You are on page 1of 12

INSTRUMEN PENELITIAN

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Penelitian Pendidikan Lanjut


yang dibimbing oleh Ibu Herawati Susilo

Oleh :
Kelompok 2/Offering C
Fandi Tri Fajar Cahyo (140341601660)
Putri Fitria Sartika (140341606007)
Rosita Qori Latifiani (140341603337)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melakukan suatu pekerjaan setiap orang membutuhkan suatu alat
yang mampu untuk memudahkan melakukan pekerjaannya. Demikian juga dalam
proses penelitian yang memerlukan suatu alat dalam proses pengerjaannya. Alat
dalam penilitian tersebut beragam jenisnya. Alat-alat tersebut dipilih untuk
memfasilitasi pekerjaan yang ditangani dan seringkali sangat dibutuhkan untuk
menyelesaikan penelitin tersebut (Leedy, 2005).
Sebagai seorang mahasiswa yang kerap berhubungan dengan suatu proses
penelitian kita perlu tahu mengenai apa saja alat yang digunakan dalam penelitian.
Dengan mengetahui macam-macam alat penelitian tersebut diharapkan dapat
membantu kita dalam menyelasaikan suatu proyek penelitian. Dengan sejumlah
alasan tersebut, maka kami menyusun makalah yang berjudul Menganalisis Alat-
Alat Penilitian..

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini.
1. Apa pengertian alat penelitian ?
2. Apa saja macam-macam alat penelitian beserta aplikasinya ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan pengertian dari alat penelitian.
2. Untuk menjebarkan alat-alat penelitian beserta aplikasinya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Alat Penelitian


Terdapat perbedan antara alat penelitian dan metodologi penelitian yang
sering kali dianggap sama. Alat penelitian adalah mekanisme spesifik atau strategi
yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan, memanipulasi, atau menafsirkan
data. Metodologi penelitian adalah pendekatan umum yang diambil oleh peneliti
untuk mengangkat suatu proyek penelitian menjadi suatu hal yang lebih luas
pendekatan ini mendikte alat-alat khusus yang dipilih oleh peneliti.

