You are on page 1of 2

Ujian UTAMA MP Blok 23 : Analgesik opioid 2014

Endang Evacuasiany

1. Seorang pasien datang berobat ke dokter karena nyeri hebat dibagian lutut. Dokter ingin
memberikan obat opioid golongan agonis kuat golongan fenilpiperidin. Obat yang diberikan
adalah:
A. Buprenorphine
B. Butorphanol
C. Morfin HCl
D. Petidin HCl
E. Metadone

2. Semua efek agonis opioid pada reseptor m (mu) diantagonis obat ini pada dosis kecil, secara i.m
atau i.v. Frekuensi nafas meningkat dalam 1 2 menit setelah diberikan obat ini pada penderita
dengan depresi nafas karena agonis opioid. Dosis besar obat ini akan menyebabkan kebalikan
efek dari efek psikotomimetik dan disforia akibat agonis-antagonis. Efek obat ini berlangsung
selama 1 - 4 jam, tergantung dosis. Antagonis opioid tersebut adalah
A. Nalorfin
B. Naltrekson
C. Nalokson
D. Levalorfan
E. Siklazosin

3. Seorang pengguna opioid (morfin) datang berobat ke dokter. Dokter memberikan psikotropik
golongan II yang menurut Undang Undang 2009 sudah berubah menjadi golongan narkotik.
Obat tersebut selain PCP dan Ritalin adalah
A. Amfetamin
B. Fensiklidin
C. Metilfenidat.
D. Lorazepam
E. Psilosibin

4. Efek yang terjadi bila obat tersebut (jawaban nomer sebelumnya) diberikan pada dosis kecil
bersamaan dengan morfin adalah
A. Meningkatkan efek analgetik dan euforia morfin, serta efek sedasi
B. Meningkatkan efek analgetik dan euforia morfin, tapi efek sedasi menurun
C. Meningkatkan efek analgetik dan euforia morfin
D. Menurunkan efek analgetik dan euforia morfin, serta efek sedasi menurun
E. Menurunkan efek analgetik morfin, tetapi efek sedasi meningkat

5. Opioid berinteraksi dengan reseptor opioid untuk menimbulkan efek. Efek potensi analgesik
tergantung afinitasnya terhadap reseptor opioid spesifik. Terdapat 5 jenis reseptor opioid di SSP.
Reseptor opioid k (kappa) memperantarai efek analgesia seperti yang ditimbulkan pentazosin.
Efek tersebut adalah
A. sedasi , midriasis, depresi nafas tidak sekuat agonis m
B. selektif terhadap enkefalin
C. berhubungan dengan efek psikotomimetik
D. selektif terhadap b endorfin tapi tidak mempunyai afinitas terhadap enkefalin
E. sedasi , miosis, depresi nafas tidak sekuat agonis m
UJIAN REMEDIAL Farmako Blok 23 tahun 2014

1. Narkotika menurut Undang Undang Republik Indonesia no. 35 tahun 2009 dibagi 3 golongan.
Dokter boleh memberikan narkotika yang termasuk golongan II karena dapat digunakan untuk
terapi. Contoh dari golongan ini adalah

A. Heroin
B. Petidin HCl
C. Ganja.
D. Cocain
E. Codein

2. Klasifikasi obat golongan opioid yang mempunyai struktur dasar fenantren dan mempunyai
efek agonis lemah sampai sedang adalah
A. Morfin
B. Kodein
C. Nalbufin
D. Nalorfin
E. Oksikodon

3. Obat-obat opioid meliputi agonis penuh, agonis partial, campuran agonis-antagonis dan
antagonis. Efek yang dapat ditimbulkan oleh agonis parsial adalah
A. Hanya mempunyai efek agonis
B. Memiliki efek agonis pada 1 subtipe reseptor opioid lainnya
C. Dapat menimbulkan efek agonis / sebagai antagonis
D. Memiliki efek agonis pada 1 subtipe reseptor opioid
E. Memiliki efek antagonis pada 1 subtipe reseptor opioid

4. Opioid berinteraksi dengan reseptor opioid untuk menimbulkan efek. Efek potensi analgesik
tergantung afinitasnya terhadap reseptor opioid spesifik. Terdapat 5 jenis reseptor opioid di
SSP. Reseptor opioid yang memperantarai efek analgesia seperti yang ditimbulkan pentazosin
adalah:
A. Reseptor (mu)
B. Reseptor k (kappa)
C. Reseptor s (sigma)
D. Reseptor d (delta)
E. Reseptor e (epsilon)

5. ALKALOID yang berasal dari Opium dibedakan menjadi dua golongan yaitu fenantren dan
benzilisokinolin. Yang tidak termasuk golongan opioid adalah
A. Codein
B. Papaverin HCl
C. Alfaprodin HCl
D. Thebain
E. Narcein

You might also like