalam arti bahwa setiap pasien berbeda dan memiliki sikap yang berbeda

Page 13
mengenai berbagai isu hidup dan memiliki beragam tingkat pemahaman dan
kemampuan menahan.
Harus diakui bahwa perawat dihadapkan tidak hanya oleh pasien tetapi juga
emosi mereka sendiri. Hal ini terutama berlaku dalam situasi di mana
beberapa pasien akan mati meskipun ada upaya terbaik karena penyakit seperti
kanker dan HIV atau faktor lainnya. Perawat harus menghadapi dan mengelola
emosi mereka sendiri juga dalam situasi, di mana, beberapa permintaan pasien
yang sakit parah untuk bantuan untuk bunuh diri di negara-negara seperti
Oregon, yang memiliki back hukum untuk kematian dokter dibantu.
a) Factor yang mempengaruhi perawat untuk menerapkan
Kondisi jenis kelamin, usia dan kesehatan pasien juga mempengaruhi afek
emosi. Sebagai contoh, sulit untuk berinteraksi dengan pasien tua yang
pendengaran kapasitas akan pada tingkat yang cukup rendah atau yang
persepsinya telah berkurang akibat penuaan. Studi penelitian yang berkaitan
dengan faktor yang berhubungan dengan interaksi perawat dengan orang tua telah
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan perawat dipengaruhi interaksi perawat
dengan pasien lanjut usia .Non-verbal interaksi memainkan peran penting dalam
perawat-pasien persepsi. Non-verbal interaksi termasuk pasien yang diarahkan
tatapan mata, anggukan kepala afirmatif, tersenyum, belajar ke depan, sentuhan
dan sentuhan instrumental.
b) Keuntungan dari Aplikasi Kecerdasan Emosional dalam Praktik Perawatan
Tidak ada keraguan bahwa kecerdasan emosional dalam keperawatan
mengarah ke sikap yang lebih positif, kemampuan beradaptasi yang lebih besar,
hubungan baik dan orientasi peningkatan terhadap nilai-nilai positif .Sebuah
hubungan yang jelas antara kecerdasan emosional dan keberhasilan adaptif telah
terdeteksi di perawat merawat orang dengan keterbelakangan mental.
Perawat adalah seorang mausia yang sama dengan manusia yang lain yang
mana setiap kehudupanya juga memiliki masalah yang beraneka macam, perawat
juga memiliki perasaan yang mana perawat dapat sedih, senang gembira,dll.
Perawat juga memiliki afek emosi dalam kehidupannya.Tapi seorang perawat
dituntut untuk dapat mengendalikan afek emosinya dalam melakukan tindakan

Page 14
keperawatan atau dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan seoptimal
mungkin.
3.7.1 Contoh Kasus Afek Emosi dalam Perilaku Keperawatan
Seorang perawat tidak boleh menunjukkan afek emosinya di hadapan
pasien.
1) Seorang perawat bahagia karena tadi di rumah mendapat arisan, tetapi
pada saat perawat bekerja harus memberikan pelayanan keperawatan
pada pasien yang di diagnose kangker otak.
Contoh Aplikasi:
Tuan X, dia merasa sedih dan bahkan hampir putus asa setelah di
diagnose penyakit kanker otak dia mempunyai anggapan bahwa
hidupnya tidak akan lama lagi.
Yang harus di lakukan oleh seorang perawat tersebut yaitu tidak boleh
memperlihatkan bahwa perawat sedang dalam keadaan bahagia.Dia
harusempati ikut merasakan, prihatin atau sedih mengenai keadaan
pasien tersebut dan perawat harus dapat memberikan arahan serta
nasehat pada pasien tersebut.Memberikan motivasi dan keyakinan
bahwasannya semua penyakit apapun itu pasti ada obatnya selagi kita
mau berusaha.
Jadi dalam keadaan segembira apapun jika sudah menghadapi pasien
harus dapat menyesuaikan diri dapat mengerti keadaan psikologis
pasien,perawat harus mengerti apakah pasien itu sedih, marah, senang
atau dalam keadaan gembira.
2) Seorang perawat sedih karena mengalami masalah di rumah, tapi
pada saat perawat tadi bekerja dalam memberikan pelayanan
keperawatan, perawat tersebut tidak boleh menunjukkan wajah sedih.
Contoh Aplikasi:
Ny A tampak menangis dan sedih ketika suaminya di fonis umurnya
tidak akan lama lagi karena suatu penyakit yang tidak dapat di
sembuhkan.