2.2 Macam-Macam Alat Penelitian beserta Aplikasinya


2.2.1 Penggunaan Perpustakaan Sebagai Alat Penelitian
Pada beberapa waktu silam, sekitar tahun 1950-1960-an proses
penggunaan perpustakan merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu yang
tidak cepat. Pada waktu itu orang yang ingin mencari jurnal sebagai bahan
pustaka harus melewati proses seperti mencari kartu kartu per kartu katalog yang
memuat index tentang artikel yang diinginkan, kemudian mencatat nomor pada
kartu tersebut yang akan membantu menemukan artikel yang dicari barulah
kemudian mencari rak lalu mencari artikel dengan volume yang diinginkan.
Artikel diinginkan belum dapat begitu saja kita temukan, proses
selanjutnya yang tak kalah membosankan adalah mencari volume yang diinginkan
yang terjajar rapi di rak, dan kemudian mencari dengan seksama volume mana
yang memuat tema yang kita inginkan. Barulah setelah ditemukan kemudian kita
mencatat bibliography, dan membacanya untuk sekian waktu dan apabila sudah
menemukan bagian yang penting kita mencatatnya dengan hati-hati pada buku
kita.
Berbeda dengan jaman dahulu, ada jaman yang lebih modern ini
penggunaan kartu katalog telah berubah menjadi computer, sehingga dibanding
dengan jaman dahulu bekerja di perpustakaan bisa menjadi lebih cepat. Kadang
juga beberapa perpustakaan telah menyediakan online database buku-buku, artikel
dan lain lain yang dimilikinya sehingga dapat di akses secara online.
Menurut Lewis (1988) dalam Leedy (2005) yang menyatakan bahwa tidak
hanya perpustakaan yang telah berubah, namun pandangan tentang pengetahuan
pun kini juga telah berubah. Perbahan juga terjadi pada berkurangnya tingkat
spesifitas penelitian dalam hal metodologi dan masalah yang diambil. Penelitian
yang dilakukan kebanyakan juga berhubungan dengan disiplin ilmu lain, yang
berarti untuk mengakses informasi dari disiplin ilmu lain juga harus lebih
dipermudah.
Agar memudahkan kita dalam mengakses informasi di perpustakaan, akan
lebih baik jika kita mengetahui bagaimana cara mendapatkan informasi yang kita
inginkan dengan cepat dan efisien. Yang pertama harus kita lakukan adalah
mencari buku di database perpustakaan dengan melauikomputer. Jika kita
mengetahui judul buku atau pegarangnya akan lebih baik, namun jika tidak kita
bisa mengetikkan kata kunci dari buku yang diinginkan, biasanya jika kita
beruntung akan langsung muncul judul yang berkaitan. Selanjutnya sebagai
peneliti tidak ada salahnya juga apabila kita mampir sejenak pada bagian yang
memuat index dan abstrak dari jurnal yang kita inginkan. Biasanya sebuah
perpustakaan memiliki database tentang abstrak atau indek jurnal, terkadang juga
ada yang memiliki database internasional.
Apabila kita ingin mencari informasi di perpustakaan mintalah bantuan
bagian referensi. Petugas perpustakaan yang bekerja di bagian ini akan membantu
kita untuk menemukan informasi yang kita cari dengan cepat. Seringkali peneliti
malu untuk meminta bantuan karena terlalu nave, namun terkadang kita tidak
mengetahui bahwa ternyata perkembangan informasi juga sangat pesat sehingga
lokasi dari informasi yang diinginkan telah berubah. Selanjutnya hal yang paling
penting adalah menemukan buku atau artikel yang diinginkan di rak. Kebanyakan
peneliti yang sudah berpengalaman tidak hanya akan mengambil buku yang
diinginkan namun juga mengambil buku yang ada disebelahnya sebagai bahan
referensi. Penataan buku di perpustakaan bukan hal yang tidak memiliki dasar.
Kebanyakan perpustakaan akan menggunakan dua prinsip sistem klasifikasi, yaitu
klasifikasi desimal menurut Dewey, dan berdasarkan kongres klasifikasi
perpustakaan.
2.2.2 Penggunaan Komputer dan Softwarenya Sebagai Alat Penelitian
1. World Wide Web (WWW)
Penggunaan computer pada jaman sekarang adalah hal yang sangat umum.
Komputer memiliki kecepatan dan tingkat ke efisienan yang tinggi namun tetap
memiliki kekurangan. Menggunakan computer memiliki keuntungan tersendiri
bagi peneliti. Salah satu yang paling kita kenal adalah internet. Pada jaman yang
serba teknologi ini istilah WWW (world wide web) mungkin sudah tidak asing
lagi. Jika kita ingin mengakses jurnal kita akan mengunjungi web site ternteu
yang memiliki url terntentu pula misalnya http://www.unh.edu/ untuk universitas
new hamphshire.
Jika kita ingin mengakses web site kita harus mempunyai web browser.
Dan jika kta ingin mencari jurnal namun tidak mengetahui URL nya maka kita
bisa mennggunakan search engine seperti google, yahoo dll. dengan
menggunakan search engine kan lebih memudahkan kita dalam mencari informasi
yang kita inginkan. Search engine akan menampilkan beberapa web link yang
langsung bisa kita akses. Selain itu keuntungan menggunakan web browser adalah
kita bisa menyimpa laman yang diakses dan membacanya lain kali.
2. Electronic Mail (E-mail)
Elektronik mail atau e-mail mempermudah kita dalam berkomunikasi antar
daerah, provinsi bahkan antar Negara dalam waktu yang relative singkat. Pada
jaman dahulu orang yang ingin berkomunikasi jarak jauh mengalami kesulitan
karena harus berkirim surat melalui kantor pos dan menunggu lama. Sekarang
hanya dalam hitungan menit surat sudah bisa dikirim dari satu Negara ke Negara
lain.
3. News
News adalah feature yng menampilkan berita atau informasi secara luas,
orang juga bisa memberikan komentar mereka dan berdiskusi dengan topic
tersebut. Selian itu adapula list servers. List servers merupakan mailing list, dan
akan memeberikan e-mail pada orang yag sudah terdaftar didalamnya. Dengan list
server ini orang juga bisa berdiskusi secara luas dengan topic yang digemari.
2.2.3 Pengukuran sebagai alat penelitian
Pengukuran adalah membatasi data dari berbagai fenomenasubstansial
maupun tidak substansialsehingga data tersebut dapat ditafsirkan, dan pada
akhirnya dibandingkan untuk mendapatkan standar kualitatif dan kuantitatif yang
di setujui (Leedy, 2005).
Dari pengertian diatas dapat dijabarkan bahwa ketika kita menialai suatu
pengukuran aka nada hal-hal yang kita tentukan batasannya yang dapat menahan
data. Kita mendirikan penghalang antara data yang dapat dimasukkan dan yang
tidak. Dalam pengukuran ada hal yang substansial maupun yang tidak substansial.
Hal-hal yang diukur dalam pengukura substansial adalah hal-hal yang memiliki
dasar yang jelas secara fisik. Dalam pengukuran tidak substansial yang diukur
berupa konsep, ide, opini, perasaan, atau hal yang terlihat lainnya.
Ketika peneliti menambahkan pengetahuan secara tiba-tiba pada data yang
telah mereka kerjakan, mereka akan mengalami rasa kegembiraan. Data telah di
tefsirkan: data-data tersebut telah ditransformasikan menjadi penemuan kecil,
wahyu, pencerahan, dan pengetahuan yang telah didapatkan oleh peneliti
sebelumnya. Peneliti harus memiliki cita-cita, arah yang benar, titik pendahuluan.
Pengukuran pada dasarnya merupakan proses dalam membandingkan sesuatu.
Data yang diuji secara statistika secara terus-menerus di tafsirkan dengan
perbedaan dalam norma statistika.
A. Empat skala dalam pengukuran
Skala pengukuran akan sangat dapat mendikte prosedur statistika yang
dapat digunakan dalam memproses data. Berikut adalah empat macam skala
dalam pengukuran:
1. Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengkalsifikasikan obyek,
individual atau kelompok. Dalam mengidentifikasi hal-hal tersebut digunakan
angka-angka sebagai simbol yang digunakan untuk membedakan sebuah
karakteristik dengan karakteristik lainnya.
Contoh: responden: 1. Laki-laki, 2. Perempuan.
Dengan skala ini kita dapat menemukan presentase dari orang-orang
dalam beragam subgroup didalam sebuah grup total. Sebagai contoh kita dapat
menghitung presentase jumlah anak laki-laki dan perempuan dalam sebuah kelas.
Kita dapat menggunakan tes chi-square untuk membandingkan frekuensi relative
dari orang-orang pada kategori yang beragam.
2. Skala Ordinal
Pada jenis skala pengukuran ini, angka yang diberikan mengandung
pengertian tingkatan. Skala ini tidak memberikan nilai yang absolute terhadap
objek, tetapi hanya memberikan urutan (rangking) saja (Nazir, 2005).
Contoh: urutan siswa di dalam kelas berdasarkan tinggi badan, mulai dari
paling tinggi ke paling rendah, siswa dengan badan paling tinggi diberi urutan ke-
1, kemudian di bawahnya diberi urutan ke-2, dan seterusnya.
Sebagai tambahan dalam perhitungan statistikanya kita dapat
menambahkan data nominal, sehingga kita dapat menentukan median.
3. Skala Interval
Pada skala interval, pembedaan peristiwa dapat diurutkan. Antara
peringkat satu dengan yang lain memiliki arti. Dengan kata lain, dapat dibuat
dalam peringkat data dapat pula dikuantitatifkan.
Contoh: interval nilai pelajaran Biologi pada suatu SMA adalah 0-100, bila siswa
A dan B masing-masing memiliki nilai 45 dan 90 bukan berarti tingkat kecerdasan
B dua kali tingkat kecerdasan A meskipun nilai B dua kali nilai A.
Skala pengukuran interval memungkinkan adanya analisis statistic karena
merefleksikan jarak yang sama antara poin yang berdekatan, dan dapat
menggunakan perhitungan means, standar deviasi, dan korelasi produk momen
Pearson.
4. Skala Rasio
Karakteristik dari skala pengukuran rasio adalah adanya unit pengukuran
yang sama dan adanya nilai 0 yang mutlak, nilai 0 mutlak tersebut merupakan
skala yang merefleksikan ketidak hadiran total dari suatu karakteristik yang
diukur.
Contoh: berat badan Sari 70 kg sedangkan berat Maya 35 kg yang berarti
berat Sari adalah dua kali berat Maya, sehingga berat Sari dan Maya adalah 1:2.
B. Validitas dan Realibilitas
Menurut Azwar (1986), validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala atau instrument dapat dikatakan memiliki
validitas yang tinggi apabila instrument tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau
member hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukurannya.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004), reliabilitas menunjukkan sejauhmana
hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus
reliable dalam arti memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