Page 15
Sebagai seorang perawat, dia harus memiliki rasa empati, harus jadi
pendengar yang baik, dan dapat memberikan pelayanan yang sebaik
mungkin yang dapat memberikan pengarahan dan menenangkan
pasien, agar Ny.A tersebut dapat lebih tenang dan ikhlas dalam
meneriama keadaan suaminya.
Walaupun diasendiri sedang dalam masalah dia harus dapat
menunjukkan profesionalnya dalam bekerja tidak boleh melampiaskan
emosinya kepada keluarga pasien tersebut.
Karena seorang perawat bukan hanya tenaga medis yang memberikan
obat saja, tetapi juga sebagai consultan dan pendengar yang baik yang
dapat memberikan solusi dan motivasi yang baik bagi pasien maupun
keluarga pasien.

Page 16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan tidak bisa
dikontrol serta dikuasai oleh pikiran.Afek biasanya disertai reaksi jasmaniah, yaitu
peredaran darah, denyut jantung dan pernapasan bisa cepat atau menjadi lemah.
(Sunaryo, 2004)
Emosi adalah gejala jiwa yang berhubungan dengan gejala kejasmanian.
(Sunaryo, 2004)

Komponen emosi menurut Atkinson R.L,dkk, (Di kutip oleh Sunaryo,


2004) komponen emosi terdiri dari : Respons atau reaksi tubuh internal,
Keyakinan, ekspresi wajah, Reaksi terhadap emosi.

Teori ini untuk menjawab pertanyaan, apakah hubungan emosi dengann


gejala kejasmanian. Apakah emosi yang menimbulkan gejala kejasmanian ataukah
justru sebaliknya (Sunaryo, 2004) teori emosi sebagai berikut: Teori Sentral, teori
perifer dan teori kepribadian.

Cara mengatasi gangguan afek dan emosi bisa di lakukan dengan cara
melakukan pendekatan-pendekatan seperti: Hadapilah emosi tersebut,
Tafsirkanlah kembali situasinya, Kembangkan rasa humor dan sikap realistis,
Atasilah secara langsung problem-problem yang menjadi smber emosionl.

Afek emosi dapat mempengaruhi perilaku manusia dngan 5 cara antara


lain: cara negatif emosi mempengaruhi perilaku, cara positif emosi mempengaruhi
perilaku, cara langsung mempengaruhi emosi perilaku,cara tidak langsung emosi
mempengaruhi perilaku, empati emosional mempengaruhi perilaku.

Seorang perawat harus dapat mengendalikan afek emosinya dalam


memberikan pelayanan keperawatan, perawat harus dapat menempatkan emosinya
pada tempat yang saat yang tepat.

Page 17
3.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam


pembuatan makalah agar dapat mengetahui cara berfikir.

2. Bagi Pendidikan

Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih


baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.

3. Bagi Kesehatan

Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk


mahasiswa keperawatan agar lebih mengerti tentang cara mengatasi
gangguan afek dan emosi pada pasien.

Memberikan pengetahuan pada para calon perawat maupun pada perawat-


perawat yang berpengalaman, bahwa dalam memberikan pelayanan
keperawatan harus menempatkan afen emosinya pada keadaan yang tepat.

Page 18
DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT.Refika Aditama

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia

Prawitasari, Johana E. 2012. Psikologi Terapan-Melintas Batas Disiplin Ilmu.


Jakarta: Erlangga

Suliswati dkk.9f. 2004. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: ECG

Page 19

You might also like