2.2.4 Statistik sebagai Alat Penelitian


Statistic memiliki fungsi pokok yaitu membantu peneliti dalam
mendeskripsikan data dan menarik kesimpulan dari data. Statistic dapat
memadatkan data yang berlimpahan menjadi sejumlah informasi yang dapat lebih
mudah dipahami akal peneliti. Dalam rosesnya, statistic dapat membantu peneliti
melihat pola dan hubungan pada dat yang mungkin dilain pihak tidak di
perhatikan. Lebih umumnya, statistic membantu akal manusia memahami data
yang berbeda sebagai kesatuan yang teratur.

2.2.5 Pemikiran Manusia


Perhitungan statistik dapat menjelaskan kondisi data yang kita kelolah,
seperti bagaimana validitasnya, dan bagaimana hubungan antara variabel yang ada
dalam suatu penelitian. Namun, statistic tidak dapat meninterpretasikan data-data
tersebut hingga mencapai kesimpulan logis seperti yang dimaksudkan oleh data
tersebut. Hanya pemikiran penelitinya sajalah yang mampu melakukan hal
tersebut.
Pemikiran manusia tidak diragukan lagi sebagai alat utama yang
digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Pemikirian manusia mampu
mengembangkan sejumlah strategi untuk membantu mereka dalam mengetahui
segala sesuatu yang belum mereka ketahui. Kunci perkembangan pemikiran
tersebut diantaranya logika deduktif, alasan induktif, metode penelitian, berfikir
kritis dan kolaborasi (Leedy, 2005).
a. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bermula dari suatu asumsi. Penalaran deduktif terjadi
ketika seorang peneliti bekerja dari informasi yang lebih umum menuju yang
lebih spesifik. Terkadang hal ini disebut pendekatan "top-down" karena peneliti
memulai di bagian atas dengan cakupan informasi yang sangat luas dan mereka
bekerja dengan cara mengacu pada kesimpulan tertentu (Ashley, Tanpa tahun).
Misalnya, seorang peneliti mungkin memulai dengan teori tentang topik yang
diminati. Dari sana, ia akan mempersempit yang turun menjadi hipotesis yang
lebih spesifik yang dapat diuji. Logika deduktif sangat diperlukan untuk
merumuskan suatu hipotesis penelitian dan juga menguji keabsahan suatu teori
(Leedy, 2005).
b. Penalaran induktif
Berbeda dengan penalaran deduktif, penalaran induktif tidak bermula dari
suatu asumsi melainkan berawal dari suatu kejadian / observasi (Leedy, 2005).
Penalaran induktif berlawanan dengan penalaran induktif, karena pada penalaran
induktif berlangsung dari pengamatan khusus untuk generalisasi yang lebih luas
dan teori(Ashley, Tanpa tahun).
c. Metode Saintifik
Metode saintifik merupakan suatu upaya memecahkan permasalahan
melalui (1) Identifikasi permasalahan, (2) Menyusun hipotesis, (3) mengumpulkan
data yang sesuai dengan hipotesis, (4) Menganalisis dan menginterpretasi data
untuk mengetahui apakah mendukung hipotesis atau tidak.
d. Berfikir Kritis
Sebelum memulai suatu penelitian, peneliti biasanya mencari topik dan
teori prespektif yang berhubungan dengan topik yang akan dikaji. Namun, mereka
tidak begitu saja menerima penemuan riset dan teori. Justru, mereka harus
menyimak untuk kesalahan asumsi, kelemahan metodelogi, analisis data yang
janggal, dan kesimpulan yang tidak bisa dipercaya. Dengan kata lain seorang
peneliti yang baik selalu berfikir kritis.
e. Kolaborasi
Dalam suatu penelitian jika seorang peneliti bekerja sendiri untuk
menyelesaikan penelitian akan lebih sulit mengingat adanya keterbatasan yang
dimiliki oleh peneliti. Dengan melibatkan peneliti professional lainnya untuk
bersama-sama menyelesaikan proyek penelitian kita dapat mempermudah
menyelesaikan proses penelitian tersebut.
Semua proses yang telah dideskripsikan mulai dari penalaran induktif
hingga kolaborasi dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam memanfaatkan
pemikiran manusia sebagai suatu alat penelitian.

2.2.6 Bahasa Sebagai Alat Penelitian


Salah satu sarana untuk pengembangan penelitian adalah bahasa. Tanpa
penggunaan bahasa yang baik, benar dan komunikatif; sebaik apapun penelitian
tidak akan mencapai sasaran.Demikian pula pengembangan bahasa yang baik
akan kukuh jika disokong oleh penelitian yang baik (Hartati, 2008). Untuk
menghasilkan kinerja penelitian yang baik, maka data, logika dan bahasa yang
digunakan seharusnya selaras antara peneliti dan pengguna hasil
penelitian/pembaca.
Seluruh proses penelitian mulai judul, proposal, pelaksanaan sehingga
laporan penelitian menggunakan bahasa. Hal ini bermakna proses dan strategi
penulisan dari yang sederhana sehingga yang kompleks akan bertumpu pada satu
hal utama, yaitu bahasa. Bahasa berperan sebagai perantara utama antara ide atau
pandangan penulis sehingga tulisan difahami dan enak dibaca. Seperti yang telah
kita ketahui tidak semua penelitian tertulis dalam Bahasa Indonesia, penggunaan
Bahasa Inggris maupun bahasa lainnya pun kerap kita jumpai dalam penulisan
suatu penelitian, sehingga kemampuan dalam menguasai beberapa bahasa perlu
dimiliki untuk seorang peneliti dalam mendukung proses penelitiannya.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dalam melakukan penelitian, para peneliti telah dibantu dengan berbagai
alat penelitian yang ada. Menurut Leedy (2005) ada enak alat penelitian yang
dapat membantu peneliti yaitu, perpustakaan, computer dan softwarenya, alat
pengukuran, statistic, pemikiran manusia, dan yang terakhir adalah bahasa

1.2 Saran
Sebaiknya dalam suatu penelitian, seorang peneliti memperhatikan
intrumen penelitian agar mendapatkan hasil yang baik.
DAFTAR RUJUKAN

Ashley, Crossman. Tanpa tahun. Deductive Reasoning Versus Inductive


Reasoning.(Online),
(http://sociology.about.com/od/Research/a/Deductive-Reasoning-
Versus-Inductive-Reasoning.htm), diakses tanggal 03 September 2017.

Azwar, Azrul. 1986. Reliabilitas dan Validitas: Interpretasi dan Komputasi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hartati, Tatat. 2008. Peranan Bahasa dalam Penelitian di Perguruan Tinggi. Jurnal
Pendidikan Dasar No.10. (Online),
(http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor
_10Oktober_2008/Peranan_Bahasa_dalam_Penelitian_di_Perguruan_Ti
nggi.pdf), diakses tanggal 03 September 2017.

Leedy, Paul D dan Ormord, Jeanne Ellis.2005. Practical Research. New Jersey:
Pearson Education, Inc.,

Nazir, Mohamad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo


Persada

You might also like